Dosen :
Krisnawan, S.H., M.H.
Nanda Chandra Pratama Negara, S.H., M.H.
Pengertian
◼ Yang dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak
yang memerlukan;
◼ Yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk
melakukan (meneruskan) usahanya;
◼ Yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit (kreditur) dala
m arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekus
i, bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si pe
nerima kredit (debitur).
Sifat Perjanjian Jaminan
a) GADAI
Gadai diatur dalam Pasal 1150 s/d 1161 BW, dan pengertian gadai adalah seb
agai berikut : Suatu hak kebendaan atas suatu benda yg bergerak kepunyaan
orang lain, yg semata2 diperjanjikan dgn menyerahkan hak kebendaan atas be
nda tersebut dgn tujuan utk mengambil pelunasan suatu utang dari pendapata
n penjualan benda itu, lebih dahulu dari penagih2 lainnya.
Prinsip Gadai
1. Hak kebendaan→ adalah hak yg memberikan hak kepada pemegang
hak gadai utk menjual barang jaminan jika ternyata debitur w
anprestasi.
2. Perjanjian accesoir → adalah tambahan atau ikutan dari adanya
suatu perjanjian pokok yaitu perjanjian pinjam-meminjam uang.
3. Perjanjian berbentuk bebas dapat dilakukan secara tertulis atau lisan
4. Obyek Gadai adalah benda bergerak yg meliputi barang bergerak yg
bertubuh dan yg tdk bertubuh, contoh : mobil, perhiasan, surat2
berharga, saham, obligasi, cek.
5. Hak pemegang Gadai (Kreditur) antara lain :
- menjual dgn barang gadai dgn kekuasaan sendiri ;
- hak utk menahan barang gadai ;
- hak utk mendapatkan pengembalian ongkos2 yg telah dikeluarkan utk
keselamatan barang gadai
6. Kewajiban pemegang gadai, antara lain :
- bertanggung jawab atas hilangnya barang gadai ;
- tdk boleh menggunakan barang gadai ;
7 Berakhirnya Gadai : berakhirnya atau hapusnya perjanjian pokok yaitu
perjanjian pinjam meminjam uang
b. HAK TANGGUNGAN
Dasar hukum UU Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda2 yg
berkaitan dgn tanah dalam pasal 1 ayat 1 di definisikan adalah hak tanggungan adalah hak jam
inan yg dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 5 Tahun 1960
tentang peraturan pokok2 agararia atau tdk berikut benda2 lain yg merupakan satu kesatuan dg
n tanah itu, utk pelunasan utang tertentu yg memberikan kedudukan yg diutamakan kpd kreditu
r tertentu terhadap kreditor2 lain.
Obyek Hak Tanggungan, dalam Pasal 4 UU Hak Tanggungan disebutkan bahwa hak
tanggungan atas tanah yg dpt dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan, hak pakai atas tanah negara yg wajib di daftarkan dan menurut sifatnya dapat
dipindahkan, hak pakai atas hak milik
Subyek Hak tanggungan adalah para pihak yg mempunyai kewenangan
secara hukum utk bertindak sbg pemberi atau penerima hak tanggungan.
Sementara itu, pemberi hak tanggungan adalah orang atau badan hukum yg
mempunyai kewenangan utk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek
hak tanggungan yg bersangkutan
Penerima atau pemegang hak tanggungan adalah orang atau badan hukum yg
berkedudukan sbg pihak yg berpiutang. Dengan demikian yg dapat menjadi
pemegang hak tanggungan adalah siapa pun yg berwenang melakukan pe
rbuatan perdata utk memberikan utang.
Hapusnya hak tanggungan pada Pasal 18 UU HT menetapkan sebab
hapusnya hak tanggungan adalah : hapusnya utang yg dijamin dgn hak ta
nggungan.
C. F I D U C I A dasar hukum UU No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fiducia
1. adalah pengalihan hak milik suatu benda atas dasar kepercayaan dgn ketentuan bahwa ben
da yg hak kepemilikannya dialihkan tersebut dalam penguasaan pemilik benda ;
2. jaminan fiducia adalah hak jaminan atas benda yg bergerak , baik yg berwijud maupun tdk beru
jud dan benda tdk bergerak khususnya bangunan yg tdk dibebani hak tanggungan.
3. Obyek Fiducia : barang2 yg diserahkan sbg benda jaminan dalam fidusia adalah benda2 atau
barang2 yg secara ekonomis dapat menunjang kelancaran jalannya kegiatan usaha debitur misaln
ya benda bergerak berwujud seperti mobil, motor dan mesin2, benda bergerak tak berwujud
seperti piutang
B. Jaminan Perorangan:
- Hak perorangan menimbulkan hubungan langsung
antara perorangan yang satu dengan yang lainnya
- Jaminan yang bersifat perorangan memberikan Hak
Verhaal kepada kreditur, terhadap benda keseluruhan
dari debitur untuk memperoleh pemenuhan dari
piutangnya
- Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu,
terhadap harta kekayaan debitur seumumnya
- Dikenal Azas Persamaan (Pasal 1131 & 1132 BW),
yaitu bahwa tidak membedakan mana piutang yang l
ebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian, semua
nya mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta keka
yaan debitur
- Yang tergolong jaminan bersifat perorangan adalah:
Borgtoch, Perutangan Tanggung-menanggung, dan
Perjanjian Garansi
HAK-HAK JAMINAN YANG LAIN
a. Hak Privilegi
Adalah suatu hak yang diberikan Undang-Undang kepada kreditur yang sa
tu diatas kreditur yang lainnya semata-mata berdasarkan sifat piutangnya
(1134 ayat (1) BW)
Hak Privilegi bukan merupakan jaminan yang bersifat kebendaan dan per
orangan, tetapi merupakan hak untuk lebih didahulukan dalam pelunasan
/ pembayaran piutang terhadap benda si debitur.
Hak Retentie hanya tertuju pada barang dan tidak pada hak-
hak, jika barang tersebut terlepas dari kekuasaan pemegang
hak retentie (retentor) maka berakhirlah hak retenti itu
c. Cessie
Adalah penyerahan piutang atas nama yang dilakuka
n dengan cara membuatkan akte otentik atau akta d
ibawah tangan, kemudian dilakukan pemberitahuan
mengenai adanya penyerahan itu oleh juru sita kepa
da debitur dari piutang tersebut