Anda di halaman 1dari 18

SINDIKAT WAJIB

(NILAI DASAR PERJUANGAN)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Senior Course

HMI Cabang Semarang

Oleh : Lilik Husna Mufidah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG SEMARANG

JAWA TENGAH

2021

1
DAFTAR ISI

Daftar isi......................................................................................................2

Kata Pengantar..........................................................................................3

RPP dan Sindikat.......................................................................................5

A. Standar Kompetensi..............................................................................5
B. Kompetensi Dasar.................................................................................5
C. Indikator................................................................................................5
D. Metode Pembelajaran............................................................................5
E. Media Pembelajaran..............................................................................5
F. Aktivitas Pembelajaran.........................................................................6
G. Instrumen Penilaian..............................................................................7

Materi NDP HMI......................................................................................8

A. Sejarah Perumusan NDP...................................................................12


B. Penjelasan Bab-bab NDP...................................................................13
1. Dasar-dasar Kepercayaan..............................................................13
2. Pengertian Tentang Kemanusiaan.................................................15
3. Kemerdekaan Manusia (ikhtiar) dan
Keharusan Universal (takdir).........................................................16
4. Ketuhanan yang Maha Esa dan Kemanusiaan...............................13
5. Indivdu dan Masyarakat.................................................................17
6. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi........................................19
7. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan.............................................21

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
melimpahkan taufiq-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat beraktifitas sesuai
dengan ridho-Nya. Tanpa segala karunia dan nikmat yang dicurahkan kepada
mahluknya, niscaya kita akan selalu serta-merta diliputi oleh dosa-dosa.
Sholawat kita haturkan kepada nabi kita Muhammad SAW, yang telah
menyebarkan wahyu dari Allah kepada seluruh mahluk dizamannya ataupun setelahnya.
Atas izin Allah dengan wahyu yang diajarkan dengan perantara nabi Muhammad,
menjadikan kita semua berjalan dalam keadaan terang benderang dan terhindar dari
kegelapan, kesesatan dalam menjalani kehidupan. Tak dipungkiri bahwa Muhammad
merupakan sosok panutan yang di idam-idamkan oleh seluruh manusia untuk menjadi
legitimasi perjalanan hidup manusia.
Umat Islam di dunia memiliki keunikan masing-masing dalam
mengimplementasikan software yang diwahyukan Allah kepada nabi Muhammad Saw.
Al Qur’an sebagai software final yang terus shohih fi kulli makan wa zaman, manjadi
rujukan primer bagi umat Islam dunia, Indonesia dan seluruh elemen masyarakat
terkecil yang ada di alam raya ini. Dalam kalangan kemahasiswaan, ada organisasi
kemahasiswaan yang telah memberikan banyak darma bakti, kepada negara Indonesia,
masyarakat Indonesia, dan umat Islam Indonesia. Organisasi kemahasiswaan ini di
kenal dengan sebutan HMI.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi yang berasaskan
Islam sebagaimana dijelaskan dalam AD HMI pasal 3. Sehingga, perjuangannya pun
harus dilandasi dengan nilai-nilai ke-Islaman yang terkandung dalam al-Qur’an dan
Hadits. Oleh karena itu, HMI menuangkan nilai-nilai ke-Islamannya untuk dijadikan
pijakan dasar bagi setiap kader HMI yang tercantum dalam Nilai-nilai Dasar Perjuangan
(NDP).
Memang, NDP bukanlah suatu doktrin yang dogmatis untuk wajib diikuti. Akan
tetapi, NDP bisa dijadikan sebagai pedoman atau ideologi bagi setiap kader HMI dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Islam. Sebab, memperjuangkan NDP sama halnya
dengan memperjuangkan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits. Dan, sudah merupakan
kewajiban bagi setiap manusia sebagai Khalifah fil ‘ardl untuk memperjuangkan nilai-
nilai tersebut.

3
Di dalam NDP tercantum tiga ajaran penting yang nanti akan saling melengkapi
dalam memperjuangkan HMI. Yaitu, iman, ilmu, dan amal. Tiga unsur itu merupakan
suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Semua harus dijalankan untuk bisa menjadi
insan kamil. Apabila salah satunya tiada, maka sama dengan ketiadaan semuanya.
Dalam al-Qur’an pun telah dijelaskan bahwa setiap ada iman, maka dapat dipastikan
ada amal saleh yang menyertainya. Kemudian iman dan amal tanpa ilmu, maka akan
sulit untuk dilaksanakan.
Untuk mencapai tiga unsur diatas, maka diperluakan suatu perjuangan. Maka,
start awal dibutuhkan yang namanya ilmu. Ilmulah yang nanti akan meluruskan dan
membenarkan gerak perjuangan setiap kader HMI. Sebab, dengan ilmu kita akan bisa
membedakan mana yang baik dan buruk, benar salah, dan lain sebagainya. Tanpa ilmu,
maka perjuangan kita akan berjalan tanpa arah, bahkan bisa menuju ketersesatan.
Maka dari itu, NDP sebagai pijakan dan ideologi HMI, merupakan hal yang
sangat urgen untuk diketahui, dipahami, dan diaplikasikan oleh seluruh kader HMI.
Dengan begitu, maka bukan tidak mungkin akan tercipta kader HMI yang berakhlaq,
bemoral, serta memiliki nilai juang yang sangat tinggi dalam membela agama Tuhan
Yang Maha Esa.
Demikian sindikat ini, saya buat dan semog dapat memberi manfaat bagi orang
lain. Dan dapat melakukan perbaikan secara ajeg/konsisten.

Semarang, 26 Februari 2021

Lilik Husna Mufidah

4
SINDIKAT WAJIB
NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)

Disusun oleh : Lilik Husna Mufidah


Asal Cabang : Semarang
Asal BADKO : Jateng-DIY
Disampaikan pada : LK I HMI Komisariat Iqbal
Alokasi Waktu : 4 jam
Pokok bahasan : Latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi
materi dalam organisasi.

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta
substansi materi secara garis besar dalam organisasi..
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya
dalam organisasi.
2. Peserta mampu menjelaskan hakikat sebuah kehidupan.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran.
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta.
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat
7. Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu, dan amal.
C. Pokok Bahasan
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI
2. Pengertian NDP
3. Sejarah perumusan dan lahirnya NDP
4. NDP sebagai kerangka global pemahaman Islam dalam konteks
organisasi HMI.
5. Hubungan antara NDP dan mission HMI.
6. Metode pmahaman NDP, penjelasan hubungan antara iman, ilmu, dan
amal.

5
D. Metode Pembelajaran
1. Presentasi dan Tanya Jawab
2. Ceramah
3. Ice Breaking
E. Media Pembelajaran
a. Papan tulis
b. Spidol
F. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pembuka ( 15 menit)
Pemateri / Instruktur Peserta
a)Memberi salam dan mengecek a)Menjawab salam dan merespon.
semangat peserta.
b) Memperhatikan.
b) Memperkenalkan diri .
c) Memperhatikan dan merespon.
c) Mengecek kehadiran peserta.

b. Kegiatan inti ( 180 menit)


Pemateri / Instruktur Peserta
a) Pemateri menceritakan sejarah NDP a) Memperhatikan.
dan pengalamannya dalam melihat b) Bertanya
c) Memperhatikan
NDP, serta kedudukan NDP dalam
organisasi. d) Bertanya
b)Pemateri memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya.
c) Pemateri menyampaikan materi
NDP bab 1 dan memperkenalkan isi
materi NDP bab 1-7 kepada peserta
secara singkat.
d) Pemateri Memberikan Kesempatan
kepada peserta untuk bertanya.

c. Kegiatan penutup (45 menit)

6
Pemateri / Instruktur Peserta
a)Pemateri melakukan penajaman a) Memperhatikan
pemahaman peserta merangkai b) Ice breaking
hubungan antara iman, ilmu dan amal c) Memperhatikan
yang merupakan inti dari NDP. d) Menjawab salam
b)Pemateri memberikan motivasi agar
peserta mempelajari NDP HMI dan
menghayati kandungan-kandungannya
agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Pemateri menutup jalannya diskusi
dan mengucapkan salam penutup.

G. Instrumen Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Instrumen
Bagaimana anda mengamalkan Tes Lisan Pertanyaan Afektif
konsep iman, ilmu, dan amal Subjektif
dalam kehidupan sehari-hari?
Bagaimana pendapatan terhadap Diskusi Pemecahan Psikomotorik
konsep La IlahaIlla Allah? Masalah
Apa saja yang dijabarkan dalam Tes Tertulis Menjawab Kognitif
konsep NDP? Soal

Penilaian Akhir
Nilai akhir adalah nilai akumulasi seluruh ranah. Untuk penilaian akhir ini
menggunakan rumus :
NA = ((N afektif x 50%) + (N rata-rata kognitif x 30%) + (N psikomotorik x 20%))
2. Referensi
a. Anshari, Endang Syaifuddin, Wawasan Islam, (Jakarta: Gema Insani)
b. Baso,Ahmad, 2006, NU Studies: Pergolakan Pemikiran antaraFundamentalisme
Islam dan Fundamentalisme Neo-Liberal,(Jakarta: PT Gelora Aksara)
c. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
d. Jalaludin, 2004,Psikologi Agama. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

7
e. Majid, Nurcholis,2008,Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Bandung:Mizan)
f. Maksum,Muhammad Syukron, 2010,Suramnya Surga Indahnya Neraka.
(Yogyakarta: Mutiara Media)
g. Monib, Mohamad dan Islah Bahrai, 2011,Islam dan Hak Asasi Manusia dalam
Pandangan Nurcholis madjid(Jakarta: PT.Gramedia)
h. Muthahhari,Murtadha,2008,Manusia dan Alam Semesta. (Jakarta: Lentera)
i. Quthb, Sayyid, 2006,Tafsir Fi Zhilali al-Qur’an Jilid 2 Ed.Super Lux. (Depok:
Gema Insani)
j. Solichin,2010,HMI, Candradimuka Mahasiswa.(Jakarta: Sinergi
PersadaFundation)
k. Sumantri,Jujun Suparjan Suria, 2006, Ilmu dalam perspektif, (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia)
l. Tasmara, Toto. 2000. Menuju Muslim Kaffah; Mengenal Potensi Diri. Jakarta:
Gema Insani Pre
m. ss.

Sindikat Uraian Materi NDP

No. Bagian Rincian Keterangan


1. Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, Halaman 3-
Penulis yang telah melimpahkan segala ni’mat, 4
karunia, hidayah, dan taufiq-Nya kepada kita
semua sehingga kita masih diberi
kesempatan untuk menikmati hidup
pemberian-Nya ini. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW, yang selalu
kita nantikan syafa’atnya di dunia dan di
akhirat nanti, Aamiin.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
merupakan organisasi yang berasaskan Islam
sebagaimana dijelskan dalam AD HMI pasal
3. Sehingga, perjuangannya pun harus

8
dilandasi dengan nilai-nilai ke-Islaman yang
terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits.
Oleh karena itu, HMI menuangkan nilai-nilai
ke-Isalmannya untuk dijadikan pijakan dasar
bagi setiap kader HMI yang tercantum dalam
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP).
NDP bukanlah suatu doktrin yang
dogmatis untuk wajib diikuti. Akan tetapi,
NDP bisa dijadikan sebagai pedoman atau
ideologi bagi setiap kader HMI dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Islam.
Dalam sindikat ini dijelaskan secara rinci
mulai dari pengertian NDP, sejarah
perumusan NDP, point-point penjabaran
NDP, dan konsep hubungan iman, ilmu, dan
amal.
Penulis menyadari bahwa
penyusunan sindikat ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti apa yang diharapkan,
sehingga penulis mengaharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruksional dari
semua pihak. Semoga sindikat ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
2. Testimoni Seorang hamba tidaklah disebut muslim Halaman 7
Perkaderan kaffah (insan kamil/insan cita)apabila iman,
ilmu, dan amal tidak teraplikasi secara
sempurna. Iman, ilmu, dan amal harus saling
terhubung. Suatu amal soleh tidak akan
disebut sebagai amal soleh apabila suatu
amal dijalankan tanpa iman dan ilmu.
3. Sindikat Materi a. Abstrak Halaman 6
NDP Tujuan pembuatan sindikat ini yaitu

9
untuk merangkum dan membahas tentang
materi NDP, meliputi pengertian NDP,
sejarah perumusan NDP, point-point
penjabaran NDP, dan konsep hubungan
iman, ilmu, dan amal. Dengan sindikat ini
diharapkan penulis mampu
mengaplikasikannya guna meningkatkan
kualitas kader-kader HMI.
b. Keyword
Pengertian, Sejarah, Kebenaran, Iman,
Ilmu, Amal
c. Uraian Materi
Terlampir dibawah
4. Biografi Nama Lengkap: Lilik Husna Mufidah Halaman 11
Penulis Alamat :. RT 04 RW 01 Desa Keyongan,
Gabus, Grobogan
TTL : Grobogan, 04 Mei 2001
E-mail : husnamufidahlilik@gmail.com
Facebook : Lilik Husna Mufidah
Jurusan : Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Universitas : UIN Walisongo Semarang
Cabang : Semarang
No Hp : 082327086611
Jenjang Perkaderan:
1. LK I HMI Komisariat Iqbal 2019
2. LKK HMI Cabang Karawang 2020
3. LK II HMI Cabang Semarang 2021
Motto: Jarrib Wa Laahidz Takun Aarifan

Pengalaman Organisasi :
1. Menteri Ekonomi Kreatif dan
Kewirausahawan Monash Institute

10
Sekretaris Panitia Lk 1 Dakwah
2. Ketua bidang Eksternal Kohati HMI
komisariat Dakwah
3. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN
Walisongo
4. Kader HMI Komisariat Dakwah
Walisongo
Ketua Pengurus Keamaan Pondok
Pesabtren Al- Barkah, Sulang, Rembang
Foto:

Lampiran Materi

A. Penjelasan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP)

Sejarah Perumusan dan Perkembangan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan


NDP pertama kali dikenalkan oleh Nurcholis Majid kepada publik HMI pada
konggres ke-9 tahun 1969, di Malang, masa kepemimpinan Nurcholis Majid. Asal
muasal NDP adalah Makalah Nilai Dasar Islam Cak Nur –sapaan akrab Nurcholis
Majid- yang dipresentasikan pada saat konggres tersebut berlangsung. Makalah yang
berisi konsep-konsep dasar Islam tersebut, dirumuskan Cak Nur pasca perjalanan
panjangnya ke negara-negara di Timur Tengah dan Amerika. Keprihatinan mendalam
terhadap kondisi pemahaman keIslaman kader-kader HMI yang rendah pada saat itu,
telah mendorong pribadi Cak Nur untuk merumuskan Nilai Dasar Islam yang dapat
dipahami dan diterapkan pada saat itu dan masa akan datang.
Kemunculan NDP, selain dilatarbelakangi oleh keprihatinan Cak Nur terhadap
kader HMI khususnya, di sisi lain juga di latar belakangi oleh faktor ideologis. Mengapa

