Anda di halaman 1dari 4

Identitas Immawati

Oleh : Tri Anggit Nugraheni 1

Jauh Sebelum kita membahas tentang identitas immawati sebaiknya kita pahami

dahulu tujuan bidang immawati masih ada dan bagaimana peran immawati. Bidang immawati

merupakan bidang yang mempunyai fungsi untuk mengoptimalkan peran immawati dalam

upaya peningkatan kuwalitas diri immawati serta terus berperan dalam berbagai aspek baik

didalam ikatan maupun diluar agar bisa terus mengawal budaya adil gender untuk di

terapkan. Oleh karena itu bidang immawati harus mampu untuk mengasah potensi yang di

miliki oleh kadernya karena banyak hal yang perlu dikedepankan oleh bidang immawati

sehingga dapat membentuk, menempatkan diri serta memaksimalkan potensinya agar dapat

memberi manfaat bagi ikatan, persyarikatan maupun bangsa.

Selain itu bidang immawati mempunyai tujuan untuk Mengupayakan tercapainya

tujuan IMM ; Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam

rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, Memberi pengetahuan agar mampu memahami

peran perempuan di IMM serta mampu untuk menganalisis dan memanajemen isu-isu

perempuan, dan Memperluas wawasan tentang Immawati dan gender untuk bersama-sama

memahamkan terkait adil gender dalam IMM yang tetap sesuai dengan Al-Quran, As-

Sunnah, serta Muhammadiyah.

Dalam menjalankan perannya seorang immawati harus mampu menjadi stabilisator

yang baik dalam urusan administrasi dan juga aksi di IMM. Harapannya Immawati tidak

hanya mengedepankan dominasi perasaannya, karena Immawati juga memiliki peran besar

dalam memikirkan langkah apa yang mesti ditempuh selanjutnya dalam IMM. Sehingga

perlunya pemikiran-pemikiran revolusioner yang dimunculkan oleh para Immawati untuk

kemajuan IMM.
1
Tulisan ini dibuat iseng-iseng aja karena melihat kondisi bidang immawati dan immawati yang ada sekarang
Kemudian jika berbicara mengenai Immawati dan perannya di lingkungan sosial,

immawati mempunyai hak yang sama dengan siapapun dalam lingkungan sosial. Dalam

komponen struktur sosial terdapat tiga lapisan yaitu struktur atas adalah pemerintah , struktur

sentral yaitu gerakan mahasisa sebagai pemerhati kebijakan dan struktur bawah adalah

masyarakat sebagai objek kebijakan.2 Dari hal tersebut sangatlah jelas posisi mahassiswa

sebagai sentral dalam struktur sosial yang dimana mahaiswa di tuntut untuk dapat melakukan

sebuah gerakan dan aksi untuk mengawal sebuah kebijakan yang di buat pemerintah agar

kebijakan yang di buat oleh pemerintah sesuai dengan masyarakat dan adil bagi kaum

perempuan itu sendiri, begitupun sebaliknya jika kebijakan atau program pemerintah belum

terjalankan dengan baik di dalam masyarakat mahasiswa harus bisa untuk mensosialisasikan

kebijakan yang di buat pemerintah. Oleh karena itu immawati harus mampu untuk menjadi

poros pergerakan perempuan.

Keberadaan bidang IMMawati sendiri sering dianggap hanya sebagai wadah bagi

para kader IMMawati yang dinilai tertutup, dengan kata lain adanya bidang IMMawati dalam

struktural juga merupakan sebuah diskriminasi gender. Julukan immawati melawan yang

selama ini selalu disematkan untuk immawati akan tetapi sangat bertolak belakang dengan

kondisi immawati saat ini, pemahaman immawati terhadap gender pun mengalami stagnansi

yang hanya berkutat pada pemahaman jika laki-laki berkerja perempuan boleh berkerja dan

masih selalu membahas tentang dapur, sumur kasur dan sebagainya. Selain itu immawati

pada saat ini masih sangat latah dalam persoalan gender maksudnya ialah ketika immawati di

benturkan oleh persoalan yang harusnya di perlukan peran immawati akan tetapi ia memilih

untuk mundur dan berujung peran laki-lakilah yang lebih dominan.

