Oleh
DJUNAIDI ISHAK, SE.,M.Si
Wakil Rektor IV UMMU dan Dosen AIK
PENGANTAR
Konsep kehidupan Islami warga Muhammadiyah
dalam ranah ibadah menegaskan bahwa:
1. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk
senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah
terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan
beribadah yang tekun menjauhkan diri dari
jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar
kepribadian yang shalih, yang menghadirkan
kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan
sesamanya.
Lanjutan……
2. Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan
ibadah mahdah dengan sebaik-baiknya dan
menghidup-suburkan amal nawafil (ibadah
sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta
menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu
yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga
tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku
yang terpuji.
Untuk dapat mewujudkan berbagai tujuan itu, maka
terlebih dahulu harus mengerti hakikat dan
makna dari konsep ibadah itu sendiri.
MAKNA SUBSTANTIF DAN URGENSI
IBADAH
Secara bahasa, kata ibadah berasal dari bahasa
Arab al-abdiyyah, al-ubudiyyah dan al-’ibadah
yang berarti: ketaatan.
Kata al-ubudiyyah identik dengan kata al-khudhu’
dan adz-dzull yang berarti ketundukan dan
kehinaan.
Oleh karena itu, kata at-ta’bid yang berarti
menundukkan diri sama dengan kata at-tadzilil
yang bermakna merendahkan diri di hadapan
Allah
Lanjutan.......
Kata al-’ibadah juga memiliki
persamaan makna dengan kata
khudu’, dan tadzallul.
Ibadah merupakan suatu bentuk
ketundukkan kepada eksistensi
tertinggi (baca: Allah) yang memberi
nikmat dan anugerah tertinggi
kepada manusia.
Lanjutan.........