KORPS HMI-WATI
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2013-2015
1. Nama
Musyawarah nasional KOHATI Ke-XXI Himpunan Mahasiswa Islam
3. Status
a. Musyawarah KOHATI merupakan instansi pengambilan keputusan tertinggi pada
KOHATI.
b. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban pengurus
dan perumusan Program kerja Nasional KOHATI.
c. Musyawarah Nasional KOHATI diselenggarakan dalam rangkaian Kongres HMI.
4. Kekuasaan
a. Mengukuhkan Pedoman dasar KOHATI (PDK), merumuskan Program Kerja
nasional KOHATI dan Rekomendasi.
b. Memilih dan menetapkan Formateur/Ketua Umum dan 2 Mide Formateur.
5. Peserta
a. Peserta Munas KOHATI adalah :
1) Utusan adalah 1 (satu) orang pengurus KOHATI HMI Cabang Penuh.
2) Peninjau adalah pengurus KOHATI PB HMI, 1 orang pengurus KOHATI
BADKO, 1 orang pengurus KOHATI Cabang penuh dan 1 orang pengurus
KOHATI Cabang persiapan dan atau 1 orang bidang pemberdayaan
perempuan.
b. Hak Peserta
1) Peserta Utusan mempunyai hak suara dan hak bicara
2) Peserta peninjau mempunyai hak bicara
3) Peserta dapat bicara atas izin pimpinan sidang
6. Sidang-sidang
a. Sidang Pleno
b. Sidang Komisi
c. Sidang Paripurna
7. Pimpinan Sidang
a. Steering Committee, sampai terpilihnya pimpinan sidang yang baru terbentuk
presidium.
b. Presidium Sidang, yang terpilih dari peserta utusan atau peninjau oleh peserta
utusan MUNAS KOHATI.
c. Pimpinan sidang komisi, dipilih dari dan oleh anggota sidang komisi.
9. Keputusan
a. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
b. Bila poin (a) tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
atau Voting.
10. Quorum
a. MUNAS baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh
jumlah peserta utusan KOHATI.
b. Bila poin (a) tidak terpenuhi, maka MUNAS diundur 1x15 menit dan setelah itu
dinyatakan sah.
c. Sidang Pleno dapat dinyatyakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ + 1 jumlah
peserta MUNAS, apabila hal tersebut tidak dapat terpenuhi maka sidang ditunda
2x10 menit dan kemudian dianggap sah.
11. Sanksi
a. Peserta MUNAS yang melakukan pelanggaran ringan/tindakan anarkis maka
dikenakan sanksi berupa teguran lisan oleh pimpinan sidang.
b. Bila poin (a) tidak terpenuhi (sekurang-kurangnya 2 kali teguran) maka pimpinan
sidang berhak untuk mengeluarkan peserta MUNAS dari ruang sidang sampai
waktu yang ditentukan.
c. Peserta yang melakukan pelanggaran berat, maka dikenakan sanksi
berupapencabutan hak kepesertaan selama MUNAS berlangsung.
12. Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian
berdasarkan Musyawarah Mufakat.
TATA TERTIB
PEMILIHAN PRESIDIIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
1. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta Musyawarah Nasional KOHATI ke
XXI dengan ketentuan diwakili masing-masing untuk badko mencalonkan 1 (satu)
orang presidium sidang.
2. Pimpinan sidang dipilih sebanyak 3 orang dala bentuk presidium
3. Pimpinan sidang dipilih secara mufakat
4. Jika poin 3 (tiga) tidak dapat terpenuhi maka pemilihan dilakukan dengan cara voting
atau suara terbanyak.
5. Bagi calon presidium sidang yang mendapat jumlah suara terbanyak pertama, kedua
dan ketiga langsung ditetapkan sebagai presidium sidang.
6. Juka terdapat jumlah suara yang sama, maka dilakukan musyawarah diantara yang
mendapatkan suara yang sama tersebut.
7. Jika poin 3 (tiga) tidak terpenuhi maka dilakukan pemilihan kembali dari keduanya
dengan cara voting.
PEDOMAN DASAR KOHATI
HASIL MUSYAWARAH NASIONAL
KORPS HMI-WATI XXI
MUKADIMAH
Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridhoi oleh Allah
SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai fitrahnya sebagai khalifah di muka
bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.
Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai derajat yang
sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni sejauh mana ia istiqamah
mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Ilahi dalam kehidupan sehari-hari.
“Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak karimah) maka
negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu”. Dalam
rangka memaknai peran strategis tersebut maka HMI-Wati dituntut untuk menguasai ilmu
agama, iptek serta keterampilan yang tinggi, dengan senantiasa menyadari fitrahnya.
Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat memainkan peranan penting dalam
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu strategi
perjuangan dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadah yang menghimpun
segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
HMI membentuk Korps HMI-Wati (KOHATI) berpedoman pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga HMI.
Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut dibuat Pedoman Dasar KOHATI
sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Korps HMI Wati selanjutnya disingkat menjadi KOHATI.
2. KOHATI PB HMI, selanjutnya disebut KOHATI PB adalah kepengurusan HMI-Wati
yang berada di tingkat PB HMI
3. KOHATI Badko HMI, selanjutnya disebut KOHATI Badko adalah kepengurusan HMI-
Wati yang berada di tingkat HMI Badan Koordinasi (badko)
4. KOHATI HMI Cabang, selanjutnya disebut KOHATI Cabang adalah kepengurusan HMI-
Wati yang berada di tingkat HMI Cabang .
5. KOHATI HMI Korkom, selanjutnya disebut KOHATI Korkom adalah adalah
kepengurusan HMI-Wati yang berada di tingkat HMI Koordinator Komisariat (Korkom)
6. KOHATI HMI Komisariat, selanjutnya disebut KOHATI Komisariat adalah kepengurusan
HMI-Wati yang berada di tingkat HMI Komisariat.
7. Pedoman Dasar KOHATI, selanjutnya disingkat PDK adalah pedoman wajib yang
menjadi sumber referensi operasional KOHATI yang tidak boleh bertentangan dengan
AD/ART HMI.
BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Pasal 5
Sifat
KOHATI bersifat semi-otonom
BAB IV
FUNGSI, USAHA DAN PERAN
Pasal 6
Fungsi
a. KOHATI berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan.
b. KOHATI berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.
Pasal 7
Usaha
1. Membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana gerakan
keperempuanan
2. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
3. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan point a dan b yang sesuai dengan
tujuan,fungsi dan peran KOHATI guna mencapai tujuan HMI.
Pasal 8
Peran
KOHATI berperan sebagai Pembina dan pendidik HMI-wati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Keanggotaan
Anggota KOHATI adalah Mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK I)
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh KOHATI PB , KOHATI Cabang, KOHATI
Komisariat.
2. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI PB, dibentuk KOHATI BADKO.
3. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI Cabang di bentuk KOHATI KORKOM.
Pasal 11
Kekuasaan
1. Musyawarah KOHATI adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi di KOHATI.
2. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban Pengurus,
evaluasi dan proyeksi, perumusan Program Kerja KOHATI, dan pemilihan serta
penetapan formatur/Ketua Umum, dan dua (2) mide formateur.
a. Di tingkat Nasional diselenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) KOHATI
yang merupakan bagian dari Kongres HMI.
b. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Daerah (MUSDA) KOHATI
BADKO yang merupakan bagian dari MUSDA HMI Badko.
c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah KOHATI Cabang yang
merupakan bagian dari Konferensi HMI Cabang.
d. Di tingkat KORKOM diselenggarakan Musyawarah KOHATI KORKOM yang
merupakan bagian dari Musyawarah KORKOM.
e. Di tingkat Komisariat diselenggarakan Musyawarah KOHATI Komisariat yang
merupakan bagian dari Rapat Anggota Komisariat.
Pasal 12
Peserta Musyawarah
Pasal 13
Instansi Pengambilan Keputusan
1. Setiap keputusan KOHATI dilakukan secara musyawarah mufakat.
2. Yang dimaksud dengan tingkatan pengambilan keputusan secara berjenjang terdiri
atas : Musyawarah KOHATI, rapat pleno, , rapat presidium dan rapat harian
3. Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam rapat bidang dan rapat kerja.
