TESIS
Diajukan oleh :
DIMAS ARYA NUGRAHA S, S.Psi
14915039
TESIS
Diajukan oleh :
DIMAS ARYA NUGRAHA S, S.Psi
14915039
i
ii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
Yogyakarta, 2018
Yang menyatakan,
iii
HALAMAN MOTTO
Kita tidak bisa mengajarkan apapun pada seseorang, kita hanya bisa
“Orang yang kuat bukanlah orang yang hebat dalam bertengkar, sesungguhnya
orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika harus marah"
(HR. Bukhari)
Tidak ada masalah yang tidak dapat di selesaikan selama ada komitmen untuk
menyelesaikannya.
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamiin
Segala puji bagi Allah atas rahmat, karunia, dan segala pengetahuan yang
Bapakku Supaimin dan Ibuku Dwi Yati yang telah mendidikku dan mendukungku
dari kecil dengan penuh disiplin dan kasih sayang sehingga sekarang bisa seperti
ini
v
PRAKATA
Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas akhir berupa Tesis ini. Shalawat dan salam tak lupa pula
untuk selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebagai
tauladan bagi umat seluruh jagad raya yang telah membawa umat manusia
magister psikologi dengan sebutan psikolog. Laporan yang sederhana ini tak
arahan, dan do’a yang selalu ada mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai
dengan selesainya penyusunan laporan ini. Dengan segala kerendahan hati, pada
1. Bapak Dr. rer. nat. Arief. Fahmie, MA., Psikolog selaku dekan Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya dan juga menjadi dewan penguji
dari masa praktik blok dan juga PKPP yang tidak henti-hentinya
2. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, M.Si., Psikolog selaku ketua Program Studi
Psikologi Profesi (S2) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya serta
vi
menjadi dewan penguji seminar proposal yang telah memberikan banyak
3. Bapak Drs. Fathul Himam, M.Psi., MA, Ph.D selaku dosen pembimbing
4. Ibu Nur Pratiwi Noviati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing
5. Orang tua penulis, Bapak Supaimin dan Ibu Dwi Yati yang selalu
ucapkan dengan segenap hati atas segala hal yang telah diberikan.
6. Kakakku Eka Listya Anggraini dan Niko Firmansyah yang juga selalu
8. Seluruh Dosen dan Jajaran Karyawan Magister Psikologi Profesi UII yang
vii
Wahyuni, mbak Rohana, mbak Ana Muflihatun, Nailis Sa’adah, Laksita
10. Teman – teman diskusi selama proses ini berjalan Laksita Pralampita,
11. Semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu namun telah mengisi
keseharian penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh
dari ideal. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan sumbangsih saran dan
Yogyakarta, 2018
Yang menyatakan,
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan…………………………………………………………….. ii
Lembar Pernyataan………………………………………………………………. Iii
Halaman Motto …………………………………………………………………… iv
Halaman Persembahan …………………………………………………………. v
Prakarta……………………………………………………………………………. vi
Daftar Isi …………………………………………………………………………... ix
Daftar Tabel ………………………………………………………………………. x
Daftar Gambar ……………………………………………………………………. xi
Daftar Lampiran …………………………………………………………………... xii
Abstrak ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………… ……………………………………………….. 1
B. Tujuan dan Manfaat ……………………………….…………………….. 8
C. Keaslian Penelitian ………………………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .……………………………………………………….. 13
1. Coaching …………………..………………………………………… 13
2. Kepemimpinan ………………………………………………………. 22
3. Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 29
4. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian ….……………………………………… 31
B. Defenisi Operasional ……………………………………………………. 31
C. Subjek Penelitian ………….……………………………………………. 32
D. Desain Penelitian ………………………………………………………... 32
E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………. 37
F. Prosedur Penelitian ……………………………………………………... 42
G. Teknik Analisis Data …………………………………………………….. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Penelitian ……. ………………………………………………….. 46
B. Hasil Penelitian ….…………………………………………………….... 51
ix
C. Pembahasan …………………………………………………………….. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………...……………………………………….. 62
B. Saran …………..…….......……………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….... 64
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 2. Verbatim
xiv
COACHING PROGRAM FOR IMPROVING COO LEADERSHIP OF PT. KBI
ABSTRACT
This study aims to improve the leadership of the Chief of Operation (COO) from
PT. KBI by using a coaching program. Subjects in this study were company
leaders or commonly referred to as Chief of Operation (COO) of PT. KBI located
in Yogyakarta. This study uses an action research type with the number of
subjects one person. In taking data, the researcher uses observation, interview
and questionnaire methods based on the theory by Hersey and Blancard (1982).
From the results of the questionnaire get results that employees feel that the
leadership of COO (Chief of Operation) is still in a bad category. To see the
improvement of leadership, the intervention was given in the form of a coaching
program. As a form of intervention, researchers conducted leadership coaching
to the COO (Chief of Operation) and then observed for 8 working days. And
there is a significant change from the COO (Chief of Operation) leadership.
Where COO (Chief of Operation) has been able to implement leadership better.
Thus it can be concluded that the coaching program is effective to improve the
COO (Chief of Operation) leadership of PT. KBI
Keywords: Coaching Program, Leadership
PROOFREADER STATEMENT
The information appearing herein has been read & evaluated in grammar
& punctuation without changing the meaning & information from the
original document by Center for International language & Cultural
Studies of Islamic University of Indonesia CILACS UII
Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA.
Phone/Fax: 0274 540 255
xv
PROGRAM COACHING UNTUK MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN COO
PT.KBI
Intisari
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cepat, tidak dapat dipungkiri semua itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan bisnis dewasa ini tidak hanya sebatas pada kegiatan penjualan
barang/jasa di dunia nyata saja, kegiatan bisnis sekarang mulai banyak dilakukan
melalui media online. Perkembangan bisnis ini juga didukung dengan penetrasi
informasi yang menyediakan jasa atau produk melalui online dan offline,
up lebih dikenal dengan perusahaan kecil yang memiliki hosting dan domain
untuk komunikasi namun, juga telah merambah pada bidang bisnis seperti jual
beli barang, transportasi, bisnis. Ini mendorong para start-up di Indonesia untuk
dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Jaya, Ferdiana, dan
1
2
start-up banyak dipengaruhi oleh faktor ketepatan timming, model bisnis dan
pendiri(founder).
dikarenakan pada masa awal pendirian start-up yang menjadi fokus utama dari
mampu untuk mengarahkan tim kerja yang dimilikinya agar dapat menghasilkan
produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan sesuai kebutuhan masyarakat.
PT. Konten Baik Indonesia (KBI) adalah salah satu start-up yang ada di
Hipwee.com situs berita media sosial dan gaya hidup anak muda. PT.KBI mulai
berdiri pada tahun 2014 di Yogyakarta. Visi dari PT. KBI adalah “menjadi media
yang membuat hidup anak muda lebih baik”. Sedangkan misi dari PT.KBI adalah
(1) membuat konten media yang menarik, positif dan bermanfaat; serta (2)
menjadi media dua arah yang memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
berkarya. Nilai – nilai yang dimiliki oleh PT. KBI yaitu flexible, fun dan
achievement oriented. PT.KBI memiliki target usia pembaca dengan rentang usia
Solo. PT.KBI juga memiliki klien – klien yang bekerja sama antara lain Lion,
Unilever, Nestle, Bango, Yamaha, Bank Mandiri, Bank BNI, Samsung, dll.
3
yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan start-up yakni, Bootstrapping stage,
Seed stage dan creation stage. Pada tahap Bootstrapping stage ditandai dengan
investasi rendah. Pada fase seed stage adalah tahap di mana perusahaan sudah
produksi. Pada tahap terakhir yaitu creation stage di mana perusahaan sudah
memiliki dana sendiri dan sudah mampu untuk mengelola dana tersebut,
perusahaan.
Posisi PT.KBI sudah melalui dua tahapan awal dari kehidupan start-up
yakni Bootstrapping stage dan Seed stage. Di awal berdirinya PT.KBI bernama
dapat menyediakan sumber daya manusia bagi perusahaan. Kerja sama ini
Pada tahap ketiga yaitu tahap creation stage, PT. HMS kemudian
mendapatkan investor baru dengan persyaratan yang lebih kongkret dari investor
Desember 2017. Hingga pada akhirnya PT. HMS kemudian berubah nama
menjadi PT.KBI pada bulan Januari 2018 beserta dengan struktur organisasi
yang baru.
dituntut untuk dapat berpikir kreatif dan kerja keras untuk tetap bisa bertahan
dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat. Salah satu hal yang
merencanakan, akan tetapi lebih banyak lagi perusahaan yang gagal dalam
5
sudah tidak relevan untuk dapat diterapkan. Saat ini diperlukan model pemimpin
dengan hasil dalam hasil dan menjalankan proses produksi perusahaan. Ghaltron
proses perusahaan.
perusahaan agar tujuan dari individu konsisten dengan tujuan dari perusahaan
itu sendiri.
ketegasan yang dimiliki dirasakan oleh karyawan masih kurang. Hal ini
dulu kadang kita enggak tau kalo ada suatu proyek gitu. Yang tau Cuma dia,
gimana dong kalo gitu? Ya kita enggak bisa bantu dong kalo gitu (R,PM,43-46).
Selain itu, pembagian informasi juga masih menjadi kendala dari pimpinan
informasi flow informasi, ini itu siapa yang enggak boleh denger”. Selain itu,
belum tegas dalam menegur bawahannya bahkan tidak segan untuk meminta
teguran.
sejarah perusahaan, posisi COO saat ini merupakan sebuah hal tidak sangka oleh
COO saat ini. Karena adanya proses perubahan yang cepat di dalam perusahaan
membuat COO mau tidak mau untuk dapat langsung memimpin perusahaan.
dengan baik.
dalam memimpin.
1. Tujuan
2. Manfaat
a. Manfaat praktis
perusahaan start-up.
b. Manfaat teoritis
kepemimpinan.
C. Keaslian Penelitian
untuk Meningkatkan Dimensi Umpan Balik Kinerja dari Iklim Organisasi Guna
Menurunkan Intensi Turnover pada Divisi Group Function di PT. X”. Penelitian ini
9
dilakukan untuk mengukur kondisi iklim organisasi pada salah satu divisi PT.X
individu dari sebuah organisasi (Prince, 2014). Sedangkan iklim organisasi adalah
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada dalam group
function PT. X yang terdiri dari beberapa divisi dan terdiri dari 35 karyawan.
Sampel yang digunakan berjumlah 30 orang karyawan dengan jabatan mulai dari
staf hingga manajer dan rentang masa kerja 1 tahun, 1 sampai 5 tahun dan di
mereka. Kedua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
adaptasi dari alat ukur yang pernah dilakukan sebelumnya dan telah diuji. Pada
dimensi Petterson dengan tipe kuesioner tipe skala likert. Untuk intensi turnover
menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari Mobley (1987) yang terdiri dari 10
dengan intensi turnover, dengan nilai korelasi R -0,508. Selain itu ditemukan
bahwa dimensi umpan balik kinerja pada iklim organisasi memiliki faktor yang
Sardianti (2015) dengan peneliti adalah variable-variable yang akan diukur beda.
Perbedaan lainya adalah Teknik analisis data, Teknik analisis data yang penulis
hasil dari sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi sehingga
intensi rendah perilaku proaktif dan turnover yang cukup tinggi. Subjek yang
digunakan pada penelitian ini adalah Executive Trainee batch 4 yang berjumlah
10 orang. Pada penelitian ini teori dasar yang digunakan untuk Turnover
intentions to leave their jobs”. Teori perilaku proaktif menggunakan teori dari
ones; it involves challenging the status quo rather than passively adapting to
belajar dan berprestasi terhadap pekerjaan baru, peran dan budaya dari tempat
kerjanya.
rancangan dari peneliti sendiri yang didasarkan pada tahapan berpikir turnover
intention oleh Mobley, Horner & Hollingsworth (1978). Untuk alat ukur yang
menggunakan skala tipe likert pada masing-masing item dengan rentang dari 1
0,035 dan nilai signifikansi 0,005 (p<0,005). Dari hasil tersebut dapat dilihat
coaching dan konseling terlihat bahwa ada penurunan yang signifikan pada skor
perilaku proaktif karyawan namun tidak ada penurunan dalam hal turnover.
konseling kepada karyawan yang ada di perusahaan. Selain itu analisis data yang
untuk melihat hasil dari pemberian intervensi. Perbedaan dalam penelitian yang
menggunakan berjenis explanatory karena mencari tahu apa saja yang dilakukan
selama masa inkubasi bisnis. Pendekatan dari penelitian ini adalah interpretivism
diperoleh dengan mempelajari suatu teks secara mendetail. Subjek penelitian ini
Teori yang di gunakan pada penelitian ini di kemukakan oleh Eric Ries
(2015) menjelaskan bahwa startup adalah sebuah institusi yang diciptakan untuk
membuat produk atau layanan inovatif dalam sebuah ketidakpastian yang tinggi.
meminimalisir resiko yang dihadapi oleh startup, kegiatan inkubasi dapat menjadi
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Coaching
a. Definisi Coaching
antaranya :
13
14
pada kinerja karyawan dalam waktu yang relative lebih cepat. Secara
organisasi
berbeda
merupakan salah satu dari banyak tools yang dapat digunakan untuk
1) Karakteristik Coaching
coaching, yaitu :
lebih mendalam
17
terbuka
ditetapkan
tambah
organisasi, yaitu :
sekitarnya.
Baik coach internal dan eksternal bekerja sama dengan tim untuk
5) Manfaat Coaching
target kerja dalam area-area penting yang terkait visi, tujuan dan
c) Jaminan kerahasiaan
d) Tindakan nyata
e) Pemasaran internal
(Homan & Miller, 2008). Proses ini membantu individu untuk dapat
yang dapat dilakukan oleh coach pada tahap connect adalah dengan
tahap ini pula coach dan coachee menetapkan peraturan dasar dalam
lain dan menentukan strategi serta taktik yang tepat. Coaching yang
24
untuk mengkaji tindakan yang telah disetujui. Pada tahap ini coach
2. Kepemimpinan
a. Definisi Kepemimpinan
dipisahkan. Sebuah organisasi yang eksis dan baik untuk waktu yang
lama memiliki budaya kerja yang telah megakar pada diri setiap
kepemimpinan yang silih berganti (Hersey & Blanchart, 1982). Hal ini
1999).
sebuah tujuan.
bersama – sama.
b. Fungsi Kepemimpinan
yaitu:
berlainan
4) Mendukung komunikasi
6) Memfasilitasi karyawan
8) Menopang tim
c. Asas Kepemimpinan
meliputi:
setiap individu.
modern.
d. Tugas Kepemimpinan
dan meminta informasi dari mereka terkait informasi, data dan fakta
yang diperlukan.
bersama.
sebagai berikut:
Pemimpin:
Perilaku/Gaya
Keterampilan
Pengetahuan
Nilai-nilai
Kelompok:
Situasi:
Nilai organisasi
Teknologi
Tuntutan tugas
Variasi tugas
akhir yaitu prestasi kerja dan kepuasan kerja bagi semua karyawan yang
e. Gaya Kepemimpinan
Gaya dalam Bahasa Inggris “style” yang memiliki arti corak atau
gaya kerja yang mereka sukai dan sifat kepribadiannya, serta hakikat
dari tugas dan kelompok. Seorang pemimpin memiliki sifat dan watak
bawahan, begitu juga antar bawahan dibagi secara adil dan merata.
30
(1982), yaitu :
tugas-tugas pengikutnya.
menyelesaikan tugas.
32
kepada bawahannya.
3. Kerangka Pemikiran
seorang pemimpin.
bisnis perusahaan.
Dalam lingkup yang lebih luas dengan program coaching ini diharapkan
perusahaan.
sangat baik dan terintegrasi dengan visi dan misi dengan konsep coaching
bekerja.
4. Pertanyaan Penelitian
Baik Indonesia?
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Definisi Operasional
1. Coaching
Coaching adalah salah satu cara untuk mengembangkan kinerja individu dan
2. Kepemimpinan
dan menggerakkan orang lain untuk mengikuti dan menjalankan tugas untuk
34
35
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2013) adalah benda, hal, atau orang
orang yang akan menjadi narasumber penelitian. Subjek dalam penelitian ini
perusahaan.
D. Desain Penelitian
pihak. Action Research adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
(Arikunto, 2002).
36
tindakan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Kemmis dan Tagart (dalam
tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap
menyadari sejak awal bahwa tindakan pada kondisi tertentu tidak dapat
pada tahap ini harus dilakukan secara cermat dan merupakan kegiatan yang
terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut mengacu kepada rencana
yang rasional dan terukur. Tindakan yang baik adalah tindakan yang
dari tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh Karena itu, observasi
mempunyai dasar waktu yang reflektif. Observasi yang hati – hati dalam hal
observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat segala gejala
yang muncul baik yang diharapkan ataupun yang tidak diharapkan (Sukardi,
2012).
Langkah reflektif ini dalam hal praktis biasanya direalisasikan melalui diskusi
hambatan yang muncul dalam tindakan dan kemungkinan lain yang muncul
program coaching, evaluasi yang diberikan pada tahap ini adalah evaluasi
Planning Action
Reflection observing
adalah :
a. Reflektif
lebih mendalam atas berbagai fakta dan proses, interpretasi, bias, asumsi
b. Dialogis
c. Kolaboratif
dimiliki oleh partisipan adalah sumber daya yang sangat signifikan dan
partisipan.
d. Risiko
ada hambatan ego pada setiap diskusi terhadap ide, interpretasi dan
merupakan desain penelitian yang dipilih ditinjau dari relevansi desain dengan
kondisi penelitian.
Pada tahap ini fase di mana data hasil evaluasi akan menentukan apakah
intervensi baru, Karena Action Research merupakan penelitian yang berupa siklus
melingkar.
1. Wawancara
tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Banister, dkk
yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud
melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat
yang didapatkan oleh peneliti dapat diolah untuk dijadikan dasar dari
2. Observasi
42
langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh di
2010).
yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif
3. Studi Dokumentasi
bersumber dari arsip dan dokumen yang ada di dalam perusahaan. Maka
prosedur yang perlu dilaksanakan dan data kinerja dari karyawan selama
4. Kuesioner
pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh
atau peneliti (Bungin, 2005). Kuesioner merupakan satu cara yang cepat
adalah sebuah alat pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan
silang, lingkar, ataupun centang pada jawaban yang dirasa sesuai dengan
Blanchard (1982)
Sangat Setuju (4), Setuju (3), Tidak setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1).
Setuju (2), Tidak setuju (3), dan Sangat Tidak Setuju (4)
Instruksi 1. Banyak memberikan 1. COO selama ini memberikan instruksi yang jelas dan detail
pengarahan kepada kepada anda dalam menjalankan pekerjaan
bawahan dengan 2. COO memberitahukan kepada anda dengan jelas dan detail
instruksi yang jelas mengenai apa yang harus anda kerjakan dan selesaikan
2. Sedikit dukungan 3. COO selalu merencanakan langkah – langkah yang jelas dan
yang diberikan tegas dalam melakukan pengawasan
4. COO selalu menunjukkan cara – cara kerja yang baku untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan
5. COO selalu memberikan instruksi dengan jelas dan tegas agar
pekerjaan diselesaikan tepat waktu
Konsultasi 1. Banyak 6. COO melakukan pengawasan yang wajar terhadap anda
mengarahkan 7. COO mau menerima dan mendengarkan pendapat anda dalam
kepada bawahan mengambil keputusan
2. Memberikan 8. COO menerapkan komunikasi dua arah
dukungan yang 9. COO memberikan kesempatan kepada anda untuk
lebih kepada menyampaikan perasaannya
bawahan dalam 10. COO selalu berkomunikasi dengan baik dengan seluruh
mengerjakan karyawan
pekerjaan
Partisipasi 1. Banyak memberikan 11. COO dan karyawan saling berdiskusi dalam membuat sebuah
dukungan kepada keputusan
bawahan 12. COO mau ikut berpartisipasi bersama anda dalam upaya
2. Sedikit pengarahan menyelesaikan pekerjaan
dalam bekerja 13. COO sepenuhnya melakukan komunikasi dua arah dengan
45
anda
14. COO dan anda sama – sama bertanggung jawab dalam
membuat keputusan dan pelaksanaan pekerjaan
15. COO selalu melibatkan anda dalam menetapkan suatu tujuan
16. COO ikut berpartisipasi dalam penentuan tugas pekerjaan
17. Partisipasi yang minimal dari COO dalam menghadapi
permasalahan
18. COO mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai
tujuan
19. COO selalu menunjukkan intelektualitas dalam usaha
mencapai tujuan
Delegasi 1. Mendelegasikan 20. COO tidak memberikan kebebasan kepada anda untuk
semua keputusan menentukan sendiri teknis pelaksanaan pekerjaan yang baik
dan tanggung jawab 21. COO percaya pada kemampuan anda untuk melaksanakan
kepada bawahan pekerjaan dengan baik
22. Dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan
seimbang antara COO dan anda
F. Prosedur Penelitian
1. Tahapan Planning
2. Tahapan Acting
46
3. Tahapan Observing
4. Tahap Reflecting
sebelumnya.
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang
dibuat oleh peneliti, mulai dari tahap persiapan, proses hasil pekerjaan, dalam
arti apakah kegiatan beserta langkah – langkahnya sudah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai atau belum (Aunurrahman, 2009). Penelitian action research
dianalisis melalui empat hal yaitu, tema, kejadian, pola dan kecenderungan.
Tema berkaitan dengan ide – ide yang sering muncul secara konstan. Kejadian
berkaitan dengan seberapa sering sesuatu itu terjadi atau jumlah jawaban yang
sama dalam kuesioner. Pola berkaitan dengan apakah sesuatu itu muncul dengan
pola. Empat hal tersebut dapat menjelaskan mengenai situasi yang sedang
A. Tahapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
perusahaan ini adalah “menjadi media yang membuat hidup anak muda
lebih baik”. Sementara misi dari perusahaan adalah (1) membuat konten
media yang menarik, positif dan bermanfaat; serta (2) menjadi media dua
Dengan nilai yang ada di perusahaan PT.KBI adalah flexsible, fun dan
achievement oriented.
PT. KBI saat ini memiliki jumlah karyawan 38 orang yang terbagi
menjadi enam divisi yaitu Business Development, Sales, Editor in Chief atau
berbagai macam program studi dan ada beberapa karyawan yang sedang
48
49
maksimal. Karena masih ada keluhan dari karyawan terkait dengan belum
2. Persiapan
a. Perijinan
b. Penentuan Responden
50
Kuesioner ini berjumlah 35 item, yang terdiri dari 29 item favorable dan
Favorable Unfavorable
Instruksi 1,2,3,4,5 5
Konsultasi 6,7,8,9,10 5
Partisipasi 11,12,13,14,15,16,18,19 17 9
Delegasi 20,21,22 3
51
Total 22
tindakan nyata.
untuk penilaian modul dari ahli terkait dengan metode dan isi materi
dari modul kepada dua orang yang berprofesi sebagai dosen dan juga
3. Pelaksanaan Penelitian
kerja dan anggaran perusahaan secara efisiensi sesuai dengan visi dan
B. Hasil Penelitian
1. Planning
ada. Selain itu, akan menjadi kendala ketika COO tidak berada di tempat
teori dari Hersey dan Blancard (1982) untuk mengetahui lebih lanjut
validitas yang bergerak dari -,726 - .755. dari hasil tersebut didapatkan item
yang gugur berjumlah 13 item. Dengan nilai normalitas .200, yang memiliki
arti bahwa data dari kepemimpinan tersebut memiliki hasil distribusi yang
berada dalam kategori rendah dengan nilai 40%, berikut adalah gambaran
kategorisasi kepemimpinan:
54
Sangat Rendah 0 0%
Rendah 8 40%
Sedang 6 30%
Tinggi 4 20%
dari pengembangan manajerial dari COO. Selain itu, peneliti juga berdiskusi
kepada Manager HRD perusahaan untuk mencari jadwal yang tepat untuk
Selain itu juga peneliti melakukan pengadaan materi coaching, form – form
55
selama pelaksanaan dan juga feedback dari karyawan kepada COO. Dengan
jadwal kegiatan :
2. Acting
pemimpin setelah ditinggal oleh pendiri dari perusahaan. Selain itu, kurang
perusahaanya. Dan hal ini berakibat pada adanya beberapa missed dalam
melaksanakan perusahaan.
menjadi pemimpin yang baik menjadikan ini sebagai kendala, karena dalam
Oleh karena itu peneliti kemudian mencoba untuk membuka cara pandang
contoh dampak dari sikap kepemimpinan yang selama ini sudah saudari M
terapkan.
3. Observing
sebagai editor in chief selama 8 hari, dirasakan oleh saudara S bahwa sudah
ada perubahan dari kepemimpinan subjek. Hal ini terlihat dari subjek yang
manajer dapat menyusun rencana kerja divisi. Subjek juga mengajak setiap
sebagai project manager sudah cukup ada perubahan dari subjek dalam
memimpin perusahaan. Hal ini terlihat dari sudah mau subjek untuk
bawahannya dengan detail tugas yang menurut sudara R sudah cukup jelas.
Namun, karena terbiasa bekerja sendiri maka subjek terkesan banyak diam
sedang dikerjakannya. Subjek juga sudah mau untuk menerima ide – ide
dari bawahnnya serta menjelaskan ketika ide tersebut di tolak oleh subjek.
4. Refllecting
59
untuk mengisi form evaluasi dan menjelaskan kesan terhadap program dan
masukan terhadap hal yang dapat di perbaiki. Berikut hasil evaluasi rekasi
Uraian 1 2 3 4 5
Ketepatan Waktu V
Suasana V
Kelengkapan Materi V
Penguasaan Masalah V
Cara Penyajian V
Manfaat Materi V
Berdasarkan hasil table diatas, terlihat bahwa nilai rata – rata yang
reaksi yang didapat adalah 3.4. Hal ini menunjukan bahwa secara umum,
60
sesuai dengan tujuan dari program. Selain itu, dari sisi coach juga dinilai
sudah cukup baik untuk dapat komunikatif dan mampu untuk memberikan
itu, subjek juga mengharapkan agar proses yang seperti ini dapat dilakukan
melihat ada tidaknya perubahan yang terjadi dari sisi pembelajaran setelah
pengetahuan COO, hal ini terlihat dari kejelasan subjek dalam menjelaskan
COO.
selama 8 hari oleh karyawan yang intens berhubungan dengan subjek dalam
setiap tugas atau instruksi yang diberikan oleh subjek kepada karyawan.
pada COO perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil observasi COO selama 8
karyawannya.
Subjek sudah mulai aktif untuk menanyakan progres pekerjaan dari setiap
manager untuk segera menyusun rencana kerja dari setiap divisi tersebut.
62
beberapa tahap seperti pada tahap summary dan developing plan terkadang
memulai dari mana dan perubahan apa yang subjek inginkan dan harus dari
oleh subjek ketika selesai mengikuti program tersebut. Serta lembar evaluasi
C. Pembahasan
didasari oleh ketidaksiapan dari COO untuk mengemban tugas sebagai pemimpin
perusahaan dan pola berpikir COO yang lebih ingin memanusiakan manusia
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Deans, Oakley, James dan
(CSO), namun perlu secara berkala melakukan coaching agar dapat terus
memperbaiki kinerjanya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti, para karyawan yang ada di
dalam kategori buruk sebanyak 40% karyawan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal, berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa
dengan program coaching yang dilakukan oleh peneliti kepada subjek. Program
Setelah itu, subjek diminta untuk menetapkan sebuah tujuan sebagai tugas yang
harus subjek lakukan setelah proses coaching selesai. Tujuan ini dimaksudkan
sebagai hal yang ingin di capai subjek selepas mengikuti coaching, yang dalam
hal ini adalah meningkatkan kepemimpinan. Hal ini sesuai dengan teori Hawkins
(dalam Hawkins & Smith, 2006) yang menyatakan bahwa pada fase pertama
yang harus dilakukan pada proses coaching adalah proses contract, yaitu
perusahaan, dan kelemahan apa yang dirasakan oleh subjek dalam memimpin.
Pada fase kedua ini dalam proses coaching adalah listen, yaitu peneliti
dapat menentukan langkah – langkah apa saja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai dengan teori Hawkins (Hawkins & Smith, 2006) yang
menentukan langkah apa saja yang akan dilakukan, peneliti kemudian meminta
subjek untuk dapat berkomitmen untuk menjalankan tujuan tersebut. Ini juga
65
Setelah dilakukannya hal tersebut, maka peneliti dan subjek akan melihat
kembali tindakan – tindakan yang telah disetujui. Di sini peneliti juga ikut
menanyakan hambatan – hambatan apa yang akan muncul dan dirasakan oleh
subjek pada saat menjalankan tujuan tersebut sambal meminta subjek untuk
dapat mulai melakukan langkah – langkah pencapaian tujuan sesuai waktu yang
telah ditentukan.
kegiatan yang dilakukan oleh subjek beserta dengan lembar evaluasi perubahan
yang terjadi pada diri subjek dengan menggunakan teori Kirkpatrick (2006).
terlaksana dengan baik dan terasa perubahan dari hasil coaching tersebut.
Berdasarkan hasil dari observasi dan didukung dengan data didapat, bahwa
Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan dan di
tambah dengan hasil dari post-test yang telah peneliti lakukan, maka terdapat
perusahaan.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari intervensi dan analisis data yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat masalah
B. Saran
Penelitian ini telah dilakukan seoptimal mungkin, namun tetap saja memiliki
keterbatasan dan masih perlu perbaikan, sehingga dapat memberikan hasil yang
sebagai berikut:
1. Bagi Subjek
2. Bagi Perusahaan
67
68
Arjanti, R. A. & Mosal, R. L. (2012). Start Up, Indonesia! Inspirasi & Pelajaran
dari Para Pendiri Bisnis Digital. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Bontis, N., Keow, W.C.C. & Richardson, S. (2000). “Intellectual capital and
business perfor-mance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual
Capital Vol. 1 No. 1. pp. 85-100
69
70
Hien, T. T,. (2009). Why is Action Research suitable for education?. VNU Journal
of Science, Foreign Languages 25, 97-106.
Homan, M., & Miller, L.J. (2008). Coaching in Organization. New Jersey : John
Wiley & Sons,Inc
Macintyre,C. (2002). The Art of Action Research in the Classroom. Chiswick Hight
Road,. London: David Fulton Publisher Ltd.
Moen, F., & Allgood, E., (2006). Coaching and the Effect on Self Efficacy.
Organization Development Journal. 69-82
Patton, M.Q,. (2002). Qualitative Research & Evaluation Methods 3rd Edition.
California: Sage Publication.
Rivai,. V. (2006). Kiat Kepemimpinan Dalam Abad ke 21. Jakarta: Murai Kencana.
71
Sheal, P. (2010). The Staff Development Handbook. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu
Populer.
Stewart,C. & Cash, W.B,. (2000). Interviewing: Principles and Practices. McGraw
Hills Company. USA
Teguh. A.S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori dan
Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Thorne, K. (2005). Coaching for Change. Peran Pelatih dalam Perubahan Manusia
dan Organisasi. Diterjemahkan oleh Fiyanti Osman. Jakarta : PT.
Bhuana Ilmu Populer.
Umar. H. (2006). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :Raja
Grafindo Persada.
72
Utami, R., & Lantu, D. C. (2014). Development Competitiveness Model for Small
– Medium Enterprise among the Creative Industry in Bandung. Procedia
– Social and Behavioral Sciences 115, 305 - 324