Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENDIDIKAN SINGKAT (SINDIKAT)

NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(SINDIKAT NDP HMI)

Di susun Oleh :
SANDY

Sebagai syarat kepesertaan Senior Course (SC) Himpunan Mahasiswa Islam


Cabang Cirebon 25 Juli-5 Agustus 2022

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG KUNINGAN TAHUN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada sang pencipta langit dan
bumi yaitu Allah SWT. Yang telah menunjukan kebesarannya dengan limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sindikat ini guna
memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Senior Course (SC) HMI Cabang
Cirebon. Semoga kebahagiaan ada dalam hidup kita, Aamiin.
Salam dan shalawat kita kirimkan kepada refolusioner islam yaitu baginda
Nabi Muhammad SAW, karena oleh karakteristik sikap dan akhlak dari beliau
sehingga kita dapat merealisasikan konteks kehidupan dan keimanan itu menurut
petunjuk-petunjuk yang tertuang secara jelas dari kitab-kitab para nabi yang
kemudian disempurnakan dalam kitab suci Al-Qur`an nulqarim. Semoga hati dan
hidup kita senantiasa diwarnai dengan kebahagiaan.
Dalam upaya penyelesaian sindikat ini penulis menyadari adanya
keterbatasan dan kekurangan yang dialami sehingga hasil tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat menyempurnakan sindikat ini.
Penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman
yang membantu penulis untuk menyelesaikan sindikat ini terutama kepada kanda-
yunda yang memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan walaupun
banyak yang mesti di koreksi atau di perbaiki semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembacanya.
Wabillahitaufiqwalhidayah
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
PENDAHULUAN
Assalamu`alaikum wr . wb
Teriring salam dan do`a semoga Allah Subhanahu wata`ala senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.
Aamiin

Segala puji atas kehadirat Allah subhanahu wata`ala atas segala karunia & kasih
sayangnya kepada kita. Salawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada
Baginda Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabatnya,
Tabi`in & tabi`atnya dan tak lupa kepada kita selaku umatnya yang semoga di akhir
kelak kita semua mendapatkan syawafaatnya. Aamiin
Bergerak tanpa dasar yang jelas maka jalan yang di lalui adalah sebuah kesesatan
yang nyata. Oleh karena dalam setiap proses atau gerak yang kita lakukan untuk
sampai pada suatu tujuan baik yang bersifat sementara ataupun yang sampai pada
tujuan akhir (Hakiki). Tidak hanya diakukan oleh perseorangan bisa juga kelompok
(Organisasi/Lembaga), Kepemudaan, Kemasyarakatan, dan kemahasiswaan harus
memiliki dasar yang jelas.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada tanggal 5 Februari tahun
1947 atau bertepatan pada 14 Robi`ul awal 1366 H, atas prakarsa Ayahanda Lafran
Pane dan 14 orang Mahasiswa Sekolah tinggi Islam (STI) sekarang Universitas
Islam Indonesia (UII) dengan tujuan awal mempertahankan kedaulatan Republik
Indonesia dan mempertinggi derajat ummat Islam serta menyebarkan islam sampai
kepelosok Negara Indonesia. HMI pada dasarnya sudah dibentuk sebagai
Organisasi perjuangan untuk keummatan (Islam) dan kebangsaan (Indonesia).
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI sebagai tafsir asas Islam, Tidaklah lahir
begitu saja dalam Ruang yang hampa kultural. Ia lahir didasarkan pada satu realitas
historis berkenaan dengan kondisi komunitas HMI sendiri yang sampai tahun 1970
belum memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan pegangan dan landasan
perjuangan bagi kader-kadernya, sebagaimana layaknya sebuah Organisasi
Perjuangan. Berangkat dari keprihatinan Inilah Mantan Ketua Umum PB HMI
Ayahanda Nurcholis Madjid Periode 1966-1971, yang akrab di panggil Cak Nur,
merasa perlu untuk merumuskan apa yang pada akhirnya disebut sebagai Nilai-
Nilai Dasar Perjuangan yang disingkat NDP.
NDP pada perumusannya melalui proses yang cukup panjang dan perjalanan yang
cukup jauh oleh Ayahanda Nurcholis Madjid sampai menjadi NDP yang sekarang
kita ketahui. Saya sebagai penulis akan mencoba memaparkan NDP dari mulai
sejarah perumusannya sampai dengan isi dari setiap Bab nya yang akan tertuang
dalam sistem pendidikan singkat Nilai-Nilai Dasar Perjuangan ini (SINDIKAT
NDP).

SINDIKAT NDP HMI


Sistem Pendidikan Singkat Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI
Jenjang : LK I

Materi : NDP
Alokasi Waktu : 10 Jam (600 menit)

A. Tujuan pembelajaran umum


Peserta dapat memahami latar belakang kelahiran NDP, urgensinya dalam
organisasi serta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang termaktub di dalamnya
secara umum.

B. Tujuan Khusus
1. Peserta dapat memahami latar belakang kelahiran NDP HMI dan urgensinya
dalam organisasi
2. Peserta dapat mengetahui kedudukan dan hubungan NDP dengan Misi HMI.
3. Peserta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang terkandung dalam NDP HMI.

C. Metode, Waktu dan Alat


a. Metode : Ceramah

Brainstorming
Pemaparan Materi

Forum Grup Diskusi


Tanya Jawab
Tugas
b. Waktu : 10 Jam (600 menit)

c. Alat dan bahan : Papan Tulis


Penghapus papan tulis

Spidol
Board Maker
Laptop & Infocus (bila ada)

D. Aktivitas Pembelajaran
No. Aktivitas Metode Alokasi
1. Aktivitas awal
• Pra sebelum masuk materi :
Memberi salam dan
Ceramah 20 menit
memeriksa kehadiran peserta
training dan memeriksa
kerapian ruangan training.
Instruktur mencabut skors
forum.
2. • Instruktur menawarkan
kepada peserta siapa yang
ingin membacakan ayat suci
Al-quran dan terjemahannya.
(surat Al-Ikhlas ayat 1-4 :114
Ceramah 20 menit
untuk NDP I) (Surat As-shaf
ayat 2-3 : 61, An-nahl ayat 97
: 16, An-nisa ayat 111 ; 4 NDP
II) (surat Al-anfal ayat 25 : 8,
dan Luqman ayat 33 : 31
untuk NDP III) (surat Ali-
imron ayat 60 : 3, dan Al-Lail
ayat 19-21 : 92 untuk NDP IV)

3. • Instruktur memberikan sedikit


penyegaran kepada peserta,
bisa dengan games atau
penyegaran lainnya dimulai
Tanya jawab 15 menit
dari instruktur bertanya
bagaimana keadaan peserta
dan bagaimana dengan
kenyamanan peserta didalam
ruangan training.
4. • Apersepsi : instruktur
meminta peserta untuk
mereview kembali materi Tanya jawab
Brainstorming 15 menit
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi NDP

5. Aktivitas inti

1. Sejarah NDP HMI


1.1 Pengertian NDP
1.2 Sejarah perumusan dan
lahirnya NDP

1.3 Kedudukan NDP di HMI


Ceramah
Pemaparan
1.4 NDP sebagai kerangka
materi
pemikiran Ke-Islaman dan ke- Forum grup 505 menit
discussion
Indonesiaan
Brainstorming
2. Bab NDP HMI

2.1 Dasar-dasar kepercayaan

2.2 Pengertian-pengertian
dasar tentang kemanusiaan

2.3 Kemerdekaan Manusia


(Ikhtiar) dan keharusan
Universal (Takdir)

2.4 Ketuhanan yang maha esa


dan kemanusiaan
2.5 Individu dan Masyarakat

2.6 Keadilan Sosial dan


Keadilan Ekonomi

2.7 Kemanusiaan dan Ilmu


Pengetahuan

2.8 Kesimpulan dan Penutup

6. Penutup

1. Instruktur dan peserta


melakukan refleksi terhadap
kegiatan forum dan manfaat-
manfaatnya

2. Instruktur memberikan
sedikit ulasan terhadap materi Ceramah 25 menit

yang telah di sampaikan


kepada peserta.

3. Instruktur memberikan
Motivasi kepada peserta
untuk mempelajari &
memperdalam NDP di forum
formal maupun non formal

4. Peserta diberikan
kesempatan untuk
memberikan pandangan
terhadap NDP (bila ada)

5. Instruktur dan peserta


menutup forum dengan do`a
tafaratul majlis dan diakhiri
dengan salam.

E. Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian Nilai, Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan

2. Peserta dapat menjelaskan korelasi antar Nilai-Nilai, dasar dan perjuangan


3. Peserta dapat menceritakan secara implisit Latar Belakang munculnya NDP

4. Peserta dapat menyelaraskan antara Bab-Bab di NDP dengan Landasan ayat Al-
Qur`annya.

5. Peserta dapat menjelaskan sejarah perubahan-perubahan nama NDP


6. Peserta dapat menjelaskan makna kandungan materi NDP
7. Peserta dapat menjelaskan Kesimpulan dan tujuan dari NDP
F. Penilaian

1. Test Objektif/Subjektif, Penugasan, dan Membuat Kuisioner


a. Test objektif yaitu test yang dilakukan diakhir training. Bahan pertanyaan
sebagai berikut :
a) Tuliskan makna kata Nilai, Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan dan hubungan
antara Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan!
b) Ceritakan Perjalanan Nurcholis Madjid ke Amerika dan Timur Tengah
beserta perubahan nama pada NDP!

c) Tuliskan apa yang kamu ketahui dari setiap Bab dalam NDP!
d) Sebutkan ayat yang terdapat dalam NDP, masing-masing 5 per Bab!

e) Bagaimana hubungan NDP dengan fungsi, peran, dan tanggung jawab kader
HMI?
b. Test Subjektif yaitu test yang dilakukan selama training berlangsung dengan cara
peserta diminta menjelaskan kembali.

c. Penugasan diberikan pada saat materi selesai yaitu berupa review materi NDP
yang telah diberikan.

d. Kuisioner digunakan untuk mengukur tingkat penangkapan peserta, metode yang


digunakan, penyampaian materi, dan suasana training.

1) Bagaimana NDP HMI menurut kalian ?


2) Kesan dan pesan apa yang kalian dapat dari materi NDP HMI ?
2. Sasaran penilaian

a. Kognitif (30%)
Output : Kader tambah yakin dengan Islam, cenderung pada kebenaran, loyal, dan
optimis/pantang menyerah.
1) Test Objektif

2) Penugasan
3) Kuisioner

b. Afektif (50%)
Output : Kader Mengetahui nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
1) Test subjektif

2) Penugasaan
c. Psikomotorik (20%)

Output :
Kader menjalankan sholat dan ibadah lain, senang mengaji dan mengkaji, serta
berbagi. 1) Test subjektif
G. Pokok bahasan/Sub pokok bahasan

1. Sejarah NDP HMI


1.1 Pengertian NDP

NDP HMI adalah kumpulan nilai-nilai dasar sebagaimana yang terdapat di


dalam Al- Quran. NDP sebagai bentuk sederhana dari proses derivasi Al-Quran dan
Al-Hadits. Maka, NDP adalah bentuk transpormasi nilai-nilai ke-Islaman yang
terhimpun dalam suatu kesatuan yang juga berisi tentang nilai-nilai universal dan
global. Nilai merupakan suatu bentuk normatif yang abstrak dan universal. Namun,
nilai-nilai dalam NDP bersifat tetap mengikuti perkembangan zaman. Sehingga,
tugas kader HMI untuk selalu menerjemahkan nilai-nilai tersebut agar tetap relevan.
1.2 Sejarah perumusan dan lahirnya NDP

Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru,
pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase
berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI
HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader
(NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari
atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan
bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII
HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan
pertukaran azas organisasi. Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :
1) Keadaan negara Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami
perbaikan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia
baru dilanda badai pengkhianatan PKI

2) Keadaan umat Islam Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan
Jaman mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal, sehingga
masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu sendiri.
3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik Untuk memberikan
pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya (1960-an)
mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan
ini timbul keinginan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui
kerangka sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam)
dengan tujuan NDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran
Islam.

4) Literatur yang tersedia belum memuaskan Pada waktu itu para kader HMI masih
jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu
penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik. Pada masa kepengurusan
Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres
X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan
(NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres
IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada
Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk
menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1)
Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit ajaran Islam
iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku
oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap
controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh
perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas- universitas di Amerika atas undangan
pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku
HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak
berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak
Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang
saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari
Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam
perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus
Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid
Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering
mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman. Sepulang Cak Nur dari
menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh
hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI
makin menggebu-gebu.

1.3 Kedudukan NDP di HMI


Kedudukan NDP di HMI bila kita telik dari sejarah perumusannya sampai
dengan sekarang sudah jelas bahwa NDP ini menjadi ideologi dan pedoman kader
HMI untuk memahami islam secara lebih Komprehensif dan rasional, dimana NDP
ini adalah tafsiran daripada Al-Qur`an dan hadits yang telah di rumuskan oleh
Ayahanda Nurcholis Madjid.
1.4 NDP sebagai kerangka pemikiran Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan

NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan


pada setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam
melakukan perubahan sesuai tujuan HMI.

1. Pengertian, Sejarah dan Latar Belakang Perumusan NDP


NDP sendiri di sahkan pada Kongres Ke 9 HMI di Malang tahun 1969.
Sebelum nya bahwa kenapa NDP dapat disahkan atau dijadikan sebagai suatu cara
pandang sama untuk setiap anggota organisasi HMI maka perlu diketahui bahwa
perumusana dan penyusunan NDP tidaklah mudah. Nurcholis Madjid (Cak Nur)
adalah orang yang pertama kali menyusun dan kemudian mempersentasenkan NDP
pada kongres ke 9 HMI malang tidak secara langsung, didalam persentasenya Cak
Nur memberikan penjelasan tentang Nilai Dasar Islam yang telah di buat
selanjutnya dalam kertas kerja yang disampaikan Cak Nur dalam Forum Kongres
tersebut diminta oleh peserta Kongres dan selanjutnya hasil kongres
mengamanahkan untuk disempurnakan dengan menugaskan Sakib Mahmud,
Endang Saifuddim, serta yang menjadi konseptor adalah Cak Nur. Kemudian pada
kongres ke 10 di Palembang tahun 1971 konsep dasar islam ini dikukuhkan pada
forum kongres tersebut dengan nama Nilai-Nilai Dasar Perjuangan yang kemudian
disingkat yaitu (NDP) tanpa perubahan isi sama sekali yang sebelumnya diberi
nama Nilai-Nilai Dasar Islam (NDI).

Pada kongres ini, NDP secara resmi dijadikan sebagai pedoman perjuangan
HMI, sebagai pemahaman islam mahzab HMI yang termuat tujuh tema pokok yaitu
: Dasar-dasar Kepercayaan, Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan,
keharusan universal (takdir) dan kebebasan berusaha (ikhtiar), Ketuhanan yang
maha esa dan perikemanusiaan, individu dan masyarakat, keadilan sosial dan
ekonomi, dan kemusiaan dan ilmu pengetahaun. Untuk pertimbangan kenapa Nilai-
nilai Dasar Islam tidak digunakan kemudian disahkan dengan nama Nilai-Nilai
Dasar Perjuangan karena menganggap Islam terlalu sempit ketika hanya
dirumuskan dengan pokok tersebut apalagi mengkaim dengan nama islam. Selain
itu kata Perjuangan memiliki makna usaha yang sungguh-sungguh untuk
mengubah suatu keadaan, kata perjuanganpun terinsipirasi dari sebuah kata judul
buku “ Perjuangan Kita “ kata Syahrir.
Latar belakang perumusan NDI yang kemudian disebut NDP ini karena beberpa
faktor sebagai berikut :
1. Belum ada nya literature yang memadai bagi kader HMI untuk rujukan filsafat
sosial dalam usaha melakukan aksi dan kerja kemanusiaan.

2. Kondisi ummat islam khususnya di Indonesia yang masih mengalami kemujudan


dan kurang dalam penghayatan serta pengalaman nilai-nilai ajaran islam

3. Kaca perbandingan, karena kader PKI mempunyai buku pedoman untuk


menjalankan ideology marxisnya, maka dari itu mahasiswa islam juga harus
memiliki buku panduan sebagai dasar perjuangan.
Dalam perjalanan panjang sejarah NDP pada masa orde baru dibawah
kepemimpinan Soeharto pemerintah menganut asas tunggal dengan keluarnya UU
No 5 Tahun 1985 tentang asas tunggal Pancasila, NDP pun berubah nama menjadi
Nilai-Nilai Identitas Kader (NIK) namun tidak merubah isi didalamnya yang
kemudian disahkan pada kongres ke 16 di Padang tahun 1986 sebagai implikasi
dari perubahan azas dalam AD/ART HMI. Setelah orde baru tumbang pada tahun
1998 maka NIK kembali menjadi NDP pada kongres ke 22 di Jambi tahun 2002.

2. Hubungan NDP dan HMI


Secara garis besar antara NDP dan HMI adalah suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan ibarat manusia maka ada jiwa dan jazadnya. Oleh karena itu hubungan
antara NDP dan HMI dapat di tinjau dari aspek yaitu : Islam : Landasan Teologis
dan NDP-HMI : Landasan Ideologis
2.1. Islam : Landasan Teologis
Tidak ada sesuatupun di dunia yang harus dianggap sakral dan final. Sebab
pada tataran sosiologis, ruang manusia adalah frame epistemologi. Mengkritisi dan
melengkapi sesuatu adalah hal yang normal dan alami selama untuk kebaikan dan
menuju kebenaran universal. NDP bukanlah revealed religion yang mengandung
kebenaran mutlak dan absolut. Minderisme dalam konteks pengembangan
peradaban manusia harus dihilangkan. Hal ini akan mengakibatkan pengkultusan,
truth claim, dan justifikasi yang krusial. NDP adalah hasil ijtihad sekelompok
orang. Refleksi terhadap doktrin adalah sah dan tidak dilarang, selama tidak
melanggar kaidah-kaidah yang ada. Sama halnya dengan dengan adanya
kewajiban-kewajiban bagi setiap orang untuk memperbaiki interpretasi tersebut,
selama ia mampu. Itu penting dilakukan untuk menghindari sakralisasi NDP
sekaligus untuk membuktikan bahwa doktrin Islam senantiasa aktual dan relevan
menjawab tantangan zaman.

2.2. NDP-HMI : Landasan Ideologis


Sebagai sebuah ideologi, NDP harus senantiasa dikritisi untuk mendapatkan
sebuah pandangan dunia (world-view) yang lebih kokoh dan dinamis. Dari
ideologi-lah perilaku penganut muncul sebagai bentuk elaborasinya. Sebagai nilai
dari etos yang ada dan berkembang, ideologi sangat dipengaruhi oleh setting sosial
yang berkembang. Selama hampir 30 tahun, materi NDP tidak mengalami
perubahan padahal perkembangan paradigma berpikir terjadi sangat pesat. Artinya,
konsep yang telah ada harus dikaji ulang dengan paradigma yang berkembang. Pada
tataran filosofis, objektivitas adalah acuan yang harus dikedepankan. Sehingga,
ketika konsep tadi irrelevan dengan perkembangan pemikiran yang ada, maka mesti
ada inisiatif untuk merekonstruksi.

3. Sebagai catatan ada pula yang menyatakan bahwa konsep nilai dasar perjuangan
ini adalah hasil kajian Cak Nur dari pejalanannya keluar negeri (yang dimulai dari
Suriah, Kuwait, Saudi, Turki, Libanon, Mesir, Amerika. Yang kemudian
dilanjutkan dengan beberapa negara di Asia). Dari perjalannya ini beliau
membandingkan umat Islam di setiap negara bagaimana mereka menganut Islam
memahami, menghayati serta pengamalan ajaran-ajaran Islam, selanjutnya beliau
membandingkan dengan kondisi umat Islam di Indonesia, hingga sampai akhirnya
beliau termotivasi untuk memberikan konsep ajaran Islam yang mampu menjadi
panduan bagi muslim Indonesia. Bagi HMI NDP sangat penting sebagai panduan
berpikir dalam memahami nilai-nilai Islam yang bersumber pada Alquran dan
Sunnah. Dan bisa dikatakan bahwa NDP itu sendiri adalah kesimpulan tafsir
Alquran dalam organisasi HMI. Kesimpulan dalam NDP memposisikan HMI
sebagai organisasi .
3. Hubungan antara NDP dan MISSION HMI
Hubungan antara NDP dan Mision HMI bagai dua sisi mata uang. HMI
mempunyai dua misi yang sangat jelas yatiu keIslaman dan keIndonesiaan. Misi
keIslaman dalam rumusan NDP dapat posisi yang sangat penting, di mana sumber
Al-Quran dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar dalam perumusan NDP.
4. Inti NDP : Hubungan Iman, Ilmu dan Amal

Secara singkat bahwa Hubungan antara Iman Ilmu dan Amal adalah 3 pokok
dalam satu yang tidak terpisahkan dalam perbuatan manusia kepada Tuhan, Alam
semesta dan sesama manusia itu sendiri.
Iman sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan dan keyakinan
mutlak yang dimiliki oleh manusia yang kemudian dibuktikan secara perbuatannya.
Ilmu adalah sebuah pemahaman terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya
(Subjektif) mamupun diluar dirinya sendiri (Objektif) dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Kemudian Amal dalam
kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan baik itu buruk yang
dilakukan manusia.

Iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebaan manusia.
Pada tempatnyalah manusia harus menyadari dengan benar posisinya sebagai
khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi) yang bertugas untukmemakmurkan bumi
dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk kepentingan seluruh makhluk.
Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berilmu, perjalanan menuju kepercayaan tentunya
membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan hati nurani. Jihad atau
mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Semua itu tidak akan
berarti apa-apa sebelum kita amalkan. Mempersembahkan karya-karya keilmuan
dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan amal saleh yang angat
diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil manusia
dari karya seseoarang sehingga benar benar bermanfaat juga merupakan amal saleh.
Dan penting untuk dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari
iman dan ilmu. Di dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana orang
sholat, zakat, dan sebagainya, tetapi terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal
prinsipil dan strategis yang akan terus mempengaruhi cara berpikir dan pandangan
hidup kader himpunan.

5. Uraian Materi NDP


5.1 Dasar-Dasar Kepercayaan
Dalam kehidupan manusia butuh kepercayaan. Sebagaimana dasar bahwa
manusia adalah makhluk percaya.Menganut kepercayaan yang salah bukan saja
tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. Kepercayaan mungkin
mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur.
Kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Kebenaran yang
mutlak adalah yang bersumber dari Tuhan Allah SWT Perkataan “Tidak ada
Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan. Perkataan “Selain Allah” 
memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Yang dimaksudkan
dengan persaksian tersebut ; agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran
dalam menetapkan dan memilih nilai – nilai, itu berarti tunduk pada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan
pasrah itu disebut Islam Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang
memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rasul atau
utusan Tuhan. Muhammad adalah Rasul penghabisan, jadi tiada Rasul lagi
sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan
bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan Wahyu Tuhan yang diberikan kepada
Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Jadi untuk
memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran - ajaran-Nya, manusia harus
berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan
Muhammmad SAW. Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah
“perubahan dan perkembangan”, sebab: segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan
dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya. Alam
diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya Segala
sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya
yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala
sesuatu. Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi.Sebagai
mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah” atau wakil Tuhan di bumi. Manusia
ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya , Maka urusan di
dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia.Manusia harus selalu berorientasi
kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu
(17:72) “Tauhid” dan lawannya disebut “syirik” artinya mengadakan tandingan
terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian Maka jelasnya bahwa syirik
menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban kemanusiaan menuju
kebenaran.

5.2 Pengertian-pengertian Dasar tentang kemanusiaan


Fitrah manusia membuatnya berkeinginan suci dan secara kodrati
cenderung kepada kebenaran (Hanief). “Dlamier” atau hati nurani adalah pemancar
keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah
kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Karena secara fitrahnya manusia cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan
keindahan, maka manusia secara dasar / asasi disebut sebagai mahluk yang
mempunyai cita-cita dan cenderung kepada sesuatu yang ideal (mahluk ideal).
Dalam arti tidak mau menerima “apa adanya” dan tetap selalu berusaha
mewujudkan “apa yang semestinya atau apa yang seharusnya”. Hanya manusia
yang dapat membentuk lingkungannya dan bukan lingkungan yang membentuk
dirinya. Dengan kesadaran atau pikirannya, ia selalu menginginkan sesuatu yang
lebik baik, begitupun seterusnya. Apabila manusia tidak mempunyai nilai
kemanusiaan ini, maka dapat dipastikan, manusia saat ini akan tetap dalam keadaan
yang sama, tidak maju-maju dan tidak bisa mampu menciptkan sebuah peradaban.
Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan
dan kenikmatan dalam kegiatan - kegiatan yang membawa perubahan kearah
kemajuan- kemajuan Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak
ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan
kebahagiaan.

5.3 Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan keniscayaan Universal (Takdir)


Seperti yang disinggung dalam bab II, bahwa salah satu dari nilai asasi
manusia adalah sebagai mahluk yang berkehendak bebas/ merdeka. Tanpa
kemerdekaan / kebebasan memilih, maka tak akan ada keikhlasan. Karena
pekerjaan itu, tidak dipilih sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Keikhlasan yang
insani tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan Kemerdekaan itu dalam pengertian
kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan
hati nurani. Sebagaimana yang dikatakan Muthahhari, bahwa “salah satu nilai
tertinggi manusia adalah cinta kebebasan. Merdeka (bebas) lebih mulia daripada
segala nilai materiil”. Kehidupan sekarang di dunia berarti manusia melakukan
amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan
komunal sekaligus, sedangkan kehidupan kelak sesudah mati di akherat manusia
tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan
buruk dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat
pertanggung jawaban bersama, tapi hanya ada pertanggung jawaban perseorangan
yang mutlak . Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian
sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan
membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan
tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu
tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan
yang universal itu (57:23). Sebagai mahluk sosial, maka manusia harus patuh
terhadap batas-batas kebebasannya. Hal ini agar tidak menghilangkan kebebasan
satu sama lain. Akan tetapi bukan pembelengguan, akan tetapi saling menghormati
kebebasan satu sama lain. Ia harus patuh terhadap keharusan universal (takdir).
Namun, kepatuhan disini bukan kepatuhan tanpa adanya usaha terlebih dahulu,
karena ini sama artinya dengan perbudakan.

5.4 Ketuhanan yang maha esa dan perikemanusiaan


Tujuan manusia merdeka adalah kebenaran, dan yakin akan adanya
kebenaran mutlak, yakni Tuhan sebagai tujuan akhir. Manusia mesti tunduk kepada
kebenaran itu sendiri. Tunduk kepada kebenaran berarti pengabdian kepada-Nya.
Karena, usaha pencarian kebenaran tanpa adanya keyakinan bahwa ada kebenaran
yang terakhir, maka usaha kita akan menjadi sia-sia, tak tertuju, dan tak berke-
Tuhan-an. Seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa.
Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada
Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau “ridho”
daripada-Nya Iman” berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai
tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap
menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi
nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME Kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna
menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi
sesama manusia “amal saleh” (harfiah: pekerjaan yang selaras dengan
kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Sesuatu yang benar,
pasti ada yang lebih benar dan begitupun seterusnya hingga pada kebenaran
terakhir, karena tidak ada kebenaran mutlak dalam ukuran manusia. Yang mutlak
hanya milik Tuhan yang satu. Pancaran kebenaran yang diperoleh oleh manusia
merupakan pancaran dari kebenaran yang satu, yakni kebenaran Tuhan. Oleh
karena itu, antara nilainilai ke-Tuhan-an dengan nilai-nilai kemanusiaan akan selalu
selaras. Nilainilai kemanusiaan merupakan pancaran dari nilai-nilai ke - Tuhan-an.

5.5 Individu dan Masyarakat


Dalam masyarakat, kemerdekaan asasi diwujudkan, karena Pusat
kemanusiaan adalah masing-masing pribadi sendiri. Kemerdekaan manusia adalah
hak asasi yang pertama. Tak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada
kebebasan/kemerdekaan. Ia melebihi materi. Sebagaimana yang telah ditegaskan
didalam bab dua oleh Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah
cinta kebebasan. Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”.
Kebebasan manusia melebihi dari sekedar ekonomi. Kebebasan merupakan nilai-
nilai ilahian yang diberikan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya kemerdekaan
pribadi itu maka timbu perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya..
Kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki
dengan sesame manusia dalam lingkungan masyarakat. Dalam realitanya tidak ada
manusia yang dapat hidup sendiri, oleh karena itu, manusia dinamakan sebagai
mahluk sosial, yakni mahluk yang saling membutuhkan dengan sesama yang lain.
Kemerdekaan manusia dalam suatu masyarakat harus saling menghargai.
Jangan sampai kebebasan individunya dapat menghilangkan kebebasan individu
yang lain. Maka persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan
yang harus ditegakkan. Yaitu dengan membatasi kemerdekaan. Jika ada
kemerdekaan tanpa batas hidup dalam suatu masyarakat, maka sama halnya dengan
adanya penindasan atau pengekangan terhadap kebebasan individu yang lain. Dan
ini tidak boleh dibiarkan hidup dalam masyarakat. Keadaan demikan harus segera
dilawan dan dihapuskan. Penguasaan manusia terhadap manusia lain, yang berarti
penindasan, tidak sejalan nilai - nilai kemanusiaan. Jika masih terdapat
pengekangan kebebasan atau kebebasan tak terbatas individu hidup dalam suatu
masyarakat, maka tak akan bisa manusia mewujudkan masyarakat yang ideal.

5.6 Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi


Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa hubungan antara individu dan
masyarakat, dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantung.
Tidak ada kebebasan tak terbatas seorang individu dalam masyarakat. Oleh karena
itu keadilan dalam masyarakat perlu ditegakkan, yakni untuk mengatur kebebasan
individu hubungannya dengan masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan
keadilan, dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri Negara
adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan
masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama
berkewajiban menegakkan kadilan.Pemerintah haruslah merupakan kekuatan
pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis,
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas
persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan Kejahatan di
bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan
kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang lainKejahatan terbesar
kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya
yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan
Tuhan. Pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan .Manusia
seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang
wajar dari padanya. Pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan
yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah
sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang pantas.

5.7 Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan


Inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan
atau Amal Saleh. Manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak (progresif).
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-
kebenaran dalam hidupnya Ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh
.Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak
kemanusiaan yang tertinggi. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna
dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian
pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan Ilmu pengetahuan
adalah pengertian yang dipunyai manusia secara benar, baik mengenai dunia atau
alam semesta dan juga diri manusia serta Tuhan. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat menemukan kebenaran. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal
adalah Akal yang dimiliki manusia berfungsi tidak hanya untuk berfikir tentang
keilmuan namun juga untuk membedakan antara hal yang mereka yakini sebagai
kebaikan untuk kemudian diamalkannya dan kejahatan untuk kemudian
dihilangkannya.

5.8 Kesimpulan dan Penutup


Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar
sbb:
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME
dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya, yaitu takwa. Iman dan takwa
bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya
dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi
arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usahausaha dan kegiatan-
kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar
dalam peradaban dan berbudaya.

2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan
taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana
dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk
dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak
manusia untuk mencampurinya. Ibadat yang terus menerus kepada Tuhan
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengah alam dan masyarakat dan
sesamanya. Ia tidak melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan
dengan merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan
dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam
maupun orang lain Dengan ibadah manusia dididik untuk memilki
kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah berbuat
ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.

3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam
usaha yang sungguh-sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia
secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Yaitu menegakkan
keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan
martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha-usaha yang terus menerus harus
dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai yang baik, lebih maju
dan lebih insani usaha itu ialah "amar ma'ruf”, disamping usaha lain untuk
mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan atau
nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah
pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta
usaha-usaha kearah peningkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak
sebagai manusia.

4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan
jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh
manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada
Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan,
kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat
diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi
berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang
kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang
tinggi dan oleh sikap yang tegas kepada musuh-musuh dari kemanusiaan. Tetapi
justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun
mengikuti jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada orang lain atau
golongan lain. 5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses
perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada
yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia harus mengetahui arah yang
benar dari pada perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan perkataan lain,
manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja
manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya,
sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan
menghancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar
artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahuan harus didasari oleh sikap
terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan
berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan diantaranya
yang terbaik.

Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana yaitu beriman,
berilmu, dan beramal.

REFERENSI
1. Hasil-hasil Kongres
2. Drs. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. Islam Mazhab HMI. Kultura, 2007
3. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
4. --------------, Tugas Cendikiawan Muslim, Srigunting, 1995.
5. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
6. -------------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
7. A. Syafi i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
8. Hasan Hanafi , Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
9. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.

10. Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.


11. Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban; Sebuah Tela‟ah Kritis
Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan, Yayasan
Wakaf Paramadina, 1992.
12. ......................................., Islam Agama Peradaban; Membangun Makna dan
Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Paramadina. 2008.
13. ......................................., Islam Agama Kemanusiaan; Membangun Tradisi
dan Visi Baru Islam Indonesia. Paramadina, Cet IV. 2010

CURICULUM VITAE
SANDY
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap Sandy
Nama Panggilan Isan
Fakultas/Jurusan Fakultas Ilmu ke islaman/PAI
Angkatan 2020
NIM 21221011227
Tempat, Tanggal Lahir Kuningan, 17 Juni 2002
Alamat Domisili Desa cikeusal kecamatan cimahi
kabupaten kuningan Rt 01 Rw 02
Dusun Kliwon
No. HP 082315741990
Email sandy170603@gmail.com
Motto Hidup Bersyukur dan ikhlas
Hobi Diskusi & Traveling
Riwayat Penyakit Tidak ada

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


Nama Instansi Tempat Tahun
SDN 1 Cikeusal Kuningan 2011-2016
SMPN 2 Cidahu Kuningan 2016-2018
SMKN 4 Kuningan Kuningan 2018-2020
UNISA Kuningan Kuningan 2020-Sekarang

JENJANG TRAINING HMI


Nama Instansi/Penyelenggara Tempat Tahun
Latihan Kader 1 Cabang Kuningan 2020
Latihan Kader II Cabang Kuningan 2022

Anda mungkin juga menyukai