Anda di halaman 1dari 15

A.

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami dan menerapkan ruang lingkup konstitusi.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya dengan
pedoman pokok organisasi lainnya secara gamblang.

2.Peserta dapat mempedomani konstitusi dan pedoman-pedoman pokok organisasi


dalam kehidupan berorganisasi.

3.Peserta dapat memecahkan masalah-masalah organisasi dalam pendekatan


konstitusi.

C. Metode,Waktu, dan Alat

Metode:
1. Brainstorming
2. Pemaparan materi
3. Fokus Group Diskussion
4. Ceramah

Alokasi waktu : 2 Jam (120 Menit)


Alat dan bahan :
1. Spidol
2. Kertas Plano
3. Papan Tulis
4. Penjepit Kertas
5. Al-Qur’an
(terjemahan)
6. Movie/Musik
7. Kertas HVS

D. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan Metode
waktu
Kegiatan Awal
a. Pendahuluan 1. Fasilitator memberi salam Ceramah 10 Menit
(greeting);

2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.

3. Fasilitator menyiapkan peserta


secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pemberian
materi;

4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan
antara pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan;

5. Fasilitator menjelaskan tujuan


pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai;

b. Inti 1. Pengantar Ilmu Hukum Ceramah 100


1.1.Pengertian dan Fungsi Hukum Pemaparan Materi Menit
1.2.Hakekat Hukum Brainstorming
1.3.Pengertian Konstitusi dan arti FGD
pentingnya dalam organisasi

2. Ruang lingkup Konstitusi HMI


2.1. Makna Mukodimah AD HMI
2.2. Makna HMI sebagai organisasi
yang berasaskan Islam
2.3. Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga HMI
2.3.1. Masalah keanggotaan
2.3.2. Masalah Struktur Kekuasaan
2.3.3. Masalah Struktur
Kepemimpinan

3. Pengenalan Lembaga
3.1. Kohati
3.2. Lembaga Pengembangan Profesi
3.3. Pedoman Lembaga
Pengembangan profesi
3.4. Atribut HMI
c. Penutup 1. Peserta dan fasilitator 10 Menit
melakukan refleksi terhadap
kegiatan forum dan manfaat-
manfaatnya.

2. Fasilitator memberikan ulasan


atas hasil pembelajaran di
forum.
3. Fasilitator memberikan
motifasi kepada peserta untuk
bersama-sama berproses di
HMI.

4. Peserta diberikan kesempatan


untuk memberikan pesan dan
kesan (bila perlu).

5. Fasilitator dan peserta


mengucapkan salam penutup.

E. Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian konstitusi.
2. Peserta dapat menjelaskan fungsi konstitusi.
3. Peserta dapat menjelaskan posisi konstitusi.
4. Peserta mampu memahami makna dari mukadimah HMI.
5. Peserta mampu menyelaraskan mukadimah HMI dengan Pancasila.
6. Peserta dapat menyelaraskan mukadimah HMI dengan NDP.
7. Peserta dapat menjelaskan tafsir azas HMI.
8. Peserta dapat mengetahui dan memahami tafsir tujuan HMI.
9. Peserta dapat menjelaskan tafsir independensi HMI.
10. Peserta dapat menjelaskan fungsi HMI.
11. Peserta dapat menjelaskan peran HMI
12. Peserta dapat menjelaskan perbedaan antara anggota muda, anggota biasa, dan
anggota kehormatan.
13. Peserta dapat menjelaskan struktur kekuasaan di HMI
14. Peserta dapat menjelaskan struktur kepemimpinan di HMI
15. Peserta dapat menjelaskan posisi dan jalur koordinasi badan-badan khusus.
16. Peserta dapat menjelaskan Basic demand Indonesia.
17. Peserta dapat menyelaraskan dengan arah perjuangan sebagai kader HMI.
18. Peserta dapat menjelaskan konsep perkaderan di HMI.
19. Peserta dapat menjelaskan training formal dan non-formal di HMI.
20. Peserta dapat mengetahui pedoman administrasi dan kesekretariatan secara benar.
21. Peserta dapat membuat surat sesuai dengan konstitusi HMI.