11
demikian? Pada kisaran antara tahun 1964-1965, Marxisme merebak diseantero negeri.
Paham sosialis-komunis yang pada saat itu digawangi oleh PKI dan Underbow-
underbownya (GMNI, CGMI, GEMSOS) mulai menancapkan taring kekuasaan di
negeri ini. Oleh karena itu, disaat yang tepat NDP sebagai penjabaran dari sedikit nilai-
nila Islam dimaksudkan untuk menghadang keberingasan dari ideologi susupan tersebut
yang sejatinya membahayakan bagi negara Indonesia. Selain itu, tidak adanya relefansi
Garis Pokok Perjuangan (GPO) juga menjadi penguat alasan dibuatnya pedoman
perjuangan baru.
Perjalanan penerapan NDP, ternyata tidak mulus seperti yang dibayangkan
sebelumnya. Kebijakan rezim Orde Baru yang mewajibkan seluruh organisasi di
Indonesia untuk memakai azaz tunggal yaitu Pancasila melalui UU. Nomor 8 Tahun
1985. Organisasi apapun yang tidak memakai Pancasila sebagai ideologi, akan di cap
sebagai organisasi terlarang dan terancam dibubarkan oleh pemerintah. Melihat kondisi
genting tersebut, pada konggres ke-16 tahun 1986 di Padang, HMI terpaksa merubah
ideologi Islam menjadi pancasila, dan merubah nama Nilai-Nilai Dasar Perjuangan
menjadi “Nilai Identitas Kader (NIK) ”. Namun, isi dan subtansi NDP tetap dipakai di
NIK dengan tanpa merubah naskah aslinya.1
Tak lama setelah rezim Orde Baru tumbang, angin segar mulai mucul bagi kubu
HMI. UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang azaz tunggal dibekukan. Dengan tanpa ada
tekanan dari pemerintah, pada konggres ke-22 tahun 1999, di Jambi, nama Nilai
Identitas Kader (NIK) kembali diubah menjadi Nilai-Nilai Dasar Perjuangan, dan HMI
pun kembali kepada azaz Islam.
H. Penjabaran Nilai-Nilai Dasar Perjuangan
1. Dasar-Dasar Kepercayaan
a. Urgensi Kepercayaan
Nurcholis Majid mengatakan bahwa:“suatu keyakinan (agama, ideologi, dan
sebagainya) sepenuhnya diperlukan oleh setiap orang atau masyarakat. Tanpa
keyakinan, suatu masyarakat atau bangsa tidak mungkin mempunyai peradaban yang
luhur. Menteri Kesehatan Amerika Serikat, John W. Gardner mengatakan bahwa di
balik semua kekuatan persenjataan lengkap, dan kemakmuran, adalah sesuatu yang
sangat kuat, tetapi tidak substansial, yaitu: sekumpulan gagasan, sikap, keyakinan dan

1
Solichin, HMI, Candradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persada Fundation, 2010)

12
kemantapan bahwa gagasan-gagasan dan keyakinan-keyakinan itu dapat hidup terus.
Tidak ada suatu bangsa yang dapat mencapai kebebasan, kecuali jika bangsa itu
meyakini suatu hal, dan kecuali jika sesuatu yang diyakini itu mempunyai dimensi-
dimensi moral untuk menopang suatu peradaban besar.
Kalau cahaya keyakinan sudah pudar, maka suatu kemampuan produktif, semua
kecakapan dan semua kekuatan bangsa akan menjadi musnah, dan masa kegelapan akan
terjadi.”2 Kepercayaan merupakan konstuksi awal pembentuk tata nilai dalam
kehidupan manusia. Dalam hal ini, “kepercayaan” yang dimaksud bukanlah sekedar
kepercayaan batiniah belaka yang sifatnya individualistik dan merupakan wujud dari
apikasi sifat keberagaman seseorang. Melainkan yang dimaksud adalah kepercayaan
yang dijadikan “basis normatif” dan “basis epistemologi” yang sangat menentukan
pemaknaan dan penilaian masalah-masalah kehidupan manusia.
b. Teori Mengenai Kebenaran
Endang Syaifuddin Anshari dalam bukunya “Wawasan Islam” mengemukakan
tiga macam konsep kebenaran.

a. Teori Korespondensi
The corespondence theory oftruthini kadang disebut dengan The accordance
theory oftruth.Pokok teori ini berpendirian bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara
suatu pernyataan mengenai hal tertentu dengan hal yang di maksud. Contoh, jakarta
adalah ibukota Indonesia. Pernyataan tersebut benar, karena kenyataan yang terjadi
memang demikian.
b. Teori Koherensi
The coherence theoey of truth ini sering disebut dengan the consistence theory of
truth. Teori iniberpandangan bahwa kebenaran adalah suatu pernyataan yang
konsistendengan pernyataan lainnya yang telah diketahui dan diterima sebaugai
kebenaran. Cotohnnya, pernyataaan , Fatimah adalah putrinabi Muhammad, telah kita
ketahui dan diterima sebagai pernyataan yang benar. Dan nabi Muhammad telah
menyatakan punya puti bernama Fatimah az Zahra. Keduanya merupakan kebenaran
pula karena konsisten dengan pernyataan pertama yang sudah diketahuai dan diterima
sebagai kebenaran.

2
Nurcholis Majid, Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan, (Bandung: Mizan, 2008), hal.187.

13
c. Teori Pragmatis
The pragmatic theory of truth ini berpendirian bahwa suatu proposisi atau dalil
akan dianggap benar sepanjang prorposisi itu berlaku, berguna, dan memuaskan.
Tegasnya, jika berguna adalah benar dan jika tidak berguna adalah tidak benar.3
2. Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan
a. Sikap dan Kecenderungan Asli Manusia
Murtadha Muthahhari mengemukakan bahwa manusia merupakan sebangsa
binatang. Banyak kesamaan yang dimiliki manusia dengan binatang. Di saat
bersamaan, manusia juga punya banyak sisi yang membedakannya dengan binatang.
Dan yang terpenting terdapat ciri-ciri yang menjadikan manusia lebih unggul daripada
semua binatang. Sikap dan kecenderungan manusiawi merupakan dua hal yang menjadi
ciri khas manusia. Manusia lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih mempunyai keinginan
tingkat tinggi dibandingkan binatang. Inilah beberapa sisi keunggulan manusia
dibandingkan binatang.4
b. Dua Dimensi Manusia
Dalam dimensi material, Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari
sari pati tanah, kemudian setelah sempurna kejadiannya, tuhan mengehmbuskan
kepadanya ruh (QS Shaad: 71-72). Dengan “tanah” manusia dipengaruhi oleh kekuatan
alam, sehingga dia butuh minum, makan, hubungan seks, dan sebagainya.
3. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)
Kemerdekaan individu merupakan hal yang sangat azali yang melekat dalam diri
manusia semenjak dilahirkan ke bumi. Bermodalkan kemerdekaan sebagai individu,
setiap manusia berhak menentukan nasib sendiri untuk melakukan usaha-usaha demi
memenuhi kebutuhan kemanusiaannya. Akan tetapi, oleh karena manusia sebagai mana
istilah Plato merupakan Zoon politicon atau makhluk sosial yang hidup di masyarakat,
kemerdekaan tersebut tidak bisa berlaku umum bagi seluruh masyarakat.
Ketika berhadapan dengan masyarakat, hukumyang berlaku bagi individu adalah
hukum yang mengikat secara umum. Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan oleh
seseorang, selain muncul dari kerja kreatif manusia sebagai hasil dari kemerdekaan
individu, juga harus memandang keadaan di masyarakat. Jadi, pada dasarnya
kemerdekaan individu tersebut mengalami pembatasan.
3
Endang Syaifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Gema Insani), hal 11.
4
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta, (Jakarta: Lentera, 2008), hal. 1.

14
Ada beberapa alasan mengapa berdo’a penting untuk dilakukan. Pertama,
musibah ataupun ni’mat yang diterima lantaran do’a juga termasuk dalam lingkup
ketentuan (qadha’) Allah. Kedua, perbuatan do’a sebenarnya dapat digolongkan dalam
amalan ibadah, karena mengandung unsur merendahkan diri dan merasa butuh terhadap
Allah SWT. Ketiga, doa merupakan wujud keta’atan makhluq terhadap Tuhannya.5
4. Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan
a. Penghayatan Tauhid: Upaya Pemersatu Tujuan Hidup Manusia
Sudah menjadi fitrah manusia secara naluriah memiliki potensi bertuhan serta
keyakinan yang terkadang tidak sanggup untuk dikatakan, yaitu kekuatan yang maha
segalanya, sebuah kekuatan diatas kebendaan fana (supranatural being). Naluri ini
merupakan anugerah yang paling berharga bagi manusia, sebuah nikmat yang paling
puncak, yaitu kemerdekaan (QS al-‘A’raf: 172).
Pengesaan Tuhan merupakan fondasi seluruh bangunan ajaran Islam. Pandangan
hidup tauhid bukan saja hanya sekedar mengesakan Allah, melainkan juga meyakini:
kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan kemanusiaan (unity of mankind),
kesatuan tuntunan hidup (Unity of guidance), dan kesatuan tujuan dari kesatuan
ketuhanan (unity of Godhead). Jika pengertian ini ditarik ke dalam kehidupan
masyarakat, tauhid tidak mengakui kontradiksi-kontradiksi berdasarkan kelas,
keturunan, dan latar belakang geografis.6
b. Tanggung Jawab Kemanusiaan Sebagai Konsekuensi Tauhid
Konsekuensi dari pengesaan Tuhan (Tauhid) adalah tumbuhnya rasa tanggung
jawab kemanusiaan yang dihadirkan melalui prilaku menempatkan manusia sebagai
ciptaan Tuhan tanpa melihat atribut simbolik dari setiap manusia.
Tanggung jawab tersebut mencakup misi pembangunan ummat yang merupakan
masyarakat universal, yaitu menebar iman dengan cinta, mengubah dunia dengan
harmoni, dan mendekati manusia dengan penuh rasa simpati dan empati. Sikap
persaudaraan yang dilahirkan dari perasaan cinta, justru menampakkan wajah muslim
yang senantiasa mambawa payung kesejukan, yaitu rahmatan li al-‘alamiina (QS al-

5
Ahmad Yasid, Fiqh Today 2: Fatwa Tradisional Untuk Orang Modern Fiqh Tasawuf, (Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama, 2007)Hal. 82.
6
Toto Tasmara, Menuju Muslim Kaffah; Mengenal Potensi Diri, (Jakarta: Gema Insani Press,
2000) hal. 226

15
Anbiyaa’: 107), dan sebuah bentuk nyata dari perwujudan keterbukaan Islam terhadap
aspek kemanusiaan (open humanisme).7
5. Individu dan Masyarakat
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kemerdekaan individu, dan
keterkaitan individu dengan masyarakat disekitarnya. Di lingkungan masyarakat
pembatasan kemerdekaan adalah konsekuensi dari adanya hubungan berserikat.
Kemerdekaan satu individu dibatasi oleh individu yang lain.
Kelangsungan kehidupan masyarakat, sangat ditentukan oleh kehendak umum
seluruh anggota masyarakat. Kehendak umum ini akan selalu konstan, tidak dapat
diubah dan senantiasa murni. Namun, ia bisa ditempatkan lebih rendah dari kehendak
lainnya yang mendominasinya. Dalam keadaan demikian, kendali setiapindividu
melepaskan kepentingannyadari kepentingan bersama dan ia berpendapat adalah
mustahil melepaskan kepentingan itu sepenuhnya8
6. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
Dalam kenyataan hidup yang terjadi dapat kita lihat secara seksama adanya
pergeseran nilai-nilai universal di masyrakat. Salah satu yang bisa kita ketahui adalah
adanya strata sosial yang telah menjadi kesepakatan bagi beberapa kelompok meski tak
semua masyarakat mengakuinya, orang-orang yang ber uang lebih dihormati daripada
orang yang berilmu dan ini tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an bahwa seseorang
itu mulia bukan karena harta dan jabatannya melainkan karena nilai ketaqwaanya
kepada Allah SWT.
Akan menjadi sebuah reduksi nilai jika kemudian dimasyarakat timbul
pengelompokan kelas-kelas berdasarkan keturunan bangsawa, keturunan milyarder/
ningrat, hingga keturunan buruh., menjadi pertimbangan dalam kehidupan
bermasyarakat. Kondisi ini kemudia akan memumculkan gerakan-gerakan vrontal
secara besar sebagai akibat diskriminasi pergaulan sosial yang ada, yang kaya berbuat
sesukanya terhadap yang miskin, hanya karena meiliki perbedaan pada kepemilikan
harta saja seolah-olah mereka adalah kuasa atas golongan yang lain seperti yang terjadi
pada kisah fir’aun dalam Qur’an Surah Al-Qashas ( 4)
7. Kemanusiaan Dan Ilmu Pengetahuan
a. Sistem Ilmu Pengetahuan
7
Ibid, hal. 378.
8
Jean Jacques Rousseau, Kontrak Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1986), hal. 91.

16
Ilmu dapat dianggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenran dan
jugaseperti sistem-sistem yang lainnya dia mempunyai komponen-komponen yang
berhubungan satu sama lain. Komponen utama dari sistem ilmu adalah: perumusan
masalah; pengamatan dan deskripsi; penjelasan; ramalan dan kontrol.
Tiap-tiap komponen ini mempunyai metode tersendiri. Apa yang sering disebut
dengan metode keilmuan adalah cara yang singkat dalam mendeskripsikan sistem ilmu
yang menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya beserta metode-metode yang
spesifik dari tiap-tiap komponen sistem tersebut.9Menurut istilah-istilah Hatta, teori
ilmu pengetahuan tidak lain dari suatu “stenogram (yang) terambil dari suatu
pengalaman dan alat untuk mencari kebenaran, bukan kebenaran itu sendiri”.
Pernyataan ini adalah ungkapan seorang guru yang ingin mencegah sikap dogmatis
dalam diri para muridnya, agar tidak memandang teori ilmu pengetahuan sebagai
doktrin yang harus dipegang teguh tanpa kritik.
b. Ilmu Pengetahuan Sebagai Alat Pencari Kebenaran
Ilmu pada dasarnya bukan hanya merupakan context of discovery, melainkan
sekaligus context of justification.10Ilmu pengetahuan merupakan soko guru kehidupan.
Bahkan, sebgaimana dalam al-Qur’an tegaskan, derajat dan martabat manusia
bergantung kepada ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Tanpa ilmu pengetahuan,
kehidupan manusia menyerupai kehidupan binatang. ilmu pengetahuan merupakan
obor, penerangan kehidupan manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia
mengembangkan kebudayaan dan peradabannya.11

9
Jujun Suparjan Suria sumantri, Ilmu dalam perspektif, (Jakarta: Yyasan Obor Indonesia, 2006),
hal. 112
10
Hatta, Jejak yang Melampaui Zaman, hal. 135.
11
Mohamad Monib dan Islah Bahrai, Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholis
madjid, (Jakarta: PT.Gramedia, 2011),hal. 232.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Syaifuddin. Wawasan Islam. (Jakarta: Gema Insani)


Baso,Ahmad. 2006. NU Studies: Pergolakan Pemikiran antara Fundamentalisme Islam
dan Fundamentalisme Neo-Liberal. (Jakarta: PT Gelora Aksara)
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Hatta.Jejak yang Melampaui Zaman.
Jalaludin. 2004. Psikologi Agama. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Majid, Nurcholis. 2008. Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Bandung:
Mizan).
Maksum, Muhammad Syukron. 2010. Suramnya Surga Indahnya Neraka. (Yogyakarta:
Mutiara Media).
Monib, Mohamad dan Islah Bahrai. 2011. Islam dan Hak Asasi Manusia dalam
Pandangan Nurcholis madjid. (Jakarta: PT.Gramedia).
Muthahhari,Murtadha. 2008. Manusia dan Alam Semesta. (Jakarta: Lentera).
Quthb, Sayyid. 2006. Tafsir Fi Zhilali al-Qur’an Jilid 2 Ed.Super Lux. (Depok: Gema
Insani).
Rousseau. Jean Jacques. 1986. Kontrak Sosial. (Jakarta: Erlangga).
Solichin. 2010. HMI, Candradimuka Mahasiswa.(Jakarta: Sinergi Persada Fundation).
Sumantri,Jujun Suparjan Suria. 2006. Ilmu dalam perspektif. (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia).
Tasmara, Toto. 2000. Menuju Muslim Kaffah; Mengenal Potensi Diri. Jakarta: Gema
Insani Press.

18

Anda mungkin juga menyukai