Di susun Oleh :
SANDY
Segala puji atas kehadirat Allah subhanahu wata`ala atas segala karunia & kasih
sayangnya kepada kita. Salawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada
Baginda Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabatnya,
Tabi`in & tabi`atnya dan tak lupa kepada kita selaku umatnya yang semoga di akhir
kelak kita semua mendapatkan syawafaatnya. Aamiin
Bergerak tanpa dasar yang jelas maka jalan yang di lalui adalah sebuah kesesatan
yang nyata. Oleh karena dalam setiap proses atau gerak yang kita lakukan untuk
sampai pada suatu tujuan baik yang bersifat sementara ataupun yang sampai pada
tujuan akhir (Hakiki). Tidak hanya diakukan oleh perseorangan bisa juga kelompok
(Organisasi/Lembaga), Kepemudaan, Kemasyarakatan, dan kemahasiswaan harus
memiliki dasar yang jelas.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada tanggal 5 Februari tahun
1947 atau bertepatan pada 14 Robi`ul awal 1366 H, atas prakarsa Ayahanda Lafran
Pane dan 14 orang Mahasiswa Sekolah tinggi Islam (STI) sekarang Universitas
Islam Indonesia (UII) dengan tujuan awal mempertahankan kedaulatan Republik
Indonesia dan mempertinggi derajat ummat Islam serta menyebarkan islam sampai
kepelosok Negara Indonesia. HMI pada dasarnya sudah dibentuk sebagai
Organisasi perjuangan untuk keummatan (Islam) dan kebangsaan (Indonesia).
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI sebagai tafsir asas Islam, Tidaklah lahir
begitu saja dalam Ruang yang hampa kultural. Ia lahir didasarkan pada satu realitas
historis berkenaan dengan kondisi komunitas HMI sendiri yang sampai tahun 1970
belum memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan pegangan dan landasan
perjuangan bagi kader-kadernya, sebagaimana layaknya sebuah Organisasi
Perjuangan. Berangkat dari keprihatinan Inilah Mantan Ketua Umum PB HMI
Ayahanda Nurcholis Madjid Periode 1966-1971, yang akrab di panggil Cak Nur,
merasa perlu untuk merumuskan apa yang pada akhirnya disebut sebagai Nilai-
Nilai Dasar Perjuangan yang disingkat NDP.
NDP pada perumusannya melalui proses yang cukup panjang dan perjalanan yang
cukup jauh oleh Ayahanda Nurcholis Madjid sampai menjadi NDP yang sekarang
kita ketahui. Saya sebagai penulis akan mencoba memaparkan NDP dari mulai
sejarah perumusannya sampai dengan isi dari setiap Bab nya yang akan tertuang
dalam sistem pendidikan singkat Nilai-Nilai Dasar Perjuangan ini (SINDIKAT
NDP).
Materi : NDP
Alokasi Waktu : 10 Jam (600 menit)
B. Tujuan Khusus
1. Peserta dapat memahami latar belakang kelahiran NDP HMI dan urgensinya
dalam organisasi
2. Peserta dapat mengetahui kedudukan dan hubungan NDP dengan Misi HMI.
3. Peserta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang terkandung dalam NDP HMI.
Brainstorming
Pemaparan Materi
Spidol
Board Maker
Laptop & Infocus (bila ada)
D. Aktivitas Pembelajaran
No. Aktivitas Metode Alokasi
1. Aktivitas awal
• Pra sebelum masuk materi :
Memberi salam dan
Ceramah 20 menit
memeriksa kehadiran peserta
training dan memeriksa
kerapian ruangan training.
Instruktur mencabut skors
forum.
2. • Instruktur menawarkan
kepada peserta siapa yang
ingin membacakan ayat suci
Al-quran dan terjemahannya.
(surat Al-Ikhlas ayat 1-4 :114
Ceramah 20 menit
untuk NDP I) (Surat As-shaf
ayat 2-3 : 61, An-nahl ayat 97
: 16, An-nisa ayat 111 ; 4 NDP
II) (surat Al-anfal ayat 25 : 8,
dan Luqman ayat 33 : 31
untuk NDP III) (surat Ali-
imron ayat 60 : 3, dan Al-Lail
ayat 19-21 : 92 untuk NDP IV)
5. Aktivitas inti
2.2 Pengertian-pengertian
dasar tentang kemanusiaan
6. Penutup
2. Instruktur memberikan
sedikit ulasan terhadap materi Ceramah 25 menit
3. Instruktur memberikan
Motivasi kepada peserta
untuk mempelajari &
memperdalam NDP di forum
formal maupun non formal
4. Peserta diberikan
kesempatan untuk
memberikan pandangan
terhadap NDP (bila ada)
E. Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian Nilai, Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan
4. Peserta dapat menyelaraskan antara Bab-Bab di NDP dengan Landasan ayat Al-
Qur`annya.
c) Tuliskan apa yang kamu ketahui dari setiap Bab dalam NDP!
d) Sebutkan ayat yang terdapat dalam NDP, masing-masing 5 per Bab!
e) Bagaimana hubungan NDP dengan fungsi, peran, dan tanggung jawab kader
HMI?
b. Test Subjektif yaitu test yang dilakukan selama training berlangsung dengan cara
peserta diminta menjelaskan kembali.
c. Penugasan diberikan pada saat materi selesai yaitu berupa review materi NDP
yang telah diberikan.
a. Kognitif (30%)
Output : Kader tambah yakin dengan Islam, cenderung pada kebenaran, loyal, dan
optimis/pantang menyerah.
1) Test Objektif
2) Penugasan
3) Kuisioner
b. Afektif (50%)
Output : Kader Mengetahui nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
1) Test subjektif
2) Penugasaan
c. Psikomotorik (20%)
Output :
Kader menjalankan sholat dan ibadah lain, senang mengaji dan mengkaji, serta
berbagi. 1) Test subjektif
G. Pokok bahasan/Sub pokok bahasan
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru,
pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase
berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI
HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader
(NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari
atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan
bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII
HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan
pertukaran azas organisasi. Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :
1) Keadaan negara Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami
perbaikan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia
baru dilanda badai pengkhianatan PKI
2) Keadaan umat Islam Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan
Jaman mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal, sehingga
masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu sendiri.
3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik Untuk memberikan
pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya (1960-an)
mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan
ini timbul keinginan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui
kerangka sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam)
dengan tujuan NDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran
Islam.
4) Literatur yang tersedia belum memuaskan Pada waktu itu para kader HMI masih
jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu
penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik. Pada masa kepengurusan
Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres
X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan
(NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres
IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada
Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk
menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1)
Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit ajaran Islam
iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku
oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap
controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh
perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas- universitas di Amerika atas undangan
pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku
HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak
berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak
Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang
saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari
Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam
perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus
Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid
Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering
mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman. Sepulang Cak Nur dari
menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh
hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI
makin menggebu-gebu.
Pada kongres ini, NDP secara resmi dijadikan sebagai pedoman perjuangan
HMI, sebagai pemahaman islam mahzab HMI yang termuat tujuh tema pokok yaitu
: Dasar-dasar Kepercayaan, Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan,
keharusan universal (takdir) dan kebebasan berusaha (ikhtiar), Ketuhanan yang
maha esa dan perikemanusiaan, individu dan masyarakat, keadilan sosial dan
ekonomi, dan kemusiaan dan ilmu pengetahaun. Untuk pertimbangan kenapa Nilai-
nilai Dasar Islam tidak digunakan kemudian disahkan dengan nama Nilai-Nilai
Dasar Perjuangan karena menganggap Islam terlalu sempit ketika hanya
dirumuskan dengan pokok tersebut apalagi mengkaim dengan nama islam. Selain
itu kata Perjuangan memiliki makna usaha yang sungguh-sungguh untuk
mengubah suatu keadaan, kata perjuanganpun terinsipirasi dari sebuah kata judul
buku “ Perjuangan Kita “ kata Syahrir.
Latar belakang perumusan NDI yang kemudian disebut NDP ini karena beberpa
faktor sebagai berikut :
1. Belum ada nya literature yang memadai bagi kader HMI untuk rujukan filsafat
sosial dalam usaha melakukan aksi dan kerja kemanusiaan.
3. Sebagai catatan ada pula yang menyatakan bahwa konsep nilai dasar perjuangan
ini adalah hasil kajian Cak Nur dari pejalanannya keluar negeri (yang dimulai dari
Suriah, Kuwait, Saudi, Turki, Libanon, Mesir, Amerika. Yang kemudian
dilanjutkan dengan beberapa negara di Asia). Dari perjalannya ini beliau
membandingkan umat Islam di setiap negara bagaimana mereka menganut Islam
memahami, menghayati serta pengamalan ajaran-ajaran Islam, selanjutnya beliau
membandingkan dengan kondisi umat Islam di Indonesia, hingga sampai akhirnya
beliau termotivasi untuk memberikan konsep ajaran Islam yang mampu menjadi
panduan bagi muslim Indonesia. Bagi HMI NDP sangat penting sebagai panduan
berpikir dalam memahami nilai-nilai Islam yang bersumber pada Alquran dan
Sunnah. Dan bisa dikatakan bahwa NDP itu sendiri adalah kesimpulan tafsir
Alquran dalam organisasi HMI. Kesimpulan dalam NDP memposisikan HMI
sebagai organisasi .
3. Hubungan antara NDP dan MISSION HMI
Hubungan antara NDP dan Mision HMI bagai dua sisi mata uang. HMI
mempunyai dua misi yang sangat jelas yatiu keIslaman dan keIndonesiaan. Misi
keIslaman dalam rumusan NDP dapat posisi yang sangat penting, di mana sumber
Al-Quran dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar dalam perumusan NDP.
4. Inti NDP : Hubungan Iman, Ilmu dan Amal
Secara singkat bahwa Hubungan antara Iman Ilmu dan Amal adalah 3 pokok
dalam satu yang tidak terpisahkan dalam perbuatan manusia kepada Tuhan, Alam
semesta dan sesama manusia itu sendiri.
Iman sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan dan keyakinan
mutlak yang dimiliki oleh manusia yang kemudian dibuktikan secara perbuatannya.
Ilmu adalah sebuah pemahaman terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya
(Subjektif) mamupun diluar dirinya sendiri (Objektif) dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Kemudian Amal dalam
kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan baik itu buruk yang
dilakukan manusia.
Iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebaan manusia.
Pada tempatnyalah manusia harus menyadari dengan benar posisinya sebagai
khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi) yang bertugas untukmemakmurkan bumi
dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk kepentingan seluruh makhluk.
Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berilmu, perjalanan menuju kepercayaan tentunya
membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan hati nurani. Jihad atau
mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Semua itu tidak akan
berarti apa-apa sebelum kita amalkan. Mempersembahkan karya-karya keilmuan
dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan amal saleh yang angat
diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil manusia
dari karya seseoarang sehingga benar benar bermanfaat juga merupakan amal saleh.
Dan penting untuk dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari
iman dan ilmu. Di dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana orang
sholat, zakat, dan sebagainya, tetapi terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal
prinsipil dan strategis yang akan terus mempengaruhi cara berpikir dan pandangan
hidup kader himpunan.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan
taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana
dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk
dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak
manusia untuk mencampurinya. Ibadat yang terus menerus kepada Tuhan
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengah alam dan masyarakat dan
sesamanya. Ia tidak melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan
dengan merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan
dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam
maupun orang lain Dengan ibadah manusia dididik untuk memilki
kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah berbuat
ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.
3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam
usaha yang sungguh-sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia
secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Yaitu menegakkan
keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan
martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha-usaha yang terus menerus harus
dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai yang baik, lebih maju
dan lebih insani usaha itu ialah "amar ma'ruf”, disamping usaha lain untuk
mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan atau
nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah
pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta
usaha-usaha kearah peningkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak
sebagai manusia.
4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan
jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh
manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada
Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan,
kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat
diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi
berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang
kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang
tinggi dan oleh sikap yang tegas kepada musuh-musuh dari kemanusiaan. Tetapi
justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun
mengikuti jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada orang lain atau
golongan lain. 5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses
perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada
yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia harus mengetahui arah yang
benar dari pada perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan perkataan lain,
manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja
manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya,
sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan
menghancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar
artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahuan harus didasari oleh sikap
terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan
berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan diantaranya
yang terbaik.
Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana yaitu beriman,
berilmu, dan beramal.
REFERENSI
1. Hasil-hasil Kongres
2. Drs. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. Islam Mazhab HMI. Kultura, 2007
3. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
4. --------------, Tugas Cendikiawan Muslim, Srigunting, 1995.
5. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
6. -------------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
7. A. Syafi i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
8. Hasan Hanafi , Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
9. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.
CURICULUM VITAE
SANDY
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap Sandy
Nama Panggilan Isan
Fakultas/Jurusan Fakultas Ilmu ke islaman/PAI
Angkatan 2020
NIM 21221011227
Tempat, Tanggal Lahir Kuningan, 17 Juni 2002
Alamat Domisili Desa cikeusal kecamatan cimahi
kabupaten kuningan Rt 01 Rw 02
Dusun Kliwon
No. HP 082315741990
Email sandy170603@gmail.com
Motto Hidup Bersyukur dan ikhlas
Hobi Diskusi & Traveling
Riwayat Penyakit Tidak ada