Anda di halaman 1dari 47

1

Hukum jaminan
Oleh : kashadi

Hukum jaminan

Keseluruhan kaedah-kaedah hukum , yang mengatur hubungan hukum antara pemberi dan

penerima jaminan , dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas

kredit.

Jaminan

Sesuatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan keyakinan, bahwa debitor akan

memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang ,yang timbul dari suatu perikatan.

Arti pentingnya lembaga jaminan.

Dalam perkembangan ekonomi dan perdagangan selalu diikuti dengan


perkembangan kebutuhan akan kredit. Fasilitas kredit yang diberikan
oleh bank (kreditor) demi keamanannya diperlukan jaminan (agunan).
Dengan jaminan ini akan dapat diperoleh pengambilan piutangnya jika
debitor wanprestasi (ingkar janji) yaitu dengan mengeksekusi benda
jaminan tersebut.
2

Penjelasan pasal 8 undang-undang perbankan


(uu no. 7 th. 1992 diubah dengan uu no. 10 th. 1998)
1. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko.
2. Untuk mengurangi resiko tsb, bank harus mempunyai keyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan dari debitor untuk melunasi
hutangnya.
3. Untuk memperoleh keyakinan tsb, sebelum memberikan kredit bank
melakukan penilaian yang seksama terhadap :
 Watak
 Kemampuan
 Modal
 Agunan/ jaminan kebendaan.
 Prospek usaha

Jaminan ada 2 macam yaitu :


 Jaminan kebendaan
Maksudnya ada benda yang dipakai sebagai jaminan hutang.
Jaminan kebendaan meliputi :
 Gadai
 Jaminan fidusia
 Hak tanggungan
 Hipotik (khusus untuk kapal)
3

 Jaminan perorangan
Maksudnya ada pihak ke 3 yang menanggung/ menjamin hutangnya
debitor jika debitor wanprestasi.
Jaminan perorangan dinamakan penanggungan/ borg tocht

Ps. 1131 kuh. Perdata


Segala kebendaan seorang debitor, baik yang bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada
dikemudian hari, menjadi jaminan untuk segala perikatan pribadi
debitor tsb.

Kebendaan (benda) yang sudah ada


Maksudnya benda yang sudah menjadi miliknya debitor

Kebendaan yang baru akan ada dikemudian hari


Maksudnya benda-benda yang belum dimiliki debitor pada saat
perikatan terjadi, tetapi sudah menjadi miliknya pada waktu kreditor
melakukan penyitaan.

Ps. 1132 kuh. Perdata


4

Kebendaan tersebut dalam pasal 1131 menjadi jaminan bersama bagi


para kreditor, dan hasil penjualan kebendaan tersebut dibagi diantara
para kreditor seimbang menurut besar kecilnya piutang mereka
masing-masing. Kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk
mendahulukan piutang yang satu dari piutang yang lain.
Piutang yang didahulukan menurut ps. 1133 kuh. Pdt adalah :
 Piutang dengan hak privilege (ps. 1134 jis 1139, 1149 kuh. Pdt)
 Piutang dengan hak gadai (piutang gadai)
 Piutang hipotik (sekarang tidak berlaku & sebagai gantinya adalah
hak tanggungan)

Privilege (hak istimewa)


Ps. 1134 ayat 1 kuh. Perdata
Suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seseorang
berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi daripada orang
berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya.

Ps. 1134 ayat 2 kuh. Perdata


Gadai dan hipotik (sekarang hipotik tidak berlaku diganti hak
tanggungan) adalah lebih tinggi dari pada privilege, kecuali oleh
undang-undang ditentukan sebaliknya.

Privilege yang lebih tinggi dari gadai & hipotik adalah :


5

1. Beaya yang dikeluarkan untuk mengeksekusi benda bergerak/ tidak


bergerak.
2. Piutang-piutang dari orang yang menyewakan benda tidak bergerak.
3. Beaya perkara yang semata-mata disebabkan karena pelelangan dan
penyelesaian suatu warisan
4. Beaya untuk menyelamatkan benda bergerak yang harus dikeluarkan
setelah benda itu digadaikan
5. Pajak

Privilege ada 2 jenis, yaitu :


1. Privilege umum (ps. 1149 kuh. Perdata)
Yaitu privilege terhadap semua benda miliknya
debitor.
Dalam pasal tsb terdapat 7 macam yang ditentukan
secara berurutan dalam pelunasannya.

1. Beaya lelang dan penyelesaian warisan.

2. Beaya penguburan.

3. Beaya perawatan dan pengobatan.

4. Upah para buruh.

5. Piutang karena penyerahan bahan makanan.

6. Piutang para pengusaha sekolah / asrama.

7. Piutang anak yang belum dewasa dan pengurusan wali piutang orang yang terampu dan

pengurusan pengampu.
6

2. Privilege khusus (ps. 1139 kuh. Perdata)


Yaitu privilege terhadap benda-benda tertentu
miliknya debitor.
Dalam pasal tsb terdapat 9 macam yang tidak
ditentukan urutan pelunasannya.

1. Beaya lelang / eksekusi.

2. Uang sewa benda tidak bergerak.

3. Harga pembelian benda tidak bergerak.

4. Beaya penyelamatan suatu barang gadai.

5. Beaya tukang.

6. Beaya penginapan.

7. Upah pengangkutan.

8. Upah tukang batu, kayu, bangunan benda tidak bergerak.

9. Penggantian dan pembayaran yang harus diganti oleh pejabat negara yang melakukan

pelanggaran dan kejahatan.

Ps. 1138 kuh. Perdata: privilege khusus lebih didahulukan dari pada
privilege umum

.gadai (ps. 1150 kuh. Perdata)


Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditor atas suatu
7

barang bergerak, yang diberikan kepadanya oleh debitor atau orang


lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang & yang memberikan
kewenangan kepada kreditor untuk mendapat pelunasan dari barang-
barang tsb lebih dahulu dari kreditor-kreditor lainnya, terkecuali
beaya untuk melelang barang tsb & beaya yang telah dikeluarkan
untuk memelihara/ menyelamatkan benda itu, beaya-beaya mana
harus didahulukan.

Unsur-unsur pengertian gadai


1. Gadai lahir karena penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada
kreditor pemegang gadai.
2. Penyerahan itu dilakukan oleh debitor pemberi gadai atau orang lain
atas nama debitor.
3. Barang yang menjadi obyek gadai adalah barang bergerak.
4. Kreditor pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari
barang gadai lebih dahulu daripada kreditor-kreditor lainnya.
Subjek gadai, meliputi :
1. Pemberi gadai yaitu pihak yang memberikan
jaminan benda bergerak untuk digadaikan.
2. Pemegang gadai yaitu pihak yang menerima
jaminan benda bergerak yang digadaikan.
Objek gadai
Adalah benda bergerak :
8

- bertubuh / berwujud.
- tidak bertubuh (piutang), terdiri dari :
1. Piutang atas bawa (ps. 1152 ayat 1)
2. Piutang atas tunjuk (ps. 1152 bis)
3. Piutang atas nama (ps. 1153)
Sifat - sifat gadai
1. Hak kebendaan
Ps. 1152 ayat 3: pemegang gadai mempunyai hak revindikasi
dari pasal 1977 ayat 2 apabila benda gadai hilang/
dicuri.
2. Accessoir
Ada dan tidaknya hak gadai bergantung dari ada dan tidaknya
piutang, sehingga dengan dibayarnya/ dilunasinya piutang maka hak
gadai hapus.
3. Tak dapat dibagi-bagi
Dengan dibayarnya sebagian hutang tidak membebaskan sebagian
dari benda gadai (benda yang digadaikan), karena hak gadai
membebani seluruh benda gadai.
Sifat gadai ini dapat dilanggar apabila telah diperjanjikan lebih
dahulu oleh para pihak.

4. Hak preferensi (hak yang didahulukan)


Piutang dengan hak gadai (piutang gadai) lebih didahulukan
9

daripada piutang- piutang yang lain.


5. Objeknya benda bergerak
Benda bergerak baik yang bertubuh maupun tidak bertubuh
(piutang)
6. Hak jaminan yang kuat & mudah penyitaannya
Hak jaminan yang kuat, karena :
 Ps. 1134 ayat 2 : gadai dan hipotik lebih tinggi dari pada
privilege kecuali ditentukan sebaliknya oleh undang-undang
 Kreditor pemegang gadai termasuk kreditor separatis, sehingga
tidak terpengaruh dengan adanya kepailitan si debitor.
Mudah penyitaannya, karena acara penyitaan lewat jurusita
menurut ketentuan dalam hukum acara perdata tidak berlaku bagi
gadai.
Sehingga jika debitor wanprestasi, kreditor pemegang gadai dapat
dengan mudah menjual benda gadai dengan cara lelang tanpa
memerlukan perantaraan hakim pengadilan.
Kewenangan pemberi gadai
Ps. 1152 ayat 4 :hal tidak berkuasanya si pemberi gadai untuk
bertindak bebas dengan barang gadai, tidak dapat
dipertanggung jawabkan kepada si kreditor yang telah
menerima barang tersebut dalam gadai.
Maksudnya, jika pemberi gadainya bukan pemilik dari barang yang
digadaikan, maka perjanjian gadai yang telah dibuat tsb tetap sah.
10

Misalnya pemberi gadai adalah seorang detentor (penyewa, peminjam


atau orang yang dititipi barang).

Proses terjadinya gadai :


Benda bergerak bertubuh/ berwujud
1. Perjanjian gadai
perjanjian gadai yang dibuat oleh debitor & kreditor bersifat
konsensual dan obligatoir, serta bentuk perjanjiannya bebas
( ps. 1151 kuh.perdata).
2. Penyerahan benda gadai
ps. 1152 ayat 2 : tidak ada hak gadai atas benda gadai yang
dibiarkan tetap dalam kekuasaannya si debitor
ataupun yang kembali dalam kekuasaan si
pemberi gadai atas kemauan si kreditor.

Dengan demikian, hak gadai terjadi dengan dibawanya barang gadai


keluar dari kekuasaannya si pemberi gadai atau disebut syarat
inbezit stelling. Sehingga syarat tsb merupakan syarat mutlak
terjadinya gadai.

Terjadinya gadai piutang


I. Gadai piutang atas bawa (ps. 1152 ayat 1)
11

1. Perjanjian gadai (sama seperti diatas)


2. Penyerahan surat buktinya
Contoh piutang atas bawa : sertipikat deposito, obligasi

II. Gadai piutang atas tunjuk (ps. 1152 bis)


1. Perjanjian gadai (sama seperti diatas)
2. Penyerahan surat buktinya yang sebelumnya harus ada
endossemen lebih dahulu.
Contoh piutang atas tunjuk : wessel, cek

III. Gadai piutang atas nama (ps. 1153)


1. Perjanjian gadai (sama seperti diatas)
2. Pemberitahuan tentang penggadaiannya kepada debitor
cessus.

Hak-hak pemegang gadai


1. Mengeksekusi benda gadai.
2. Menahan benda gadai (hak retensi).
3. Kompensasi.
4. Mendapatkan ganti rugi atas beaya penyelamatan benda gadai.
5. Menjual benda gadai dalam kepalitan debitor.
6. Preferensi.
7. Atas ijin hakim tetap menguasai benda gadai.
12

8. Menjual benda gadai dengan perantaraan hakim.


9. Menerima bunga piutang gadai.
10. Menagih piutang gadai.

Kewajiban pemegang gadai


1. Memberitahukan kepada pemberi gadai jika benda gadai akan
dijual.
2. Memelihara / merawat benda gadai selama berlangsungnya gadai.
3. Memberikan perhitungan dari hasil penjualan benda gadai dengan
besarnya piutangnya kepada pemberi gadai, apabila terdapat sisa
harus dikembalikan kepada pemberi gadai.
4. Apabila debitor telah melunasi hutangnya atau pemegang gadai
telah menyalah gunakan benda gadai, pemegang gadai wajib
mengembalikan benda/ barang gadai.kepada pemberi gadai.
5. Memperhitungkan hasil penagihan bunga piutang gadai dengan
besarnya bunga piutangnya kepada debitor.
6. Mengembalikan sisa hasil penagihan piutang gadai kepada
pemberi gadai.
Ps. 1154 kuh.perdata.
Ayat 1 : kreditor dilarang memiliki benda gadai manakala
piutangnya tidak dibayar (debitor wanprestasi)
ayat 2 : segala janji yang bertentangan dengan larangan tsb
adalah batal
13

Hak- hak pemberi gadai


1. Menerima sisa hasil pendapatan penjualan benda gadai setelah
dikurangi dengan piutang pokok, bunga & beaya dari pemegang
gadai.
2. Menerima penggantian benda gadai apabila benda gadai hilang dari
kekuasaannya pemegang gadai.
Kewajiban pemberi gadai
1. Melunasi hutangnya.
2. Mengasuransikan benda gadai, jika telah diperjanjikan lebih dahulu.
3. Selama piutangnya digadaikan, pemberi gadai tidak boleh
melakukan penagihan atau menerima pembayaran dari debitornya.
Berakhirnya gadai
1. Hapusnya perikatan pokok.
2. Benda gadai keluar dari kekuasaannya pemegang gadai (mis.
Hilang)
3. Musnahnya benda gadai.
4. Penyalahgunaan benda gadai.
5. Pelaksanaan eksekusi.
6. Kreditor pemegang gadai melepaskan hak gadai secara sukarela.
7. Percampuran artinya pemberi gadai & pemegang gadai berada pada
satu orang.
14

Tugas
1. Sebutkan unsur-unsur dari gadai yang ada dalam pasal 1150 kuh
perdata
2. Sebutkan objek dan subjek gadai
3. Sebutkan sifat-sifat dari gadai dan jelaskan 3 saja dari sifat-sifat
gadai tersebut
4. Bagaimanakah proses terjadinya gadai terhadap :
a. Benda bergerak bertubuh
b. Piutang atas bawa
c. Piutang atas tunjuk
d. Piutang atas nama
5. Sebutkan hak-hak dari pemegang gadai
6. Sebutkan kewajiban-kewajiban dari pemegang gadai
7. Sebutkan hak dan kewajiban dari pemberi gadai
8. Karena sebab apa sajakah hak gadai berakhir
9. Mengapa syarat inbezit stelling merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi dalam gadai. Jelaskan
10. Mengapa penyerahan benda gadai tidak dapat dilakukan dengan
peyerahan secara constitutum possessorium. Jelaskan
11. Sebutkan dan jelaskan 2 jenis privilege serta apa pengertian dari
privilege
12. Sebutkan privilege yang tingkatannya lebih tinggi dari gadai &
hipotik
15

13. Nona sun seorang pedagang kimpul dan ketela rambat dipasar
krempyeng. Ia mempunyai 50 gr emas murni 24 karat. Untuk
menambah modal ia mengajukkan kredit kepada lippobank sebesar
rp. 444.444,00 dengan jaminan 50 gr emas miliknya dan pihak
lippobank menyetujui pengajuan kreditnya.
Pertanyaan :
a. Lembaga jaminan apakah yang dapat dipergunakan untuk
mengikat kredit tersebut
b. Bagaimana proses terjadinya lembaga jaminan tersebut antara
nona sun dan pihak lippobank. (jawab garis besarnya saja)
c. Jika seandainya ternyata emas tersebut miliknya tante jaswadi
yang dipinjam nona sun untuk arisan ibu ibu pkk di kelurahan
tempat tinggalnya.
Apakah perjanjian jaminan yang dibuat oleh nona sun dan
lippobank itu sah. Jelaskan!
14. A telah menyewakan sepedanya kepada b, oleh b sepeda tersebut ia
gadaikan kepada c, kemudian benda gadai (sepeda) yang dalam
kekuasaannya c telah dicuri d

Pertanyaan :
a. Bagaimana cara terjadinya gadai tersebut diatas. Jelaskan!
b. Apakah c dapat memperoleh hak gadai dari b. Jelaskan!
c. Dapatkah c menuntut kembali benda gadai itu dari d. Jelaskan!
16

Borg tocht / penanggungan


Pasal 1820 kuh.perdata
Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak
ketiga, guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk
memenuhi perikatannya si berhutang, manakala orang ini sendiri tidak
memenuhinya.

Pasal 1821 kuh. Perdata


Ayat 1: tiada perjanjian penanggungan kalau tidak ada perikatan pokok
yang sah.
dengan demikian perjanjian penanggungan bersifat
accessoir.
Ayat 2 : namun dapatlah seorang mengajukan diri sebagai penanggung
untuk suatu perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan
dengan suatu tangkisan yang mengenai pribadi si berhutang,
misalnya dalam halnya kebelum dewasaan.
Ayat ke 2 ini merupakan pengecualian dari sifat accessoir.

1. Seorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri untuk lebih,


maupun dengan syarat – syarat yang lebih berat dari pada
perikatanya si debitor.
2. Perjanjian penanggungan dapat diadakan tanpa atau dengan
sepengetahuan si debitor.
17

3. Jika penanggung meninggal maka kewajibannya akan diteruskan


kepada ahli warisnya.
4. Penanggunngan hutang itu tidak dipersangkakan, tetapi harus
diadakan dengan pernyataan yang tegas.
Maksudnya bentuk perjanjian penanggungan tidak terikat dengan
formalitas tertentu ( bebas ), sehingga dapat dibuat secara lesan
maupun tertulis.

Bentuk tertulis dari perjanjian penanggungan mempunyai fungsi


ganda, yaitu :
1. Sebagai alat bukti bagi kreditor.
2. Berisi ketentuan-ketentuan tentang penanggungan.

Syarat-syarat menjadi penanggung


1. Cakap untuk mengikatkan diri (syarat yuridis)
2. Cukup mampu untuk memenuhi perikatan (syarat ekonomis)
3. Berada di wilayah indonesia (syarat lokasi)
Hak-hak dari penanggung
1. Hak untuk menuntut penjualan benda milik debitor lebih dahulu.
2. Hak untuk membagi-bagi hutang.
3. Hak untuk diberhentikan dari penanggung, karena terhalang
melakukan subrogasi akibat perbuatan atau kesalahan kreditor.
4. Hak untuk mengajukan tangkisan.
18

Dalam praktek perjanjian penanggungan, penanggung diminta


melepaskan hak-haknya tersebut diatas, sehingga penanggung
sudah tidak punya hak- hak tersebut diatas.

Penanggung yang telah membayar / meluasi hutangnya debitor, ia


mempunyai 2 macam hak regres, yaitu :
1. Hak regres yang merupakan haknya sendiri.
2. Hak regres karena menggantikan kedudukan kreditor (subrogasi)

Penanggung yang lebih dari satu.


1. Penanggung utama (pu) & penanggung belakang (pb)
Dalam hal ini terjadi penanggung atas penanggung, yaitu pb bukan
menanggung agar debitor memenuhi kewajibannya, melainkan agar
pu memenuhi kewajibannya.
Jika pb melunasi kreditor, maka pb punya hak regres / verhaal
(menuntut pembayaran) terhadap pu.
Jika pu melunasi kreditor, maka pu punya hak regres terhadap
debitor.

2. Penanggung pertama dan penanggung kedua


Disini terdapat 2 orang penanggung yang sama-sama mengikatkan
diri selaku penanggung dari suatu hutang.
Kedudukan p1 & p2 tidak sejajar, oleh karena itu kreditor dalam
19

menuntut piutangnya harus dilakukan terhadap p1 dahulu, jika gagal


baru p2.
Jika p1 melunasi kreditor, maka punya hak regres trehadap debitor.
Jika p2 melunasi kreditor, maka punya hak regres terhadap debitor.
3. Penanggungan oleh beberapa penanggung
Disini terdapat beberapa orang telah mengikatkan diri sebagai
penanggung untuk seorang debitor.
Kedudukan para penanggung sejajar, sehingga kreditor dalam
menuntut piutangnya dapat memilih diantara para penanggung tsb.
Jika salah satu penanggung melunasi kreditor maka punya hak
regres terhadap debitor.
4. Penanggung solider
Seorang penanggung mengikatkan diri untuk suatu hutang bersama-
sama dengan siberhutang (debitor) secara tanggung menanggung.
Kreditor dalam menuntut piutangnya dapat memilih terhadap
penanggung atau debitor masing-masing untuk seluruh hutang.

Bentuk – bentuk penanggungan


1. Jaminan orang / hutang / kredit
Seorang penanggung menanggung untuk memenuhi hutang dari
debitor sebesar sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian
pokok.
2. Jaminan bank
20

Bank sebagai penanggung diwajibkan menanggung pelaksanaan


prestasi tertentu atau menanggung dipenuhinya pembayaran tertentu
kepada kreditor.
misalnya dalam perjanjian pemborongan.

3. Jaminan pembangunan
Terjadi jika pihak yang memborongkan mensyaratkan adanya
pemborong peserta yang menanggung untuk menyelesaikan
kewajiban pembangunan tersebut, manakala pemborong utama tidak
dapat menyelesaikannya, misalnya wanprestasi, pailit atau
meninggal.

4. Jaminan saldo
Bank menjamin saldo yang akan ditagih dari debitor oleh kreditor
pada waktu penutupan rekeningnya.

5. Staats garantie
Pemerintah bersedia untuk menanggung pemberian kredit
pembangunan proyek-proyek tertentu atau memberikan
perlindungan bagi pengusaha-pengusaha lemah.

Hapusnya penanggungan
21

1. Hapusnya perikatan pokok


2. Percampuran antara pribadi debitor & penanggung atau kreditor &
penanggung.
3. Adanya tangkisan dari penanggung.
4. Dibebaskannya penanggung karena adanya perbuatan / kesalahan
kreditor sehingga tidak dapat melakukan subrogasi.
5. Jika kreditor secara sukarela menerima suatu benda sebagai
pembayaran atas hutang pokok.
6. Penanggungan yang sudah berlangsung 10 tahun.

Tugas
22

1. Apa pengertian dari penanggungan


2. Terangkan pengecualian sifat accessoir dari perjanjian
penanggungan.
3. Apa fungsi ganda dari bentuk perjanjian penanggungan yang
tertulis. Jelaskan!
4. Sebutkan syarat-syarat untuk dapat menjadi penanggung.
5. Sebutkan hak-hak dari penanggung.
6. Sebutkan dua macam hak regres dari penanggung yang telah
melunasi hutang debitor.
7. Karena sebab-sebab apa saja penanggungan dapat berakhir.
8. Mengapa perjanjian penanggungan dapat dibuat tanpa
sepengetahuan si debitor. Jelaskan.
9. A pinjam uang dari b sebesar rp. 100.000,00 perjanjian hutang
antara a dan b ditanggung oleh c. Perjanjian penanggungan dibuat
dengan akta.
Pertanyaan :
a. Dapatkah perjanjian penanggungan itu dibuat tanpa
sepengetahuan a. Jelaskan!
b. Perjanjian penanggungan yang dibuat dengan akta (tertulis)
mempunyai fungsi ganda bagi b. Jelaskan fungsi ganda itu!
c. Apa syarat-syarat bagi c untuk dapat menjadi penanggung.
23

10. A pinjam yang dari b sebesar rp. 999.999,00 perjanjian utang


piutang dibuat dengan akta notariil. Kemudian ada orang lain yaitu c
dan d yang sanggup membayar hutangnya a apabila a wanprestasi.
Perjanjian yang dibuat antara b dan c, d dilakukan dengan akta
dibawah tangan.
Pertanyaan :
a. Perjanjian yang dibuat antara b dan c, d termasuk perjanjian apa
dan apa pengertian perjanjian tersebut.
b. Dapatkah perjanjian tersebut (point a) dibuat tanpa
sepengetahuan a. Jelaskan!

Undang undang nomor 4 tahun 1996 ( uuht ) tentang hak


24

tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan


dengan tanah.
Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan, adalah :
Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
di maksud dalam uu no.5 th. 1960 tentang peraturan dasar pokok-
pokok agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang
merupakan kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.

Ciri-ciri ht
1. Memberikan kedudukan yang diutamakan/mendahulu kepada
pemegangnya. ( droit de preference )
2. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan dalam tangan siapapun
objek itu berada. ( droit de suite )
3. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas, sehingga mengikat
pihak ketiga & memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
4. Mudah & pasti pelaksanaan eksekusinya.

Asas-asas ht
25

1. Asas publisitas
Akta pemberian hak tanggungan ( apht ) wajib didaftarkan pada
kantor pertanahan.
Pendaftaran ini merupakan syarat mutlak untuk lahirnya ht &
mengikatnya ht terhadap pihak ke 3.

2. Asas spesialitas
Apht wajib mencantumkan secara lengkap mengenai subjek,
objek dan utang yang dijamin pelunasannya dengan ht. Apabila
tidak dicantumkan maka apht nya batal demi hukum.

3. Asas tidak dapat dibagi-bagi


Ht membebani secara keseluruhan objek ht. Sehingga dengan
dilunasinya sebagian utang tidak membebaskan sebagian dari
objek ht.
Asas nomor 3 ini dapat disimpangi/dilanggar, apabila para pihak
telah membuat perjanjian secara tegas di dalam apht yang
bersangkutan.

Objek ht
26

Ps. 4 ayat 1 : 1. Hak milik ( hm )


2. Hak guna usaha ( hgu )
3. Hak guna bangunan ( hgb )

Ps. 4 ayat 2 : 4. Hak pakai atas tanah negara yang menurut ketentuan
yang berlaku wajib didaftar & menurut sifatnya
dapat dipindah tangankan.

Ps. 27 : 5. Rumah susun yang berdiri di atas tanah hp yang


diberikan oleh negara.
6. Hak milik atas satuan rumah susun, yang
bangunannya berdiri di atas tanah hp yang
diberikan oleh negara.

Subjek ht

1. Pemberi ht ( ps. 8 uuht)


Orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek
ht yang bersangkutan.
Kewenangan tsb harus ada pada saat pendaftaran ht
dilakukan.
2. Pemegang ht (ps. 9 uuht)
27

Orang perseorangan atau badan hukum yang berkedudukan


sebagai pihak yang berpiutang ( kreditor ).
dengan demikian siapa saja dapat menjadi pemegang ht. ( wni,
wna, bhi & bha )

Proses pembebanan hak tanggungan


Dilakukan melalui 2 tahap, yaitu :
1. Tahap pemberian ht, yaitu dengan dibuatnya apht oleh ppat
yang didahului dengan perjanjian utang piutang yang dijamin.
Setelah penandatangan apht wajib didaftarkan ke kantor
pertanahan selambat-lambatnya 7 hari kerja.

Tanah yang belum bersertipikat dapat


dijaminkan/dibebankan dengan ht. Yaitu dalam pemberian
ht dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran
hak atas tanah ybs.
2. Tahap pendaftarannya oleh kantor pertanahan. Pendaftaran
ht merupakan saat lahirnya ht yang dibebankan.

Pendaftaran ht dilakukan oleh kantor pertanahan dengan


membuatkan buku tanah ht dan mencatatnya ke dalam buku
tanah hak atas tanah yang menjadi objek ht serta menyalin
catatan tsb pada sertipikat hak atas tanah ybs.
Tanggal buku tanah ht adalah tanggal hari ke 7 setelah
penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi
28

pendaftarannya dan jika hari ke 7 jatuh pada hari libur diberi


tanggal hari kerja berikutnya. Hari tanggal buku tanah ht
merupakan saat lahirnya ht.
Sertipikat ht ( ps. 14 uuht)
Sebagai tanda bukti adanya ht, kantor pertanahan menerbitkan
sertipikat ht. Sertipikat ht memuat irah-irah dengan kata-kata “
demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa “.
Dengan demikian sertipikat ht mempunyai kekuatan
eksekutorial yaitu mempunyai kekuatan yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.

Isi apht (ps.11 uuht )


I. Wajib dicantumkan ( apabila tidak tercantum, apht batal demi
hukum )
1. Nama & identitas pemegang dan pemberi ht.
2. Domisili para pihak.
3. Penunjukkan secara jelas utang atau utang-utang yang dijamin
pelunasannya dengan ht.
4. Nilai tanggungan.
5. Uraian yang jelas mengenai obyek ht.
II. Fakultatif (tidak ada pengaruh sahnya apht )
29

1. Janji yang membatasi kewenangan pemberi ht untuk


menyewakan objek ht &/ atau menentukan atau mengubah
jangka waktu sewa &/ atau menerima uang sewa di muka,
kecuali dengan persetujuan tertulis dari pemegang ht.
2. Janji yang membatasi kewenangan pemberi ht untuk
mengubah bentuk atau tata susunan objek ht, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari pemegang ht.
3. Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang ht
untuk mengelola objek ht berdasarkan penetapan ketua pn,
apabila debitor wanprestasi.
4. Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang ht
untuk menyelamatkan objek ht, jika hal itu diperlukan untuk
pelaksanaan eksekusi/untuk mencegah menjadi
hapusnya/dibatalkannya hak yang menjadi objek ht karena
tidak dipenuhi/dilanggarnya ketentuan undang-undang.
5. Janji bahwa pemegang ht pertama mempunyai hak untuk
menjual atas kekuasaan sendiri objek ht jika debitor
wanprestasi. ( ps. 6 uuht )
6. Janji yang diberikan pemegang ht pertama bahwa objek ht
tidak akan dibersihkan dari ht.
7. Janji bahwa pemberi ht tidak akan melepaskan haknya atas
objek ht tanpa persetujuan tertulis dari pemegang ht.
30

8. Janji bahwa pemegang ht akan memperoleh seluruh/sebagian


dari ganti rugi yang diterima pemberi ht untuk pelunasan
piutangnya jika objek ht dilepaskan haknya oleh pemberi
ht/dicabut haknya untuk kepentingan umum.
9. Janji bahwa pemegang ht akan memperoleh seluruh/sebagian
dari uang asuransi yang diterima pemberi ht untuk pelunasan
piutangnya, jika objek ht diasuransikan.
10. Janji bahwa pemberi ht akan mengosongkan obyek ht pada
waktu eksekusi ht.
11. Janji bahwa sertipikat hak atas tanah yang dibebani ht
diserahkan kepada pemegang ht.

Ps. 12 :janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang ht


untuk memiliki objek ht apabila debitor wanprestasi
adalah batal demi hukum.
31

Skmht ( surat kuasa membebankan hak tanggungan ) ps. 15 uuht.


Skmht wajib dibuat dengan akta notaris atau akta ppat.
Skmht terhadap hak atas tanah yang sudah terdaftar (
bersertipikat ) wajib diikuti dengan pembuatan apht selambat-
lambatnya 1 bulan jika belum bersertipikat adalah 3 bulan.
Skmht yang tidak diikuti dengan pembuatan apht dalam waktu yang
ditentukan tsb, maka skmht nya batal demi hukum.

Tanah yang sudah bersertipikat tetapi belum dibalik nama atas


nama pemberi ht, maka skmht nya adalah 3 bulan.

Jangka waktu skmht tidak berlaku bagi kredit program, kredit


kecil, kredit pemilikan rumah.
Menurut ketentuan pma/ bpn no.4 th. 1996 jangka waktunya
sampai dengan perjanjian utang piutangnya berakhir.

Skmht harus memenuhi persyaratan sbb :


1. Tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain
daripada membebankan ht. ( mis tdk memuat kuasa unt menjual, menyewakan

objek ht atau memperpanjang hak atas tanah. )

2. Tidak memuat kuasa substitusi. ( mis, penggantian penerima kuasa melalui

pengalihan )

3. Mencantumkan secara jelas objek ht, jumlah utang, nama &


identitas kreditor dan debitor jika bukan pemberi ht.

Tingkat- tingkat (ht ps. 5 uuht)


32

Satu objek ht dapat dibebani dengan lebih dari satu ht guna menjamin
pelunasan lebih dari satu utang.

Peringkat masing-masing ht tersebut ditentukan menurut tanggal


pendaftarannya pada kantor pertanahan ( tanggal buku-tanah ht ).

Jika didaftar pada tanggal yang sama, maka peringkat ht ditentukan


menurut tanggal pembuatan apht ybs oleh ppat.

Jika apht dibuat pada tanggal yang sama, maka peringkat tsb
ditentukan oleh nomor urut apht oleh ppat.

Peringkat ht ini menentukan urutan pengambilan pelunasan piutang


dari hasil penjualan objek ht ybs.
Kreditor pemegang ht peringkat kecil didahulukan daripada peringkat
yang lebih besar.

Peralihan ht (ps. 16 uuht)


Jika piutang yang dijamin dengan ht beralih karena cessie, subrogasi,
pewarisan atau sebab-sebab lain, maka ht tersebut ikut beralih karena
hukum kepada kreditor yang baru ( ht bersifat accessoir ).
Beralihnya ht wajib didaftarkan oleh kreditor yang baru kepada kantor
pertanahan ( kp ), kemudian kp mencatatnya pada buku tanah ht &
buku tanah hat serta menyalin catatan pada sertipikat ht & sertipikat hat
yang bersangkutan.

Cessie : perbuatan hk mengalihkan piutang oleh kreditor pemegang ht kpd pihak lain.
Subrogasi : penggantian kreditor oleh pihak ketiga yang melunasi hutang debitor.
Sebab2 lain : mis, pengambil alihan / penggabungan perusahaan sehingga menyebabkan
beralihnya piutang dari perusahaan semula kepada perusahaan yang baru.

Beralihnya ht terjadi karena hukum, sehingga tidak dibuktikan dengan akta ppat, pencatatan
beralihnya ht cukup dilakukan berdasarkan akta yang membuktikan beralihnya tersebut.
Hapusnya ht ( ps. 18 uuht )
33

1. Hapusnya utang yang dijamin dengan ht. ( ht accessoir dari


piutang ).
2. Dilepaskannya ht oleh pemegang ht.
dilakukan dengan pernyataan tertulis mengenai
dilepaskannya ht oleh pemegang ht kepada pemberi ht.
3. Pembersihan ht berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua
pn.
terjadi karena permohonan pembeli hak aras tanah yang dibebani
ht, agar hak atas tanah yang dibelinya dibersihkan dari beban
ht.
4. hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.

Pembersihan ht ( ps. 19 uuht)


34

Pembeli objek ht, baik dalam pelelangan umum maupun dalam jual
beli sukarela, dapat minta kepada pemegang ht agar tanah yang
dibelinya dibersihkan dari beban ht yang melebihi harga
pembelian.

Pembersihan beban ht dilakukan dengan pernyataan tertulis dari


pemegang ht. Apabila tidak demikian dapat juga dilakukan dengan
mengajukan permohonan pembersihan ht kepada ketua
pengadilan.

Pembersihan ht tidak dapat dilakukan jika pembelian tanah (


objek ht ) melalui jual beli sukarela & dalam apht tercantum janji
bahwa objek ht tidak akan dibersihkan dari beban hak
tanggungan.

Jual beli sukarela maksudnya penjualan objek ht oleh pemilik tanah


sendiri.

Roya ht ( ps. 22 uuht)


35

Setelah ht hapus, kantor pertanahan mencoret catatan ht pada


buku tanah hak atas tanah & sertipikat hak atas tanah (st).
Permohonan pencoretan diajukan oleh debitor dengan melampirkan
sertipikat ht yang telah diberi catatan oleh kreditor bahwa :
- Telah dilunasinya piutang yang dijamin dengan ht atau
- Pernyataan tertulis dari kreditor bahwa telah dilunasinya piutang
yang dijamin dengan ht atau
- Kreditor telah melepaskan ht yang bersangkutan.

Eksekusi ht (ps.20 uuht) dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu


1. Pelaksanaan titel eksekutorial pada sertipikat ht.
2. Penjualan objek ht atas kekuasaan pemegang ht pertama sendiri
melalui pelelangan umum.( ps.6 uuht dimasukkan kedalam apht)
3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan pemberi ht dan pemegang ht. ( dilakukan setelah lewat wkt
satu bln sejak diberitahukan scr tertulis, diumumkan se dikit2nya dalam 2 srt kbr /
media massa setempat dan tidak ada pihak yang keberatan. )

Ps. 6 uuht : apabila dibitor cidera janji (wanprestasi), pemegang ht


pertama mempunyai hak untuk menjual objek ht atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan tersebut.

Tugas
1. Sebutkan ciri-ciri dari hak tanggungan.
36

2. Sebutkan objek dari hak tanggungan dan siapa yang dapat


menjadi pemberi hak tanggungan.

3. Sertipikat hak tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial.


Apa maksudnya. Jelaskan!

4. Sebutkan isi apht ( akta pemberian hak tanggungan ) yang wajib


dimuat dan apa akibatnya jika tidak dimuat.

5. Sebutkan dan jelaskan asas-asas dari hak tanggungan.


6. Sebutkan dan jelaskan subjek ht.
7. Bagaimanakah proses terjadinya pembebanan hak tanggungan.
8. Apa yang saudara ketahui tentang skmht. Jelaskan!
9. Apa yang saudara ketahui tentang tingkat-tingkat ht. Jelaskan!
10. Apa yang saudara ketahui tentang peralihan ht. Jelaskan
11. Apa yang saudara ketahui tentang pembersihan ht. Jelaskan!
12. Apa yang saudara ketatahui tentang roya ht. Jelaskan!
13. Karena sebab apa sajakah ht berakhir atau hapus. Jelaskan!
14. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan dalam eksekusi hak
tanggungan. Jelaskan
15. Ny. Jasmani seorang ibu rumah tangga, ia ingin mendirikan toko
makanan segala macam burung. Ia bertempat tinggal di atas tanah
bersertipikat hak pakai atas tanah negara yang berada di lokasi
37

rumah susun. Tempat tinggal tersebut olehnya ditunjuk sebagai


jaminan utang pada bank rakyat indonesia ( bri ).
Pertanyaan
a. Lembaga jaminan apakah yang dapat dipergunakan untuk
mengikat utang piutang tersebut.
b. Bagaimanakah proses terjadinya lembaga jaminan tersebut.
c. Di manakah lembaga jaminan tsb diatur.

Undang-undang nomor 42 tahun 1999


Tentang jaminan fidusia
( undang- undang fidusia)
38

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar


kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikan
dialihkan tersebut tetap dalam penguasan pemilik benda.
Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik
berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan yang tetap berada
dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan
utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
penerima fidusia terhadap kreditor lainnya.

Jaminan fidusia (jf) merupakan perjanjian accessoir dari perjanjian


pokok artinya ada dan tidaknya jf bergantung dari ada tidaknya
perjanjian hutang piutang.
Subjek jaminan fidusia (ps. 1 uuf)
 Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik
benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
 Penerima fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang
mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jf. (
kreditor )

Objek jaminan fidusia


Adalah benda yang dapat dimiliki dan dialihkan hak
39

kepemilikannya baik benda berwujud maupun tidak berwujud,


terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak maupun tidak bergerak
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek.

Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa


(ps. 7 uuf):

1. Utang yang telah ada ( utang yg sudah terjadi)


2. Utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah
diperjanjikan dalam jumlah tertentu.( mis, utang yg timbul dari
pembayaran yg dilakukan oleh kreditor untuk kepentingan debitor
dalam rangka pelaksanaan garansi bank )

3. Utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya


berdasarkan perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban
memenuhi suatu prestasi. ( mis, utang bunga atas pinjaman
pokok ).

Ciri- ciri jaminan fidusia


a. Memberikan kedudukan yang mendahulu kepada kreditor penerima
fidusia terhadap kreditor lainnya.(ps. 27 uuf)
40

b. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan di tangan siapapun objek


itu berada, kecuali pengalihan benda inventory / dagangan /
persediaan. (ps. 20 uuf)
c. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga mengikat pihak
ketiga dan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. (ps. 6 & 11 uuf)
d. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. (ps. 29 uuf)

Terjadinya jf
1. Pembebanan jf ( ps. 5 uuf )
- Dibuat dengan akta notaris
- Dalam bahasa indonesia
- Merupakan akta jaminan fidusia (ajf)

Ajf memuat (ps. 6 uuf) :


1. Identitas pemberi & penerima fidusia
2. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia
3. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jf
4. Nilai penjaminan
5. Nilai benda yang menjadi objek jf
2. Pendaftaran jf (ps. 11 s/d 13 uuf)
- Benda yang dibebani dengan jf wajib didaftarkan pada kantor
pendaftaran fidusia (kpf) atau ajf didaftarkan ke kpf.
41

- Dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi fidusia


- Permohonan pendaftaran jf dilakukan oleh penerima fidusia,
kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran
jf
 Kpf mencatat jf dalam buku daftar fidusia (bdf) pada tanggal yang
sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran jf.
 Jf lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya jf dalam
bdf
 Kpf menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia
sertifikat jf pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
permohonan pendaftaran jf.

 Sertifikat jf (ps. 14 uuf ):


- Merupakan salinan dari bdf yang memuat catatan tentang
pernyataan pendaftaran jf.
- Dicantumkan kata-kata ”demi keadilan berdasarkan ketuhanan
yang maha esa”
- Mempunyai kekuatan eksekutorial (mempunyai kekuatan
seperti / sama dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap)
Hak dan kewajiban

hak pemberi fidusia.


42

1. Menguasai benda fidusia, bahkan dapat mengalihkan benda


persediaan.
2. Menerima sisa hasil penjualan benda fidusia (bf) setelah dikurangi
dengan hutang-hutangnya.
3. Menerima kembali hak milik atas benda yang menjadi obyek jf dari
penerima fidusia apabila hutang telah dibayar lunas.

Kewajiban pemberi fidusia


1. Menjaga & merawat bf agar nilainya tidak menjadi turun
2. Melaporkan keadaan bf kepada penerima fidusia
3. Melunasi hutangnya

Hak penerima fidusia


1. Mengawasi dan mengkontrol bf, mengingat bf berada pada pemberi
fidusia
2. Memindahkan bf ke tempat lain, jika pemberi fidusia tidak menjaga
dan merawat bf
3. Menjual bf jika debitor wan prestasi
4. Mengambil piutangnya dari hasil penjualan bf

Kewajiban penerima fidusia


1. Melaksanakan pendaftaran ajf ke kpf
43

2. Memberikan kekuasaan kepada pemberi fidusia atas bf secara


pinjam pakai.
3. Menyerahkan kelebihan harga dari hasil penjualan bf setelah
dikurangi hutang-hutangnya debitor kepada pemberi fidusia.
4. Menyerahkan kembali hak milik atas bf kepada pemberi fidusia jika
debitor telah melunasi hutangnya.

Pengalihan jf ( ps. 19 uuf)


Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia
mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban
penerima fidusia kepada kreditor baru. (ingat jf bersifat accessoir)

Pengalihan benda inventory (benda persediaan/dagangan) dapat


dilakukan jika debitor (pemberi fidusia) tidak wanprestasi dan
selanjutnya wajib diganti dengan objek yang setara (jenis, merk &
kualitas bendanya).

Apabila pemberi fidusia (debitor) wanprestasi, maka hasil pengalihan


benda persediaan dan atau tagihan yang timbul karena
pengalihan, demi hukum menjadi pengganti dari objek jf yang
dialihkan tersebut.
Apabila objek jf bukan benda persediaan dialihkan pemberi fidusia
tanpa persetujuan tertulis dari penerima fidusia, maka dipidana
44

penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak rp.


50.000.000,- (ps. 36 uuf)

Benda yang sudah dijaminkan dengan jaminan fidusia dilarang


dijaminkan lagi dengan jaminan fidusia (ps. 17 uuf melarang adanya
fidusia ulang), karena benda yang menjadi objek jaminan fidusia
hak kepemilikannya telah beralih kepada penerima fidusia,
sedangkan syarat bagi sahnya jaminan fidusia adalah pemberi
fidusia mempunyai hak kepemilikan atas benda yang menjadi
objek jaminan fidusia pada waktu ia memberikan jaminan fidusia.

Hapusnya jf ( ps. 25 uuf )


1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia
2. Pelepasan hak atas jf oleh penerima fidusia (kreditor)
3. Musnahnya benda yang menjadi objek jf
Apabila jf hapus, penerima fidusia memberitahukan kepada kpf
dengan melampirkan pernyataan mengenai hapusnya jf dan
selanjutnya kpf mencoret catatan jf dari bdf serta menerbitkan
surat keterangan yang menyatakan bukti pendaftaran fidusia
(sertifikat jf) yang bersangkutan tidak berlaku lagi.

Eksekusi jf / ps. 29 (1) uuf ( bandingkan dengan eksekusi ht )

Jika debitor / pemberi fidusia wanprestasi, eksekusi objek jf dapat


45

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :


1. Pelaksanaan titel eksekutorial pada sertifikat jf oleh penerima
fidusia
2. Penjualan benda yang menjadi objek jf atas kekuasaan penerima
fidusia sendiri melalui pelelangan umum.
3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan pemberi dan penerima fidusia, jika dengan cara
demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para
pihak.

Pemberi fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jf


dalam rangka pelaksanaan eksekusi jf. Apabila tidak
menyerahkan, penerima fidusia berhak mengambil benda yang
menjadi objek jf dan jika perlu dapat minta bantuan pihak yang
berwenang. (ps. 30 uuf & penjelasannya)
46

Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan subjek dan objek dari jaminan fidusia.
2. Sebutkan ciri-ciri dari lembaga fidusia
3. Sebutkan utang-utang yang pelunasannya dapat dijamin dengan
jaminan fidusia.
4. Bagaimanakah proses terjadinya jaminan fidusia
5. Sebutkan apa saja yang dimuat di dalam akta jaminan fidusia.
6. Apa yang dilakukan oleh kantor pendaftaran fidusia sehubungan
dengan adanya permohonan pendaftaran jaminan fidusia. Jelaskan
7. Kapan jaminan fidusia itu lahir
8. Apa yang saudara ketahui tentang sertifikat jaminan fidusia.
Jelaskan
9. Sertifikat jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial, apa
maksudnya, jelaskan.
10. Apa yang dimaksud dengan pengalihan jaminan fidusia. Jelaskan.
11. Karena sebab-sebab apa sajakah fidusia hapus. Sebutkan
12. Eksekusi jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara-cara apa saja.
Sebutkan.
13. Berikan alasannya mengapa pemberi fidusia dilarang melakukan
fidusia ulang terhadap benda yang sudah menjadi obyek fidusia.
14. Berikan penjelasan bagaimana jika benda yang menjadi obyek
fidusia (benda inventory) dialihkan kepada pihak ketiga, sedangkan
pemberi fidusia dalam keadaan :
47

a. Tidak wanprestasi
b. Wanprestasi
15. Sebutkan hak dan kewajiban dari pemberi dan penerima fidusia.

Selamat berdoa & belajar


Semoga sukses
amin

K 45.

Anda mungkin juga menyukai