Disusun Oleh
Kelas : A-1
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
serta penyertaan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Hasil
Wawancara Psikolog atau Ilmuwan Psikologi” dalam memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
untuk mata kuliah Agama II.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Hartini selaku Penanggung
Jawab Mata Kuliah (PJMK) dan selaku dosen pengajar kelas A-1 yang telah mengajarkan dan
membimbing saya selama pembelajaran di kelas. Terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap dengan tersusunnya makalah ini, dapat membantu para pembaca
yang mungkin membutuhkannya. Penulis pun menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, sehingga diharapkannya kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan penyusunan makalah selanjutnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Terima kasih dan selamat membaca
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap profesi dalam dunia ini, pastinya terdapat aturan-aturan tertentu yang sudah
disusun sedemikian rupa agar selalu berjalan sesuai norma dan hukum yang berlaku. Pada
laporan penugasan ini, akan difokuskan kepada profesi bidang psikologi. Psikologi adalah
salah satu disiplin ilmu di Indonesia yang berfokus pada perilaku dan proses mental
seseorang. Sebagai disiplin ilmu, ilmu psikologi memiliki kode etik yang menjadi pedoman.
Kode Etik merupakan seperangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan sebaik-
baiknya dalam melaksanakan kegiatan sebagai Psikolog dan Ilmuwan Psikologi di Indonesia
(Himpunan Psikologi Indonesia, 2010).
Dalam Kode Etik Psikologi mengenai praktik atau layanan psikologi, psikolog
dan ilmuwan psikologi memiliki kewenangan yang berbeda. Layanan psikologi
adalah segala aktivitas pemberian jasa dan praktik psikologi dalam rangka menolong
individu dan/atau kelompok yang dimaksudkan untuk pencegahan, pengembangan
dan penyelesaian masalahmasalah psikologis (Himpunan Psikologi Indonesia, 2010).
Menurut Himpunan Psikologi Indonesia (2010), Psikolog memiliki kewenangan
dalam memberikan pelayanan psikologi yang meliputi praktik klinis dan konseling,
penelitian, pengajaran supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan
kebajikan, intervensi sosial dan klinis, pengembangan instrumen asesmen psikologi,
penyelenggaraan asesmen, konseling, konsultasi organisasi, aktifitas-aktifitas dalam
bidang forensik, perancangan dan evaluasi program, serta administrasi.
Teknik penggalian data yang digunakan dalam penugasan ini adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah sebuah prosedur sistematis untuk menggali
informasi mengenai responden dengan kondisi dimana satu set pertanyaan ditanyakan dengan
urutan yang telah disiapkan oleh pewawancara dan jawabannya direkam dalam bentuk yang
terstandarisasi (Singh, 2004). Wawancara digunakan untuk mengungkap informasi lebih
dalam tentang praktik dan layanan psikologi, tantangan dan hambatan yang dihadapi, dan
keterkaitannya dengan Kode Etik Psikologi.
Pembuka Identitas Diri Subjek Boleh Anda memperkenalkan diri terlebih dahulu dan
mungkin apakah bisa dijelaskan sedikit tentang
kesibukan Anda saat ini?
Isi Gambaran Layanan Sudah berapa lama Anda melakukan praktik sebagai
Psikologi yang psikolog?
Dilakukan Subjek
Selama menjadi psikolog, layanan apa yang sudah
diberikan oleh Anda?
Penutup Ucapan terima kasih Terima kasih atas partisipasi Anda dalam mengikuti
dan penutupan kegiatan wawancara hari ini. Sekiranya terdapat
pernyataan dari Anda yang kurang saya pahami,
apakah saya boleh menghubungi Anda via chat untuk
mengkonfirmasi?
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pekerjaan Psikolog
3.4.2 Tantangan
BAB IV
REKOMENDASI
4.1 Diskusi
Dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui lebih dalam tentang
pendidikan dan pelayanan psikologi. Hal ini membuat banyaknya layanan psikologi yang
illegal. Seorang psikolog sendiri harus memiliki Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) yang
dikeluarkan langsung oleh HIMPSI agar bisa melakukan asesmen dan intervensi terhadap
klien. Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) bisa didapatkan dengan mengumpulkan portofolio
kasus yang pernah ditangani, lalu mengikuti serangkaian pelatihan, dan yang terakhir
melakukan sesi konfirmasi melalui wawancara. Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) memiliki
masa berlaku selama 5 tahun.
Seperti yang tertera pada UU Nomor 23 Tahun 2022 Pasal 24 (Indonesia, 2010, 14),
berbunyi:
”Ketentuan mengenai registrasi dan izin praktik bagi Psikolog yang memberikan Layanan
Psikologi di fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang kesehatan”.
Dari pasal diatas bisa kita ketahui Bersama jika seseorang yang ingin menjadi
Psikolog dan ingin melakukan asesmen – intervensi harus melakukan prosedur yang telah
ditetapkan oleh HIMPSI, jika seorang tersebut melanggar pasal yang tertera diatas maka
pihak HIMPSI akan melakukan beberapa tindakan tegas untuk menangani masalah yang
terjadi, Jika HIMPSI berhasil menemukan dan mendapati laporan bahwa ditemukan tempat
pelayanan psikologi tidak memiliki izin praktik, maka HIMPSI akan melakukan pengecekan
mendetail. Dan jika benar maka pelayanan psikologi tersebut akan dibekukan sementara
hingga temoat tersebut telah layak dan sudah mendapatkan izin praktik dari HIMPSI.
Tindakan yang dilakukan oleh HIMPSI adalah dengan melakukan pembinaan kepada
Psikolog tersebut, dan Tindakan tegas yang diberikan HIMPSI ini agar memberikan
pembelajaran terdapat pelayanan psikologi yang belum mendapatkan surat izin praktik agar
tidak membuka izin praktik secara illegal.
4.2 Kesimpulan
4.3 Rekomendasi
Secara kode etik. kita harus menjaga perilaku diri sendiri baik dalam bersikap,
memberikan pelayanan menjadi hal yang penting. Ketika kita melakukan semua hal dijalan
yang benar pasti tidak ada suatu permasalahan. Ketika menggunakan alat tes kita harus
menggunakan secara bijak agar tidak melanggar Kode Etik Psikologi serta selalu menjaga
kerahasiaan hasil dari alat tes tersebut untuk tidak disalah gunakan oleh klien maupun orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Singh, A.K. 2004. Tests, Measurements and Research Methods in Behavioral Sciences. Patna:
Bharati Bhawan
Indonesia, H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia (1 ed). Jakarta, Indonesia: Pengurus
Pusat HIMPSI.
LAMPIRAN