Metode:
1. Brainstorming
2. Pemaparan materi
3. Fokus Group Diskussion
4. Ceramah
D. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan Metode
waktu
Kegiatan Awal
a. Pendahuluan 1. Fasilitator memberi salam Ceramah 10 Menit
(greeting);
2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.
4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan
antara pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan;
3. Pengenalan Lembaga
3.1. Kohati
3.2. Lembaga Pengembangan Profesi
3.3. Pedoman Lembaga
Pengembangan profesi
3.4. Atribut HMI
c. Penutup 1. Peserta dan fasilitator 10 Menit
melakukan refleksi terhadap
kegiatan forum dan manfaat-
manfaatnya.
E. Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian konstitusi.
2. Peserta dapat menjelaskan fungsi konstitusi.
3. Peserta dapat menjelaskan posisi konstitusi.
4. Peserta mampu memahami makna dari mukadimah HMI.
5. Peserta mampu menyelaraskan mukadimah HMI dengan Pancasila.
6. Peserta dapat menyelaraskan mukadimah HMI dengan NDP.
7. Peserta dapat menjelaskan tafsir azas HMI.
8. Peserta dapat mengetahui dan memahami tafsir tujuan HMI.
9. Peserta dapat menjelaskan tafsir independensi HMI.
10. Peserta dapat menjelaskan fungsi HMI.
11. Peserta dapat menjelaskan peran HMI
12. Peserta dapat menjelaskan perbedaan antara anggota muda, anggota biasa, dan
anggota kehormatan.
13. Peserta dapat menjelaskan struktur kekuasaan di HMI
14. Peserta dapat menjelaskan struktur kepemimpinan di HMI
15. Peserta dapat menjelaskan posisi dan jalur koordinasi badan-badan khusus.
16. Peserta dapat menjelaskan Basic demand Indonesia.
17. Peserta dapat menyelaraskan dengan arah perjuangan sebagai kader HMI.
18. Peserta dapat menjelaskan konsep perkaderan di HMI.
19. Peserta dapat menjelaskan training formal dan non-formal di HMI.
20. Peserta dapat mengetahui pedoman administrasi dan kesekretariatan secara benar.
21. Peserta dapat membuat surat sesuai dengan konstitusi HMI.
F. Penilaian
1. Test Objektif/Subjektif, Penugasan, dan Membuat Kuisioner
a. Test objektif yaitu test yang dilakukan diakhir training. Bahan pertanyaan
sebagai berikut :
1) Tuliskan makna dan kedudukan konstitusi!
2) Tuliskan makna mukaddimah!
3) Tuliskan ayat pancasila beserta maknanya!
4) Apakah konstitusi selaras dengan pancasila? Jika Iya, jelaskan bagaimana
hubungan keselarasannya?
5) Tuliskan pasal 1-10 AD beserta ayat dan babnya.
6) Tuliskan yang kamu ketahui dari pasal 10-20, minimal tulis makna per pasal!
7) Apa itu Basic Demand Indonesia?
8) Jelaskan mengenai pedoman perkaderan HMI!
9) Apa yang kamu ketahui tentang pedoman administrasi dan kesekretariatan?
10) Sebutkan badan-badan khusus yang ada di HMI, beserta penjelasan!
11) Apa yang kamu ketahui tentang azas HMI?
12) Apa yang kamu ketahui tentang independesi HMI?
13) Apa yang kamu ketahui tentang keanggotaan di HMI?
14) Apa yang kamu ketahui tentang peran HMI?
15) Apa yang kamu ketahui tentang tujuan HMI?
16) Gambarka struktur kekuasaan di HMI!
17) Gambarkan struktur kepemimpinan di HMI!
18) Jelaskan bagaimana arah pergerakan HMI?
19) Buatlah surat permohonan sesuai dengan ketentuan penulisan dalam
pedoman administrasi dan kesekretariatan HMI!
b. Test Subjektif yaitu test yang dilakukan selama training berlangsung dengan cara
peserta diminta menjelaskan kembali.
c. Penugasan diberikan pada saat materi selesai yaitu berupa review materi yang
telah diberikan.
