Anda di halaman 1dari 26

HUKUM

PERJANJIAN KREDIT & JAMINAN

Dosen :
Krisnawan, S.H., M.H.
Nanda Chandra Pratama Negara, S.H., M.H.
Pengertian

Kredit berasal dari kata “Credere” (Romawi) dan “Vert


rouwen” (Belanda) yang artinya percaya.

Pasal 1 angka 11 UU No. 10 Thn 1998 tentang Perub


ahan UU No. 7 Thn 1992 tentang Perbankan:
“Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dap
at dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujua
n atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank d
engan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam u
ntuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu terten
tu dengan pemberian bunga”
Dari dua pengertian antara Perjanjian dengan Kredit t
ersebut dapat ditarik pengertian tentang Perjanjian Kr
edit, yaitu:
“Suatu perbuatan yang menimbulkan perikatan berda
sarkan persetujuan antara pihak kreditur dengan debi
tur dalam bentuk penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu yang mewajibkan pih
ak debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga”
Unsur-unsur Perjanjian Kredit:

a. Adanya para pihak (2 orang atau lebih), yaitu


berposisi sebagai Kreditur dan Debitur (Subyek
Hukum)
b. Obyek (hukum) nya berupa uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan
c. Dalam bentuk hutang
d. Dalam jangka waktu tertentu
e. Mengenal sistem bunga (prinsip non syariah)
PERJANJIAN JAMINAN
Kredit yang diberikan selalu disertai dengan jaminan yang
bertujuan untuk menghindarkan adanya resiko debitur tidak
mampu melunasi hutangnya.

Fungsi jaminan adalah memberikan hak dan kekuasaan


kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari
jaminan tersebut bila debitur tidak melunasi hutangnya
pada waktu yang telah ditentukan.
Kualifikasi jaminan yang baik (Prof. R. Subekti. SH):

◼ Yang dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak
yang memerlukan;
◼ Yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk
melakukan (meneruskan) usahanya;
◼ Yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit (kreditur) dala
m arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekus
i, bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si pe
nerima kredit (debitur).
Sifat Perjanjian Jaminan

Perjanjian Jaminan merupakan perjanjian pelengkap yang sifatnya


accesoir, yaitu perjanjian tambahan yang senantiasa dikaitkan
dengan perjanjian pokok.

Tujuan Perjanjian Jaminan: Melengkapi Perjanjian Pokok dan


untuk menjamin kepastian debitur dalam melunasi hutangnya
kepada kreditur
Akibat hukum accesoir, yaitu:
◼ Perjanjian Accessoir tergantung pada Perjanjian Pokok
◼ Hapusnya Perjanjian Accessoir tergantung pada Perjanjia
n Pokok
◼ Jika Perjanjian Pokok batal, maka Perjanjian Accessoir ju
ga ikut batal
◼ Perjanjian Accessoir ikut beralih dengan beralihnya Perja
njian Pokok
◼ Jika Perutangan Pokok beralih karena; Cessi, Subrogasi,
maka Perjanjian Accessoir beralih juga tanpa adanya pen
yerahan khusus
ISI PERJANJIAN PINJAM MEMINJA
M UANG
◼ Jumlah pinjaman
◼ Jangka Waktu
◼ Cara Pembayaran
◼ Domisili Hukum (Jurisdiksi)
Dapat ditambahkan
◼ Bunga / Bagi hasil
◼ Jaminan (disebutkan Konkrit)
◼ Peruntukan
MACAM-MACAM JAMINAN
A. Jaminan Kebendaan:
- Hak kebendaan memberikan kekuasaan yang langsung
terhadap bendanya
- Tujuannya bermaksud untuk memberikan Hak Verhaal
(hak untuk meminta pemenuhan piutang) kepada
kreditur terhadap hasil penjualan benda-benda
tertentu dari debitur untuk pemenuhan piutangnya
- Ciri khasnya adalah dapat dipertahankan (dimintakan
pemenuhan) terhadap siapapun juga, yaitu terhadap
mereka yang memperoleh hak, baik berdasarkan hak
yang umum maupun yang khusus, juga terhadap para
kreditur dan pihak lawannya
- Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya (droit de
suite/zaaksgevolg), dalam arti bahwa yang mengikuti
bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewena
ngan untuk menjual bendanya dan hak eksekusi
- Dikenal Azas Prioritas, yaitu bahwa hak kebendaan
yang lebih dulu terjadi lebih diutamakan dari pada hak
kebandaan yang terjadi kemudian
- Yang tergolong jaminan bersifat kebendaan adalah:
Hipotik, Credietverband, Gadai, & Fidusia
JAMINAN KEBENDAAN

a) GADAI
Gadai diatur dalam Pasal 1150 s/d 1161 BW, dan pengertian gadai adalah seb
agai berikut : Suatu hak kebendaan atas suatu benda yg bergerak kepunyaan
orang lain, yg semata2 diperjanjikan dgn menyerahkan hak kebendaan atas be
nda tersebut dgn tujuan utk mengambil pelunasan suatu utang dari pendapata
n penjualan benda itu, lebih dahulu dari penagih2 lainnya.
Prinsip Gadai
1. Hak kebendaan→ adalah hak yg memberikan hak kepada pemegang
hak gadai utk menjual barang jaminan jika ternyata debitur w
anprestasi.
2. Perjanjian accesoir → adalah tambahan atau ikutan dari adanya
suatu perjanjian pokok yaitu perjanjian pinjam-meminjam uang.
3. Perjanjian berbentuk bebas dapat dilakukan secara tertulis atau lisan
4. Obyek Gadai adalah benda bergerak yg meliputi barang bergerak yg
bertubuh dan yg tdk bertubuh, contoh : mobil, perhiasan, surat2
berharga, saham, obligasi, cek.
5. Hak pemegang Gadai (Kreditur) antara lain :
- menjual dgn barang gadai dgn kekuasaan sendiri ;
- hak utk menahan barang gadai ;
- hak utk mendapatkan pengembalian ongkos2 yg telah dikeluarkan utk
keselamatan barang gadai
6. Kewajiban pemegang gadai, antara lain :
- bertanggung jawab atas hilangnya barang gadai ;
- tdk boleh menggunakan barang gadai ;
7 Berakhirnya Gadai : berakhirnya atau hapusnya perjanjian pokok yaitu
perjanjian pinjam meminjam uang
b. HAK TANGGUNGAN
Dasar hukum UU Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda2 yg
berkaitan dgn tanah dalam pasal 1 ayat 1 di definisikan adalah hak tanggungan adalah hak jam
inan yg dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 5 Tahun 1960
tentang peraturan pokok2 agararia atau tdk berikut benda2 lain yg merupakan satu kesatuan dg
n tanah itu, utk pelunasan utang tertentu yg memberikan kedudukan yg diutamakan kpd kreditu
r tertentu terhadap kreditor2 lain.
 Obyek Hak Tanggungan, dalam Pasal 4 UU Hak Tanggungan disebutkan bahwa hak
tanggungan atas tanah yg dpt dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan, hak pakai atas tanah negara yg wajib di daftarkan dan menurut sifatnya dapat
dipindahkan, hak pakai atas hak milik
 Subyek Hak tanggungan adalah para pihak yg mempunyai kewenangan
secara hukum utk bertindak sbg pemberi atau penerima hak tanggungan.
Sementara itu, pemberi hak tanggungan adalah orang atau badan hukum yg
mempunyai kewenangan utk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek
hak tanggungan yg bersangkutan
Penerima atau pemegang hak tanggungan adalah orang atau badan hukum yg
berkedudukan sbg pihak yg berpiutang. Dengan demikian yg dapat menjadi
pemegang hak tanggungan adalah siapa pun yg berwenang melakukan pe
rbuatan perdata utk memberikan utang.
 Hapusnya hak tanggungan pada Pasal 18 UU HT menetapkan sebab
hapusnya hak tanggungan adalah : hapusnya utang yg dijamin dgn hak ta
nggungan.
C. F I D U C I A  dasar hukum UU No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fiducia

1. adalah pengalihan hak milik suatu benda atas dasar kepercayaan dgn ketentuan bahwa ben
da yg hak kepemilikannya dialihkan tersebut dalam penguasaan pemilik benda ;
2. jaminan fiducia adalah hak jaminan atas benda yg bergerak , baik yg berwijud maupun tdk beru
jud dan benda tdk bergerak khususnya bangunan yg tdk dibebani hak tanggungan.
3. Obyek Fiducia : barang2 yg diserahkan sbg benda jaminan dalam fidusia adalah benda2 atau
barang2 yg secara ekonomis dapat menunjang kelancaran jalannya kegiatan usaha debitur misaln
ya  benda bergerak berwujud seperti mobil, motor dan mesin2, benda bergerak tak berwujud
seperti piutang
B. Jaminan Perorangan:
- Hak perorangan menimbulkan hubungan langsung
antara perorangan yang satu dengan yang lainnya
- Jaminan yang bersifat perorangan memberikan Hak
Verhaal kepada kreditur, terhadap benda keseluruhan
dari debitur untuk memperoleh pemenuhan dari
piutangnya
- Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu,
terhadap harta kekayaan debitur seumumnya
- Dikenal Azas Persamaan (Pasal 1131 & 1132 BW),
yaitu bahwa tidak membedakan mana piutang yang l
ebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian, semua
nya mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta keka
yaan debitur
- Yang tergolong jaminan bersifat perorangan adalah:
Borgtoch, Perutangan Tanggung-menanggung, dan
Perjanjian Garansi
HAK-HAK JAMINAN YANG LAIN
a. Hak Privilegi
Adalah suatu hak yang diberikan Undang-Undang kepada kreditur yang sa
tu diatas kreditur yang lainnya semata-mata berdasarkan sifat piutangnya
(1134 ayat (1) BW)

Hak Privilegi bukan merupakan jaminan yang bersifat kebendaan dan per
orangan, tetapi merupakan hak untuk lebih didahulukan dalam pelunasan
/ pembayaran piutang terhadap benda si debitur.

Hak Privilegi dibedakan menjadi dua, yaitu :


- Privilegi Umum, yaitu yang tertuju terhadap seluruh benda
debitur & terdiri atas 7 macam hak yang ditentukan secara
berurutan (Pasal 1149 BW)
- Privilegi Khusus, yaitu yang tertuju terhadap benda-benda khusus
debitur & terdiri atas 9 macam hak tapi tidak ditentukan
urutannya (Pasal 1139 BW)
b. Hak Retentie
Adalah hak untuk menahan sesuatu benda sampai suatu piut
ang yang bertalian dengan benda itu dilunasi
Pengaturan dasar hukum Hak Retentie tersebar didalam bebe
rapa pasal di BW, yaitu : Pasal 567, 575, 576, 579, 834, 715,
725, 1159, 1756, 1616, 1729, 1812.

Sifat Hak Retentie tidak dapat dibagi-bagi, dimana jika sebagi


an saja dari hutang itu telah dibayar, maka tidak berarti pula
harus mengembalikan sebagian dari barang yang ditahan. Hu
tang secara keseluruhan harus dibayar terlebih dahulu, baru
kemudian barang yang ditahan dikembalikan.
Hak Retentie hanya mengandung hak untuk menolak terhada
p tuntutan untuk penyerahan barang, tidak mempunyai hak u
ntuk didahulukan (voorang) pemenuhannya terhadap barang
nya, tidak mempunyai hak pemenuhan terhadap hasil ekseku
si dari barangnya yang ditahan (kewenangannya tidak menga
ndung hak untuk eksekusi)

Hak Retentie hanya tertuju pada barang dan tidak pada hak-
hak, jika barang tersebut terlepas dari kekuasaan pemegang
hak retentie (retentor) maka berakhirlah hak retenti itu
c. Cessie
Adalah penyerahan piutang atas nama yang dilakuka
n dengan cara membuatkan akte otentik atau akta d
ibawah tangan, kemudian dilakukan pemberitahuan
mengenai adanya penyerahan itu oleh juru sita kepa
da debitur dari piutang tersebut

Cessie harus dilakukan berdasarkan alas hak tertent


u yaitu karena adanya perjanjian jual beli, tukar men
ukar, dan penghadiahan.
d. Perutangan Tanggung Menanggung/Tanggung
Renteng
Pada Perutangan Tanggung Renteng dimana ada beberapa d
ebitur yang wajib membayar untuk seluruh prestasi kreditur
merasa terjamin pemenuhan piutangnya
Perutangan tanggung renteng timbul karena diperjanjikan ata
u karena ketentuan undang-undang.

Yang dimaksud tanggung renteng yang bersifat memberi jami


nan ialah tanggung renteng yang pasif, yaitu dalam perutang
an tersebut terdapat beberapa orang debitur yang wajib berp
restasi.

Kebalikannya adalah tanggung renteng aktif, dimana dalam p


erutangan tersebut terdapat beberapa kreditur yang berhak a
tas prestasi
e. Perjanjian Garansi
Merupakan perjanjian dimana pihak pertama berjanji
kepada pihak kedua untuk menanggung bahwa piha
k ketiga akan berbuat sesuatu (1316 BW), ini yang d
inamakan menanggung atau menjamin pihak ketiga.

Contoh dari perjanjian yang menimbulkan garansi ad


alah dalam hukum wesel (108 KUHD), dan dapat dit
emui dalam perjanjian pengangkutan (455 KUHD)

Anda mungkin juga menyukai