F. Penilaian
1. Test Objektif/Subjektif, Penugasan, dan Membuat Kuisioner
a. Test objektif yaitu test yang dilakukan diakhir training. Bahan pertanyaan
sebagai berikut :
1) Tuliskan makna dan kedudukan konstitusi!
2) Tuliskan makna mukaddimah!
3) Tuliskan ayat pancasila beserta maknanya!
4) Apakah konstitusi selaras dengan pancasila? Jika Iya, jelaskan bagaimana
hubungan keselarasannya?
5) Tuliskan pasal 1-10 AD beserta ayat dan babnya.
6) Tuliskan yang kamu ketahui dari pasal 10-20, minimal tulis makna per pasal!
7) Apa itu Basic Demand Indonesia?
8) Jelaskan mengenai pedoman perkaderan HMI!
9) Apa yang kamu ketahui tentang pedoman administrasi dan kesekretariatan?
10) Sebutkan badan-badan khusus yang ada di HMI, beserta penjelasan!
11) Apa yang kamu ketahui tentang azas HMI?
12) Apa yang kamu ketahui tentang independesi HMI?
13) Apa yang kamu ketahui tentang keanggotaan di HMI?
14) Apa yang kamu ketahui tentang peran HMI?
15) Apa yang kamu ketahui tentang tujuan HMI?
16) Gambarka struktur kekuasaan di HMI!
17) Gambarkan struktur kepemimpinan di HMI!
18) Jelaskan bagaimana arah pergerakan HMI?
19) Buatlah surat permohonan sesuai dengan ketentuan penulisan dalam
pedoman administrasi dan kesekretariatan HMI!

b. Test Subjektif yaitu test yang dilakukan selama training berlangsung dengan cara
peserta diminta menjelaskan kembali.
c. Penugasan diberikan pada saat materi selesai yaitu berupa review materi yang
telah diberikan.

d. Kuisioner digunakan untuk mengukur tingkat penangkapan peserta, metode


yang digunakan, penyampaian materi, dan suasana training.
1) Bagaimana konstitusi HMI menurut kalian ?
2) Apakah materi konstitusi HMI berguna, ceritakan ?
3) Kesan dan pesan apa yang kalian dapat dari materi konstitusi HMI ?
4) Suka atau tidak dengan materi konstitusi HMI ?

2. Sasaran penilaian
a. Kognitif (30%)
Output :
Kader menjadi taat, patuh dan tertib.
1) Test Objektif
2) Penugasan
3) Kuisioner
b. Afektif (50%)
Output :
Kader mengetahui tata aturan yang berlaku di HMI.
1) Test subjektif
2) Penugasaan
c. Psikomotorik (20%)
Output :
Kader menjalankan secara aktif.
1) Test subjektif

G. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengantar Ilmu Hukum
1.1.Pengertian dan Fungsi Hukum
Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum ialah keseluruhan kaidah-kaidah
serta asas-asas yang mengatur pergaula hidup dalam masyarakat dan bertujuan
memelihara ketertiban serta meliputi lembaga-lembaga guna mewujudkan
keberlakunya suatu kaidah yang nyata dalam kehidupan masyarakat. Menurut Paul
Seholten, terdapat beberapa cirri-ciri hukum yang dikutip dalam buku A. Gunawan
Setiardja (1990: 79-90) yakni;
1. Hukum adalah aturan perbuatan manusia.
2. Hukum bukan hanya sebuah keputusan, melainkan harus terealisasi.
3. Hukum bersifat mewajibkan.
4. Hukum ada untuk melindungi.
5. Hukum sebagai dasar yang harus dilaksanakan.