Pasal 14
Penetapan Ketua Umum KOHATI
1. Penetapan Ketua Umum KOHATI dilaksanakan dalam Musyawarah KOHATI.
2. Bila Ketua Umum KOHATI tidak dapat menjalankan tugasnya dan/atau melakukan
pelanggaran terhadap aturan-aturan organisasi, maka dapat dipilih Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Pleno KOHATI.
3.
Pasal 15
Personalia Pengurus KOHATI
1. Formatur/Ketua Umum menyusun struktur kepengurusan KOHATI dan dibantu oleh 2
(dua) orang Mide Formatur.
2. Formasi Pengurus KOHATI PB, KOHATI BADKO, KOHATI Cabang, KOHATI
KORKOM dan KOHATI Komisariat terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris
Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, dan
Departemen-Departemen.
3. Formasi Pengurus KOHATI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara .
4. Struktur Pengurus KOHATI terdiri ;
a. KOHATI PB, yang memiliki garis instruksi dan garis koordinasi terhadap seluruh
tingkatan KOHATI di bawahnya.
b. KOHATI Badko, yang memiliki garis koordinasi ke KOHATI PB dan seluruh
tingkatan KOHATI di bawahnya.
c. KOHATI Cabang, yang memiliki garis instruksi terhadap seluruh KOHATI
Komisariat dan garis koordinasi ke KOHATI Badko dan KOHATI PB.
d. KOHATI Korkom memiliki garis koordinasi terhadap KOHATI Komisariat dan
KOHATI Cabang.
e. KOHATI Komisariat memiliki garis intruksi terhadap seluruh anggota HMI Wati di
Komisariat dan garis koordinasi kepada KOHATI Cabang.
f.
Pasal 16
Kriteria Pengurus
a. Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI PB adalah HMI-Wati yang
pernah menjadi Pengurus KOHATI Cabang dan/atau Pengurus KOHATI
Badko/KOHATI PB, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK III (Pasal 53 huruf g ART
HMI)
b. Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI Badko adalah HMI-Wati yang
pernah menjadi Pengurus KOHATI Komisariat dan/atau Pengurus KOHATI Cabang,
KOHATI Badko, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK II.
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum KOHATI/Pengurus KOHATI Cabang adalah HMI-
wati yang pernah menjadi pengurus Kohati Komisariat/Bidang Pemberdayaan
Perempuan HMI Komisariat, KOHATI Korokom dan/atau KOHATI Cabang, berprestasi
dan telah lulus LKK dan LK II.
d. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI KORKOM adalah HMI-wati
yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat/bidang pemberdayaan perempuan,
KOHATI Korkom, berprestasi dan telah lulus LK I dan atau LKK.
e. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI Komisariat adalah HMI-wati
yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat, berprestasi dan telah mengikuti LK
I dan LKK.
Pasal 17
Pengesahan dan Pelantikan Pengurus KOHATI
1. Di tingkat PB HMI, KOHATI PB disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum PB HMI
2. Di tingkat BADKO HMI, KOHATI BADKO disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
BADKO HMI dengan dihadiri dan disaksikan oleh Pengurus KOHATI PB.
3. Di tingkat HMI Cabang, KOHATI Cabang disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Cabang dengan dihadiri dan disaksikan oleh pengurus KOHATI Badko.
4. Di tingkat KOHATI KORKOM , KOHATI KORKOM disahkan dan dilantik oleh Ketua
Umum HMI Korkom dengan dihadiri dan disaksikan oleh pengurus KOHATI Cabang.
5. Di tingkat KOHATI Komisariat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Komisariat dengan dihadiri dan disaksikan oleh pengurus KOHATI Korkom.
BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 18
KOHATI PB
1. KOHATI PB adalah penanggung jawab masalah KOHATI di tingkat Nasional.
2. KOHATI PB bertanggung jawab dalam MUNAS KOHATI dan menyampaikan
laporannya kepada Kongres.
3. KOHATI PB wajib memberikan tanggapan terhadap laporan kerja kepada KOHATI
BADKO dan KOHATI Cabang.
Pasal 19
KOHATI BADKO
1. KOHATI BADKO adalah wakil KOHATI PB di tingkatan regional yang merupakan
unsur perpanjangan tangan KOHATI PB untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan
KOHATI di wilayah koordinasinya.
2. KOHATI BADKO bertanggung jawab kepada Musda KOHATI BADKO dan
menyampaikan laporan kepada MUSDA BADKO serta wajib menyampaikan tembusan
laporan kepada KOHATI PB.
3. KOHATI BADKO wajib menyampaikan laporan kerja secara tertulis minimal enam
bulan sekali kepada KOHATI PB melalui forum pelno KOHATI PB.
4. Dalam hal KOHATI Badko tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) KOHATI PB dapat memberikan teguran.
Pasal 20
KOHATI Cabang
1. KOHATI Cabang adalah aparat HMI Cabang yang mengkoordinir kegiatan KOHATI di
HMI Cabang setempat.
2. KOHATI Cabang bertanggung jawab kepada Musyawarah KOHATI Cabang dan
memberikan laporan kepada KONFERCAB.
3. KOHATI Cabang wajib menyampaikan hasil Musyawarah KOHATI Cabang dan susunan
kepengurusan KOHATI Cabang kepada HMI Cabang setingkat dengan tembusan PB
HMI, KOHATI PB dan KOHATI BADKO.
4. KOHATI Cabang wajib memberikan tanggapan terhadap laporan kerja kepada KOHATI
BADKO dan KOHATI Cabang.
5. KOHATI Cabang wajib menyampaikan laporan dan informasi kerja secara tertulis
minimal 6 bulan sekali kepada KOHATI PB dengan tembusan kepada KOHATI
BADKO.
6. Dalam hal KOHATI Cabang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) KOHATI PB dapat memberikan teguran.
Pasal 21
KOHATI KORKOM
1. KOHATI KORKOM bertanggung jawab kepada Musyawarah KOHATI KORKOM dan
menyampaikan laporan kepada Musyawarah KORKOM.
2. KOHATI KORKOM adalah wakil KOHATI Cabang yang merupakan perpanjangan
tangan KOHATI Cabang dalam mengkoordinir kegiatan KOHATI Komisariat-komisariat
di wilayah koordinasinya.
3. KOHATI Korkom wajib menyampaikan hasil musyawarah KOHATI KORKOM dan
lampiran susunan kepengurusan KOHATI KORKOM kepada KOHATI Cabang.
4. KOHATI KORKOM wajib menyampaikan laporan dan informasi kerja secara tertulis
minimal 6 bulan sekali kepada KOHATI Cabang.
5. Dalam hal KOHATI Korkom tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) KOHATI Cabang dapat memberikan teguran.
Pasal 22
KOHATI Komisariat
1. KOHATI Komisariat bertanggung jawab kepada Musyawarah KOHATI Komisariat dan
menyampaikan laporan pada Rapat Anggota Komisariat.
2. KOHATI Komisariat adalah aparat HMI Komisariat yang mengkoordinir pembinaan
perkaderan HMI-Wati di komisariat.
3. KOHATI Komisariat menyampaikan hasil musyawarah dan lampiran susunan Pengurus
kepada HMI Komisariat dengan tembusan HMI Cabang, KOHATI Cabang dan
KOHATI KORKOM.
4. KOHATI Komisariat wajib menyampaikan informasi kegiatan secara tertulis minimal 6
bulan sekali kepada KOHATI Cabang dengan tembusan kepada KOHATI KORKOM.
5. Dalam hal KOHATI Komisariat tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) KOHATI Cabang dapat memberikan teguran.
BAB VI
ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
Pasal 23
Pedoman Administrasi dan Surat Menyurat KOHATI
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 25
Keuangan
1. Sumber dana KOHATI diperoleh dari dana yang halal dan tidak mengikat.
2. Akuntabilitas dan Transparansi keuangan wajib disesuaikan dengan Pedoman
Keuangan dan Harta Benda yang berlaku di HMI.
BAB VIII
PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN KOHATI
Pasal 26
Pembentukan KOHATI
1. Pembentukan KOHATI di tingkat PB HMI, BADKO HMI, HMI Cabang, KORKOM
HMI dan HMI Komisariat diputuskan pada forum pengambilan keputusan tertinggi HMI
setingkat.
2. Status KOHATI HMI disesuaikan dengan status HMI setingkat.
3. Pembentukan KOHATI komisariat dilakukan minimal memiliki 10 orang HMI-Wati.
Pasal 27
Pembekuan KOHATI
Tujuan yang jelas diperlukan dalam sebuah organisasi, sehingga setiap usaha yang
dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Tujuan
organisasi dipengaruhi oleh motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas
di mana dia berada. Dalam totalitas perkaderan HMI, KOHATI merupakan bagian intern
yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
KOHATI sebagai suatu organisasi yang ide dasar pembentukannya dilandaskan pada
kebutuhan akan pengembangan misi HMI secara luas, serta kebutuhan akan adanya
pembinaan untuk HMI-wati yang lebih inspiratif, memandang penting bahwa kualitas dan
peranan HMI-wati perlu terus dipacu/di tingkatkan.
Dalam rangka itu KOHATI merumuskan tujuannya sebagai berikut :
Membina muslimah (HMI-Wati) berkualitas insan cita dengan meningkatkan kualitas dan
peranan HMI-Wati pada umumnya dan bidang keperempuanan pada khususnya.
Dengan rumusan tujuan tersebut KOHATI memposisikan dirinya sebagai bagian yang ingin
mencapai tujuan HMI, tetapi berspesialisasi pada pembinaan anggota HMI-Wati untuk
meningkatkan kualitas dan peranan HMI-Wati pada umumnya dan bidang keperempuanan
pada khususnya.
Eksistensi KOHATI menjadi sangat penting, karena menjadi “laboratorium hidup”
menghasilkan HMI-wati yang berkualitas menghadapi masa depan; kualitas terbaik sebagai
seorang putri bagi kedua orang tuanya, istri bagi suaminya, ibu bagi anaknya kelak, serta
kualitas terbaik sebagai anggota masyarakat.
Sesuai dengan ide dasar pembentukannya, maka proses pembinaan di KOHATI
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan peranannya sebagai bagian dari HMI. Ini
dimaksudkan bahwa aktifitas HMI-wati tidak saja di KOHATI dan HMI, tetapi juga dalam
dunia mahasiswa, juga masyarakat luas, terutama dalam merespons dan mengantisipasi
masalah keperempuanan. Dengan demikian, maka jelas bahwa tugas KOHATI adalah
melakukan akselerasi pada pencapaian tujuan HMI.
Untuk dapat menjalankan peranannya dengan baik maka KOHATI harus membekali dirinya
dengan meningkatkan kualitasnya karena anggota KOHATI adalah HMI-wati yang memiliki
watak dan kepribadian yang teguh, kemampuan intelektual, kemampuan profesional serta
mandiri.
SKEMA ANALISIS TUJUAN KOHATI
Analisa Tujuan Kohati
Meningkatkan
human
Analisarelation
Kohati PB mendapat inspirasi untuk membuat Analisa Tujuan Kohati setelah melihat sebuah
organisasi
bagan untuk pendekatan dalam upaya pencapaian tujuan HMI dalam kerangka tatanan HMI
yang sudah semakin besar.
Bagan seperti itu sangat memudahkan untuk memahami peta secara menyeluruh sehingga
setiap pendukung organisasi dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk mengisi kegiatan
masing-masing wadah, tanpa ada perbenturan.
Peranan
HMI adalah organisasi mahasiswa dan organisasi kader, dimana sesungguhnya kegiatannya
bukannya semata-mata kegiatan-kegiatan ekstern belaka. Pembinaan anggota sebagai
mahasiswa dan kader bangsa seharusnya memegang peran terbesar dalam kegiatan HMI.
Kegiatannya seyogyanya mengacu kepada „student need dan student interest‟ sehingga setiap
anggota HMI menjadi mahasiswa muslim yang berhasil menjangkau prestasi akademik. Jadi,
Kegiatan pembinaan adalah upaya yang terus menerus dan terarah untuk menjadikan mereka
ini insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam, menjadikan mereka
manusia-manusia yang bertanggung jawab melaksanakan peran-perannya kelak dalam
masyarakat.
Dari bagan di atas langsung dapat terbaca bahwa peran ke empat adalah peran yang
pembinaan dan peningkatan kualitanya ada di lingkup kegiatan HMI dalam usaha mencapai
tujuannya. Sedangkan tiga peran pertama adalah peran yang mengarah pada masalah
keperempuanan.
Lampiran 2
TAFSIR STATUS KOHATI
Status sebuah organisasi merupakan pengakuan dan petunjuk tentang eksistensi lembaga
tersebut. Lahirnya sebuah status didasarkan pada kebutuhan akan pengembangan organisasi
dan mempermudah pencapaian tujuan organisasi. Status juga merupakan petunjuk dimana
sebuah organisasi berspesialiasi.
Korps HMI-Wati (KOHATI) adalah badan khusus HMI yang bergerak dalam bidang
keperempuanan. Rumusan ini menjelaskan bahwa status KOHATI adalah badan khusus HMI
dengan spesialisasi membina anggota HMI-Wati untuk meningkatkan kualitas dan peranan
HMI-Wati dalam usaha mencapai tujuan HMI pada umumnya dan bidang keperempuanan
pada khususnya.
Spesialisasi di bidang pemberdayaan perempuan menunjukkan bahwa perkembangan
permasalahan keperempuanan di masyarakat perlu di respons HMI. Sebagai organisasi kader,
HMI bertanggung jawab untuk menciptakan iklim yang kondusif dan harmonis dalam upaya
meningkatkan kualitas HMI-Wati melalui proses perkaderannya. Dalam perkaderan HMI,
KOHATI ditempatkan sebagai ujung tombak untuk mengantisipasi dan mempelopori
terjawabnya persoalan-persoalan tersebut.
Dalam kerangka tersebut, maka yang menjadi sasaran pemberdayaan KOHATI adalah HMI-
Wati, dengan diselenggarakannnya berbagai aktivitas maupun pelatihan khusus bagi HMI-
Wati. Aktivitas ini tentunya tidak terlepas dari rangkaian aktivitas perkaderan HMI. Adapun
wujud dan aktivitas tersebut dibicarakan tersendiri dalam pedoman pembinaan KOHATI.
Ex-officio menjelaskan bahwa karena jabatannya, Pengurus KOHATI (antara lain: Ketua
Umum, Sekretaris Umum, Ketua Bidang, , dan Bendahara Umum) merupakan juga Pengurus
HMI yang berturut-turut menempati posisi Ketua Bidang, Wakil Sekretaris, dan Wakil
Bendahara. Jabatan ex-officio diharapkan dapat mendukung kegiatan HMI-Wati yang
nantinya akan secara resmi mewakili HMI dengan dan di dalam koalisi organisasi-organisasi
perempuan.
Lampiran 3
TAFSIR SIFAT, FUNGSI DAN PERAN KOHATI
Sifat
Di dalam HMI, KOHATI merupakan sebuah bidang yang memiliki hak dan kewajiban serta
programnya sama dengan bidang-bidang lain di HMI dimana seyogyanya seluruh kebijakan
dan kegiatannya dibicarakan dan disetujui dalam Rapat Pengurus HMI. Di sisi lain, untuk di
luar HMI nama KOHATI adalah suatu organisasi yang dilengkapi dengan seluruh atributnya.
Peran
KOHATI berperan sebagai pendidik dan pembina muslimah (HMI-wati) untuk menegakkan
dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan maka KOHATI mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir potensi HMI-Wati dalam melakukan
akselerasi tercapainya tujuan HMI.
Fungsi
Wilayah kerja KOHATI adalah pembinaan HMI-Wati yang diarahkan pada pembinaan
akhlak, intelektual, ketrampilan, kepemimpinan, keorganisasian, persiapan keluarga yang
sejahtera, serta beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhannya. Maksud pembinaan
tersebut adalah mempersiapkan kader HMI-Wati agar mampu berperan secara optimal, baik
dalam peran publik maupun domestik yang memperjuangkan nilai-nilai keIslaman dan ke
Indonesiaan. Oleh karena itu, KOHATI berfungsi sebagai wadah perkaderan bagi HMI-wati.
Atas dasar itu, maka KOHATI mempunyai tanggung jawab moral yang besar untuk
menyiapkan setiap HMI-Wati dalam melaksanakan perannya sebagai anak, istri, ibu dan
sekaligus anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
Operasionalisasi sebagaimana yang disebut di atas diwujudkan melalui dua aspek kinerja,
yakni:
a. Internal
Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah latihan bagi para HMI wati untuk membina,
mengembangkan dan meningkatkan potensi dan perannya dalam bidang keperempuanan
khususnya pendidikan, pelatihan dan aktivitas-aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
b. Eksternal
Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-forum
keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu tentunya semakin mempeluas
keberadaan HMI di semua aspek dan level kehidupan. Secara khusus keterlibatan kader
HMI wati pada dunia eksternal merupakan pengembangan dari kualitas pengabdian
masyarakat yang dimilikinya.
Dengan kata lain fungsi KOHATI adalah wadah aktualisasi dan pemacu seluruh potensi-
potensi HMI-Wati serta mendorong HMI-wati untuk berinteraksi secara optimal dalam
setiap aktivitas HMI, serta menjadikan ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih
luas.
Lampiran Lain-lain
TATA KERJA KOHATI
Pengurus KOHATI menjalankan tugasnya sebagai berikut :
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam menjalankan
tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum.
2. Sekretaris Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang
administrasi dan kesekertariatan, data dan pustaka, serta hubungan dengan pihak
eksternal.
3. Wakil Sekretaris Umum adalah bertugas atas nama sekretaris umum untuk kegiatan
bidang dan membantu ketua bidang.
4. Bendahara Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan di bidang
keuangan dan perlengkapan organisasi.
5. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam pengadaan
peralatan administrasi, keuangan dan perlengkapan organisasi.
6. Bidang Pendidikan dan Latihan bertugas sebagai koordinator operasional program
kerja di bidang pendidikan dan pelatihan.
7. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Organisasi bertugas sebagai koordinator operasional
program kerja di bidang pengembangan sumber daya perempuan.
8. Bidang Hubungan Antar Lembaga bertugas sebagai koordinator operasional program
kerja di bidang hubungan antar lembaga.
9. Bidang Kajian kemahasiswaan dan Keperempuan bertugas sebagai koordinator
operasional program kerja di bidang kajian keperempuanan.
A
C
ED
2 1 7 6 5 3 1 . 6 6 7 5 1 . 0
A. PENDAHULUAN
B. PENGERTIAN
Gerakan KOHATI adalah tindakan bersama secara sadar dan terorganisir sebagai
akselerasi pencapaian tujuan HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan
peranan HMI-wati.
C. TUJUAN
Tujuan gerakan KOHATI adalah Terbinanya muslimah (HMI-Wati) berkualitas insan cita.
D. TARGET
Meningkatkan respon dan partisipasi yang proaktif dalam merespon permasalahan
HMI-wati pada khususnya dan masyarakat (Perempuan) pada umumnya menuju
terciptanya masyarakat adil makmur.
Adapun sasaran target adalah sebagai berikut:
- HMI-Wati dan HMI-Wan.
- Civitas Akademik
- Cendikiawan Muslim
- Masyarakat umum
- Penentu Kebijakan
2. KE-INTELEKTUALAN
a. KOHATI melakukan kegiatan akademis yang sesuai dengan Tri Darma Perguruan
Tinggi
b. Kader HMI-Wati berfikir (kritis), bersikap dan bertindak analitis, sistematis, kreatif,
inovatif dan bertanggung jawab.
3. KE-PEREMPUANAN
a. Menanggapi problem keperempuanan secara cerdas berdasarkan perspektif Islam
(Socio Kultural)
b. Meningkatkan lifeskill, berginning position HMI-Wati dan perempuan secara
umumnya.
c. Membentuk karakter HMI-Wati
4. KE-INDONESIAAN
Gerakan KOHATI harus sesuai dengan nilai-nilai Nasionalisme
LANDASAN GERAKAN
A. LANDASAN FILOSOFIS
Secara ontologi perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang secara alamiah memiliki
sifat keperempuanan yakni memiliki vagina, payudara, kelenjar susu dan rahim serta
dapat mengalami menstruasi, hamil (mengandung), melahirkan dan menyusui. Sedangkan
laki laki adalah makhluk ciptaan tuhan yang memiliki penis, jakun testis dan sperma
serta berpotensi untuk membuahi lawan jenisnya. Sifat inilah adalah kodrat dari Tuhan
yang tidak bisa dipertukarkan.
Secara aksiologi perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki manfaaat
bagi semesta yang lain. Hal pokok yang merupakan manfaat dari perempuan adalah sifat
nya sebagai Ibu. Dalam sifat ke-ibu-an seorang perempuan memiliki sifat-sifat Tuhan
yakni Rahman dan Rahim. Inilah yang merupakan sifat ke-Ilahi-an pada perempuan.
Sesuai dengan makna filosofi diatas maka kata perempuan lebih tepat digunakan karena
mengandung konotasi yang positif (amelioratif). Sedangkan kata wanita tidak digunakan
karena cenderung berkonotasi negative (pejoratif) dan lebih diposisikan sebagai objek.
B. LANDASAN TEOLOGIS
a. Hakikat Penciptaan Manusia
Q.S. Al-Mukminun:12-14;
َّلَمَ ْذ
ٍُ) ثُنَ جَعَلٌَْب21( ٍي طٍِي ْ ِي عُلَبلَتٍ ه ْ ِخَلَمٌَْب الْئِ ًْغَبىَ ه
ً) ثُنَ خَلَمٌَْب الٌُطْفَتَ عَلَمَت21( ي ٍ ًٍُِطْفَتً فًِ لَشَاسٍ هَى
غًَْْب َ عظَبهًب فَ َى ِ َفَخَلَمٌَْب الْعَلَمَتَ هُضْغَتً فَخَلَمٌَْب الْوُضْغَت
ََُالْ ِعظَبمَ لَحْوًب ثُنَ أَ ًْشَأًَْبٍُ خَلْمًب آَخَشَ فَخَبَب َسنَ الل
َحغَيُ الْخَبلِمٍِي ْ َأ
“dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati dari tanah,
kemudian kami simpan saripati itu …….
Q.S. Al-Hajj :5
b. Kedudukan Manusia
1). Penerima perjanjian primordial.
Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah menerima perjanjian
primordial dengan Tuhan sebagaimana disebutkan dalam QS 7:172
غجَ ّبِشَّبِىُنْ لَبلُْاْ ّبَلَى شَِِذًَْب أَى حَمُْلُْاْ ٌَْْمَ الْمٍَِبهَتِ إًَِب
ْ َّإِرْ أَخَزَ سَُّبهَ هِي ّبًٌَِ آدَمَ هِي ظُُِْسُِِنْ رُسٌَِخَُِ ْن ََّأشَِْذَُُنْ عَلَى أًَ ُفغِِِنْ أََل
َوٌَُب عَيْ َُزَا غَبفِلٍِي
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-
kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
Dalam Surat Al-An‟am 165 dijelaskan bahwa kata khalifah tidak menunjuk kepada jenis
kelamin atau etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama untuk
mempertanggung jawabkan kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana halnya mereka
sama-sama harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
“Dan Dia yang menjadikan kamu kholifah-kholifah d bumi dan meninggikan sebagaian
kamu atas sebagaian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji kamu melalui apa yang
diberikan-Nya kepada kamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-An‟am, Ayat; 165)
4). Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang biak dan saling tolong
menolong serta menjaga hubungan silaturrahmi.
ِّبغْنِ اللََِ الشَحْوَٰيِ الشَحٍِنِ ٌَب أٌََُِب الٌَبطُ احَمُْا سَّبَىُنُ الَزِي خَلَمَىُنْ هِيْ ًَ ْفظٍ َّاحِذَةٍ َّخََلكَ هٌَِِْب َصّْجََِب َّ َّبّثَ هٌُِِْوَب سِجَبلًب وَثٍِشًا
َّ ًِغَبءً ۚ َّاحَمُْا اللَََ الَزِي َحغَبءَلُْىَ ّبِ َِ َّالْأَسْحَبمَ ۚ إِىَ اللَََ وَبىَ عَلٍَْىُنْ سَلٍِبًب
”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada
Allah dengan (mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain dan
(peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu”. (QS. An-Nisa‟ : 1)
5). Kesetaraan kedudukan manusia baik perempuan maupun laki-laki sebagai manusia di
hadapan Tuhan.
ٌٌَب أٌََُِب الٌَبطُ إًَِب خَلَمٌَْبوُن هِي رَوَ ٍش َّأًُثَى َّجَعَلٌَْبوُ ْن شُعُّْبًب َّلَبَبئِلَ لِخَعَبسَفُْا إِىَ أَوْشَهَىُنْ عٌِذَ اللََِ أَحْمَبوُنْ إِىَ اللَََ عَلٍِنٌ خَبٍِش
”Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu semua berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal” (QS. 49 : 13).
6) Kesetaraan penilaian terhadap makna kerja (amal saleh) laki-laki dan perempuan.
”Dan barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan sedangkan
ia orang yang beriman, mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak akan
dianiaya walaupun sedikit (QS. An-Nisaa:124)
Q.S. An-Nahl:97
َحغَيِ هَب وَبًُْا ٌَعْوَلُْى
ْ َهَيْ عَوِلَ صَبلِحًب هِيْ رَوَشٍ َأّْ أًُْثَى َّ َُُْ ُهؤْهِيٌ فَلٌَُحٌٍٍَََُِْ حٍََبةً طٍَِّبَ ًت َّلٌََجْضٌٌََُِِنْ أَجْشَُُنْ ّبِأ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik,
dan sesungguhnya, akan Kami berikan (pula) balasan kepada mereka, dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." – (QS.16:97)
QS; AL-Ahzab 35
ِي َّالّصَبّبِشَاث
َ ٌِث َّالّصَبّبِشِ ي َّالّصَبدِلَب َ ٍِي َّالْمَبًِخَبثِ َّالّصَبدِل
َ ٍِث َّالْمَبًِخ
ِ ي َّالْ ُوؤْهٌَِب َ ٌٍِِث َّالْ ُوؤْه ِ ي َّالْ ُوغْلِوَب
َ ٍِإِىَّ الْ ُوغْلِو
َََّث َّالزَاوِشٌِيَ الل
ِ ث َّالْحَب ِفظٍِيَ فُشُّجَُِ ْن َّالْحَب ِفظَبِ ي َّالّصَبئِوَب
َ ٍِث َّالّصَبئِو ِ ي َّالْوُخَّصَذِّلَبَ ٍِث َّالْوُخَّصَذِّل ِ ي َّالْخَبشِعَب َ ٍَِّالْخَبشِع
وَثٍِشًا َّالزَاوِشَاثِ أَعَذَ اللََُّ لَُِنْ هَغْفِ َش ًة َّأَجْشًا
ًعظٍِن َ
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut nama Allah. Allah telah menyediakan buat mereka ampunan dan pahala yang
besar.
QS; AL-Ahzab 36 :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan mukmin,
apabila Allah dan RasulNya menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang
lain tentang urusan mereka dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya maka
sesungguhnya dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata”
Q.S At-taubah 71 :
“Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan adalah penolong bagi sebagian
yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang baik dan mencegah yang mungkar,
mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka
itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”.
Q.S At-taubah 72 :
2). Pembunuhan anak/aborsi merupakan suatu perbuatan yang secara prinsip tidak
dikehendaki oleh Allah.
”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu lantaran karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rizqi kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya) melainkan suatu sebab
yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu agar kamu
memahaminya.” (QS: Al-An‟am : 151)
3). Menguji keimanan dengan perbuatan baik dan penjagaan moralitas akan memberikan
keuntungan jangka panjang.
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’
dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan
yang tidak berguna, dan orangorang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap pasangan dan hamba sahaya yang mereka miliki,
maka sesungguhnya dalam hal ini mereka tiada tercela). (QS. Al-Mu‟minun:1-6)
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syam: 7-
10) ”
ٌعظٍِن
َ ًٌ ٍء َّلََِب عَ ْشػ
ْ َل ش
ِ ُإًًِِ َّجَ ْذثُ اهْشََأةً حَوْلِىُُِ ْن َّأُّحِ ٍَجْ هِيْ و
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” (Q.S. An-Naml: 23)
ِلَبَلجْ ٌَب أٌََُِب الْوَلَأُ أَفْخًًُِْ فًِ أَهْشِي هَب وُ ٌْجُ لَبطِعَتً أَهْشًا حَخَىٰ َحشَِْذُّى
“Berkata dia (Balqis):" Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini),
aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis (ku)"
(Q.S. An-Naml: 32)
C. LANDASAN HISTORIS
Spirit gerakan perempuan pernah muncul pada konteks historis kehadiran Islam. Praktik-
praktik penguburan bayi perempuan pada masa Arab Jahiliyyah, keberadaan harem-
harem milik para penguasa yang mengeksploitasi seksualitas budak-budak perempuan,
minimnya pengetahuan perempuan terhahadap berbagai masalah sosial budaya sehari-hari
maupun pemahaman keagamaan merupakan realitas ketimpangan keadilan yang
dihapuskan oleh Islam melalui misi kerasulan Muhammad SAW. Perintah untuk
memberikan hak hidup, jaminan sosial, ekonomi dan keamanan bagi perempuan, perintah
untuk belajar bagi laki-laki dan perempuan muslim sebagai realisasi hak mendapatkan
pendidikan yang layak, serta perintah iqra’ yang berarti membaca. Sejarah masa lalu yang
dapat dijadikan pelajaran hidup merupakan upaya-upaya nyata Islam untuk
menghapuskan ketidakadilan pada masa itu.
Perjuangan perempuan hari ini memiliki cerita yang panjang. Semua itu tidak bisa
dipisahkan dengan sejarah masa lalu, yakni sejarah islam masa Rasulullah, bahwa pada
masa itu umat muslim telah memiliki tokoh-tokoh perempuan penting dan luar biasa yang
tidak bisa dilupakan dalam sejarah gerakan perempuan islam. Mereka adalah sosok
perempuan dan ibu yang sangat bekontribusi besar dalam perjuangan Rasulullah. Konteks
Ummahat Al Mukminin (ibu seluruh umat) merupakan ciri teladan perempuan masa lalu,
mereka adalah Siti Khadijah r.a., .,Sitti Aisyah r.a., Fatimah Azzahra putri rosulullah dan
yang lainnya dengan sifat shiddiq (Jujur), thahiroh (Suci), amanah (dapat dipercaya), taat
beragama, dermawan, cerdas, penyayang. Sifat rela berkorban, keinginan ingin berbagi
dengan sesama merupakan ciri Ummahat Al Mukminin.
Fase selanjutnya adalah munculnya tokoh gerakan perempuan pribumi seperti Raden
Ajeng Kartini dari Pulau Jawa, Cut Nyak Dien dari Aceh, Christina Marthatiahahu dari
Maluku, Nyi Ageng Serang dari Banten, We Tenri olle dari Sulawesi Selatan, Siti
Maryam atau lebih dikenal dengan nama ina ka‟u mari dari Bima-NTB, I Fatimah Daeng
Tukontu yang dikenal dengan julukan garuda betina dari timur (Sulawesi) merupakan
sebuah bukti akan suatu realitas bahwa pada masa perjuangan perempuan telah berjuang
untuk mempertahan kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Inilah yang merupakan cikal bakal gerakan perempuan Indonesia dalam menjawab
dominasi patriarhki akan realitas kehidupan saat itu.
Kondisi patriarkhi inilah secara kolektif menjadi kecenderungan yang bersifat massif
pada tahun 1920-an ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi gerakan perempuan
seperti Pikat, Putri Mardika, Aisyiyah dan sebagainya yang menjadi cikal bakal
diselenggarakannya Konggres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta.
Fase gerakan perempuan saat ini sudah mulai massif yang tidak terlepas dari pengaruh
gerakan perempuan dari barat, tentang kesetaraan gender, feminisme yang semua itu
merupakan bias dari ketidakadilan terhadap perempuan.
Gerakan perempuan tetap memiliki korelasi dengan dibentuknya KOHATI oleh HMI,
karena akan lebih efektif bila HMI memiliki kelompok kepentingan (interest group) yang
dapat diperhitungkan sebagai bagian langsung landasan gerakan perempuan.
Ada dua alasan utama awal didirikan KOHATI, yaitu;
1. Secara internal; depertemen keputrian yang ada waktu itu tidak mampu lagi
menampung kuantitas para kader HMI-Wati, disamping basic needs anggota tentang
berbagai persoalan keperempuanan yang kurang bisa difasilitasi oleh HMI. Departemen
keputrian yang hanya berjumlah dua orang tidak akan mampu memformulasikan dan
mengimplementasikan suatu kegiatan. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara
spesifik menampung kepentingan mahasiswi Islam, HMI-Wati, diharapkan secara
internal, HMI-Wati dapat memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan
lebih memungkinkan untuk terjadinya pemenuhan kebutuhan organisasi yang muncul
dari basicneeds anggotanya sendiri, yaitu HMI-Wati.
2. Secara eksternal, bahwa di masa itu organisasi-organisasi yang ada berbuat semata-mata
hanya sebagai alat revolusi, sehingga dirasakan perlu dibuat organisasi perempuan di
tubuh HMI dalam rangka memperluas misi HMI untuk bidang pemberdayaan
perempuan untuk melakukan suatu aktivitas organisasi yang menampung basic needs
sebagai mahasiswi perempuan yang dirasakan tetap perlu dan tidak akan pernah
berakhir.
D. LANDASAN KONSTITUSIONAL
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam (Pasal 15
AD dan Pasal 51, 52, 53, ART HMI)
b. Pedoman Dasar KOHATI
E. LANDASAN OPERASIONAL
Ada beberapa prinsip-prinsip (kode etik) yang harus dipegang oleh HMI-wati dalam
menjalankan aktivitas. Berbagai prinsip atau kode etik tersebut adalah:
a. Ta‟aruf / Pengenalan (Introducing)
Pendekatan ini dimaksudkan agar terjadi suasana saling mengenal dan keakraban
diantara sesama anggota dengan pengurus, antara sesama pengurus dalam keseharian
aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta denga pemandu latihan (Master of
Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan. Saling
mengenal ini adalah upaya membangun kepercayaan (trustbuilding) diantara semua
elemen kader, dengan memperkenalkan diri dan berbagai informasi mengenai
berbagai latar belakang kader seperti pendidikan, keluarga, sosial budaya, adat
istiadat, suku serta lingkungan dimana kader tumbuh dan dibesarkan. Dengan
menerapkan prinsip ini, diharapkan muncul solidaritas (ukhuwah) diantara sesamanya
berdasarkan kecintaan kepada Allah swt.
b. Tafahum / Saling bersefaham (Mutual Understanding)
Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam
keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu
latihan (Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan
dilangsungkan, dapat saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing
dengan berusaha memulai dari diri sendiri untuk bersikap introspektif dari
kekurangan, kesalahan atau kekhilafan masingmasing, disamping upaya
menumbuhkan suasana saling mengingatkan.
c. Ta‟awun / Saling tolong menolong (mutual assistance)
Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam
keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta denga pemandu latihan
(Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan
dilangsungkan, dapat terjalin sikap saling tolong menolong dalam kebaikan dan
kebenaran.
Standar Peserta memahami Peserta mampu Peserta dapat menjelaskan dan 1. Peserta dapat
kompetensi sejarah kohati, peran dan menjelaskan menerapkan pola analisis isu-isu menjelaskan perempuan
fungsi serta perangkat peran dan fungsi gerakan keperempuanan dan ke-Islaman
organisasi dan sinergitas perempuan dalam 2. Peserta dapat
KOHATI dan HMI dunia menjelaskan
kepemimpinan
kemahasiswaan perempuan
3. Peserta dapat
menjelaskan manajemen
kader dan organisasi
4. Peserta dapat
menjelaskan komunikasi
5. Peserta memahami
psikologi perempuan
Kompetensi 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat
dasar menjelaskan sejarah menjelaskan menganalisis isu
KOHATI peran KOHATI keperempuanan
2. Peserta dapat dan dunia 2. Peserta dapat menjelaskan
menjelaskan peran dan mahasiswa analisis gender dan gender
fungsi KOHATI 2. Peserta dapat mainstreaming
3. Peserta dapat menjelaskan 3. Peserta dapat menjelaskan
menjelaskan sinergitas peran KOHATI keseimbangan peran
KOHATI dan HMI dalam dinamika perempuan di ranah publik
gerakan dan domestik
mahasiswa
Indicator 4. 3. 4.
III. Standar kompetensi : Setelah mengikuti training ini peserta memiliki kemampuan dan bekal keislaman, KMO,
komunikasi dalam rangka mewujudkan peran HmI-wati di ranah publik dan domestic
Indicator :
VI. Materi penunjang : Materi berkaitan dengan kebutuhan perkaderan di wilayah penyelenggara
VII. Metode dan proses : Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran
aktiv learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme, maka metode-metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode yang mengaktifikan peserta (peran peserta
lebih dominan).
VIII. Penyelenggara : KOHATI HMI Cabang
X. Evaluasi : 1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian makalah
2. Mide test
3. Post test dilakukan setelah materi selesai
4. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan
5. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan
XI. Referensi dan narasumber : 1. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat menggunakan referensi terbaru
yang berkaitan dengan materi-materi
2. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan narasumber yang diundang adalah
narasumber yang memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan diutamakan dari
keluarga besar HMI
Ke-Islaman 6 x 45 menit
Materi kearifan lokal (materi ini dikondisikan sesuai dengan kebutuhan daerah pelaksana kegiatan) dengan tetap memperhatian
efektivitas dan manfaat dari materi yang disajikan
3. Kurikulum Kewirausahaan
I. Deskripsi : Pelatihan kewirausahaan (Entreprenuer Training) merupakan salah satu training
informal di KOHATI yang merupakan salah satu sarana mengembangkan potensi
jiwa wirausaha kader serta mampu mewujudkan kemandirian kader sesuai dengan
main isu kohati yakni “kemandirian”.
III Standar kompetensi : Setelah mengikuti training ini peserta memiliki keterampilan khusus tentang
kewirausahaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan.
VII Metode dan proses : Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode
pembelajaran aktiv learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme,
maka metode-metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang
mengaktifikan siswa (peran siswa lebih dominan).
VIII Penyelenggara : KOHATI HMI Cabang
X Evaluasi : 10. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian
bussines plan
11. Post test dilakukan setelah materi selesai
12. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan
13. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan
XI Referensi dan narasumber : 1. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat menggunakan
referensi terbaru yang berkaitan dengan materi-materi
2. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan narasumber yang diundang adalah
narasumber yang memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan
diutamakan dari keluarga besar HMI
Peserta Memiliki dan Memiliki etika dan jiwa 1. Memahami makna etika dan Jiwa 2 x 45 menit
menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang kewirausahaan
wirausaha meliputi: sikap sopan 2. Mampu berperilaku yang didasari oleh etika
santun, jujur, disiplin, dan jiwa kewirausahaan
tekun, semangat kerja, 3. Memiliki semangat Berwirausaha
4. Mampu menunjukkan watak/karakteristik
tahu diri, tenggangrasa, sebagai wirausaha
ulet
dan kesederhanaan
sebagai wirausaha
III. Standar kompetensi : Setelah mengikuti training ini peserta memiliki wawasan dan pengetahuan mendalam
terkait pernikahan
VII. Metode dan proses : Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode
pembelajaran active learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme,
maka metode-metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang
mengaktifikan siswa (peran peserta lebih dominan) dan dilengkapi dengan praktik
untuk penguatan kemampuan psikomotorik peserta.
X. Evaluasi : 1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian
2. Post test dilakukan setelah materi selesai
3. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan
4. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan
XI. Referensi dan narasumber : 1. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat
menggunakan referensi terbaru yang berkaitan dengan
materi-materi
2. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan narasumber
yang diundang adalah narasumber yang memiliki
kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan diutamakan
dari keluarga besar HMI
IV. Materi kearifan lokal (materi-materi yang berkaitan dengan keaderahan, misalnya materi-materi tentang adat dan kultur
pernikahan di daerah penyelenggara kegiatan, ini bisa menjadi ajang sharing kultur kedaerahan
PROGRAM KERJA NASIONAL
1. Pendahuluan
Perempuan merupakan nafas kehidupan, maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan peran
dan fungsi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan guna terwujudnya suatu kondisi yang ideal menuju
kemakmuran bangsa. Korps HMI–wati merupakan wadah dari perempuan HMI untuk berproses dan
berkiprah, berupaya dengan segenap potensi dan asanya berjuang serta berikhtiar mewujudkan muslimah
berkualitas insan cita seperti yang termaktub dalam Pedoman Dasar KOHATI. perannya paling utama adalah
sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keIslaman
dan ke-Indonesiaan.
KOHATI dalam upaya memberikan kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pioneer
pengerak kesetaraan gender dalam pandangan Islam terus melakukan berbagai macam upaya yang pada
akhirnya terwujud muslimah insan cita yang diridhoi Allah SWT. Karena sudah digariskan bahwa keberadaan
Islam merupakan cahaya bagi semua makhluk ciptaanNya tanpa terkecuali, Al-Qur’an dan Al Hadits adalah
solusi dari semua kebimbangan dan kerisauan bagi semua.
Perempuan memiliki peran besar dalam kehidupa bermasyarakat. Namun serignkali mengalami pro kontra
dari banyak kalangan mengenai peran domestic dan public membuat peran perempuan harus mampu
menyeimbangkan antara peran publik dengan domestic, dan hal ini menjadi tantangan dan beban bagi
perempuan, mestinya tidak ada diskriminasi terhadap perempuan. Islam pun memandang bahwa pada
dasranya perempuan mempunyai peran yang sama dengan laki-laki, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-
Hujurat ayat: 13 yang artinya “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang-orang yang
paling taqwa”.
Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi insan kamil. Sesuai dengan fungsinya, KOHATI merupakan pembawa misi HMI dibidang
pemberdayaan perempuan. Namun bukan itu saja, perempuan harus bisa berperan aktif disegala bidang
kehidupan masyarakat, baik dari bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, teknologi, swadaya masyarakat
agar misi pengabdi dapat terealisasi.
Untuk merealisasikan misi tersebut, KOHATI harus mampu membangun jaringan dan bekerjasama dengan
organisasi lain baik ditataran Nasional maupun internasional. Dengan demikian semua program yang
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu kiranya dibuat program kerja Nasional yang
diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan actual yang terjadi di masyarakat.
Sebagai organisasi mahasiswa, KOHATI harus memberikan pengaruh untuk mewujudkan muslimah yang
utuh, tentunya hal itu dilakukan dengan memahami konteks persoalan perempuan Indonesia hari ini. Masalah
yang begitu kompleks diperlukan upaya yang tekun dan terus menerus untuk melakukan usaha-usahauntuk
mencari solusi atas permasalahan yang ada, berkaca dari kondisi perempuan Indonesia hari ini sebagaimana
digambarkan :
1. Indonesia adalah Negara berkembang 237.556.363 juta terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan (BPS 2010)
2. Jumlah penduduk miskin 30.02 juta jiwa/31.02 % (BPS 2011) turun 0.84 % dari data 2010 31.02 juta
jiwa/13.33 % (233.740 rb/7 ribuan/hari).
3. Upah pekerja perempuan lebih rendah dari laki-laki di hampir semua sector kehidupan, dengan
perbandingan 46 : 60 %.
4. Banyak perempuan bekerja di sector informal, status membantu suami (pemenuhan kebutuhan keluarga)
sementara laki-laki bekerja di sector public lebih banyak.
5. Data BPS terakhir menunjukan 75.69 % perempuan Indonesia berumur 15 tahun ke atas hanya hanya
berpendidikan tamat SMP dan 30.70 hanya berpendidikan tingkat SD, sementara angka partisipasi
pendidikan perempuan juga sangat rendah, SMA (18.59%), diploma (2,7 %) dan universitas (3,02%).
6. Data Komnas Perempuan, dalam 1 hari ada 12buruh migrant perempuan tewas di negeri orang, 1600
perempuan di PHK, 20 perempuan dijual untuk komoditi seks dan tenaga kerja, 100 juta ibu-ibu
berhutang Rp.30.00, 48 ibu meninggal melahirkan, 4 hari = 1 perempuanbunuh diri. 32 perempuan
Indonesia miskin (70 %)
7. Perempuan Buta Aksara sebesar 12,28 %, sedangkan laki-laki 5,48 %.
8. 248 per 100.00 kelahiran perempuan meninggal karena melahirkan.
9. Patisipasi kerja perempuan 50.2 , sementara laki-laki 86.5 %.
10. Data kemenkes di tahun 2010 kasus HIV/AIDS 22.726 /55 % adalah perempuan.
11. Perempuan terkena kanker serviks lebih dari 500.000 orang dan sebesar 270.000 meninggal.
12. Kuota 30 % perempuan dalam politik tidak tercapai.
13. Jumlah pengusaha wanita Indonesia hanya 0,1 dari jumlah penduduk Indonesia.
Kondisi di atas tidak seharusnya terjadi, karena hari ini, atas nama perjuangan perempuan sebelumnya telah
memiliki banyak hal, antara lain :
Atas dasar kondisi diatas, maka peran KOHATI harus senantiasa diwujudkan dalam karya untuk menjadi
solusi atas kondisi yang ada, sehingga di masa depan aka nada perempuan Indonesia yang cerdas dan mandiri
serta jauh dari tindakan diskriminasi. KOHATI memiliki misi untuk bersinergi dengan misi HMI dalam
mewujudkan masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT.
Untuk merealisasikan misi tersebut, KOHATI harus mampu membangun jaringan dan bekerjasama dengan
organisasi lain, baik Nasional maupun Internasional. Dengan demikian semua program yang direncanakan
dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu kiranya dibuat program kerja nasional yang diharapkan
mempu menjawab permasalahan-permasalahan actual yang terjadi di Masyarakat.
2. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran Program Kerja Nasional KOHATI adalah:
1. Internal Organisasi
a) Subtansi perangkat-perangkat organisasi (AD/ART dan Pedoman Dasar KOHATI) tidak
dipahami secara mendalam untuk dilaksanakan.
b) Kurangnya semangat pengabdian dan pengembangan HMI-Wati terhadap aktifitas KOHATI
c) Menurunya pemaknaan insan akademis.
d) Kurangnya koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi pada setiap tingkatan.
e) HMI dan KOHATI mulai kurang diminati oleh mahasiswa di perguruan tinggi, apalagi di
perguruan tinggi besar.
f) Tidak terwujud sinergitas yang baik antara KOHATI dengan organisasi induknya (HMI),
sehingga menjadi sulit untuk aktualisasi aktivitas-aktivitas KOHATI karena sering tidak
mendapat dukungan dari HMI.
g) Terjadinya perubahan orientasi kader dari semangat belajar dan mengabdi ke wilayah politis.
2. Eksternal organisasi
a) Peran perempuan selalu menjadi persoalan diskriminasi dan disepelekan dalam aktivitas di
berbagai aspek kehidupan.
b) Minimnya apresiasi terhadap kerja-kerja kaum perempuan di masyarakat
c) Pemberian makna yang kurang dengan pengabdian dan peran perempuan dalam kehidupan
rumah tangga, keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
d) Kurangnya sosialisasi dan publikasi yang optimal dan efektif di setiap instansi maupun ranah
public.
3. Fungsi PKN
Program kerja Nasional KOHATI berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dan rujukan dalam penyelenggaraan program KOHATI secara Nasional selama 1
(satu) periode kepengurusan. Yang dimaksudkan sebagai bagian dari upaya kita secara bersama-sama
memberikan pembinaan dan arahan KOHATI dalam menjalankan tugas dan amanah yang
diembannya agar tercipta sebuah sistem yang baik dan terarah untuk menunjang kader KOHATI
yang berkualitas dengan kapasitas yang memang kemudian patut diperhitungkan.
