P056131942.46E
BATARA MANURUNG
P056132022.46E
P056132062.46E
P056132072.46E
SALI SUBAKTI
P056132192.46E
TRI WULANDARI
P056132252.46E
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul Penerapan EDI Electronic Data Interchange untuk
Penjualan Modern Market di Perusahaan FMCG (Kasus PT. Mondelz
International Indonesia).
Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana peranan sistem
informasi dalam bisnis dan penerapan SIM berbasis internetworking dalam
melakukan proses bisnis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu dimohon kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
a. Latar Belakang......................................................................................
b. Tujuan Penulisan...................................................................................
c. Sistem Informasi...................................................................................
1. Intranet............................................................................................
2. Ekstranet.......................................................................................... 10
3. Internet ...........................................................................................
10
III. PEMBAHASAN........................................................................................
12
15
IV. PENUTUP.................................................................................................. 19
a. Kesimpulan............................................................................................ 19
b. Saran......................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
20
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1.
14
Tabel 2.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
16
Gambar 5.
16
Gambar 6.
17
Gambar 7.
17
Gambar 8.
18
iii
Bab I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada tahun 2010 industri hipermarket di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)
memperkirakan, total belanja ritel modern tahun ini bakal mencapai Rp 100
trilyun. Sebanyak Rp 65 triliun merupakan belanja makanan dan sisanya nonmakanan. Dari jumlah belanja makanan ini, hipermarket mengambil porsi 35
persen, minimarket 35 persen dan supermarket 30 persen. Makanan yang
merupakan kebutuhan pokok manusia, mengharuskan kita mau tidak mau untuk
berbelanja makanan dan minuman setiap harinya. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa mini market dan hypermarket pertumbuhannya sangat pesat
(Kompas.Com).
Pertumbuhan gerai ritel makanan di hypermarket rata rata 30% per tahun
dan supermarket 7% per tahun dan convenience store/ mini market sekitar 15%.
Pada tahun 2003, penjualan sektor ritel modern makanan dikuasai oleh
supermarket 60%, hypermarket 20% dan sisanya 20% oleh convenience
store/mini market.
Permintaan produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods) masih
merupakan permintaan utama. Produk bahan makanan (groceries) mendominasi
sekitar 67% komposisi penjualan barang perdagangan ritel. Sementara untuk
produk non-pangan, penjualan pakaian dan sepatu memberikan kontribusi sebesar
30% barang perdagangan ritel, diikuti penjualan barang-barang elektronik sebesar
12%, dan penjualan produk kesehatan dan kecantikan sebesar 11%. Potensi
pengembangan pasar ritel modern di Indonesia masih relatif besar terhadap
jumlah populasi penduduk. Jumlah toko ritel modern per satu juta penduduk
Indonesia saat ini sekitar 52, lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara
tetangga lainnya seperti Malaysia 156 toko, Thailand 124 toko, Singapura 281
toko, dan China 74 toko. Jumlah toko ritel modern di Indonesia hanya menempati
porsi yang sangat kecil (0,7%) dibandingkan dengan jumlah toko tradisional per
satu juta penduduk Indonesia yang mencapai 7.937 toko.
Format minimarket mengalami pertumbuhan tertinggi, baik dilihat dari sisi
jumlah gerai toko maupun pangsa perdagangan ritel penjualan produk Fast
Moving Consumer Goods (FMCG). Jumlah minimarket di Indonesia pada tahun
2008 mencapai 10.607 toko dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar
17,3%, tertinggi dibandingkan format ritel modern lainnya, disusul hypermarket
dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 16,9%. Sementara itu, pangsa
perdagangan ritel minimarket untuk penjualan produk FMCG meningkat cukup
signifikan dibandingkan format lainnya, yaitu dari sebesar 5% di tahun 2003
menjadi 16% di tahun 2008.
PT. Mondelz International Indonesia, yang sebelumnya dikenal dengan
nama Kraft Foods International, mengambil langkah inisiatif strategis untuk
mengkaji dan menganalisa kegiatan bisnisnya secara keseluruhan, terkait dengan
rencana perusahaan mengembangkan kompetensi inti dalam bisnis yaitu produksi
(manufacturing), distribusi dan pemasaran produk-produknya. Sebagai salah satu
FMCG yang memiliki brand/merek yang dikenal, seperti Oreo, Cadbury,
1
Tobleron, Biskuat dan beberapa produk Keju, maka pertumbuhan pasar retail
modern atau disebut Modern Key Account (MKA) menjadi salah satu fokus inti
dalam pemasaran dan distribusi. Perkembangan yang pesat dalam kelompok
retail seperti minimarket, supermarket dan hypermarket ini kemudian dijadikan
salah satu strategi perkembangan bisnis oleh PT. Mondelz International
Indonnesia dalam rangka memperluas jangkuan distribusi dan pemasaran, agar
tetap bisa berkompetisi di bidang FMCG.
Indonesia merupakan negara berpotensi besar dan memiliki pertumbuhan
pasar yang paling menarik secara global diantara negara berkembang lainnya.
Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan segmen kelas
menengah yang meningkat, ekonomi yang ditopang oleh basis konsumen yang
kuat, daya beli yang terus meningkat dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
tahunan yang kokoh. Sampai saat ini, ekonomi berbasis konsumen yang kuat ini
telah mendorong pertumbuhan PDB negara dan diprediksikan akan terus tumbuh
rata-rata 5,6% per tahun sampai dengan tahun 2014, sedangkan PDB perkapita
diperkirakan akan tumbuh sebesar 11,3% sampai dengan tahun 2014 dan akan
melampaui batas US$ 3.000 di tahun 2012.
Pertumbuhan daerah-daerah di Indonesia juga berlangsung pesat akhirakhir ini, baik dari sektor ekonomi, pariwisata maupun pendidikan. Dimana setiap
daerah berkembang dengan potensinya masing-masing. Pertumbuhan pariwisata
dan meningkatnya populasi ekspartriat, menyebabkan peningkatan jumlah impor.
Riteler besar seperti Carrefour Indonesia, Matahari Putra Prima Tbk, dan Hero
Supermarket berhasil meningkatkan penjualan merek, melalui penjualan produkproduk private label, penawaran promosi yang menarik, dan ekspansi ke daerahdaerah dan pasar yang belum jenuh.
Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan
informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk
menjalankan operasional perusahaan, dimana sistem tersebut merupakan
kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang
tergorganisasi. Dalam era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat
saat ini, setiap perusahaan harus mampu melakukan terobosan-terobosan dan
inovasi baru serta menggunakan seluruh sarana dan teknologi yang tersedia untuk
dapat tetap hidup dan mempertahankan pelanggan yang dimiliki. Sistem informasi
merupakan sarana dan tools yang sering dipilih oleh banyak perusahaan di dunia
untuk membantu dalam mempertahankan pelanggan yang dimiliki dan sebagai
alat untuk bersaing.
Sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan
strategi bisnis, proses bisnis, serta mendukung proses pengambilam keputusan
yang efektif sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Bila
informasi yang dibutuhkan kurang memadai, dalam kurun waktu tertentu
organisasi/ perusahaan tersebut akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya yang dimiliki, sehingga dalam hal pengambilan keputusan-keputusan
yang strategis akan sangat terganggu, yang pada akhirnya akan kalah dalam
persaingan dengan perusahaan lain dalam bisnis yang sama.
Pengembangan sistem informasi berbasis Internetworking di industri
FMCG adalah suatu keharusan dalam bisnis suatu perusahaan, FMCG dituntut
untuk bisa melakukan suatu proses order yang cepat, akurat, tidak terjadi out of
stock (OOS), dan lebih dekat dengan setiap costumer dan consumer. Paper ini
2
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Perusahaan FMCG
Perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan Fast Moving
Consumer Goods (FMCG), adalah perusahaan yang memiliki produk dengan
perputaran omset yang cepat, dan biaya yang relatif rendah. Konsumen umumnya
tidak berpikir lama dalam menentukan pilihan pembelian dibandingkan dengan
yang mereka lakukan untuk produk lain. Maka dari itu, jenis produk ini sangat
sering dibeli oleh konsumen. Produk FMCG memiliki masa simpan yang relatif
singkat karena sifatnya yang cepat rusak. Keuntungan yang diperoleh pada
produk FMCG relatif kecil, tapi mereka umumnya dijual dalam jumlah besar.
Jadi, keuntungan menjual barang FMCG meningkat seiring dengan meningkatnya
volume penjualan, bukan keuntungan yang besar per itemnya. Selain itu, produsen
FMCG seringkali harus memiliki jaringan distribusi yang sangat luas
(businessdictionary.com)
Kategori produk FMCG umumnya mencakup berbagai macam produk
konsumen yang sering dibeli termasuk peralatan mandi, sabun, kosmetik, pasta
gigi, pisau cukur dan deterjen, serta non-durable seperti gelas, lampu, baterai,
produk berbahan kertas dan barang-barang plastik. FMCG juga termasuk obatobatan, barang elektronik, produk makanan & minuman kemasan, meskipun ini
sering dikategorikan secara terpisah.
Beberapa perusahaan FMCG yang cukup dikenal di Indonesia adalah
Nestle, Unilever, Procter & Gamble, Kraft Foods/ Mondelz International, dll. Di
Indonesia, kita mengenal Indofood, Kaldu Sari Nabati, Garuda Food, Orang Tua,
Mayora, dan lainnya. Contoh merek FMCG adalah Coca-Cola, Kleenex, Pepsi,
Believe, Oroa, Rinso, dll. (BusinessDictionary.com)
FMCG merupakan salah satu sektor yang berkembang sangat cepat dan
dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Untuk kuartal I
tahun 2010, misalnya, data Nielsen menunjukkan bahwa produk FMCG tumbuh
sebesar 8% dibanding periode yang sama tahun 2009. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2009 yang hanya 5%.
Produk FMCG dapat dikelompokkan dalam tiga kategori produk, yaitu
perawatan pribadi (personal care), perlengkapan rumah tangga (household care),
serta makanan dan minuman (food & beverages). Produk perawatan pribadi
seperti pasta gigi, sampo, kosmetik, parfum, dan lain-lain. Perlengkapan rumah
tangga seperti sabun cuci, pembasmi serangga, dan lain-lain. Food & beverages
misalnya minuman ringan, teh, kopi, sayuran, dan sebagainya.
Karakteristik FMCG dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif
konsumen dan perspektif pelaku pemasaran. Dari perspektif konsumen,
karakteristik FMCG ditunjukkan dengan frekuensi pembelian produk yang tinggi,
keterikatan yang rendah, dan harga yang murah. Dari perspektif produsen,
karakteristiknya adalah volume penjualan yang tinggi, penggunaan saluran
distribusi yang ekstensif, dan turnover persediaan yang tinggi.
Karakteristik FMCG di atas seringkali mengakibatkan munculnya
permasalahan di sisi produsen. Volume penjualan yang tinggi, misalnya, menuntut
produsen untuk dapat menjaga kapasitas produksinya. Kapasitas produksi ini tidak
4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
11
Bab III
PEMBAHASAN
a. Pasar Retail Modern dan Perkembangannya
PT. Mondelz International Indonesia adalah salah satu perusahaan
FMCG, dikenal dengan nama Kraft Foods, kemudian berubah entitas
menjadi Mondelz International setelah terjadi penggabungan bisnis dari
Kraft Foods, Nabisco, Danone Biscuit dan Cadbury. Sebagai salah satu
perusahaan FMCG, PT. Mondelz International Indonesia akan selalu
berusaha berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau
umumya perusahaan FMCG, sehingga salah satu upayanya adalah
menjalankan aktifitas bisnis dengan menggunakan sistem informasi
manajemen sebagai sistem penunjang. Sistem informasi adalah alat bantu
bisnis yang digunakan dalam proses-proses bisnis PT. Mondelz
International Indonesia, sejak dimulainya bisnis di Indonesia tahun 1995,
dengan beberapa produk makanan yang dikenal dengan brand Oreo,
Biskuat, Cheddar Cheese, Toblerone, dan lain-lain.
Dalam perkembangan selanjutnya, di bidang produksi, distribusi
dan pemasaran produk makanan, PT. Mondelez International Indonesia
mengembangkan sistem informasi manajemen, terutama dalam
menghadapi perkembangan pasar modern yang sangat pesat. Dalam 5
tahun terakhir, Pasar Modern merupakan penggerak utama perkembangan
ritel modern di Indonesia. Pada 2004 2008, omset Pasar Modern
bertumbuh 19,8%, tertinggi dibanding format ritel modern yang lain.
Omset Department Store, Specialty Store dan format ritel modern lainnya
masing-masing meningkat hanya 5,2%, 8,1%, dan 10,0% per tahun.
Setelah diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini
terdapat 3 jenis Pasar Modern yaitu: Minimarket, Supermarket dan
Hypermarket. Perbedaan utama dari ketiganya terletak pada luas lahan
usaha dan range jenis barang yang diperdagangkan.
Minimarket memiliki laju pertumbuhan omset yang sangat baik.
Pada 2004 2008 omset Minimarket meningkat sangat tinggi, rata-rata
38,1% per tahun. Omset Hypermarket juga meningkat cukup tinggi, yakni
21,5% per tahun. Sementara pada periode 2004 2008 tersebut, omset
Supermarket meningkat hanya 6,2% per tahun.
Hypermarket menguasai memiliki kemampuan menjadi Pasar
Modern dengan pangsa omset terbesar. Pada 2008, omset Hypermarket
adalah Rp23,1 triliun atau 41,7% dari total omset seluruh Pasar Modern di
Indonesia, sementara Minimarket 32,1% dan Supermarket 26,2%.
Kemampuan Hypermarket menjadi Pasar Modern dengan pengumpulan
omset terbesar karena Hypermarket menawarkan pilihan barang yang lebih
banyak dibanding Supermarket dan Mini market, sementara harga yang
ditawarkan Hypermarket relatif sama bahkan pada beberapa barang bisa
lebih murah daripada Supermarket dan Minimarket.
Penguasaan pangsa omset oleh Hypermarket telah terjadi sejak
tahun 2005. Sebelumnya, yakni pada 2004, market share omset terbesar
dipegang oleh Supermarket. Penurunan pangsa omset Supermarket yang
12
terjadi terus menerus bahkan pada tahun 2008, menjadi yang yang
terkecil menunjukkan bahwa format Supermarket tidak terlalu
favourable lagi. Sebab dalam hal kedekatan lokasi dengan konsumen,
Supermarket kalah bersaing dengan Minimarket (yang umumnya berlokasi
di perumahan penduduk), sementara untuk range pilihan barang,
Supermarket tersaingi oleh Hypermarket (yang menawarkan pilihan
barang yang jauh lebih banyak).
Kinerja cemerlang Hypermarket juga ditunjukkan melalui
pertumbuhan jumlah gerai. Pada 2004-2008 pertumbuhan gerai
Hypermarket sangat tinggi, yakni 39,8% per tahun. Gerai Minimarket juga
meningkat cukup tinggi , yakni 16,4% per tahun, sementara gerai
Supermarket meningkat 10,9% per tahun.
Jumlah gerai Hypermarket yang bertumbuh sangat tinggi tersebut
menunjukkan bahwa format Hypermarket yang baru diperkenalkan ke
masyarakat di Indonesia pada awal tahun 2000-an disambut baik oleh
konsumen di tanah air.
Berdasarkan sebaran geografisnya, gerai-gerai Pasar Modern
tersebut terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada 2008, dari sekitar 11.866 gerai
Pasar Modern, sekitar 83% diantaranya berlokasi di Pulau Jawa (Tabel 4).
Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur senantiasa menjadi
daerah dengan jumlah gerai Pasar Modern terbanyak. Terkonsentrasinya
gerai-gerai Pasar Modern di Pulau Jawa tidak lepas dari kondisi dimana
konsentrasi penduduk dan pusat perekonomian Indonesia memang berada
di pulau ini.
Pada kelompok Minimarket, hanya terdapat 2 pemain besar yaitu
Indomaret dan Alfamart. Indomaret merupakan pemain terbesar dengan
pangsa omset sekitar 43,2% dari total omset Minimarket di Indonesia.
Sementara Alfamart membuntuti dengan pengumpulan
Indomaret juga mempunyai jaringan Minimarket dengan jumlah
gerai terbanyak, dibuntuti Alfamart. Pada 2008, jumlah gerai jaringan
Indomaret mencapai 3.116 unit atau 30,3% dari total jumlah gerai
Minimarket yang ada di Indonesia, sementara jumlah gerai jaringan
Alfamart mencapai 2.755 unit atau 26,8% dari total jumlah gerai
Minimarket di Indonesia.
Minimarket merupakan jenis pasar modern yang agresif
memperbanyak jumlah gerai dan menerapkan sistem franchise dalam
memperbanyak jumlah gerai. Dua jaringan terbesar Minimarket yakni
Indomaret dan Alfamart juga menerapkan sistem ini.
Tujuan peritel minimarket dalam memperbanyak jumlah gerai
adalah untuk memperbesar skala usaha (sehingga bersaing dengan skala
usaha Supermarket dan Hypermarket), yang pada akhirnya memperkuat
posisi tawar ke pemasok.
Sistem franchise merupakan metode dianggap lebih mudah dan
murah karena tanpa mengeluarkan biaya investasi, peritel selaku pemberi
waralaba bisa meningkatkan volume pembelian barang sebab pasokan
barang ke gerai-gerai franchise tetap dilakukan oleh peritel pemberi
waralaba.
13
Pada kelompok
k
S
Supermarkett, terdapat 6 pemain uttama yakni Hero,
H
na, dan Y
Yogya + Griya
G
Caarrefour, Superindo, Foodmart, Ramayan
Suupermarket. Ke-6 jariingan ritel ini menguasai 76%
% pangsa omset
o
Suupermarket di
d Indonesiaa.
Tabbel 1. Daftarr Supermark
ket dan Om
mset
d
3
Pada kelompok Hypermarkket hanya terdapat 5 peritel dan
diaantaranya menguasai
m
888,5% pang
gsa omset Hypermarkket di Indon
nesia.
Tigga pemain utama terssebut adalaah adalah Carrefour yyang meng
guasai
ham
mpir 50% pangsa omset hyp
permarket di Indoneesia, Hypeermart
(M
Matahari Pu
utra Prima) dengan paangsa 22,1%
%, dan Giaant (Hero Grup)
G
denngan 18,5%
%.
Hyperrmarket kinni menjadi primadona
p
bagi periteel pasar mo
odern.
Inii karena hyp
permarket ddengan cepaat mampu memberi
m
koontribusi terrbesar
baggi pendapattan peritel P
Pasar Modeern. Giant, jaringan
j
hyp
ypermarket milik
Heero yang baaru beroperrasi pada 20
002, telah mampu
m
mem
mberi kontrribusi
penndapatan sebesar
s
40%
% pada 2005
2
bagi grupnya ddan pada 2008,
kontribusi peendapatan telah menjjadi 78,3%
%, mengunggguli kontrribusi
penndapatan Su
upermarket yang telah lebih dulu exist.
e
14
15
Gam
mbar 4. Prooses Bisnis Pemesanan
P
Costumer R
Retail Modeern
denngan mengg
gunakan Intternet
Dengaan perkem
mbangan pottensi pasar yang cukuup luas di pasar
rettail modern ini, kemuddian menun
ntut tidak haanya pemennuhan orderr dari
pihhak costum
mer, akan teetapi kecep
patan dan ketepatan
k
pproses kemudian
meenjadi salah
h satu kunnci keberhaasilan dalam
m persainggan bisnis. PT.
Moondelz In
nternational Indonesiaa kemudian
n mengem
mbangkan bisnis
b
proosesnya deengan meneerapkan ED
DI proses didalam m
model bisniisnya,
dim
mana dilaku
ukan kerja sama 3 piihak, yaitu Perusahaann, Costumerr dan
Pihhak ketiga sebagai
s
penyyedia B2B proses,
p
yaittu B2B comm
merce.
Dari Gambar
G
5. D
Dapat dilihaat proses ord
der dilakukaan oleh costtumer
senndiri, melallui Website masing-maasing dengaan proses e--order kemudian
ordder ini di teruskan
t
deengan prosees sistem B2B,
B
kemud
udian dilanjutkan
denngan prosess sistem AS
S2 Comm Seerver, kemu
udian ditransslate order ini
i ke
sisstem perusah
haan dan seecara otomaatis proses order
o
ini maasuk dalam sales
ordder dalam SAP
S (sistem
m ERP perussahaan), dan
n dilanjutkaan dengan proses
p
eksekusi pemeesanan, yaittu delivery order
o
dan proses
p
transpportasi.
m
an sistem E
EDI ini sang
gatlah
Prosess pemesanann dengan menggunaka
patan prosees dalam hiitungan < 5 menit, yaang sebelumnya
efeektif, kecep
harrus dilakuk
kan dengan cara manuaal, scan dan
n faksimili, kemudian di reentry di sistem
m, dengan seetiap siklus order +/- 45
4 menit.
Beberaapa contoh proses pem
mesanan den
ngan mengggunakan weebsite
dann diteruskan
n oleh EDI ((B2B sistem
m), dari Alfaamart, Indoomarco dan Lotte
Marrt.
Gamb
bar 6. Prosees Order den
ngan Websiite Alfamartt
Gamb
bar 7. Prosess Order den
ngan Websitte Indomarcco
17
Gamb
bar 8. Prosess Order den
ngan Websitte Lotte Mar
art
Pemesanan in
ni kemudiann diterjemah
hkan dalam bentuk iDoocs (Intermeediate
Documentt), yang ak
kan digunakkan untuk menterjemaahkan ordeer dari beb
berapa
costumer ke
k dalam in
nternal sistem
m perusahaaan seperti SAP,
S
melaluui EDI sistem
m.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Bisnis proses seperti penerapan EDI sebagaimana yang dilakukan oleh
perusahaan (FMCG) akan memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
Sistem informasi memainkan peranan yang sangat penting dalam bisnis,
yaitu dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial dan kerja
sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif
bisnis dalam pasar yang cepat sekali berubah.
Dilihat dari sisi perspektif managerial fungsi dari sistem informasi
adalah : minimize risk, reduce cost, add value, Create New Realities
Peranan internet dalam dunia bisnis adalah : menciptakan basis bagi klien
atau pelanggan, analisa produk dan pasar, nasehat dan bantuan pakar di
bidangnya, rekruitmen tenaga kerja dan penyedian lowongan kerja, akses
informasi dan penyebaran informasi, komunikasi yang cepat dan pengiriman
dokumen dengan biaya murah, riset peluang bisnis baru.
4.2
Saran
Era globalisasi saat ini dimana teknologi dan sistem informasi yang begitu
cepat berkembang, maka setiap perusahaan FMCG dituntut untuk mampu
bersaing dengan perusahaan lain dengan cara proses pemesanan yang lebih cepat,
tepat, dan fleksibel dalam memberikan respon atas jasa yang diinginkan oleh
konsumen.
EDI proses menjadi salah satu aktifitas transaksi antar produsen dan
konsumen dengan proses yang simple, cepat dan akurat, diharapkan dimasa
mendatang bisa diduplikasi proses ini untuk seluruh mata rantai bisnis PT.
Mondelz International Indonesia.
19
DAFTAR PUSTAKA
Christopher
Lambert.
Supply
Chain
Management:
Processes,
Partnerships,
Penerbit : Salemba
Richardus
Eko
Indrajit,
Peranan
Startegis
Teknologi
https://www.google.com/#q=peranan+sistem+informasi.
26
Informasi
November
2013.
Robert stambro and Erick Svartbo. Extranet use in Supply Chain Management,
International Business and Economic Programme, Lulea Univesity of
Technology, 2000.
20