Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Mashudi, SE., M.M., CIQaR., CIQnR.
Disusun oleh :
Dimas Afrizal Saputra (40011422650333)
Kelas J
PENGANTAR MANAJEMEN DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
PRODI AKUNTANSI PERPAJAKAN
SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2022/2022
1. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk manfaat dan insentif untuk
memotivasi karyawan agar produktivitas kerja semakin meningkat.Compensation is all
form of pay or benefits for employees that arise from their employment (Schoell et
al,1993:321).
2. Tujuan Kompensasi
1) Kompensasi harus dapat memenuhi minimal karyawan. Mengenai hal ini sudah
ada ketentuan minimal UMR = Upah Minimum Regional dari pemerintah.
2) Kompensasi harus dapat mengikat, artinya dengan kompensasi yang memadai,
dapat menghindarkan karyawan pindah ke perusahaan lain. Terutama karyawan
terampil, jangan sampai di bajak, ditarik oleh perusahaan dengan iming-iming
kompensasi yang lebih tinggi.
3) Kompensasi harus dapat memotivasi karyawan. Dengan adanya sistem kompensasi
yang baik, misalnya memberi insentif akan dapat merangsang semangat kerja
karyawan.
4) Kompensasi harus adil, artinya bukan sama rata, tapi ada pertimbangan yang
matang dan rasional dalam pemberian kompensasi. Jangan ada pilih kasih, gaji
berbeda berdasarkan etnis, atau faktor kedekatan dengan pimpinan. Hal-hal seperti
ini akan menimbulkan kecemburuan sosial.
5) Kompensasi tidak boleh statis, artinya tidak ada perubahan dalam jangka lama,
padahal keadaan ekonomi dan harga sudah naik sekian kali lipat. Jadi kompensasi
harus mempertimbangkan keadaan rill pasar di masyarakat. Bila ini tidak
diperhatikan menyebabkan kegelisahan karyawan. Perasaan gelisah yang
terselubung ini pada suatu ketika akan meledak dalam bentuk demonstrasi.
6) Kompensasi harus bervariasi, artinya kompensasi yang diberikan tidak perlu dalam
bentuk uang saja, tapi harus dibuat variasi tertentu dengan mempertimbangkan
kompensasi dalam bentuk in natura dan berbagai fasilitas.
Jadi di samping kompensasi berupa uang perlu dipikirkan diberi beras, gula, teh,
fasilitas perumahan, asrama, kendaraan, penghargaan, bonus dan sebagainya.
Kompensasi yang bervariasi akan cukup menarik bagi karyawan, karena mereka
merasa dihargai oleh perusahaan.
5. Upah Borongan
Bila buruh lambat menyelesaikan pekerjaan dari waktu yang telah ditetapkan, upah yang
dibayarkan tetap sesuai dengan aturan. Akan tetapi secara ekonomis rasional maka pihak
perusahaan dirugikan karena keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Timbul kerugian bunga
modal yang tertanam dalam peralatan produksi karena lama dipakai dibandingkan dengan
waktu pemakaian seharusnya, pesanan langganan lambat dilayani.
Dalam hal ini seharusnya buruh mendapatkan remi. Sistem ini disebut juga gainsharing
system yang dapat dibagi dua:
1) Sistem kuno yaitu yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan, dikemukakan oleh Halsey &
Rowan.
2) Sistem baru yaitu yang berdasarkan ilmu pengetahuan, dari Taylor, Emerson, Gantt, dan
Bedeaux.
g. Sliding Scale
Sliding Scale berarti skala upah meluncur. Sebetulnya bukan merupakan suatu sistem upah
yang tersendiri tetapi sistem ini dapat pula dipakai pada sistem upah yang lain. Dalam hal ini
upah naik turun sesuai dengan harga penjualan dari hasil produksi.
Jika harga produksi meningkat maka upahpun meningkat. Sebaliknya jika harga produksi
menurun, maka upahpun menurun, tetapi ditetapkan pula suatu upah minimum.
h. Upah Indeks
Sistem ini memberikan upah naik turun sesuai dengan perobahan indeks biaya penghidupan
sehari-hari.
Percobaan ini diadakan setelah tedapat suatu percobaan di dalam angka-angka indeks yang
besarnya telah ditetapkan lebih dahulu.
j. Production Sharing.
Production sharing sama halnya dengan profit sharing, yaitu suatu usaha kerja sama antara
manajemen dan buruh. Akan tetapi, bagian tabungan dihasilkan dari pengurangan biaya
produksi.
Salah satu contoh yang terkenal bentuk production sharing ialah apa yang dinamakan Scanlon
Plan, rencana Scalon. Rencana ini telah dicobakan di perusahaan Lapointe Machine di
Hudson, oleh Scnlon.
Scalon menyatakan bahwa insentif secara individual menyebabkan timbulnya persaingan
tidak sehat di antara buruh. Dia merencanakan bahwa biaya buruh normal dihitung menurut
unit produksi. Kemudian melalui, kerjasama seluruh kelompok buruh diperbaiki efisiensinya,
ini menimbulkan penghematan total bagi seluruh pekerja sebagai bonus. Juga dapat bonus
berdasarkan persentase kenaikan produksi. Jika produksi naik 5%, upah juga akan naik 5%.
Dengan demikian para pekerja dan perusahaan bersama-sama meningkatkan nilai barang
yang dihasilkan.
Standar dari masing pekerja tiap unit tidak di dasarkan atas jumlah produksi yang dihasilkan.,
tetapi atas dasar ratio pendapatan dengan biaya buruh. Hasilnya menunjukan adanya
hubungan korelasi antara nilai rupiah yang mereka terima dan nilai ekonomis barang yang
dihasilkan pekerja. Rencana ini terbukti telah meningkatkan output per jam kerja per orang
meningkat 18% dan jumlah barang produksi yang tidak memenuhi syarat, berkurang 47%.
l. Keuntungan lain-lain
Kita sudah mengetahui betapa pentingnya sikap pegawai terhadap timbulnya dan pencegahan
kecelakaan dalam perusahaan. Sikap ini sangat penting. Membayar upah yang mencukupi
dan adanya rencana pensiun, sangat membantu menciptakan sikap pegawai yang baik. Sejak
perang dunia II, organisasi buruh sangat tertarik dengan monetary benefits dibandingkan
dengan kenaikan upah langsung. Salah satu bentuk monetary benefits ialah adanya
pembayaran upah yang tetap dilakukan dalam masa cuti dan libur.
Banyak pabrik telah melaksanakan hal ini, memberi masa cuti dan memberi libur pada
karyawan dan tetap dibayar. Juga di berikan biaya perawatan sakit dan asuransi kesehatan
atau kecelakaan, asuransi jiwa, dan sebagainya. Keuntungan lain yang diterima oleh pegawai
ialah dapat korting apabila membeli barang- barang yang dibuat oleh pabrik sendiri, program
tabungan, pembayaran dana pensiun, dan dapat pinjaman selama menganggur, kafetaria
murah, perpustakan, kursus-kursus, pakaian kerja, dan perlengkapan kerja.
Di samping itu ada pula benefits yang tidak bersifat moneter, seperti diberi tanda
penghargaan kepada karyawan yang berjasa, yang sudah bekerja selama sekian puluh tahun,
dan sebagainya.
Pertanyaan
1. Apakah besarnya gaji dapat memotivasi kinerja seseorang?
Jawaban: iya,besarnya gaji dapat mempengaruhi kinerja seseorang.Tidak bisa di
pungkiri setiap orang bekerja karena adanya tujuan yang ingin mereka
dapatkan,banyak sekali tujuan orang bekerja, kebanyakan karena adanya kebutuhan
yang harus segera di penuhi,adanya keinginan untuk di akui atas hasil kerja mereka
bisa berikan bagi perusahaan gaji adalah segala sesuatu yang diterima karyawan atau
buruh/pekerja sebagai balas jasa atas kerja yang telah dilakukan. Gaji juga bisa
dikatakan sebagai imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja langsung yang hasil
kerjanya dapat diukur dengan satuan tertentu (jumlah fisik barang yang dihasilkan
atau masa atas jasa pekerjaan yang diserahkan). Pemberian upah kepada
buruh/pekerja hendaknya berdasarkan atas jasa asas keadilan yang artinya adil bagi
buruh/pekerja atas apa yang dikerjakannya serta mampu untuk memenuhi kebutuhan
hidup layak. ( Heidjrahman dan Suad Husnan, 2005:14-22 ).
2. Bagaimana jika penundaan atau pengurangan gaji dilakukan tanpa dialog antar
pegawai dan bos dalam masa pandemi Covid 19, apakah hal tersebut menyalahi
aturan?
Jawaban: Jika melihat SE Menaker (Terkait Perlindungan Pekerja Akibat Corona),
maka perlu kesepakatan. Kesepakatan tidak mungkin tanpa dialog. Tanpa dialog,
perusahaan akan dianggap semena-mena dan hak karyawan tidak dipenuhi. Dialog itu
penting dan menjadi media bagi perusahaan untuk memberikan background mengapa
putusan harus diambil manajemen sekaligus meminimalkan konflik atau dispute. Ini
tidak hanya menguntungkan pihak perusahaan saja, tetapi seluruh tim dalam
organisasi. Jadi, tanpa kesepakatan itu menyalahi aturan.
5. Apa faktor penilaian tinggi rendahnya kompensasi dalam perusahaan yang belum go
public ?
Jawaban: Secara garis besar, kompensasi merupakan imbalan-imbalan finansial
(financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian
mereka dengan sebuah perusahaan. Sistem penilaian pemberian kompensasi yang
paling sering digunakan oleh perusahaan adalah Pay for Performance System,
perusahaan yang sudah memiliki akuntabilitas publik (go public) maupun yang belum
memiliki akuntabilitas publik (belum go public) dapat menggunakan sistem tersebut
dengan mudah. Besar kecilnya insentif yang diperoleh dapat dilihat dari beberapa
faktor, yaitu :
Kinerja absolut (absolute performance), yaitu berdasarkan hasil kinerja
karyawan itu sendiri.
Kinerja yang diperbandingkan dengan suatu rencana tertentu (performance
relative to some plan), apakah hasil kinerja dapat mencapai target/ rencana
tertentu.
Perbandingan kinerja relative (relative performance), yaitu dengan
membandingkan hasil kinerja seseorang atau departemen atau perusahaan
dengan kinerja kelompok lain.