Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun barang tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan pada perusahaan. Serta kompensasi tambahan finansial atau non finansial yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dan usaha meningkatkan kesejahteraan mereka seperti tunjangan hari raya dan uang pensiun.Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Dessler (2009:46). Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka.Pendapat serupa juga dikemukaan oleh Simamora (2006:442), kompensasi (compensation) meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. 1.2 Jenis kompensasi a. Kompensasi finansial Secara langsung Upah, gaji, dan insentif termasuk ke dalam pengelompokan kompensasi ini karena karyawan secara langsung memperoleh imbalannya dalam bentuk uang. Tidak langsung Program kesejahteraan sosial seperti asuransi kesehatan, program pensiun, fasilitas kantor, dan berbagai bentuk cuti seperti cuti hari raya dan cuti tahunan merupakan kompensasi finansial tidak langsung yang diterima karyawan. Hal ini karena perusahaan tetap membayarkan dana untuk kompensasi tersebut, namun diterima dalam bentuk lain oleh karyawannya. Misalnya untuk cuti, karyawan diberikan waktu untuk tidak bekerja dan bisa menikmati waktunya namun perusahaan tidak memotong gajinya. b. Kompensasi non finansial Secara sederhana, kompensasi ini sama sekali tidak berkaitan dengan dana yang harus dikeluarkan perusahaan. Tetapi lebih cenderung ke dalam ranah psikologis terutama dengan kepuasan pekerjaan. Budaya perusahaan, tugas pekerjaan, hingga suasana kerja termasuk ke dalam kompensasi non finansial. Kompensasi non finansial tersebut menjadi senjata utama untuk mendorong produktivitas karyawan saat bekerja. Tugas yang menarik dan menantang dengan jumlah yang sesuai, pengakuan atau apresiasi menjadi contoh kompensasi terkait pekerjaan karyawan. Tentunya kamu pernah mendengar keluhan seseorang yang bekerja merasa tidak berkembang atau justru dijejali berbagai macam pekerjaan di luar tanggung jawab utamanya. Jika hal tersebut terjadi, maka karyawan tidak menerima kompensasi yang setimpal. Begitu juga dengan budaya dan suasana kerja. Jika karyawan menerima kebijakan perusahaan yang mendukung kinerjanya, memiliki rekan kerja kooperatif, dan berada di lingkungan kerja yang menyenangkan, maka ia akan merasa senang dengan pekerjaannya. 1.3 Proses pemberian kompensasi Menurut Hani Handoko (2010) proses kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa terhadap karyawan bagi pelaksana pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan. 1.4 Rancangan berdasarkan kedudukan karyawan a. Upah / Gaji merupakan bentuk kompensasi yang menjadi basis bayaran bagi karyawan sebagai imbalan atas kontribusinya dalam mencapai tujuan perusahaan. b. Insentif merupakan kompensasi tambahan di luar gaji yg diberikan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standart yang ditentukan. c. Tunjangan merupakan bayaran atau pelayanan yang me-lengkapi dan melindungi gaji, berdasarkan kebijakan perusahaan. d. Fasilitas merupakan kenikmatan yang diperoleh karya-wan dari perusahaan, seperti mobil dinas, Bus karyawan, perumahan, parkir khusus. 1.5 Implementasi hasil program kompensasi 1. Elitisme versus Egalitarianisme (ok) System kompensasi elitisme terdapat di perusahaan-perusahaan yang telah mapan dengan pangsa pasar relative yang tidak berubah-ubah, dan persaingan yang terbatas. Sedangkan system kompensasi egalitarianisme terdapat didalam lingkungan yang sangat kompetitif, dimana perusahaan sering menempuh resiko bisnis dan mencoba memperluas pangsa pasarnya secara berkelanjutan dengan melakukan investasi dalam teknologi, usaha dan produk baru. sistem ini mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Sistem egalitarian m e n a w a r k a n f l e k s i b i l i t a s l e b i h b e s a r k e p a d a p e r u s a h a a n untuk menyebarkan karyawan-karyawan dalam bidang-bidang yang b e r b e d a t a n p a h a r u s m e n g u b a h t i n g k a t g a j i m e r e k a . Sistem ini dapat pula mengurangi hambatan di antara orang-orang yang perlu bekerja sama secara erat. sedangkan Sistem gaji yang elitis cenderung menyebabkan tenaga kerja yang lebih stabil karena potensi karyawan untuk naik ke atas melalui perusahaan akan tergantung pada seberapa lama seseorang berkarya di dalam perusahaan. 2. Kerahasiaan dan keterbukaan informasi bayaran (x) keunggulan system rahasia Menuntut karyawan untuk tidak membicarakan gaji dengan karyawan lainnya. Maka dengan itu dapat mempersempit kemungkinan munculnya masalah moral kerja karena perasaan tidak adil karyawan menyangkut gajinya. ahkan! meskipus sebuah sistem gaji adalah adil! karyawan dapat merasa bahwa hal ini tidak wajar sekiranya mereka tidak diberitahukan mengenai sistem gaji atau tidak benar-benar memahaminya. Kelemahan system rahasia Pertama, karena bayaran sifatnya rahasia, adalah sulit bagi para karyawan untuk menentukan a p a k a h o r g a n i s a s i t e l a h m e n g a i t k a n b a y a r a n d e n g a n kinerja atau tidak. Kedua, kebijakan bayaran rahasia itu sendiri merupakan wujud rendahnya tingkat kepercayaan di antara organisasi dan anggota-anggotanya. Rendahnya tingkat kepercayaan ini menghalangi kapasitas sistem kompensasi untuk memotivasi kinerja yang efektif Keunggulan system terbuka Pertama, membatasi akses para karyawan terhadap informasi kompensasi kerapkali memancing ketidakpuasan gaji yang lebih besar karena mereka cenderung melebih-lebihkan gaji yang d i t e r i m a oleh rekan sejawat atau a t a s a n n y a . K e d u a , k e b i j a k a n b a y a r a n t e r b u k a m e m a k s a manajer supaya lebih wajar dan efektif dalam memberikan kompensasi karena keputusan buruk tidak dapat disembunyikan dan keputusan sehat dapat menjadi motivator bagi karyawan terbaik. Kelemahan system terbuka Pertama, kebijakan ini memaksa manajer dan penyelia untuk mempertahankan keputusan kompensasi mereka secara terbuka. Pertimbangan pribadi memainkan peran dominan dalam penetapan besarnya gaji seseorang. Pertimbangan seperti itu tentunya sulit memuaskan semua pihak. Kedua, biaya akibat terjadinya kesalahan dalam keputusan gaji melonjak manakala gaji diungkapkan secara terbuka, dan hal ini mencegah manajer menjadi lebih inovatif dalam cara mereka mengeluarkan biaya tenaga kerja. 3. Sentralisasi versus desentralisasi keputusan pembayaran (x) Dalam system sentralisasi, keputusan bayaran dikendalikan secara ketat disebuah lokasi pusat,biasanya department sumber daya manusia yang berada dikantor pusat korporat. Sedangkan system desentralisasi, keputusan bayaran didelegasikan kedalam perusahaan, biasanya manajer unit. 4. Partisipasi karyawan (ok) Pada prinsipnya, pendekatan partisipatif keputusan gaji bukanlah tanpa kesulitan potensial, terutama dalam situasi dimana keputusan gaji dibuat oleh kerabat kerja dan tidak ada standar kinerja yang jelas. Pendekatan seperti ini mengikis kapasitas system kompensasi untuk memotivasi kinerja efektif karena semua anggota mendapat kenaikkan gaji yang sama terlepas dari bagaimana kinerja mereka. Selain itu, proses partisipatif itu juga memakan waktu dan mengakibatkan berkurangnya waktu individu untuk menunaikan tugas utamanya. 5. Dampak inflasi (ok) Semua organisasi harus melakukan alokasi/penyisihan untuk inflasi dalam program gaji mereka. Pada tingkat inflasi persen, sebagai misal, perusahaan yang gagal meningkatkan kisaran gajinya pada periode selama 2 tahun akan ketinggalan 16% persen dibelakang pesaingnya. Semakin sulit merekrut pegawai baru dibawah keadaan seperti ini, dan perusahaan menjadi semakin sukar memotivasi karyawan-karyawannya yang ada sekarang supaya tetap bertahan diperusahaan serta produktif dalam bekerja. 6. Kompensasi upah (ok) kompresi upah adalah penurunan perbedaan diantara kelas gaji yang lebih tinggi dengan kelas gaji yang lebih rendah. kompresi gaji terjadi pada saat para karyawan memandang bahwa perbedaan gaji antara gaji mereka dengan gaji karyawan diatas tingkat mereka, atau gaji karyawan dibawah tingkat mereka adalahterlalu kecil. kerja lembur (overtime) sebagai penyebab kompresi upah dapat ditanggulangi melalui cara yaitu, kerja lembur dapat dirotasikan diantara para karyawan sehingga semuanya memperoleh waktu lembur yang sama.