HUKUM JAMINAN
GADAI, HAK TANGGUNGAN, DAN FIDUSIA
DISUSUN OLEH :
1. Annisa Loura Assidiqiyyah 21 1101 11101
2. Sabina Aisa Putri 21 1101 11104
3. Desti Fitri Anggraeni 21 1101 11106
4. Putri Latiefa Hardiagustin 21 1101 11134
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat
berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Hukum
Jaminan Tentang Gadai, Hak Tanggungan, dan Fidusia. Shalawat serta salam kami
ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam
kebodohan hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah Hukum Jaminan Tentang Gadai, Hak Tanggungan, dan Fidusia ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi
kita semua. Sekiranya tersusunya Makalah Hukum Jaminan Tentang Gadai, Hak
Tanggungan, dan Fidusia ini menjadi bukti pengerjaan tugas kami untuk memenuhi
mata kuliah Hukum Jaminan. Dengan paparan beberapa materi yang kami ringkas dari
beberapa referensi yang telah kami baca, disajikan dengan bahasa yang sederhana
diharapkan dapat membantu dalam menguasai materi dengan mudah.
Kami menyadari bahwa Makalah Hukum Jaminan Tentang Gadai, Hak Tanggungan, dan
Fidusia ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah kami yang akan
datang. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian hukum jaminan?
Mengetahui jenis - jenis hukum jaminan?
Mengetahui hak – hak yang memberikan jaminan
Mengetahui pengertian gadai dalam hukum jaminan?
Mengetahui pengertian pegadaian?
Mengetahui proses terjadinya gadai menurut hukum jaminan?
Mengetahui alasan hapusnya gadai dan ekseskusi gadai?
Mengetahui pengertian hak tanggungan?
Mengetahui objek dan subjak hak tanggungan
Memberi pemahaman tentang tata cara pemberian, pendaftaran dan peralihan
hak tanggungan?
Mengetahui alasan hapusnya hak tanggungan dan eksekusi hak tanggungan?
Mengetahui pengertian hukum jaminan fidusia?
Mengetahui unsur dan ciri – ciri jaminan fidusia?
Memberi pemahaman tentang pembebanan, pendaftaran, dan peralihan dalam
fidusia?
Mengetahui alasan hapusnya jaminan fidusia dan eksekusi jaminan fidusia?
1.4 Manfaat
Hasil dari dibuatnya makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan
praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya terkhusus bagi
Hukum Jaminan.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan wawasan, informasi dan pengetahuan secara langsung
ataupun tidak langsung yang sudah kami ringkas kepada masyarakat mengenai
Hukum Jaminan terkhusus tentang gadai, hak tanggungan, dan fidusia.
BAB II
PEMBAHASAN DAN TEORI
2. Cara terjadinya gadai pada piutang atas bawa (atas tunjuk atau aantoonder)
a) Perjanjian gadai
Antara debitur dengan kreditur dibuat perjanjian untuk memberikan hak gadai.
Perjanjian ini bersifat konsensual, obligator, dan bentuknya bebas.
b) Penyerahan surat buktinya
Piutang atas bawa (atas tunjuk) selalu ada surat buktinya, surat bukti ini
mewakili piutang. Surat (piutang) atas bawa (atas tunjuk) adalah surat yang dibuat
debitur, dimana diterangkan bahwa ia berutang sejumlah uang tertentu kepada
pemegang surat, surat mana diserahkannya ke dalam tangan pemegang. Pemegang
berhak menagih pembayaran dari debitur, dengan mengembalikan surat atas bawa
itu kepada debitur.(Silvana Liana Febry Adam,2015:67-68).
3. Cara terjadinya gadai pada berupa surat – surat berharga atas perintah (aanorder)
Cara mengadakan gadai masih diperlukan penyebutan dalam surat berharga
tersebut bahwa haknya dialihkan kepada pemegang gadai (endossement menurut
Pasal 1152 KUHPerdata).Disamping endossement surat berharga itu harus
diserahkan kepada pemegang gadai.
4. Cara terjadinya gadai berupa surat – surat bergarga atas nama (opnaam)
Cara mengadakan gadai menurut Pasal 1153 KUHPerdata adalah bahwa hal
menggadaikan ini harus diberitahukan kepada orang yang berwajib membayar
uang. Dan orang yang wajib membayar ini dapat menuntut supaya ada bukti tertulis
dari pemberitahuan dan izin dari pemberi gadai (Riduan Syahrani,2006:143-144).
2) Hapusnya gadai terdapat dalam Pasal 1152 KUH Perdata yang menyatakan bahwa:
1. Hak gadai hapus bila gadai itu lepas dari kekuasaan pemegang gadai;
2. Bila barang itu hilang, atau diambil dari kekuasaannya.
3) Begitu juga dalam Surat Bukti Kredit (SBK) telah diatur tentang berakhirnya gadai.
Salah satunya adalah jika jangka waktu gadai telah berakhir. Jangka waktu gadai itu
adalah minimal 15 hari dan maksimal 120 hari. Menurut Ari Hutagalung dalam Riky
Rustam (2017 :122) menyatakan ada lima alasan penyebab berakhirnya perjanjian
gadai, yaitu:
a. Hapusnya perjanjian pokok yang dijamin dengan gadai;
b. Terlepasnya benda gadai dari kekuasaan pemegang gadai;
c. Musnahnya benda jaminan gadai;
d. Dilepasnya benda jaminan gadai dengan sukarela;
e. Percampuran dimana pemegang gadai menjadi pemilik benda gadai.
Selain unsur, jaminan fidusia pun memiliki beberapa ciri – ciri yang
membedakannya dengan gadai, antara lain :
1. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap
kreditur lainnya;
2. Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam
tangan siapapun benda tersebut berada;
3. Merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok;
4. Memenuhi asas spesialitas;
5. Memenuhi asas publisitas;
6. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya (Djaja S. Meliala, 2012 : 141).
Dalam hal benda yang menjadi obyek jaminan fidusia musnah dan benda
tersebut diasuransikan maka klaim asuransi akan menjadi pengganti obyek jaminan
fidusia tersebut.
Eksekusi adalah penyitaan dan penjualan benda yang menjadi objek jaminan
fidusia. Eksekusi timbul karena debitor cedera janji atau tidak memenuhi prestasinya
tepat waktunya kepada kreditor. Eksekusi jaminan fidusia diatur dalam Pasal 29 sampai
dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Ada tiga cara eksekusi benda jaminan fidusia, antara lain:
1. Pelaksanaan title eksekutorial oleh penerima fidusia, yaitu berkekuatan eksekusi
yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima
fidusia sendiri melalui pelelangan umum;
3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan
penerima fidusia.
Ada tiga kemungkinan dari hasil pelelangan atau penjualan barang jaminan
fidusia, yaitu:
1. Hasil eksekusi sama dengan nilai pinjaman, maka utangnya dianggap lunas;
2. Hasil eksekusi melebihi penjaminan, penerima fidusia wajib mengembalikan
kelebihan
2. tersebut kepada pemeberi fidusia;
3. Hasil eksekusi tidak mencukupi untuk perlunasan utang, pemberi fidusia tetap
bertanggung
4. jawab atas kekurangan pembayaran.
Dua janji yang dilarang dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia
terdapat, yaitu:
1. Janji melaksanakan eksekusi dengan cara yang bertentangan dengan Pasal 29
Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999;
2. Janji yang memberi kewenangan kepada penerima fidusia untuk memiliki objek
jaminan fidusia apabila pemberi fidusia cedera janji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum jaminan diartikan peraturan hukum yang mengatur tentang
jaminan – jaminan piutang seorang kreditur terhadap seorang debitur. Secara ringkas,
hukum jaminan adalah hukum yang mengatur tentang jaminan piutang seseorang ( J.
Satrio, 2007:3 ). Adapula jenis-jenis hukum jaminan yaitu, jaminan umum dan khusus.
Dalam hukum jaminan juga berisi tentang gadai,hak tanggungan dan hukum
jaminan fidusia. Gadai merupakan jaminan dengan menguasai bendanya bagi kreditor
akan lebih aman karena mengingat pada benda bergerak mudah untuk
dipindahtangankan dalam arti dijual lelang jika debitur wanprestasi, walaupun mudah
untuk berubah nilainya.ada pula proses terjadinya gadai adanya perjanjian gadai,
penyerahan benda gadai. Hak tanggungan adalah salah satu bentuk jaminan yang
digunakan dalam transaksi bisnis dan perbankan di Indonesia. Ada pula obyek dan
subyek hak tanggungan , subyek dar hak tanggungan yaitu: pemberi hak tanggungan,
pemegang hak tanggungan. Obyek hukum jaminan yaitu: hak milik,hak gna usaha, hak
guna bangunan,hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun(apartemen). fidusia
diartikan sebagai kepercayaan. Sebagai istilah hukum fidusia adalah barang yang oleh
debitur dipercayakan kepada kreditur sebagai jaminan utang. Adapula unsur dan ciri-
ciri fidusia, unsur dari hukum fidusia yaitu: pihak peminjam(debitur),pihak
pinjaman(kreditur),barang jaminan,akta jaminan.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang gadai, hak tanggungan, dan jaminan fidusia
ini diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang hukum jaminan yang
sudah kami ringkas dalam bentuk yang sederhana dan dapat memanfaatkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Namun tak luput juga, dalam materi makalah kali ini masih
banyak kekurangan yang masih belum bisa menyempurnakan hasil makalah kami, kami
terima kritik dan sarannya dari para pembaca.
Daftar Pustaka
Referensi Buku dan Jurnal:
Erlangga, Yowanda, 2013. Makalah Tentang Hukum Jaminan, (84) Makalah Tentang Hukum
Jaminan | Tapike.com | Yowanda Erlangga - Academia.edu.
J. Satrio,2007, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Purwahid Patrik dan Kashadi, 2009, Hukum Jaminan, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
R,Subekti, R. Tjitrosudibio, 1995, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Edisi Revisi, Jakarta,
Pradnya Paramita
Riduan Syahrani, 2006, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, EdisiRevisi, Bandung, Alumni
Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
hlm. 21
Silvana Liana Febry Adam, Analisis Yuridis Peran Dan Fungsi PT.Pegadaian (Persero) Sebagai
Lembaga Perkreditan Masyarakat Di Indonesia, Lex Administratum, Vol.
III/No.5/Juli/2015.
Studocu, Tata cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan dan Hapus Hak Tanggungan, Universitas
pelita harapan Surabaya, Hukum (Huk 1), 2021/2022
Yunita N.W., Perlimdungan Hukum Bagi Debitur Jika Penghapusan Jaminan Fidusia Tidak
Dilaksanakan Ileh Kreditur, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,Malang.
Nazla Khairina,SH., Perjanjian Dan Jaminan Fidusa, Prody Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan
Hukum
Universitas Ar-Raniry,Aceh.
Referensi Website :
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/04/04/hak-tanggungan-adalah
https://hukumproperti.com/hapusnya-hak-tanggungan/
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/03/29/jaminan-fidusia-adalah
https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-jaminan-fidusia/
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda –
Benda yang Berkaitan Dengan Tanah.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah