Anda di halaman 1dari 66

1

BUKU GRAND DESAIN IMMAWATI


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOTA MEDAN
P.A 2019/2020

Penyusun : Korps IMMawati Kota Medan

Editor : Siti Ramsyah Aini Ritonga

Sampul : Fitri Harwina Suci Ginting


KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami sampaikan


kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga penyusunan buku Grand
Desain IMMawati Kota Medan dapat diselesaikan sesuai
dengan target yang penulis tetapkan.

Penyusunan buku ini merupakan suatu keinginan besar


yang telah lama tertunta sebagai konsekuensi kegiatan
rutinitas yang banyak menyita waktu dan pikiran. Buku
ini disusun oleh Korps IMMawati Kota Medan dengan
tujuan mensinergikan gerakan, pikiran, perilaku
IMMawati se kota Medan, demi terwujudkan visi
gerakan IMMawati yang telah dicetuskan oleh bidang
IMMawati DPP IMM.

Buku ini disusun secara sistematis, dimulai dari orientasi


gerakan IMMawati, adabul mar’ah IMMawati,
rangkuman materi Diksuswati I, fiqih wanita, dan
panduan training IMMawati. Penulis
mempersembahkan buku ini kepada seluruh IMMawati
se kota Medan, dengan harapan dapat meningkatkan
ghirah semangat perjuangan IMMawati dalam gerakan
dakwah amar ma’ruf nahi munka di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Saran dan kritik membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan buku ini kedepannya.
Wassalammualaikum Wr. Wb

KORPS IMMAWATI KOTA MEDAN

i
SAMBUTAN KETUA UMUM
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMAMDIYAH
KOTA MEDAN
PERIODE AMALIA 2019-2020
Oleh: IMMawan Angga Fahmi

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, kepadaNya kita memuji,


memohon pertolongan dan memohon perlindungan dari
bahaya diri kita dan buruknya amal perbuatan kita.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka
tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang
sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk,
kecuali dengan izin Allah.

Dan bahwaanya saya bersaksi tiada ialahi yang berhak


disembah kecuali Allah ta’ala semata, tiada sekutu bagi
Nya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hamba dan utusanNya. Wahai orang-orang yang
beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-
benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan muslim.

IMMawati adalah gerakan wanita dari Ikatan Mahasiswa


Muhammadiyah yang orientasi gerakannya akademisi
Islam yang bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan Trilogi IMM yaitu Keagamaan,
Keilmuan, dan Kemasyarakatan untuk membangun suatu
peradaban sebagai bentuk revitalisasi gerak dan langkah
saat kini dan waktu yang akan datang. IMMawati akan

ii
mendukung sepenuhnya wacana pembentukan peradaban
generasai Rabbani atau perubahan menuju khairummah,
karena bukti sebagai jawaban gerakan IMMawati.
Mengingat IMM sebagai pelopor, pelangsung, dan
pelanjut cita-cita Muhammadiyah, IMMawati harus tetap
eksis di tubuh IMM karena IMMawati merupakan
generasi terpenting untuk melanjutkan kepemimpinan
‘Aisyiyah. Gerakan IMMawati membawa misi yang
menjadikan menjamin dan melestarikan suatu
masyarakat yang berkeadaban dan sesuai dengan dengan
apa yang dicita-citakan IMM dan persyarikatan
Muhammadiyah. Tentu saja dengan membangun relasi
gender yang fair sesuai dengan nilai etika moral Islam
serta membangun kesadaran dan kberpihakan terhadap
persoalan perempuan.

Semoga buku Grand Desain IMMawati Kota Medan ni


bisa dipahami dan diimplementasikan bagi seluruh
IMMawati sekota Medan agar menselaraskan gerakan
IMMawati yang memiliki arah tujuan sesuai cita-cita
IMM dan persyarikatan Muhammadiyah.

Jayalah IMM, bangkitlah dan bersatulah IMMawati


untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………….. i


SAMBUTAN KETUA UMUM …………………...… ii
DAFTAR ISI ………………………………………... iv

PROLOG …………………………………………….. 1
ORIENTASI GERAKAN PEREMPUAN …………. 6
A. Pendahuluan ……………………………………... 6
B. Quo Vadis IMMawati ………………………….....7
C. Orientasi Gerakan IMMawati …………………... 11
ADABUL MAR’AH IMMAWATI ……………….. 17
A. Ketentuan Berpakaian ………………………...... 17
B. Ketentuan Bersikap …………………………...... 17
C. Akhlak Dalam Islam ………………………….... 18
D. Arak-Arakan, Pawai dan Demonstrasi …………. 25
E. Wanita dan Kesenian ………………………….... 29
RANGKUMAN MATERI DIKSUSWATI I …….. 33
A. Muhammadiyah dan Gerakan Kesetaraan ……….34
B. Perjuangan Tokoh Perempuan dalam Islam ……. 36
C. Psikologi Perempuan dan Wanita ………………. 38
D. Perempuan Menurut Agama Samawi …………... 48
E. Ideologi Gerakan IMMawati …………………… 50
F. Retorika ………………………………………… 50
FIQIH WANITA …………………………………… 54
PEDOMAN TRAINING IMMAWATI …………... 59

iv
Prolog :

Quo Vadis IMMawati sebagai Kader IMM

Oleh : Frisca Wulandari (Ketua DPP Bidang


IMMawati 2018-2020)

Ketika IMM berada di tengah pergolakan politik,


ekonomi, serta dinamika zaman yang tidak menentu dan
begitu banyak tantangan, maka harapan kepada para
IMMawati sebagai kader IMM di berbagai struktur IMM
di seluruh Indonesia. Quo Vadis IMMawati sebagai
kader IMM ?. Apa yang telah dan dapat disumbangkan
oleh IMMawati untuk membesarkan IMM dan
membawa organisasi mahasiswa islam ini ke arah yang
lebih berkemajuan ? baik IMMawati yang berada di
dalam maupun di luar struktur IMM, semuanya
sebenarnya diikat oleh posisi dan doktrin mendasar yang
sama yakni sebagai kader IMM yang hadir dan
dilahirkan untuk mengemban misi gerakan amar ma‟ruf
nahi munkar serta membumikan visi intelektualitas,
religiusitas dan humanitasnya.

1
Bagi IMMawati sebagai kader intelektual IMM yang
telah dilahirkan dari kampus, maka seyogiyanya menjadi
prioritas untuk mengabdikan diri dan berperan sebagai
lokomotif perubahan. IMM berkehendak agar IMMawati
yang telah menjadi alumni untuk mentransformasikan
dirinya menjadi politisi di berbagai partai politik,
pengusaha dan kaum wirausahawan, budayawan, para
guru, kaum profesional, presiden, wakil presiden, dokter
dan lain sebagainya. Proses ini merupakan tolak ukur
keberhasilan IMMawati dalam mengemban visi dan misi
IMM. Baik IMMawati yang berada di dalam maupun di
luar struktur IMM maupun yang sudah menjadi alumni
agar secara bersama dengan sistem gotong royong untuk
IMMawati. Oleh karena itu, sudah saatnya
menghimpunkan potensi dan kekutannya sebagai kader
IMM. IMMawati dapat menjadi busur panah organisasi.
Karena itu, IMMawati sejatinya harus memiliki
keunggulan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh kader
pada umumnya. Keunggulan dalam spirit, motivasi,
komitmen, integritas, kapabilitas, pengkhidmatan,

2
pemikiran, karya, dan aktualisasi peran dimanapun dan
kapanpun. Kualitas dan kiprah IMMawati harus di atas
rata-rata kader IMM yang lain.

IMMawati selalu siap mengemban misi


organisasi dimana dan kapanpun dia berada. Baik
dimintamaupun tidak dimint, apakah berada dalam posisi
memiliki jabatan maupn tidak, semestinya setiap kader
akan selalu terpanggil untuk mengemban misi IMM.
IMMawati tidak bleh merengek manakala menghadapi
tantangan, tetapi juga jangan angkuh jika memiliki
keunggulan posisi dan peran di luar. Manakala
IMMawati berperan tidak hitung-hitungan amal. Jika
berbuat apa imbalannya ?Lebih-lebih jika merasa sudah
berkecukupan. Jangan sampai ketika berbuat kemudian
IMM tidak memberikan imbalan kemudian lari dari
IMM. Atau manakala berbuat tetapi disertai dengan
sikap merendahkan keberadaan IMM, jangan sampai
kader memiliki pandangan negatif dengan menyatakan,
“IMM hanya perkaderan dan lemah dan tidak ada
aksentuasi gerakannya”.

3
Ini adalah hal yang mengandung isyarat merendahkan
organisasi dan memandang diri begitu berjasa.. IMM
tidak akan memaksa kadernya untuk
membesarkannya.Semuanya tergantung pada keikhlasan
dan panggilan nurani setiap kader.

Kader memang harus dihargai harkat dan


kiprahnya, tetapi jangan sampai IMM diremehkan dan
seolah-olah tidak mau tahu tentang perkembangan IMM
baik burukya. IMM secara kelembagaan memang harus
terus -menerus menghimpun dan memanfaatkan potensi
kadernya dari berbagai struktur IMM dengan melakukan
pembinaan dan pemberdayaan kader. Tapi juga para
kader IMMawati dituntut proaktif dan memiliki
komitmen berkiprah dalam memperjuangkan visi dan
misi IMM. IMM justru harus dibesarkan oleh para kader,
anggota, dan para pimpinannya dengan sepenuh
pengkhidmatan. Para IMMawati harus menjadi teladan
bagaimana menghormati prinsip, kepribadian, kebijakan,
dan tatanan yang selama ini menjadi fondasi dan bingkai
gerakan IMMawati. Bukan malah mendeligitimasi dan

4
memperlemah kelembagaan IMM, yang terpenting dan
mendasar bahwa IMMawati tak perlu merasa cuek dan
sombong dalam ber IMM, justru sekarang bagaimana
menjadikan IMM makin besar sebagai gerakan
mahasiswa Islam.

5
Orientasi Gerakan Perempuan, Immawati Dalam
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

A. Penduluhuluan

Fenomena kehidupan kebangsaaan sebagaimana yang


sementara kita saksikan di panggung politik nasional
belakangan ini, tergambar secara memadai peran-peran
kelompok-kelompok independen yang terbentuk atas
swadaya massyarakat. Kelompok independen ini
menjadi kekuatan besar bagi tumbuh dan menguatnya
civil society salah satu syarat bagi proses menuju
demokrasi yang sejati. Upaya membangun demokratisasi
bangsa dengan berfungsinya berbagai kelompok-
kelompok independen serta terbentuknya public sphare
(ruang publik) yang memadai adalah merupakan
keharusan sejarah bagi perintisan bangsa.

Membaca realitas polotik bangsa yang dikembangkan


oleh berbagai kekuatan social-politik pasca runtuhnya
rezim otoriter biroktratik orde baru, sesungguhnya
mengharapkan adanya keikutsertaan penuh akan hak-hak

6
sosial, politik, hukum ekonomi, HAM dan seterusnya
yang dimiliki oleh masyarakat sebagaipemegang
kadaluarsa tertinggi atas bangsa ini. Era baru dalam
dinamika politik global yang syarat dengan berbagai
ideologi seperti kapitalisme dengan budaya hedonisme
dan konsumerisme seta sosialisme global yang telah
memasuki perkampungan-perkampungan dan pelosok
terpencil negeri ini.

B. Quo Vadis IMMawati

Ditengah pertarungan dua ideologi besar dunia tersebut,


negara-bangsa kita tengah mulai merintis kehidupan
kearah yang lebih demokratis yang berkeadaan (civility.
Upaya pencarian relavan simakna bagi terwujudnya
kehidupan yang lebih demokratis itulah mulai
berkembang berbagai wacana intelektual yang perlu
didialogkan tidak hanya oleh akademisi tetapi juga oleh
praktisis pertipraktisi hukum, ekonomi, HAM,
lingkungan, dan termassuk upaya penyetaraan jender.
Untuk yang terakhir ini belakangan ini menjadi bahasan

7
yang cukup menarik bagi kalangan perempuan dan
bahkan kaum lelaki sekalipun menaruh simpati besar
terhadap masalah ini, mengingat penyempitan ruang
gerak kaum perempuan sebetulnya merupakan sebuah
pelanggar anter sendiri bagi hak azasi kaum perempuan.

Immawati sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan


yang bernaungan dibawah Ikatan Mahasiswa
Muhammadiayah (IMM) adalah merupakan wadah
khusus bagi usaha IMM memberdayakan fungsi dan
peran-peran keummatan yang semestinya telah lama
dilakukan oleh immawati, namun berbagai kendala baik
dengan alasan kodrati kewanitaan yang menjadi
pengetahuan umum bangsa ini, menyebabkan
langkahnya agak tersendat. Untuk itulah Immawati
berusaha keluar dari kemelut ideologi dan sosial politik
yang sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak yang
secara sengaja meminggirkan peran sosial politik
perempuan.

8
Usaha untuk keluar dari kemelut sosial politik adalah
upaya serius Immawati untuk merespon berbagai realitas
sosial keummatan sekaligus mengembangkan bentuk
artikulasi yang dianggap sangat relevan dengan kondisi
bangsa dan Negara Strategis dan taktis, merupakan
gerakan Immawati yang berorientasi pada gerakan yang
bersifat kultural, dengan tradisi Islam yang telah
memberikan keteladanan bagaimana perempuan
seharusnya memposisikan dirinya ditengah kemelut
global yang menyertai perkembangan peradaban yang
komprehensif kepada orientasi gerakan Immawati.

Immawati akan mendukung sepenuhnya wacana


pembentukan peradaban madani atau peradaban
khairahummah, karena dianggap sebagai jawaban bagi
gerakan Immawati. Untuk itulah tiba saatnya untuk
melihat orientasi gerakan Immawati. Immawati
merupakan bagian integral dari IMM, hal tersebut sudah
tak terbantahkan lagi. Konsekuensinya segala gerak

9
langka dan tujuan yang menjadi arah perkembangan
Immawati tidak lepas dari garis kebijakan IMM.

Mengingat IMM sebagai pelopor, penyempurna dan


pelanjut cita-cita Muhammadiyah, maka Immawati harus
tetap eksis di dalam tubuh IMM karena Immawati
merupakan genareasi andalan untuk melanjutkan
kepemimpinan di dalam tubuh Aisiyah (khusus untuk
ortom Aisyah) dibandingkan dengan ortom keputrian
yang lain (NA dan Immawati), dimana Immawati
keanggotaanya bersifat homogen dari segi akademisnya.
Melihat sejarah perkembangan Immawati berarti wadah
pembinaan Immawati sudah dibutuhkan sejak awal
berdirinya hingga saat ini. Dinamika dan gerak langka
IMM membuat Immawati semakin kritis, kreatif dan
inovatif. Salah satu fase waktu dan kondisi yang harus
dihadapi oleh Immawati dan tidak dapat dihindari adalah
periode kepengurusan DPP IMM saat ini (2018-2020).

10
Dalam hubungan dengan Immawati, Ketua Bidang
Immawti Ex Offcio DAN Ketua Korps Immawati dalam
hasil rapat formatur memutuskan adanya Bidang
Immawati dan Korps Immawati dengan ketua yang
sama. keputusan tersebut merupakan hasil dari keputusan
Sidang Formatur, yanitu sebagai Langka Taktis DPP
IMM dan juga mengakomodasikan hasil rekonsilasi
kepemimpinan periode sebelumnya.

C. Orientasi Gerakan Immawati

Dalam orientasi gerakan yang dibangun, Immawati


sebagai gerakan akademisi Islam yang terkait dengan
pengejewatahan trilogi IMM , yakni kemahasiswaan,
keagamaan dan kemasyarakatan yang membangun suatu
peradaban bagi bentuk revitalisasi gerak dan langka
Immawati kini dan esok. Hal yang paling mendasar
untuk dikondisikan adalah sebagai berikut:

11
1. Ideologi Gerakan Immawati

Untuk idelogi Immawati, sebagai landasan dan nilai-nilai


gerakan yang dikandungnya adalah Islam untuk
kemahasiswaan universal dan perempuan yang
berkeadaban. Jadi bicara persoalan ideologi gerakan
adalah wujud pengenjewantahan dari ideologi IMM
Immawati sebagai bagian integral dari ikatan adalah
studi aksi untuk mengkonstruksikan potret muslimah
yang mempunyai nilai etika dan moral Islam.

2. Visi Gerakan

Bangunan gerakan ini yang berorientasikan pada suatu


vis adalah community yang beradab (nilai-nilai moral
dan etika yang bernapaskan Islam), dibaremgin dengan
penciptaan reaksi/ hubungan jender sebagai hubungan
anatara laki-laki dan perempuan terjalin secara terbuka,
setara, dan adilyang sesuai dengan nilai etika moral
Islam.

12
3. Misi Gerakan

Gerakan immawati membawa misi yang menjadikan,


menjamin dan melestarikan suatu masyarakat yang
berkeadaban yan g sesuai dengan apa yang dicita-citakan
dan tujuan IMM persyarikatan. Tentu saja dengan
membangun relasi jender yang fair sesuai dengan nilai
etika moral Islam serta membangun kesadaran dan
keberpihakan terhdap persoalan perempuan.

4. Strategi Gerakan

Seperti yang telah disebutkan pada ideologi gerakan,


maka strategi yanhg dibangun dalam gerakan Immawati
ada dua, yaitu:

a. Strategi Konsep

Strategi konsep versi Immawati yang sesuai visinya


adalah agar terciptanya potret muslimah yang
civilized¸yakni: memiliki ideologi yang mantap,

13
intelektual yang terasah, skill yang memadai dari
leadeship yang teruji.

b. Strategi Aksi

Strategi aksi versi Immawati dalam hal ini adalah,


bertujuan agar orientasi gerakan Immawati lebih terarah.
Oleh sebab itu Immawati perlu untuk menyusun strategi
dalam menjalankan aksinya, diantaranya:

 Memperkuat konsolidasi organisasi di tubuh


Immawati
 Melakukan restropeksi, refungsionalisasi dan
reskrukturisasi didalam tubuh Immawati
 Menjalin kerjasama dengan organisasi kewanitaan
baik intern persyarikatan Muhammadiyah maupun
ekstren persyarikatan Muhammadiyah
 Networking building, baik nasional maupun
internasional

Strategi Aksi

Jenjang Strategi Aksi Indikator

PK Pembinaan kader Kader terbina


baik secara
ideology dan

14
pemahaman
tentang gender
equality

PC Pemberdayaan Keterlibatan
kader dalam peran-
peran strategis

DPD Responsive gender Peka terhadap


dan gerakan politik isu-isu
local perempuan dan
kebijakan politik
local

DPP Responsive gender Penyikapan


dan gerakan terhadap isu-isu
polotik nasional perempuan dan
kebijakan politik
nasional

Pembagian wilayah gerakkan:

Gerakan Wilayah Gerakan

Advokasi Kebijakan Publik DPD


responsif gender dan
gerakan politik lokal

Advokasi dan Cabang dan Komisariat


pemberdayaan basis

Prioritas Strategi Aksi

15
Advokasi dan pemberdayaan teman sebaya

1. Prioritas strategi aksi adalah lingkup basis


masyarakat mahasiswa

2. Pembentukan lembaga advokasi dan


pemebrdayaan (sejenis Women Crisis Center)
inisiasi DPD, Cabang dan Komisariat. Pelaku
advokasi adalah komisariat
3. Isu strategis: pelecehan seksual, diskriminasi,
keseharaan reproduksi usia pranikah, IMS,
prostitusi dikalangan mahasiswa, dan isu lainnya
yang sebaya dengan usia mahasiswa

4. Dimulai dengan langkah penguatan kapasitas


advokasi dan pemberdayaan
5. Prioritas ini bukan berarti menutup kemungkinan
jika pimpinan sesuai levelnya melakukan
pendampingan yang berbeda di masyarakat luas

c. Outcome Gerakan Immawati

Akhir dari orientasi gerakan Immawati diharapkan


terbentuknya Sipilisasi perempuan yang bercirika :

1. Ideologi yang mantap


2. Intelektual yang terarah
3. Skill yang memadai
4. Leadership yang teruji

16
ADABUL MAR’AH IMMAWATI

A. Ketentuan pakaian IMMawati Kota Medan


1. Khimar, dengan ketentuan
 Tidak tembus pandang
 Panjang depan hingga menutup pusar
 Panjang belakang hingga menutup pinggang
atau pantat
 Panjang samping hingga kesiku
 Wajib menggunakan ciput
 Disunnahkan menggunakan Jilbab IMMawati
Kota Medan

2. Pakaian
 Menggunakan gamis longgar atau blush
hingga menutup paha
 Dilarang menggunakan celana baik jeans dan
sejenisnya
 Lengan baju menutup hingga pergelangan
tangan
 Wajib menggunakan kaus kaki setiap keluar
ruangan
 IMMawati tidak dianjurkan menggunakan
cadar

B. Ketentuan bersikap IMMawati


1. Sikap berjumpa dengan Sesama IMMawati, yaitu
apabila berjumpa dengan sesama IMMawati maka
bersalaman dan Cipika-cipiki sebanyak 3 kali

17
2. Sikap berjumpa dengan IMMawan, yaitu apabila
berjumpa dengan IMMawan maka mengucapkan
salam dan menundukkan pandangan
3. IMMawati apabila makan dan minum harus
menggunakan tangan kanan
4. IMMawati apabila makan dan minum hendaknya
duduk
5. IMMawati apabila tertawa hendaknya tidak
terbahak-bahak
6. Apabila harus bersalaman dengan orang yang lebih
tua dan bukan mahram diusahakan untuk tidak
bersalaman
7. IMMawati kota medan dihimbau dan diusahakan
sudah berada dirumah selambat-lambatnya pukul
10 malam
8. IMMawati dilarang menggemari atau fanatik
terhadap K-Pop dan sejenisnya
9. Menjaga jarak aman antara IMMawan dan
IMMawati
10. Diusahakan tidak berboncengan antara
IMMawan dan IMMawati kecuali dalam hal-hal
yang bersifat Urgent dengan ketentuan
memberikan pembatas

C. Akhlak dalam Islam


Tujuan agama islam ialah memperbaiki budi pekerti
manusia. Islam berdasarkan kepada tigfa pokok.
Yaitu pertama, kepercayaan kepada adanya tuhan

18
(Tauhid). Kedua, kepercayaan kepada kebenaran
Nabi Muhammad saw. Ketiga, kepercayaan kepada
adanya kebangkitan dengan pertanggungjawaban
mengenai kejahatan dan kebijakan di hadapan Tuhan.

Menurut Islam, manusia itu terjadi dari dua unsur,


jasmani dan rohani. Manusia dapat mencapai
kebahagiaannya di dunia dan di akhirat, jika merawat
dengan baik kepada kedua macam unsur ini.
Sebagaimana merawat unsur jasmani dengan makan
dan minum, pakaian dan perlindungan rumah tangga.
Demikian juga, merawat unsur rohani dengan
pengajaran dan pendidikan yang baik.

Oleh karena itu, dapat dirumuskan, akhlak ialah


sikap yang digerakkan oleh jiwa, yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan dari manusia, baik terhadap
Tuhan maupun terhadap sesama manusia ataupun
terhadap dirinya sendiri.

1. Akhlak terhadap Allah


1) Cinta terhadap Allah
2) Takut terhadap Allah
3) Bermohon dan berharap kepada Allah

19
4) Bersyukur kepada Allah
5) Tawakkal terhadap Allah
6) Ridla terhadap qadla dan qadar dari Allah
7) Mencintai dan membenci sesuatu karena Allah
8) Senantiasa bertaubat kepada Allah
9) Tawadlu‟
10) Ikhlas dan lain-lain

2. Akhlak terhadap sesama manusia


1) Kasih sayang
2) Bersikap membela
3) Bersikap adil
4) Bantu-membantu
5) Bergaul dengan baik
6) Mempunyai belas kasihan
7) Benar dan jujur
8) Ramah-tamah
9) Sopan-santun dan berbudi bahasa
10) Cepat kaki ringan dalam tolong-menolong
11) Bersifat harga-menghargai dan hormat-
menghormati
12) Pemaaf
13) Memelihara hubungan dan silaturahmi
14) Kunjung-mengunjungi dan sapa-menyapa
15) Mempunyai belas kasihan, kepada yang lemah,
fakir miskin, dan yatim piatu
16) Tidak sombong dan angkuh
17) Nasehat-menasehati atas jalan yang benar dengan
cara yang bijaksana dan lain-lain yang baik.

20
“Tirulah sifat-sifat Nabi Besar saw yang disebut
uswatun hasanah. Yaitu, contoh dan tauladan
yang terbaik dalam segala perbuatan, ucapan,
penetapannya, dan perjuangannya”.

3. Akhlak bagi diri sendiri


1) Memelihara harga diri
2) Kesatria (berani atas kebenaran)
3) Keperwiraan
4) Kesungguhan
5) Menjauh diri dari ria
6) Menjauhkan diri dari ujub
7) Menjauhkan diri dari takkabur
8) Jangan bermuka dua
9) Tidak kikir atau bakhil
10) Jangan dengki dan iri hati
11) Menghindari diri dari tama‟ dan rakus
12) Jangan berputus asa
13) Senantiasa gembira penuh harapan
14) Selalu tinggi cita-cita
15) Gemar kepada ilmu pengetahuan
16) Cinta kebenaran
17) Dapat dipercaya
18) Menepati janji
19) Senantiasa mengharapkan petunjuk Tuhan dan
lain-lain

21
4. Akhlak antara sumi dan istri
Suami :
1) Menjadi pemimpin yang baik terhadap rumah
tangga (keluarga yang baik)
2) Menjaga pergaulan yang baik terhadap istri
3) Bertanggungjawab nafkah terhadap istri dan
anak-anak
4) Menjaga kesenangan keluarga dengan baik
5) Memimpin tentang pendidikan dan menuntut
pengetahuan bagi keluarga
6) Memelihara kerukunan hidup dan ketentraman di
rumah tangga
7) Jangan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan
istri
8) Menghindari silang sengketa
9) Saling cinta mencintai dengan istri
10) Jujur dan benar dalam segala hal degan istri
11) Membela istri dalam segala sesuatu
12) Bertanggung jawab penuh terhadap rumah tangga
(keluarga)
Istri :

1) Setia dan taat kepada suami


2) Berbakti kepada Allah dan suami
3) Memelihara maru‟ah dan kehormatan
4) Memberikan pelayanan yang cukup dan
menyenangkan kepada suami
5) Tidak menerima tamu yang tidak disenangi oleh
suami

22
6) Tidak pergi bertamu dengan tidak disertai izin
suami
7) Berhemat dalam belanja
8) Senantiasa lemah lembut, berbudi bahasa dan
bermuka manis terhadap suami
9) Mengurus dan menjaga rumah tangga dengan
baik dan menyenangkan suami
10) Memelihara dan mendidik anak-anak dengan
penuh kasih ayang
11) Berdandan dan berhias untuk menyenangkan
suami
12) Membela kehormatan dan kepentingan suami
13) Tidak boleh meninggalkan rumah tangga jika
tidak dengan keizinan suami dan lain sebagainya

5. Akhlak terhadap ibu dan bapak


1) Berbakti terhadapnya atau birrul walidain
2) Menyenangkan hatinya dengan tutur kata dan
perbuatan
3) Menguruskan nafkahnya/kehidupannya dalam
batas-batas yang mungkin
4) Taat dan hormat kepadanya
5) Membantunya dalam mengerjakan agama
6) Mendoakannya untuk ampunan Tuhan
7) Memuliakan keduanya dalam pergaulan sehari-
hari
8) Kalau berlainan tempat kediaman, supaya
senantiasa berkunjung kepadanya
9) Selalu menunjukkan rasa berterima kasih
terhadap keduanya

23
10) Senantiasa berusaha supaya keduanya tidak
sedikit pun merasa kecewa dan sedih
11) Membela dan menjaga kehormatannya dan harta
bendanya
12) Ikhlas serta jujur terhadap keduanya

24
ARAK-ARAKAN, PAWAI DAN DEMONSTRASI

1. Pada dasarnya wanita demi keselamatan diri dan


kehormatannya diuatamakan tetap dirumah, dan tidak
keluar kecuali untuk sesuatu kepentingan yang nyata
dan tidak bertentangan dengan adat kesopanan dan
kesusilaan yang telah diatur dan ditentukan oleh Allah
swt. dan Rasul-Nya. Sekalipun pada mulanya ada
hadist yang seolah-olah melarang wanita keluar dari
rumah kecuali dalam keadaan terpaksa (karena tidak
ada pembantu) dan hanya untuk menghadiri lebaran
fitrah dan haji saja seperti yang tersebut dalam hadist
riwayat Imam Thabrani dalam kitabnya Al Kabir.
yang artinya
a. “Tidak ada bagian (perkenan) bagi wanita keluar
rumah kecuali dalam keadaan terpaksa (karena
tidak mempunyai pembantu) dan hanya pada dua
hari raya haji dan fitrah saja dan selagi berjalan
hanya dipinggir saja”. (H.R Thabrani danlam Al
Kabir dari Ibnu Umar).
Ternyata Hadist tersebut tidak kuat sanadnya, sedang
Nabi sendiri tidak melarang seorang perempuan itu
keluar rumah untuk keperluan ibadah, belajar dan untuk
keperluan lainnya.

b. “Janganlah kamu sekalian melarang hamba-


hamba Allah wanita pergi ke masjid. Dan apabila

25
istri seseorang minta ijin pergi ke masjid
janganlah ia melarangnya”. (Muttafaq‟alaihi)
c. “Allah telah memberi izin kepada kamu sekalian
para wanita pergi keluar rumah untuk mencukupi
apa yang menjadi kepentinganmu”. (H.R. Bukhari
Muslim)

2. Sungguh demikian, dalam hal seorang wanita keluar


dari rumah itu haruslah diperhatikan, dipelihara adab-
adab kesopanan dan kesusilaan dalam pergaulan
sebagaimana yang telah diajarkan dan ditentukan oleh
islam, yaitu antara lain:

a. Tidak boleh memamerkan diri pribadinya atau


perhiasannya. Firman Allah tersebut dalam surah
Al-Ahzab:33 yang artinya
“Dan janganlah kamu sekalian para wanita keluar
rumah sebagaimana keluarnya apar wanita
jahiliyah dahulu kala (memamer-mamerkan
kecantikan dirinya, perhiasannya dan lain
sebagainya)”. (Qur‟an Surat Al-Ahzab : 33)

b. Tidak boleh bercampur baur dengan laki-laki.


Tersebut dalam hadist yang panjang, riwayat Imam
Bukhari dari Ibnu Juraij, Imam „Atha‟ mengatakan
bahwa sesungguhnya istri-istri Nabi saw. pun
tawafnya bersama-sama dengan orang laki-laki.
Kemudian atas pertanyaan Ibnu Juraij: “Bagaimana
mereka itu sampai bercampur baur dengan laki-
laki?”, jawab Atha‟ : “Benar mereka itu tawaf

26
bersama orang laki-laki, akan tetapi mereka tidak
bercampur baur dengan orang laki-laki”. (HR.
Bukhari dari Ibnu Juraij).
Sabda Rasullah saw. yang artinya :
“Akan kujadikan pintu ini (di masjid) khusus bagi
para wanita”. Kemudian berkata Imam Nafi‟ bahwa
Ibnu Umar (sesudah itu) tidak pernah masuk masjid
melalui pintu tersebut sehingga meninggal dunia”.
(H.R. Abu Daud dari Nafi‟ dari Ibnu Umar.
Selanjutnya, Imam Nafi‟ berkata bahwa Umar
melarang orang laki-laki masuk masjid melalui
pintu wanita”. (H.R. Abu Dawud).
Tersebut pula dalam Hadist riwayat Msulim,
Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa‟I dari Abu
Hurairah:
“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang muka dan
yang terburuk adlaah yang di belakang dan sebaik-
baiknya shaf wanita adalah yang dibelakang dan
yang terburuk adalah yang dimuka”. (H.R. Muslim,
Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa‟i dari Abu Hurairah).

c. Tidak boleh memakai wangi-wangian yang


menarik perhatian/meransang.
Tersebut dalam hadist Nabi saw :
“Wanita yang berminyak wangi kemudian lewat di
tengah-tengah orang banyak dengan maksud agar
mereka mencium harumnya, maka dia adalah (sama
dengan) berzina, dan seluruh mata (pandangan)
itupun berzina (dapat menarik perhatian zina)”.

27
(H.R. Imam Ahmad, Nasa‟I dan Hakim dari Abu
Musa).

Kesimpulan :
Manakala arak-arakan, pawai demonstrasi dan
sesamanya itu kepentingan agama atau untuk
kemaslahatan dengan tidak melanggar ketentuan-
ketentuan sebagimana tersebut diatas, maka tidak
ada halangannya.

28
WANITA DAN KESENIAN

Kebudayaan dan kesenian adalah karaya manusia


atas dorongan akal dan budinya untuk menciptakan hal-
hal yang perlu bagi kesenangan dalam kebutuhan hidup.
Oleh karena yang demikian, adalah hal yang Allah
ciptakan pada diri manusia, maka gejala itu termasuk
pembawaan manusiawi.
Berdasarkan itu, tak mungkin diambil pengertian
bahwa agama menganjurkan dimatikannya pembawaan
tersebut, karena ia sejalan dengan tabiat manusia yang
juga memerlukan kesenangan dan keindahan bagi
perkembangan hidupnya didunia.
Meskipun demikian, salah satu daripada yang
diajarkan oleh agama Islam adalah pengekangan diri dari
segala sesuatu yang berlebih-lebihan atau membawa
mudlarat.
Di tengah-tengah kesibukan manusia dalam
memanfaatkan segala yang halal pun, orang harus tahu
batas yang ridak boleh dilampauinya. Janganlah ia
sampai lupa akan kewajibannya, jangan ia sampai
merosot derajat kemanusiaanya, jangan sampai ia
melanggar norma susila, dan jangan menentang ajaran
agama.
Dalam merintis pengertian tentang sikap ajaran
islam terhadap kegiatan manusia di lapangan
kebudayaan dan kesenian, hendaklah diingat dalil-dalil
berikut:

29
a. Surat Al-A‟raf Ayat 32, yang artinya :
“Katakanlah siapa yang mengharamkan hiasan dari
Allah yang Dia limpahkan bagi hamba-hamba- Nya?
Katakanlah segala itu (disediakan) bagi mereka yang
beriman dia alam dunia, dan semata-mata (untuk
mereka) di hari kiamat. Demikianlah Kami jelaskan
segala ayat-ayat bagi orang mengetahui”.
b. Surat Al-A‟raf Ayat 31, yang artinya :
“Dan makan dan minumlah, tapi jangan kamu
berlebih-lebihan”.
c. Surat Asy-Syuu‟ara Ayat 224-225, yang artinya :
“Dan para penyair itu diikuti oleh orang-orang yang
sesat. Tiadakah kamu melihat bahwasannay mereka
mengembara di tiap-tiap lembah”.
Yang dimaksudkan adalah mereka para ahli
sya‟ir yang menyusun sya‟irnya melulu demi keindahan,
tanpa memerhatikan norma susila dan kebenaran. Atau
sya‟ir-sya‟ir yang hanya berisi pujian kosong dan
lamunan yang menyesatkan.

Seberapa jauh lingkungan beragama menanggapi


kejadian dan adat hasil budaya dan seni yang berlaku
dimasyarakat, orang dapat mengambil kesan dari riwayat
diberitakan dalam hadist-hadist.

30
Misalnya :

1. Pernah Rasullah saw ditanya tentang orang yang ingin


memperindah diri dengan mengenakan pakaian yang
serba bagus. Pada jawaban Rasullah saw. terdapat
kalimat :
“Allah memiliki keindahan dan suka pada yang
indah…..” (HR. Muslim dari Ibnu Mas‟ud)
2. Imam Bukhari meriwayatkan Hadist berikut :
“Aisyah (istri Nabi) pernah mengantar mempelai
perempuan kepada seorang laki-laki dari golongan
Ansor. Maka, adlah sabda Nabi: “Hai Aisyah, tidak
dakah bunyi-bunyian kepada mereka? Orang Ansor
suka sekali bunyi-bunyian”.

3. Hadist riwayat Ibnu Majah:


“Sahabat Ibnu Abbas mengatakan: “Aisyah pernah
mengawinkan seoranh kerabatnya dari golongan
Ansor. Lalu datanglah Rasullah saw menegur:
“Sudahkah sampaikan gadis itu?” Mereka
menjawab: “Sudah”. Nabi bertanya: “Adakah
sesuatu (upacara) yang kamu sertakan?” Aisyah
menjawab: “Tidak”. Maka, kata Rasullah saw:
“Orang Ansor suka kepada hiburan.” Mengapa tidak
kamu sertakan orang-orang yang mengantarkan dia
dengan mengatakan “Kami telah tiba, semoga
bahagialah kita bersama.”

31
4. Ada pula sebuah Hadist riwayat Bukhari dan Muslim:
“Aisyah bercerita bahwa Abu Bakar pernah
memasuki rumahnya, ketika dua orang wanita pada hari
raya Adha bernyanyi dengan iringan bunyi-bunyian,
sedang Nabi berselubung dengan kain pakaiannya.
Maka dibentaklah mereka itu oleh Abu Bakar. Nabi lalu
menyingkapkan mukanya dan mengatakan: “Biarkan
saja mereka. Sekarang ini hari raya”.
Dari peristiwa tesebut orang dapat mengambil
kesimpulan bahwa segala hasil kebudayaan dan
kesenian, yang berlaku ditengah umat dapatlah dianggap
sebagai gejala yang wajar, selagi tidak mengganggu
kelancaran dan ketertiban nilai kebaktian orang terhadap
Allah. Dalam hal ini, tak perlu dibedakan antara laki-laki
dan perempuan dihadapan Allah, masing-masing laki-
laki dan perempuan bertanggung jawab atas
perbuatannya. Hanya patut diingat bahwa lingkup
pembawaan dan tata kehidupan yang wajar bagi kedua
jenis, masing-masing membawa ketemtuan-ketentuan
yang berlainan. Justru, persoalan yang menyolok adalah
dalam hubungan akibat pendekatan anatara jenis laki-
laki dan perempuan.

32
RANGKUMAN MATERI
DIKSUSWATI I

PC IMM KOTA MEDAN

2019

33
Muhammadiyah dan Gerakan Kesetaraan

Terdapat banyak isu di masyarakat terkait


kesetaraan gender, banyak diantara kaum perempuan
yang menggalakkan emansipasi dengan alasan
kedudukan perempuan harus sejajar dengan laki-laki.
Kesetaraan gender sendiri sudah dijelaskan di dalam
Q.S Al Ahzab ayat 35 dimana secara tegas berbicara
tentang ampunan dan pahala yang dijanjikan Allah bagi
laki-laki ataupun perempuan Muslim yang beramal
shaleh Allah tidak membedakan keduanya. Tidak hanya
itu, pada masa Nabi juga terdapat tokoh-tokoh
perempuan seperti Khadijah,Aisyah, maupun istri
Fir‟aun, yang berperan sangat besar dalam
memperjuangkan islam. Lantas bagaimana
Muhammadiyah sebagai organisasi islam terbesar
memandang kesetaraan gender ini?

Muhammadiyah yang sejak awal sudah


berpegang teguh pada Alqur‟an dan sunnah, memberikan
peran yang cukup besar pada perempuan dalam
organisasi, peran perempuan dalam Muhammadiyah
sama seperti laki-laki yaitu beramar ma‟ruf nahi

34
munkar. Perempuan di Muhammadiyah diberi kebebasan
berdakwah,karena berdakwah sendiri merupakan
kewajiban manusia tanpa memandang gender.
Muhammadiyah juga membentuk gerakan-gerakan
perempuan seperti Aisyiyah untuk mengembangkan
berbagai program untuk pembinaan dan pendidikan
wanita,mengembangkan berbagai amal usaha
pemberdayaan ekonomi ini dalam bentuk koperasi
(termasuk koperasi simpan pinjam), Baitul Mal wa
Tamwil, toko/kios, Bina Usaha Ekonomi Keluarga
Aisyiyah (BUEKA), home industri, kursus ketrampilan
dan arisan, juga mengembangkan beragam kegiatan
berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya dalam
bidang peningkatan kesadaran kehidupan bermasyarakat.

35
Pejuangan Tokoh Perempuan dalam Islam dan
Gerakan Perempuan Indonesia

Sejak dahulu tokoh perempuan islam sudah ikut


berjasa dalam perjuangan pergerakan islam di dunia.
Banyak contoh teladan yg dapat kita jadikan panutan kita
sebagai perempuan. Contohnya adalah istri nabi
Muhammad SAW yang tersohor namanya hingga saat
ini dan mereka adalah teladan bagi kaum wanita. Mereka
adalah khadijah dan aisyah. Mereka adalah wanita-
wanita yg cerdas dan bijaksana. Khadijah adalah
perempuan yg kaya raya dan rela memberikan hartanya
kepada suaminya demi menegakkan agama islam di
tanah arab pada mulanya. Khadijah adalah wanita yg
paling setia menemani perjalanan dakwah Rasulallah dan
yg paling percaya bahwa rasulallah adalah seorang nabi.
Lantas bagaimana dengan Aisyah? aisyah adalah wanita
yg cerdas, dia adalah perantara nabi dalam
menyampaikan syariat islam kepada kaum perempuan.
Dia juga merupakan periwayat hadis terbanyak.

Tidak kalah ketinggalan indonesia juga memiliki tokoh


pejuang islam yg namanya terkenang sampai saat

36
sekarang ini mereka adalah Siti Walidah dan Elida
Djasman. Jati diri mereka sebagai seorang perempun
tidak menghalangi mereka untuk ikut berjuang dalam
menyebarkan islam di nusantara. Nyai Walidah dan
Elida Djasman, mereka sama-sama membantu suami
mereka tanpa meninggalkan kodrat mereka sebagai
seorang perempuan.

Untuk itu kita sebagai perempuan hendaknya mencontoh


keteladanan dari kaum wanita tersebut sehingga kita
tidak hanya menjadi wanita yg terus menerus terkurung
di dalam rumah dan tidak bergaul dengan orang-orang di
sekitar lingkungan kita, tetapi jadilah perempuan-
perempuan yg bisa menjadi teladan bagi perempuan
lainnya dan terus menegakkan dakwah amal ma'ruf nahi
munkar.

37
Psikologi Perempuan dan Wanita

Perempuan adalah Ibu Kehidupan Perempuan


merupakan permata kehidupan. Dalam setiap lekuk
hidupnya, Tuhan menganugrahkan permata yang indah
dan menawan. Jiwa perempuan menjadi cawan
autobiografi kehidupan anak-anaknya. Nabi Muhammad
menilai perempuan sebagai tiang (kehidupan) negara.
Nietzsche bahkan berani menyebut seorang perempuan
mempunyai kecerdasan besar. Ajaran Budha melihat ibu
sebagai pura bagi kehidupan manusia. Naluri keibuan
seorang perempuan harus terus dijaga agar bersih untuk
berumah jiwa yang jernih. Mutiara yang melekat dalam
tubuh perempuan harus terus terjaga dengan jernih
sehingga menjadikan perempuan sebagai sumber
kehidupan. Dari rahim perempuan, permata kehidupan
menjadi tampak, kehidupan semakin cerah dan penuh
cahaya. Dari ini, menjadi perempuan adalah sebuah
kebanggaan. Perempuan merupakan ibu kehidupan. Dari
rahim perempuan, kehidupan juga dilahirkan, kehidupan
diperjuangkan, dan kehidupan mendapatkan hakekat dan
martabat.

38
Selama berabad-abad peradaban manusia telah
membuat gambaran tentang perempuan dengan cara
pandang ambigu dan paradoks. Perempuan dipuja
sekaligus direndahkan. Ia dianggap sebagai tubuh yang
indah bagai bunga ketika ia mekar, tetapi kemudian
dicampakkan begitu saja begitu ia layu. Tubuh
perempuan identik dengan daya pesona dan kesenangan,
tetapi dalam waktu yang sama ia dieksploitasi demi
hasrat diri dan keuntungan. Perempuan dipuji sebagai
“tiang negara”. Ketika menjadi ibu, masyarakat muslim
memujinya: “surga di telapak kaki ibu”. Tetapi pada saat
yang lain, ketika ia menjadi seorang isteri, menurut
sebuah teks agama, dia harus tunduk sepenuhnya kepada
suami, dia tidak boleh ke luar rumah sepanjang suami
tidak mengizinkannya, meski untuk menengok orang
tuanya yang tengah sakit bahkan sampai meninggal
sekalipun. Isteri juga tidak boleh menolak manakala
suami menginginkan tubuhnya, kapan dan di mana saja.
Di sebagian dunia Arab, tubuh perempuan harus
dilindungi dan dibungkus rapat-rapat, sering hanya
menyisakan dua buah matanya atau bahkan tertutup
cadar hitam. Konon ini karena di dalamnya menyimpan

39
sesuatu yang berharga yang tidak boleh diperlihatkan
kepada laki-laki, kecuali suami dan kerabatnya. Ketika
melepaskan bungkusnya mereka harus “ditertibkan” dan
sah dihukum. Perempuan xiv Psikologi Perempuan
Dalam Berbagai Perspektif harus selalu dikontrol.
Seiring dengan tetesan pertama darah haidnya, setiap
gadis muslim menjadi simbol suci kehormatan keluarga
dan masyarakatnya. Seorang feminis muslim Iran,
Haideh Moghissi (2005: 29) mengemukakan keadaan di
atas dengan tajam: “Ungkapan (ekspresi) perempuan atas
keinginan-keinginannya dan usahanya untuk
memperoleh hak-haknya terlalu sering dianggap
bertentangan dengan kepentingan-kepentingan laki-laki
dan melawan hak-hak laki-laki atas perempuan yang
telah diberikan oleh Tuhan”. Menurutnya, alasan utama
untuk mendukung praktik-praktik kontrol atas
seksualitas dan moralitas perempuan adalah “adanya
anggapan bahwa perempuan merupakan makhluk lemah
dalam pertimbangan moral, memiliki kemampuan
kognitif yang rendah, kuat secara seksual dan mudah
terangsang. Dalam perspektif ini, perempuan cenderung
melakukan pelanggaran”. Dalam konteks tradisi

40
keagamaan, seluruh perbincangan tentang tubuh
perempuan di atas merujuk pada satu kata sakti :
“fitnah”, tepatnya “mamba‟ al-Fitnah”, sumber fitnah
atau “mazhinnah al-fitnah” (dicurigai melahirkan fitnah).
Kata fitnah dalam hal ini dimaknai hampir seluruhnya
bernada negatif; rayuan seksual, sumber kerusakan dan
kekacauan sosial serta membahayakan. Khalid Abou
Fadl (2005:308), pemikir muslim paling progresi saat ini
menyebutkan: “Kendati masyarakat memuji dan
mengakui peran perempuan sebagai ibu, tetapi
perempuan dipotret sebagai entitas yang tidak sempurna
dan tidak patuh. Maka seorang isteri harus sepenuhnya
melayani dan di bawah kontrol suami. Sebagai anak, ia
di bawah pengawasan ayahnya, dan sebagai anggota
masyarakat ia berada di bawah kontrol semua lakilaki”.
Menurut norma dalam masyarakat muslim, anak gadis
harus memperoleh izin ayahnya ketika hendak menikah.
Bahkan sebagian ayah boleh menikahkannya dengan
laki-laki pilihannya, meski si anak tidak
menginginkannya. Ketika suami tidak lagi menyukai
isterinya, ia dapat melepaskannya kapan saja).
Pendeknya dalam banyak peradaban, perempuan tidak

41
pernah menjadi manusia yang utuh, independen dan
otonom. Mereka bukan dianggap manusia yang memiliki
hak dan kewajiban yang setara dalam memenuhi hak-hak
sosial, ekonomi, dan politik, bahkan hak-hak Tuhan.
Perempuan seakan-akan tidak boleh memiliki dunia.
Saya selalu ingin menukilkan puisi-puisi manis Toto
Sudarto Bachtiar yang menggambarkan realitas ini,
berjudul: “Dunia Bukan Miliknya”: Inilah gairah seorang
perempuan Pada masanya tumbuh besar dan berkembang
Bicaranya penuh ragam mimpi surga Sebab tiada dirasa,
dunia ini bukan miliknya Bila sebuah tirai turun bagi
kebebasannya.

Mengikat dalam segala perbuatan Ia tegak dan


mengangkat tangan Sebab tiada dirasa, dunia ini bukan
miliknya Demikian perempuan sepanjang umur
Mimpinya sedalam laut Harapan yang manis akan segala
kebebasan hati Hingga suatu kali benar dirasanya Dunia
ini bukan miliknya! (Tonggak Antologi Puisi Indonesia
Modern 2) Pandangan-pandangan paradoks, ambigu,
sekaligus penuh dengan nuansa-nuansa yang
merendahkan perempuan di atas memperlihatkan bahwa

42
perempuan hanya dilihat semata-mata dari aspek xvi
Psikologi Perempuan Dalam Berbagai Perspektif tubuh,
seks, dan biologis. Perempuan hanya dipandang sebagai
benda, barang (mata‟un), dan kesenangan (mut‟ah).
Pandangan seperti itu jelas telah menafikan jiwa, pikiran,
dan energi perempuan. Mereka telah membutakan
pengetahuannya bahwa dalam tubuh perempuan
sesungguhnya tersimpan seluruh potensi besar
kemanusiaan, layaknya manusia berjenis kelamin laki-
laki.

Perempuan memiliki otak dan hati nurani dengan


tingkat kecerdasan dan kepekaan yang relatif setara
dengan laki-laki. Energi fisik perempuan juga tidak lebih
lemah dari energi fisik laki-laki. Faktadalam dunia
pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, profesi,
budaya, dunia spiritual, dan peradaban manusia
sesungguhnya juga memperlihatkan realitas ini. Akan
tetapi seluruh potensi kemanusiaan perempuan itu
tenggelam atau ditenggelamkan atau dilupakan oleh dan
dari pusaran sejarah sosial yang didominasi oleh dunia
maskulinisme. Inilah yang popular disebut sebagai

43
peradaban patriarkhisme. Patriarkhisme adalah sebuah
ideologi yang memberikan kepada laki-laki legitimasi
superioritas, menguasai dan mendefinisikan struktur
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik dengan
perspektif laki-laki. Dunia dibangun dengan cara berpikir
dan dalam dunia laki-laki. Ideologi ini sesungguhnya
telah muncul sejak abad yang amat dini dalam peradaban
manusia, terus dihidupkan dalam kurun waktu yang
sangat panjang dan merasuki segala ruang hidup dan
kehidupan manusia.

Sementara perempuan dalam situasi itu


dipandang sebagai eksistensi yang rendah, manusia kelas
dua (the second class), yang diatur, dikendalikan, bahkan
dalam banyak kasus seakan-akan sah pula untuk
dieksploitasi dan diskriminalisasi hanya karena mereka
mempunyai tubuh perempuan. Dalam banyak pandangan
sumber utama patriarkhisme ini adalah interpretasi laki-
laki atas teks-teks suci, terutama tentang kisah kejatuhan
Adam dari surga. Cerita ini sangat terkenal, terutama
dalam masyarakat Yahudi dan Kristen awal. Intinya
adalah bahwa Adam terjatuh dari surga karena Hawa,

44
sehingga Hawa dianggap sebagai asal-usul kejahatan
manusia di bumi. Tuhan lalu mengutuknya Dr. Hj. Eti
Nurhayati, M.Si. xvii sekaligus memerintahkannya untuk
taat kepada Adam. Cerita ini secara terang melegitimasi
patriarkhisme bahkan melegitimasi kebencian kepada
perempuan, mengunggulkan dominasi laki-laki dan
mewajibkan perempuan untuk patuh kepada laki-laki.
Ibnu Jarir alThabari, guru besar ahli tafsir klasik,
mengutip sumber ini dalam tafsirnya, dari Wahb bin
Munabbih, ahli tafsir Bible yang telah masuk Islam.
Dewasa ini patriarkhisme tengah menghadapi
tantangantantangan dari kebudayaan modern yang
mendasarkan diri kepada demokrasi dan hak-hak dasar
manusia. Demokrasi meniscayakan sistem yang
mengidealkan tidak adanya struktur yang hirarkis, sistem
kehidupan bersama yang terbuka bagi setiap individu
dan dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka pula.
Sementara hak-hak asasi manusia meniscayakan
kesetaraan, kemerdekaan tiap individu manusia, serta
tegaknya hukum yang berkeadilan. Hak-hak asasi
manusia menuntut dihapuskannya praktik-praktik
kehidupan yang diskriminatif, termasuk dalam aspek

45
gender. Interpretasi cerita kejatuhan Adam di atas kini
sudah banyak dikritik. Banyak teolog Kristen sekarang
menolaknya seraya menegaskan bahwa ia adalah mitos,
dan bahwa mitos ini seharusnya tidak diinterpretasikan
secara literal. Mereka juga menekankan bahwa mitos ini
lebih menyoroti penciptaan serentak laki-laki dan
perempuan dalam gambar atau rupa Allah. Dengan
demikian mereka menganggap dua gender ini sejajar dan
setara. Bagaimana gagasan-gagasan dunia baru di atas
dilihat dari perspektif Islam? Ada kontroversi mengenai
ini. Akan tetapi kaum muslimin di manapun berada
percaya sepenuhnya bahwa agama ini dibangun di atas
landasan Tauhid. Ia adalah prinsip paling fundamental
dari seluruh ajaran-ajarannya. Tauhid meniscayakan
sebuah pandangan dunia bahwa umat manusia di
manapun adalah hamba Tuhan yang setara, dan hanya
kepada-Nya sajalah mereka harus mengabdi. Manusia
adalah ciptaan-Nya yang paling dihormati di antara
ciptaan-Nya yang lain dan Dia menghargai manusia
berdasarkan xviii Psikologi Perempuan Dalam Berbagai
Perspektif perbuatan dan niat baiknya, bukan
berdasarkan jenis kelamin maupun identitas-identitas

46
yang lain. Oleh karena itu dalam konteks agama ini,
terdapat banyak sekali teks-teks profetik yang
memberikan apresiasi terhadap tubuh perempuan,
ekspresi, dan aktualisasi dirinya di segala ruang publik.
Perempuan dalam Islam adalah eksistensi yang bebas
sekaligus diberi tanggung jawab atas problem-problem
sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, dan politik. Kaum
perempuan oleh alQur‟an dituntut untuk bekerja sama
dengan kaum laki-laki dalam semua aspek kehidupan
tersebut. Salah satu ayat al-Qur‟an misalnya
menyebutkan: Kaum beriman laki-laki dan perempuan
hendaklah bekerja sama untuk menegakkan kebaikan
dan menghapuskan kemunkaran. Dalam bahasa modern
teks ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan
dituntut untuk melakukan peran transformasi sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Ketika Nabi SAW masih
ada, kaum perempuan juga sering terlibat dalam debat
terbuka dengan kaum laki-laki di mesjid maupun di
ruang publik lainnya untuk mengkaji berbagai problem
sosial. Bahkan perempuan pada masa Nabi SAW juga
dapat menjalankan ritual keagamaan personalnya
(ibadah) di mesjid bersama kaum lakilaki. Nabi SAW

47
bersabda: “Jangan halangi kaum perempuan pergi ke
mesjid”.

Perempuan Menurut Agama Samawi

Agama samawi adalah agama yang diturunkan


Allah SWT ke muka bumi dengan tujuan untuk menata
dan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
Adapun yang tergolong ke dalam agama samawi adalah
agama islam, yahudi, nasrani. Agama Yahudi
menganggap perempuan adalah pelayan yang
diperlakukan sesuai kehendak mereka, berhak dijual
dengan harga murah, perempuan dianggap adalah
kutukan, serta mereka enggan makan bersamanya.
Sedangkan agama Nasrani menganggap bahwa
perempuan adalah sumber kejahatan dan mereka
dijauhkan dari tempat pelajaran. Berbeda dengan islam
yang senantiasa memuliakan kaum perempuan. Mereka
adalah penolong bagi kaum laki-laki, serta dimuliakan
harkat dan martabatnya. Mereka diperlakukan dengan
hormat hingga dalam Alquran disebutkan satu surah
bernama An-nisa sebagai penghormatan terhadap
perempuan. Agama ini bukanlah hasil dari perenungan

48
ataupun buah dari pemikiran manusia, melainkan
diturunkan langsung oleh Allah SWT melalui manusia
pilihan yang hanya menyampaikan bukan menciptakan,
manusiaa pilihan itu adalah Nabi atau Rasul.

Agama samawi memiliki kitab suci yang murni


dan bersih dari campur tangan manusia dan konsep
ketuhanan nya adalah monotheisme mutlak atau tauhid.
Berbeda dengan agama ardhi, dimana ajarannya memang
diciptakan, disusun, dibuat dan diolah oleh sesama
makhluk penghuni bumi atau manusia. Dan Islam
merupakan satu- satunya agama samawi.

Berikut ciri- ciri dari agama Samawi:

1. Berasal dari wahyu Allah SWT bukan ciptaan


manusia atau siapapun selain Allah
2. Ajaran ketuhanannya monotheisme (tauhid)
mutlak
3. Disampailkan oleh nabi atau rasul-Nya
4. Mempunyai kitab suci yang otentik (asli), bersih
dari campur tangan manusia
5. Ajarannya bersifat tetap, tidak berubah- ubah,
meskipun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan
kecerdasan atau kepekaan pengikut-pengikutnya.

49
Ideologi Gerakan IMMawati

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan perempuan


dalam Ikatan Mahasiswa MuhammadiyahIMM)
merupakan salah satu hal yang sangat penting. Immawati
merupakan julukan bagi aktivis perempuan yang
berkecimpung dan bernaung di organisasi Ikatan
mahasiswa Muhammadiyah.
Dalam hal ini Immawati bukan hanya
pelembagaan secara struktur perempuan di Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tetapi juga
melembagakan isu perempuan sebagai tujuan
gerakannya. Namun sampai saat ini masih banyak
immawati yang bingung menentukan arah gerakannya.
Maka dari itu immawati haruslah memiliki pergerakan
yang memiliki tujuan dan ideologi yang mantap.
Jadi berbicara tentang ideologi gerakan
Immawati merupakan suatu wujud dari pengejawantahan
dari ideologi IMM dan immawati sebagai bagian integral
dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Maka
dari itu diharapkan immawati haruslah memiliki ideologi
yang mantap, intelektual yang terasah, skill yang
memadai, dan leadership yang teruji.

Retorika
Retorika merupakan seni berbicara yang
dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara
langsung bertatap muka, atau dapat juga diartikan

50
sebagai sebuah teknik berbicara pembujuk rayuan secara
persuasif dengan melalui karakter pembicara, emosional
atau argumen. Tujuan retorika adalah persuasi, yang
dimaksudkan dalam persuasi dalam hubungan ini adalah
yakinnya pendengar akan kebenaran gagasan hal yang
dibicarakan pembicara ataupun untuk menggerakkan
pendengar secara lebih baik, dalam artian kompleksnya
dapat ditarik garis lurus, yaitu mencerahkan pemahaman,
menyenangkan imajinasi, perasaan dan mempengaruhi
kemuan. Fungsi retorika, yaitu membimbing penutur
mengambil keputusan yang tepat, membimbing penutur
secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia
pada umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan
dan sedang dihadapi, dan juga membimbing penutur
mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.Dan dalam hal ini sangat
penting untuk melihat jenis audiens berasal dari kalangan
mana, apakah anak – anak, remaja, mahasiswa,
masyarakat terbelakang, lansia ataukah umum. Karena
hal ini haruslah disesuaikan dengan teknik maupun gaya
bahasa yang digunakan dalam penyampaian.

51
Metode retorika

1. Pendahuluan (Exordium)

Dipendahuluan ini merupakan hal yang penting dalam


retorika, pasalnya hal ini merupakan penentu suksesnya
pembicara beretorika, dalam pendahuluan ini fungsinya,
yaitu sebagai pengantar kearah poko persoalan yang
akan dibahas dan membangkitkan perhatian. Salah
satunya, yaitu mengemukakan kutipan, seperti ayat dari
kitab suci, pendapat ahli kenamaan, bisa juga
memberikan fakta yang mengejutkan. Dan beberapa hal
yang perlu dihindari dalam retorika, yaitu permintaan
maaf karena kurang persiapan, tidak menguasai materi,
tidak pengalaman, dan juga menyajikan sebuah lolucon
yang berlebihan.

2. Protesis (latar belakang)

Pembahasan ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga


tampak jelas kaitannya dengan kepentingan pendengar.

3. Argumentasi (isi)

52
Memberikan ulasan – ulasan tentang topik yang akan
disajikan secara teoritis, kemudian mengemukakan
kekuatan posisinya. Suatu penegasan hasil
pertimbangan yang mengandung justifikasi atau
pembenaran menurut penalaran orator atau pembawa
naskah. Penting untuk menghindari mengemukakan
fakta baru dan mengemukakn kata – kata mubazir
dan tidak fungsional. Dalam beretirorika terdapat
etika didalamnya, yaitu memperhatikan kondisi
keadaan tertentu, memperhatikan standar benar
tidaknya ditentukan hukum, memperhatikan nilai
adat istiadat atau tata nilai kesopanan yang berlaku
dimasyarakat, memperhatikan alasan logis atau fakta
yang ada dan memiliki kekuatan dalill atau naskah.

53
FIQIH WANITA

1. Haid

a. Batasannya
Menurut Logat, Haid itu berarti mengalir,
sedang yang dimaksud disini adalah darah
yang keluar dari kemaluan wanita sewaktu ia
sehat, bukan disebabkan melahirkan atau
luka.

b. Waktunya
Menurut kebanyakan ulama, waktunya belum
lagi bermula sebelum usianya 9 tahun.

c. Warnanya
Haid berwarna hitam (HR Abu Dawud,An
Nasai, Ibnu hibban syarat Muslim)
merah, merah karena merupakan warna asli
darah , kuning seperti nanah dan keruh seperti
air yang kotor (Riwayat Malik, Muhammad
Ibnul Hasan)

2. Lama Haid

Tidak ada batasan maksimum dan minimum (HR


yang lima kecuali Tirmidzi)

3. Jangka Waktu Suci di antara Dua Haid

Tidak ada dalil yang menunjukkan batasannya.

54
4. Wudhu
a. Membaca Bismillahirrahmanirrohim dengan
niat karena Allah (HR.An-Nasa‟i hadis hasan
shahih, riwayat Kadir Arruhawi dan Abu
Hurairah)
b. Membasuh kedua tangan sebanyak 3 kali
(HR.Bukhari & Muslim )
c. Membersihkan mulut dengan kayu arok atau
sejenisnya (HR Bukhari & Muslim,Riwayat
Malik, ahmad dan an – nasa‟i)
d. Berkumur-kumur dan mengisap air dari
telapak tangan kanan sebanyak 3 kali ( HR
Bukhari, Muslim , Abu Dawud dan Nasa‟i)
e. Membasuh muka, mengusap sudut mata, dan
menggosok helai-helai jenggot sebanyak 3
kali (HR Bukhari, Muslim , Abu Dawud)
f. Membasuh kedua tangan dengan memulai
yang kanan dan siku dengan menggosoknya
sebanyak 3 kali (HR Bukharim,Muslim
,Ahmad)
g. Mengusap ubun-ubun dari ujung muka
hingga tengkuk dan kebali lagi ke permulaan
(HR Muslim,Abu Dawud,At-Tirmidzi)
h. Mengusap kedua telinga sebelah luar dengan
dua ibu jari dan sebelah dalamnya den gan
telunjuk (HR Abu Dawud ,An –Nasa‟i)
i. Membasuh kedua mata kaki dengan digosok
3 kali sela-selaiah jarimu dengan memulai
yang kanan (HR Bukhari & Muslim )
j. Membaca asyhadu alla ilaha illalloh wa
asyhadu anna muhammadan „abduhu wa

55
rasuluh (HR Muslim , Ahmad dan Abu
Dawud)

5. Tayammum
a. Meletakkan kedua tangan ke tanah atau
debu, kemudian menghembusnya
b. Niat ikhlas karena allah
c. Membaca Bismillahirrohmanirrohim
d. Mengusap kedua tangan, muka kemudia
telapak tangan
(HR. Bukhari dan Muslim)

6. Mandi
a. Mencuci kedua tangan (HR Bukhari, Muslim)
b. Niat ikhlas karena Allah (HR Bukhari,
Muslim)
c. Membasuk kemaluan dengan tangan kiri (HR
Bukhari, Muslim)
d. Berwudhu (HR Bukhari, Muslim)
e. Mengambil air dan memasukkan jari-jarimu
pada pangkal rambut dan berikan wangi-
wangian dan melepaskan rambut.(HR
Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)
f. Menyiram air ke atas kepala sebanyak 3 kali
dimulai dari sebelah kanan hingga kiri dan
ratakan dan gosok semuanya (HR Bukhari,
Muslim)
g. Membasuh kedua kaki (HR Bukhari, Muslim)

56
7. CARA SHALAT WAJIB

Bila kamu hendak menjalankan shalat maka


bacalah: Allahu Akbar dengan ikhlas niatmu kaarena
Allah, seraya mengangkat kedua belah tanganmu sejurus
bahumumensejajarkan ibu jarimu pada daun telingamu,
lalu letakkan tangan kanan mu pada punggunggung
telapak kirimu di atas dadamu, lalu bacalah doa iftitah:
Allahumma bai‟id, atau “ Wajjahtu wajhiyah lillazi...,
lalu berdo‟a memohon perlindungan dengan membaca
Taawuz dan membaca Bismillahirrahmanirrahim. Lalu
membaca surah Alfatiha, dan berdoalah sesudah itu
AAMIIN, kemudian bacalah salah satu surah dari pada
Quran,dengan memperhatikan artinya dan perlahan-
lahan. Kemudian angkatlah kedua belah tanganmu
seperti dalam takbir permulaan, lalu Ruku‟lah, dengan
bertakbirseraya melempangkan (meratakan)
punggungmu dengan lehermu, memegang kedua lututmu
dengan dua belah tanganmu, sementara itu berdo‟a
,kemudian angkatlah kepala untuk i‟tidal, dengan
mengangkat kedua belah tanganmu seperti dalam
takbiratulihram dan berdo‟alah, lalu sujudlah dengan
bertakbir, letakkan kedua lututmu dan jari kaki mu di
atas tanah, lalu kedua tanganmu, kemudian dahi dan
hidungmu dengan menghadapkan ujung jari kakimu ke
arrah Qiblat serta merenggangkan tanganmu dari pda
kedua lambungmu dengan mengangkat sikumu, dalam
bersujudmu hendaklah kamu berdo‟a, lalu angkatlah
kepalamu dengan bertakbir dan duduklah tenang dengan
berdo‟a. Lalu sujudlah kedua kalinya dengan bertakbir
dan membaca “ tasbih “ seperti dalam sujud yang
pertama, kemudian angkatlah kepalamu dengan bertakbir

57
dan duduklah sebentar, lalu berdirilah untuk rakaat yang
kedua dengan menekankan (tangan) pda tanah, setelah
selesai dari sujud kedua kalinya maka, duduklah di atas
kaki kirimu dan tumpukkan kaki kananmu serta
letakkanlah kedua tanganmu di atas kedua lututmu.
Julurkanlah jari – jari tangan kirimu, sedang tangan
kananmu menggenggam kan jari telunjuk dan sentuhkan
ibu jari pada jari tengah, duduk ini bukan dalam rakaat
akhir adapun duduk dalam raka‟at akhir maka caranya
memajukan kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dan
dudukmu bertumpukan pantatmu, dan bacalah tasyahud.
Kemudian berdoalah kepada tuhanmu sekehendak
hatimu yang pendek dari pada do‟a dalam tasyahud
akhir. Kemudian berdirilah untuk rakaat yang ketiga
kalau shalatmu itu tiga atau empat raka‟at dengan
bertakbir mengangkat tanganmu, dan kerjakanlah dalam
dua rakaat yang akhir atau yang ketiga, seperti dalam
dua raka‟at yang pertama, hanya kamu cukup membaca
Fatiha saja, dan sudah rakaat yang akhir bacalah
tasyahhud serta salawat kepada Nabi. Kemudian
bersalamlah dengan berpaling kekanan dan kekiri, yang
pertama sampai terlihat pipi kirimu oleh orang yang
dibelakangmu.

58
SOP TRAINING IMMAWATI

A .Defenisi Kegiatan

Training IMMawati adalah sebuah pelatihan khusus


IMMawati yang diadakan di tingkat Komisariat.
Pelatihan ini dilakukan guna meningkatkan
intelektualitas, religiusitas dan humanitas IMMawati.
Dalam Training IMMawati, IMMawati akan di didik
serta diasah kapasitas serta kecapakannya agar mampu
mengelola IMMaati di komisariatnya. Hal ini agar
IMMawati di komisariat mengetahui peran dan tanggung
jawabnya masing-masing.

B. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk :

1. Memantapkan Ideologi bagi IMMawati


2. Meningkatkan Intelektual IMMawati yang
terarah
3. Mengasah skill IMMawati
4. Membentuk jiwa leadership IMMawati

59
C. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari 1 malam.

D. Materi

1. Adabul Mar‟ah
2. Fiqih Wanita
3. Ideologi Gerakan IMMawati

E. Instruktur

IMMawati yang sudah mengikuti DIKSUSWATI


I yang tergabung dalam Korps IMMawati Kota Medan.

60

Anda mungkin juga menyukai