Anda di halaman 1dari 13

Merefleksikan Kembali Peran Kader untuk Menjalankan Roda

Organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam)

( Esai ini dibuat untuk memenuhi syarat mengikuti Senior Course ( SC) HMI
Cabang Bekasi 2021 )

Disusun Oleh :

Muhamad Arsil Azhim


Cabang Bekasi

Himpunan Mahasiswa Islam


Cabang Bekasi
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas karunia-Nya lah kita
masih diberi kesehatan umur, dan kesempatan untuk menulis Essai ini. Serta
sholawat serta salam tak lupa pula dipanjatkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.
Tak Lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh teman-teman yang terlibat
dalam memberikan support untuk saya menulis essai ini. Sehingga essai ini bisa
menjadi syarat sebagai peserta Senior Course ( SC ) HMI Cabang Bekasi.
Dan juga bisa kembali memaknai perjuangan HMI yang menjadikan kadernya
sebagai Kader Umat dan Kader bangsa dengan berpedoman kepada nilai-nilai
keislaman dan keindonesian.
Semoga essai ini mampu menjadi bahan pertimbangan bagi para kader HMI
untuk kembali menjalankan roda organisasi terkait permaslahan yang sedang
menimpa organisasi kita tercinta ini.
YAKUSA.

Muhamad Arsil Azhim


I. Pendahuluan

Dalam menjalankan roda organisasi tentu tidak terlepas dari peran dan fungsi
para kader yang terlibat di dalamnya. Belakangan ini sering muncul krisis
terhadap kader yang mulai menghilangkan peran dan fungsinya sebagai Insan
Akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam demi terwujudnya
masyarakat adil yang diridhoi Allah Swt.

Para kader yang mulai tidak aktif tentunya sangat mempengaruhi bagaimana
jalannya sebuah roda organisasi. Sehingga perlu diketahui penyebab yang telah
menjadi permasalahan di dalam diri seorang kader agar dia bisa kembali terlibat
aktif di dalam organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam ).

Serta ini juga menjadi pokok bahasan penting bagi kader yang telah aktif
untuk kembali merefleksikan kembali kepada para kader lainnya agar sadar akan
dirinya sebagai kader umat dan kader bangsa.

Disini juga dibutuhkan peran yang begitu penting bagi pengurus struktural
dan para kader lain untuk membantu mencari solusi terhadap permasalahan yang
tengah dialami serta penerapannya yang sesuai agar roda organisasi tetap berjalan
dengan semestinya.

Untuk itu, dalam pembahasan ini saya coba menawarkan solusi terhadap
permasalahan terhadap para kader yang mulai tidak aktif agar kembali bisa meraih
tujuan organisasi.

II. Pembahasan
Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI) lahir dalam kancah revolusi fisik pada 5
Februari 1947 di Yogyakarta. Lahirnya HMI dimulai dari kisah heroik seorang
mahasiswa yang bernama lafran Pane sebagai seorang mahasiswa Sekolah TInggi
Islam ( STI), yang mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi mahasiswa
Islam. Ia memanfaatkan waktu kuliah tafsir oleh dosen Husein Yahya, bagi
pembentukan HMI. Solichin mencatat 5 Februari 1947 bertepatan dengan hari
Rabu Pon 1878 tahun Saka atau tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan
dengan 5 Februari 1947 M.

Selain Lafran Pane, tokoh tokoh awal yang terlibat dalam pendirian HMI
adalah Kartono Zarkasi, Dahlan husein, Suwali, M. Jusdi Ghazali, Mansjur, M.
Anwar Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tajeb Razak, Toha Mashudi, Bidron
Hadi, Maisaroh Hilal dan Siti Zainab. Tujuan HMI ketika pertama kali didirikan
adalah (1) “ Untuk membela negara republik indonesia dan menaikan harkat
rakyat indonesia”, (2) “ Untuk menjaga dan memajukan agama Islam”.

Dari Yogyakarta, dengan cepat HMI merambah ke kampus-kampus di


berbagai kota dan pada pertengahan 1960-an, HMI telah menjadi organisasi
kemahasiswaan paling besar di Indonesia dengan jumlah anggota pada akhir tahun
1960-an mencapai lebih dari 100.000. dan hingga saat ini HMI telah memiliki
cabang sebanyak 156 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Salah satu cabang yang tersebar di seluruh Indonesia ini terdapat HMI
Cabang Bekasi di dalamnya. HMI Cabang Bekasi diketuai Oleh Ahmad Mustopa
Kamal dengan 9 Komisariat yang tergabung di dalamnya. Sedangkan ketua umum
Badan Pengelola Latihan (BPL) diketuai oleh Adhil Laksono Murti dan Ketua
Umum Korps HMI-Wati ( Kohati) adalah Novianti. Pada saat ini jumlah kader
yang tergabung di HMI cabang Bekasi berjumlah 400-500 kader.

Dengan jumlah kader yang begitu banyak, tentu menjadi tantangan tersendiri
bagi pengurus di wilayah kerja Bekasi sendiri untuk mewujudkan Cita-cita HMI
yang termaktub di dalam AD/ART HMI pasal 4 “ Terbinanya Insan Akdemis,
Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt”. sehingga akan
menjadi tanggung jawab bagi seluruh kader HMI untuk mewujudkan Tujuan
tersebut.

Dan tak dilupakan juga permasalahan yang muncul di kalangan organisasi


HMI. Sehingga diperlukan anaslisis untuk mengetahui beberapa permasalahan
yang sedang dialami Pada saat ini, sering dijumpai juga permasalahan yang
sedang dialami pengurus HMI dalam menjaga Kader yang dibinanya seperti,
kader yang mulai tidak aktif, kader yang suka menghilang serta kader yang mulai
tidak bisa menjaga nama baik HMI. Adapun faktor penyebab dari permasalahan
kader antara lain:

a. Lingkungan yang Berubah

Kita dihadapkan pada perubahan-perubahan multi dimensi yang cepat


dan tidak pernah terjadi. Perubahan-perubahan ini seakan-akan merupakan
penjungkir balikan tatanan kehidupan sebelumnya. Perubahan itu terjadi pada
sistem nilai, termasuk pertimbangan moral yang bersifat imperatif.

Perubahan multi dimensi itu juga menghinggapi tatanan masyrakat lain di


bidang sosial ekonomi, politik, budaya, pendidikan, moral keagamaan. Tidak
ada yang tidak berubah. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Berarti
perubahan itu, maupun proses globalisasi adalah sesuatu yang tidak terelakan.

b. Tantangan Internal

Adapun masalah internal yang dihadapi adalah sebagai berikut :

a) Masalah Eksistensi dan Keberadaan HMI

b) Masalah relevansi pemikiran pemikiran kader HMI untuk melakukan


perbaikan dan perubahan yang mendasar terhadap berbagai masalah yang
muncul yang dihadapi
c) Masalah peran HMI sebagai Organisasi perjuangan yang sanggup tampil
dalam barisan terdepan sebagai Avent garde,kader pelopor bangsa dalam
mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai perubahan yang sangat
dibutuhkan masyarakat.

d) Masalah efektifitas HMI untuk memecahkan masalah yang dihadapi


komisariat.

e) Masalah peembinaan kader baru pasca Basic Traning

f) Masalah pemahaman makna organisasi bagi kader baru

c. Tantangan Ekternal

Adapun tantangan External yang juga diahadapi antara lain :

a) Tantangan kader dalam menghadapi perubahan zaman saat ini

b) Tantangan terhadap peralihan generasi yang hidup di zaman dan waktu


yang berbeda

c) Tantangan untuk menmpersiapkan kader HMI yang akan menggantikan


alumni HMI

d) Tantangan kader dalam menghadapi golongan lain.

e) Tantangan menghadapi kemajuan ilmu.

Sehingga, diperlukan strategi bagi para pengurus maupun kader lainnya untuk
menghadapi permasalahan yang tengah dihadapi. Untuk itu saya menawarkan
analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
bagi HMI.

I. Strength ( Kekuatan )
Letak kekuatan HMI pada prinsipnya nampak pada tiga wawasannya,
yaitu wawasan keislaman, keindonesiaan, dan kemahasiswaan. Adapun
faktornya sebagai berikut.

a) Berlandaskan/bernafaskan islam, yang bersumber pada Al-Quran dan


Sunnah.

b) Berwawasan keindonesian atau kebangsaan.

c) Bertujuan terbinanya 5 kualitas insan cita.

d) Bersifat independen

e) Berstatus sebagai organisasi mahasiswa.

f) Berfungsi sebagai organiasasi kader, yang memiliki keasadarn tinggi


terhadap lingkungannya sebagai kader pelopor dan kader bangsa.

g) Berperan sebagai organisasi perjuangan yang berusaha melakukan


perubahan, perbaikan, terhadap semua tatanan yang tidak sesuai lagi
dengan tuntunan kontempore, sehingga terciptanya suasana baru yang
belum pernah terjadi sebelumnya.

h) Bertugas sebagai sumber insani pembangunan bangsa.

II. Weakness ( Kelemahan )

Dari berbagai faktor kelemahan yang dialami atau dimiliki HMI


terdapat beberapa faktor dominan.

a) Terlalu berpikiran umum dan global sehingga kurang mampu berfikir


kritis dan mendetail sebagai bagian dari manjamen.

b) Pandai membuat keputusan ( program ) akan tetapi lemah dalam action/


pelaksanaan/pembuatan agenda.

c) Kurang cekatan mengambil ide dan inisiatif.


d) Kurang cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi
sehingga selalu tertinggal.

e) Lemah dalam disiplin organisasi.

f) Manajemen organisasi yang lemah, serta hubungan komunikasi yang


tidak solid.

g) Kurang mampu menindaklanjuti keberhasilan yang pernah diperoleh


berupa follow up yang dapat menunjang konsolidasi organisasi untuk
langkah berikutnya.

h) Berbagai kegiatan HMI terlalu beraroma politk yang sangat tinggi.

i) Kurang mengetahui, memahami, menghayati, organisasi HMI secara utuh


dan benar serta pengalaman ketentuan-ketentuan organisasi yang tidak
konsekuen, konsisten dan sepadan.

j) Juga kurang mengetahui, memahami, dan melaksanakan ajaran Islam


sebagai sumber inspirasi dan motivasi secara utuh dan benar.

Dari faktor tersebut, sudah terlihat beberapa kelemahan yang harus


segera di dijadikan bahan pelaran bagi para kader HMI.

III. Opportunities ( Peluang)

a) Peluang yang dimiliki HMI sesuai dengan peran dan kekuatan yang
dimilikinya. Peluang itu antara lain :

b) HMI dapat menempatkan dan memposisikan dirinya diri sebagai kader


bangsa di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang plural sehingga menjadi perekat bangsa.
c) HMI dapat menjalankan perannya untuk melakukan berbagai perubahan
dalam masyarakat sehingga tercipta suasana baru yang belum pernah
terjadi sebelumnya.

d) HMI dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki


anggota-anggotanya dari berbagai disiplin ilmu untuk kepentingan
bangsa dan kemanusian.

e) HMI dapat mengembangkan Islam sebagai rahmatan lil alamin, dengan


konsep pemikiran kesislaman dan keindonesian kepada umat Islam
sendiri serta kepada umat lain tanpa terlebih dahulu mereka masuk Islam.

f) HMI dapat berpeluang besar untuk mengembangkan organisasi karena


memiliki aparat yang merata di seluruh indonesia.

IV. Threats ( Ancaman)

Ancaman dan tantangan yang dihadapi HMI dewasa ini datang dari dua
arah yaitu dari dalam ( Internal ) dan dari luar ( Eksternal).

Dari analisis diatas, kita dapat mengetahui beberapa permasalahan yang


terjadi di tubuh HMI terkhususnya di HMI cabang Bekasi sendiri. Sehingga
ini juga menjadi tugas bagi teman-teman di HMI cabang Bekasi untuk
mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Adapun solusi yang saya hadirkan adalah sebagai berikut:

i. Sosialisasi

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah memulai sosialisasi


kepada para kader terhadap perannya didalam organisasi. Kita perlu
menjelaskan hal-hal mendasar tentang perannya.

ii. Pemahaman
Melalui sosialisasi, semua kader diharapkan memiliki pemahaman
yang sama terkait peran dan fungsinya sebagai kader organisasi.

iii. Komitmen

Setelah mendapatkan sosialisasi dan pemahaman, seluruh kader


organisasi diminta untuk memiliki komitmen dalam menjalankan roda
organisasi.

iv. Implementasi

Implementasi merupakan point terpenting agar bisa berjalannya roda


organisasi, ketika para kader bisa menyepakati bersama hasil dari
komitmen bersama

v. Komunikasi

Implementasi dapat berjalan dengan komunikasi yang efektif dan


intens untuk memastikan jalannya komitmen.

vi. Evaluasi

Tindak lanjut berupa evaluasi dilakukan sebagai pengawalan agar


roda organisasi bisa berjalan sesuai dengan tujuan organisasi itu sendiri.
Dan jika perlu dilakukan tindakan koreksi.

III. Kesimpulan

Dari analisis diatas, maka dibutuhkan kembali refleksi bagi kader HMI
untuk menjalankan kembali roda organisasi, agar bisa kembali berjuang untuk
mewujudkan cita-cita HMI dalam keindonesian dan keislaman. Dan mampu
memberikan kontribusi untuk organisasi agar mampu menciptakan formula baru
dalam persaingan perkembangan dan kemajuan IPTEK ( Ilmu pengetahuan,
Teknologi dan Ekonomi ) menjadikan Islam sebagai landasan untuk menjalankan
segala macam kegiatan Organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfian M Alfan, HMI (Himpunan Mashasiswa Islam ) 1963-1966, Jakarta : Buku


Kompas, 2013.

Sitompul Agussalim, Sejarah perjuangan HMI ( Tahun 1947-1975), Surabaya :


Bina Ilmu, 1976.

Sitompul Agussalim, Menyatu dengan umat, Menyatu dengan bangsa : Pemikiran


Keislaman-Keindonesian HMI ( 1947-1997), jakarta : LOGOS, 2002

Sitompul Agussalim, 44 indikator kemunduran HMI, Jakarta : PT. Rakasta


Semesta, 2008.

Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa, jakarta : Sinergi Persadatama


Foundation, 2010

Internet

https://memahamiperubahanorganisasidanyangharusdilakukan.com//

Anda mungkin juga menyukai