(UTS)
Disusun oleh:
NAMA : AMPI ALEXANDRO NAHUSONA
NIM : 201921010
KELAS : R5A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
1. Pengertian Jaminan.
Dalam KUHPerdata tidak merumuskan jelas mengenai defenisi jaminan,
Meskipun dalam undang-undang tidak tertulis pengertian tentang hukum jaminan, namun
dalam KUHPerdata dapat ditemukan undang-undang yang mengatur tentang jaminan
secara umum. Yaitu, Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata. Dalam Pasal 1131
KUHPerdata disebutkan "Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur,
baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan
perorangan debitur itu." Dengan demikian menurut pasal ini, segala harta kekayaan
seseorang otomatis menjadi jaminan atas utang yang telah dibuat.
Dan dalam Pasal 1132 KUHPerdata menyebutkan barang-barang itu menjadi
jaminan bersama bagi semua kreditur terhadapnya, hasil penjualan barang-barang itu
dibagi menurut perbandingan utang masing-masing kecuali bila di antara para kreditur itu
ada alasan-alasan sah untuk didahulukan.
Banyak ahli memberikan definisi tentang hukum jaminan seperti,
Mariam Darus → Jaminan adalah suatu tanggungan yg diberikan oleh seorang
debitur/ pihak ke III pada kreditur untuk menjamin kewajiban dlm suatu perikatannya.
Hartono H → Jaminan adalah sesuatu yang diberikan debitur pada kreditur → untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang → yang timbul dari suatu perikatan.
3. Macam-Macam Jaminan.
Secara umum jaminan terdiri dari dua bagian yaitu jaminan umum dan jaminan
khusus.
1. Jaminan umum (Psl. 1131 & 1132 KUHPerdata).
Diberikan untuk kepentingan semua kreditur → menyangkut kekayaan debitur
(kreditur concurent)
Jika debitur pailit → penjualan harta kekayaan debitur tidak cukup untuk
membayar hutang pada para kreditur → tampaklah betapa penting menjadi
kreditur preferent
Ciri-ciri jaminan umum:
1. Kreditur mempunyai kedudukan yang sama – concurent
2. Hak kreditur bersifat hak perorangan
3. Jaminan umum – timbul karena UU
artinya “tidak diperjanjikan antar para pihak”
2. Jaminan khusus
Dalam hukum jaminan, ada pasal-pasal yang mengatur benda yang
dijadikan jaminan utang atau disebut jaminan kebendaan. Jaminan kebendaan
adalah jaminan yang objeknya berupa barang bergerak maupun tidak bergerak
yang khusus diperuntukan untuk menjamin hutang debitur kepada kreditur,
apabila dikemudian hari debitur tidak dapat membayar hutangnya kepada
kreditur.
Pasal 1831 BW
Penanggung tdk wajib membayar kpd kreditor kecuali debitor lalai
membayar hutangnya, dlm hal itu pun barang kepunyaan debitur hrs disita
& dijual terlebih dahulu utk melunasi hutangnya.
UU memberikan 2 hak kpd penjamin yg telah membayar hutang debitor
yaitu :
Psl 1839 BW = Hak utk menuntut kembali kpd debitor agar debitor
membayar kembali apa yg sdh dibayarkan penjamin kpd kreditor sebesar
jumlah yg dibayarkan. (hak regres)
Psl 1840 BW = Hak penjamin menggantikan demi hk semua hak-hak
kredior pada debitor. Penggantian kedudukan seorg kreditor disebut
“subrogasi” (psl 1402 : 3 BW .
GADAI.
1. Pengertian gadai.
Sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai
merupakan suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan
kepadanya oleh debitur atau kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya dan yang memberi
wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu
dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai
pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya
penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan sebagai gadai
dan yang harus didahulukan.
2. Objek dan sifat gadai.
Obyek Gadai : semua benda bergerak yg berwujud maupun tdk berwujud.
Para pihak dalam gadai:
1. pemberi gadai (debitur)
2. penerima gadai (kreditur)
Sifat Hak Gadai:
1. Hak Preferent, didahulukan dari debitur lain
2. Bersifat kebendaan
3. Accesoir, sebagai perjanjian ikutan
4. Menjadi pelunasan hutang
5. Tidak dapat dibagi-bagi –seluruh benda utk satu kesatuan
6. Inbezitstelling
5. Hapusnya gadai.
Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak mengatur secara khusus mengenai
sebab-sebab hapus atau berakhirnya hak gadai. Namun demikian, dari bunyi ketentuan
dalam pasal-pasal Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang mengatur mengenai
lembaga hak jaminan gadai sebagaimana diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan Pasal
1160 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, kita dapat mengetahui sebab-sebab yang
menjadi dasar bagi hapusnya gadai, yaitu:
1. Utang telah dilunasi
2. Terlepas benda gadai dari kekuasaan pemegang gadai (Psl 1152:3)
3. hapus/musnahnya benda gadai
4. Dilepas benda gadai secara sukarela.
FIDUSIA.
1. Pengertian fidusia.
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda, berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
tentang Jaminan Fidusia, F.E.O :Fiduciare Eigendoms Overdracht
Menurut Psl 1 angka 1 UUJF, Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda
atas dsr kepercayaan dgn ketentuan bhw benda yg hak kepemilikannya dialihkan tsb ttp
dlm penguasaan pemilik benda.
HIPOTEK.
1. Pengertian hipotek.
Hipotek atau mortgage adalah instrumen utang berupa kredit berjangka panjang
yang dilakukan dengan memberikan hak tanggungan properti dari peminjam kepada
pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya. Selama periode tertentu,
peminjam dapat membayar kembali pinjaman tersebut dengan cara mengangsur
dengan bunga hingga lunas, hingga peminjam bisa memiliki properti sepenuhnya.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal 1162
disebutkan bahwa hipotek adalah “suatu hak kebendaan atas barang tak bergerak yang
dijadikan jaminan dalam pelunasan suatu perikatan”.
Lalu, dalam Pasal 1171 menyebutkan bahwa hipotek adalah hal yang hanya dapat
diadakan jika terdapat akta autentik, kecuali dalam sejumlah hal yang secara tegas
ditunjuk undang-undang.
Maksudnya, baik sang kreditur atau debitur telah menyatakan kesepakatan untuk
saling mengikatkan diri dalam perjanjian yang disusun dalam akta notaris.
Asas-asas dalam hipotek merupakan asas yang penting dan harus diperhatikan
dalam membuat hipotek. Asas-asas tersebut diantaranya adalah:
1. Asas Publiciteit
Dalam asas ini artinya hipotek harus didaftarkan dalam register umum. Artinya, harus ada
pihak ketiga yang mengetahui mengenai hipotek ini. Sedangkan Akta resmi dari hipotek
harus didaftarkan ke Seksi Pendaftaran Tanah.
2. Asas Specialiteit
Dalam asas ini artinya hipotek hanya bisa dibuat untuk benda-benda tertentu saja. Benda-
benda yang dimaksud yaitu harus terikat sebagai tanggungan. Misalnya benda yang
memiliki wujud, jelas letaknya, dan juga jelas besar dan batas-batasnya.
3. Asas Ondeelbaarheid
Dalam asas ini artinya hipotek tidak bisa dibagi-bagi. Maksudnya adalah hipotek
membebani seluruh objek yang dihipotekkan. Meskipun utang tersebut sudah dibayar
sebagian, maka hal ini tetap tidak bisa mengurangi tanggungan hipotek.
3. Objek hipotek.
Berdasarkan Pasal 1168 KUHPerdt :
Hipotek tdk dpt diadakan selain oleh orang yang mempunyai wewenang untuk
memindahkan barang yang dibebani itu.
1. Benda tak bergerak beserta segala kelengkapannya yang dapat dipindahtangankan
2. Hak pakai atas suatu benda beserta segala kelengkapannya
3. Hak untuk numpang karang dan hak usaha
4. Bunga tanah yang dibayar dengan uang maupun yang dibayar dengan hasil tanah
5. Bunga seperti semula
6. Pasar yang diakui oleh pemerintah beserta hak-hak asli yang melekat padanya