Assalammu’alaikum Wr. Wb
i
SAMBUTAN KETUA UMUM
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMAMDIYAH
KOTA MEDAN
PERIODE AMALIA 2019-2020
Oleh: IMMawan Angga Fahmi
ii
mendukung sepenuhnya wacana pembentukan peradaban
generasai Rabbani atau perubahan menuju khairummah,
karena bukti sebagai jawaban gerakan IMMawati.
Mengingat IMM sebagai pelopor, pelangsung, dan
pelanjut cita-cita Muhammadiyah, IMMawati harus tetap
eksis di tubuh IMM karena IMMawati merupakan
generasi terpenting untuk melanjutkan kepemimpinan
‘Aisyiyah. Gerakan IMMawati membawa misi yang
menjadikan menjamin dan melestarikan suatu
masyarakat yang berkeadaban dan sesuai dengan dengan
apa yang dicita-citakan IMM dan persyarikatan
Muhammadiyah. Tentu saja dengan membangun relasi
gender yang fair sesuai dengan nilai etika moral Islam
serta membangun kesadaran dan kberpihakan terhadap
persoalan perempuan.
iii
DAFTAR ISI
PROLOG …………………………………………….. 1
ORIENTASI GERAKAN PEREMPUAN …………. 6
A. Pendahuluan ……………………………………... 6
B. Quo Vadis IMMawati ………………………….....7
C. Orientasi Gerakan IMMawati …………………... 11
ADABUL MAR’AH IMMAWATI ……………….. 17
A. Ketentuan Berpakaian ………………………...... 17
B. Ketentuan Bersikap …………………………...... 17
C. Akhlak Dalam Islam ………………………….... 18
D. Arak-Arakan, Pawai dan Demonstrasi …………. 25
E. Wanita dan Kesenian ………………………….... 29
RANGKUMAN MATERI DIKSUSWATI I …….. 33
A. Muhammadiyah dan Gerakan Kesetaraan ……….34
B. Perjuangan Tokoh Perempuan dalam Islam ……. 36
C. Psikologi Perempuan dan Wanita ………………. 38
D. Perempuan Menurut Agama Samawi …………... 48
E. Ideologi Gerakan IMMawati …………………… 50
F. Retorika ………………………………………… 50
FIQIH WANITA …………………………………… 54
PEDOMAN TRAINING IMMAWATI …………... 59
iv
Prolog :
1
Bagi IMMawati sebagai kader intelektual IMM yang
telah dilahirkan dari kampus, maka seyogiyanya menjadi
prioritas untuk mengabdikan diri dan berperan sebagai
lokomotif perubahan. IMM berkehendak agar IMMawati
yang telah menjadi alumni untuk mentransformasikan
dirinya menjadi politisi di berbagai partai politik,
pengusaha dan kaum wirausahawan, budayawan, para
guru, kaum profesional, presiden, wakil presiden, dokter
dan lain sebagainya. Proses ini merupakan tolak ukur
keberhasilan IMMawati dalam mengemban visi dan misi
IMM. Baik IMMawati yang berada di dalam maupun di
luar struktur IMM maupun yang sudah menjadi alumni
agar secara bersama dengan sistem gotong royong untuk
IMMawati. Oleh karena itu, sudah saatnya
menghimpunkan potensi dan kekutannya sebagai kader
IMM. IMMawati dapat menjadi busur panah organisasi.
Karena itu, IMMawati sejatinya harus memiliki
keunggulan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh kader
pada umumnya. Keunggulan dalam spirit, motivasi,
komitmen, integritas, kapabilitas, pengkhidmatan,
2
pemikiran, karya, dan aktualisasi peran dimanapun dan
kapanpun. Kualitas dan kiprah IMMawati harus di atas
rata-rata kader IMM yang lain.
3
Ini adalah hal yang mengandung isyarat merendahkan
organisasi dan memandang diri begitu berjasa.. IMM
tidak akan memaksa kadernya untuk
membesarkannya.Semuanya tergantung pada keikhlasan
dan panggilan nurani setiap kader.
4
memperlemah kelembagaan IMM, yang terpenting dan
mendasar bahwa IMMawati tak perlu merasa cuek dan
sombong dalam ber IMM, justru sekarang bagaimana
menjadikan IMM makin besar sebagai gerakan
mahasiswa Islam.
5
Orientasi Gerakan Perempuan, Immawati Dalam
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
A. Penduluhuluan
6
sosial, politik, hukum ekonomi, HAM dan seterusnya
yang dimiliki oleh masyarakat sebagaipemegang
kadaluarsa tertinggi atas bangsa ini. Era baru dalam
dinamika politik global yang syarat dengan berbagai
ideologi seperti kapitalisme dengan budaya hedonisme
dan konsumerisme seta sosialisme global yang telah
memasuki perkampungan-perkampungan dan pelosok
terpencil negeri ini.
7
yang cukup menarik bagi kalangan perempuan dan
bahkan kaum lelaki sekalipun menaruh simpati besar
terhadap masalah ini, mengingat penyempitan ruang
gerak kaum perempuan sebetulnya merupakan sebuah
pelanggar anter sendiri bagi hak azasi kaum perempuan.
8
Usaha untuk keluar dari kemelut sosial politik adalah
upaya serius Immawati untuk merespon berbagai realitas
sosial keummatan sekaligus mengembangkan bentuk
artikulasi yang dianggap sangat relevan dengan kondisi
bangsa dan Negara Strategis dan taktis, merupakan
gerakan Immawati yang berorientasi pada gerakan yang
bersifat kultural, dengan tradisi Islam yang telah
memberikan keteladanan bagaimana perempuan
seharusnya memposisikan dirinya ditengah kemelut
global yang menyertai perkembangan peradaban yang
komprehensif kepada orientasi gerakan Immawati.
9
langka dan tujuan yang menjadi arah perkembangan
Immawati tidak lepas dari garis kebijakan IMM.
10
Dalam hubungan dengan Immawati, Ketua Bidang
Immawti Ex Offcio DAN Ketua Korps Immawati dalam
hasil rapat formatur memutuskan adanya Bidang
Immawati dan Korps Immawati dengan ketua yang
sama. keputusan tersebut merupakan hasil dari keputusan
Sidang Formatur, yanitu sebagai Langka Taktis DPP
IMM dan juga mengakomodasikan hasil rekonsilasi
kepemimpinan periode sebelumnya.
11
1. Ideologi Gerakan Immawati
2. Visi Gerakan
12
3. Misi Gerakan
4. Strategi Gerakan
a. Strategi Konsep
13
intelektual yang terasah, skill yang memadai dari
leadeship yang teruji.
b. Strategi Aksi
Strategi Aksi
14
pemahaman
tentang gender
equality
PC Pemberdayaan Keterlibatan
kader dalam peran-
peran strategis
15
Advokasi dan pemberdayaan teman sebaya
16
ADABUL MAR’AH IMMAWATI
2. Pakaian
Menggunakan gamis longgar atau blush
hingga menutup paha
Dilarang menggunakan celana baik jeans dan
sejenisnya
Lengan baju menutup hingga pergelangan
tangan
Wajib menggunakan kaus kaki setiap keluar
ruangan
IMMawati tidak dianjurkan menggunakan
cadar
17
2. Sikap berjumpa dengan IMMawan, yaitu apabila
berjumpa dengan IMMawan maka mengucapkan
salam dan menundukkan pandangan
3. IMMawati apabila makan dan minum harus
menggunakan tangan kanan
4. IMMawati apabila makan dan minum hendaknya
duduk
5. IMMawati apabila tertawa hendaknya tidak
terbahak-bahak
6. Apabila harus bersalaman dengan orang yang lebih
tua dan bukan mahram diusahakan untuk tidak
bersalaman
7. IMMawati kota medan dihimbau dan diusahakan
sudah berada dirumah selambat-lambatnya pukul
10 malam
8. IMMawati dilarang menggemari atau fanatik
terhadap K-Pop dan sejenisnya
9. Menjaga jarak aman antara IMMawan dan
IMMawati
10. Diusahakan tidak berboncengan antara
IMMawan dan IMMawati kecuali dalam hal-hal
yang bersifat Urgent dengan ketentuan
memberikan pembatas
18
(Tauhid). Kedua, kepercayaan kepada kebenaran
Nabi Muhammad saw. Ketiga, kepercayaan kepada
adanya kebangkitan dengan pertanggungjawaban
mengenai kejahatan dan kebijakan di hadapan Tuhan.
19
4) Bersyukur kepada Allah
5) Tawakkal terhadap Allah
6) Ridla terhadap qadla dan qadar dari Allah
7) Mencintai dan membenci sesuatu karena Allah
8) Senantiasa bertaubat kepada Allah
9) Tawadlu‟
10) Ikhlas dan lain-lain
20
“Tirulah sifat-sifat Nabi Besar saw yang disebut
uswatun hasanah. Yaitu, contoh dan tauladan
yang terbaik dalam segala perbuatan, ucapan,
penetapannya, dan perjuangannya”.
21
4. Akhlak antara sumi dan istri
Suami :
1) Menjadi pemimpin yang baik terhadap rumah
tangga (keluarga yang baik)
2) Menjaga pergaulan yang baik terhadap istri
3) Bertanggungjawab nafkah terhadap istri dan
anak-anak
4) Menjaga kesenangan keluarga dengan baik
5) Memimpin tentang pendidikan dan menuntut
pengetahuan bagi keluarga
6) Memelihara kerukunan hidup dan ketentraman di
rumah tangga
7) Jangan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan
istri
8) Menghindari silang sengketa
9) Saling cinta mencintai dengan istri
10) Jujur dan benar dalam segala hal degan istri
11) Membela istri dalam segala sesuatu
12) Bertanggung jawab penuh terhadap rumah tangga
(keluarga)
Istri :
22
6) Tidak pergi bertamu dengan tidak disertai izin
suami
7) Berhemat dalam belanja
8) Senantiasa lemah lembut, berbudi bahasa dan
bermuka manis terhadap suami
9) Mengurus dan menjaga rumah tangga dengan
baik dan menyenangkan suami
10) Memelihara dan mendidik anak-anak dengan
penuh kasih ayang
11) Berdandan dan berhias untuk menyenangkan
suami
12) Membela kehormatan dan kepentingan suami
13) Tidak boleh meninggalkan rumah tangga jika
tidak dengan keizinan suami dan lain sebagainya
23
10) Senantiasa berusaha supaya keduanya tidak
sedikit pun merasa kecewa dan sedih
11) Membela dan menjaga kehormatannya dan harta
bendanya
12) Ikhlas serta jujur terhadap keduanya
24
ARAK-ARAKAN, PAWAI DAN DEMONSTRASI
25
istri seseorang minta ijin pergi ke masjid
janganlah ia melarangnya”. (Muttafaq‟alaihi)
c. “Allah telah memberi izin kepada kamu sekalian
para wanita pergi keluar rumah untuk mencukupi
apa yang menjadi kepentinganmu”. (H.R. Bukhari
Muslim)
26
bersama orang laki-laki, akan tetapi mereka tidak
bercampur baur dengan orang laki-laki”. (HR.
Bukhari dari Ibnu Juraij).
Sabda Rasullah saw. yang artinya :
“Akan kujadikan pintu ini (di masjid) khusus bagi
para wanita”. Kemudian berkata Imam Nafi‟ bahwa
Ibnu Umar (sesudah itu) tidak pernah masuk masjid
melalui pintu tersebut sehingga meninggal dunia”.
(H.R. Abu Daud dari Nafi‟ dari Ibnu Umar.
Selanjutnya, Imam Nafi‟ berkata bahwa Umar
melarang orang laki-laki masuk masjid melalui
pintu wanita”. (H.R. Abu Dawud).
Tersebut pula dalam Hadist riwayat Msulim,
Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa‟I dari Abu
Hurairah:
“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang muka dan
yang terburuk adlaah yang di belakang dan sebaik-
baiknya shaf wanita adalah yang dibelakang dan
yang terburuk adalah yang dimuka”. (H.R. Muslim,
Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa‟i dari Abu Hurairah).
27
(H.R. Imam Ahmad, Nasa‟I dan Hakim dari Abu
Musa).
Kesimpulan :
Manakala arak-arakan, pawai demonstrasi dan
sesamanya itu kepentingan agama atau untuk
kemaslahatan dengan tidak melanggar ketentuan-
ketentuan sebagimana tersebut diatas, maka tidak
ada halangannya.
28
WANITA DAN KESENIAN
29
a. Surat Al-A‟raf Ayat 32, yang artinya :
“Katakanlah siapa yang mengharamkan hiasan dari
Allah yang Dia limpahkan bagi hamba-hamba- Nya?
Katakanlah segala itu (disediakan) bagi mereka yang
beriman dia alam dunia, dan semata-mata (untuk
mereka) di hari kiamat. Demikianlah Kami jelaskan
segala ayat-ayat bagi orang mengetahui”.
b. Surat Al-A‟raf Ayat 31, yang artinya :
“Dan makan dan minumlah, tapi jangan kamu
berlebih-lebihan”.
c. Surat Asy-Syuu‟ara Ayat 224-225, yang artinya :
“Dan para penyair itu diikuti oleh orang-orang yang
sesat. Tiadakah kamu melihat bahwasannay mereka
mengembara di tiap-tiap lembah”.
Yang dimaksudkan adalah mereka para ahli
sya‟ir yang menyusun sya‟irnya melulu demi keindahan,
tanpa memerhatikan norma susila dan kebenaran. Atau
sya‟ir-sya‟ir yang hanya berisi pujian kosong dan
lamunan yang menyesatkan.
30
Misalnya :
31
4. Ada pula sebuah Hadist riwayat Bukhari dan Muslim:
“Aisyah bercerita bahwa Abu Bakar pernah
memasuki rumahnya, ketika dua orang wanita pada hari
raya Adha bernyanyi dengan iringan bunyi-bunyian,
sedang Nabi berselubung dengan kain pakaiannya.
Maka dibentaklah mereka itu oleh Abu Bakar. Nabi lalu
menyingkapkan mukanya dan mengatakan: “Biarkan
saja mereka. Sekarang ini hari raya”.
Dari peristiwa tesebut orang dapat mengambil
kesimpulan bahwa segala hasil kebudayaan dan
kesenian, yang berlaku ditengah umat dapatlah dianggap
sebagai gejala yang wajar, selagi tidak mengganggu
kelancaran dan ketertiban nilai kebaktian orang terhadap
Allah. Dalam hal ini, tak perlu dibedakan antara laki-laki
dan perempuan dihadapan Allah, masing-masing laki-
laki dan perempuan bertanggung jawab atas
perbuatannya. Hanya patut diingat bahwa lingkup
pembawaan dan tata kehidupan yang wajar bagi kedua
jenis, masing-masing membawa ketemtuan-ketentuan
yang berlainan. Justru, persoalan yang menyolok adalah
dalam hubungan akibat pendekatan anatara jenis laki-
laki dan perempuan.
32
RANGKUMAN MATERI
DIKSUSWATI I
2019
33
Muhammadiyah dan Gerakan Kesetaraan
34
munkar. Perempuan di Muhammadiyah diberi kebebasan
berdakwah,karena berdakwah sendiri merupakan
kewajiban manusia tanpa memandang gender.
Muhammadiyah juga membentuk gerakan-gerakan
perempuan seperti Aisyiyah untuk mengembangkan
berbagai program untuk pembinaan dan pendidikan
wanita,mengembangkan berbagai amal usaha
pemberdayaan ekonomi ini dalam bentuk koperasi
(termasuk koperasi simpan pinjam), Baitul Mal wa
Tamwil, toko/kios, Bina Usaha Ekonomi Keluarga
Aisyiyah (BUEKA), home industri, kursus ketrampilan
dan arisan, juga mengembangkan beragam kegiatan
berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya dalam
bidang peningkatan kesadaran kehidupan bermasyarakat.
35
Pejuangan Tokoh Perempuan dalam Islam dan
Gerakan Perempuan Indonesia
36
sekarang ini mereka adalah Siti Walidah dan Elida
Djasman. Jati diri mereka sebagai seorang perempun
tidak menghalangi mereka untuk ikut berjuang dalam
menyebarkan islam di nusantara. Nyai Walidah dan
Elida Djasman, mereka sama-sama membantu suami
mereka tanpa meninggalkan kodrat mereka sebagai
seorang perempuan.
37
Psikologi Perempuan dan Wanita
38
Selama berabad-abad peradaban manusia telah
membuat gambaran tentang perempuan dengan cara
pandang ambigu dan paradoks. Perempuan dipuja
sekaligus direndahkan. Ia dianggap sebagai tubuh yang
indah bagai bunga ketika ia mekar, tetapi kemudian
dicampakkan begitu saja begitu ia layu. Tubuh
perempuan identik dengan daya pesona dan kesenangan,
tetapi dalam waktu yang sama ia dieksploitasi demi
hasrat diri dan keuntungan. Perempuan dipuji sebagai
“tiang negara”. Ketika menjadi ibu, masyarakat muslim
memujinya: “surga di telapak kaki ibu”. Tetapi pada saat
yang lain, ketika ia menjadi seorang isteri, menurut
sebuah teks agama, dia harus tunduk sepenuhnya kepada
suami, dia tidak boleh ke luar rumah sepanjang suami
tidak mengizinkannya, meski untuk menengok orang
tuanya yang tengah sakit bahkan sampai meninggal
sekalipun. Isteri juga tidak boleh menolak manakala
suami menginginkan tubuhnya, kapan dan di mana saja.
Di sebagian dunia Arab, tubuh perempuan harus
dilindungi dan dibungkus rapat-rapat, sering hanya
menyisakan dua buah matanya atau bahkan tertutup
cadar hitam. Konon ini karena di dalamnya menyimpan
39
sesuatu yang berharga yang tidak boleh diperlihatkan
kepada laki-laki, kecuali suami dan kerabatnya. Ketika
melepaskan bungkusnya mereka harus “ditertibkan” dan
sah dihukum. Perempuan xiv Psikologi Perempuan
Dalam Berbagai Perspektif harus selalu dikontrol.
Seiring dengan tetesan pertama darah haidnya, setiap
gadis muslim menjadi simbol suci kehormatan keluarga
dan masyarakatnya. Seorang feminis muslim Iran,
Haideh Moghissi (2005: 29) mengemukakan keadaan di
atas dengan tajam: “Ungkapan (ekspresi) perempuan atas
keinginan-keinginannya dan usahanya untuk
memperoleh hak-haknya terlalu sering dianggap
bertentangan dengan kepentingan-kepentingan laki-laki
dan melawan hak-hak laki-laki atas perempuan yang
telah diberikan oleh Tuhan”. Menurutnya, alasan utama
untuk mendukung praktik-praktik kontrol atas
seksualitas dan moralitas perempuan adalah “adanya
anggapan bahwa perempuan merupakan makhluk lemah
dalam pertimbangan moral, memiliki kemampuan
kognitif yang rendah, kuat secara seksual dan mudah
terangsang. Dalam perspektif ini, perempuan cenderung
melakukan pelanggaran”. Dalam konteks tradisi
40
keagamaan, seluruh perbincangan tentang tubuh
perempuan di atas merujuk pada satu kata sakti :
“fitnah”, tepatnya “mamba‟ al-Fitnah”, sumber fitnah
atau “mazhinnah al-fitnah” (dicurigai melahirkan fitnah).
Kata fitnah dalam hal ini dimaknai hampir seluruhnya
bernada negatif; rayuan seksual, sumber kerusakan dan
kekacauan sosial serta membahayakan. Khalid Abou
Fadl (2005:308), pemikir muslim paling progresi saat ini
menyebutkan: “Kendati masyarakat memuji dan
mengakui peran perempuan sebagai ibu, tetapi
perempuan dipotret sebagai entitas yang tidak sempurna
dan tidak patuh. Maka seorang isteri harus sepenuhnya
melayani dan di bawah kontrol suami. Sebagai anak, ia
di bawah pengawasan ayahnya, dan sebagai anggota
masyarakat ia berada di bawah kontrol semua lakilaki”.
Menurut norma dalam masyarakat muslim, anak gadis
harus memperoleh izin ayahnya ketika hendak menikah.
Bahkan sebagian ayah boleh menikahkannya dengan
laki-laki pilihannya, meski si anak tidak
menginginkannya. Ketika suami tidak lagi menyukai
isterinya, ia dapat melepaskannya kapan saja).
Pendeknya dalam banyak peradaban, perempuan tidak
41
pernah menjadi manusia yang utuh, independen dan
otonom. Mereka bukan dianggap manusia yang memiliki
hak dan kewajiban yang setara dalam memenuhi hak-hak
sosial, ekonomi, dan politik, bahkan hak-hak Tuhan.
Perempuan seakan-akan tidak boleh memiliki dunia.
Saya selalu ingin menukilkan puisi-puisi manis Toto
Sudarto Bachtiar yang menggambarkan realitas ini,
berjudul: “Dunia Bukan Miliknya”: Inilah gairah seorang
perempuan Pada masanya tumbuh besar dan berkembang
Bicaranya penuh ragam mimpi surga Sebab tiada dirasa,
dunia ini bukan miliknya Bila sebuah tirai turun bagi
kebebasannya.
42
perempuan hanya dilihat semata-mata dari aspek xvi
Psikologi Perempuan Dalam Berbagai Perspektif tubuh,
seks, dan biologis. Perempuan hanya dipandang sebagai
benda, barang (mata‟un), dan kesenangan (mut‟ah).
Pandangan seperti itu jelas telah menafikan jiwa, pikiran,
dan energi perempuan. Mereka telah membutakan
pengetahuannya bahwa dalam tubuh perempuan
sesungguhnya tersimpan seluruh potensi besar
kemanusiaan, layaknya manusia berjenis kelamin laki-
laki.
43
peradaban patriarkhisme. Patriarkhisme adalah sebuah
ideologi yang memberikan kepada laki-laki legitimasi
superioritas, menguasai dan mendefinisikan struktur
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik dengan
perspektif laki-laki. Dunia dibangun dengan cara berpikir
dan dalam dunia laki-laki. Ideologi ini sesungguhnya
telah muncul sejak abad yang amat dini dalam peradaban
manusia, terus dihidupkan dalam kurun waktu yang
sangat panjang dan merasuki segala ruang hidup dan
kehidupan manusia.
44
sehingga Hawa dianggap sebagai asal-usul kejahatan
manusia di bumi. Tuhan lalu mengutuknya Dr. Hj. Eti
Nurhayati, M.Si. xvii sekaligus memerintahkannya untuk
taat kepada Adam. Cerita ini secara terang melegitimasi
patriarkhisme bahkan melegitimasi kebencian kepada
perempuan, mengunggulkan dominasi laki-laki dan
mewajibkan perempuan untuk patuh kepada laki-laki.
Ibnu Jarir alThabari, guru besar ahli tafsir klasik,
mengutip sumber ini dalam tafsirnya, dari Wahb bin
Munabbih, ahli tafsir Bible yang telah masuk Islam.
Dewasa ini patriarkhisme tengah menghadapi
tantangantantangan dari kebudayaan modern yang
mendasarkan diri kepada demokrasi dan hak-hak dasar
manusia. Demokrasi meniscayakan sistem yang
mengidealkan tidak adanya struktur yang hirarkis, sistem
kehidupan bersama yang terbuka bagi setiap individu
dan dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka pula.
Sementara hak-hak asasi manusia meniscayakan
kesetaraan, kemerdekaan tiap individu manusia, serta
tegaknya hukum yang berkeadilan. Hak-hak asasi
manusia menuntut dihapuskannya praktik-praktik
kehidupan yang diskriminatif, termasuk dalam aspek
45
gender. Interpretasi cerita kejatuhan Adam di atas kini
sudah banyak dikritik. Banyak teolog Kristen sekarang
menolaknya seraya menegaskan bahwa ia adalah mitos,
dan bahwa mitos ini seharusnya tidak diinterpretasikan
secara literal. Mereka juga menekankan bahwa mitos ini
lebih menyoroti penciptaan serentak laki-laki dan
perempuan dalam gambar atau rupa Allah. Dengan
demikian mereka menganggap dua gender ini sejajar dan
setara. Bagaimana gagasan-gagasan dunia baru di atas
dilihat dari perspektif Islam? Ada kontroversi mengenai
ini. Akan tetapi kaum muslimin di manapun berada
percaya sepenuhnya bahwa agama ini dibangun di atas
landasan Tauhid. Ia adalah prinsip paling fundamental
dari seluruh ajaran-ajarannya. Tauhid meniscayakan
sebuah pandangan dunia bahwa umat manusia di
manapun adalah hamba Tuhan yang setara, dan hanya
kepada-Nya sajalah mereka harus mengabdi. Manusia
adalah ciptaan-Nya yang paling dihormati di antara
ciptaan-Nya yang lain dan Dia menghargai manusia
berdasarkan xviii Psikologi Perempuan Dalam Berbagai
Perspektif perbuatan dan niat baiknya, bukan
berdasarkan jenis kelamin maupun identitas-identitas
46
yang lain. Oleh karena itu dalam konteks agama ini,
terdapat banyak sekali teks-teks profetik yang
memberikan apresiasi terhadap tubuh perempuan,
ekspresi, dan aktualisasi dirinya di segala ruang publik.
