Pendidikan
Satrianawati
Mahasiswa Pendidikan Dasar UNY,
Satrianawati@gmail.com, 0853-4058-1089
ABSTRAK
Masa tua bahagia adalah suatu harapan dan impian semua orang. Pada masa tua
banyak faktor yang dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang. Masa lansia merupakan
periode terakhir dalam kehidupan manusia. Masa lansia ditandai dengan adanya
beberapa perubahan baik secara fisik, psikologis maupun sosial, dimana perubahan ini
akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental lansia. Perkembangan fisik yang lebih
dekat dengan penuaan. Perkembangan kognitif di masa dewasa akhir, secara garis besar
terbagi dalam lima bagian yaitu: Fungsi kognitif pada orang lanjut usia, perkembangan
bahasa, pekerjaan dan pensiun, kesehatan mental, dan Agama. Ada tiga aspek yang
dilihat terkait dengan proses perkembangan pada masa lansia terkait dengan pendidikan,
yaitu: perkembangan fisik lansia, perkembangan kognitif lansia, dan perkembangan
sosio-emosi pada lansia. Jadi makalah ini membahas tentang perkembangan pada masa
dewasa Akhir dalam rentang kehidupan manusia.
PENDAHULUAN
Masa lansia merupakan periode terakhir dalam kehidupan manusia. Masa lansia
ditandai dengan adanya beberapa perubahan baik secara fisik, psikologis maupun
sosial, dimana perubahan ini akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental lansia.
Seseorang telah menjadi lanjut usia dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri fisik, mental age
dan chronological age. Rambut memutih, kulit berkeriput, gigi mulai tanggal serta
keropos tulang merupakan ciri-ciri fisik yang sering muncul pada individu yang lanjut
usia meski sebenarnya tidak terlalu jelas kapan mulai terjadinya proses menjadi tua ini
(Hurlock,1996).
Menurut Dawson, dkk (Santrock, 2000) hampir dua per tiga dari seluruh wanita
di atas usia 60 tahun terkena osteoporosis atau keropos tulang. Ciri-ciri fisik pada masa
lanjut usia tersebut biasanya terjadi sangat bervariasi pada setiap individu dan bahkan
tidak dapat dijadikan patokan utama karena seorang yang belum lanjut usia pun dapat
memiliki ciri tersebut misalnya rambut sudah memutih. Perubahan fisik yang ada ini
dinyatakan dengan penuaan (aging). Aging is slow process during which the body
undergoes changes that eventually bring about death, even if no marked disease or
disorder is present (Mader, 2006: 326). Sementara itu, mental age sebagai salah satu
indikator seseorang telah memasuki masa lanjut usia dapat dilihat antara lain melalui
kemampuan kognitif seseorang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Baltes, dkk
(Santrock, 2000) ditemukan bahwa kecepatan memproses informasi mengalami
penurunan pada masa lanjut usia.
Berdasarkan chronological age, juga terdapat beberapa pendapat mengenai
batasan usia bagi seorang dewasa lanjut. Menurut Santrock (2000) masa dewasa lanjut,
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Fisik di Masa Dewasa Akhir
Penuaan adalah serangkaian proses yang dimulai dengan hidup dan berlanjut
sepanjang siklus kehidupan. Penuaan mewakili waktu akhir rentang hidup, waktu
ketika individu melihat masa lalu dalam kehidupannya, prestasi hidup masa lalu dan
mulai menyelesaikan tugas kehidupannya. Upaya menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi pada usia tua memperlihatkan bahwa seorang individu
fleksibel dan berusaha mengembangkan keterampilan untuk beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka (Warnick, 1995).
Pernyataan tersebut didukung oleh teori biologis mengenai proses penuaan
yaitu tentang teori evolusioner, menyatakan bahwa seleksi evolusioner menurun
seiring bertambahnya usia (Baltes, 2003) dalam teori evolusioner tentang penuaan,
seleksi alami tidak mengeliminasi banyak kondisi berbahaya dan karakteristik
nonadaptif pada orang-orang dewasa lanjut usia (Austad, 2009), maka keuntungan
yang diberikan dari teori evolusioner menurun dengan usia karena seleksi alam
berkaitan dengan kebugaran reproduktif (Santrock, 2012: 141)
2. Perkembangan Kognitif di Masa Dewasa Akhir
Perkembangan kognitif di masa dewasa akhir, secara garis besar terbagi
dalam 5 bagian yaitu: (1) Fungsi kognitif pada orang lanjut usia; (2) Perkembangan
bahasa; (3) Pekerjaan dan pensiun; (4) Kesehatan mental; dan (5) Agama.
a) Fungsi Kognitif pada Orang Lanjut Usia
Fungsi kognitif pada orang lanjut usia dibagi dalam 5 pokok bahasan,
yaitu: (1) multidimensionalitas dan multidireksionalitas, (2) pendidikan, pekerjaan
dan kesehatan, (3) gunakanlah atau anda akan kehilangan, (4) pelatihan
keterampilan kognitif, (5) neurosains kognitif dan proses menjadi tua.
1) Multidimensionalitas dan Multidireksionalitas
Kognisi merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional
(Margrett & Deshpande-Kamat, 2009), artinya terdapat beberapa dimensi
kognisi yang mengalami kemunduran seiring dengan bertambahnya usia. Pada
beberapa orang dimensi ini mungkin tetap stabil atau bahkan mengalami
kemajuan (Santrock, 2012: 171).
Baltes menekankan pembedaan antara mekanika kognitif (arsitektur
neurofisiologis, termasuk otak) dan pragmatik kognitif (perangkat lunak
berbasis budaya dari pikiran). Pada orang-orang lanjut usia, mekanika kognitif
cenderung mengalami kemunduran dibandingkan pragmatik kognitif. Para
KESIMPULAN
Masa lansia merupakan tahap akhir pada perkembangan manusia. Pada tahap ini
manusia mengalami penurunan fungsi fisik dan psikologis seperti penurunan fungsi
anggota gerak, kecepatan dalam berfikir, penurunan kesehatan dan sebagainya. Kualitas
hubungan dengan lingkungan sosial terutama keluarga merupakan faktor penting yang
dapat membantu lansia untuk lebih mudah melewati kehidupannya. Dukungan keluarga
membantu lansia menekan adanya emosi negatif dan merubahnya menjadi emosi
positif. Peningkatan spiritualitas dan religiusitas merupakan wujud dari bentuk
kepasrahan yang menjadi jalan bagi lansia untuk menerima segala perubahan yang
dihadapi. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari dunia pendidikan dalam
mempersiapkan lansia untuk menghadapi masa tua sehingga para lansia siap
menyambut masa lanjut usianya.
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.Usia tua
dimaknai subjek sebagai usia yang sudah mendekati kematian, akan banyak mengalami
sakit, harus sabar dan mendekati agama, serta harus bisa menerima keadaan. Kurangnya
persiapan dalam menghadapi masa lansia dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada kondisi psikologis dan emosional lansia seperti depresi, kesepian, kurangnya
penerimaan diri dan sebagainya.
Proses pendidikan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hidup manusia.
Pendidikan memiliki peranan untuk membantu mempersiapkan datangnya masa lanjut
usia sehingga lansia dapat mencapai lanjut usia berhasil (optimal aging). Optimal aging
berkaitan dengan keluarga mereka dan masyarakat, memiliki koping yang baik dengan
perubahan kehidupan yang negatif, menikmati hubungan dekat yang bahagia dengan
DAFTAR PUSTAKA
Berk, Laura E. 2012. Development Through the Lifespan (Edisi 5) Dari Masa Dewasa
Awal Sampai Menjelang Ajal (Volume 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Terjemahan dari Development Through the Lifespan Fift Edition.
Endang Ekowarni, dkk. (2012). Pengalaman Emosi dan Mekanisme Koping Lansia
yang Mengalami Penyakit Kronis. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah
MadaVolume 39, No. 2, Desember 2012: 208 – 221
Kusumiati, Ratriana Yuliastuti Endang. 2009. Tinggal Sendiri Di Masa Lanjut Usia.
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Jurnal Humanitas Vol 6. No. 1
Januari 2009.
Mader, Sylvia, S. 2006. Human Biology. Ninth Edition. New York: The McGraw-Hill.
Rathus, Spencer, A., Nevid, Jeffrey, S., & Rathus, Louis Ficher. 1993. Human Sexuality
in a World of Diversity. The United States of America, New York City:
Humphrey Fine Art.
Santrock, John, W. 2012. Life Span Development (Edisi Ketigabelas. Jilid II). Jakarta:
Erlangga.
Singh, Archana and Nishi Misra. (2009). Loneliness, Depression And Sociability In Old
Age. Ind Psychiatry J. 2009 Jan-Jun; 18(1): 51–55.