Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN REWARD

TERHADAP PEGAWAI BERPRESTASI

Disusun oleh:
KELOMPOK 5
FAHIRA KHOIRUN NISSA
FITRIA DEWI L
JEKY
SITI MARYANI
WINDA SAFITRI

STIE WIBAWA KARTA RAHARJA


2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

PENDAHULUAN

Latar belakang
Reward merupakan suatu metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan
kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Reward sendiri artinya ganjaran, hadiah,
penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat
untuk meningkatkan motivasi para pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan
dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat
mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward
juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.
Pada dasarnya metode ini dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam
memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Metode ini juga merupakan reaksi
dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh
bawahannya.

PEMBAHASAN
1. Definisi Reward

Reward merupakan bentuk metode dalam memotivasi tim (karyawan) untuk


meningkatkan kinerja dan prestasinya. Reward sendiri artinya ganjaran, hadiah, penghargaan
atau imbalan yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan performance (kinerja)-nya.
Semakin baik kinerja pegawai, semakin besar reward yang didapatkan. Perusahaan
memberikan Reward sebagai bentuk Recognition (pengakuan) yang dipublikasikan untuk
memacu tim yang lainnya. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat
untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa menstimulus tim untuk melakukan
suatu perbuatan yang positif secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapai.

Terdapat tiga bentuk reward yang dapat diberikan kepada individu dalam sebuah organisasi,
yang disebut sebagai the reward triangel yaitu :
1. Direct financial reward, seperti peningkatan gaji, bonus, komisi, contest,
insensif dan lainnya.
2. Career advancement, sepertiteritori yang luas, pelanggan ukuran besar,
promosi jabatan dan lainnya.
3. Recognition, sertifikasi penghargaan pencapaian prestasi, recognition
dinner, bingkisan, tropi, berita di media organisasi dan keanggotaan pada
kelompok khusus.

2. Bentuk dan Metode Reward

Beberapa metode dapat membantu menejemen didalam mendesain perencanaan


reward yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun dalam membangun sebuah program
reward bukanlah bersifat keilmuan tetapi diperlukan seni dari seorang manajer dalam upaya
mencapai tujuan dan target yang di harapkan.
Beberapa bentuk metode reward yang biasa digunakan dalam manajemen adalah :

1. Salary
2. Commission
3. Incentive payment
4. Salest contest
5. Personal benefit

Masing-masing dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan didalam organisasi.

3. Pengaruh Penerapan Reward

Pengaruh Penerapan Reward secara konsekuen dapat membawa pengaruh positif,


antara lain:
1. Mekanisme dan sistem kerja di suatu organisai menjadi lebih baik, karena
adanya tolak ukur kinerja yang jelas.
2. Kinerja individu dalam suatu Organisasi semakin meningkat, karena
adanya sistem pengawasan yang obyektif dan tepat sasaran.
3. Adaya tingkat pencapaian kinerja para individu Organisasi

4. Sistem Reward Dalam Pandangan Teoritis

Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan
motivasi para pegawai. Metode ini bisa mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang
dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu
perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar
seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang
telah dicapai. Berbeda dengan pernyataan tersebut, Istiara (2008) mendefinisikan reward
sebagai suatu penghargaan terhadap suatu karya yang telah dihasilkan ataupun telah
dilakukan oleh seseorang.

Berdasarkan definisi reward, pada prinsipnya pernyataan tersebut menekankan bahwa


reward diberikan kepada seseorang sebagai apresiasi terhadap kinerjanya sehingga yang
bersangkutan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan menjadi lebih baik lagi.,
Francisca (2006:2) memfokuskan definisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan
karena prestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling sederhana berupa
kata-kata seperti pujian adalah salah satu bentuknya.

Reward biasanya digunakan untuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam


organisasi (Raharja, 2006:10). Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan
tanpa ada kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai
evaluasi kinerja sebelumnya. Selebihnya, dengan reward seseorang dapat meningkatkan cara
kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan. Hal ini juga ditegaskan Gouillart and Kelly
(dalam Raharja, 2006:12) bahwa reward yang diperoleh atau diharapkan akan diperoleh
sebagai konsekwensi dari apa yang mereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara
fundamental.

Jefrey Pfeffer (dalam Afiff, 2004J, juga mengomentari makna reward. Menurutnya
promosi atau pertambahan penghasilan akan dipandang sebagai kenaikan gaji dan akan
membekas sebagai reward indikator hanya selama kurang lebih 30 hari saja. Setelah itu ia
hanya akan dilihat sebagai 'gaji' semata atau penghasilan rutin. Jeffrey juga menekankan
sebagai berikut: "Bila para manajer hanya menggunakan insentif sebagai alat kompensasi
untuk meningkatkan performance, maka hasilnya ada dua. Pertama, nothing will happen over
the long run dan kedua, they (staff) will spend a lot more money. Jadi yang paling baik
adalah membuat sistem yang berimbang antara intrinsic dan extrinsic rewards. Dengan kata
lain, insentif dalam bentuk uang, harus tetap dan selalu disertai dengan pengakuan
manajemen terhadap eksistensi dan kontribusi karyawan terhadap perusahaan.
Selanjutnya Gouillart dan Kelly (dalam Raharja, 2006:10) mengemukakan ada 3 sifat
dalam membangun system reward yaitu; (a) mengaitkan system reward dengan tujuan
organisasi, (b) memperluas sistem reward yang melampauhi batas-batas perusahaan, (c)
mendorong orang-orang dalam organisasi menentukan reward sendiri.

Hal ini dipertegas lagi dengan penelitian tentang apa yang membuat individu
mencapai tingkat kepuasan kerja yang menunjukkan hal sebagai berikut:
1. Kepuasan penghargaan merupakan fungsi atas seberapa banyak diterima
dan seberapa besar individu merasa harus menerima.
2. Perasaan kepuasan individu dipengaruhi oleh perbandingan dengan apa
yang terjadi pada orang lain.
3. Kepuasan dipengaruhi oleh seberapa puas pekerja atau pegawai terhadap
penghargaan intrinsik dan ekstrinsik.
4. Orang berbeda tentang penghargaan mereka inginkan dan dalam
kepentingan relatif penghargaan yang berbeda bagi mereka.
5. Beberapa penghargaan ekstrinsik memuaskan karena mengarah pada
penghargaan lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa upah merupakan


penggantian atas jasa yang diberikan oleh para pekerja kepada pihak lain atau majikan.
Dengan demikian, dalam pemberian upah, perusahaan-perusahaan perlu memperhatikan adil
dan layak.

PENUTUP

Dalam proses penataan birokrasi menjadi efektif lagi menyenangkan, hendaklah pemerintah
dengan tegas memperhatikan dan menata sistem reward dan punishment. Hal ini harus
diimplemntasikan sampai level bawah pemerintahan. Dengan begitu, diharapkan kualitas
birokrasi meningkat, begitu pula kinerja aparat birorasi dalam dunia kerja semakin bermutu.
Reward yang diberikan pun harus secara adil dan bijak. Jika tidak, reward malah
menimbulkan rasa cemburu dan ”persaingan yang tidak sehat” serta memicu rasa sombong
bagi pegawai yang memperolehnya. Tidak pula membuat seseorang terlena dalam pujian dan
hadiah yang diberikan sehingga membuatnya lupa diri. Oleh karena itu, prinsip keadilan
sangat dibutuhkan dalam pemberian reward.

Anda mungkin juga menyukai