Disusun oleh:
KELOMPOK 5
FAHIRA KHOIRUN NISSA
FITRIA DEWI L
JEKY
SITI MARYANI
WINDA SAFITRI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Reward merupakan suatu metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan
kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Reward sendiri artinya ganjaran, hadiah,
penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat
untuk meningkatkan motivasi para pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan
dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat
mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward
juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.
Pada dasarnya metode ini dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam
memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Metode ini juga merupakan reaksi
dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh
bawahannya.
PEMBAHASAN
1. Definisi Reward
Terdapat tiga bentuk reward yang dapat diberikan kepada individu dalam sebuah organisasi,
yang disebut sebagai the reward triangel yaitu :
1. Direct financial reward, seperti peningkatan gaji, bonus, komisi, contest,
insensif dan lainnya.
2. Career advancement, sepertiteritori yang luas, pelanggan ukuran besar,
promosi jabatan dan lainnya.
3. Recognition, sertifikasi penghargaan pencapaian prestasi, recognition
dinner, bingkisan, tropi, berita di media organisasi dan keanggotaan pada
kelompok khusus.
1. Salary
2. Commission
3. Incentive payment
4. Salest contest
5. Personal benefit
Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan
motivasi para pegawai. Metode ini bisa mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang
dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu
perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar
seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang
telah dicapai. Berbeda dengan pernyataan tersebut, Istiara (2008) mendefinisikan reward
sebagai suatu penghargaan terhadap suatu karya yang telah dihasilkan ataupun telah
dilakukan oleh seseorang.
Jefrey Pfeffer (dalam Afiff, 2004J, juga mengomentari makna reward. Menurutnya
promosi atau pertambahan penghasilan akan dipandang sebagai kenaikan gaji dan akan
membekas sebagai reward indikator hanya selama kurang lebih 30 hari saja. Setelah itu ia
hanya akan dilihat sebagai 'gaji' semata atau penghasilan rutin. Jeffrey juga menekankan
sebagai berikut: "Bila para manajer hanya menggunakan insentif sebagai alat kompensasi
untuk meningkatkan performance, maka hasilnya ada dua. Pertama, nothing will happen over
the long run dan kedua, they (staff) will spend a lot more money. Jadi yang paling baik
adalah membuat sistem yang berimbang antara intrinsic dan extrinsic rewards. Dengan kata
lain, insentif dalam bentuk uang, harus tetap dan selalu disertai dengan pengakuan
manajemen terhadap eksistensi dan kontribusi karyawan terhadap perusahaan.
Selanjutnya Gouillart dan Kelly (dalam Raharja, 2006:10) mengemukakan ada 3 sifat
dalam membangun system reward yaitu; (a) mengaitkan system reward dengan tujuan
organisasi, (b) memperluas sistem reward yang melampauhi batas-batas perusahaan, (c)
mendorong orang-orang dalam organisasi menentukan reward sendiri.
Hal ini dipertegas lagi dengan penelitian tentang apa yang membuat individu
mencapai tingkat kepuasan kerja yang menunjukkan hal sebagai berikut:
1. Kepuasan penghargaan merupakan fungsi atas seberapa banyak diterima
dan seberapa besar individu merasa harus menerima.
2. Perasaan kepuasan individu dipengaruhi oleh perbandingan dengan apa
yang terjadi pada orang lain.
3. Kepuasan dipengaruhi oleh seberapa puas pekerja atau pegawai terhadap
penghargaan intrinsik dan ekstrinsik.
4. Orang berbeda tentang penghargaan mereka inginkan dan dalam
kepentingan relatif penghargaan yang berbeda bagi mereka.
5. Beberapa penghargaan ekstrinsik memuaskan karena mengarah pada
penghargaan lainnya.
PENUTUP
Dalam proses penataan birokrasi menjadi efektif lagi menyenangkan, hendaklah pemerintah
dengan tegas memperhatikan dan menata sistem reward dan punishment. Hal ini harus
diimplemntasikan sampai level bawah pemerintahan. Dengan begitu, diharapkan kualitas
birokrasi meningkat, begitu pula kinerja aparat birorasi dalam dunia kerja semakin bermutu.
Reward yang diberikan pun harus secara adil dan bijak. Jika tidak, reward malah
menimbulkan rasa cemburu dan ”persaingan yang tidak sehat” serta memicu rasa sombong
bagi pegawai yang memperolehnya. Tidak pula membuat seseorang terlena dalam pujian dan
hadiah yang diberikan sehingga membuatnya lupa diri. Oleh karena itu, prinsip keadilan
sangat dibutuhkan dalam pemberian reward.