Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adinda Yuvita Lestari

Nim : 1762201124

Delegari : PK IMM FEB

Tema : Progresifitas Immawati

IMMAWATI UNTUK PERUBAHAN

Assalamualaikum wr,Wb

Sebelum penulis menjelaskan peran immawati alangkah baiknya kita mengetahui definisi
immawati terlebih dahulu. Secara definisi IMMawati adalah sebutan anggota Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) yang berjenis kelamin perempuan yang di lembagakan dalam structural
organisasi yang bernama “Devisi Immawati” yang berorientasi pada skill IMMawati dan kajian
kewanitaan Islam. Divisi Immawati tersebut diharapkan menjadi wadah bagi kader-kader putri
ikatan agar mampu menjadi kader yang berperan didalam masyarakat.

Dengan adanya divisi immawati bukan berarti memberikan sekat antara immawati dan
immawan. Divisi immawati ada untuk mewadahi orientasi gerakan perempuan yang memang
dititik beratkan pada skill dan kajiaan kewanitaan Islam agar nantinya dapat berperan dan
berkecimpung di masyarakat. Dan juga agar immawati mencapai posisi yang sama dengan
IMMawan tanpa mengurangi sisi keaggunannya.

Immawati itu sosok perempuan yang inner beauty, istiqomah, mampu diandalkan dari segi
intelektual juga oke, itu yang membedakan antara immawati dengan perempuan-perempuan
lainnya Immawati juga merupakan partner pendamping immawan, Immawati pula berperan
sebagai agen perubahan dan mengontrol dinamika ikatan. Immawati juga harus mampu
mengeksekusi strategis aksi perempuan disemua bidang. Hakikatnya immawati memiliki
kelembutan persuasif lebih tinggi dibanding pria, karena itu dalam berorganisasi immawati harus
lebih menggunakan logika dari pada perasaan agar terciptanya keharmonisan dalam ikatan.
Namun, Immawati saat ini cenderung terlalu sensitive terlalu menggunakan perasaan
dalam menjalakan segala sesuatunya. Sehingga munculah percikan-percikan masalah yang tidak
terlalu penting. Seharusnya immawati harus bersikap profesionalisme menyeimbangkan anatara
perasaan dengan logika. Agar semua kegiatan dapat berjalan. Immawati terlalu focus dengan
masalah kecil tanpa memikirkan kemajuan ikatannya. Sifat egoisme yang timbulpun menjadi
bumbu permasalahan. Kurangnya rasa saling memiliki antar kader membuat tidak ada keterikatan
antara immawati dengan immawati lainnya. Mereka terlalu sibuk dengan permasalahan hati
mereka.

Seharusnya sebagai immawati harus mampu menghilangkan sifat egois, menumbuhkan


rasa memiliki dan juga keterikatan satu sama lain. Sehingga akan berdampak pada berjalannya
kegiatan immawati. Ikatan ini adalah milik kita tak akan ada yang mampu menjaganya kecuali kita
orang yang ada di dalamnya. Immawati harus mampu mengubah pola pikirnya menumbuhkan rasa
peduli kepada ikatan, rasa peduli kepada seluruh anggota. Sehingga ikatan akan kuat dan tak akan
ada yang menghilang.

Dan juga banyak immawati yang tak mampu mengambil dan menyadari peran yang
dimiliki dalam tubuh ikatan ini. Dan juga progresifitas IMMawati yang rendah membuat
IMMawati seringkali hanya terdiam tidak lantang dalam meyuarakan suaranya. Imawati saat ini
terlalu focus dengan permasalahan intern tanpa berfikir untuk mengexplore diri secara ekstern.
Serta Mindset yang bergerak berdasarkan latar belakang (atau perkomisariat/fakultas).

Paradigma inilah yang menghalangi immawati dalam melakukan gerakan-gerakan


progresif. Seharusnya jika berbicara organisasi, berbicara ikatan, kita tidak hanya berbicara
tentang fakultas saja. Karena walaupun berbeda fakultas tetapi masih tetap dalam satu ikatan,
masih tetap satu tujuan, dan masih tetap satu cita-cita. Terdapat banyak hal yang amat penting
untuk dipahami diluar komisariat seperti bagaimana cara mengahrumkan ikatan yang sama-sama
kita cintai di luar sana. Dan juga harus menimbulkan rasa memiliki ikatan. Sehingga walaupun
berbeda komisariat/fakultas masih tetap merasa satu ikatan. Kegiatan yang melibatkan banyak
komisariatpun harus digiatkan, serta menghidupkan kajian-kajian yang membahas tentang ikatan
pula harus di munculkan agar seluruh immawati dapat memahami tentang persaudaraan antar
komisariat/fakultas. Sehingga tidak ada sekat diantara fakultas satu dengan fakultas lainnya
Rasa tidak percaya diri yang dimiliki oleh immawati juga salah satu factor lemahnya
progresifitas immawati, terlebih jika berbicara gerakan mahasiswa atau Lembaga. Itu dikarenakan
kurangnya bekal dan referensi tentang hal tersebut. Terlebih lagi jika dihatinya tidak ada
ketertarikan atau keinginan untuk mengetahui dan mendalami ilmu tentang strategi gerakan-
gerakan perempuan. Dan menganggapnya tidak penting dan hanya perlu dipahami oleh orang-
orang tertentu saja. Misalnya saja, “saya ini belajar di fakultas kesehatan , buat apa saya mendalami
ilmu tentang pergerakan ? toh, tidak nyambung dengan fakultas saya”.