2. Sasaran penilaian
a. Kognitif (30%)
Output :
Kader menjadi taat, patuh dan tertib.
1) Test Objektif
2) Penugasan
3) Kuisioner
b. Afektif (50%)
Output :
Kader mengetahui tata aturan yang berlaku di HMI.
1) Test subjektif
2) Penugasaan
c. Psikomotorik (20%)
Output :
Kader menjalankan secara aktif.
1) Test subjektif
Menurut Van Apeldom, tujuan hukum ialah guna mengatur pergaulan hidup manusia.
Fungsi hukum ialah sebagai perlindungan dan keadilan. Secara umum, fungsi hukum
juga sebagai berikut;
1. Melindungi
2. Alat ketertiban dan keteraturan
3. Sarana mewujudkan keadilan
4. Alat perubahan sosial
5. Penyelesaian masalah
Tugas daripada hokum adalah
1. Menjamin adanya kepastian hokum
2. Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman, dan perdamaian
4. Menjaga ketertiban
1.2.Hakekat Hukum
Seorang filsuf Romawi Kuno bernama Cicero (106- 43 SM) menyatakan bahwa, “Ubi
Societas Ibi Uis”, berarti dimana ada masyarakat disitulah keberadaan hukum. Maka,
setiap aktivitas manusia yang dalam hal ini masyarakat terikat oleh suatu aturan yang
dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas.
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan
piagam (sebagai dasar pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku
dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah
yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau
azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
• Universal
• Fleksibel
• Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran
1. Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal
4
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-royong,
pembayaran diat dan tebusan tawanan.
`
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan
secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi
sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak
boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan
aturan tertinggi.
Menurut iradat Allah Subhanahu wata‘ala kehidupan yang sesuai dengan fitrah-Nya
adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial serta iman,
ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal
Berkat rahmat Allah Subhanahu wata‘ala Bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala. Sebagai bagian dari
umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki kewajiban berperan aktif
dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.
Alinea 3 :
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat
Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3) Adil makmur
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan kewajibannya serta
peran dan tanggung jawab kepada umat manusia, umat muslim dan Bangsa Indonesia
bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman demi
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata‘ala.
Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah Subhanahu
wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan, dengan
nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam satu organisasi yang
digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar.
Alinea 4 :
1) Fungsi generasi muda Islam
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan
berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S 0, 7 (tujuh) tahun untuk
program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan
tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan,
status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan
meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam
keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang
bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang
sampai masa kepengurusannya berakhir.
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara
(gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I.
Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara,
mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan
mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan
peruntukannya. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan
pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis.
3. Pengenalan Lembaga
3.1. Kohati
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan
khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan
potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan
tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI
berkedudukan dimana HMI berada. KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah
yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi
otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan
pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang
keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi
perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati
untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.
Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan
Kader I HMI.
Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI
(diluar KOHATI, BPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI
sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing- masing, latihan
kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa
dan negara. Sebagaimana terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian
HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar
keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah
merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan
akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup
dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan
kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan
cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga
memiliki fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader
seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi.
Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan
menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya.
Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan
melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing)
haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri.
Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk
menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi
kekuasaan HMI.
Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem
perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif,
seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.
HYMNE
Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci dalam ketentuan khusus.
Referensi
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu
Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit Alumni,
Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000
5. UUD 1945
6. Marzuki, P.M. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
7. Hasanuddin., Yanggo, H.T., Abbas, A.F., Arifin, J. Syaifuddin, A., Azharuddin., Catur,
B., dan Thamrin, A. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. UIN Jakarta Press. Jakarta
9. Thaib, D., Hamidi, J., dan Huda, N. 1999. Teori dan Hukum Konstitusi. Rajawali Press.
Jakarta
10. Anwar, A. 2008. Teori dan Hukum Konstitusi. In-Trans Publishing. Jawa Timur
11. Utsman, S. 2008. Menuju Penegakkan Hukum Responsif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
RPP Materi Konstitusi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu