Anda di halaman 1dari 13

BAB 5 HUKUM JAMINAN

A. IDE LAHIRNYA HUKUM JAMINAN


Semenjak munculnya UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) 31
Desember 1981, bangsa Indonesia menharapkan terwujudnya kepastian hUkum dan
tertib hUkum berdasarkan kebenaran dan keadilan`
Sebelumnya yang berlaku adalah HIR (hokum acara belanda).
Dengan KUHAP ini memuat hal yang fundamental tentang hak hak azazi manusia
seperti Azas Praduga Tak Bersalah, bantuan hokum, penangkapan, penahanan,
praperadilan dll.
Ketika hubungan pinjam meminjam mk timbul hak dan kewajiban
Ketika terjadi wanprestasi maka disinilahtimbulnya pemikiran perlunya hokum jaminan
B. TINJAUAN TEORI.

 1. PENGERTIAN HUKUM JAMINAN


 Jaminan adalah suatu benda atau barang yang dijadikan sebagai
tanggungan dalam bentuk pinjaman uang.
 Jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajibanya
 Menurut Djuhaendah Hasan mengatakan Hukum jaminan yaitu
 Sarana perlindungan keamanan bagi kreditur atau pelaksanaan suatu
yaitu kepastian akan pelunasan hutang debitur atau pelaksanaan
suatu prestasi oleh debitur.
 Jadi Hukum Jaminan adalah ; Keseluruhan norma
hukum yang mengatur hubungan hokum antara
pemberi dan penerima jaminan dalam kaitanya
dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan
kredit.
 Ada 4 unsur dl hk. jaminan;
1. Adanya kaedah hukum baik tertulis maupun tidak
tertulis.
2. Adanya pemberi dan penerima jaminan.
3. Adanya jaminan.
4. Adanya fasilitas kredit.
Sumber Hukum Jaminan
a. Sumber Hukum Jaminan tertulis. Contoh
Buku II KUHPerdata. UU Jaminan.,
Yurisprudensi dll.
b. Sumber Hukum Tidak tertulis.. Kaedah
hokum jaminan yang berasal dari hokum
kebiasaan.
 PENANGGUHAN PENAHANAN
 Diatur ps 31 (1) KUHAP
“ Atas permintan tersangka atau terdakwa, penyidik atau
penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenamgan
masing-masing dapat mengadakan penanguhan penahanan
dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang,
berdasarkan syarat yang ditentukan`
Ps 31 (2) KUHAP
“ karena jabatanya penyidik atau penuntut umum atau
hakim sewaktu waktu dapat mencabut penanguhan
penahanan dalam hal tersangka atau terdakwa melanggar
syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1”
 Terjadinya Penanguhan`
Penaguhan terjadi ;
1. Karena permintaan tersangka atau terdakwa.
2. Permintaan itu disetujui oleh instasi yang menahandengan
syarat dan jaminan yang ditetapkan.
3. Ada persetujuan dari orang tahanan untuk memeatuhi syarat
yang ditetapakan dan memenuhi jaminan yang ditentukan.
 Syarat Penanguhan diatur dalam Ps 31
KUHAP
 A, Wajib Lapor
 B. Tidak keluar rumah atau keluar kota.
C. PROBLEMA HUKUM JAMINAN
1. Aturan Jaminan Penangguhan berupa Orang`
diatur dalm Pasal 35 dan 36 PP No 27 /1983 dan
Keputusan Menteri Kehakiman No. M. 14 W.07.03/1983`
2. Tata Cara Penanguhan Berupa Orang
-a. Menyebutkan identitas orang yang menjamin.
b. Instansi yang menahan menetapkan besarnya jumlah
uang yang harus ditanggung oleh penjamin yang disebut
dengan uang tangungan
c. Pengeluaran surat perintah penanguhan didasarkan
surat jaminan dari si Penjamin.
ASAS-ASAS HUKUM JAMINAN
 A. Asas mengenai jaminan utang dalam hukum jaminan.:
 1, Ps 1131 KUHPerdata, bahwa segala harta kekayaan
debitur, baik benda bergerak maupun benda tidak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada
dikemudian hari, menjadi jaminan atau agunan bagi
semua perikatan yang dibuat oleh debitur dengan
para kreditur.
 2, Ps 1132 KUHPerdata, apabila debitur wanprestasi,
maka hasil penjualan atas semua harta kekayaan atas
debitur tanpa kecuali, mrpkn sumber bagi pelunasan
utangnya.
 B. ASAS MENGENAI HAK JAMINAN DALAM HUKUM JAMINAN
 1. Asas Teritorial.
 2. Asas Aksesoir.
 3. Asas Hak Preferensi.
 4. Asas Non Distribusi.
 5. Asas Publisitas,
 6. Asas Eksistensi Benda.
 7. Asas Eksistensi Perjanjian Pokok
 8. Asas Larangan Janji Benda Jaminan Dimiliki Untuk Sendiri.
 9. Asas Mengikuti Benda.
KLASIFIKASI JAMINAN DALAM HUKUM JAMINAN
 Ada pelbagai macam jaminan dalam Hukum Jaminan yaitu
 1. Jaminan Umum dan Jaminan Khusus
 2. Jaminan Pokok, Jaminan Utama dan Jaminan Tambahan
 3. Jaminan Kebendaan dan Jaminan Perorangan.
 4. Jaminan Regulatif dan Jaminan non Regulatif.
 5. Jaminan Konvensional dan Jaminan Non Konvensional
 6. Jaminan Eksekutorial dan Jamianan non Eksekutorial
Khusus.
 7. Jaminan Serah Benda dan Jaminan Serah Kepemilikan.
SUMBER HUKUM JAMINAN

 1. Buku Ke II KUH Perdata (tentang Gadai dan Hipotik)


 2. KUHD (yang berkaitan Hipotik Kapal Laut)
 3. UU No, 5 tahun 1960 tentang UU Pokok Agragia,
 4. UU No 4 th 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah
besrta benda benda yang berkaitan dengan tanah.
 5. UU No 42 tahun 1999 tentang Fidusia.
 6. UU No 21 tahun 1992 tentang pelayaran
PRANATA JAMINAN DL H. PERDATA
 1. Cara Terjadinya a, Lahir Krn UU
 b. Lahir Krn Perjanjian.
 2. Objeknya; a. Benda Bergerak
 b. Benda tidak bergerak/benda tetap
 C. Tanah
 3. Sifatnya ; a, Termasuk Jaminan Khusus
 b. …………… Jaminan Umum
 c. yang bersifat jaminan kebendaan
 d. …………………. perseorangan

Anda mungkin juga menyukai