Pengertian
Fidusia berasal dari kata fiduciair atau fides, yang artinya kepercayaan,yaitu
penyerahan hak milik atas benda secara kepercayaan sebagai jaminan(agunan) bagi
pelunasan piutang kreditor. Fidusia sering disebut dengan istilah FEO, yang merupakan
singkatan dari Fiduciare Eigendom Overdracht.Penyerahan hak milik atas benda ini
dimaksudkan hanya sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, di mana memberikan
lainnya.1
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
pengertian jaminan fidusia terdapat dalam Pasal 1 angka 2 UUJF yang menyatakan,
bahwa : jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
Pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya
Objek jaminan fidusia adalah benda-benda apa yang dijadikan jaminan utang
dengan dibebani jaminan fidusia. Benda-benda yang dapat dibebani jaminan fidusia yaitu
2) Mesin-mesin pabrik yang tidak melekat pada tanah atau bangunan pabrik, alat-alat
inventaris kantor
3) Perhiasan
4) Persediaan barang atau inventori, stock barang, stock barang dagangan dengan
6) Perkakas rumah tangga seperti mebel, radio, televisi, almari es danmesin jahit
1) Wesel
2) Sertifikat deposito
3) Saham
4) Obligasi
5) Konosemen
6) Piutang ynag diperoleh pada saat jaminan diberikan atau yang diperoleh kemudian
7) Deposito berjangka.
c. Hasil dari benda yang menjadi objek jaminan baik benda bergerak berwujud atau
benda bergerak tidak berwujud atau hasil dari benda tidak bergerak yang tidak dapat
d. Klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan.
e. Benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan
yaitu hak milik satuan rumah susun di atas tanah hak pakai atas tanah Negara (UU No.
16 Tahun 1985) dan bangunan rumah yang dibangun di atas tanah orang lain sesuai
f. Benda-benda termasuk piutang yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun
bergerak, berwujud maupun tidak berwujud, kecuali mengenai hak tanggungang, hipotik
kapal laut, hipotik pesawat terbang, dan gadai Konsep pemberian jaminan fidusia adalah penyerahan
hak milik
secara kepercayaan atas hak-hak kebendaan. Adapun yang dimaksud dengan hak
hak kebendaan disini berupa: hak atas suatu benda yang bisa dimiliki dan dialihkan. Ciri
ciri atau sifat hak kebendaan yang dapat dialihkan tersebut terdapat dalam surat dari
a. Hak kebendaan bersifat mutlak, yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.
b. Hak kebendaan punya zaakgevolg atau droit de suite. Artinya, hak tersebut mengikuti
bendanya di mana pun atau di tangan siapa pun benda tersebut berada.
kreditor lainnya (jika ada) dari hasil penjualan barang yang dijaminkan
Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam
sempurna
d) Nilai penjaminan
Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan pada Kantor
Pendaftaran Fidusia sehingga melahirkan jaminan fidusia bagi penerima fidusia,
memberi kepastian hukum kepada kreditor lain mengenai benda yang telah dibebani
jaminan fidusia dan memberikan hak yang didahulukan terhadap kreditor lain dan
untuk memenuhi asas publisitas karena kantor pendaftaran terbuka untuk umum.
b. Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat kedudukannotaris yang
e. Nilai penjaminan
Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia
pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Setelah
salinan dari buku daftar fidusia memuat catatan tentang hal-hal yang dinyatakan dalampendaftaran
jaminan fidusia, dan jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama
dengan tanggal dicatatnya jaminan fidusia pada buku daftar fidusia.Dalam sertifikat
jaminan fidusia dicantumkan kata-kata: “demikeadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.8
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Apabila
terdapat perubahan mengenai hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia,
pokok yaitu perjanjian kredit atau perjanjian pembiayaan artinya ada atau
disebabkan berbagai hal misalnya karena ada pelunasan utang atau penawaran
tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau novasi atau pembaharuan utang dan
banyak terjadi. Adanya pelunasan utang dapat dibuktikan dari keterangan tertulis
artinya kreditur tidak menginginkan lagi benda yang menjadi objek jaminan
oleh kreditur sebagai penerima fidusia dapat dilakukan dengan keterangan atau
pemberi fidusia.
karena kebakaran, hilang, dan penyebab lainnya maka jaminan fidusia menjadi
sebagai pengganti objek jaminan fidusia yang musnah sebagai sumber pelunasan
hutang debitur. 4. Eksekusi Jaminan Fidusia
Apabila debitur atau pemberi fidusia cidera janji, eksekusi terhadapbenda yang
menjadi obyek jaminan fidusia dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
Dalam pelaksanaan penjualan dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak
diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan atau penerimafidusia kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar
mengambil benda yang menjadi obyek jaminan fidusia danapabila perlu, dapat meminta
tidak mencukupi untuk pelunasan utang, debitor tetap bertanggung jawab atas utang yang
belum terbayar.
1. HUKPengertian Hipotik
Hypotheca berasal dari bahasa latin, dan hypotheek dari bahasa Belanda, yang mempunyai arti
“Pembebanan”. Satu kreditur yang mempunyai kedudukan istemewa adalah kreditur pemegang
hipotik. Hipotik diatur dalam KUH Perdata buku II Bab XII pasal 1162 sampai dengan pasal 1232.
Dengan berlakunya Undang-undang No 5 tahun 1960 tentang Peraturan dasar pokok agrarian (UUPA)
yang dimulai berlaku sejak tanggal 24 September 1960 buku II KUH Perdata telah dicabut sepanjang
mengenai bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-ketentuan
mengenai hipotik.
Pengertian hipotik tercantum dalam Pasal 1162 KUH Perdata. Hipotik adalah: “Suatu hak kebendaan
atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan bagi suatu
perikatan.”
Vollmar mengatakan hipotik adalah: “Sebuah hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak tidak
bermaksud untuk memberikan orang yang berhak (pemegang hipotik) sesuatu nikmat dari suatu
benda, tetapi ia bermaksud memberikan jaminan belaka bagi pelunasan sebuah hutang dengan
dilebihdahulukan” (Vollmar, 1989: 328).
Dalam buku Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan karangan Hartono Hadisoeprapto
menjelaskan, bahwa hipotik adalah bentuk jaminan jaminan kredit yang timbul dari perjanjian, yaitu
suatu bentuk jaminan yang adanya harus diperjanjikan terlebih dahulu.
2. Subjek Hipotik
Ada dua pihak terkait dalam perjanjian pembebanan hipotik, yaitu pemberi hipotik (hypoteekgaver)
dan penerima hipotik. Pemberi hipotik (hypotheekgever) adalah mereka yang sebagai jaminan
memberikan suatu kebendaan/ zakelijke recht (hipotik), atas bendanya yang tidak bergerak, biasanya
mereka mengadakan suatu utang yang terikat pada hipotik, tetapi hipotik atas beban pihak ketiga.
Pasal 1168 KUH Perdata menentukan bahwa Hipotik hanya dapat diletakkan oleh orang yang
berkuasa memindah tangankan benda yang dibebani. Jadi disyaratkan bahwa orangnya harus
beschikkingsvevoegd. Dalam ketentuan tersebut di atas tidak ada ketentuan mengenai siapa yang
dapat memberikan hipotik dan siapa yang dapat menerima/mempunyai hak Hipotik. Lain halnya
dengan Credietverband di mana ditentukan siapa-siapa yang berhak menerima/menjadi kreditur dari
Credietverband (pasal 38 S. 1908 j.o S. No.190).
Mengenai siapa-siapa yang dapat memberikan Hipotik (debitur – Hipotik) dari hak-hak atas tanah
dapat dilihat di Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Dalam UUPA tersebut yang dapat dibebani
Hipotik hanya Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan maka yang dapat
menghipotikkan ialah hanya mereka yang berhak mempunyai hak-hak tersebut yaitu Warga Negara
Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.
Yang dapat menghipotikkan Hak Guna Usaha hanya Warga Negara Indonesia dan Badan
Hukum Indonesia.
Yang dapat menghipotikkan Hak Guna Bangunan hanya Warga Negara Indonesia dan badan
Hukum Indonesia.
Demikian juga halnya pada Credietverband karena Credietverband juga hanya dapat dibebankan pada
Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan maka yang dapat memberikan Credietverband
juga hanya mereka yang berhak mempunyai hak-hak tersebut, yaitu Warga Negara Indonesia dan
Badan Hukum Indonesia.
3. Objek Hipotik
4. Bunga tanah, baik yang dibayar dengan uang maupun yang harus dibayar dengan hasil tanah.
6. Pasar-pasar yang diakui oleh pemerintah, beserta hak-hak asli merupakan yang melekat
padanya.
Yang termasuk benda-benda tak bergerak adalah hak atas tanah, kapal laut, dan pesawat terbang. Hak
atas tanah terdiri dari Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan. Sejak berlakunya
Undang-Undang No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, maka hipotek atas tanah menjadi tak berlaku
lagi, tetapi yang dipergunakan dalam pembebanan hak atas tanah tersebut adalah hak tanggungan.
Sedangkan benda tidak bergerak, seperti kapal laut tetap berlaku ketentuan-ketentuan tentang hipotik
sebagaimana yang diatur dalam Buku II KUH Perdata. Ukuran kapal lautnya 20 m3, sedangkan
dibawah itu berlaku ketentuan tentang jaminan fidusia. Benda-benda yang tidak dapat dibebani
hipotik;
1. benda bergerak;
4. benda dari orang-orang yang tak hadir selama penguasaan atas benda-bendanya hanya dapat
diberikan untuk sementara waktu.
Dasar dari ketentuan bahwa kapal laut yang berukuran paling sedikit 20 m3 isi kotor ke atas dapat
dihipotikkan ialah Pasal 314 ayat 1 dan Pasal 314 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Di
dalam Pasal 314 ayat 1 KUHD ditentukan bahwa: “Kapal-kapal Indonesia yang ukurannya paling
sedikit dua puluh meter kubik isi kotor dapat didaftarkan di suatu daftar kapal sesuai dengan
peraturan-peraturan yang akan diberikan dengan ordonasi tersendiri.”
Pasal 314 ayat 3 KUHD mengatakan bahwa: “Atas kapal-kapal yang terdaftar dalam daftar kapal,
kappa-kapal yang sedang dibuat dan bagian-bagian dalam kapal-kapal yang demikian itu, dapat
diadakan hipotik.”
4. Asas-Asas Hipotik
Dalam buku Hukum Perdata: Hak Jaminan Atas Tanah karangan Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,
menjelaskan mengenai asas-asas hukum yang penting dibuat dalam hipotik ialah:
1. Asas Publiciteit, asas yang mengharuskan bahwa hipotik itu harus didaftarkan di dalam
register umum, supaya dapat diketahui oleh pihak ketiga/ umum. Mendaftarkannya ialah ke
Seksi Pendaftaran Tanah. Yang didaftarkan ialah akte dari Hipotik itu.
2. Asas Specialiteit, yaitu asas yang menghendaki bahwa hipotik hanya dapat diadakan atas
benda-benda yang ditunjuk secara khusus. Benda-benda tak bergerak yang mana terikat
sebagai tanggungan.
Misalnya: Benda-benda yang dihipotikkan itu berwujud apa, di mana letaknya, berapa
luasnya/besarnya, perbatasannya.
3. Asas tak dapat dibagi-bagi (Ondeelbaarheid), ini berarti bahwa hipotik itu membebani seluruh
objek/benda yang dihipotikkan dalam keseluruhannya atas setiap benda dan atas setiap bagian
dari benda-benda bergerak. Dengan dibayarnya sebagian dari hutang tidak
mengurangi/meniadakan sebagai dari benda yang menjadi tanggunganJanji
Di dalam perjanjian Hipotik lazim diadakan janji-janji yang bermaksud melindungi kepentingan
Creditur supaya tidak dirugikan. Janji-janji demikian harus tegas-tegas dicantumkan dalam akte
Hipotik, yaitu:
1. Janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri, pasal 1178 KUH Perdata.
6. Hapusnya Hipotik
Di samping menurut cara-cara yang telah ditentukan dalam Undang-Undang, hapusnya Hipotik
karena hapusya hak atas tanah yang bersangkutan berdasar Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 27
Oktober 1970 no. BA 10/241/10 dimungkinkan. Dengan hapusnya hipotik karena hapusnya hak atas
tanah yang bersangkutan yang hapus hanya perjanjian hipotiknya, tidak menghapuskan perutangan
yang pokok.