HUKUM PERDATA
Berdasarkan Lahirnya:
Jaminan Umum dan Jaminan Khusus
• Jaminan umum adalah jaminan yang ditentukan oleh undang-undang.
• Jaminan umum tertuju pada semua benda milik debitur, yaitu benda
bergerak dan benda tidak bergerak, baik benda yang sudah ada maupun
benda yang baru akan ada.
• Jaminan umum diatur dalam Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata
• Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan: “Segala kebendaan si berutang, baik
yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun
yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala
perikatan perseorangan”.
• Yang termasuk dalam jenis jaminan ini adalah hak tanggungan atas
tanah, hipotik, creditverband, gadai dan fidusia.
• Jaminan kebendaan atas benda berwujud (lijchamelijke,
materiele, tangible) yang meliputi benda-benda baik
bergerak atau tidak bergerak yang terlihat wujudnya secara
nyata.
• 1) Benda yang menurut sifatnya bergerak dalam arti benda itu dapat berpindah
atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, sepeda, kursi,
meja, buku, pena dan sebagainya;
• 1) Benda yang menurut sifatnya tidak bergerak, yang dibagi lagi menjadi 3
(tiga) macam:
• a) Tanah;
• b) Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena tumbuh dan berakar
serta bercabang seperti tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang masih belum
dipetik dan sebagainya;
• c) Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena didirikan di atas tanah
itu, yaitu karena tertanam dan terpaku.
• 2) Benda yang menurut tujuannya/tujuan pemakaiannya supaya bersatu
dengan benda tidak bergerak sub 1) seperti:
• Penggolongan jenis jaminan ini juga ada yang menyebut dengan nama lain,
namun esensinya tetap sama, yakni jaminan secara fisik dan jaminan serah
dokumen atau jaminan serah kepemilikan konstruktif.
• Yang dimaksud jaminan dengan menguasai bendanya atau jaminan serah fisik
adalah suatu jaminan di mana benda-benda yang menjadi objek jaminan
dikuasai secara fisik (nyata) oleh kreditur.
• Dalam jaminan jenis ini diisyaratkan adanya penyerahan benda jaminan secara
fisik (inbezitstelling) dengan ancaman batal, misalnya gadai.
• jaminan tanpa menguasai bendanya yaitu suatu
jaminan dimana kreditur tidak menguasai benda
jaminan secara fisik (nyata), tetapi hanya menguasai
dokumen atau kepemilikan yuridisnya saja.
• Segala benda debitur, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada
maupun yang akan ada, menjadi jaminan utang secara pribadi (Pasal 1131 KUH
Perdata).
• Menurut ketentuan Pasal 1134 KUH Perdata, hak istimewa/privilege adalah suatu hak
yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang kreditur yang menyebabkan ia
berkedudukan lebih tinggi daripada yang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat
piutang itu. Gadai dan hipotek lebih tinggi dari pada hak istimewa, kecuali dalam hal-
hal dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya.
• Hak privilege bukan hak kebendaan, melainkan mempunyai sifat yang sama dengan
gadai dan hipotek, yaitu memberikan jaminan atas piutang.
• a. Privilege Umum
• Hak istimewa yang tertuju pada semua benda milik debitur yang terdiri atas 7 (tujuh)
macam hak kebendaan, sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1149 KUH Perdata.
Apabila kreditur mempunyai tagihan atas hak-hak kebendaan umum sebagaimana yang
disebutkan dalam undang-undang, maka pemenuhannya didahulukan dibanding hak-
hak kebendaan lainnya,