MK : Hukum Jaminan
1. Jelaskan apa arti pentingnya Lembaga jaminan dalam suatu perjanjian yang diadakan oleh
para pihak ?
2. Mengapa Penyerahan benda gadai tidak dapat dilakukan dengan penyerahan secara
contitutum possessorium, jelaskan !
3. Sebutkan dan jelaskan apa perbedaan antara jaminan kebendaan dan jaminan perorangan?
4. Bagaimana terjadinya jaminan fidusia ?
5. Bagaimana terjadinya gadai untuk benda bergerak berwujud ?
Jawaban :
1. Pentingnya Lembaga jaminan dalam suatu perjanjian adalah untuk menyakinkan bank
atau kreditur, bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau melunasi
kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan persyaratan dan perjanjian kredit yang telah
disepakati Bersama dan juga sebagai sarana perlindungan bagi keamanan atau kepastian
pelunasan hutang debitur kepada kreditur. Oleh karena itu, jaminan di samping faktor-faktor
lain seperti watak, kemampuan, modal, jaminan dan kondisi ekonomi, dapat dijadikan
sebagai sarana perlindungan untuk para kreditur dalam kepastian atau pelunasan utang
calon debitur atau pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur.
· inbezitstelling = hak gadai terjadi dengan dibawanya barang gadai keluar dari
kekuasaanya si pemberi gadai / debitur.
Jaminan perorangan :
a. Hak perorangan bersifat relatif, artinya hanya dapat dipertahankan terhadap pihak
tertentu;
b. Hak perorangan jangka waktunya terbatas;
c. Pada hak perorangan, mana lebih dulu terjadi tidak dipersoalkan, karena sama saja
kekuatannya (asas kesamaan/asas pari passu/asas paritas creditorium);
d. Pemilik hak perorangan hanya dapat menikmati apa yang menjadi haknya. Hak ini hanya
dapat dialihkan dengan persetujuan pemilik.
5. Terjadinya gadai untuk benda bergerak berwujud berdasarkan Alinea Pertama Pasal 1152
KUH Perdata menegaskan bahwa Hak gadai atas barang bergerak yang berwujud dan atas
piutang bawa timbul dengan cara menyerahkan gadai itu kepada kekuasaan kreditur atau
orang yang memberikan gadai atau yang dikembalikan atas kehendak kreditur. Hak gadai
hapus bila gadai itu lepas dari kekuasaan pemegang gadai. Namun bila barang itu hilang,
atau diambil dari kekuasaannya, maka ia berhak untuk menuntutnya kembali menurut Pasal
1977 alinea kedua, dan bila gadai itu telah kembali, maka hak gadai itu dianggap tidak
pernah hilang.