a) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yg dikonsumsi utk
memperoleh manfaat atau kegunaan.
b) Utilitas (Utility)
Utilitas (Utility) adalah manfaat yang diperoleh karena
mengkonsumsi barang. Utilitas merupakan ukuran manfaat
suatu barang dibanding dgn alternatif penggunaannya.
Utilitas digunakan sbg dasar pengambilan
keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total
utility / TU) adalah manfaat total yg diperoleh
dari seluruh barang yg dikonsumsi. Utilitas
marjinal (marginal utility/MU) adalah tambahan
manfaat yg diperoleh karena menambah
konsumsi sebanyak satu unit barang.
C. Hukum Pertambahan Manfaat yang makin Menurun
(The Law of Diminishing Marginal Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan
memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama
pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan
menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad.
Gejala itu disebut sbg Hukum Pertambahan Manfaat yang
Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility,
utk selanjutnya disingkat LDMU). Dlm analisis perilaku
konsumen, gejala LDMU dilihat dari makin menurunnya
nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya adalah
perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sbg
analisis marjinal (marginal analysis).
• Analisis marjinal mula mula dikembangkan utk mejawab pertanyaan
mengapa berlian lebih mahal daripada air ? Ada yg menjawab
karena utilitas penggunaan berlian lebih tinggi daripada air.
• Jawaban tsb disanggah dgn mengatakan bahwa ada kondisi di mana
air terasa lebih bernilai daripada berlian, misalnya pada saat
manusia sangat haus.
• Tetapi ekonom bernama Herman Heinrich Gossen menjawab bahwa
pertambahan manfaat dari air cepat sekali menurun. Jika seseorang
sangat haus, segelas pertama air akan memberi manfaat yg sangat
besar, tetapi setelah gelas keempat atau kelima, pertambahan
manfaat air sudah sangat menurun. Tidak halnya dengan berlian. Itu
sebabnya harga air lebih murah daripada harga berlian.
• Dan utk menghormati Gossen maka hukum pertambahan manfaat
yang makin menurun disebut sebagai hukum Gossen (Gossen Law)
d) Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep prefernsi berkaitan dgn kemampuan konsumen
menyusun prioritas pilihan agar dpt mengambil kesimpulan.
Minimal ada dua sikap yg berkaitan dgn preferensi
konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama sama
disukai (indifference).
Misalnya ada dua barang X dan Y, maka konsumen
mengatakan X lebih disukai daripada Y ( X > Y ) atau X
sama sama disukai seperti Y ( X = Y). Tanpa sikap ini perilaku
konsumen sulit dianalisis.
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen
harus memiliki konsistensi preferensi. Bila barang X lebih
disukai dari Y ( X > Y ) dan barang Y lebih disuakai dari Z ( Y>
Z), maka barang X lebih disukai dari Z ( X > Z ). Konsep ini
disebut transitivitas (transitivity)
e) Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge)
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yg
sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka
tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang
digunakan dan harga barang di Pasar. Mereka mampu
memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periose konsumsi.
2. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
• Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal, sebagaimana kita menghitung berat dgn gram atau
kilogram, panjang dgn centimeter atau meter.
• Sedangkan satuan ukuran kegunaan (Utility) adalah Util. Keputusan
utk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat yg diperoleh dgn biaya yg harus dikeluarkan.
• Nilai kegunaan yg diperoleh dengan biaya dari konsumsi disebut
utilitas total (TU)
• Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yg
dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU)
• Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah
unit barang, dikalikan dengan harga per unit.
• Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yg harus
dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.
• Individu yang berperan sebagai konsumen dalam proses
perekonomian melakukan beragam hal, mulai dari mencari,
membeli, menggunakan, menilai, hingga melepas produk yang
telah dikonsumsi olehnya dalam rangka memenuhi kebutuhan.
3. Faktor pribadi
Last but not least, seseorang tentu saja punya preferensi pribadi
sebagai alasan di balik perilaku konsumen yang dilakukannya.
Thank you
Teori Perilaku Konsumen
irmanovida3@gmail.com
(WA) 085888344415
ITB Ahmad Dahlan Jakarta