Anda di halaman 1dari 12

KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MELALUI

KEPEMIMPINAN PROFETIK UMAR BIN ABDUL AZIZ

Jurnal ini dibuat sebagai pra-syarat mengikuti Intermediate Training


Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bekasi

Dendi Gumilar
Email : Gumilardendi58@gmail.com

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG LUBUKLINGGAU
2022
KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MELALUI
KEPEMIMPINAN PROFETIK UMAR BIN ABDUL AZIZ

Dendi Gumilar
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Lubuklinggau
Email : Gumilardendi58@gmail.com

ABSTRAK
Dalam perspektif agama monoteistis (agama yang meyakini Tuhan Yang Esa, agama tauhid),
kelahiran pemimpin merupakan kehendak Tuhan karena sejak semula Tuhan menciptakan
manusia pertama, yakni Adam a.s sebagai khalifah atau pemimpin Karena Pada Dasarnya
Sejak manusia dilahirkan mereka telah membawa peran yang sangat penting yakni salah
stunya adalah pemimpin (khalifah) di muka bumi ini yang mana akan ditanyakan
tentang kepemimpinannya baik memimpin negara, daerah, keluarga maupun dirinya
sendiri. Konsep-konsep kepemimpinan profetik diatas penulis mengambil teladan khalifah
Umar Bin Abdul Aziz atas kebijakan-kebijakannya. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan deskriftif. Tujuan deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan gambaran/penjelasan yang berkaitan dengan hasil
penelitian. Maka dampak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz
selamamenjadi khaliafah lebih kurang dua setengah tahun adalah kesejahteraan rakyat
meningkat, daya beli masyarakat meningkat, orang miskin berkurang, pajak berkurang karena
banyak yang masuk Islam, munculnya keamanan dan kenyamanan sosial,datangnya
pertolongan dari Allah/ kemenangan, dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Kesejahteraan, Umar Bin Abdul Aziz

1
PENDAHULUAN
Dalam perspektif agama monoteistis (agama yang meyakini Tuhan Yang Esa, agama
tauhid), kelahiran pemimpin merupakan kehendak Tuhan karena sejak semula Tuhan
menciptakan manusia pertama, yakni Adam a.s sebagai khalifah atau pemimpin.
Kepemimpinan Adam telah direncanakan oleh Allah membekali Adam dengan seperangkat
ilmu pengetahuan yang luas dan para malaikat pun tidak mampu menguasainya. Bahkan
Allah menyatakan beberapa ayat dalam al-Qur‟an. Ayat tersebut memberikan pemahaman
mengenai kemunculan pemimpin dimuka bumi sebagai kehendak Allah, yang sengaja
diciptakan untuk memelihara dan memberdayakan bumi dengan segala isinya. 1
Ketika membahas kepemimpinan, kita juga bisa mempelajari pola kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW, yang dapat dijadikan rujukan utama dalam kehidupan manusia.
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW berjalan di atas nilai-nilai Islam yang berhasil
menanamkan keimanan, ketaqwaan, kesetiaan, dan semangat juang untuk membela
kebenaran. Selain mendapat petunjuk, bantuan, dan perlindungan dari Allah SWT,
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang dapat diteladani oleh umatnya, yaitu: akhlak
Nabi Muhammad SAW yang terpuji tanpa cela;2
Namun pada realitanya kepemimpinan di masa kini dengan berbagai perkembangan
masyarakat dan krisis multidimensi yang telah melanda Indonesia, sehingga menyebabkan
menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang memiliki komitmen tinggi
terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam berbagai bidang kehidupan banyak ditemui
pemimpin-pemimpin pendidikan karbitan atau amatiran yang tidak memiliki visi dan misi
yang jelas tentang lembaga pendidikan atau sekolah yang dipimpinnya. Kondisi seperti ini
telah mengakibatkan buruknya iklim dan budaya sekolah, bahkan telah menimbulkan banyak
konflik negatif dan stres para bawahan yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja perlu penanganan
yang serius, karena kepemimpinan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
membangun sekolah efektif.
Karena Pada Dasarnya Sejak manusia dilahirkan mereka telah membawa peran yang
sangat penting yakni salah stunya adalah pemimpin (khalifah) di muka bumi ini yang
mana akan ditanyakan tentang kepemimpinannya baik memimpin negara, daerah,
keluarga maupun dirinya sendiri. Termasuk dalam masalah kepemimpinan, setiap
pemimpin berpijak pada konsepkepemimpinan yang relevan dengan ajaran Islam. Pemimpin
yang baik haruslah memiliki 3 faktor yaitu kepemimpinan, pekerja dan

1 Beni Ahmad Saebani, Kepemimpinan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), 41-43.


2 Ibid., 80.

2
situasi. 3 Hal ini yang sebaiknya menjadi teladan dalam memimpin adalah
kepemimpinan Nabi (propetic). Keberhasilan kepemimpinan yang telah dibuktikan oleh
Nabi Muhammad saw adalah selaku seorang pemimpin. Beliau adalah orang yang paling
berhasil dan berpengaruh sepanjang masa.Jika hal negatif juga terjadi dalam masa
kini dimana seorang pemimpin sudah mulai hancur rasa kemanusiaan serta terkikisnya
sifat religius dan kaburnya nilai-nilai kemanusiaan maka ini adalah masa dimana puncak
kekhawatiran bagi manusia. Oleh karena itu, diperlukannya pembenahan
kepemimpinan untuk mengatasi buruknya kondisi kepemimpinan yang ada. Pembenahan
kepemimpinan ini merupakan suatu langkah going back to basic yakni dimana perlu adanya
pembenahan yang mendasar terhadap konsep kepemimpinan. 4
Sehngga jika dilihat dari seluruh uraian diatas maka dengan demikian kesejahteraan
Sosial masyarakat yang bertitik pusat pada perkembangan ekonominya bahwa pemimpin
haruslah mamp menjadi suri tauladann dari kebijakan yang ditetapkan, meskipun
kesejahteraan tak mampu dengan tepat kita ukur dengan perhitungan semata, setidaknya
mampu menjadi sebuah perawalan untuk menanggapi isu isu kesejahteraan yang ada dengan
adanya kebijakan. Disini penulis dengan sengaja menyuguhkan salah seorang khalifah bani
Umayyah Umar Bin Abdul Aziz karena dari sudut pandang pemikiran penulis track record
dari kepemimpinan khalifah Umar Bin Abdul Aziz mampu menjadi suri tauladan untuk
menetapkan sebuah kebijakan social mapun ekonomi demi kesejahteraan rakyatnya,
Dengan demikian penulis menyuguhkahan sebuah jurnal yang penulis beri judul
“Kesejahteraan Sosial Masyarakat Melalui Kepemimpinan profetik Umar bin Abdul Aziz”

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang bertujuan deskriftif.Tujuandeskriptif dimaksudkan untuk memberikan
gambaran/penjelasan yang berkaitan denganhasil penelitian.sehingga hasil penelitian ini bisa
dipahami oleh pembaca.Penelitian inijuga menggunakan metode sejarah yang mempunyai
perspektif historis.

3 Nuraeni Nuraeni, Halimah Halimah, and Junaedi Junaedi, ‘Pengaruh Kompetensi Manajerial Dan Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Ra PC Weru Kabupaten Cirebon’, Eduprof, 1.2, 319704
4Bachtiar Firdaus. 2016, Seni Kepemimpinan Para Nabi (Jakarta: Gramedia, 2016).

3
PEMBAHASAN
Rekonstruksi Iklim Peningkatan Ekonomi
Sikap khalifah-khalifah sebelum Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah banyak
membebankan rakyat sehingga ia telah menjadikan rakyat yang kaya terus bertambah kaya
dan rakyat yang miskin bertambah miskin. Keadaan tersebut diperakui sendiri oleh Khalifah
Umar bin Abdul Aziz sehingga beliau menyatakan ketidak puasan hatinya terhadap cara
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memerintah. Cara Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik
memerintah telah membuatkan rakyat berada dalam sistem ekonomi yang merugikan rakyat. 5
Apabila Khalifah Umar bin Abdul Aziz dilantik menjadi khalifah menggantikan Khalifah
Sulaiman bin Abdul Malik, beliau telah mencipta iklim sihat untuk pertumbuhan ekonomi
rakyat dan negara. Penciptaan iklim sihat tersebut telah memberi keuntungan kepada rakyat
dan telah membuatkan berlakunya pertambahan dana Baitumal 6.
Antara perkara yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan melarang
gabenor-gabenor dan kakitangan kerajaan melakukan monopoli terhadap kekayaan dan aset
negara. Selain itu, beliau juga melarang gabenor-gabenor dan kakitangan kerajaan merampas
dan menyita kekayaan secara zalim7. Harta-harta yang telah dirampas oleh gabenor-gabenor
dan kakitangan kerajaan secara zalim sebelum beliau menguatkuasakan undang-undang
tersebut dikembalikan semula oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada pemiliknya yang
asal. Beliau berusaha menyelidik dan menghebahkan kepada rakyatnya yang dizalimi untuk
menggembalikan harta-harta tersebut. Sekiranya tidak diketahui identiti pemiliknya, harta
tersebut menjadi milik negara dan dimanfaatkan untuk rakyat 8. Selain itu, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz juga membina infrastruktur seperti jambatan, menyediakan pengangkutan awam,
menggali beberapa perigi, membina jalan raya dan menggali tanah untuk membina sungai.
Semasa membina infrastruktur-infrastruktur ini Khalifah Umar bin Abdul Aziz
menggarahkan ia dibina tanpa memungut peruntukan daripada sesiapapun. Arahan tersebut
dikeluarkan oleh beliau supaya gabenor-gabenor dan kakitangan kerajaan tidak mengambil
tindakan atau menggambil kesempatan kepada rakyat dengan memungut cukai dan
sebagainya9. telah membuatkan banyak dana Baitumal yang terdiri daripada hasil perniagaan
terutama zakat dan ‘usyur. Tindakan tersebut juga telah membuatkan ramai kafir zimmi

5 Al-Shallabi, Ali Muhammad Muhammad, (2011), Amirul Mukminin Umar Abdul Aziz: Tokoh Perubahan dan Pembaharuan
Menuju Manhaj Nabawi, Selangor: al-Hidayah House of Publishers Sdn. Bhd, h. 387
6 Al-Salabiy, `Ali Muhammad. (2007), Al-Khalifat al-Rasyid wa al-Muslih al-Kabir ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz RadiyalLah ‘Anh wa
Mu’alim al-Tajdid wa al-Islah wa al-Rasyidiy a’la Minhaj al-Nubuwat, Berut: Dar al-Ma’rifat, h. 225
7 Ibn Kathir, Abu al-Fida` al-Hafiz Isma’il. (2005c), Al-Bidayah wa al-Nihayah, Jld. 9, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, h. 268 dan 324.
8 Sayid Al-Ahli, Op.Cit, h. 135 –137.
9 Ibid, h. 391, 399 dan 400.