Perempuan dalam Islam adalah eksistensi yang bebas
sekaligus diberi tanggung jawab atas problem-problem
sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, dan politik. Kaum
perempuan oleh alQur‟an dituntut untuk bekerja sama
dengan kaum laki-laki dalam semua aspek kehidupan
tersebut. Salah satu ayat al-Qur‟an misalnya
menyebutkan: Kaum beriman laki-laki dan perempuan
hendaklah bekerja sama untuk menegakkan kebaikan
dan menghapuskan kemunkaran. Dalam bahasa modern
teks ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan
dituntut untuk melakukan peran transformasi sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Ketika Nabi SAW masih
ada, kaum perempuan juga sering terlibat dalam debat
terbuka dengan kaum laki-laki di mesjid maupun di
ruang publik lainnya untuk mengkaji berbagai problem
sosial. Bahkan perempuan pada masa Nabi SAW juga
dapat menjalankan ritual keagamaan personalnya
(ibadah) di mesjid bersama kaum lakilaki. Nabi SAW
47
bersabda: “Jangan halangi kaum perempuan pergi ke
mesjid”.
48
ataupun buah dari pemikiran manusia, melainkan
diturunkan langsung oleh Allah SWT melalui manusia
pilihan yang hanya menyampaikan bukan menciptakan,
manusiaa pilihan itu adalah Nabi atau Rasul.
49
Ideologi Gerakan IMMawati
Retorika
Retorika merupakan seni berbicara yang
dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara
langsung bertatap muka, atau dapat juga diartikan
50
sebagai sebuah teknik berbicara pembujuk rayuan secara
persuasif dengan melalui karakter pembicara, emosional
atau argumen. Tujuan retorika adalah persuasi, yang
dimaksudkan dalam persuasi dalam hubungan ini adalah
yakinnya pendengar akan kebenaran gagasan hal yang
dibicarakan pembicara ataupun untuk menggerakkan
pendengar secara lebih baik, dalam artian kompleksnya
dapat ditarik garis lurus, yaitu mencerahkan pemahaman,
menyenangkan imajinasi, perasaan dan mempengaruhi
kemuan. Fungsi retorika, yaitu membimbing penutur
mengambil keputusan yang tepat, membimbing penutur
secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia
pada umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan
dan sedang dihadapi, dan juga membimbing penutur
mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.Dan dalam hal ini sangat
penting untuk melihat jenis audiens berasal dari kalangan
mana, apakah anak – anak, remaja, mahasiswa,
masyarakat terbelakang, lansia ataukah umum. Karena
hal ini haruslah disesuaikan dengan teknik maupun gaya
bahasa yang digunakan dalam penyampaian.
51
Metode retorika
1. Pendahuluan (Exordium)
3. Argumentasi (isi)
52
Memberikan ulasan – ulasan tentang topik yang akan
disajikan secara teoritis, kemudian mengemukakan
kekuatan posisinya. Suatu penegasan hasil
pertimbangan yang mengandung justifikasi atau
pembenaran menurut penalaran orator atau pembawa
naskah. Penting untuk menghindari mengemukakan
fakta baru dan mengemukakn kata – kata mubazir
dan tidak fungsional. Dalam beretirorika terdapat
etika didalamnya, yaitu memperhatikan kondisi
keadaan tertentu, memperhatikan standar benar
tidaknya ditentukan hukum, memperhatikan nilai
adat istiadat atau tata nilai kesopanan yang berlaku
dimasyarakat, memperhatikan alasan logis atau fakta
yang ada dan memiliki kekuatan dalill atau naskah.
53
FIQIH WANITA
1. Haid
a. Batasannya
Menurut Logat, Haid itu berarti mengalir,
sedang yang dimaksud disini adalah darah
yang keluar dari kemaluan wanita sewaktu ia
sehat, bukan disebabkan melahirkan atau
luka.
b. Waktunya
Menurut kebanyakan ulama, waktunya belum
lagi bermula sebelum usianya 9 tahun.
c. Warnanya
Haid berwarna hitam (HR Abu Dawud,An
Nasai, Ibnu hibban syarat Muslim)
merah, merah karena merupakan warna asli
darah , kuning seperti nanah dan keruh seperti
air yang kotor (Riwayat Malik, Muhammad
Ibnul Hasan)
2. Lama Haid
54
4. Wudhu
a. Membaca Bismillahirrahmanirrohim dengan
niat karena Allah (HR.An-Nasa‟i hadis hasan
shahih, riwayat Kadir Arruhawi dan Abu
Hurairah)
b. Membasuh kedua tangan sebanyak 3 kali
(HR.Bukhari & Muslim )
c. Membersihkan mulut dengan kayu arok atau
sejenisnya (HR Bukhari & Muslim,Riwayat
Malik, ahmad dan an – nasa‟i)
d. Berkumur-kumur dan mengisap air dari
telapak tangan kanan sebanyak 3 kali ( HR
Bukhari, Muslim , Abu Dawud dan Nasa‟i)
e. Membasuh muka, mengusap sudut mata, dan
menggosok helai-helai jenggot sebanyak 3
kali (HR Bukhari, Muslim , Abu Dawud)
f. Membasuh kedua tangan dengan memulai
yang kanan dan siku dengan menggosoknya
sebanyak 3 kali (HR Bukharim,Muslim
,Ahmad)
g. Mengusap ubun-ubun dari ujung muka
hingga tengkuk dan kebali lagi ke permulaan
(HR Muslim,Abu Dawud,At-Tirmidzi)
h. Mengusap kedua telinga sebelah luar dengan
dua ibu jari dan sebelah dalamnya den gan
telunjuk (HR Abu Dawud ,An –Nasa‟i)
i. Membasuh kedua mata kaki dengan digosok
3 kali sela-selaiah jarimu dengan memulai
yang kanan (HR Bukhari & Muslim )
j. Membaca asyhadu alla ilaha illalloh wa
asyhadu anna muhammadan „abduhu wa
55
rasuluh (HR Muslim , Ahmad dan Abu
Dawud)
5. Tayammum
a. Meletakkan kedua tangan ke tanah atau
debu, kemudian menghembusnya
b. Niat ikhlas karena allah
c. Membaca Bismillahirrohmanirrohim
d. Mengusap kedua tangan, muka kemudia
telapak tangan
(HR. Bukhari dan Muslim)
6. Mandi
a. Mencuci kedua tangan (HR Bukhari, Muslim)
b. Niat ikhlas karena Allah (HR Bukhari,
Muslim)
c. Membasuk kemaluan dengan tangan kiri (HR
Bukhari, Muslim)
d. Berwudhu (HR Bukhari, Muslim)
e. Mengambil air dan memasukkan jari-jarimu
pada pangkal rambut dan berikan wangi-
wangian dan melepaskan rambut.(HR
Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)
f. Menyiram air ke atas kepala sebanyak 3 kali
dimulai dari sebelah kanan hingga kiri dan
ratakan dan gosok semuanya (HR Bukhari,
Muslim)
g. Membasuh kedua kaki (HR Bukhari, Muslim)
56
7. CARA SHALAT WAJIB
57
dan duduklah sebentar, lalu berdirilah untuk rakaat yang
kedua dengan menekankan (tangan) pda tanah, setelah
selesai dari sujud kedua kalinya maka, duduklah di atas
kaki kirimu dan tumpukkan kaki kananmu serta
letakkanlah kedua tanganmu di atas kedua lututmu.
Julurkanlah jari – jari tangan kirimu, sedang tangan
kananmu menggenggam kan jari telunjuk dan sentuhkan
ibu jari pada jari tengah, duduk ini bukan dalam rakaat
akhir adapun duduk dalam raka‟at akhir maka caranya
memajukan kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dan
dudukmu bertumpukan pantatmu, dan bacalah tasyahud.
Kemudian berdoalah kepada tuhanmu sekehendak
hatimu yang pendek dari pada do‟a dalam tasyahud
akhir. Kemudian berdirilah untuk rakaat yang ketiga
kalau shalatmu itu tiga atau empat raka‟at dengan
bertakbir mengangkat tanganmu, dan kerjakanlah dalam
dua rakaat yang akhir atau yang ketiga, seperti dalam
dua raka‟at yang pertama, hanya kamu cukup membaca
Fatiha saja, dan sudah rakaat yang akhir bacalah
tasyahhud serta salawat kepada Nabi. Kemudian
bersalamlah dengan berpaling kekanan dan kekiri, yang
pertama sampai terlihat pipi kirimu oleh orang yang
dibelakangmu.
58
SOP TRAINING IMMAWATI
A .Defenisi Kegiatan
B. Tujuan Kegiatan
59
C. Waktu Pelaksanaan
D. Materi
1. Adabul Mar‟ah
2. Fiqih Wanita
3. Ideologi Gerakan IMMawati
E. Instruktur
60