Gangguan klinis merupakan pola perilaku abnormal (gangguan mental) yang meenyebabkan
hendaya fungsi dan perasaan tertekan pada individu. Kondisi lain yang mungkin menjadi fokus
perhatian:
Gambaran utama:
2. F10-F19: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif lainnya
3. F20-F29: Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual
tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruhi termasuk bahasa, keterampilan visuo-
spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan
bertambahnya usia
4. F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja
Aksis III: Kondisi Medik Umum
Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin penting bagi pemahaman atau
penyembuhan atau penanganan gangguan mental individu. Meliputi kondisi klinis yang diduga menjadi
penyebab atau bukan penyebab gangguan yang dialami individu.
Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses
pelayanan kesehatan, hukum, psikososial. Masalah psikososial dan lingkungan. Mencakup peristiwa
hidup yang negatif maupun positif,dan kondisi lingkungan dan sosial yang tidak menguntungkan, dll.
Aksis V: Penilaian Fungsi secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
Assessment fungsi secara global mencakup assessment menyeluruh tentang fungsi psikologis
sosial dan pekerjaan klien. Digunakan juga untuk mengindikasikan taraf keberfungsian tertinggi yang
mungkin dicapai selama beberapa bulan pada tahun sebelumnya.
100-91: gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 : gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial
70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik
40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi
30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua
bidang
20-11 : bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
B. Diagnosis
b. Pendekatan Dimensional
c. Pendekatan Prototipikal
Sistem kategori gangguan dengan menggunakan ciri-ciri penentu esensial, dan sejumlah variasi pada
beberapa karakteristik lainnya. Kelemahannya: batas-batas kategori tidak jelas dan ada beberapa
gangguan yang memiliki kesamaan gejala.
Ciri-ciri DSM:
a. DSM bersifat deskriptif, yang menguraikan ciri-ciri diagnostik dari perilaku abnormal, tidak
menjelaskan penyebabnya.
b. Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik sehingga mendeskripsikan ciri-ciri esensial (kriteria
yang harus ada) dan ciri-ciri asosiatif (kriteria yang sering diasosiasikan dengan gangguan tapi tidak
esensial).
c. Pola perilaku abnormal yang memiliki ciri-ciri klinis yang sama dikelompokkan menjadi satu.
d.Sistem bersifat multiaksis yaitu menggunakan sistem yang multidimensional sehingga memiliki
jangkauan informasi yang luas tentang keberfungsian individu.
Tujuan diagnosis:
• Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan hasil dari diagnosis
yang telah dilakukan.
Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan informasi
klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas individu
dengan diagnosis yang sama.
Penggunaan model biopsikososial.