Menjadi immawati itu harus memiliki daya fikir yang luas. Immati haru membudayakan
membaca, memperluaw wasasan. Sehingga ia dapat tampil dengan percaya diri dihadapan public.
Memperbanyak kajian-kajian dalam komisariat ataupun lainnya.

Dan juga hakikatnya immawati tidak hanya bergerak secara intern tetapi immawati pula
mempunyai hak untuk tampil di ranah public. Tidak hanya kajian seputar agama saja seharusnya
Kajian-kajian tentang pergerakan immawati serta peran immawati dalam tubuh ikatan pula
dilaksanakan. Agar immawati lebih percaya diri untuk tampil di ranah public. Immawati pula harus
belajar public speaking, belajar tentang jiwa kepemimpinan. Itu semua untuk melatih mental
immawati sehingga immawati dapat perperan seperti immawan. Namun selain itu immawati harus
menumbuhkan semangat dalam dirinya. Karena sejatinya immawan dan immawati memiliki hak
yang sama dalam menjalankan fungsinya di ikatan ini.

Tak jarang pula ketika wanita sudah mendapatkan gelar sebagai immawati timbul sifat
hedonisme di dirinya. Ini terjadi karena immawati tidak dapat memfilter yang mana seharusnya
dilakukan dan di tinggalkan. Sifat ini sangat tidak baik, karena immawati hanya akan berfikir
bagaiman dia tampil sempuran di mata public tanpa memikirkan pergerakan yang seharusnya ia
lakukan. Lebih parahnya jika immawati tidak lagi menjalankan kehidupannya sesuai dengan
syariat Islam.
Seharusnya immawati mampu menjaga kemuliannya dan menahan diri dari sifat tersebut.
Dan immawati harus menghindari sifat hedonism. Yaitu dengan membuat skala prioritas dan
meluruskan niat berada dalam ikatan ini. Karena gelar immawati yang saat ini kita emban memilik
peran yang bertolak belakang dengan sifat hedonisme. Rendah diri dan hiduplah dengan
sederhana, serta tumbuhkan rasa bersyukur. Niatkan semua karena Allah SWT saja. Karena
sejatinya gelar yang ia sandang hari ini adalah amanah yang diberikan untuk memperjuangkan
agama Allah swt.

Permasalahan diatas bukan hanya berartikan masalah tetapi juga tantangan. Tergantung
kita ingin menyikapinya diam dengan kehancuran atau bergerak untuk perubahan. semua itu yang
membuat immawati lemah dalam progresifitasnya. Namun, jika kita sungguh-sungguh ingin
berubah. Maka tak akan mustahil jika immawati mampu berperan baik dalam tubuh ikatan. Maka
dari itu harus ada gerakan perubahan. Merubah segala mindset yang salah. Lakukan perubahan
sesegera mungkin, lakukan dengan maksimal dan dapatkan hasil yang terbaik. Sekali lagi saya
ingin sampaikan bahwa mati hidupnya ikatan ini ada di tangan kita tidak hanya immawan tetapi
juga immawati. Hidup matinya ikatan ini tergantung orang didalmnya. Hidup matinya ikatan ini
adalah sebuah amanah yang akan ada pertanggung jawabannya. Dan majunyna ikatan ini adalah
tanggung jawab kita Bersama.

Jika kematangan jati diri seorang Immawati sudah mantap. Maka secara otomatis itu akan
menimbulkan praksis kegiatan immawati baik dalam kegiatan intern ikatan maupun kegiatan
social ekonomi sehingga immawati dapat memberikan dan menawarkan solusi alternative yang
mampu mengeluarkan perempuan-perempuan dari permasalahan kekerasan, ekonomi dan masih
banyak gerakan lainnya. Serta diharapkan pula immawati dapat menjadi kreator-kreator sejati
dengan membawa nilai-nilai profetisme gerakan dalam melakukan proses perubahan secara
terpadu dan berkesinambungan, sehingga kedepannya immawati mampu berakselerasi dengan
kondisi zaman yang ada tanpa harus tercerabut dari akar transcendental yang dipahami secara
prinsipil . dan immawati mampu mempertahankan ideologi nya dan istiqomah di saat dia tidak lagi
berkecimpung sebagai aktivis.
Immawati, saudaraku bangkitlah aku yakin kita semua adalah pejuang sejati. Ketika
harapan, usaha yang di lakukan ini adalah proses, Maka jalanilah itu. Susah, gundah, letih itu
menjadi perasaan yang kamu rasakan setiap waktu. Tapi yakinlah bersusah-susah dahulu,
bersenang-senang kemudian adalah benar. Sebab, tidak ada yang tidak mungkin dilakukan tanpa
usaha dan kerja keras yang gigih, tabah, serta jangan lupa mendekatkan diri kepada Allah swt,
agar Allah Swt senantiasa memberikan jalan kemudahan serta keridhoanNya. Sumbangkan segala
kemampuanmu baik tenaga fikiran dan suaramu untuk perubahan ikatan kita dan juga untuk
perubahan bangsa ini kearah yang lebih maju

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Qhoirot

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai