ekyrezky38@gmail.com
Abstrak
Sebagai organisasi besar, HMI adalah bagian dari pendidikan luar sekolah
yang menjalankan pelatihan dan pembinaan kepada generasi muda khususnya
mahasiswa. Pelatihan dan kaderisasi inilah yang turun temurun dilakukan oleh HMI
sehingga mampu bertahan sampai sekarang. Organisasi ini meyakini bahwa hanya
peran kader yang mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita HMI. Metode
penulisan yang dilakukan dalam penyelesaian jurnal ini adalah metode deskriptif
yang bersifat studi literatur yang dilakukan untuk mendukung jalannya penulisan
mulai dari awal hingga penyusunan akhir jurnal ini. Selain itu studi literatur
dilaksanakan guna mendapatkan dasar teori yang kuat berkaitan dengan jurnal ini
sehingga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pembahasan.studi literatur
meliputi pengumpulan data dan informasi dari buku dan jurnal-jurnal yang
mempunyai relevan dengan bahasan dalam makalah ini, serta masukan dari senioran
dan kawan-kawan seperjuangan di HMI. Pada saat sekarang ini suatu perubahan
sosial yang terjadi dialam masyarkatadalah hal yang paling penting dalam
memajukan system sosial.
A. PENDAHULUAN
Dalam sebuah organisasi, kaderisasi menjadi hal yang sangat penting bagi
eksistensi dan kelanjutan organisasi. Pengkaderan adalah jantungnya organisasi,
dimana baik buruknya dan langgengnya organisasi, sangat tergantung dari seberapa
serius pengurus organisasi tersebut melaksanakan pengkaderan. Ketika dalam suatu
organisasi pengurus tidak serius dalam melaksanakan pengkaderan secara sistematis,
berjenjang, berkelanjutan dan masif, organisasinya akan mati secara perlahan-lahan.
Hal tersebut disebabkan minimnya jumlah kader dan minimnya kualitas kader
(Rusydi, 2014). Organisasi akan tetap eksis manakala kader penerus visi organisasi
itu terpenuhi dengan cukup. Oleh sebab itu pemimpin diharapkan mampu untuk
mendayagunakan kemampuan untuk menggerakkan unsur-unsur yang ada di dalam
organisasi (An-Nisa’: 59).
Anggaran Dasar, Pasal 8 dikatakan bahwa “ HMI berfungsi sebagai organisasi
kader”.Dalam pedoman perkaderan dikatakan bahwa, Kader adalah sekelompok
orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi
kelompok yang lebih besar. Hal ini dijelaskan dalam ciri-ciri komulatif seorang kader
HMI, yaitu: Pertama, seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi,
mengenal aturan- aturan main organisasi dan tidak bermain sendiri sesuai dengan
selera pribadi. Dari segi nilai, aturan itu adalah NDP, sedang dari segi
operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan, dan pedoman
serta ketentuan organisasi lainnya. Kedua, seorang kader memiliki komitmen yang
terus menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan
istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran. Ketiga,
seorang kader memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka
yang mampu menyangga kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus
penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas. Keempat, seorang kader memiliki
visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya
Sebagai organisasi besar, HMI adalah bagian dari pendidikan luar sekolah
yang menjalankan pelatihan dan pembinaan kepada generasi muda khususnya
mahasiswa. Pelatihan dan kaderisasi inilah yang turun temurun dilakukan oleh HMI
sehingga mampu bertahan sampai sekarang. Organisasi ini meyakini bahwa hanya
peran kader yang mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita HMI. Seperti yang
dijelaskan oleh (Soerjono Soekanto, 2002) peran adalah aspek dinamis kedudukan
(status) seseorang, apabila seseorang tersebut melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Berdasarkan
penjelasan di atas, setiap kader HMI cabang Makassar sudah seharusnya mengetahui
peranannya dan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing karena kader
merupakan tulang punggung yang menggerakkan roda organisasi. Oleh sebab itu,
kader harus memiliki pandangan, visi, dan ideologi organisasi. Demi mewujudkan
itu, kader membutuhkan pendidikan politik dan pelatihan yang baik (Sidratahta
Mukhtar, 2006:89). Pendidikan dan pelatihan bagi kader HMI merupakan gerakan
politik dan keagamaan, menurut pendiri HMI Lafran Pane, HMI dan politik tidak bisa
dipisahkan sebab untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan HMI harus dilakukan secara
politis dan itu sudah menjadi watak HMI sejak berdiri (Saleh Hasanuddin M,1996:5).
Kader dalam geraknya tentunya butuh sebuah landasan bergerak ataupun
pandangan dunia yang bersifat komprehensif agar mampu memberikan sebuah arah
dalam perjuangan ideologis dan politisnya ke depan . Salah satu paradigma yang bisa
menjadi sebuah tawaran yakni Islam Transformatif, Paradigma transformatif
merupakan alternatif paradigma umat Islam yang percaya bahwa kemiskinan rakyat,
termasuk kaum muslim disebabkan oleh ketidakadilan sistem dan struktur ekonomi,
politik, dan kultur. Oleh karena itu agenda mereka adalah melakukan transformasi
terhadap struktur melalui penciptaan relasi yang secara fundamental baru dan lebih
adil dalam berbagai bidang. Bagi Mansour, ini adalah proses panjang penciptaan
ekonomi yang tidak eksploitatif, politik tanpa represi, kultur tanpa dominasi dan
hegemoni, serta penghormatan terhadap HAM (human rights). Keadilan menjadi
prinsip fundamental dari paradigma ini. Fokus kerja mereka adalah mencari akar
teologi, metodologi, dan aksi yang memungkinkan terjadinya transformasi sosial.
Pemihakan terhadap kaum miskin dan tertindas (duafa) tidak hanya diilhami oleh Al-
Qur’an, tetapi juga hasil analisis kritis terhadap struktur yang ada. Islam bagi mereka
dipahami sebagai agama pembebasan bagi yang tertindas, serta mentransformasikan
sistem eksploitasi menjadi sistem yang adil.
B. METODE
Metode penulisan yang dilakukan dalam penyelesaian jurnal ini adalah
metode deskriptif yang bersifat studi literatur yang dilakukan untuk mendukung
jalannya penulisan mulai dari awal hingga penyusunan akhir jurnal ini. Selain itu
studi literatur dilaksanakan guna mendapatkan dasar teori yang kuat berkaitan dengan
jurnal ini sehingga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pembahasan.studi
literatur meliputi pengumpulan data dan informasi dari buku dan jurnal-jurnal yang
mempunyai relevan dengan bahasan dalam makalah ini, serta masukan dari senioran
dan kawan-kawan seperjuangan di HMI.
C. PEMBAHASAN
1. Cita Ideal Kader dalam Himpunan Mahasiswa Islam
HMI adalah salah satu wadah pengembangan potensi pada tingkat awal dari
seorang agen perubahan. HMI adalah organisasi yang berorientasi kepada perekrutan
dan pembinaan haruslah dapat menciptakan calon calon pemimpin bangsa yang
berkwalitas insane cita sesuai dengan tujuan luhur HMI itu sendiri.
Nosman. Peran Dan Fungsi Kader HMI Dalam Transformasi Perubahan Sosial
Masyarakat. Jurnal Dialektika Social Dan Budaya Vol. 1 No. 2. 2020 Pp. 2-14