PENDAHULUAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang senantiasa memberikan
kita kekuatan lahir dan batin, sehingga pada saat ini kita masih dapat merasakan nikmatnya
hidup dan bernapas dengan udara yang segar. Shalawat serta salam marilah kita curahkan
kepada Baginda Agung Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan kita dalam
memimpin diri kita dan memimpin organisasi ini, yang senangtiasa menunjukan keikhlasan
memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Dari sosok Beliaulah HMI meneladani diri
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Pada nabi Muhammad pulalah kita
Islam yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
penyikapan HMI terhadap persoalan keperempuanan dan pembinaan para perempuan HMI.
KOHATI dan sesama organisasi keperempuanan lainnya, membuat pola perkaderan yang
menumbuhkan upaya bersama dikalangan perempuan sosial serta mengangkat isu perempuan
menjadi isu bersama di HMI dan yang terlebih penting adalah mengarahkan pembinaan
Pada dasarnya HMI adalah organisasi yang sensitif gender dan memandang penting peran
perempuan dalam berorganisasi maupun kehidupan bermasyarakat, hal ini dibuktikan oleh
HMI pada awal berdirinya sudah meilbatkan perempuan dan memberikan ruang khusus bagi
anggota HMI-WATI dan saat ini tugas serta fungsi itu dijalankan oleh bidang pemberdayaan
perempuan yang di ejawantahkan oleh KOHATI sebagai badan khusus HMI. Landasan kerja
pengabdian bidang ppemberdayaan perempuan adalah konstitusi HMI dan Hasil Musyawarah
Nasional KOHATI, yang menjabarkan secara lebih luas agar dapat melihat dan menganilisis
pencapaian program kerja demi untuk perbaikan dan kemajuan organisasi di masa yang akan
datang.
KONDISI OBYEKTIF
Internal
HMI tak lagi muda, organisasi mahasiswa tertua di Indonesia ini telah genap berusia
70 tahun lebih. Lahir disaat para founding father bangsa ini berupaya membangun
kawah candra dimuka yang mengkader mahsiswa untuk berjuang bersama baik secara
fisik, pemikiran hingga nyawa tentu saja merupakan sebuah pengabdian yang tak
terkira. Inilah potret sejarah masa lalu HMI yang selalu menjadi romantisme bagi
para kader yang ikut berproses didalamnya. Hal ini merupakan suatu yang sangat
yang wajar. Kegiatan-kegiatan HMI-Wati hanya ditampung dalam bentuk seksi atau
bagian- bagian yang kurang strategis (seksi komsumsi, perlengkapan, paling tinggi
sekretaris) untuk menunjukkan peran dan potensi mereka yang sebenarnya, jarang
Secara kualitas, kader kader HMI-Wati memiliki potensi besar untuk itu, tapi budaya
patriarki yang masih merambah dalam aktifitas HMI sehingga menyulitkan HMI-
Wati untuk tumbuh dan berkembang. Belum lagi image tentang kiprah aktivis
perempuan yang dibatasi oleh perspektif lingkungan sekitarnya pun membuat HMI-
Wati makin tertinggal dalam hal kaderisasi. HMI secara organisasi memiliki konsep
seharusnya tidak memandang bulu dalam menjalankan roda organisasi. Tetapi segala
bentuk kemapanan akan melahirkan pergolakan HMI-Wati mulai sadar bahwa potensi
mereka perlu ditingkatkan dari hanya sekedar objek menjadi subjek, sehingga mereka
dapat mengembangkan diri secara khusus dan dibutuhkan adalah sebuah wadah
akselerator tersendiri bagi kaderisasi HMI-Wati, dengan tidak menafikkan ruang yang
sudah ada.
seorang kader kita semua harus menyadari ada yang salah dalam tubuh organisasi ini.
Terutama dilihat dari segi perkaderan dan semangat pengabdian kader terhadap
masyarakat, serta arah pembinaan dan perkaderaan yang mengalami kemundaran baik
masih terjadi hingga hari ini dan masih menjadi tugas bidang pemberdayaan
kader HMI-WAN dan HMI-WATI tidak ada perbedaan. Akan tetapi kurangnya
jabatan stuktural di HMI sangat kurang bahkan jauh dari harapan bila kita
mendengungkan kuota 30% sebagai affirmative action terhadap perempuan maka hal
ini masih berlaku di HMI, hari ini mumcul statement saling menyalahkan dimana
KOHATI dianggap eksklusif oleh sebagaian kalangan di HMI sehingga kesan yang
ditimbulkan adalah KOHATI dan HMI tidak bisa sejalan serta bersinergis padahal
Meskipun masih berjalan terlatih dalam periode kepengurusan 2018-2019 saat ini
secara internal, mulai ada peningkatan yang signifikan. Hal ini tentu saja tidak
dibangun dalam jangka waktu yang singkat, perlu bekerja kerja keras dan rasa legowo
Eksternal
KOHATI berperan sebagai LSM Perempuan dan ikut serta berperan aktif dalam
forum kerja sama wanita sekber Golkar, KAWI, BKOW (Badan Koordinasi
BMOWI (Badan Musyawarah Organisasi Wanita Islam ) bahkan sejak KOHATI ikut
bergabung dalam federasi tersebut, kader kader terbaik KOHATI menjadi pengurus
organisasi tersebut di tahun tahun berikutnya sampai dengan hari ini. Dimensi
dengan keterlibatan KOHATI sebagai peninjau bahkan peserta penuh dalam even
Meeeting, dll.
misi HMI terkait masalah keperempuanan sejak dulu eksis untuk selalu berada pada
garis yang terdepan untuk ikut andil didalamnya melawan budaya patriarki, kebijakan
Tantangan mahasiswa hari ini adalah budaya hedonisme yang kental dengan hura-
hura, passion yang berkiblat ke dunia barat, pergaulan bebas yang jauh dari nilai-nilai
islam. Kader HMI idealnya mampu menjadi sosok Uswatun Khasanah bagi
mahasiswa diluar sana baik dari segi penampilan maupun intelektual. Sering kali kita
terlena dengan urusan eksternal kita sebagai organisasi yang memperjuangkan nasib
perempuan-perempuan yang bermasalah. Namun justru yang terjadi kita tidak
Dalam berorganisasi maka sangatlah layak jika kebijakan populis yang harus diambil
adalah dengan kembali pada eksistensi para pengurus yang harus dimulai dikampus.
haruslah memiliki bekal pengetahuan yang mumpuni. KOHATI perlu memupuk rasa
sekitar. Hal ini perlu dilakukan agar KOHATI tidak hanya berani berbicara didepan
kader HMI, akan tetapi kader HMI-Wati juga dapat meningkatkan kualitas
menjadi solusi dari segala bentuk persoalan perempuan di negeri ini, sebagian
perempuan Indonesia masih jauh dari persoaln kemandirian baik kemandirian dalam
mengambil keputusan maupun kemandirian finansial. Hal ini memicu segala bentuk
menghadapi persoalan ini, maka curriculum LKK sebagai training formal wajib bagi
R.A.
Persoalan kesehatan perempuan juga menjadi pokok pembahasan yang tidak boleh
benteng dan memperkokoh iman agar tak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
PROGRAM KERJA
namun kurang
maksimal (+- 3
Bulan pertama)
Terlaksana,
3. Penulisan Gagasan tentang perempuan
namun kurang
maksimal (1 kali
puasa ramadhan)
Terlaksana
Komisariat Universitas Pakuan
Program Program yang diatas adalah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk membantu
Komisariat Universitas pakuan mencapai tujuan organisasi berdasarkan landasan dan dan
dan merealisasikan dalam program kerja, dan tentu semuanya dilakukan dalam rangka
peningkatan sumber daya organisai, namun demikian tentu saja masih banyak kekurangan
dalam pelaksanannya. Kesadaran untuk mengabdikan diri sebagai kader HMI khususnya
KOHATI dan human resources masih menjadi masalah dalam pelaksanaan kegiatan
organisasi. Akan tetapi upaya untuk meminimalkan kondisi ini akan terus dilakukan karena
apa bila sering terjadi dapat menghambat beberapa kegiatan kegiatan lainnya.
organisasi, menciptakan iklim kebersamaan dan ketaatan peraturan merupakan syarat utama
sangat membutuhkan senergitas dengan bidang-bidang lain sebagai upaya pengarus utamaan
gender dan mewujudkan kesadaran perkaderaan anggota baik HMI-WAN maupun HMI-
WATI adalah tugas bersama. Selain itu agenda-agenda yang berkaitan dengan eksternal
tanggungjawab HMI secara keseluruhan karena perwujudan masyarakat adil makmur itu
bukan hanya laki-laki akan tetapi seluruh elemen masyarakat termasuk perempuan di
dalamnya. Aspek kesejahteraan dan kemakmuran itu adalah milik semua anggota masyarakat
tanpa ada perbedaan identitas dan jenis kelamin, serta cita-cita ini akan dapat diwujudkan
ketika sinergitas dan kerja keras serta kerja cerdas bisa kita lakukan secara bersama-sama
dengan berpegang teguh pada 4 pilar yakni: non diskriminasi, independent, kesukarelaan, dan
KOHATI harus hadir sebagai jawaban datri masalah-masalah yang dihadapi oleh Indonesia.
KOHATI harus menyiapkan kader HMI-Wati yang mempunyai kualitas. Jangan sampai
HMI-Wati saat ini mereka terlalu memikirkan untuk mengembangkan dirinya sendiri tanpa
melihat permasalahan-permasalahan dilingkungan sekitarnya. KOHATI harus menciptakan
seorang HMI-Wati yang sesuai dengan tugas dan fungsi perempuan sebagai seorang anak,
ibu dan sosok yang mengayomi masyarakat, sesuai dengan bait terakhir dalam Mars Kohati,
PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami susun agar mampu memberikan gambaran
tentang program kerja yang sudah dijalankan serta kondisi real hari ini, kami menyadari
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, saran serta kritik yang bersifat konstruktif sangat
kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan kami bahwa program yang
telah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi kita semua. Banyak hal yang bisa kita petik untuk
Ketekunan mewujudkan mimpi adalah ikhtiar yang wajib dilakukan manusia baik untuk
pribadi maupun orang lain. Dengan renungan menuju awareness, jadilah kita sebagai
individu sosial. Hal tersebut adalah cerminan manusia sebagai makhluk sosial yang
merupakan sunatullah yang tak terbantahkan sepanjang masa, sehingga realisasi keadaan
BillahitaufikWal’hidayah
Bogor, 1442 H
13 Maret 2022 M
KARTINI)
NGOBAT (Ngobrol Tobat)
Diskusi Marak Akhir Tahun