Anda di halaman 1dari 19

HUKUM

JAMINAN
Akbar Aprillia Ardhiansyah S.H.,M.H.
Pengantar Hukum Jaminan
 Hukum Jaminan merupakan mata kuliah yang membahas menganai
Jaminan, baik itu jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan
secara keseluruhan dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku.

 Hak Jaminan tidak terlepas dari hak Kebendaan, karena sebagian hak
jaminan lahir dari hak kebendaan.

 Hak Jaminan tidak dapat berdiri sendiri karena hak jaminan


merupakan perjanjian yang bersifat perjanjian tambahan (accesoir)
dari perjanjian pokoknya yaitu perjanjian utang piutang.
Pendahuluan
Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan
sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah
mengenal uang sebagai alat pembayaran. Dapat
diketahui bahwa hampir semua masyarakat telah
menjadikan kegiatan pinjam meminjam uang sebagai
sesuatu yang sangat diperlukan untuk mendukung
perkembangan kegiatan perekonomiannya dan untuk
meningkatkan taraf kehidupannya.
Penyediaan dana oleh lembaga keuangan bank maupun
lembaga keuangan bukan bank (LKBB) untuk kegiatan
pembangunan membutuhkan adanya pengamanan bagi
pengembalian dana yang dikucurkan tersebut. Penyaluran
dana dalam bentuk fasilitas kredit oleh kreditur (bank
maupun LKBB) membutuhkan jaminan kepastian hukum
dan perlindungan bagi kembalinya dana tersebut kepada
kreditur.
ISTILAH DAN
PENGERTIAN
ISTILAH JAMINAN

Istilah Jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu zekerheid


yang artinya cara kreditur mejamin dipenuhinya tagihan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, mengartikan jaminan sebagai :
● Tanggungan atas pinjaman yang diterima, agunan.
● Biaya yang ditanggung oleh penjual atas kerusakan barang yang dibeli oleh
pembeli untuk jangka waktu tertentu, garansi.
● Janji seseorang untuk menanggung utang atau kewajiban pihak lain apabila
utang atau kewajiban tersebut tidak terpenuhi.
Menurut para Ahli

1. BADAN PEMBINAAN HUKUM 3. HARTONO HADISOEPRAPTO


NASIONAL Jaminan merupakan segala sesuatu yang
Jaminan ialah menjamin dipenuhinya diberikan kepada kreditur untuk
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang menimbulkan keyakinan bahwa debitur
yang timbul dari perikatan hukum. akan memenuhi kewajiban yang dapat
dinilai dengan uang yang timbul dari suatu
2. SUTARNO perikatan.
Jaminan adalah segala sesuatu yang
4. M. BAHSAN
mempunyai nilai mudah untuk diuangkan
Jaminan adalah segala sesuatu yang
yang diikat dengan janji sebagai jaminan
diterima kreditur dan diserahkan debitur
pembayaran utang debitur.
untuk menjamin utang pituang.
Konsep Jaminan
1. Difokuskan pada pemenuhan kewajiban kepada kreditur.

2. Wujud jaminan dapat dinilai dengan uang (jaminan materiel).

3. Jaminan timbul karena perikatan antar kreditur dan debitur.

4. Keyakinan kreditur atas kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya.


ISTILAH
HUKUM JAMINAN

Secara Bahasa, hukum jaminan berasal dari


kata recht dan zekerheid yang dirangkai
menjadi zekerheidrechten sehingga
menunjukan istilah hak-hak Jaminan.
Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan
dari security of law yang berarti hukum
keamanan (jaminan)
Menurut para Ahli
1. Sri Soedewi Masjhoen 3. Salim H.S
Megatur kostruksi yuridis yang Hukum Jaminan ialah keseluruhan dari
memungkinkan pemberian fasilitas kredit, kaidah hukum yang mengatur hubungan
dengan menjaminkan benda-benda yang hukum antara pemberi dan penerima
dibelinya sebagai jaminan. Peraturan jaminan dalam kaitannya dengan
demikian harus cukup menyakinkan dan pembebanan jaminan untuk mendapatkan
memberikan kepastian hukum bagi fasilitas kredit.
lembaga-lembaga kredit, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. 4. M. Ali Mansyur
Hukum Jaminan mengatur hubungan
2. J. Satrio hukum antara kreditur dan debitur yang
Hukum jaminan itu diartikan peraturan berkaitan dengan pembebanan jaminan
hukum yang mengatur tentang jaminan- atas pemberian kredit.
jaminan piutang seorang kreditur terhadap
seorang debitur.
Hukum jaminan adalah peraturan hukum antara pemberi dengan penerima jaminan dengan
menjaminkan benda-benda sebagai jaminan yang dijadikan tanggungan perjanjian utang
piutang antara kreditur dan debitur.

Unsur-unsur Hukum Jaminan :


1. Adanya Kaidah Hukum
2. Adanya Pemberi dan Penerima Jaminan
3. Adanya Jaminan
4. Adanya Fasilitas Kredit
SEJARAH
HUKUM
JAMINAN
Ada 3 (tiga) fase dalam sejarah hukum jaminan di
Indonesia
1. Hindia Belanda,
2. Masa penjajahan Jepang, dan
3. Saat Indonesia merdeka sampai dengan sekarang.
Hindia Belanda

Pada zaman pemerintah Hindia Belanda, ketentuan hukum yang mengatur tentang hukum
jaminan dapat kita kaji dalam Buku II KUH Perdata dan Stb. 1908 Nomor 542 sebagaimana
telah diubah menjadi Stb.1937 Nomor 190 tentang Credietverband. Dalam Buku II KUH
Perdata, ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan hukum jaminan adalah gadai
dan hipotek

Credietverband merupakan ketentuan hukum yang berkaitan dengan pembebanan


jaminan bagi orang bumi putra (Indonesia asli). Hak atas tanah yang dapat dibebani
Credietverband adalah hak milik, hak guna bangunan (HGB) dan hak guna usaha (HGU).
Bagi orang Eropa dan dipersamakan dengan itu, berlaku ketentuan-ketentuan hukum
yang berkaitan dengan hipotek.
Penjajahan Jepang

Pada zaman Jepang, ketentuan hukum jaminan tidak berkembang, karena


pada zaman ini ketentuan-ketentuan hukum yang diberlakukan dalam
pembebanan jaminan didasarkan pada ketentuan hukum yang tercantum
dalam KUH Perdata dan Credietverband, hal ini dapat kita ketahui dari bunyi
Pasal 3 Undangundang Nomor 1 Tahun 1942 tentang Bala Tentara Jepang
(Osamu Rei)
Indonesia
Ketentuan hukum yang mengatur tentang jaminan di Indonesia pada zaman kemerdekaan
adalah dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA). UU ini mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata
mengenai bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-
ketentuan mengenai hipotek yang masih berlaku sejak berlakunya UU ini.

Pada tahun 1996 diundangkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Pada era reformasi telah di undangkannya Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia.
Selanjutnya pada tahun 2011, disahkanlah Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang. Undang-undang ini
bertujuan membantu dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya,
terutama bagi petani serta usaha kecil dan menengah yang berbasis
pertanian yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena
keterbatasan akses dan jaminan kredit.
Ruang Lingkup
Hukum Jaminan
Ruang Lingkup Hukum Jaminan dibagi
menjadi dua : 2. Jaminan Khusus
1. Jaminan Umum Lahir karena adanya perjanjian

Lahir karena diatur dalam UU Pasal 1133 KUH Perdata


- Jaminan Kebendaan
Pasal 1131 KUH Perdata, “semua - Jaminan bersifat Perorangan
kebendaan si berutang, baik yg
bergerak maupun tidak bergerak, baik
yg sudah ada maupun yg akan ada,
menjadi tanggungan untuk segala
perikatan perorangan”
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai