Anda di halaman 1dari 17

Sistem Pendidikan Singkat

NDP Himpunan Mahasiswa Islam


(SINDIKAT NDP HMI)

Disusun oleh:
PUJI ARDIANTO
Sebagai Syarat Kepesertaan Senior Course Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Bekasi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG SURAKARTA
2022
SINDIKAT NDP HMI
Sistem Pendidikan Singkat Nilai-nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam
Jenjang :
Materi :
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi
materi secara garis besar dalam organisasi.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam
organisasi.
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran.
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta.
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat.
7. Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal.

C. Metode, Waktu, dan Alat


- Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
- Alokasi Waktu : 10 Jam (600 Menit).
- Alat :
1. Buku-buku filsafat NDP
2. Papan Tulis
3. Spidol, dan
4. Kebutuhan lain yang relevan
D. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan Metode
Waktu
Kegiatan Awal
a. Pendahuluan 1. Fasilitator memberi salam Ceramah 25 Menit
(greeting);

2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.

3. Fasilitator menyiapkan peserta


secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pemberian
materi;

4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan
antara pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan;

5. Fasilitator menjelaskan tujuan


pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai;

b. Inti 1. Sejarah NDP HMI Ceramah 550


Menit
1.1. Pengertian NDP Pemaparan Materi
1.2. Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP Brainstorming
1.3. NDP sebagai kerangka pemikiran Ke- FGD
Islaman dan Ke- Indonesiaan HMI
1.4. Hubungan antara NDP dan Mision
HMI
2. NDP HMI
2.1. Dasar-dasar Kepercayaan
2.2. Pengertian-pengertian Dasar Tentang
Kemanusiaan
2.3. Kemerdekaan Manusia (ikhtiar) dan
Keharusan Universal (Taqdir)
2.4. Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Prikemanusiaan
2.5. Individu dan Mayarakat
2.6. Keadilan Sosial dan Keadilan
Ekonomi
2.7. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan
2.8. Kesimpulan dan Penutup
c. Penutup 1. Peserta dan fasilitator 25 Menit
melakukan refleksi terhadap
kegiatan forum dan manfaat-
manfaatnya.

2. Fasilitator memberikan ulasan


atas hasil pembelajaran di
forum.

3. Fasilitator memberikan
motifasi kepada peserta untuk
bersama-sama berproses di
HMI.

4. Peserta diberikan kesempatan


untuk memberikan pesan dan
kesan (bila perlu).

5. Fasilitator dan peserta


mengucapkan salam penutup.

E. Indikator
1.
Peserta dapat menjelaskan pengertian dari Nilai, Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan.
2.
Peserta dapat menjelaskan hubungan antara Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan.
3.
Peserta dapat menceritakan latar belakang munculnya NDP.
4.
Peserta dapat menjelaskan perubahan-perubahan nama pada NDP.
5.
Peserta dapat menjelaskan kandungan materi NDP.
6.
Peserta dapat menjelaskan kesimpulan dan tujuan dari NDP.
7.
Peserta dapat menyelaraskan antara Bab-bab di NDP beserta landasan ayat al-
qur’an nya.
8. Peserta dapat berperan aktif dalam mewujudkan suasana masyarakat madani
dilingkup HMI secara khusus, dan Indonesia secara umum.
F. Penilaian
1. Tes objektif/subjektif, penugasan, dan membuat kuisioner
a. Tes objektif yaitu tes yang dilakukan di akhir training. Bahan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Tuliskan makna kata Nilai, Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan dan hubungan
antara Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan!
2. Ceritakan Perjalanan Nurcholis Madjid ke Amerika dan Timur Tengah
beserta perubahan mana pada NDP!
3. Tuliskan apa yang kamu ketahui dari setiap Bab dalam NDP!
4. Sebutkan ayat yang terdapat dalam NDP, masing-masing 5 per Bab!
5. Bagimana hubungan NDP dengan fungsi, peran, dan tanggung jawab kader
HMI?
b. Tes subjektif yaitu tes yang dilakukan selama training berlangsung dengan cara
peserta diminta menjelaskan kembali.
c. Penugasan diberikan pada saat materi selesai yaitu berupa review materi NDP
yang telah diberikan.
d. Kuisioner digunakan untuk mengukur tingkat penangkapan peserta, metode
yang digunakan, penyampaian materi, dan suasana training.
1. Bagaimana NDP HMI menurut kalian?
2. Kesan dan pesan apa yang kalian dapat dari materi NDP HMI?
2. Sasaran penilaian
a. Kognitif (30%)
Output:
Kader tambah yakin dengan Islam, cenderung pada kebenaran, loyal, dan
optimis/pantang menyerah.
1. Tes objektif
2. Penugasan
3. Kuisioner
b. Afektif (50%)
Output:
Kader mengetahui nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
1. Tes subjektif
2. Penugasan
c. Psikomotorik (20%)
Output:
Kader menjalankan shalat dan ibadah lain, senang mengaji dan mengkaji, serta
berbagi
1. Tes subjektif
G. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi
1.1. Pengertian NDP.
Nilai Dasar Perjuangan atau yang sering kita sebut NDP adalah dokumen
resmi yang menjadi landasan ideologis bagi organisasi HMI. NDP merupakan
perumusan tentang ajaran-ajaran pokok Agama Islam, yaitu nilai-nilai dasarnya,
sebagaimana tercantum dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
1.2. Sejarah perumusan dan lahirnya NDP
Nilai Dasar Perjuangan pada awalnya akan diberi nama Nilai Dasar Islam oleh
Nurcholis Madjid, Endang Saefuddin Ansari dan Syakib Mahmud, akan tetapi
setelah Cak Nur berpikir kalau disebut Nilai Dasar Islam, maka klaim kita akan
terlalu besar. Kita terlalu mengklaim inilah Nilai-Nilai Dasar Islam. Oleh karena,
itu lebih baik disesuaikan dengan aktivitas kita sebagai mahasiswa. Lalu Cak Nur
mendapat ilham dari beberapa sumber. Pertama adalah kata “nilai-nilai dasar”
yang bersumber dari Willy Eicher, seorang ideolog Partai Sosialis Demokrat
Jerman yang menulis buku yang berjudul, The Fundamental Values and Basic
Demand Of Democratic Socialism. Kemudian kata “perjuangan” bersumber dari
karya Syahrir mengenai ideology sosialisme Indonesia yang termuat dalam
Perjuangan kita. Ternyat Syahrir juga tidak orisinal, dia agaknya meniru dari
buku Hitler, Mein Kamf. Jadilah Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) itu.
Kemudian Cak Nur membawa draft NDP ke malang pada Kongres IX, mei 1969.
Latar belakang belakang lahirnya NDP bermula ketika pada tahun 1968 Cak
Nur menerima undangan pemerintah Amerika yang diwakili Kedutaan Amerika
di Indonesia untuk mengunjungi universitas-universitas disana yang waktu itu
merupakan pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Setelah kunjungannya di Amerika
selesai Cak Nur pergi berkeliling ke Timur Tengah yang dimulai dari Istanbul,
Libanon, Syiria, Irak, Kuwait, Saudi Arabia, Mesir, Libanon, Pakistan, kemudian
berakhir di Sudan. Motif Cak Nur pergi ke Timur Tengah adalah kita di Indonesia
selama ini selalu mengaku muslim dan mengaku sebagai pejuang-pejuang Islam,
sekarang perlu melihat sendiri bagaimana wujud Islam dalam praktik.
1.3. NDP sebagai kerangka global pemahaman Islam dalam konteks organisasi HMI.
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi diperuntuhkan
untuk mengatur pola hidup manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya
yakni sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadiratnya. Islam sebagai azas HMI yang terkandung didalam
NDP haruslah dipahami secara sempurna karena Islam merupakan ajaran yang
universal. Maka kader HMI diwajibkan mempunyai idealisme kuat, yang berarti
harus memahami NDP secara substansi maupun secara esensi, guna sebagai
kerangka global untuk memahami Islam.
1.4. Hubungan Antara NDP dan Mission HMI.
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan menjadi ideologi yang dianut oleh organisasi
HMI, sedangkan Mission HMI adalah tugas dan tanggung jawab yang diemban
oleh setiap kader. Jadi kader HMI dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
tidak boleh bertentangan dengan NDP. Bila di umpamakan dengan manusia yaitu
antara jasad dan roh, dimana keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat.

2. Garis besar Materi NDP.


2.1. Hakikat Kehidupan
Hakikat dari kehidupan adalah untuk mencapai derajat ketaqwaan dengan
mempergunakan secara terus menerus fitrah kemanusiaannya hingga hari
kematian tiba (Ridha Allah). Kehidupan manusia mempunyai akhir yang jelas,
segala perbuatan manusia didunia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah
SWT di hari kemudian sebagai konsekwensi logis eksistensi manusia didunia
sebagai khalifah Allah.
2.1.1. Analisa Kebutuhan Manusia
Kebutuhan menurut Imam Al-Ghozali adalah keinginan manusia
mendapatkan sesuatu yang diperlukan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan menjalankan fungsinya yaitu menjalankan
tugasnya sebagai hamba Allah dengan beribadah secara maksimal. Dalam
ekonomi Islam kebutuhan manusia terdiri dari tiga yaitu: kebutuhan
dharuriyat (primer), hajiyyat (sekunder) dan tahsiniyyat (tersier).
2.1.2. Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia.
Selama 4000 Tahun lamanya manusia mencari kebenaran sejati
(Tuhan), itu menandakan bahwa kebenaran adalah kebutuhan dasar
didalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan kebenaran sebagai
kebutuhan rohani sangatlah diperlukan sama halnya dengan kebutuhan
jasmani. Manusia memiliki fitrah yang secara kodrati cenderung kepada
kebenaran (hanif). Allah SWT berfirman yang artinya yaitu: “hadapkanlah
dengan seluruh dirimu itu kepada agama (Islam) sebagaimana engkau
adalah hanif (secara kodrat memihak kebenaran); itulah fitrah Tuhan yang
telah menfitrahkan manusia kepadanya”. (QS. Ar-Rum:30)
2.1.3. Islam sebagai sumber kebenaran.
Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kedamaian dan
kebenaran. Dalam menyiarkan ajaran Islam dilakukan secara damai, tanpa
kekerasan dan tanpa paksaan kepada seseorang untuk memeluk agama
Islam. Kebenaran agama Islam itu terdapat dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” dan
sebagai petunjuk bagi manusia. Allah SWT berfirman “Dan kami (Tuhan)
telah turunkan kepada engkau (Muhammad) sebuah kitab (Al-Qur’an)
sebagai keterangan segala sesuatu serta sebagai petunjuk, rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang Muslim” (QS. An-Nahl:98)

2.2 Hakikat Kebenaran.


Kebenaran berasal dari bahasa Arab, dari kata Haq yang berarti tetap, benar,
pasti, kenyataan. Di dalam Al-Qur’an kata Haq muncul sebanyak 287 kali, 197
ayat terdapat dalam surat-surat Makiyyah dan 90 ayat dalam surat-surat
Madaniyyah. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran
yang mutlak adalah Allah. Dalam Qur’an Surah Al-Baqarah:172 Allah SWT
berfirman “kebenaran itu berasal dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang ragu”.
2.2.1. Konsep Tauhid Laa Ilaaha Illallaah.
Sepanjang sejarah Tauhid wujudnya sama, yaitu paham kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan tetapi tekanan implikasinya berubah-
ubah. Tekanan pada misi Rasul-rasul pun berubah, misalnya Nabi Isa
datang untuk mengubah Taurat (agar aku halalkan bagi kamu sebagian
yang diharamkan bagi kamu).
Dalam Agama Islam konsep Tauhid terumuskan didalam kalimat
persaksian (syahadat) yang pertama adalah tidak ada Tuhan selain Allah
mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan
“tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan
perkataan “selain Allah” memperkecualikan suatu kepercayaan kepada
kebenaran. Kalimat persaksian yang kedua adalah “Muhammad adalah
Rasul Allah”. Yang esensinya adalah bahwa percaya kepada Allah saja
tidak cukup, kita juga harus percaya pada Nabi Muhammad SAW.

2.2.2. Eksistensi dan Sifat-sifat Allah.


Tuhan itu ada, dan yang ada secara mutlak ialah Allah. Dia adalah
yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih, Maha Penyayang
dan Maha seterusnya. Allah adalah yang pertama dan yang penghabisan,
Yang Lahir dan Yang Batin, dan “kemana juga pun kamu berpaling
disanalah wajah Tuhan”, dan “Dia itu bersama kamu kemanapun kamu
berada”.

2.2.3. Rukun Iman Sebagai Upaya Mencari Kebenaran.


Rukun artinya landasan atau dasar, sedangkan Iman artinya
mempercayai atau meyakini dengan hati, mengucap dengan lidah dan
mengamalkannya dengan perbuatan. Dalam Islam ada 6 rukun iman yaitu:
1. Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah merupakan rukun iman yang paling utama
yang menjadi dasar keimanan seseorang. Beriman kepada Allah berarti
wajib mempercayai bahwa Allah itu ada.
2. Iman kepada Malaikat
Beriman kepada Malaikat berarti kita wajib meyakini bahwa
Malaikat makhluk yang diciptakan Allah dari Nur (cahaya). Malaikat
berbeda dengan manusia yaitu Malaikat tidak mempunyai nafsu
sedangkan manusia mempunyai nafsu. Ada 10 Malaikat yang wajib
kita ketahui yaitu: Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Raqib, Atid,
Munkar, Nangkir, Malik dan Ridwan.
3. Iman kepada Nabi dan Rasul
Beriman kepada Nabi dan Rasul yaitu meyakini dan percaya
bahwa Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul kepada manusia
didunia ini untuk memperingatkan manusia dan membawa manusia
kejalan yang benar supaya kita bahagia dunia dan akhirat.
4. Iman kepada kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu dan meyakini bahwa Allah
telah menurunkan wahyu (kitab suci) melalui malaikat Jibril kepada
para Nabi untuk disampaikan kepada ummat manusia yang berisi
tentang petunjuk dan pedoman. Kitab yang Allah turunkan ada empat
yaitu:
I. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
II. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.
III. Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.
IV. Al-Quran diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dari keempat kitab tersebut, kitab pedoman ummat Nabi
Muhammad hanya satu yaitu Al-Quran. Dengan kitab tersebut kita
tidak akan tersesat selama-lamanya. Tidak ada kitab lain lagi karena
Taurat, Zabur , Injil semuanya sudah melebur kedalam Al-Quran.
5. Iman kepada Hari Akhir
Beriman kepada Hari Akhir yaitu meyakini dan percaya bahwa
hari kiamat itu pasti akan datang. Yang mana pada hari itu semua
manusia dikumpulkan di padang Mashyar untuk mempertimbangkan
amalan-amalan atau perbuatan yang pernah mereka lakukan selama
hidup didunia.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh
hati tentang adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua
makhluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasaan
Allah SWT, jadi semua segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah
ketetapan Allah SWT.
2.3. Hakikat penciptaan alam semesta.
Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap.
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan
kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak berubah(statis).
Teori ini muncul dikalangan materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.
Kemudian pada abad ke 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam
semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta terbentuk karena
adanya sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang.
Dalam Al-Quran diterangkan bahwa Allah SWT yang telah menciptakan alam
semesta ini. Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya selama
enam hari, kemudian dia bersemayam diatas Arsy. Kamu semua tidak memiliki
seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu apakah kamu
tidak memperhatikannya”. (Q.S. Al-Sajdah (32):4)
2.3.1. Eksistensi Alam.
Menurut kaum idealis (Hindu) alam ini tidak memiliki eksistensi yang
riil dan objektif. Alam ini adalah semu, palsu, pancaran dari dunia yang
konkrit. Sedangkan menurut kaum materialis alam ini memiliki eksistensi
yang riil, objektif dan dapat dimengerti oleh manusia yang ada dengan
sendirinya.
Dalam pandangan Islam alam memiliki eksistensi yang riil, objektif
dan berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap (Sunnatullah). Alam ini
mengandung kebaikan pada dirinya dan teratur secara harmonis.
2.3.2. Fungsi dan tujuan penciptaan alam
Fungsi penciptaan alam adalah sebagai objek penilitian guna
dimengerti dan dimanfaatkan. Allah berfirman yang artinya: Katakanlah
“Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan Rasu-rasul yang memberi peringatan bagi
orang yang tidak beriman”. (Q.S Yunus:101) . Sedangkan tujuan
penciptaan alam adalah alam diciptakan untuk di kelola manusia dengan
sebaik-baiknya dan guna keperluan perkembangan peradaban. Allah
berfirman yang artinya: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah
telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi
penerangan”.(Q.S Luqman:20)

2.4. Hakikat-hakikat penciptaan manusia.


Hakikat penciptaan manusia dilihat sumbernya, yang pertama manusia
diciptakan dari tanah. Allah berfirman yang artinya: “Yang membuat segala
sesuatu, yang menciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari
tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (tetapi) sedikit
sekali tidak bersyukur”. (Q.S. As Sajdah:7)
Hakikat penciptaan manusia yang kedua manusia diciptakan dari nutfah atau
mani. Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian kami menjadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang
paling baik”. (QS. Al Mukminun:14)
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Allah
SWT menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan. Hal ini dapat
dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Allah
SWT berfirman yaitu: “Sungguh kami (Tuhan) telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tien:4)
2.4.1. Eksistensi manusia dan kedudukannya diantara makhluk lainnya.
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istemewa. Hal ini
dikarenakan manusia dikarunia akal sebagai keistimewaan dibandingkan
dengan makhlk lainnya. Manusia merupakan makhluk mulia dari segenap
makhluk yang ada di dunia ini. Allah SWT telah membekali manusia
dengan berbagai keutamaan sebagai ciri khas yang membedakannya
dengan makhluk lainnya. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya kami (Tuhan) menawarkan sebuah amanat (akal pikiran)
kepada langit-langit bumi dan gunung-gunung, maka mereka itu menolak
menanggungnya dan merasa keberatan atas amanat itu. Dan manusia yang
menanggungnya; sesungguhnya manusia itu mempersulit diri sendiri dan
bodoh”. (QS. Al-Ahzab:72)
2.4.2. Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Manusia diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah. Kata
khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang
artinya meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus
agama islam. Sebagai khalifah di muka bumi maka manusia wajib
menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi, menegakkan
kebenaran, mewujudkan kedamaian dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang di perbuatnya kelak di hari kiamat.
Allah berfirman yang artinya yaitu: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-
Baqarah:30)
2.4.3. Manusia sebagai hamba Allah.
Sebagai hamba Allah SWT manusia dituntut untuk beribadah dan
menyembah hanya kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya yaitu:
“Aku (Tuhan) tidaklah menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk
berbakti kepadaku.” (QS Ad-Dzariyat:56)
Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan
yaitu ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah
yang bersifat khusus antara lain adalah sholat, puasa, zakat, haji dan
sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum antara lain adalah
melakukan kerja kemanusiaan (amal saleh).
2.4.4. Fitrah, kebebasan dan tanggung jawab manusia.
Sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia bukan hanya
beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melahirkan suatu
keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus
dimiliki manusia saja manusia yaitu fitrah. Hidup secara fitrah ialah
bekerja secara ikhlas yang memancar dari hati nurani yan hanif atau suci.
Tanggung jawab manusia sebagai wakil Tuhan di bumi ialah
melestarikan bumi dan menjaganya dari kerusakan. Manusia juga
memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri beserta keluarganya.
Tanggung jawab kepada keluarga merupakan lanjutan dari tanggung
jawab terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan
dengan memelihara iman keluarga. Didalam Al-Quran dinyatakan “Quu
anfusakum waahlikum naaran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan
iman dari neraka).
2.5. Hakikat Masyarakat.
Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab musyarakah. Arti yang lebih
luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang
interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan
lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok
individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
2.5.1. Perlunya menegakkan keadilan dalam masyarakat.
Sudah seharusnya keadilan dalam masyarakat harus ditegakkan karena
tanpa keadilan kehidupan dalam masyarakat itu tidak akan tentram dan
damai. Pertanyaannya siapakah yang harus menegakkan keadilan dalam
masyarakat tersebut? Sudah pasti masyarakat itu sendiri. Tetapi dalam
prakteknya diperlukan adanya suatu kelompok dalam masyarakat yang
karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-
usaha menegakkan keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu
yang bersifat kemanusiaan. Kualitas terpenting yang harus dipunyainya
ialah rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran dari kecintaannya
yang terbatas kepada Tuhan.
2.5.2. Hubungan keadilan dan kemerdekaan.
Keadilan dan kemerdekaan adalah dua hal yang erat hubungannya,
dimana dalam menegakkan keadilan kita juga harus memperhatikan
kemerdekaan orang lain. Keadilan akan lahir ketika kemerdekaan manusia
itu tidak dirampas oleh orang lain.
2.5.3. Hubungan keadilan dan kemakmuran.
Salah satu tugas dari Pemerintah adalah memakmuran kehidupan
bangsa. Kemakmuran akan tercapai jika keadilan dalam masyarakat sudah
ditegakkan. Selama keadilan belum ditegakkan maka kemakmuran
hanyalah angan-angan semata.
2.5.4. Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan.
Untuk menegakkan keadilan diperlukan pemimpin yang adil, jujur,
bijaksana dan bertaqwa kepada Allah SWT. Pemimpin yang formal saja
tidak cukup untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat, diperlukan
juga kerja sama antara pemimpin dan yang dipimpin. Rasulullah Saw
bersabda yang artinya: “Setiapa orang dari kamu adalah pemimpin dan
kamu bertanggungjawab terhadap kepemimpinan itu”. (Hadist riwayat
Bukhari dan Muslim)
2.6. Hakikat Ilmu.
Ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan yang didapat secara ilmiah, atau
bisa di sebutkan bagian dari pengetahuan. Jadi, makna kata hakekat ilmu dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mendasari atau yang menjadi dasar dari arti atau
makna dari ilmu tersebut. Hakekat Ilmu dapat juga diartikan inti-sari dari ilmu
tersebut.
2.6.1. Ilmu sebagai jalan mencari kebenaran
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan
kebenaran. Dengan menggunakan kekuatan intelegensinya dan dengan
bimbingan hati nuraninya, manusia dapat menemukan kebenaran-
kebenaran dalam hidupnya. Sekalipun relatif, namun kebenaran-
kebenaran itu merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui oleh manusia
dalam perjalanan menemukan kebenaran mutlak. Jadi ilmu pengetahuan
adalah persyaratan dari amal saleh.
2.6.2. Jenis-jenis ilmu
Ilmu dapat dibagi dua kategori yaitu:
i. Ilmu agama yaitu ilmu yang membahas tentang tata cara beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
ii. Ilmu umum yaitu seperti ilmu fisika, matematika, biologi, astronomi
dan sebagainya.

3. Hubungan antara Iman, Ilmu, Amal


Beriman sifatnya adalah personal atau pribadi. Setiap manusia itu harus menyadari,
tidak bias tidak harus punya nilai. Oleh karena iman adalah primer dan segalanya.
Oleh karena iman disitu adalah nilai sandaran kita. Kemudian berilmu karena,
perjalanan menuju Allah itu meskipun mengikuti al-shirot al-mustaqim dan berhimpit
dengan hati nurani kita, tapi disitu adalah masalah perkembangan. Oleh karena itu
harus berilmu. Harus mujahadah. Semua ilmu yang kita miliki taka da gunanya jika
kita tidak mengamalkan kepada sesama.
Iman tanpa ilmu adalah pincang, ilmu tanpa iman adalah buta. Dengan demikian
tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu: “Beriman, berilmu dan
beramal”.
DAFTAR PUSTAKA

Alquran dan terjemahan, Departemen Agama RI

Abdurrahman an-Nahlawy. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat


(Jakarta: Gema Insani,Press

Prof.Dr. Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah telaah Kritis tentang
masalah keimanan, kemanusian dan kemodernan, Yayasan Wakaf Paramadina,1992

Pro. Dr. Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban;Membangun Makna dan Relevansi
Doktrin Islam DalamSejarah. Paramadina. 2008.

Akmal Azhari, 2007,Islam Mahzab HMI, Kultura (GP Prees Grup), Jakarta

Akmal Azhari, NDP HMI, Teks, Interpretasi, dan Kontekstualisasi

Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.

Amstrong Karean, 2002, Sejarah Tuhan : Kisah Pencarian Tuhan yang dilakukan oleh orang-
orang yahudi, kristen dan islam selama 4.000 tahun, Mizan, Bandung

Bintang Arasy visualisasi skematis NDP HMI, Majelis Wilayah KAHMI Aceh

Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999

Hasan Hanafi , Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.

Teks NDP HMI

Anda mungkin juga menyukai