2. Sebagai sarana memotivasi kader-kader KOHATI di seluruh Indonesia agar semakin aktif terlibat
dalam setiap proses perkaderan, baik LKK, LK II, LK III atau pelatihan-pelatihan yang kiranya dapat
menunjang kemajuan kualitas dari kader tersebut.
3. Program kerja Nasional KOHATI merupakan pedoman pokok dalam setiap tingkatan KOHATI
guna menyusun dan menjalankan program kerja.
4. Fungsi koordinasi dan kontrol terhadap penjabaran PKN kepada setiap Cabang menjadi tanggung
jawab KOHATI badko HMI.
4. Sasaran
Sasaran program kerja Nasional KOHATI PB HMI periode 2013-2015 pada dasarnya merupakan usaha
pencapain tujuan HMI dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan perkembangan kondisi
obyektif intern dan ekstern. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatkan pemahaman, pengabdian dan pengalaman nilai-nilai ajaran Islam dalam rangka
membentuk kepribadian muslimah yang utuh.
2. Meningkatkan semangat pengabdian dan pengabdian dan pengorbanan dalam rangka mewujudkan
cita-cita perjuangan HMI.
3. Meningkatkan semangat pengembangan keintelektualan dan keprofesionalan.
4. Menanamkan semangat belajar dan mengabdi bagi kader
5. Meningkatkan semangat perjuangan dan perubahan terhadap persoalan keperempuanan.
5. PKN
1. Internal
Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI dijabarkan dalam 2 (dua) bentuk, antara lain:
a. Mengadakan pembinaan terhadap watak dan kepribadian para kader HMI-Wati, peningkatan
wawasan, pengetahuan dan keterampilan serta daya analisa kritis kader HMI-Wati terhadap
berbagai perkembangan permasalahan khususnya keperempuanan.
b. Melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya perempuan.
c. Mengaktualisasikan potensi kader HMI-Wati dalam peningkatan kepedulian terhadap
perkembangan dan permasalahan keperempuanan, kerakyatan dan kebangsaan.
d. Tertib administrasi melalui pemanfaatan media.
e. Meningkatkan pemahaman KOHATI (khususnya ditingkatan Cabang) mengenai peran, tugas,
dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat.
f. Memaksimalkan peran koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi di internal KOHATI.
g. Melakukan pemanfaatan media dan pengelolaan sumber daya untuk memudahkan kerja-kerja
organisasi.
h. Mengembalikan khittah perjuangan KOHATI dengan subjek utama nya adalah Mahasiswa.
2. Eksternal
a. Menjalin kerjasama dengan membangun jaringan informasi, kerja dan komunikasi dengan
organisasi-organisasi perempuan di tingkat Nasional dan internasional dalam rangka
pengembangan wawasan dan solidaritas kemanusiaan.
b. Menjaga dan memelihara komitmen sosial untuk tetap berusaha melakukan perbaikan kondisi
masyarakat sekitar
c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna peningkatan kualitas masyarakat berbangsa dan
bernegara
d. Advokasi aktif terhadap kebijakan pemerintah yang diskriminatif terhadap perempuan.
e. Melaksanakan program yang lebih aplikatif dan riil guna peningkatan kualitas bagi kader
khususnya terkait dengan masalah kekerasan atau diskriminasi terhadap perempuan.
f. Mengformat dan merumuskan gerakan perempuan yang bernafaskan Islam
g. Berupaya meningkatkan kreativitas kader dan masyarakat guna menunjang kemandirian kader
dalam bidang ekonomi.
h. Mewujudkan perempuan Indonesia yang cerdas dan mandiri.
i. Penguatan eksistensi KOHATI melalui media.
7. Evaluasi Pelaksanaan
Untuk mengetahui realisasi program dan hasil-hasil yang telah dicapai, penyimpangan-penyimpangan,
hambatan penetapan Program Kerja Nasional (PKN) selanjutnya diadakan evaluasi. Kemudian hasil
evaluasi tersebut menjadi bahan informasi baru dalam pembuatan PKN selanjutnya sehingga PKN pada
periode berikutnya dapat mengena dengan sasaran yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan kader yang
ada.
8. Penutup
Demikian Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI disusun sebagai pedoman atau rujukan
penyelenggaraan pembinaan KOHATI ditingkatan Nasional secara menyeluruh. PKN KOHATI INI
memberikan peluang bagi perbaikan lembaga kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan didirikannya
KOHATI bagi semua.
Akhir kata, semoga keberadaan PKN ini menjadikan KOHATI lebih terarah dan bermakna
keberadaannya bagi Negara dan bangsa yang diridhoi Allah SWT. Dengan semangat perjuangan dan
pengorbanan yang akan berpenghujung dengan penuh cinta.
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
A. Rekomendasi Internal
1. Memaksimalkan Web Site yang sudah ada sekretariatan dan HAL
2. Melengkapi data base kader yang belum selesai kesekretariatan dan PSDO
3. Menyusun draft pola pembinaan KOHATI seragam Diklat
a. Kurikulum LKK, TFT,
b. Informal : LKSG Perspektif Islam, KESPRO, Up Grading, Training Pranikah,
Enterpreneur, Public Speaking dll.
4. Membangun sinergitas KOHATI dan HMI di setiap tingkatan
5. Menyusun ketetapan-ketetapan dan mekanisme penyelesaian KOHATI Cabang yang
bermasalah.
6. Menerbitkan kembali Jurnal Melati/semester.
7. Memngharuskan Kabid PP dipilih melalui forum Musyawarah KOHATI setingkat.
8. Melakukan pengawalan terhadap pembentukan KOHATI di tingkat Cabang.
B. Rekomendasi Eksternal
1. Menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga untuk aktivitas-aktivitas untuk
mewujudkan kader HMI-wati yang cerdas dan mandiri serta sensitive merespon isu-isu
keperempuanan.
2. Melakukan upaya-upaya untuk tetap eksis di organisasi-organisasi perempuan
(KOWANI dan BMOIWI), organisasi kepemudaan (KNPI) serta perempuan Cipayung.
3. Mengawal Kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan hak-hak perempuan dan
anak.
4. Membuat kelompok binaan di Masyarakat.
5. Membangun sinergitas KOHATI dengan llintas perguruan tinggi sebagai upaya KOHATI
back to campus (seperti aktif di BEM, HMP, HMJ, HMPS dll).
KRITERIA
FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI
PERIODE 2013-2015
TATA TERTIB
PEMILIHAN FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI
PERIODE 2012-2015
TATA TERTIB
PEMILIHAN MIDE FORMATEUR
PERIODE 2013-2015
Tentang
AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXI
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Agenda Acara Musyawarah Nasional Korps
HMI-Wati ke-XXI sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan
dalam penetapannya.
Tentang
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXI
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Musyawarah Nasional Korps
HMI-Wati Ke-XXI sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Tata tertib pemilihan presídium sidang
Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXI.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya
Tentang
PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXI
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Presídium sidang Musyawarah
Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXI sebagai
berikut:
- Syamira
- Sofiani
- Jayanti Mandasari
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya
Billahitaufiq Wal Hidayah
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban
Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXI.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Mengesahkan Pernyataan Demisioner Pengurus
KOHATI PB HMI Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXI.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
Tentang
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXI
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Program Kerja Nasional KOHATI PB periode
2013-2015 sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Kriteria Formateur/Ketua Umum KOHATI PB
Periode 2013-2015 sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Kriteria Mide Formateur Periode 2013-2015
sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Formateur/Ketua Umum
KOHATI PB Periode 2013-2015 sebagaimana
terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Mide Fomateur periode
2013-2015 sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Tentang
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Saudari Endah Cahya Immawati sebagai
Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI periode
2013-2015.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau
kembali apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah
Tentang
MIDE FORMATEUR
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXI
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXI, setelah:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Saudari: Hafidah Farwa dan Indah Syamsuddin
masing-masing sebagai Mide Formateur Mengesahkan
Mide Formateur.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah