Anda di halaman 1dari 13

HUKUM JAMINAN

1
Sejarah Hukum Jaminan di Indonesia
• 3 (tiga) fase sejarah hukum jaminan di Indonesia

• a) Zaman pemerintah Hindia Belanda,


• - Buku II KUH Perdata  gadai dan hipotek
• - Stb. 1908 Nomor 542 jo. Stb.1937 Nomor 190  Credietverband/pembebanan hak atas tanah bagi
orang bumi putra sedangkan bagi orang eropa berlaku ketentuan yang berkaitan dengan hipotik (Buku
II KUH Perdata).
• -Hak atas tanah yang dapat dibebani Credietverband adalah hak milik, hak guna bangunan (HGB) dan
hak guna usaha (HGU).

• b) Zaman Jepang
• - Tidak terdapat perkembangan hukum jaminan, karena hukum dari pemerintah terdahulu tetap
berlaku
• - Dasar  Pasal 3 Undangundang Nomor 1 Tahun 1942 tentang Bala Tentara Jepang (Osamu Rei), yang
berbunyi :
• “Semua badan-badan pemerintah, kekuasaannya, hukum dan undang-undang dari pemerintah
terdahulu, tetap diakui buat sementara waktu asal saja tidak bertentangan dengan Pemerintahan
Militer”.

2
• c) Zaman Pasca kemerdekaan Indonesia
• - Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (UUPA).
• - UUPA mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata mengenai bumi,
air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali
ketentuan-ketentuan mengenai hipotik kapal yang masih berlaku
sejak berlakunya undang-undang ini.
• - Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
• - Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
• - Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang
Sistem Resi Gudang.

3
Istilah dan Pengertian Hukum Jaminan
• JAMINAN adalah:
• suatu tanggungan (baik berupa hak perorangan maupun hak kebendaan) yang
diberikan oleh seorang debitur dan atau pihak ketiga kepada kreditur untuk
menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan.
• mengatur konstruksi yuridis yang memungkinkan pemberian fasilitas kredit
dengan menjaminkan benda-benda yang diberi sebagai jaminan.
• Sesuatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan keyakinan bahwa
debitor akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul
dari suatu perikatan.

• Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling (Belanda)


atau security of law (Inggris)
• peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan piutang seorang kreditur
terhadap debitur.

4
• Hukum jaminan merupakan himpunan ketentuan yang mengatur atau berkaitan
dengan penjaminan dalam rangka utang piutang (pinjaman uang) yang terdapat
dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. (M.
Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, 2008 : 3)

• Dalam pelaksanaan penilaian jaminan utang dari segi hukum, pihak pemberi
pinjaman seharusnya melakukannya menurut (berdasarkan) ketentuan hukum
yang berkaitan dengan objek jaminan utang dan ketentuan hukum tentang
penjaminan utang yang disebut sebagai hukum jaminan (M. Bahsan, Hukum
Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, 2010 : 3).

• Hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum yang mengatur tentang jaminan-
jaminan piutang seorang kreditur terhadap seorang debitur. Ringkasnya hukum
jaminan adalah hukum yang mengatur tentang jaminan piutang seseorang.
(J.Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, 2007 : 3).

5
• Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum jaminan :
• 1) Adanya kaidah-kaidah hukum jaminan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,
traktat, dan yurisprudensi serta kaidah-kaidah hukum jaminan yang tumbuh, hidup dan
berkembang dalam masyarakat;
• 2) Adanya pemberi dan penerima jaminan, pemberi jaminan adalah orang-orang atau badan
hukum yang menyerahkan barang jaminan kepada penerima jaminan;
• 3) Adanya jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada kreditur;
• 4) Adanya fasilitas kredit yang diawali dari pembebanan jaminan yang dilakukan oleh pemberi
jaminan bertujuan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan non-
bank. (Ashibly, Buku Ajar Hukum Jaminan, 2018 : 5-6)

• PERJANJIAN JAMINAN adalah Perjanjian untuk menimbulkan hak-hak jaminan, khususnya hak-
hak jaminan kebendaan dan jaminan perorangan yang memberikan kepada kreditor suatu
kedudukan yang lebih baik.
• Dibuat kreditur dan debitur dengan mengikatkan suatu benda tertentu dengan tujuan
memberikan keamanan dan kepastian hukum dalam pelaksanaan perjanjian pokok, guna
menjaga kelancaran pengembalian dana kepada Kreditur akibat pinjaman Debitur.

6
• Sifat Perjanjian Jaminan  Perjanjian Pelengkap (Accessoir)  Perjanjian tambahan yang senantiasa
dikaitkan dengan perjanjian pokok. Melengkapi Perjanjian Pokok dan untuk menjamin kepastian debitur
dalam melunasi hutangnya kepada kreditur

• Perjanjian Accessoir tergantung pada Perjanjian Pokok


• Hapusnya Perjanjian Accessoir tergantung pada Perjanjian Pokok
• Jika Perjanjian Pokok batal, maka Perjanjian Accessoir juga ikut batal
• Perjanjian Accessoir ikut beralih dengan beralihnya Perjanjian Pokok
• Jika Perutangan Pokok beralih karena; Cessi, Subrogasi, maka Perjanjian Accessoir beralih juga tanpa
adanya penyerahan khusus.

• Jenis Perjanjian Accessoir:


• Perjanjian Hak Tanggungan
• Perjanjian Fiducia
• Perjanjian Gadai
• Perjanjian Cessie Piutang
• Perjanjian Jaminan
• Perjanjian Hipotik
• Personal Guarantee
• Corporate Guarantee

7
Objek dan Ruang Lingkup Hukum Jaminan
• Objek itu dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
• 1) Objek materiil yaitu bahan (materiil) yang dijadikan sasaran dalam
penyelidikannya. Objek materiil hukum jaminan adalah manusia.
• 2) Objek forma yaitu sudut pandang tertentu terhadap objek materiilnya. Jadi objek
forma hukum jaminan adalah bagaimana subjek hukum dapat membebankan
jaminannya pada lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank.

• Ruang lingkup kajian hukum jaminan meliputi:


• 1) jaminan umum
• 2) jaminan khusus:
• a) jaminan kebendaan: i) benda bergerak: gadai dan fidusia, ii) benda tidak
bergerak: hak tanggungan, fidusia, khususnya rumah susun, hipotek kapal laut dan
pesawat udara
• b) perorangan: borg, tanggung-menanggung (tanggung renteng) dan garansi bank

8
Asas-asas Hukum Jaminan
• 5 (lima) asas penting dalam hukum jaminan :
• 1) Asas Publicitet
• 2) Asas Specialitet
• 3) Asas tak dapat dibagi-bagi
• 4) Asas Inbezittstelling
• 5) Asas Horizontal

9
Prinsip-prinsip Hukum Jaminan
• Beberapa prinsip hukum jaminan sebagaimana diatur KUH Perdata :

• 1) Kedudukan Harta Pihak Peminjam


• Pasal 1131 KUH Perdata menetapkan bahwa semua harta pihak peminjam,
baik yang berupa harta bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah
ada maupun yang akan ada dikemudian hari merupakan jaminan atas
perikatan utang pihak peminjam.

• 2) Kedudukan Pihak Pemberi Pinjaman


• Pasal 1132 KUH Perdata menetapkan bahwa harta pihak peminjam menjadi
jaminan bersama bagi semua pihak pemberi pinjaman, hasil penjualan harta
tersebut dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya
piutang masing-masing, kecuali apabila di antara pihak pemberi pinjaman itu
mempunyai alasan yang sah untuk di dahulukan.

10
• 3) Larangan memperjanjikan pemilikan objek jaminan utang oleh pihak
pemberi pinjaman.

• Pihak pemberi pinjaman dilarang memperjanjikan akan memiliki objek


jaminan utang bila pihak peminjam ingkar janji (wanprestasi).

• Larangan tersebut diantaranya pada:


• - Pasal 1154 KUH Perdata tentang Gadai
• - Pasal 1178 KUH Perdata tentang Hipotek.
• - Pasal 12 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 mengenai Hak Tanggungan
• - Pasal 33 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 mengenai Jaminan
Fidusia.

11
Sistem dan Pengaturan Hukum Jaminan
• Sistem pengaturan hukum jaminan adalah sistem tertutup (clossed system), yang diartikan orang tidak dapat
mengadakan hak-hak jaminan baru, selain yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

• Sedangkan sistem pengaturan hukum perjanjian adalah sistem terbuka. Artinya orang dapat mengadakan
perjanjian mengenai apapun juga, baik yang sudah ada aturannya di dalam KUH Perdata maupun yang tidak
tercantum.

• Pengaturan hukum jaminan dibedakan menjadi 2 (dua) tempat, yaitu:


• (1) di dalam Buku II KUH Perdata
• (2) di luar KUH Perdata.

• Pembebanan hipotek hak atas tanah sudah tidak berlaku lagi, karena telah dicabut oleh Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, sedangkan hipotek atas kapal laut yang beratnya 20 M³ ke
atas dan pesawat udara masih berlaku ketentuanketentuan yang terdapat di dalam KUH

• Sampai saat ini hukum jaminan di Indonesia masih bersifat dualisme, yakni disatu sisi diatur dengan produk
hukum barat, yaitu jaminan atas benda bergerak berupa gadai yang diatur dalam KUH Perdata. Sementara
hak jaminan lainnya atas benda bergerak yang dilakukan tanpa menguasai bendanya telah diatur dalam
Undang-undang Fidusia.

12
Daftar Pustaka
• A. Buku-buku
• Ahmad Muliadi, Bahan Ajar Hukum Jaminan, Law Office MULIADI & PARTNERS
• Ashibly, 2018, Buku Ajar Hukum Jaminan, Bengkulu, MIH Unihaz
• J. Satrio,2007, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
• M. Bahsan, 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada
• ________, 2010, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada
• Mariam Darus Badrulzaman, 1996, Benda-Benda Yang Dapat Diletakkan Sebagai Objek Hak Tanggungan Dalam Persiapan Pelaksanaan Hak Tanggungan
Di Lingkungan Perbankan, Bandung, Citra Aditya Bakti
• M.Khoidin, 2017, Hukum Jaminan (Hak-hak Jaminan, Hak Tanggungan, dan Eksekusi Hak Tanggungan), Surabaya, LBJ
• Riky Rustam, 2017, Hukum Jaminan, Yogyakarta, UII Press
• Salim HS, 2005, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Ed.1-2, Jakarta, Rajawalipers
• _______, 2014, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Ed.1-8, Jakarta, Rajawalipers

• B. Peraturan Perundang-undangan
• Kitab Undang-undang Hukum Perdata
• Undang-undang Nomor 1 Tahun 1942 tentang Bala Tentara Jepang
• Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang UUPA
• Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
• Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
• Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang

• C. Media Elektronik & lain-lain


• https://www.academia.edu/36584033/BUKU_AJAR_HUKUM_JAMINAN_ASHIBLY_pdf

13

Anda mungkin juga menyukai