Jika Bidang Immawati Ar Fakhruddin mempunyai creative minority atau yang bisa

kita sebut sebagai identitas yang dimiliki oleh bidang immawati yaitu sekolah Immawan dan

2
Pegiat MIM indigenous school. 2009. Tak Sekedar Merah. Yogyakarta : Rangka Education. Hlm,. 57
Immawati (sekimm) maka seharusnya para alumni sekimm mempunyai pemahaman lebih

tentang gender di bandingkan kader yang tidak mengikuti sekim akan tetapi hampir mayoritas

kader yang mengikuti sekim tidak banyak bedanya dengan kader pada umum nya baik dari

segi intelektual maupun skill. Oleh karena itu perlu adanya kurikulum yang lebih jelas di

sesuaikan arah gerak cabang ARF dan grand desain immawati agar tidak terjadi pengulangan

materi antara materi diskusi yang ada di komisariat dengan materi sekimm.

Dalam sekimm harus mampu menghasilkan wisudawan dan wisudawati yang kritis

terhadap lingkungan sosial di sekitarnya sehingga dapat membuat sendiri wadah untuk

mengaktulisasikan ilmu yang dimiliki. Disini juga sangatlah diperlukan peran dari komisariat

untuk ikut serta dalam melakukan monitoring, evaluasi, mengasuh dan juga mengasah kader-

kadernya.

Kemudian berbicara tentang identitas immawati, identitas tidak hanya sekedar tentang
pakain yang di gunakan tapi juga tentang kemampuan yang ada didalam diri immawati yang
nanti nya benar-benar dapat menjadi identitas immawati AR Fakhruddin dan dapat di
kategorikan menjadi 3 macam yaitu :

1. Immawati harus bisa mempunyai kapasitas intelektual yang mumpuni sehingga


mampu mengaktualisasikan ilmu yang dimiliki untuk melakukan sebuah
perubahan. Hal dapat didukung dengan pengoptimalan keikutsertaan immawati
dalam cretive minority yang dimiliki oleh cabang. Sehingga yang dihasilkan
adalah immawati yang mampu untuk vokal / berani show up di ranah publik
sehingga dapat mengambil peran dalam segala tatanan sosial.
2. mempunyai skill baik dalam kesenian dan keterampilan immawati yang dimana
dari hal ini diharapkan bisa membentuk kemandirian immawati baik dimasa
sekarang maupun yang akan datang.
3. Bidang Immawati harus mampu menjadi poros pergerakan perempuan yang adil
gender dalam IMM dan jugasecara umum yang tetap sesuai dengan Al-Quran, As-
Sunnah, serta Muhammadiyah. Immawati juga harus peka terhadap isu-isu sosial
masyarakat terkait perempuan
Pada tanggal 11-13 agustus 2017 DPP IMM melakukan silaturahmi nasional (silatnas)
yang menghasilkan Beberapa rekomendasi yang dilahirkan antara lain berupa profile
IMMawati dan gerakan strategis advokasi perempuan. Selain itu DPP IMM Bidang
IMMawati juga menghasilkan Manifesto IMMawati; 1. IMMawati sebagai penguat Nilai
nilai Keislama; 2. IMMawai sebagai basis gerakan perempuan; 3. IMMawati sebagai Penguat
Pilar Bangsa.3 Dari hasil silatnas ini dapat diyakini bahwa identitas immawati akan cepat
terwujud.

Oleh karenanya, untuk mencapai itu semua yang telah dipaparkan di atas, perlunya
penguatan dan dukungan yang besar dari setiap elemen yang ada didalam IMM baik
dukungan secara moral, materil maupun gagasan agar apa yang telah diwacanakan bisa
terimplementasikan secara maksimal.

3
http://www.khittah.co/silatnas-immawati-dpp-imm-telah-lahirkan-tiga-manifesto-gerakan-
perempuan/7717/ diambil pada 20/09/2017, pukul 16.20

Anda mungkin juga menyukai