Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Psikologi Sosial

2018, Vol. 16, No. 02, 86-100


doi: 10.7454/jps.2018.9

RELAKAH ANDA MENUNGGU? MENGUJI EFEK MODERASI WAKTU


TUNGGU PADA FENOMENA ZERO PRICE EFFECT
DALAM KEPUTUSAN MEMBELI
Sarah Gracia Keinamada*, Wada Anzilah, & Erita Narhetali
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok
*Email: keinamada@gmail.com

Abstrak
Ketika ditawarkan produk secara gratis konsumen cenderung rela mengorbankan
waktunya untuk mendapatkan produk tersebut. Fenomena ini adalah manifestasi dari
fenomena zero-price effect; dimana konsumen menilai barang dengan nilai terlalu tinggi
saat ditawarkan produk gratis. Apabila waktu tunggu memengaruhi perceived value dan
keputusan membeli konsumen, maka waktu tunggu sebelum mendapatkan produk gratis,
menyebabkan perceived value konsumen terhadap produk gratis akan semakin
meningkat, membuat konsumen mengalami fenomena zero price effect, dan
meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli. Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji efek moderasi waktu tunggu dalam keputusan membeli konsumen terhadap
produk gratis yang ditawarkan. Penelitian eksperimental memiliki 2 (harga: gratis vs.
diskon) × 2 (waktu tunggu: tidak ada waktu tunggu vs ada waktu tunggu) between-subject
desain faktorial. Partisipan (N=54) ditugaskan secara acak pada kelompok berbelanja
produk diskon atau gratis kemudian diminta untuk memilih produk yang ingin mereka beli.
Mereka kemudian segera diberikan produk atau diminta untuk menunggu sebelum
mendapatkan barang yang mereka pesan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan dari keputusan membeli antara kelompok yang ditawarkan produk
secara gratis dengan kelompok harga diskon, baik ketika mereka berada dalam situasi
ada waktu tunggu atau tidak ada waktu tunggu.

Kata kunci: harga; zero price effect; ekonomi perilaku; waktu tunggu; keputusan membeli;
gratis

Abstract
When being offered products for free consumers tend to be willing to sacrifice their time to
acquire these products. This phenomenon is a manifestation of the zero-price effect
phenomenon; when consumers overvalue an item if it is offered for free. Assumming
waiting time is a form of situational cues which affects the perceived value and the
consumer’s purchase decision, hence waiting time before getting a free product will
increase consumer’s perceived value towards the free products, making the consumers
experiencing the zero price effect phenomenon, and increase the consumers’s purchase
decision. The purpose of this study is to test the moderating effect of waiting time on a
consumer’s purchase decision of the free products offered. This experimental research
has a 2 (price: free vs. discount) × 2 (waiting time: no waiting time vs. waiting time)
between-subject factorial design. Participants (N = 54) were assigned randomly to the
discounted or free product group then asked to select the product they wish to purchase.
They were then given the product immediately or asked to wait prior to getting the item
they ordered. The results showed that there was no significant difference in the purchase
decision between groups being offered products for free compared to the group paying
discount prices, whether they are in a situation with or without waiting time.

86
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 87

Keywords: price; zero price effect; behavior economic; waiting time; purchase decision;
free product.

Pendahuluan an. Terdapat kemungkinan bahwa waktu


Tidak jarang kita temukan kondisi tunggu juga memengaruhi bias kognitif
saat konsumen rela mengorbankan ba- kita dan mendorong kita untuk menilai
nyak hal, termasuk waktu, hanya untuk barang gratis dengan harga yang tinggi.
mendapatkan produk gratis. Sebagai con- Penelitian ini bertujuan melihat efek
toh, beberapa warga Jakarta rela me- moderasi dari waktu tunggu terhadap
ngantre berjam-jam demi menaiki bus fenomena barang gratis.
wisata Explorer secara gratis pada tahun Zero Price Effect. Fenomena Zero
baru (RMOL.CO, 2018). Ada lagi kisah Price effect adalah situasi dimana kon-
seorang pria paruh baya meninggal sumen cenderung menilai barang yang
akibat kelelahan saat mengantre untuk ditawarkan terlalu tinggi saat konsumen
mendapatkan dana Program Simpanan dihadapkan dengan tawaran untuk mem-
Keluarga Sejahtera sebesar Rp 600.000 peroleh produk tersebut secara gratis
di Pasuruan (Liputan6, 2015). Tahun (Shampanier, Mazar, & Ariely, 2007).
2014 silam, acara pembagian es krim Contohnya terlihat pada hasil studi yang
gratis yang dilakukan oleh produsen es dilakukan oleh Shampanier dkk. (2007),
krim Wall’s di Surabaya berakhir ricuh. dimana mereka menemukan bahwa ma-
Banyak warga Surabaya berebut untuk hasiswa lebih memilih membeli cokelat
mendapatkan es krim gratis dan rela Hershey’s yang ditawarkan secara gratis
menunggu lama hingga sehari sebelum- walaupun dipersepsikan kurang bernilai
nya (Tempo.co, 2014). dibandingkan Lindt yang dipersepsikan
Bila dilihat dari sudut pandang ra- lebih bernilai dan ditawarkan dengan
sional, pengorbanan-pengorbanan yang harga yang sangat murah.
dilakukan pada contoh di atas untuk Menurut Shampanier dkk. (2007),
memperoleh suatu produk secara gratis ada tiga hal yang dapat menyebabkan
tidak sebanding dengan nilai produk yang terjadinya zero price effect. Penyebab
didapatkan. Ariely (2008) menjelaskan pertama adalah perbedaan standar nor-
bahwa hal ini merupakan bias kognitif, ma yang digunakan seseorang dalam
fenomena yang tidak jarang terjadi dalam bertransaksi pada konteks gratis diban-
pengambilan keputusan manusia, terma- dingkan ketika harus membayar. Saat
suk keputusan membeli. Bias ini disebab- suatu transaksi tidak melibatkan uang,
kan oleh afek yang muncul akibat harga seseorang akan melihat transaksi ter-
barang yang gratis yang kemudian diter- sebut sebagai pertukaran sosial, dimana
jemahkan dalam kerelaan kita untuk me- seseorang mau untuk memberikan dan/-
ngorbankan waktu demi memperoleh ba- atau menerima suatu produk dengan
rang gratis. Bagaimanapun, ketika kita alasan untuk membina hubungan sosial
menunggu untuk mendapatkan barang yang ada. Namun, saat suatu transaksi
gratis, ada hal lain yang sebenarnya melibatkan uang sebagai alat tukar, maka
dapat kita lakukan untuk meluangkan seseorang akan berusaha untuk menda-
waktu tersebut dibandingkan hanya me- patkan keuntungan sebesar-besarnya dan
ngantre. melakukan pengorbanan sekecil-kecilnya.
Akan tetapi, waktu tunggu saat me- Kedua, sebagai manusia, konsumen me-
ngantre sendiri telah ditemukan dapat miliki keterbatasan dalam memberikan
memengaruhi keputusan membeli, walau- nilai untuk aspek-aspek yang tidak bisa
pun dampaknya masih menjadi perdebat- dikuantifikasi sehingga konsumen ter
88 Keinamada, Anzilah & Narhetali

Lihat harga tidak ada mengabaikan ZERO


produk pengorbanan BIAS faktor-faktor PRICE
uang lain EFFECT

Gambar 1. Mekanisme terjadinya zero price effect

biasa mengambil keputusan dalam mem- tor utama yang menjadi pertimbangan
beli berdasarkan harga dari suatu barang konsumen dalam membeli suatu produk
dan menilai menilai apakah harga dari (Kotler & Armstrong, 2010) dan indikasi
suatu produk sesuai dengan manfaat utama dalam menilai kualitas produk
yang dirasakan. Ketika harga barang ter- (Monroe & Rao, 1989). Namun terdapat
sebut tidak ada, konsumen tidak memiliki faktor-faktor lain selain harga yang me-
acuan dalam memberikan nilai kepada rupakan komponen yang tergolong se-
barang tersebut dan tidak perlu mem- bagai non monetary price atau biasa
pertimbangkan apakah harga produk ter- disebut juga sebagai behavioral price.
sebut sebanding dengan manfaatnya “Non monetary price” adalah harga yang
karena tidak ada uang yang perlu di- dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu
keluarkan untuk mendapatkan produk ter- yang tidak berbentuk moneter, meliputi
sebut. Terakhir, sifat manusia yang takut waktu (Petrick, 2002; Ali, 2007) usaha,
akan kehilangan sesuatu membuat pilih- risiko, ketidakpastian (Li & Green, 2011),
an gratis memberikan efek emosional kesempatan yang hilang untuk menikmati
yang positif, karena tidak ada risiko untuk produk lainnya (Shampanier dkk., 2007)
kehilangan yang terlihat saat manusia atau hal-hal yang secara umum dikate-
memilih untuk mendapatkan produk se- gorikan sebagai harga psikologis dan
cara gratis. Akibatnya, seseorang terlalu transaksional (Miltgen, 2012).
fokus kepada harga yang tidak perlu Waktu Tunggu. Waktu memiliki
dibayar untuk memperoleh suatu produk nilai yang setara dengan kemungkinan
dan mengabaikan pengorbanan-pengor- biaya (opportunity cost) dari suatu produk
banan dari sisi lainnya. (Becker, 1965). Waktu sebagai non mo-
“Zero Price Effect” membuat manusia netary price, mengindikasikan waktu se-
memiliki kecenderungan bias kognitif bagai komoditas yang berharga. Sehing-
dalam menilai pengorbanan tersebut se- ga, situasi dimana waktu dipersepsikan
banding dengan keuntungan yang di- terbuang secara sia-sia (contohnya ada-
peroleh dengan mendapatkan suatu pro- lah situasi menunggu yang melebihi waktu
duk secara gratis (Ariely, 2008) (lihat tunggu yang diharapkan), seharusnya
gambar 1). Fenomena ini juga membuat akan ditafsirkan sebagai sebuah kehi-
seseorang tidak mempertimbangkan se- langan yang tidak disukai oleh manusia
cara rasional berbagai manfaat dan pe- (Leclerc, Schmitt, & Dubé, 1995).
ngorbanan dalam mengambil keputusan Manusia lebih menyukai untuk me-
membeli produk. Lebih lanjut lagi, fe- nikmati produk segera, sehingga produk
nomoena ini membuat seseorang hanya yang diterima di masa depan secara
fokus melihat keuntungan memperoleh subjektif dinilai lebih rendah (didiskon)
produk tersebut secara gratis. dibandingkan produk yang diterima saat
Ada banyak hal yang bisa konsu- ini juga (Doyle, 2013; Green, Myerson, &
men korbankan untuk memperoleh pro- Macaux, 2005). Hal ini terjadi karena
duk secara gratis. Harga merupakan fak- konsumen akan mempersepsikan waktu
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 89

tunggu, atau kehilangan waktu, secara Keputusan membeli. Proses dari


linear dengan investasi mereka pada Keputusan membeli (purchase decision)
produk tersebut (Leclerc dkk., 1995) dan adalah proses perjalanan yang sirkuler,
nilai dari konsekuensi yang akan diterima mulai dari pertimbangan awal; evaluasi
di masa mendatang dari produk tersebut aktif, atau proses meneliti potensial pro-
dipersepsikan lebih kecil bila dilihat pada duk/jasa; paparan, ketika konsumen
masa sekarang (Soman dkk., 2005). membeli merek; dan pasca-pembelian,
Nyatanya, waktu tunggu terhadap ketika konsumen menggunakan produk/
keputusan membeli masih memiliki efek jasa (Court, Elzinga, Mulder, & Vetvik,
yang belum pasti. Banyak studi yang me- 2009).
nemukan efek buruk dari waktu tunggu, Menurut teori ekonomi perilaku, ada
seperti menurunkan kepuasan konsumen banyak faktor yang memengaruhi peri-
dalam berbelanja (Gail & Scott, 1995; laku ekonomi konsumen, termasuk ke-
2010) berdampak buruk terhadap eva- putusan membeli. Mulai dari loss aver-
luasi produk secara keseluruhan (Baker & sion (Kahneman & Tversky, 1984), choice
Cameron, 1996; Taylor, 1994) dan mem- overload (Toffler, 1970), anchoring (Tver-
berikan pengalaman negatif (Larson, sky & Kahneman, 1974), normal sosial
1987). (Melnyk, van Herpen, & van Trijp, 2010),
Akan tetapi, terlepas dari efek buruk hingga petunjuk situasional seperti musik
yang disebabkan oleh waktu tunggu, wa- (North, Hargreaves, & McKendrick, 1999).
ktu tunggu juga dipercayai dapat mem- Khusus, untuk produk makanan, hubung-
berikan informasi mengenai nilai dari an kualitas dengan harga adalah faktor
suatu produk (Koo & Fisbach, 2010; yang paling penting dalam memberikan
Giebelhausen, Robinso & Cronin, 2011). nilai tinggi untuk suatu produk, dimana
Lebih jauh lagi, beberapa penelitian bah- persepsi konsumen tentang kualitas dan
kan menemukan efek positif dari waktu harga sesuai dengan harapan mereka
tunggu, yakni; sebagai faktor yang me- (Nguyen & Gizaw, 2014)
ningkatkan nilai suatu produk (Koo & Petunjuk situasional menjadi fokus
Fisbach, 2010), meningkatkan kepuasan utama yang memengaruhi keputusan
konsumen dalam intensi untuk membeli membeli dalam penelitian ini. Penjelasan
dan kepuasan dalam berbelanja (Giebel- teoritis di atas menjabarkan bahwa waktu
hausen dkk., 2011). tunggu adalah salah satu bentuk dari
Nilai dari suatu produk tidak jarang petunjuk situasional. “Zero price effect”
sulit untuk diobservasi dan ambigu beserta waktu tunggu memiliki efek positif
(Murray, 1991). Seperti yang sudah di- terhadap harga yang dipersepsi (perceiv-
sampaikan sebelumnya, kesulitan manu- ed value) konsumen. Terdapat banyak
sia untuk mengkuantifikasi suatu produk studi yang menyatakan bahwa harga
menyebabkan mereka kemudian meng- yang dipersepsi memiliki hubungan yang
acu kepada tanda-tanda atau sinyal untuk positif dengan intensi untuk membeli
memberikan nilai pada produk, dimana suatu barang (Chi, Yeh & Tsai, 2011;
informasi ini menurut mereka dapat di- Sirohi, McLaughlin & Wittink, 1998;
percayai atau evaluatif (Murray1991; Asgarpoul, Hamid & Sulaiman, 2015).
Senecal and Nantel 2004). Waktu tunggu Sehingga, dengan mengasumsikan bah-
kemudian menjadi kondisi yang menyam- wa waktu tunggu merupakan bagian dari
paikan informasi tersebut, dengan cara petunjuk situasional yang meningkatkan
seolah memberikan petunjuk mengenai perceived value dan memengaruhi ke-
evaluasi positif konsumen lain terhadap putusan membeli konsumen, maka waktu
barang tersebut dan tuntutan barang tunggu sebelum mendapatkan produk
tersebut di pasaran. gratis, menyebabkan perceived value
konsumen terhadap produk gratis akan
90 Keinamada, Anzilah & Narhetali

semakin meningkat. Peningkatan perceiv- partisipan. Informasi perekrutan disebar-


ed value ini membuat konsumen meng- kan tiga hari sebelum eksperimen dilaku-
hargai produk gratis dengan harga yang kan. Guna mendaftarkan diri mengikuti
lebih tinggi, membuat konsumen menga- eksperimen ini, calon partisipan diminta
lami fenomena zero price effect, dan me- untuk mengisi formulir identitas diri se-
ningkatkan keputusan konsumen untuk cara online yang disebarkan dalam pro-
membeli. ses perekrutan. Ketika perekrutan, tim
Dari penjabaran studi pustaka dan tidak menyebutkan berapa lama peneli-
analisa interaksi antar variabel peneliti tian ini akan berlangsung sehingga calon
mengajukan hipotesis penelitian sebagai partisipan juga dimintai estimasi waktu
berikut: H1: Bila dibandingkan antara kapan dan berapa lama ia bersedia untuk
kelompok dengan produk gratis dan ke- mengikuti eksperimen dalam bentuk open
lompok dengan harga diskon, keputusan question. Tim peneliti kemudian mem-
membeli produk pada kelompok gratis bagikan jadwal eksperimen sesuai de-
akan lebih tinggi dibandingkan dengan ngan informasi yang didapatkan saat
kelompok dengan harga diskon. H2: proses perekrutan, lalu menghubungi
keputusan membeli produk pada ke- partisipan dua kali melalui layanan pesan
lompok produk gratis dengan waktu singkat; yang pertama untuk mengabar-
tunggu akan lebih tinggi dibandingkan kan jadwal yang dipilih oleh partisipan;
dengan kelompok produk gratis tanpa dan yang kedua untuk mengingatkan
waktu tunggu. H3: Keputusan membeli partisipan agar datang pada jadwal yang
produk pada kelompok produk gratis dipilih. Randomisasi partisipan dilakukan
dengan waktu tunggu akan lebih tinggi dengan cara pengundian lotere yang
dibandingkan dengan kelompok produk disediakan sebelum penelitian dimulai,
diskon dengan waktu tunggu. H3: Ter- dimana set angka pada lotere telah
dapat efek interaksi positif antara waktu dikelompokkan pada beberapa situasi
tunggu dengan variasi harga terhadap penelitian, dengan menggunakan aplikasi
keputusan membeli konsumen. randomizer.
Desain. Penelitian ini menggunakan
Metode Penelitian metode eksperimen dengan desain 2
Partisipan. Partisipan dari peneliti- (variasi harga: situasi gratis vs. situasi
an ini adalah mahasiswa aktif D3 dan S1 diskon) × 2 (waktu tunggu: tidak ada
di Universitas Indonesia. Peneliti tidak waktu tunggu vs ada waktu tunggu)
melibatkan partisipan dari Fakultas Psi- between-subject factorial design.
kologi guna mengantisipasi response Variabel Penelitian. Veriabel bebas
bias, mengingat berdasarkan pilost study dari penelitian ini adalah variasi harga.
seluruh sampel dari Fakultas Psikologi Bentuk manipulasi yang diberikan me-
dapat menebak tujuan dari eksperimen. . ngacu pada penelitian yang dilakukan
Perekrutan partisipan dalam penelitian ini oleh Shampanier dkk. (2007), yaitu si-
menggunakan metode convenience sam- tuasi gratis dan diskon. Pada situasi
pling. Perekrutan dilakukan mengguna- gratis, peneliti akan menawarkan partisi-
kan jejaring sosial. Tim peneliti menye- pan penelitian untuk membeli produk de-
barkan informasi mengenai perekrutan ngan gratis dalam eksperimen. Sedang-
partisipan melalui aplikasi jejaring sosial kan pada kondisi diskon, peneliti akan
LINE dan meminta bantuan beberapa menawarkan partisipan penelitian untuk
mahasiswa yang berasal dari Fakultas membeli produk dengan harga diskon
selain Psikologi dan akun jejaring sosial dari harga di pasaran.
Official Account Line yang populer di Guna menentukan produk yang di-
kalangan Mahasiswa UI untuk menye- tawarkan dalam penelitian, peneliti me-
barkan informasi mengenai perekrutan lakukan studi pendahulan mengenai pola
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 91

Keterangan :

Keripik kentang dan cokelat

Komputer jinjing

Eksperimenter

Gambar 2. Denah Laboratorium

konsumsi mahasiswa, dimana peneliti dan sudah dipesan oleh partisipan. Saat
menemukan bahwa partisipan yang ke- penelitian dilaksanakan, partisipan yang
seluruhannya adalah mahasiswa (N= 80) mendapatkan manipulasi tidak diberitahu
cenderung membelanjakan uang mereka berapa lama mereka diminta untuk me-
untuk membeli produk makanan dan nunggu. Berdasarkan hasil studi penda-
minuman (n= 46 responden). Hasil pe- huluan mengenai jangka waktu yang rela
nelitian menghasilkan beberapa pilihan diluangkan oleh seseorang untuk berada
produk mulai dari es krim, sushi, pizza, di daftar tunggu sebelum mendapatkan
starbucks, hingga cokelat (berbagai meja di sebuah restoran, peneliti mene-
merk). Peneliti memilih produk cokelat mukan bahwa rata-rata jangka waktu nya
dengan didasari oleh alasan praktis. Me- adalah 27,20 menit dengan SD = 23,50.
ngingat dua dari lima produk yang paling Mengingat SD yang cukup besar, peneliti
populer memiliki cita rasa asin, peneliti kemudian mengubah jangka waktu tu-
kemudian memutuskan untuk memilih nggu menjadi 10 menit. Hal ini juga de-
produk lain yang memiliki rasa gurih. ngan mempertimbangkan lamanya waktu
Peneliti memilih keripik kentang dengan yang dibutuhkan untuk melakukan eks-
mengacu pada riset yang dilakukan oleh perimen pada tiap partisipan (10-20
Nielsen (2014) yang menyatakan bahwa menit) dan waktu yang tersedia untuk
keripik (chips) merupakan produk yang melakukan penelitian hanyalah di sore
dikonsumsi 43% orang Asia-Pasifik. hari, saat partisipan istirahat antar kelas
Selanjutnya, variabel moderator dari dimana waktu istirahat adalah 30 menit.
penelitian ini adalah waktu tunggu; ada Variabel terikat dari penelitian ini
waktu tunggu vs tidak ada waktu tunggu. adalah keputusan partisipan untuk mem-
Partisipan yang dihadapkan dengan tidak beli atau batal membeli barang yang telah
ada waktu tunggu bisa mendapatkan mereka pesan. Partisipan bisa melakukan
produk yang ditawarkan pada penelitian pembatalan pembelian barang apabila
ini segera setelah partisipan memesan partisipan tidak berkenan untuk menung-
produk tersebut. Manipulasi pada variabel gu setelah melakukan pemesanan, deng-
ini dilakukan dengan meminta partisipan an cara mengeklik tombol batalkan yang
untuk menunggu sebelum memperoleh tertera di situs belanja daring.
produk yang ditawarkan dalam penelitian
92 Keinamada, Anzilah & Narhetali

Prosedur. Eksperimen ini dilakukan Partisipan diberikan penjelasan bah-


dalam setting laboratorium, yang dilak- wa mereka akan diminta mengerjakan
sanakan di ruang diskusi Perpustakaan dua tugas yang tidak berkaitan. Sebelum
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengerjakan tugas, partisipan akan di-
Depok (lihat gambar 2). Partisipan dimin- berikan uang senilai Rp 10.000 rupiah
ta untuk datang ke lokasi yang ditetapkan sebagai bagian dari penelitian. Setelah
pada waktu yang dipilih oleh partisipan. diberikan uang, partisipan diminta untuk
Eksperimen dilaksanakan secara indivi- mengerjakan tugas di komputer di ha-
dual, dengan satu orang eksperimenter dapannya yang telah disiapkan dengan
sebagai pemberi instruksi. Setelah par- tugas-tugas yang telah disusun secara
tisipan hadir di lokasi, partisipan di- berurutan berserta instruksinya.
persilahkan duduk di tempat yang telah Partisipan dihadapkan dengan si-
disediakan, kemudian mengambil nomor mulasi berbelanja daring (Lihat Gambar
undian untuk menentukan manipulasi 3) pada tugas pertama. Replika situs
yang akan diberikan. belanja daring yang dibuat menggunakan
Setelah duduk di tempat yang di- Power Point digunakan untuk tugas ini.
sediakan, partisipan kemudian dibacakan Selanjutnya, partisipan diberitahu bahwa
informed consent untuk diminta kesedian- mereka dapat menggunakan uang yang
nya dalam menjadi partisipan. Melalui diberikan di awal sebagai modal dalam
infomred consent penelitian ini diper- simulasi belanja produk yang sudah di-
kenalkan sebagai penelitian tentang pe- sediakan. Barang-barang yang ditawar-
ngalaman berbelanja daring. Penyamar- kan tersebut akan ditampilkan di layar
an tujuan sebenarnya dari penelitian di- komputer dan peserta diminta memilih
lakukan guna menghindari bias respon salah satu dari pilihan yang ditawarkan.
(response bias) dimana terdapat kemung- Bila partisipan memilih pilihan barang
kinan partisipan memodifikasi perilaku yang membutuhkan waktu menunggu
mereka dengan sengaja agar tidak sesuai untuk mendapatkan produk tersebut, pe-
atau sesuai dengan tujuan dari penelitian serta diminta untuk memperhatikan layar
apabila partisipan menyadari bahwa me- komputer selama menunggu barang ter-
reka sedang berada menjadi partisipan sebut diberikan kepada partisipan untuk
dalam riset eksperimental, atau yang mengetahui kapan partisipan dapat me-
dikenal dengan demand characteristics ngambil produk yang dipilih. Selama me-
(Orne, 1962). nunggu produk diberikan, ditayangkan
Selanjutnya, partisipan diminta untuk gambar produk yang dipilih oleh par-
mengumpulkan alat penunjuk waktu yang tisipan pada layar komputer di depan
mereka miliki saat itu, jam tangan dan mereka. Untuk menghindari kecurigaan
telepon genggam. Hal ini dilakukan untuk partisipan, penayangan gambar produk
memaksimalkan efek manipulasi antar yang dipilih partisipan dibuat seolah-olah
waktu yang akan diberikan, dengan me- halaman tersebut merupakan halaman
mastikan partisipan tidak mengetahui konfirmasi pembelian produk yang dipilih.
waktu tunggu. Kemudian, eksperimenter Partisipan boleh memilih untuk tidak
melakukan framing (Tversky & Kahne- membeli produk yang ditawarkan. Pe-
man, 1981) kepada partisipan dengan serta di kelompok manipulasi ada waktu
mewawancarai tentang pengalaman ber- tunggu diberitahu bahwa mereka boleh
belanja daring dan makanan ringan yang memutuskan untuk berhenti menunggu
disukai. “Framing” dilakukan dengan tuju- sebelum waktu menunggu selesai deng-
an untuk membuat partisipan memikirkan an konsekuensi tidak dapat membeli pro-
produk yang akan ditawarkan pada pe- duk yang dipilih dengan harga spesial
nelitian. dengan cara meng-klik tombol ‘batalkan’
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 93

Gambar 3. Replika situs belanja daring yang digunakan dalam penelitian

yang ada di layar komputer saat me- Hasil Penelitian


nunggu produk diberikan. Penelitian ini melibatkan 60 partisi-
Setelah menyelesaikan tugas, par- pan yang terdiri dari 48 perempuan dan
tisipan diberikan debrief mengenai tujuan 12 laki-laki. Terdapat 14 - 16 orang pada
sebenarnya dari penelitian ini. Lalu, par- setiap kelompok penelitian. Seluruh par-
tisipan dimintai informed consent kembali tisipan adalah mahasiswa S1/D3 Uni-
untuk menanyakan kesediaan partisipan versitas Indonesia. Pengambilan data di-
dalam memberikan izin kepada peneliti lakukan di Ruang Baca Fakultas Psi-
untuk menggunakan datanya. Partisipan kologi UI, dari tanggal 21 November
kemudian diberikan reward penelitian. hingga 2 Desember 2016. Dari 60 data
Teknik Analisis. Pengujian Hipo- yang diperoleh, 6 data tidak digunakan
tesis menggunakan teknik statistik Chi karena tidak lolos manipulation check dan
Square dan Log Regression dengan me- hyopthesis awareness. Setelah keenam
nggunakan dummy variable. Teknik sta- data dieliminasi, jumlah partisipan setiap
tistik chi square dipilih untuk menguji kelompok berubah menjadi seperti yang
main effect dari ketiga hipotesis pertama, disebutkan pada tabel 1.
dimana seluruh variabel yang dilibatkan Secara garis besar, partisipan pe-
memiliki respon nominal. Sementara untk nelitian lebih memilih untuk membeli
menguji hipotesis 3, peneliti mengguna- produk yang ditawarkan dalam penelitian
kan teknik uji hipotesis log regression dalam seluruh kelompok manipulasi pe-
mengingat bentuk respon dari ketiga nelitian yang ada. Hasil lebih rinci dapat
variabel yang diuji adalah nominal; diskon dilihat pada Tabel 2. Untuk partisipan
vs gratis; ada waktu tunggu vs tidak ada yang memilih membeli produk yang
waktu tunggu, dan; membeli vs tidak ditawarkan pada manipulasi waktu tung-
membeli. Guna menguji hipotesis dengan gu, mean dari durasi menunggu adalah
respon nominal, dimana terdapat lebih 426,26 detik dengan SD= 239,61.
dari 2 variabel, makan dianjurkan untuk Hasil Manipulation Check. Proses
menggunakan teknik statistik Binary Log manipulation check diperlukan untuk me-
Regresson (Field, 2017). ngetahui apakah manipulasi dalam pe
94 Keinamada, Anzilah & Narhetali

Tabel 1. Gambaran Profil Partisipan Penelitian

Harga Diskon Harga Gratis

Ada Waktu Tidak Ada Ada Waktu Tidak ada


Tunda Waktu Tunda Tunda Waktu Tunda

Perempuan 11 10 9 12
Laki-laki 2 4 4 2
Total (N=54) 13 14 13 14

Tabel 2. Frekuensi Pilihan Untuk Membeli Produk Per Kelompok Situasi

Harga Diskon Harga Gratis

Ada Waktu Tidak Ada Ada Waktu Tidak Ada


Tunggu Waktu Tunggu Tunggu Waktu Tunggu

Membeli 11 11 12 11
Tidak 2 3 1 3
membeli

nelitian ini sudah berhasil dilakukan dan produk yang ditawarkan menarik, 11
menguji kesadaran partisipan terhadap orang tertarik dengan tawaran harga, dan
adanya manipulasi atau tidak. Pada pe- 3 orang menyebutkan alasan lainnya.
nelitian ini, manipulation check diperlukan Untuk partisipan yang tidak membeli pro-
untuk mengetahui apakah manipulasi duk, 4 orang beralasan karena produk
preferensi produk dan waktu menunggu yang ditawarkan tidak menarik, 3 orang
sudah berhasil dilakukan. Preferensi pro- tidak mau menunggu untuk mendapatkan
duk yang digunakan sebagai medium da- produk, 1 orang merasa tawaran harga
lam penelitian ini dikontrol karena me- tidak menarik, dan 1 orang merasa tidak
ngacu pada alasan Shampenier dkk. membutuhkan produk yang ditawarkan.
(2007) dalam menentukan produk yang Data peserta yang menyebutkan alasan
digunakan untuk penelitian, yaitu cokelat lainnya dibuang dalam pengolahan data,
dengan asumsi semua orang menyukai mengingat partisipan tersebut dianggap
cokelat. “Manipulation check” dilakukan tidak mempertimbangkan nilai barang
dengan memberikan kuesioner kepada ataupun waktu dalam alasannya.
partisipan penelitian di akhir sesi pe- Terkait manipulation check waktu
nelitian. menunggu, semua peserta yang menung-
Untuk mengecek manipulasi prefe- gu produk diberikan di atas satu menit
rensi produk, partisipan ditanyakan ala- merasa mereka menunggu lama untuk
san mengapa memutuskan untuk mem- mendapatkan produk tersebut. Hal ini
beli atau tidak membeli produk yang menandakan bahwa manipulasi waktu
ditawarkan. Untuk partisipan yang me- berhasil membuat peserta merasa me-
milih untuk membeli produk yang di- nunggu cukup lama.
tawarkan, 42 orang beralasan karena
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 95

Tabel 3. Hasil Penghitungan Logistic Regresion Untuk Menguji Hipotesis 3

Wald
Variabel B SE OR 95% CI p
Statistic

Harga -0,860 1,23 0,42 [0,034, 5,317] 0,444 0,50


Waktu Tunggu -1,27 1,22 0,29 [0,03, 3,11] 1,07 0,30
Harga × Waktu
0,77 1,59 2,15 [0,10, 48,40] 0,23 0,63
Tunggu

Pengujian Hipotesis. (1) H1: hasil tidak ada hubungan yang signifikan
Pengaruh Variasi Harga pada Ke- antara variasi waktu tunggu dengan ke-
putusan membeli. Hipotesis pertama putusan membeli, χ2 (1, N= 28) = 0,583,
dari penelitian ini bertujuan untuk melihat p>0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan
fenomena zero price effect dengan men- prediksi penelitian, yaitu konsumen akan
cari tahu apakah keputusan membeli saat cenderung membeli produk yang di-
seseorang dihadapkan pada tawaran gra- berikan bila terdapat waktu tunggu di-
tis akan lebih tinggi dibandingkan dengan bandingkan tidak terdapat waktu tunggu.
saat ditawarkan barang dengan harga (3) H3: Pengaruh variasi harga
diskon seperti yang dibuktikan pada pe- pada kelompok waktu tunggu. Hipo-
nelitian Shampenier dkk. (2007). Untuk tesis ini bertujuan untuk mencari tahu
menguji hipotesis ini, peneliti melihat pe- apakah keputusan membeli saat sese-
ngaruh variasi harga pada keputusan orang dihadapkan pada tawaran gratis
membeli. dengan waktu tunggu akan lebih tinggi
Peneliti menggunakan teknik Logis- dibandingkan dengan saat dihadapkan
tic Regression dengan melihat interaksi pada tawaran diskon dengan waktu
pertama antara variasi harga dengan tunggu. Guna melihat variasi harga pada
keputusan membeli. Hasil penghitungan situasi ini, peneliti menggunakan metode
menunjukkan hasil tidak ada hubungan penghitungan chi-square. Hasil peng-
yang signifikan antara variasi harga de- hitungan menunjukkan hasil tidak ada
ngan keputusan membeli, χ2 (1) = 0,236, hubungan yang signifikan antara variasi
p>0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan harga dengan keputusan membeli, χ2 (1,
hipotesis penelitian, yaitu konsumen akan N=27)= 0,464, p>0,05. Hasil ini tidak
memilih membeli produk saat ditawarkan sesuai dengan prediksi peneliti, yaitu
secara gratis dibandingkan memilih konsumen akan cenderung membeli saat
membeli produk saat ditawarkan dengan ditawarkan produk gratis dibandingkan
harga diskon. dengan produk diskon pada kondisi
(2) H2: Pengaruh Waktu Tunggu terdapat waktu tunggu.
terhadap Keputusan membeli pada (4) H4: Pengaruh interaksi Harga
Kelompok Gratis. Hipotesis ini bertujuan dan Waktu Tunggu terhadap Kepu-
untuk mencari tahu apakah keputusan tusan Membeli. Peneliti menggunakan
membeli produk akan lebih tinggi saat nilai Nagelkerke untuk interpretasi hasil,
seseorang dihadapkan pada tawaran mengingat kemampuannya dalam men-
gratis dengan waktu tunggu dibanding- cakup rentang penuh dari 0-1 (Field,
kan dengan tanpa waktu tunggu. 2017). Hasil Nagelkerke menunjukkan
Guna melihat pengaruh waktu nilai R2 = 0,052. Dari hasil ini dapat
tunggu pada situasi ini, peneliti me- diketahui bahwa pengaruh variasi harga
nggunakan metode penghitungan chi- dan pilihan antar waktu dalam menen-
square. Hasil penghitungan menunjukkan tukan keputusan seseorang untuk mem-
96 Keinamada, Anzilah & Narhetali

beli suatu produk hanya sebesar 5.2%. mati produk yang dibeli, ia akan lebih
Hasil uji signifikansi juga menunjukkan mau membeli barang sebesar 0,3 kali di-
bahwa interaksi harga dan variasi pilihan bandingkan saat ia dapat segera menik-
antar waktu tidak memiliki pengaruh yang matinya.
signifikan dalam menentukan keputusan Melalui hasil uji statistik tambahan
konsumen untuk membeli suatu produk. peneliti juga menemukan tidak terdapat
Pembahasan. Shampeiner dkk. perbedaan yang signifikan dalam keputu-
(2007) berpendapat bahwa seseorang san untuk membeli pada kelompok yang
lebih mau menukar pilihannya untuk memilih produk cokelat dibandingkan pro-
membeli suatu produk yang lebih disukai duk keripik kentang, dimana χ2 (1, N=
dengan produk lainnya yang ditawarkan 54)= 0,54, p<0,05, mengindikasikan bah-
dengan harga gratis dan cenderung untuk wa jenis produk tidak memengaruhi ke-
mempertahankan pilihan produknya saat putusan konsumen untuk membeli.
ditawarkan produk lain dengan harga
yang lebih murah. Dalam penelitian ini, Diskusi
diprediksikan seseorang akan lebih mau Hasil yang tidak signifikan dalam
membeli suatu produk yang ditawarkan penelitian ini dapat disebabkan oleh be-
dengan harga gratis dibandingkan deng- berapa hal. Jumlah sampel yang kecil
an yang ditawarkan dengan harga diskon. dalam penelitian ini dapat menjadi faktor
Namun, hasil penelitian menemukan yang berpengaruh besar dalam hasil pe-
bahwa variasi harga tidak berdampak nelitian. Sampel penelitian yang kecil
kepada keputusan membeli konsumen. membuat sebaran data kurang mampu
Sejalan dengan latar belakang kon- menggambarkan keadaan pada populasi
septual penelitian, dimana waktu tunggu (Gravetter & Forzano, 2012). Penelitian
diprediksi menjadi moderator dari zero ini hanya menggunakan 54 sampel, di-
price effect dengan cara meningkatkan mana setiap kelompoknya hanya diwakili
perceived value dari produk, peneliti dengan 13-14 sampel tingkah laku.
memprediksi bahwa konsumen akan cen- Selain terkait teknis eksperimen,
derung membeli produk gratis dengan ada beberapa hal dari prosedur eks-
waktu tunggu dibandingkan produk gratis perimen yang bisa diperbaiki. Berdasar-
pada waktu tunggu. Bila waktu tunggu kan studi pendahuluan, ditemukan waktu
memberikan efek moderasi, maka kon- tunggu selama 26 menit. Sedangkan di
sumen juga akan cenderung membeli penelitian ini partisipan diminta menung-
produk gratis dibandingkan dengan pro- gu hanya 10 menit untuk bisa mendapat-
duk diskon dalam kondisi waktu tunggu. kan produk yang diinginkan. Sebaiknya,
Hasil uji hipotesis tidak menemukan per- durasi waktu tunggu diperpanjang sesuai
bedaan yang signifikan. dengan hasil studi pendahuluan, agar
Peneliti juga menduga terdapat efek dapat menonjolkan perilaku partisipan
interaksi antara variabel variasi harga yang benar-benar mampu menunggu
dengan waktu tunggu terhadap keputus- untuk mendapatkan suatu produk.
an membeli konsumen. Hasil uji hipotesis Saat pengambilan data, partisipan
tidak menemukan perbedaan yang sig- penelitian dihadapkan pada tiga pilihan;
nifikan. Namun, dari uji statistik, peneliti yaitu membeli cokelat, membeli keripik
melihat kemungkinan seseorang untuk kentang, atau tidak membeli keduanya.
membeli produk yang ditawarkan. Pada Pilihan yang ada dapat membuat peserta
saat seseorang ditawarkan produk deng- kebingungan dan tidak melakukan proses
an harga diskon, ia akan lebih mau mem- yang diharapkan terjadi dalam penelitian
beli barang sebesar 0,2 kali dibandingkan ini. Ada kemungkinan proses berpikir
saat ditawarkan secara gratis. Pada saat yang terjadi dalam pengambilan keputus-
seseorang harus menunda untuk menik- an adalah untuk menentukan produk
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 97

mana yang lebih menarik bagi partisipan. dengan harga yang lebih tinggi, dan
Hal ini dapat dilihat dari hasil manipu- membuat konsumen mengalami fenome-
lation check yang menyatakan bahwa na zero price effect. Hasil penelitian ini
sebagian besar partisipan yang memu- menunjukkan bahwa tidak terdapat pe-
tuskan untuk membeli produk yang di- ngaruh efek moderasi dari waktu tunggu
tawarkan beralasan bahwa produk yang terhadap fenomena zero price effect. Hal
ditawarkan menarik baginya. Perlu di- ini mengindikasikan bahwa walaupun
tinjau lebih jauh lagi untuk mengetahui waktu tunggu bisa meningkatkan perilaku
apakah proses pengambilan keputusan membeli, namun waktu tunggu tidak
yang dilakukan sudah sesuai dengan memengaruhi zero price effect.
proses yang hendak diteliti dengan Terlepas dari limitasi metode pene-
pertanyaan manipulation check yang litizan yang ada, terdapat beberapa im-
menggali tentang hal ini. Sebaiknya plikasi teoritis dari penelitian ini. Implikasi
dipilih satu produk yang disukai oleh pertama adalah fenomena zero price
hampir seluruh populasi agar partisipan effect, tidak dimoderasi waktu tunggu. Hal
penelitian hanya fokus kepada keputusan ini mengindikasikan bahwa perilaku ira-
untuk membeli atau tidak. sional yang ditunjukkan oleh konsumen
Terkait dengan produk yang di- saat ditawarkan produk gratis, adalah
tawarkan, hasil yang tidak signifikan bisa memang benar karena bias kognitif yang
terjadi karena nilai produk yang di- ada, seperti yang disarankan oleh Sham-
tawarkan dipersepsikan tidak terlalu tinggi panier dkk. (2007).
oleh partisipan. Produk yang ditawarkan Implikasi kedua adalah mengenai
adalah sekitar Rp 20.000, dimana harga waktu tunggu dalam fenomena zero price
tersebut mungkin dipersepsikan rendah effect. Seperti yang disampaikan sebe-
oleh partisipan penelitian.Ada baiknya lumnya, waktu tunggu belum memiliki
bila produk yang ditawarkan dalam pe- efek yang pasti terhadap keputusan
nelitian dapat diganti dengan produk yang membeli konsumen. Hasil dari penelitian
lebih menarik atau lebih mahal. Pemilihan ini memberikan implikasi bahwa waktu
produk yang lebih mahal dapat lebih tunggu akan berdampak positif terhadap
memunculkan zero price effect karena intensi membeli produk, hanya saat
nilai referensi untuk mendapatkan produk produk yang ditawarkan adalah bukan
tersebut yang tinggi. Nicolau (2012) ber- barang gratis. Ketika konsumen ditawar-
pendapat bahwa Zero price effect me- kan produk gratis, waktu tunggu tidak
miliki pengaruh yang kuat saat seseorang memberikan pengaruh yang signifikan
tidak memiliki pengetahuan mengenai terhadap keputusan konsumen untuk
harga yang pantas untuk memperoleh membeli. Hal ini menjelaskan mengapa
produk. Apabila seseorang memiliki pe- terdapat banyak kasus dimana konsumen
ngetahuan mengenai harga yang semes- rela mengorbankan waktunya saat di-
tinya dibayar untuk mendapatkan suatu tawarkan produk gratis. Waktu yang
produk, maka ia akan lebih tertarik de- tergolong sebagai non monetary cost
ngan diskon dibandingkan dengan pena- yang juga harus ditukarkan saat ingin
waran bonus produk gratis bila harga mendapatkan suatu barang, nampaknya
produk tersebut rendah. tidak terlalu dipertimbangkan dalam pem-
Latar belakang konseptual peneliti- buatan keputusan untuk membeli saat
an mengindikasikan bahwa waktu tunggu ditawarkan barang gratis. Ini meng-
dapat meningkatkan perceived value, se- indikasikan terdapat faktor-faktor yang
hingga menyebabkan perceived value berbeda dalam proses pembuatan ke-
konsumen terhadap produk gratis akan putusan untuk membeli barang dan saat
semakin meningkat yang kemudian mem- mempertimbangkan untuk memperolen
buat konsumen menghargai produk gratis produk gratis. Mengingat barang yang
98 Keinamada, Anzilah & Narhetali

ditawarkan dalam penelitian ini adalah https://www.mckinsey.com/business


barang yang dikategorikan tidak terlalu -functions/marketing-and-sales/our-
menarik, maka penelitian lanjutan untuk insights/the-consumer-decision-
melihat ekstensi dari kerelaan konsumen journey
dalam mengorbankan waktunya untuk Doyle, J. R. (2013). Survey of time pre-
produk yang lebih menarik dirasa perlu ference, delay discounting models.
demi implikasi yang lebih luas dalam Judgment and Decision Making, 8
memahami kasus-kasus antri barang (2), 116. doi: 10.2139/ssrn.1685861
gratis. Field, A. (2017). Discovering Statistics
Using IBM SPSS Statistics (5th ed.).
Daftar Pustaka SAGE Publ.
Gail, T., & Scott, L. (1995). Waiting time
Ali, H. M. (2007). Predicting The Overall delays and customer satisfaction in
Perceived Value Of A Leisure supermarkets. Journal of Services
Service. Master Thesis. Faculty of Marketing, 9(5), 20-29. Doi:
Economic and Management Scien- 10.1108/08876049510100281
ce University of Pretoria. Gail, T., & Scott, L. (2010). A field study
Ariely, D. (2008). Predictably Irrational: investigating the effect of waiting
The Hidden Forces That Shape Our time on consumer satisfaction. The
Decisions. Unites States of America: Journal of Pscyhology Interdiscip-
Harper Collins. linary and Applied, 131(6), 655-660.
Asgarpoul, R., Hamid, A. B., & Sulaiman, doi: 10.1080/00223989709603847
Z. (2015). A Review on Customer Giebelhausen, M. D., Robinson, S. G., &
Perceived Value and Its Main Com- Cronin, J. J. (2011). Worth waiting
ponents. Global Journey of Busi- for: Increasing satisfaction by ma-
ness and Social Science Review, king consumers wait. School of
1(2), 632-640. Hotel Administration Collection.
Baker, J., & Cameron, M. (1996). The Gravetter, F.J., & Forzano, L.B. (2012).
effects of the service environment Research methods for the beha-
on affect and consumer perception vioural sciences 4th ed. Canada:
of waiting time: An integrative Wadsworth Cengage Learning.
review and research propositions. Green, L., Myerson, J., & Macaux, E. W.
Journal of the Academy of (2005). Temporal discounting when
Marketing Science, 338-349. doi: the choice is between two delayed
10.1177/0092070396244005 rewards. Journal of Experimental
Becker, G. (1965). A theory of the Psychology: Learning, Memory, and
allocation of time. The Economic Cognition, 31(5), 1121. doi:
Journal, 75(299), 493-517. doi: 10.1037/0278-7393.31.5.1121
10.2307/2228949 Kahneman, D., & Tversky, A. (1984).
Chi, H., Yeh, H. R., & Tsai, Y. C. (2011). Choices, values, and frames. Ameri-
The influences of perceived value can Psychologist, 39(4), 341-350.
on consumer purchase intention: the doi: 10.1037//0003-066x.39.4.341
moderating effect of advertising Koo, M., & Fisbach, A. (2010). A Silver
endorser. Journal of International Lining of standing in Line: Queuing
Management Studies, 6(1), 1-6. increases value of products. Journal
Court, D., Elzinga, D., Mulder, S., & of Marketing Research, 47(4), 713-
Vetvik, O. J. (2009, June). McKinsey 724. doi: 10.1509/jmkr.47.4.713
Insight. Dipetik 8 August 2018 8 Kotler, P., & Armstrong, G. (2010).
August 2018, dari McKinsey & Principles of marketing. Pearson.
Company:
Efek moderasi waktu tunggu pada zero price effect dalam keputusan membeli 99

Larson, R. C. (1987). Perspectives on Nicolau, J. L. (2012). Battle royal: Zero-


uqeues: Social justice and the price effect vs relative vs referent
psychology of queueing. Operations thinking. Marketing Letters, 23(3),
Research, 35(6) 895-905. doi: 661-669. doi: 10.1007/s11002-012-
10.1287/opre.35.6.895 9169-2
Leclerc, F., Schmitt, B. H., & Dubé, L. Nielsen. (2014). Snack Attack: What Con-
(1995, June). Waiting time and sumers are Reaching for Around the
decision making: Is time like World. Nielsen.
money? Journal of Consumer North, A. C., Hargreaves, D. J., &
Research, 22(1), 110-119. doi: McKendrick, J. (1999). The influen-
10.1086/209439 ce of in-store music on wine
Li, M. L., & Green, R. D. (2011). A selections. Journal of Applied
mediating influence on customer Psychology, 84(2), 271-276. doi:
loyalty: The role of Perceived Value. 10.1037/0021-9010.84.2.271
Journal of Management and Market- Orne, M. T. (1962). On the social psy-
ing Research, 1-12. chology of the psychological experi-
Liputan6. (2015, April 19). Peristiwa. ment: With particular reference to
Dipetik December 2016, 17, dari demand characteristics and their
Liputan6:https://www.liputan6.com/n implications. American Psychologist,
ews/read/2216171/seorang-pria- 17(11), 776-783. doi: 10.1037/1522-
paruh-baya-tewas-saat-antre-dana- 3736.5.0035a
psks Petrick, J. F. (2002). Development of a
Melnyk, V., van Herpen, E., & van Trijp, multi-dimensional scale for measur-
H. C. (2010). The influence of social ing the perceived value of service.
norms in consumer decision ma- Journal of Leisure Research, 199-134.
king: a meta-analysis. Advances in doi:10.1080/00222216.2002.1194996
consumer research, 37, 463-464. 5
Miltgen, C. L. (2012). Antecedents to RMOL.CO. (2018, January 1). Dipetik
consumer willingness to disclose August 8, 2018, dari Kantor Berita
personal data. Colloquium on Euro- Politik RMOL.CO: https://
pean Retail Reaserch, 30-45. nusantara.rmol.co/read/2018/01/01/
Monroe, K. B., & Rao, A. R. (1989). The 320517/Warga-DKI-Rela-Antri-
Effect of Price, Brand Name, and Lama-Untuk-Naiki-Bus-Tingkat-
store name on buyers' perceptions Wisata-
of product quality: An integrative Senecal, S., & Nantel, J. (2004). The in-
review. Journal of Marketing Re- fluence of online product recom-
search, 26(3), 351-357. doi: mendations on Consumers' Online
10.2307/3172907 Choice. Journal of Retailing, 159-169.
Murray, K. B. (1991). A test of services doi: 10.1016/j.jretai.2004.04.001.
marketing theory: Consumer infor- Shampanier, K., Mazar, N., & Ariely, D.
mation acquisition activities. Journal (2007). Zero as a special price: The
of Marketing, 55(1), 10-25. doi: true value of free products.
10.2307/1252200 Marketing Science, 742-757. doi:
Nguyen, T. H., & Gizaw, A. (2014). 10.1287/mksc.1060.0254
Factors that Influence Consumer Sirohi, N., McLaughin, E. W., & Wittink,
Purchasing Decisions of Private D. R. (1998). A model of consumer
Label Food Products. Bachelor perceptions and store loyalty in-
thesis in in Business Administration. tentions for a supermarket retailer.
Mälardalen University, School of Journal of Retailing, 74(2), 223-245.
Business, Society and Engineering.
100 Keinamada, Anzilah & Narhetali

doi: 10.1016/s0022-4359(99)80094- https://m.tempo.co/read/577455/poli


3 si-periksa-panitia-walls-ice-cream-
Soman, D., Ainslie, G., Frederick, S., Li, surabaya
X., Lynch, J., Moreau, P., ... & Toffler, A. (1970). Future Shock. Random
Wertenbroch, K. (2005). The psy- House.
chology of intertemporal dis- Tversky, A., & Kahneman, D. (1974).
counting: Why are distant events Judgment under Uncertainty:
valued differently from proximal Heuristics and Biases. Science,
ones?. Marketing Letters, 16(3-4), 185(4157), 1124-1131. doi:
347-360. doi: 10.1007/s11002-005- 10.1017/cbo9780511809477.002
5897-x Tversky, A., & Kahneman, D. (1981,
Taylor, S. (1994). Waiting for service: the January 30). The framing of de-
relationship between delays and cisions and the psychology of
evaluations of service. Journal of choice. Science, 211, 453-458. doi:
Marketing, 58(2), 56-69. doi: 10.1126/science.7455683
10.2307/1252269
Tempo.co. (2014, May 13). Nusa. Dipetik
December 17, 2016, dari Tempo.co:

Anda mungkin juga menyukai