Oleh:
Lintang Mustika
(Wasekbid PA HMI Korkom Walisongo Semarang)
Tujuan :
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan.
Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran.
Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta.
Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat.
Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu, dan
amal.
1. Ceramah
2. Presentasi
Metode 3. Ice Breaking
4. Tanya jawab
5. Diskusi
1. LCD
2. Spidol
Bahan
3. White board
4. Laptop
Waktu 9 jam
Awal
Proses
1. Salam pembukaan dan pengenalan.
2. Pemateri mengajak peserta untuk rilex terlebih dahulu, kemudian
mengajak mereka untuk menggerak-gerakkan badan.
Inti
1. Menjeaskan tentang sejarah munculnya NDP HMI
2. Menjelaskan tentang sejarah perumusan dan lahirnya NDP HMI
3. Menjelaskan tentang pengertian NDP HMI
4. Menjelaskan jumlah Bab dalam NDP HMI
5. Pemateri menanyakan apa itu ideologi dan keyakinan
6. Pemateri mengajak peserta untuk meragukan keyakinan masing-
masing dengan skeptis terhadap apa saja.
7. Pemateri menanyakan keyakianan peserta.
8. Menanyakan keyakinan peserta dan mendekonstruksi total
9. Membuka kesempatan kepada peserta untuk berpendapat dan
menyangga
10. Pemateri memberikan pemahaman ulang mengenai
keyakinan/kepercayaan
11. pemateri mengajak peserta untuk menemukan keyakinan yang
benar dengan rasionalisasi terhadap keyakinan
12. pemateri merekonstruksi ulang keyakinan para peserta dengan
penjelasan yang logis bahwa fitrah manusia adalah makhluk
yang mempunyai keyakinan
13. mengajak peserta untuk diskusi per bab NDP sebagai pegulasan
jika masih ada yang dirasa kurang oleh peserta
Kata Pengantar
Puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
segala ni’mat, karunia, hidayah, dan taufiqNya kepada kita semua sehingga
melaksanakan segala aktvitas kehidupan sehari-hari dengan penuh himat.
Merupakan suatu keniscayaan bagi setiap makhluk untuk senantiasa bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab dialah Tuhan pencipta, pengatur, dan
penguasa seluruh jagad raya yang ada. Dan oleh sebab itu, maka kita semua
sebagai makhluk sudah merupakan keharusan untuk menjadikannya sebagai
Tuhan Sesembahan tanpa ada yang lain.
Fitrah manusia adalah makhluk percaya. Maka dai itu, sudah selayaknya
kita mengucapkan salam sejahtera bagi siapa saja yang masih berpegah teguh
dengan keyakinannya masing-masing. Walaupun masih ada diantara keyakinan
manusia yang barangkali masih jauh dari nilai kebenaran. Untuk itu, diperlukan
sebuah wahyu untuk mengatur, membimbing, dan menunjukkan jalan manusia
agar menuju jalan yang benar. Jadi, sebagai ummat Islam khususnya, sudah
selayaknya kita berterima kasih kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menyebarkan wahyu Tuhan kepada kita. Sehingga ummat Islam bisa merasakan
Islam mulai zaman Nabi hingga zaman modern sekarang ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi yang berasaskan
Islam sebagaimana dijelskan dalam AD HMI pasal 3. Sehingga, perjuangannya
pun harus dilandasi dengan nilai-nilai ke-Islaman yang terkandung dalam al-
Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, HMI menuangkan nilai-nilai ke-Isalmannya
untuk dijadikan pijakan dasar bagi setiap kader HMI yang tercantum dalam Nilai-
nilai Dasar Perjuangan (NDP).
Memang, NDP bukanlah suatu doktrin yang dogmatis untuk wajib diikuti.
Akan tetapi, NDP bisa dijadikan sebagai pedoman atau ideologi bagi setiap kader
HMI dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam. Sebab, memperjuangkan
NDP sama halnya dengan memperjuangkan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits. Dan,
sudah merupakan kewajiban bagi setiap manusia sebagai Khalifah fil ‘ardl untuk
memperjuangkan nilai-nilai tersebut.
Di dalam NDP tercantum tiga ajaran penting yang nanti akan saling
melengkapi dalam memperjuangkan HMI. Yaitu, iman, ilmu, dan amal. Tiga
unsur itu merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Semua harus
dijalankan untuk bisa menjadi insan kamil. Apabila salah satunya tiada, maka
sama dengan ketiadaan semuanya. Dalam al-Qur’an pun telah dijelaskan bahwa
setiap ada iman, maka dapat dipastikan ada amal saleh yang menyertainya.
Kemudian iman dan amal tanpa ilmu, maka akan sulit untuk dilaksanakan.
Untuk mencapai tiga unsur diatas, maka diperluakan suatu perjuangan. Di
dinilah dibutuhkan yang namanya ilmu. Ilmulah yang nanti akan meluruskan dan
membenarkan gerak perjuangan setiap kade HMI. Sebab, dengan ilmu kita akan
bisa membedakan mana yang baik dan buruk, benar salah, dan lain sebagainya.
Tanpa ilmu, maka perjuangan kita akan berjalan tanpa arah, bahkan bisa menuju
ketersesatan.
Maka dari itu, NDP sebagai pijakan dan ideologi HMI, meruapakan hal
yang sangat urgen untuk diketahui, dipahami, dan diaplikasikan oleh seluruh
kader HMI. Dengan begitu, maka bukan tidak mungkin akan tercipta kader HMI
yang berakhlaq, bemoral, serta memiliki nilai juang yang sangat tinggi dalam
membela agama Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga, sindikat ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan seluruh
kader HMI. Dan semoga Tuhan senantiasa memberikan petunjukNya kepada kita
semua, sehingga kita bisa beriman, berilmu, dan beramal saleh dengan penuh
semangat perjuangan yang tanpa putus asa. Amiin.
Semarang, 26 Januari 2018
9 Jumadil Awal 1439
Lintang Mustika
TESTIMONI;
“Kepercayaan merupakan suatu keniscayaan bagi manusia. Apapun
kepercayaannya itu, yang jelas manusia tidak bisa lepas darinya. Kepercayaan
itu yang nantinya akan menuntun kehidupan manusia. Maka dari itu, konsekuensi
logisnya, jika kepercayaan itu benar, maka akan menuntun kepada nilai-nilai
yang benar. Namun jika kepercayaan itu salah, maka akan membawa kepada
nilai-nilai yang salah yang bisa berbahaya bagi kemanusiaan. Oleh sebab itu,
jangan pernah berhenti untuk terus mencari dan mencari kebenaran. Sebagai
kader HMI, sudah ada NDP yang bisa dijadikan sebagai pijakan dalam mencari
kebenaran.”
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar
Sebagai berikut:
Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan
YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan
takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan
sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak
memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan
kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang
benar dalam peradaban dan berbudaya.
Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan
taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana
dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk
dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak
manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan masyarakat dan
sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan dengan
merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk
tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.