Menurut Van Apeldom, tujuan hukum ialah guna mengatur pergaulan hidup manusia.
Fungsi hukum ialah sebagai perlindungan dan keadilan. Secara umum, fungsi hukum
juga sebagai berikut;
1. Melindungi
2. Alat ketertiban dan keteraturan
3. Sarana mewujudkan keadilan
4. Alat perubahan sosial
5. Penyelesaian masalah
Tugas daripada hokum adalah
1. Menjamin adanya kepastian hokum
2. Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman, dan perdamaian
4. Menjaga ketertiban

1.2.Hakekat Hukum
Seorang filsuf Romawi Kuno bernama Cicero (106- 43 SM) menyatakan bahwa, “Ubi
Societas Ibi Uis”, berarti dimana ada masyarakat disitulah keberadaan hukum. Maka,
setiap aktivitas manusia yang dalam hal ini masyarakat terikat oleh suatu aturan yang
dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas.

1.3.Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi


Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar
dan sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu
organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
Hukum pokok
Qur’an & Hadist  Islam
Pancasila & UUD 1945  Indonesia
AD/ART  Organisasi

Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan
piagam (sebagai dasar pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku
dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah
yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau
azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
• Universal
• Fleksibel
• Luwes

PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran
1. Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal
4
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-royong,
pembayaran diat dan tebusan tawanan.
`
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan
secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi
sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak
boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan
aturan tertinggi.

2. Ruang lingkup Konstitusi HMI


2.1. Makna Mukodimah AD HMI
Sesungguhnya Allah Subhanahu wata‘ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran
yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan
fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-
mata kehadirat-Nya.
Alinea 1 :
1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56)

Menurut iradat Allah Subhanahu wata‘ala kehidupan yang sesuai dengan fitrah-Nya
adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial serta iman,
ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal

Berkat rahmat Allah Subhanahu wata‘ala Bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala. Sebagai bagian dari
umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki kewajiban berperan aktif
dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.

Alinea 3 :
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat
Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3) Adil makmur
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan kewajibannya serta
peran dan tanggung jawab kepada umat manusia, umat muslim dan Bangsa Indonesia
bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman demi
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata‘ala.
Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah Subhanahu
wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan, dengan
nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam satu organisasi yang
digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar.

Alinea 4 :
1) Fungsi generasi muda Islam
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)

2.2. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam


HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam
dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan
menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber
inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

2.3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI


Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat
aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-
masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu
penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya. Hal utama yang harus diketahui
kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur
organisasi.

2.3.1. Masalah keanggotaan


Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada
perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI
Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2) Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau
anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah
ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan


status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan secara
tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman HMI
lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan
memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai
anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut telah megikuti dan
lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI.

Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan
berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S 0, 7 (tujuh) tahun untuk
program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan
tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan,
status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan
meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam
keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang
bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang
sampai masa kepengurusannya berakhir.

Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara
(gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I.
Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara,
mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan
mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan
peruntukannya. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan
pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis.

2.3.2. Masalah Struktur Kekuasaan


Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :
1) Kongres
2) Konferensi/Musyawarah Cabang
3) Rapat Anggota Komisariat

2.3.3. Masalah Struktur Kepemimpinan


Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :
1) Pengurus Besar HMI
2) Pengurus HMI Cabang
3) Pengurus HMI Komisariat

3. Pengenalan Lembaga
3.1. Kohati
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan
khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan
potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan
tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI
berkedudukan dimana HMI berada. KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah
yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi
otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan
pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang
keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi
perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati
untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.
Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan
Kader I HMI.

3.2. Lembaga Pengembangan Profesi


Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI
Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada
kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya
mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan
pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota yang mempunyai potensi
terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
• Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
• Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
• Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
• Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun
semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga
kekaryaan ditunjukkan dari :
• Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga
kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan
• Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap
organisasi induk HMI
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik
Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI),
Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang
di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan
memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan
hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai
rayon
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan
lembaga
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan
lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan
justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi
pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut
lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk
melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX
HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah
bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi
LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi
menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga
kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat
diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan
melalui NKK/BKK tahun 1978.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya
kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di
Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena
gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986
pendayagunaan LK kembali dicanangkan.

Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI
(diluar KOHATI, BPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI
sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing- masing, latihan
kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa
dan negara. Sebagaimana terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian
HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar
keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah
merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan
akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup
dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan
kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan
cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga
memiliki fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader
seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi.
Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan
menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya.
Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan
melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing)
haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri.
Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk
menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi
kekuasaan HMI.

Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan


Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai
tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar
pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat
terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan
bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan
bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART
HMI)
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan
keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis
serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)

3.3. Pedoman Lembaga Pengembangan profesi

Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem
perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif,
seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.

Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :


1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah
serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
• Pembentukan integritas watak dan kepribadian
• Pengembangan kualitas intelektual
• Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
¾ Landasan teologis
¾ Landasan ideologis
¾ Landasan konstitusi
¾ Landasan historis
¾ Landasan sosio-kultural

4. Pola Dasar Perkaderan


• Rekrutmen
• Pembentukan Kader
Training Formal
Pengembangan :
Æ Up-Grading
Æ Pelatihan
Æ Aktivitas
Pengabdian
3.4. Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam
penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang
diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :

HYMNE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bersyukur dan Ikhlas


Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI

Berdoa dan Ikrar


Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Al Quran Hadits
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI

Lambang HMI adalah sebagai berikut :


1. Bentuk huruf alif :
- Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
- Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang,
dasar/semangat HMI
2. Bentuk perisai :
Lambang kepeloporan HMI
3. Bentuk jantung :
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses
perkaderan HMI
4. Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang senantiasa
haus akan ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang :
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna hijau :
Lambang keimanan dan kemakmuran
7. Warna hitam :
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam :
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna putih :
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak tiga :
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :


a) Lencana/Badge HMI
b) Bendera
c) Stempel
d) Kartu Anggota
e) Papan Nama HMI
f) Gordon/Selempang HMI
g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang
dan penggunaannya

Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci dalam ketentuan khusus.

Referensi
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu
Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit Alumni,
Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000
5. UUD 1945
6. Marzuki, P.M. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
7. Hasanuddin., Yanggo, H.T., Abbas, A.F., Arifin, J. Syaifuddin, A., Azharuddin., Catur,
B., dan Thamrin, A. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. UIN Jakarta Press. Jakarta
9. Thaib, D., Hamidi, J., dan Huda, N. 1999. Teori dan Hukum Konstitusi. Rajawali Press.
Jakarta
10. Anwar, A. 2008. Teori dan Hukum Konstitusi. In-Trans Publishing. Jawa Timur
11. Utsman, S. 2008. Menuju Penegakkan Hukum Responsif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
RPP Materi Konstitusi

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu

1. Fasilitator memberi salam


(greeting).
2. Fasilitator memberikan mukadimah
dan berkenalan dengan peserta.
Pendahuluan 3. Fasilitator menyiapkan peserta Ceramah 10 Menit
secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pemberian
materi.
4. Fasilitator melakukan
brainstorming.
Inti Makna dan kedudukan ; Hukum dan Brainstorming 15 Menit
konstitusi
Makna mukadinah
Inti Kandungan pada pancasila FGD 30 Menit

Penyelarasan dengan NDP


Inti Pemaparan Materi 20 Menit
Konstitusi HMI
Inti Basic demand indonesia Ceramah 10 Menit

Inti Pedoman perkaderan dan pedoman Pemaparan Materi 20 Menit


administrasi dan kesekretariatan HMI
Inti Pengenalan Lembaga dan Badan Pemaparan Materi 5 Menit
Khusus HMI
1. Peserta dan fasilitator melakukan
refleksi terhadap kegiatan forum
dan manfaat-manfaatnya.
2. Fasilitator memberikan ulasan atas
Ceramah, tanya
Penutup hasil pembelajaran di forum. 10 Menit
3. Fasilitator memberikan motivasi jawab.
kepada peserta untuk bersama-
sama berproses di HMI.
4. Fasilitator dan peserta
mengucapkan salam penutup.

Anda mungkin juga menyukai