Definisi Upah.
Imbal Jasa / Upah memiliki beragam definisi. Definisi yang umum dijelaskan dan
digambarkan dalam buku-buku literatur dan kegiatan sehari-hari di dunia industri adalah :
Pada umumnya perusahaan sektor swasta (yang belum terbuka) memerlukan suatu filosofi
upah yang kompetitif. Sedangkan untuk perusahaan terbuka (Tbk) umumnya memerlukan
filosofi yang lengkap dengan berfokus pada benefit & kualitas pekerjaan.
Rangkuman dari Filosofi Upah adalah sebuah Maha Karya Perusahaan / Corporate
Masterpiece (selain dari produk perusahaan) yaitu sebuah Total Kompensasi. Dimana dalam
Total Kompensasi ini terdapat komponen yang saling menunjang satu dengan lainnya agar
perusahaan dapat kompetitif di pasar industri. Komponen-komponen tersebut dapat berwujud
langsung maupun tidak langsung diterima karyawan seperti gaji, insentif / tunjangan, saham,
medical dsb. Kesemua ini merupakan bentuk kombinasi yang harus menarik, mengikat, dan
memotivasi serta memuaskan karyawan.
Untuk lebih jelasnya bisa kita simak beberapa contoh strategi pengupahan di bawah ini :
Penawaran gaji yang kompetitif di pasar
Optimalisasi Turn Over pada penekanan strategi menarik karyawan baru
Tantangan yang kini dihadapi oleh perusahaan adalah "How To Create Effective Total
Compensation System". Hal ini bukanlah tugas yang mudah bagi para top management untuk
merumuskannya.
Berbeda halnya dengan Skill & Performance, Masa Kerja merupakan faktor yang kurang
disenangi dalam perhitungan Upah. Namun hal ini tidak bisa dihilangkan begitu saja dan
akan tetap abadi persoalan ini. Contoh sederhana adalah apabila seseorang yang memiliki gaji
Rp.8.500.000 dan dia berada pada comparatio 85%, maka ia & perusahaan akan dihadapkan
pada masalah loyalitas. Bisa saja si karyawan akan mudah meninggalkan pekerjaannya dan
menuju ke kompetitor lainnya.
Sebenarnya perusahaan akan sangat mudah melakukan increament & adjustment hingga
compa ratio 90-95% (Rp.9.000.000 - Rp.9.500.000). Namun pada prinsipnya perusahaan
harus memutuskan apakah akan menaikkan sesuai dengan pasar 100% atau memang sengaja
membiarkan agar karyawan tersebut meninggalkan perusahaan dan menggantinya dengan
yang baru.
Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan Pay for Proficiency. Sebab upah dibakukan
kepada nilai/harga pasar suatu pekerjaan. Karyawan tidak lagi terbentur pada masalah
kenaikan gaji tahunan yang hanya berkisar sekian persen. Sebab nilai/harga pasar suatu
pekerjaan merujuk kepada ketrampilan, maka pembicaraan & diskusi mengenai gaji dapat
dimulai dari bermacam-macam tingkatan. Mulai dari tingkatan paling dasar (basic hingga
advance). Penilaian ini didasarkan pada pengukuran sampai dimana tingkat kemampuannya
pada pekerjaannya tersebut.
Secara hukum, praktek penggajian harus konsisten, tidak diskriminatif, & sewenang-wenang.
Namun filosofi penggajian dapat diberlakukan :
Sistem penggajian untuk posisi yang "sulit diisi" perlu diberlakukan secara progresif
Konsistensi untuk meniadakan labour dispute. Standarisasi perlu dilakukan agar
dikemudian hari tidak terjadi permasalahan dengan karyawan yang baru masuk
dengan karyawan yang sudah lama.
Beberapa kasus yang bermula hanya berasal dari ketidak-konsistensian ini mengakibatkan
terjadinya proses hukum dan hal ini dibiarkan berlarut-larut. Kasus ini dapat dibenahi namun
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika perusahaan memiliki biaya, maka sebaiknya
dilakukan langkah untuk "Lay People Off atau Freeze Salary".
Komunikasi
Filosofi penggajian harus dilakukan untuk mengetahui apakah karyawan kita itu underpay,
overpay atau meet. Underpay & overpay akan menghasilkan masalah biaya dalam perusahaan
(turn over maupun high salary). Biasanya HR Department sangat berperan dalam filosofi
penggajian ini, namun dalam pelaksanaan & komunikasi, seluruh top management (senior
manager) harus dilibatkan dan filosofi tersebut harulah in-line dengan objektif perusahaan.
Para Top Management haruslah saling mengerti dan menyetujui serta mendukung program
pengupahan ini agar bisa dijalankan dengan sukses.
Sistem kompensasi dalam organisasi haruslah diselaraskan dengan strategi & tujuan dari
organisasi serta asas kepatutan yang normatif di dalam lingkungan tersebut sehingga terjadi
keselarasan antara perusahaan, karyawan serta komunitas di lingkungan tersebut (negara &
masyarakat sekitarnya)
Di dalam kehidupan bernegara kita mengenal banyak macam ragam sistem perekonomian
seperti : komunis, sosialis, dan kapitalis serta liberalis. Konsep-konsep ini sangat
mempengaruhi kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta berinvestasi. Karena hal ini
akan saling terkait dengan beberapa faktor yang berlaku & berjalan di suatu daerah / negara.
Namun pada prinsipnya, meskipun berbeda sistemnya, strategi & program kompensasi
tetaplah akan berguna & efektif apabila para pengambil keputusan (top manajemen)
melakukan beberapa hal :
1. Asas Kepatuhan
Dilakukan minimal sesuai dengan tatanan hukum & peraturan yang berlaku di lingkungan
tersebut (negara)
3. Asas 3P Concept
Strategi Kompensasi harus sudah mengikuti konsep
Pay for Position, dimana perusahaan mengacu pada standar yang diberlakukan untuk
sebuah posisi yang akan ditempati oleh karyawan tersebut
Pay for Person, dimana perusahaan mengacu pada budaya organisasi serta
adaptabilitas yang tinggi dari karyawan untuk bisa nyaman bekerja
Pay for Performance, dimana perusahan memberikan peningkatan imbal jasa yang
disesuaikan dengan kinerja
Produk kompensasi akan selalu berubah setiap masa karena pasar selalu bergerak dan
berubah. Untuk itu diperlukan strategi & pendekatan kompensasi secara fleksibel.
Referensi :