4
memeluk agama Islam. Penciptaan iklim sihat untuk ekonomi yang telah dilakukan oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz ini telah membawa kesan kepada pertambahan dana
Baitumal. Kebijaksanaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencipta iklim sihat tersebut juga
adalah disebabkan penguasaan ilmu yang dimiliki oleh beliau. Beliau yang digelar sebagai
khalifah berstatus ulama telah membuatkan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh beliau dapat
dilaksanakan oleh beliau sendiri kerana beliau merupakan pemerintah tertinggi kerajaan pada
masa tersebut. Keadaan sebegini secara tidak langsung memudahkan beliau untuk
memantapkan dana Baitumal semasa zaman pemerintahan beliau.
Pemaksimalan Dana Baitul Mal
Dana Islam yang disimpan dalam Baitumal yang diperkasakan oleh Khalifah Umar
bin Abdul Aziz antaranya ialah zakat, ufti, kharaaj, ‘usyur dan seperlima daripada ghanimah
dan fa’ie. Secara keseluruhannya dana zakat semakin bertambah disebabkan hasil perniagaan,
dagangan dan pertanian rakyat. Pertambahan kafir zimmi yang memeluk agama Islam juga
membuatkan dana zakat semakin bertambah. Pertambahan ini berlaku kerana jumlah
penduduk Islam yang semakin ramai yang akhirnya membuatkan jumlah kutipan zaman juga
turut bertambah. Fatwa baru yang dikeluarkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengenai
perluasan hukum membayar zakat kepada zakat ikan dan madu juga membawa kepada
pertambahan dana zakat. Limpahan harta zakat yang berlaku pada zaman pemerintahan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berlaku sehingga dikatakan semua rakyat terkeluar daripada
asnaf penerima zakat. Hal ini telah diriwayatkan oleh Yahya bin Said yang merupakan
gabenor pada zaman tersebut. Beliau berkata:
“Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah
memungutnya, saya berniat untuk memberikannya kepada orang-orang fakir. Namun, saya
tidak menjumpai seorang pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada
waktu itu kaya. Akhirnya, zakat tersebut saya putuskan untuk membeli hamba sahaya lalu
memerdekakannya”10
Ufti yang dikenakan ke atas golongan kafir yang menetap di bawah naungan negara
Islam juga dilakukan berasaskan syarak. Keadaan ini terjadi kerana sebelum pemerintahan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ufti turut dikenakan ke atas penduduk Muslim yang pada
asalnya merupakan kafir zimmi. Semasa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ufti
tersebut dihapuskan oleh beliau kerana bercanggahan dengan syarak. Keadaan ini telah
membuatkan ramai kafir zimmi memeluk Islam. Walau bagaimanapun, situasi tersebut

10 Ibn ‘Abd Hakam, Abdullah. (1994), Al-Khalifat al-‘Adil ‘Umar ‘Ibn ‘Abd ‘Aziz: Khamis al-Khulafa`al-Rasyidin, Kaherah: Dar
al-Fadilat, h. 78.

5
menyebabkan ramai gabenor mengeluh kerana ia dikatakan akan mengurangkan jumlah
rakyat yang membayar ufti. Bagi menyangkal dakwaan tersebut, Khalifah Umar bin Abdul
Aziz telah menjawab tuduhan tersebut dengan sepucuk surat sebagaimana berikut:
“Amma Ba’d. Sesungguhnya Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk
menyerukan agama ini kepada seluruh manusia, bukan sebagai pemungut cukai dan ufti”.
Bagi kafir zimmi yang hidup dalam kemiskinan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak
mewajibkan ufti kepada mereka. Beliau melakukannya sebagaimana yang telah dilakukan
oleh Sayidina Umar bin Khattab RA terhadap kafir zimmi yang miskin dengan mengeluarkan
dana Baitumal untuk membantu mereka. Keputusan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ini telah
menguatkan hubungan rakyat dan gabenor. Selain itu, kepercayaan rakyat kepada gabenor
juga bertambah. Fitnah terhadap kekurangan dana Baitumal juga dapat dihapuskan dengan
perintah melarang gabenor mengutip ufti daripada kafir zimmi yang telah memeluk Islam11.
Ramainya kafir zimmi yang memeluk Islam pada zaman Khalifah Umar bin Abdul
Aziz menyebabkan berlakunya pertambahan pembayar-pembayar zakat. Hal ini berlaku
kerana kafir zimmi terdiri daripada golongan yang kaya. Mereka juga mampu mengeluarkan
zakat harta kerana mereka memiliki perusahaan yang melibatkan sektor perniagaan dan
perdagangan12
Larangan penjualan tanah yang terikat dengan cukai tanah juga menyebabkan kharaaj
meningkat. Larangan terhadap penjualan tanah tersebut juga merupakan perintah yang
dikeluarkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz berdasarkan syariat. Selain daripada
larangan tersebut, Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga telah membina sistem perparitan dan
jalan untuk memudahkan para petani mengairi tanaman dan membawa keluar hasil tanaman
untuk dieksport. Penghapusan beberapa cukai dalam sektor perniagaan juga telah
membuatkan ramai kafir zimmi memiliki keazaman untuk mengembangkan perniagaan yang
mereka miliki. Situasi ini telah membuatkan pembayaran ‘usyur meningkat. Keadaan ini juga
membuatkan dana Baitumal pada era pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
bertambah berbanding sewaktu zaman pemerintahan khalifah Islam sebelum beliau. Walau
bagaimanapun, dana kewangan dalam Baitumal berbentuk seperlima daripada ghanimah dan
fa’ie tidak banyak dapat dikumpul semasa era tersebut. Ia terjadi kerana pada era tersebut,
penumpuan terhadap pembaikan keadaan negara lebih diberi keutamaan. Tempoh
pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang singkat juga tidak memberi peluang untuk

11 7 Kamal Bashir Abdeen. (2006), Al-Siyasah al-Iqtisadiyah wa al-Maliyah li Khalifah al-Rasyid ‘Umar bin ‘Abd ‘Aziz, Dar al-
Mamun li Nasyr wa al-Tauzi’, h. 69.
12 Al-Shallabi, Op. Cit, h. 406.

6
beliau melaksanakan perang berbanding dengan cara berutus surat menyeru raja-raja dan
gabenor-gabenor memeluk Islam.
Dampak Kebijakan-kebijakannya
Dampak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz dirasakan
langsung oleh rakyatnya. Permasalahan rakyatnya benar-benar diperhatikan oleh Umar,
sehingga waktu kerjanya tidak memperhatikan siang dan malam. Umar bin Abdul Aziz juga
sangat takut terhadap Allah SWT, sehingga amanah yang diembannya benar-benar dijalankan
dengan sangat maksimal. Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz juga banyak dicatat oleh para
ulama sebagai pemerintahan yang fenomal dan bersejarah. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
memimpin selama dua setengah tahun, waktu yang relatip singkat. Pada masa pemerintahan
Umar bin Abdul Aziz telah diuraikan diatas terlebih dahulu terkait berbagai kebijakan yang
dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz. Oleh karena itu perlu dilihat apakah dampak-dampak
yang dirasakan dari kebijakan khalifah Umar bin Abdul Aziz?.
Berikut akan diuraikan beberapa dampak kebijakan pengelolaan keuangan publik
Umar bin Abdul Aziz:
a. Kesejahteraan Rakyat Meningat
Pada masa pemerintahan sebelum Umar bin Abdul Aziz, kondisi kesejahteraan
rakyatnya meningkat. Hal ini ditandai dengan orang kaya sulit untuk menyalurkan
sedekahnya karena orang-orang yang dahulunya penerima sedekah sudah menjadi
orang yang mampu. Kondisi tersebut tentu sangat berbeda dengan apa yang ada di
Indonesia saat ini, dimana banyak sekali pengemis/peminta-minta ditemukan
dijalan raya, pasar, tempat-tempat umum dan lain sebagainya. Untuk melihat
gambaran kesejahteraan rakyat Umar bin Abdul Aziz, berikut pernyataan salah
seorang putera Zaid bin Khattab dalam buku Herfi Ghulam Faizi. Umar bin Abdul
Aziz menjadi khalifah hanya dua setengah tahun. Itu samaartinya dengan tiga
puluh bulan. Tidaklah ia meninggal sampai ada seorang ketika itu yang
menitipkan hartanya kepada kami dalam jumlah besar. Ia berpesan: "Bagikan ini
kepada orang-orang fakir." Sampai malam hari ia menunggu siapa orang yang
akan diberinya harta sedekah itu tapi tidak menemukan. Akhirnya ia pulang
membawa kembali harta yang ia niatkan untuk diseekahkan itu. Sungguh Umar
bin Abdul Aziz telah membuat manusia menjadi kaya 13.
b. Daya Beli Masyarakat Meningkat

13 Herfi Ghulam Faizi, Umar Bin Abdul Aziz 29 Bulan Mangubah Dunia, Cahayasiroh, 2012, hal-28.

7
Kesejahteraan masyarakat meningkat juga ditandai dengan daya beli masyarakat
yang meningkat.Meningkatnya daya beli masyarakat disebabkan karena
pendapatan masyarakat yang meningkat, sehingga dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat akan berpengaruh juga kepada pendapatan negara. Orang
yang memiliki pendapatan yang meningkat akan membayar zakat, sadaqah dan
lain sebagainya melalui Baitul Mal, sehingga secara langsung meningkatkan
pendapatan negara. Sungguh manajemen ekonomi Umar bin Abdul Aziz telah
membuahkan hasil yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Ia berikan
fasilitas-fasilitas yang merangsang produktivitas dan kreati-fitas masyarakat. Ia
juga hilangkan semua bentuk aral yang menghadang perkembangan perekono-
mian ummat. Dengan begitu sektor perdagangan pun semakin meningkat.Dan
dengan meningkat-nya sektor itu akanmemacu pertumbuhan ekonomi dari sektor-
sektor lainnya. Sehingga penda-patan masyarakatpun juga akan ikut meningkat.
Kalau sudah begitu tentu bertambah pula zakat yang harus dikeluarkan oleh
masyarakat dari harta mereka.14
c. Orang Miskin Berkurang
Saat itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencanangkan program bantuan kepada
orang-orang miskin. Bagi siapapun orang yang dililit hutang dan tak mampu
mengembalikannya maka pemerin-tah akanmembantunya dalam mengembalikan
hutang-hutangnya itu.Tentu ini adalah salah satu program untuk menyelamatkan
dan meningkatkan perekonomian rakyat. Hingga akhirnya datang sebuah surat
dari salah seorang pegawainya yang diantara isinya adalah sebagaimana berikut
ini: "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya kami mendapati orang yang
mempunyai rumah, pembantu, perabotan rumah tangga yang lengkap serta
kendaraan. Apakah mereka perlu dibantu untuk mengembalikan hutangnya?"
Khalifah menjawab: "Seorang muslim itu harus mempunyai rumah untuk
berteduh, pembantu yang membantunya sehari-hari, kuda untuk berjihad
melawan musuh serta perabotan untuk rumah-nya. Maka yang seperti itu jika
memiliki hutang tetaplah seorang yang perlu dibantu.". Begitulah
gambarankemakmuran masyarakat pada masa itu.
d. Terciptanya Kenyamanan dan Keamanan Sosial

14 Ibid, hal-29.

8
Salah satu indikator keberhasilan pemerintahan Umar bin Abdul Aziz adalah
terciptanya kenyamanan dan keamanan sosial. Pada masa pemerintahan Umar bin
Abdul Aziz, Islam dikembangkan tidak dengan peperangan akan tetapi beliau
lebih banyak fokus kepada perbaikan di internal. Umar pun dikenal dengan
kecerdasan, kematangan berfikir dan kebijaksanaan bersikap.
Kebijaksanaan Umar bin Abdul Aziz terbukti ketika terjadi pemberontakan yang
semakin memanas ketika kekhila-fahan Islam dipegang oleh Yazid bin Muawiyah. Karena
disana Abdullah bin Zubair juga memprok-lamirkan diri sebagai khalifah atas dukungan
masyarakat Madinah. Namun dengan kecerdasan, kematangan berpikir, kebijaksanaan
bersikap, akhirnya Umar bin Abdul Aziz berhasil merangkul kelompok ini dalam pangkuan
Islam yang benar. Sejarah telah mencatat dengan rapi, bahwasanya masa pemerintahan Umar
bin Abdul Aziz ini terkenal dengan keamanan dan kenyamanan sosialnya. Keamanan yang
menyeluruh dan Kenyamanan yang merata.Hal itu disebabkan oleh sikap adilnya dalam
memimpin, semangatnya dalam memerangi kedhaliman, perhatiannya yang besar akan
kebutuhan masyarakat, dan penerapan Syari'at Islam dalam setiap gerak dan nafas
perpolitikan,15

15 Ibid, hal-31.

9
PENUTUP
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memimpin kurun waktu dua setengah tahun.
Kebijakan pengelolaan keuangan publik yang berkaitan dengan penerimaan negara yang
diambil pada masa itu adalah menjadikan zakat sebagai sumber utama pendapatan negara,
mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan negara lainnya, seperti jizyah, kharaj, usyur,
ghanimah/fai dan pajak.Sedangkan kebijakan berkaitan dengan pengeluaran negara/alokasi
Baitul Mal pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran untuk kepentingan
masyarakat umum dan pengeluaran untuk kepentingan negara. Kebijakan pengeluaran yang
diambil oleh Umar bin Abdul Aziz adalah fokus untuk kesejahteraan rakyat dengan prinsip
keadilan. Dampak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz
selamamenjadi khaliafah lebih kurang dua setengah tahun adalah kesejahteraan rakyat
meningkat, daya beli masyarakat meningkat, orang miskin berkurang, pajak berkurang karena
banyak yang masuk Islam, munculnya keamanan dan kenyamanan sosial,datangnya
pertolongan dari Allah/ kemenangan, dan lain sebagainya. Namun Keuangan publik
menyangkut kepentingan masyarakat luas, sehingga diperlukan pengelolaan yang benar dan
tepat.Dalam hal ini pemerintah sebagai pengelola keuangan publik, hendaknya menjalankan
kebijakannyadengan penuh keadilan, tidak melakukan korupsi, kolusi dan
nepotisme.Harapannya seluruh lapisan masyarakat, khususnya ummat Islam bisa mempelajari
atau mengambil intisari dari sejarah hidup khalifah Umar bin Abdul Aziz yang banyak dicatat
sejarah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani, Kepemimpinan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014.


Nuraeni Nuraeni, Halimah Halimah, and Junaedi Junaedi, Pengaruh Kompetensi Manajerial
Dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Ra PC Weru Kabupaten
Cirebon, Eduprof, 1.2, 319704.
Bachtiar Firdaus, Seni Kepemimpinan Para Nabi, Jakarta: Gramedia, 2016.
Al-Shallabi, Ali Muhammad Muhammad, Amirul Mukminin Umar Abdul Aziz: Tokoh
Perubahan dan Pembaharuan Menuju Manhaj Nabawi, Selangor: al-Hidayah House
of Publishers Sdn. Bhd, 2011.
Al-Salabiy, `Ali Muhammad, Al-Khalifat al-Rasyid wa al-Muslih al-Kabir ‘Umar bin ‘Abd
al-‘Aziz RadiyalLah ‘Anh wa Mu’alim al-Tajdid wa al-Islah wa al-Rasyidiy a’la
Minhaj al-Nubuwat, Berut: Dar al-Ma’rifat, 2007.
Ibn Kathir, Abu al-Fida` al-Hafiz Isma’il, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Jld. 9, Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005.
Ibn ‘Abd Hakam, Abdullah, Al-Khalifat al-‘Adil ‘Umar ‘Ibn ‘Abd ‘Aziz: Khamis al-
Khulafa`al-Rasyidin, Kaherah: Dar al-Fadilat, 1994.
Kamal Bashir Abdeen, Al-Siyasah al-Iqtisadiyah wa al-Maliyah li Khalifah al-Rasyid ‘Umar
bin ‘Abd ‘Aziz, Dar al-Mamun li Nasyr wa al-Tauzi’, 2006.
Herfi Ghulam Faizi, Umar Bin Abdul Aziz 29 Bulan Mangubah Dunia, Cahayasiroh, 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai