• Selain istilah jaminan, dikenal juga dengan agunan Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Agunan adalah : “Jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank
dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah”.
• Jaminan adalah “menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul
dari suatu perikatan hukum. (Seminar BPHN, 1977)
• Jaminan adalah “Sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan
memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.” (Hartono Hadisoeprapto dan
M. Bahsan dalam Salim HS (2005 : 22))
• Sedangkan pengertian dalam Black’s Law Dictionary (Bryan A. Garner, 2004:1314) menyebutkan arti jaminan
(security) adalah : “Istilah ini biasanya diterapkan pada pernyataan utang, gadai, hipotek, deposito, hak menguasai
benda, dll. Diberikan oleh debitur untuk memastikan pembayaran atau jaminan pelaksanaan utangnya, dengan
memberikan kreditur suatu jaminan yang akan digunakan jika terjadi kegagalan dalam kewajiban pokok. Biasa nya
perseorangan juga bisa diberikan kepada orang yang menjadi penanggung atau penjamin untuk yang lain”.
Jenis Jaminan
• Jaminan dapat digolongkan menurut hukum yang berlaku baik di Indonesia
maupun yang berlaku di luar negeri.
• 1) Jaminan utama
• Merupakan jaminan yang paling marketable atau sale-able (mudah diperjualbelikan). Misal
secara umum tanah dan bangunan, tanah kosong di pusat kota, emas batangan. Deposito
termasuk dalam kategori ini;
• 2) Jaminan Tambahan
• Merupakan jaminan yang relatif lebih sulit untuk diperjualbelikan, yaitu mobil, tanah
kosong yang kurang market-able, mesin industri, mesin lainnya.
• 3) Jaminan Pelengkap
• Merupakan jaminan yang paling tidak market-able seperti stok barang, tagihan piutang
dagang (giro, cek). Selain itu, personal guarantee dan coorporate guarantee masuk kedalam
kategori jaminan pelengkap.
Syarat-syarat dan Manfaat Benda Jaminan
• Syarat-syarat benda jaminan adalah:
• 1) Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang
memerlukannya;
• 2) Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk
melakukan atau meneruskan usahanya;
• 3) Memberikan kepastian kepada si kreditur, dalam arti bahwa barang
jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah
diuangkan untuk melunasi utangnya si penerima (pengambil) kredit.
• Keberadaan perjanjian jaminan tidak dapat dilepaskan dari adanya perjanjian pokok.
Perjanjian pokok yang mendahului lahirnya perjanjian jaminan umumnya berupa
perjanjian kredit, perjanjian pinjam meminjam atau perjanjian utang-piutang.
• B. Peraturan Perundang-undangan
• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.