PELATIHAN BIOFARMING
BUDIDAYA TANAMAN SISTEM HIDROPONIK
AKUAKULTUR & AKUAPONIK
PETERNAKAN DOMBA & KAMBING
PENGGEMUKAN SAPI
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
BiTEC
Biofarming Training & Edutour Cente
1
PENDAHULUAN
Populasi penduduk dunia meningkat sangat pesat selama paruh kedua abad ke dua
puluh. Menurut PBB populasi dunia pada tahun 2005 telah mencapai 6,5 milyar,
meningkat dua kali lipat lebih dari populasi dunia di tahun 1950. Konsekuensinya,
kebutuhan pangan juga meningkat. Sementara itu, degradasi lahan terjadi di
berbagai belahan bumi berkaitan perkembangan sosial ekonomi dan perubahan
iklim. Degradasi lahan tersebut dapat menurunkan produksi pangan sampai 12 %.
Kebutuhan pangan harus dapat dipenuhi meskipun sumber daya alam semakin
menurun kuantitasnya. Lahan yang produktif luasannya tidak bertambah, bahkan
lahan untuk produksi pangan luasannya menurun. Menyempitnya lahan produktif
yang dibarengi dengan keterbatasan air untuk pertanian, perikanan dan peternakan
menuntut penggunaan sumberdaya secara bijaksana dan efisien untuk mewujudkan
produksi pangan berkelanjutan. Sistem produksi pangan organik memanfaatkan
tanah, air dan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
peternakan dan perikanan dan tidak digunakannya bahan non alami memberikan
kontribusi dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem.
I.2. Tujuan
II.1.2. Tujuan
Program pelatihan budidaya tanaman sistem hidroponik bertujuan:
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik budidaya tanaman
sistem hidroponik.
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik budidaya tanaman
yang efisien dengan menggunakan sistem hidroponik.
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan dan
pengolahan hasil budidaya tanaman hidroponik.
5
II.1.3. Luaran
a) Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri dalam membudidayakan
berbagai tanaman dengan sistem hidroponik.
b) Menjamin keberhasilan dalam budidaya tanaman sistem hidroponik
c) Meningkatkan kemampuan mengelola agrobisnis dari hilir sampai hulu.
sehingga meningkatkan posisi tawar dan penganekaragaman produk.
d) Mengurangi resiko kegagalan hidroponik akibat serangan hama dan
penyakit.
e) Meningkatnya penerimaan pasar terhadap produk hidroponik.
2.2.2. Tujuan
Pelatihan budidaya ikan sistem bioflok bertujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik budidaya ikan
sistem bioflok.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan akuakultur di lahan sempit
3. Meningkatkan Pengetahuan dan ketrampilan penanganan hasil panen
2.2.3. Luaran
1. Meningkatkan Kepercayaan diri para petani untuk melakukan budidaya
ikan sistem bioflok
2. Menjamin keberhasilan petani dalam mengelola akuakultur
3. Mengurangi resiko kegagalan usaha perikanan
4. Meningkatnya hasil produksi akuakultur.
HARGA
JUMLAH
NO URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN
HARGA (Rp)
(Rp)
A PERALATAN
AKUAPONIK
1 Kolam fiberglas diameter 4 unit 10.500.000 42.000.000
3m
2 Clarifier 2 unit 5.000.000 10.000.000
3 Filter 4 unit 2.200.000 8.800.000
4 Digassing 1 unit 2.400.000 2.400.000
5 Sump 1 unit 2.200.000 2.200.000
6 Pipa PVC 1 batang 45.000 45.000
7 Pipa PVC 1 batang 85.000 85.000
8 Pipa PVC 6 batang 310.000 1.860.000
9 Pipa PVC 2 batang 520.000 1.040.000
10 Pipa PVC 2 batang 990.000 1.980.000
11 Keni 5 unit 1.500 7.500
12 Keni 3 unit 1.800 5.400
13 Keni 12 unit 9.950 119.400
14 Keni 6 unit 20.250 121.500
15 Keni 5 unit 55.525 277.625
16 Pompa air kolam 1 unit 600.000 600.000
17 Aerator/air pump 1 unit 2.300.000 2.300.000
18 pH meter air digital 1 unit 500.000 500.000
19 TDS 1 unit 150.000 150.000
20 Amonia test kit 1 unit 825.000 825.000
21 Nitrite test kit 1 unit 900.000 900.000
22 Nitrate test kit 1 unit 950.000 950.000
23 Peralatan rakit apung 200 meter2 100.000 20.000.000
Subtotal 97.166.425
B SARANA PRODUKSI
1 Benih tanaman 100 paket 10.000 1.000.000
2 Media tanam hidroponik 4 paket 100.000 400.000
3 Nutrien hidroponik 4 paket 100.000 400.000
4 Benih ikan 10000 ekor 150 1.500.000
5 Pakan 1000 kg 10.000 10.000.000
6 Probiotik 10 liter 150.000 1.500.000
7 Molase 50 liter 5.000 250.000
Subtotal 15.050.000
Jumlah biaya demoplot per unit 112.216.425
2.3.1. Pendahuluan
Peternakan ruminansia membutuhkan ketersediaan pakan yang bermutu dan
berkesinambungan dalam bentuk silase. Pelatihan teknik pembuatan silase
pakan lengkap (Complete Feed), amoniasi jerami dan formulasi konsentrat
diperlukan dalam usaha pembesaran ternak ruminansia. Peternak akan dapat
mengaplikasikan pemberian pakan pada domba dan kambing secara efektif
dan efisien. Pelatihan peternakan organik nir limbah akan meningkatkan
kapasitas peternak dalam memproduksi hasil ternak organik secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2.3.2. Tujuan
a) Meningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang usaha
pembibitan.
b) Menghidupkan perekonomian dan meningkatkan penghasilan peternak
c) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan.
2.3.3. Luaran
2.4.1. Pendahuluan
2.4.2. Tujuan
14
15
2.4.3. Luaran
a) Paket teknologi pembibitan dan penggemukan sapi
b) Paket teknologi pengolahan pakan ternak
c) Paket teknologi pengolahan pakan berbasis sumber daya lokal yang
dapat diaplikasikan untuk meningkatkan produktifitas sapi lokal .
d) Paket teknologi pengolahan limbah yang terintgrasi dengan bidang
pertanian sehingga ramah terhadap lingkungan dan dapat
diaplikasikan pada peternakan rakyat
b) Implementasi
Membangun fasilitas dan sarana penunjang aktifitas seperti
tambahan kandang sapi dan pedet, penambahan gudang jerami
padi.
Penambahan jumlah ternak (sapi bakalan untuk
penggemukkan, sapi betina untuk pembibitan, sapi pejantan
untuk pemacek, kambing betina bibit dan pejantan)
Mengolah jerami dengan teknik amoniasi menggunakan urea
dan onggok
Membuat konsentrat
Membeli Ternak sapi betina bibit
Membeli pejantan
Membeli sapi bakalan jantan,
Mengadakan pelatihan teknik peternakan dengan materi teori
dan praktek masing-masing 1 hari.
15
16
16
17
2.5.2. Tujuan
17
18
2.5.3. Luaran
a) Internalisasi.
Tahap ini bertujuan memberikan kesamaan persepsi dan pemahaman
tentang maksud, tujuan, prosedur dan manfaat kegiatan serta
pemahaman teknologi pembuatan kompos yang menggunakan feses
sapi dengan menggunakan bio-aktivator.
b) Implementasi
Tahap ini meliputi demonstrasi pembuatan kompos yang meliputi:
pembuatan bio-aktivator yang digunakan untuk fermentasi kompos,
penyiapan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kompos,
yaitu feses sapi, sekam padi (abu), serbuk gergaji dan phospat alam.
Pembuatan kompos, meliputi: penyiapan bahan-bahan yang digunakan
sebagai campuran kompos, proses pembuatan kompos (pencampuran,
penimbunan dan penyisiran kompos), pemanenan dilakukan setelah
proses pengomposan selesai (7-14 hari).
c) Tahap Pendampingan.
Pendampingan yang dilakukan meliputi: Penguatan teknis, yakni:
Teknis rancang bangun gudang fermentasi dan gudang penyimpanan
kompos serta sarana pendukungnya, teknis penyiapan sarana
produksi pembuatan kompos, teknis produksi kompos, teknis
penanganan pasca panen, teknis pemasaran.
18
19
Minggu
Rincian Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan dan perekrutan X
Pengadaan materi pelatihan X X X
Pelatihan on farm X
Penyusunan laporan X
19
20
III. PENUTUP
20