Anda di halaman 1dari 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH TALENT MANAGEMENT TERHADAP


WORKFORCE AGILITY DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT
DAN JOB SATISFACTION SEBAGAI MEDIASI
(STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA)

TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI
DERAJAT SARJANA S-2
UNPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
..
.

Diajukan Oleh:

Wahyu Indah Pratamasari


162222206

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH TALENT MANAGEMENT TERHADAP


WORKFORCE AGILITY DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT
DAN JOB SATISFACTION SEBAGAI MEDIASI
(STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA)

TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI
DERAJAT SARJANA S-2
UNPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
..
.

Diajukan Oleh:

Wahyu Indah Pratamasari


162222206

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 30 Januari 2019

Wahyu Indah Pratamasari

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
fakultas ekonomi, jurusan manajemen :

Nama : Wahyu Indah Pratamasari

Nomor Mahasiswa : 162222206

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH TALENT MANAGEMENT TERHADAP


WORKFORCE AGILITY DENGAN EMPLOYEE
ENGAGEMENT DAN JOB SATISFACTION SEBAGAI
MEDIASI (STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
YOGYAKARTA)
Beserta perangkat yang diberikan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Januari 2019

Yang menyatakan

Wahyu Indah Pratamasari

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya

penulis mampu untuk menyelesaikan segala tugas dan kewajiban dalam menyusun

tesis yang diberi judul: Pengaruh Talent Management Terhadap Workforce Agility

Dengan Employee Engagement dan Job Satisfaction Sebagai Mediasi (Studi Pada

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta).

Tesis ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk meraih gelar

Magister Manajemen dari Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma. Dari awal hingga akhir penyusunan tesis ini, penulis

banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis. Atas segala bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak maka melalui Kata Pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D, selaku dosen

pembimbing yang dengan tekun membimbing dan memberikan pengarahan

yang berguna bagi penyusunan tesis ini.

2. Seluruh dosen-dosen Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma, untuk bantuan dan dukungannya.

3. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si. dan Dr. C. Wahyu Estining Rahayu, M.Si.

selaku dosen penguji tesis.

4. Segenap Manajemen Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, atas ijinnya

untuk melakukan penelitian di RS Panti Rapih Yogyakarta.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Segenap kaum keluarga, yang sudah mendukung proses belajar.

6. Segenap staf Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma dan teman-teman MM USD angkatan 2016.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh sebab itu Penulis

dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Tesis ini

diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, terutama RS

Panti Rapih Yogyakarta.

Yogyakarta, 30 Januari 2019

Penulis

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ ii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS .......................................... iii

PERNYATAAN ORIGINALITAS .................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL …………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… xiii

ABSTRAK …………………………………………………………… xiv

ABSTRACT........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………........... 6

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 7

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………........... 7

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ……………………… 8

1.6 Sistematika Penulisan …………………………………………. 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Talent Management …………………………………………… 10

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2. Employee Engagement …………………………………........... 12

2.2.1. Pengertian Employee Engagement ……………………. 12

2.2.2. Faktor Pembentuk Employee Engagement …………… 14

2.3. Job Satisfaction ………………………………………………. 15

2.3.1. Penertian Job Satisfaction …………………………….. 15

2.3.2. Teori-Teori Job Satisfaction ………………………….. 15

2.4. Workforce Agility …………………………………………….. 16

2.5. Penelitian Terdahulu ………………………………………... 18

2.6. Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian …………… 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian ……………………………………………… 25

3.2. Sampel Penelitian …………………………………………….. 25

3.3. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 25

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian... 26

3.5. Metode Analisa …….…………………………………………. 28

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………… 29

3.7. Pengujian Hipotesis ………...………………………………… 30

BAB IV ANALISA DATA

4.1. Sampel Penelitian …………………………………………….. 31

4.2. Deskripsi Responden ………………………………………… 31

4.3. Uji Validitas …………………………………………………… 32

4.4. Uji Validitas Konvergen ............................................................. 34

4.5. Uji Validitas Diskriminan .......................................................... 36

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.6. Uji Reliabilitas ………………………………………………… 37

4.7. Uji Hipotesis …………………………………………………… 37

4.8. Pembahasan ……………………………………………………. 43

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 46

5.2. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 47

53. Saran …………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Loading Indikator …………………………………….................. 35

Tabel 4.2. Tabel Akar AVE ………………………………………………… 36

Tabel 4.3. Tabel Reliabilitas ……………………………………………….. 37

Tabel 4.4. Uji Hipotesis ……………………………………………………. 37

Tabel 4.5. Uji Goodness of Fit …………………………………………………... 41

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian …………………………………………. 24

Gambar 4.1. Hasil Uji Model Penelitian ………………………………….. 38

Gambar 4.2. Uji pengaruh talent management terhadap workforce agility …… 41

Gambar 4.3. Uji pengaruh talent management terhadap employee engagement 42

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Pernyataan Kuesioner Penelitian Valid ………………………………….. 53

Hasil Olah Data WarpPLS 6.0 …………………………………………..... 56

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan talent
management terhadap workforce agility dengan job satisfaction dan employee
engagement sebagai mediasi pada perawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data penelitian ini merupakan data
primer dengan perawat RS Panti Rapih sebagai responden. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 228 responden. Dari jumlah responden yang
ditentukan, terdapat 201 kuesioner yang kembali dan jumlah kuesioner yang dapat
diolah adalah 177. Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode PLS
(Partial Least Square) dengan menggunakan software WarpPLS 6.0. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan talent management berpengaruh
positif terhadap job satisfaction. Job satisfaction berpengaruh positif terhadap
employee engagement. Employee engagement berpengaruh positif terhadap
workforce agility. Sedangkan talent management tidak berpengaruh secara
langsung terhadap employee engagement dan workforce agility. Dengan demikian
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan talent management akan
berpengaruh positif terhadap workforce agility dengan job satisfaction dan
employee engagement sebagai mediasi.

Kata Kunci: Talent management, Workforce agility, Job satisfaction, Employee


engagement

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of talent management implementation


to workforce agility with job satisfaction and employee engagement as a mediation
to nurses at Yogyakarta Panti Rapih Hospital. This study is quantitative research.
The data of this study are primary data with nurse of Panti Rapih Hopital as
respondents. The number of samples in this study were 228 respondents. From the
number of respondents determined, there were 201 questionnaires returned and the
number of questionnaires that could be processed was 177. Data analysis in this
study used the PLS (Partial Least Square) method using WarpPLS 6.0 software.
The results of this study indicate that the application of talent management has a
positive effect on job satisfaction. Job satisfaction has a positive effect on employee
engagement. Employee engagement has a positive effect on workforce agility.
While talent management does not directly affect employee engagement and
workforce agility. Thus the results of this study indicate that the application of
talent management will have a positive effect on workforce agility with job
satisfaction and employee engagement as mediation.

Keyword: Talent management, Workforce agility, Job satisfaction, Employee


engagement

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penerapan talent management merupakan cara pandang baru dari fungsi

sumber daya manusia. Talent management dipandang sebagai langkah strategis

pengembangan sumber daya manusia (Rees dan Smith, 2014). Di tengah persaingan

pasar yang semakin kompetitif, peran sumber daya manusia dirasakan semakin

penting. Organisasi menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan faktor

penting terciptanya keunggulan kompetitif organisasi. Oleh karena itu organisasi

perlu melakukan perencanaan sumber daya manusia. Organisasi perlu menetapkan

kompetensi karyawan yang tepat dan melakukan seleksi dan rekrutmen. Sumber

daya manusia yang ada perlu dikembangkan sesuai rencana strategis perusahaan.

Selain itu, dalam rangka pengembangan karyawan, sistem kompensasi perlu

didesain untuk mendukung ketercapaian tujuan organisasi. Integrasi semua

aktivitas tersebut merupakan wujud dari penerapan talent management (Dessler,

2013).

Pencapaian rencana strategis organisasi memerlukan dukungan dari semua

sumber daya organisasi, terutama sumber daya manusia. Keterlibatan karyawan

dalam implementasi rencana organisasi akan meningkatkan ketercapaian tujuan

organisasi. Hal ini merupakan wujud dukungan positif pekerja terhadap organisasi.

Julia dan Rog (2008) menjelaskan bahwa lahirnya sikap atau dukungan positif

karyawan dihasilkan dari terciptanya employee engagement atau keterikatan

karyawan. Membangun employee engagement adalah tantangan yang dihadapi oleh

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setiap organisasi. Penelitian Julia dan Rog (2008) yang dilakukan di instansi rumah

sakit, menunjukkan penerapan talent management pada organisasi dapat

membangun atau meningkatkan keterikatan antara karyawan dengan organisasi.

Penerapan talent management juga berdampak pada ketangkasan kerja atau

workforce agility. Workforce agility merupakan bentuk kemampuan karyawan yang

terbentuk melalui proses dalam organisasi (Van Zyl, Mathafena, dan Ras, 2017).

Penelitian Muduli (2016) menunjukkan bahwa sistem penghargaan, pembelajaran

organisasi, dan keterlibatan karyawan akan meningkatkan agility. Faktor-faktor

tersebut merupakan komponen talent management. Praktik talent management

sendiri meliputi tiga aspek aktivitas organisasi yang terdiri dari working culture,

working condition, dan talent development (Benitez-amado, Llorens-montes, dan

Fernandez-perez; 2015).

Keberhasilan organisasi dalam membangun ke tiga aspek talent

management tersebut berdampak pada peningkatan kemampuan kerja karyawan

(Van Zyl et al., 2017). Dengan demikian, penerapan talent management akan

berdampak pada peningkatan workforce agility seorang karyawan. Walaupun

demikian, dampak talent management terhadap workforce agility ini belum

dijelaskan dalam penelitian Julia dan Rog (2008). Penelitian tersebut hanya

menjelaskan dampak penerapan talent management terhadap employee

engagement.

Selain talent management, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa

keterikatan kerja memiliki banyak dampak positif terhadap kinerja organisasi.

Benedicto (2017) menjelaskan bahwa keterikatan kerja akan meningkatkan

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produktivitas pekerja di instansi kesehatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

keterikatan kerja akan meningkatkan kemampuan kerja seseorang. Hal ini

menunjukkan bahwa employee engagement akan meningkatkan agility atau

ketangkasan kerja.

Penelitian Lu, Lu, Gursoy, dan Neale (2016) menjelaskan bahwa job

satisfaction atau kepuasan kerja dan employee engagement memiliki hubungan

positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan employee engagement merupakan

hasil dari terjadinya peningkatan job satisfaction. Hubungan ini menjelaskan bahwa

salah satu faktor yang membentuk atau mempengaruhi employee engagement yaitu

job satisfaction. Job satisfaction merupakan bentuk perasaan dan sikap terhadap

pekerjaan. Perasaan dan sikap yang baik terhadap pekerjaan menciptakan ikatan

perasaan terhadap tempat kerja. Semakin positif perasaan dan sikap karyawan pada

pekerjaan maka ikatan semakin kuat. Adanya hubungan antara job satisfaction dan

employee engagement belum dijelaskan dalam penelitian Julia dan Rog (2008) dan

Muduli (2016). Dengan demikian, dari penelitian-penelitian tersebut dapat

diketahui bahwa penerapan talent management akan meningkatkan agility kerja

secara langsung atau melalui hubungan job satisfaction dan employee engagement.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada pengaruh

penerapan talent management terhadap workforce agility, yang juga dipengaruhi

secara tidak langsung oleh job satisfaction dan employee engagement. Penjelasan

hubungan ini menjadi penting untuk mengetahui dampak penerapan talent

management apakah meningkatkan keterikatan dan ketangkasan kerja. Dalam

institusi kesehatan atau rumah sakit, ketangkasan kerja pada perawat akan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meningkatkan pelayanan terhadap pasien dan sesama rekan kerja yang merupakan

kunci bisnis dari instansi rumah sakit (Benedicto, 2017).

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit

yang menerapkan talent management pada perawat. Rumah Sakit Panti Rapih

memahami peran penting perawat dalam operasional sehari-hari. Oleh karena itu,

organisasi menerapkan mekanisme pengelolaan sumber daya manusia khusus pada

posisi ini. Penerapan ini dilakukan melalui tahapan proses seleksi, pengembangan

sistem dan budaya kerja, kemudian pengembangan kompetensi perawat untuk dapat

mencapai visi organisasi. Proses penerapan talent management di RS Panti Rapih

dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan kompetensi perawat oleh Komite

Keperawatan. Komite ini dibentuk secara khusus pada tahun 2009. Unit komite

keperawatan berperan dalam memantau perkembangan kompetensi dan etika

perawat saat mereka bekerja di RS Panti Rapih melalui masing-masing kepala unit

keperawatan. Setelah kompetensi calon perawat diketahui dan ditentukan, proses

selanjutnya adalah proses rekrutmen. Proses rekrutmen secara teknis dan

administrasi dilaksanakan oleh unit personalia sesuai dengan standar dasar rumah

sakit. Bagi calon perawat yang diterima, proses pengembangan kompetensi

dilakukan oleh Komite Keperawatan melalui serangkaian pelatihan dan evaluasi

sesuai standar kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat. Semakin sering

aktivitas ini dilakukan maka kompetensi perawat akan meningkat. Dalam hal ini,

Komite Keperawatan memiliki peran penting untuk mencapai dan mempertahankan

mutu rumah sakit melalui proses penerimaan, pengembangan sistem dan budaya

kerja, kemudian pengembangan kompetensi (talent development) perawat.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Proses pengembangan yang berbeda dialami oleh karyawan administrasi.

Proses penerimaan karyawan dimulai dengan identifikasi kebutuhan tenaga kerja

oleh masing-masing unit. Kemudian personalia akan memproses melakukan

rekrutmen sesuai dengan permintaan unit. Personalia akan melakukan tes dasar dan

beberapa tes sesuai kebutuhan yang diminta oleh unit. Setelah calon karyawan

diterima, karyawan tersebut akan langsung bekerja sesuai dengan arahan dari

kepala unit di mana karyawan tersebut ditempatkan. Pelatihan bagi karyawan

administrasi dilakukan hanya jika ada kebutuhan dari kepala unit. Dari proses

tersebut, karyawan administrasi belum melakukan serangkaian proses

pembentukan sistem budaya kerja standar dan pengembangan bakat karyawan

(Benitez-amado et al., 2015).

Perbedaan proses pengembangan sumber daya manusia karyawan

administrasi dan perawat berdampak pada nilai kepuasan pasien yang lebih tinggi

pada layanan keperawatan dari pada layanan administrasi. Hasil survei yang

dilakukan pihak RS Panti Rapih pada tahun 2017 menunjukkan bahwa rata-rata

tingkat kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan rumah sakit pada triwulan

ke 1, 2, 3, 4 rata-rata adalah 4,33 atau sangat puas (dalam skala 1-5). Sedangkan

rata-rata penilaian kepuasan pasien untuk karyawan administrasi adalah 4,13 (puas)

(www.pantirapih.or.id). Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan kepuasan

pasien terhadap kinerja perawat lebih tinggi dari pada karyawan administrasi. Hasil

survei ini mengindikasikan bahwa penerapan talent management pada perawat

membawa dampak positif bagi organisasi. Indikasi tersebut perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan bukti secara empiris dampak positif

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penerapan talent management di RS Panti Rapih. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk menguji pengaruh penerapan talent management pada perawat di

RS Panti Rapih sebagai evaluasi terhadap penerapannya selama ini. Bukti penelitian

ini diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian terdahulu yang dilakukan secara

kualitatif tentang penerapan talent management di institusi kesehatan (Julia dan

Rog, 2008; Benedicto, 2017).

Penelitian ini akan mengadaptasi penelitian Julia dan Rog (2008) dan

Benedicto (2017) untuk mengevaluasi penerapan talent management di RS Panti

Rapih pada perawat. Van Zyl et al., (2017) menjelaskan bahwa beberapa kasus

penerapan talent management pada perusahaan adalah dalam rangka meningkatkan

kualitas kerja karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen

untuk meningkatkan efektifitas penerapan talent management di RS Panti Rapih.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penerapan talent management memberikan banyak dampak

positif terhadap organisasi, termasuk pada instansi kesehatan atau rumah sakit.

Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa penerapan talent management akan

meningkatkan ketangkasan kerja (Julia dan Rog, 2008; Muduli, 2016). Oleh karena

itu penelitian dilakukan dengan rumusan masalah yang dibangun adalah:

1. Apakah penerapan talent management berpengaruh positif terhadap job

satisfaction, employee engagement, dan workforce agility perawat di RS

Panti Rapih?

2. Apakah job satisfaction berpengaruh positif terhadap employee

engagement perawat di RS Panti Rapih?

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Apakah employee engagement perawat berpengaruh positif terhadap

workforce agility perawat di RS Panti Rapih?

4. Apakah job satisfaction dan employee engagement memediasi pengaruh

talent management terhadap workforce agility?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menguji pengaruh penerapan

talent management terhadap job satisfaction, employee engagement, dan workforce

agility. Penelitian ini juga menguji pengaruh job satisfaction dan employee

engagement sebagai mediasi pada perawat di Rumah Sakit Panti Rapih.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan bukti

empiris dampak penerapan talent management terhadap workforce agility dan

menguji apakah job satisfaction dan employee engagement akan memediasi

hubungan talent management dengan workforce agility. Hubungan tersebut belum

jelaskan pada penelitian Julia dan Rog (2008), Muduli (2016) dan dalam penelitian

Benedicto (2017).

1.4.2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi RS Panti Rapih untuk

mengevaluasi dan meningkatkan penerapan talent management sehingga RS Panti

Rapih dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan talent

management pada perawat (Julia dan Rog, 2008; Benedicto, 2017). Lebih dari itu,

hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi rencana penerapan

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

talent management pada pekerja administrasi di lingkungan RS Panti Rapih yang

sampai saat ini belum menerapkan talent management.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada satu instansi kesehatan yaitu Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta. Secara khusus penelitian ini dilakukan pada perawat.

Dengan demikian hasil penelitian ini terbatas pada perawat di RS Panti Rapih

Yogyakarta. Hasil penelitian ini terbatas pada perawat yang telah menjadi perawat

tetap.

1.6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun sesuai dengan ketentuan penulisan tesis di Magister

Manajemen di Universitas Sanata Dharma. Penulisan hasil penelitian ini akan

dipresentasikan dengan susunan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dibahas tentang landasan teori yang berkaitan dengan riset

yang dilakukan, pengembangan hipotesis, dan pembahasan kerangka

berpikir penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Pada bab ini dibahas tentang populasi dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data, serta pembahasan teknik yang akan digunakan dalam

melakukan analisa data.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab IV: Analisa Data

Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum responden, hasil pengujian

hipotesis dan analisa hasil penelitian.

Bab V: Penutup

Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan, implikasi dan keterbatasan dari

penelitian serta saran-saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Talent Management

Secara umum, talent management (manajemen bakat) dapat dipahami

sebagai serangkaian aktivitas yang akan memampukan organisasi dalam merekrut

(sumber, menarik, memilih), mendapatkan tempat, mengembangkan,

mempertahankan dan memanfaatkan bakat atau kemampuan karyawan untuk

mencapai tujuan dan menjalankan strategi bisnis (CRF Institut, 2012). Lewis dan

Heckman (2006) mengidentifikasikan bahwa istilah talent management

mengandung tiga sudut pandang, yaitu: pertama, talent management terdiri dari

serangkaian tugas atau fungsi yang biasa dilakukan di departemen sumber daya

manusia. Dalam hal ini talent management dapat dilihat sebagai istilah modern dari

fungsi pengelolaan sumber daya manusia dengan menggunakan teknologi

informasi. Kedua, talent management merupakan model alur pengelolaan sumber

daya manusia. Dalam hal ini, talent management lebih mendekati konsep

perencanaan sumber daya manusia. Ketiga, talent management adalah upaya untuk

mengembangkan dan menghargai bakat karyawan. Pandangan ini mengindikasikan

bahwa seorang karyawan yang memiliki bakat lebih, perlu diperlakukan berbeda

dengan karyawan biasa. Walaupun demikian beberapa praktisi sumber daya

manusia menyatakan bahwa di mana tujuan dari fungsi HRM adalah untuk

memaksimalkan bakat semua karyawan sehingga tidak perlu ada perbedaan

perlakukan (Stahl et al., 2012; Jacks dan Palvia, 2014).

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan dinamis karyawan dipengaruhi juga oleh budaya kerja, kondisi

kerja dan pengembangan bakat (Stahl et al. 2012). Budaya kerja menunjukkan pola

keyakinan dan nilai-nilai kerja yang dibagikan dan diterima oleh semua pihak

dalam organisasi (Jacks dan Palvia, 2014). Kondisi kerja dalam organisasi

dipengaruhi oleh kebijakan kompensasi dan penghargaan, penjadwalan dan

fleksibilitas tempat kerja, dan program keseimbangan kehidupan kerja. Dalam hal

ini, penerapan talent management akan membuat organisasi mampu untuk

menciptakan kondisi kerja ideal dengan cara menstimulasi, memotivasi dan

mengembangkan bakat organisasi (Beltran-Martin et al., 2008; Stahl et al., 2012).

Talent management merupakan kemampuan dinamis organisasi untuk mendesain

standar bakat, mengintegrasikan dalam perusahaan dan merumuskan standar bakat

untuk menanggapi peluang bisnis dalam jangka panjang (CRF Institut, 2012). Oleh

karena itu talent management bisa diposisikan sebagai “strategi baru” bagi

pengelolaan sumber daya manusia.

Talent management merupakan konsep multi-aspek yang didorong oleh

kebutuhan pengelolaan bakat dan dibangun sebagai bentuk landasan manajemen

sumber daya strategis. Talent management memiliki dua aspek, yaitu aspek filosofi

dan aspek praktik (Julia dan Rog, 2008). Secara filosofi, talent management dapat

dipandang sebagai pola pikir atau budaya organisasi di mana karyawan benar-benar

dihargai sebagai sumber keunggulan kompetitif. Aspek praktik, kerangka berpikir

ini diwujudkan dalam bentuk seperangkat kebijakan dan praktik sumber daya

manusia yang terintegrasi secara efektif dan menyeluruh di seluruh perusahaan.

Praktik talent management sendiri meliputi tiga aspek aktivitas organisasi yang

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdiri dari working culture, working condition, dan talent development (Benitez-

amado et al., 2015). Working culture merupakan adalah bentuk filosofi organisasi

yang mendasari aktivitas organisasi. Organisasi yang memiliki budaya kerja yang

baik akan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja maksimal. Working

condition merupakan komitmen organisasi untuk menciptakan kondisi kerja yang

nyaman namun kompetitif. Hal ini dapat dicapai memalui sistem kompensasi yang

kompetitif. Talent development merupakan bentuk pengembangan kompetensi

pekerja. Proses ini dilakukan untuk mendorong pencapaian rencana strategis

organisasi melalui kinerja karyawan.

Talent management merupakan cara pandang baru penerapan sumber daya

manusia sebagai komitmen untuk menerapkan pendekatan yang terintegrasi dan

strategis. Fokus khusus talent management adalah pada perencanaan sumber daya

manusia, termasuk perekrutan karyawan, retensi, pengembangan dan praktik

suksesi, idealnya untuk semua karyawan tetapi terutama bagi mereka yang

diidentifikasi memiliki potensi tinggi atau posisi kunci.

2.2. Employee Engagement

2.2.1. Pengertian Employee Engagement

Employee Engagement (keterikatan karyawan) merupakan bentuk

hubungan emosional dan intelektual yang dimiliki oleh karyawan terhadap

pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja (Gibbons, 2006). Keterikatan

karyawan merupakan sikap positif yang ditunjukkan karyawan terhadap organisasi

dan nilai perusahaan. Seorang karyawan yang memiliki keterikatan akan lebih

memiliki kesadaran terhadap bisnis organisasi dan mampu bekerja sama untuk

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meningkatkan kinerja untuk keuntungan organisasi (Robertson dan Cooper, 2010).

Gibbons (2006) menunjukkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

keterikatan karyawan, antara lain:

1. Kepercayaan dan integritas. Hal ini adalah terkait dengan sejauh mana

kepemimpinan organisasi dianggap peduli terhadap karyawan,

mendengarkan dan menanggapi pendapat mereka.

2. Sifat pekerjaan. Sifat pekerjaan merupakan kondisi sejauh mana

keterlibatan karyawan dan otonomi karyawan dalam bekerja.

3. Hubungan antara kinerja individu dan perusahaan. Hubungan ini

menunjukkan sejauh mana karyawan memahami tujuan perusahaan,

tingkat kinerja saat ini, dan bagaimana karyawan memberikan kontribusi

terbaik.

4. Peluang pertumbuhan karier. Peluang pertumbuhan karier merupakan

kondisi sejauh mana karyawan memiliki peluang untuk "pertumbuhan

karier dan promosi" atau memiliki jalur karier yang jelas.

5. Kebanggaan perusahaan. Hal ini terkait dengan sejauh mana karyawan

mendapatkan harga diri dari pekerjaan mereka.

6. Rekan kerja/anggota tim. Kondisi merupakan sikap dan perspektif rekan

kerja terhadap pekerjaan dan perusahaan mereka.

7. Pengembangan karyawan. Hal ini adalah terkait dengan sejauh mana upaya

dilakukan untuk mengembangkan keterampilan karyawan.

8. Hubungan pribadi dengan manajer seseorang, yang merupakan kondisi

sejauh mana karyawan tersebut menghargai hubungan ini.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Faktor-faktor tersebut di atas mencerminkan filosofi manajemen secara

keseluruhan, yaitu integritas manajer di semua tingkat organisasi, perlakuan

karyawan dengan hormat, komunikasi secara efektif, keterlibatan karyawan dalam

pengambilan keputusan, dan timbulnya kebanggaan dalam pekerjaan karyawan.

Employee engagement adalah bentuk sikap positif karyawan terhadap

organisasi. Seorang karyawan yang memiliki keterikatan (employee engaged)

memiliki kesadaran atau komitmen terhadap lingkungan bisnis organisasi, dan

mampu bekerja dengan orang lain untuk meningkatkan kinerja untuk kepentingan

organisasi. Wujud dari employee engagement dapat dilihat dari rasa memiliki

pekerjaan, perasaan bangga, usaha yang lebih dari biasanya, dan semangat dalam

menyelesaikan pekerjaan (Endres dan Smoak, 2008). Keadaan ini membawa

karyawan pada suatu keadaan pemenuhan diri yang positif, sehingga

menumbuhkan rasa memiliki dan pada akhirnya karyawan akan merasa sulit untuk

melepaskan diri dengan pekerjaan (Field dan Buitendach, 2011). Dampak sikap

positif karyawan terhadap organisasi adalah karyawan yang memiliki loyalitas yang

tinggi (Robertson dan Cooper, 2010).

2.2.2. Faktor Pembentuk Employee Engagement

Wang et al. (2017) menjelaskan terdapat 3 faktor yang dapat membentuk

employee engagement, yaitu: vigor, dedication, and absorption. Ketiga aspek ini

merupakan konsep yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat employee

engagement. Vigor menggambarkan level energi dan mental resiliensi yang dimiliki

seseorang ketika bekerja. Selain itu, vigor juga menunjukkan usaha yang besar

dalam menyelesaikan pekerjaan, tidak mudah merasa lelah, dan tekun dalam

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melakukan pekerjaan. Dedication menggambarkan perasaan atusias karyawan di

dalam bekerja, bangga dengan pekerjaan yang dilakukan, serta merasa terinspirasi

dan tertantang dengan pekerjaan. Absorption menggambarkan keadaan karyawan

terbenam secara total, merasa senang melakukan pekerjaannya, dan merasa sulit

untuk melepaskan diri dengan pekerjaan.

2.3. Job Satisfaction

2.3.1. Definisi Job Satisfaction

Job satisfaction (kepuasan kerja) adalah suatu sikap karyawan terhadap

pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan,

imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan

psikologis. Kondisi tersebut dapat di pandang sebagai suatu keadaan emosional

yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang

pekerjaan mereka. (Sutrisno, 2009). Pendapat lain menjelaskan bahwa job

satisfaction merupakan tingkatan rasa puas individu bahwa mereka mendapat

imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari

organisasi tempat mereka bekerja dan bagaimana karyawan memandang

pekerjaannya (Sunyoto, 2012).

2.3.2 Teori-Teori Job Satisfaction

1. Discrepancy Theory

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih

antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Selain itu, kepuasan

kerja seseorang juga tergantung pada discrepancy antara should be (expectation

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

needs or value) dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah

diperoleh melalui pekerjaan (Sunyoto, 2012).

2. Equity Theory

Equity theory menunjukkan bahwa orang akan merasa puas dan tidak puas,

tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity). Perasaan equity dan

inequity atas situasi, diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan

orang lain yang sekelas, dalam satu kantor dan pemerintah dipengaruhi oleh

motivasi (Sunyoto, 2012).

3. Two Factor Theory

Prinsip teori ini bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan

dua hal yang berbeda, artinya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan tidak

merupakan variabel yang kontinyu. Teori ini membagi situasi yang mempengaruhi

sikap seseorang terhadap pekerjaan menjadi dua kelompok yakni (Sunyoto, 2012):

a. Satisfiers atau motivator adalah situasi yang mendorong kepuasan kerja,

yang terdiri dari achievement, recognition, work itsef, responsibility dan

advancement.

b. Dissatisfier (Hygiene Factors) adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi

sumber ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and

administration, supervision, technical, salary, interpersonal, relation,

working condition, job security and status.

2.4. Workforce Agility

Seiring dengan peningkatan persaingan bisnis, banyak organisasi menyadari

bahwa ketangkasan tenaga kerja merupakan faktor yang penting untuk menjaga

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelangsungan bisnis organisasi (Muduli, 2016). Walaupun demikian, pemahaman

makna ketangkasan kerja dipahami secara beragam. Alavi et al. (2014) menjelaskan

bahwa penelitian terdahulu memiliki perbedaan dalam mendefinisikan ketangkasan

tenaga kerja baik dari kemampuan khusus, yaitu perilaku karyawan atau dalam

perspektif lingkungan bisnis yang kompetitif. Ketangkasan tenaga kerja juga

dimaknai sebagai kemampuan tenaga kerja. Dalam hal ini, ketangkasan tenaga

kerja dapat meliputi dua faktor, yaitu: kemampuan respon tenaga kerja terhadap

perubahan dengan cara yang tepat dan pada waktunya, dan kemampuan tenaga

kerja untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi mereka untuk

berkembang (Muduli, 2016; Alavi et al., 2014).

Dari perspektif sikap, Sherehiy dan Karwowski (2014) menjelaskan bahwa

karyawan yang memiliki ketangkasan kerja juga memiliki sikap positif terhadap

pembelajaran dan pengembangan diri; kemampuan pemecahan masalah yang baik;

nyaman dengan perubahan, ide-ide baru dan teknologi baru; kemampuan untuk

menghasilkan ide-ide inovatif dan selalu siap untuk menerima tanggung jawab

baru. Selain itu, workforce agility dapat didefinisikan sebagai kelincahan tenaga

kerja dapat dipandang sebagai perilaku proaktif, adaptif dan generatif tenaga kerja

(Muduli, 2016; Sherehiy dan Karwowski, 2014). Perilaku proaktif terdiri dari dua

aspek, yaitu memulai dan berimprovisasi. Inisiatif proaktif merupakan bentuk

pencarian aktif atas peluang untuk berkontribusi pada keberhasilan organisasi dan

memimpin dalam mengejar peluang yang tampak menjanjikan. Perilaku adaptif

lebih menunjukkan kemampuan pekerja untuk berperan dalam kapasitas yang

berbeda di semua tingkat kebutuhan kerja.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ketangkasan kerja karyawan

meningkatkan kinerja organisasi. Dalam organisasi perawatan kesehatan,

peningkatan kinerja biasanya didelegasikan kepada departemen kualitas, peraturan,

dan risiko. Tantangannya adalah untuk membuat perbaikan, pembelajaran, dan

pemecahan masalah dari pekerjaan sehari-hari dari semua karyawan dalam suatu

organisasi dibutuhkan pekerja yang proaktif, adaptif (Gaskill 2016). Oleh karena

itu peningkatan ketangkasan kerja juga diperlukan pada organisasi rumah sakit

seperti pada organisasi bisnis.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penerapan talent management merupakan kebutuhan organisasi saat ini. Di

tengah persaingan bisnis yang ketat, setiap organisasi dituntut untuk mampu

memberikan layanan terbaik kepada konsumen. Sebagai organisasi yang bergerak

dalam bidang jasa, organisasi rumah sakit juga perlu meningkatkan pelayanannya

terhadap konsumen atau pasien. Salah satu faktor yang penting untuk

memaksimalkan pelayanan pasien adalah dengan pengelolaan sumber daya

manusia. Dalam hal ini, penerapan talent management akan memaksimalkan

pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

Penelitian Julia dan Rog (2008) dilakukan dengan cara mempelajari

berbagai literatur mengenai berbagai praktek penerapan talent management dalam

organisasi rumah sakit. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit yang

menerapkan talent management memiliki dampak pada efektivitas proses

penerimaan karyawan dan peningkatan employee engagement. Dengan penerapan

konsep ini, institusi kesehatan akan mendapat sumber daya terbaik untuk dapat

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mendukung pencapaian strategi organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif

(Dessler, 2013). Hal ini berdampak efisiensi operasional dan finansial. Walaupun

demikian, hasil penelitian tersebut belum diuji secara empiris.

Pengaruh hubungan antara job satisfaction dan employee engagement

dijelaskan dalam penelitian Lu et al. (2016). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

posisi pekerja akan mempengaruhi job satisfaction dan engagement. Semakin

tinggi posisi karyawan maka akan meningkatkan hubungan job satisfaction dan

engagement. Selain posisi karyawan, job satisfaction juga dipengaruhi oleh

kepemimpinan Dalam hal ini, penerapan talent management akan membantu

seorang pekerja untuk dapat mencapai posisi yang terbaik dalam pekerjaan mereka

sehingga akan dapat menciptakan job satisfaction (Julia dan Rog, 2008).

Penelitian Muduli (2016) menunjukkan bahwa sistem penghargaan,

pembelajaran organisasi, dan keterlibatan karyawan akan meningkatkan agility.

Faktor-faktor tersebut merupakan komponen talent management. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa penerapan talent management juga berdampak pada

ketangkasan kerja atau workforce agility. Praktik talent management sendiri

meliputi tiga aspek aktivitas organisasi yang terdiri dari working culture, working

condition, dan talent development (Benitez-amado et al., 2015). Faktor-faktor

tersebut adalah kunci keberhasilan penerapan talent management. Van Zyl et al.,

(2017) menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi dalam mengelola sumber daya

manusia berdasar talent management akan berdampak pada peningkatan

kemampuan kerja karyawan.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6. Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian

2.6.1. Pengaruh Talent Management Terhadap Job Satisfaction dan Employee

Engagement

Penerapan talent management bertujuan untuk mencapai posisi strategis

organisasi. Peran sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik supaya dapat

selaras dengan tujuan organisasi. Proses penerapan yang meliputi budaya

organisasi, kondisi kerja, dan pengembangan bakat karyawan, talent management

akan membantu mengarahkan perawat untuk mencapai posisi terbaik sesuai strategi

organisasi. Melalui pengembangan budaya organisasi seorang perawat dapat

terlibat pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah yang terkait dengan

pekerjaan mereka (Hughes, 2008). Menciptakan kondisi kerja yang baik merupakan

bagian dari proses talent management. Dengan kondisi kerja yang baik seorang

karyawan dapat nyaman bekerja. Kondisi tersebut penting untuk pengembangan

dan peningkatan kinerja perawat dalam pelayanan terhadap pasien. Posisi

karyawan memiliki peran yang penting dalam konsep talent management. Oleh

karena itu kompetensi karyawan akan terus dikembangkan sesuai dengan rencana

strategis organisasi. Kompetensi perawat akan dikembangkan melalui pelatihan

yang terstruktur dan penyesuaian kompensasi yang tetap. Semua proses ini akan

meningkatkan posisi karyawan dalam organisasi. Penelitian Lu et al., (2016)

menunjukkan bahwa job satisfaction dan employee engagement dipengaruhi oleh

posisi karyawan. Dalam penelitian ini, penerapan talent management akan

meningkatkan posisi perawat dalam instansi kesehatan yang akan berpengaruh pada

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

job satisfaction dan employee engagment. Dengan demikian hipotesis yang

dikembangkan untuk menjelaskan hubungan ini adalah:

H1: Penerapan talent management berpengaruh positif terhadap job

satisfaction pada perawat

H2: Penerapan talent management berpengaruh positif terhadap

employee engagement pada perawat

2.6.2. Pengaruh Talent Management Terhadap Workforce Agility

Workforce agility atau ketangkasan kerja merupakan wujud dari

kemampuan diri seorang pekerja. Menemukan seorang pekerja dengan kompetensi

yang sesuai merupakan peran penting dari talent management. Pencapaian agility

karyawan dapat dicapai melalui proses penugasan pekerjaan. Talent management

melalui proses pengembangan bakat akan membantu karyawan mencapai

kompetensi yang diharapkan organisasi. Penelitian Muduli (2016) menjelaskan

bahwa agility dapat dicapai melalui serangkaian aktivitas yang meliputi sistem

penghargaan, pembelajaran organisasi, dan keterlibatan karyawan. Melalui praktik

tiga aspek talent management aktivitas (working culture, working condition, dan

talent development), organisasi akan berhasil meningkatkan kemampuan kerja

karyawan (Benitez-amado et al., 2015). Dengan demikian, dalam penelitian ini,

penerapan talent management akan meningkatkan workforce agility seorang

perawat dalam tugasnya. Oleh karena itu, hipotesis yang dibuat adalah:

H3: Penerapan talent management berpengaruh positif terhadap

workforce agility pada perawat

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6.3. Pengaruh Job Satisfaction Terhadap Employee Engagement

Seorang karyawan yang memiliki ketidakpuasan terhadap institusinya akan

memiliki kecenderungan pasif dan menunjukkan kemalasannya (absenteeism),

dalam tingkatan yang ekstrem pekerja akan memilih untuk keluar dari

organisasinya (exit) (Robbins dan Judge, 2013:116). Sebaliknya, seseorang yang

merasa puas akan menunjukkan respons yang aktif atau positif dalam melakukan

pekerjaannya (voice) atau dalam tingkatan yang lebih tinggi akan menunjukkan

loyalitas. Karim dan Rehman (2012:94) menyatakan bahwa karyawan yang merasa

puas memiliki loyalitas lebih besar terhadap organisasi. Kepuasan kerja para

karyawan akan dapat menumbuhkan motivasi para karyawan untuk tetap tinggal

dalam organisasi tersebut yang berdampak pada peningkatan employee

engagement. Dengan demikian hipotesis yang dibuat adalah:

H4: Job satisfaction berpengaruh positif terhadap employee engagement pada

perawat

2.6.4. Pengaruh Employee Engagement Terhadap Workforce Agility

Benedicto (2017) menjelaskan bahwa keterikatan kerja akan meningkatkan

produktivitas pekerja di instansi kesehatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

keterikatan kerja akan meningkatkan kemampuan kerja seseorang. Seorang

karyawan yang memiliki engagement akan memiliki sikap positif terhadap

organisasinya. Keterikatan akan meningkatkan kesadaran terhadap bisnis

organisasi dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kinerja untuk keuntungan

organisasi. Kondisi ini adalah wujud rasa kepemilikan karyawan terhadap

organisasi. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk mengarahkan karyawan

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sesuai rencana strategis organisasi. Karyawan akan lebih termotivasi untuk

mencapai target kerja sesuai dengan kebutuhan strategis organisasi (Benitez-amado

et al., 2015). Dalam penelitian ini, engagement perawat akan dapat memotivasi

perawat untuk meningkatkan keterampilannya untuk mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, hipotesis yang dibangun adalah:

H5: Employee engagement berpengaruh positif terhadap workforce agility

perawat

2.6.5. Peran Madiasi Employee Engagement Terhadap Hubungan Talent

Management dan Workforce Agility

Penelitian Julia dan Rog (2008) menunjukkan bahwa penerapan talent

management memiliki dampak positif terhadap peningkatan employee engagement.

Hasil ini sesuai dengan konsep dan tujuan dari penerapan talent management yaitu

memaksimalkan pengelolaan sumber daya manusia dan menempatkan sumber

daya manusia pada posisi strategis organisasi. Hal ini mendorong perawat memiliki

pemahaman penuh terhadap perannya.

Dampak positif employee engagement terhadap peningkatan kinerja

dijelaskan dalam penelitian Lu et al. (2016). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

karyawan yang memiliki keterikatan yang terhadap organisasi akan dapat bekerja

dengan lebih baik. Dengan demikian terdapat indikasi bahwa penerapan talent

management akan meningkatkan employee engagement dan berdampak pada

workforce agility. Hipotesis yang dapat dibangun dari kondisi ini adalah

H6: Employee engagement memediasi pengaruh talent management terhadap

workforce agility perawat.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6.6. Peran Mediasi Job Satisfaction Terhadap Hubungan Talent Management

dan Employee Engagment

Peningkatan employee engagement dipengaruhi juga dengan peningkatan job

satisfaction (Lu et al., 2016). Seorang pekerja yang merasa senang terhadap

pekerjaannya akan muncul rasa memiliki pada tempat kerja tersebut. Kepuasan

karyawan terhadap tempat kerjanya dipangaruhi oleh bagaimana mereka

diperlakukan dalam organisasi. Konsep pengelolaan sumber daya manusia

berdasarkan konsep talent mangement akan memaksimalkan peran sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan organisasi dengan membangun situasi kerja yang

nyaman bagi karyawan dengan sistem kompensasi yang sesuai. Lingkungan yang

kondusif ini akan meningkatkan kepuasan karyawan (Benitez-amado et al., 2015;

Van Zyl et al., 2017; Muduli, 2016). Dari kondisi ini, hipotesisi yang dibuat adalah:

H7: Job satisfaction memediasi pengaruh talent management terhadap

employee engagement perawat.

Dari hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini, maka model SEM-PLS yang

dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1: Kerangka Penelitian

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di RS Panti Rapih di Yogyakarta. Organisasi

ini dipilih sebagai objek penelitian karena RS Panti Rapih telah menerapkan proses

talent management namun belum dilakukan evaluasi terhadap hasil penerapan

tersebut.

3.2. Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah semua perawat RS Panti Rapih karena

talent management diberlakukan bagi semua karyawan di RS Panti Rapih yang

berprofesi sebagai perawat. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan purposive sampling. Purposive sampling dilakukan untuk menentukan

responden yang sesuai, dengan kriteria yaitu: (1) perawat yang telah menjadi

karyawan tetap di RS Panti Rapih. (2) Perawat yang masuk pada sesi pertama atau

pagi hari. Sesi pertama dipilih karena bertepatan dengan tugas kepala ruang atau

kepala unit. Dengan demikian pendistribusian kuesioner dapat dibantu dan dipantau

oleh kepala ruang. Dari hasil observasi diperoleh sebanyak 228 perawat di sesi

pertama dari total 530 perawat yang bekerja di RS Panti Rapih. Kuesioner

dibagikan kepada 228 perawat di 22 unit bagian keperawatan RS Panti Rapih.

3.3. Metode Pengumpulan data

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan talent management di

Rumah Sakit Panti Rapih, penelitian ini menggunakan data primer yang berupa

wawancara terhadap bagian personalia dan bagian komite keperawatan. Bagian

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

personalia memiliki fungsi untuk melakukan proses rekrutmen pada calon perawat

yang mendaftar. Komite keperawatan memiliki fungsi untuk menentukan kriteria

kompetensi calon perawat yang akan diproses. Lebih lanjut komite keperawatan

bertugas untuk memantau perkembangan kompetensi perawat berdasarkan standar

yang telah ditentukan. Dengan demikian kedua bagian ini memiliki peran penting

dalam penerapan talent management pada RS Panti Rapih.

Untuk mengetahui dampak penerapan talent management penelitian ini

menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner

kepada responden yaitu perawat yang telah ditentukan berdasarkan metode Slovin.

Kuesioner dalam penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian terdahulu.

Kuesioner talent management dikembangkan dari penelitian Benitez-amado et al.

(2015). Kuesioner workforce agility dikembangkan dari penelitian Muduli (2016).

Kuesioner job satisfaction dikembangkan berdasarkan penelitian Sunyoto (2012).

Kuesioner employee engagement dikembangkan dari penelitian Lu et al. (2016).

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.

3.4.1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah talent management.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan talent management

memberikan banyak dampak positif bagi organisasi, antara lain: job satisfaction,

employee engagement, dan workforce agility (Julia dan Rog, 2008; Muduli, 2016).

Definisi talent management pada penelitian ini mengacu pada penelitian Julia dan

Rog (2008). Dalam penelitian ini, talent management dipandang sebagai suatu

seperangkat kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang terintegrasi secara

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

efektif dan menyeluruh di seluruh organisasi untuk mencapai strategi organisasi.

Dengan demikian, posisi perawat dipandang sebagai modal strategis untuk

menciptakan keunggulan kompetitif organisasi.

Dalam penelitian ini, variabel talent management akan diukur melalui tiga

unsur yaitu: working culture, working condition, dan talent development (Benitez-

amado et al., 2015). Pengukuran variabel ini akan menggunakan skala 1 sampai

dengan 5, yang berarti sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

3.4.2. Variabel Mediasi

Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel mediasi, yaitu job satisfaction dan

employee engagement. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa job satisfaction

akan mempengaruhi employee engagement yang akan berdampak pada peningkatan

workforce agility (Benitez-amado et al., 2015; Muduli, 2016). Definisi job

satisfaction dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Lu et al. (2016). Job

satisfaction merupakan suatu bentuk kenyamanan emosional terkait dengan

imbalan yang sesuai dengan kontribusi karyawan dengan dukungan atau fasilitas

organisasi. Variabel job satisfaction diukur melalui aspek kepuasan terhadap

lingkungan kerja, kepuasan terhadap pekerjaan, dan kepuasan terhadap sistem

kompensasi (Sunyoto, 2012). Pengukuran variabel ini akan menggunakan skala 1

sampai dengan 5, yang berarti sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

Variabel employee engagement dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian Robertson dan Cooper (2010). Employee engagement merupakan bentuk

hubungan emosional positif yang ditunjukkan karyawan terhadap organisasi dan

nilai organisasi. Variabel employee engagement diukur melalui aspek employee

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

engagement, yaitu: vigor, dedication, dan absorption (Wang et al., 2017).

Pengukuran variabel ini akan menggunakan skala 1 sampai dengan 5, yang berarti

sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

3.4.3. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah workforce agility. Pengertian

workforce agility dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Muduli (2016).

Workforce agility merupakan kemampuan pekerja yang meliputi ketangkasan kerja,

kemampuan pemecahan masalah yang baik, nyaman dengan perubahan, ide-ide

baru dan teknologi baru, kemampuan untuk menghasilkan ide-ide inovatif dan

selalu siap untuk menerima tanggung jawab baru. Variabel ini diukur melalui aspek

perilaku proaktif, adaptif dan generatif tenaga kerja (Sherehiy dan Karwowski,

2014). Pengukuran variabel ini akan menggunakan skala 1 sampai dengan 5, yang

berarti sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

3.5. Metode Analisa

Metode analisa yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan

menggunakan software WarpPLS 6.0. Secara umum Partial Least Square (PLS)

sangat sesuai untuk memprediksi aplikasi dan membangun teori, menganalisa

sampel yang berukuran kecil, dan menguji keseluruhan fit model (overall model fit)

dengan baik. PLS memiliki kelebihan dari regresi biasa karena PLS dapat menguji

beberapa variabel sekaligus (Solihin dan Ratmono, 2013). PLS adalah metode

Structural Equation Modelling (SEM) berbasis komponen yang bertujuan prediksi.

Teknik Partial Least Square (PLS) banyak digunakan untuk analisa kausal-

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

prediktif (causal–predictive analysis) yang rumit, dan kurang didukung oleh teori

dengan tujuan eksplorasi (Hartono, 2007; Solihin dan Ratmono, 2013).

3.6. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa instrumen

penelitian yang digunakan dapat menyajikan konsep pengukuran secara konsisten

tanpa bias (Hartono, 2008). Hasil yang diperoleh dapat dianggap konsisten jika

beberapa pengukuran pada subjek yang sama memperoleh hasil yang sama. Dalam

WarpPls 6.0, variabel dapat dianggap memenuhi kriteria reliabilitas jika memiliki

composite reliability dan cronbach alpha di atas 0,50 (Solihin dan Ratmono, 2013).

Pengujian validitas, menurut Hartono (2008), menunjukkan bahwa

instrumen sebenarnya mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas penelitian

ini adalah tes instrumen untuk mengukur bahwa tujuannya secara substansial benar.

Ada dua tes validitas, validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas

konvergen diuji menggunakan kriteria loading indicator di atas 0,5. Validitas

diskriminan memiliki prinsip bahwa setiap indikator dalam konstruk yang sama

harus memiliki korelasi yang tinggi dibandingkan dengan konstruk lainnya.

Parameter yang diukur dengan membandingkan akar Average variances extracted

(AVE) konstruk harus lebih tinggi daripada korelasi antara variabel laten lainnya

dengan melihat pemuatan silang (Solihin dan Ratmono, 2013).

Tes pada seluruh model juga akan dilakukan. Tes dilakukan untuk melihat

model keseluruhan. Nilai yang digunakan sebagai standar indikator harus

memenuhi kriteria model yang sesuai. Kriteria model yang cocok adalah APC

(Average Path Coeficient), ARS (rata-rata R-squared), AVIF (rata-rata faktor

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

inflasi varians), dan VIF (variance inflation factor). APC dan ARS secara

signifikan pada nilai p di bawah 0,05. Nilai AVIF di bawah 5 dan colinearity nilai

penuh atau VIF (variance inflation factor) berada di bawah 3.3 (Solihin dan

Ratmono, 2013).

3.7. Pengujian Hipotesis

Analisa hipotesis menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS dipilih

karena metode ini baik digunakan untuk regresi model yang kompleks. Tingkat

kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Hipotesis akan

diterima jika nilai p di bawah 0,05 (p <0,05). Koefisien jalur digunakan untuk

menentukan arah hubungan koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif

menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara konstruk atau variabel. Model

juga diuji dengan melihat nilai koefisien determinasinya (R2) yang menjelaskan

variasi terhadap variabel dependen. Nilai R2 adalah antara nilai nol sampai dengan

satu. Apabila R2 bernilai nol maka nilai tersebut tidak dapat menjelaskan variasi

terhadap variabel dependen, sedangkan apabila bernilai satu maka variabel

independen menjelaskan seratus persen variasi terhadap variabel dependen.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang telah menjadi karyawan

tetap di RS Panti Rapih. Total perawat RS Panti Rapih adalah sebanyak 530.

Dengan demikian jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 530. Kuesioner yang

dibagikan adalah sebanyak 228, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Kuesioner tersebut dibagikan kepada 22 unit keperawatan di bawah direktorat

keperawatan. Waktu yang diberikan untuk pengisian kuesioner adalah selama 1

minggu. Dalam waktu yang telah ditetapkan kuesioner yang kembali adalah

sebanyak 201 kuesioner dan hanya 177 kuesioner yang dapat diolah karena diisi

secara lengkap. Sehingga total tingkat pengembalian kuesioner adalah 78%.

4.2. Deskripsi Responden

Dari responden yang mengisi kuesioner, terdapat 172 responden yang

berprofesi sebagai perawat pelaksana, 5 responden berkedudukan sebagai perawat

penanggung jawab. Dari 177 perawat yang mengisi kuesioner, sebanyak 2% orang

belum mendapat pelatihan sedangkan selebihnya, 98%, telah mendapatkan

pelatihan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah

mengalami proses pengembangan sumber daya masnusia. Data responden

menunjukkan bahwa 9% responden memiliki usia di bawah 25 tahun, 39% berusia

26 sampai 30 tahun, 14% berusia 31 sampai 35 tahun, 12% responden berusia 36

sampai 40 tahun, 17% responden berusia 41 sampai 45 tahun, 5% responden berusia

46-50 tahun, 5% responden berusia di atas 50 tahun.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3. Uji Validitas

Dalam kuesioner penelitian ini terdapat 74 pertanyaan untuk mengukur

variabel talent management, job satisfaction, employee engagement, dan workforce

agility.

4.3.1. Variabel Talent Management

Kuesioner pertanyaan untuk mengukur variabel talent management

dikembangkan dari penelitian Benitez-amado et al. (2015). Terdapat tiga unsur

penting dalam pengukuran talent management yaitu: working culture, working

condition, dan talent development.

4.3.1.1. Working Culture

Untuk menilai working culture, terdapat 14 pertanyaan (TMC1–

TMC14). Ke-14 pertanyaan tersebut terdiri dari beberapa unsur

pertanyaan:

1. Communication (butir pertanyaan 1-2).

2. Ethical values (butir pertanyaan 3-4).

3. Employee involvement (butir pertanyaan 5-9).

4. Manager’s commitment (butir pertanyaan 10-14).

4.3.1.2. Working Conditions

Untuk menilai working conditions, terdapat 4 pertanyaan (TMWC1 –

TMWC4). Ke-4 pertanyaan tersebut terdiri dari beberapa unsur

pertanyaan:

1. Rewards and compensation (butir pertanyaan 1).

2. Scheduling and workplace flexibility (butir pertanyaan 2).

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Work-life balance (butir pertanyaan 3-4)

4.3.1.3. Talent development practices

Untuk menilai talent development practices, terdapat 10 pertanyaan

(TDEV1 – TDEV10). Ke-10 pertanyaan tersebut terdiri dari beberapa

unsur pertanyaan:

1. Motivation and recognation (butir pertanyaan 1-4).

2. Profesional training (butir pertanyaan 5-7).

3. Profesional development (butir pertanyaan 8-10)

4.3.2. Variabel Job Satisfactions

Untuk mengukur variabel job satisfaction, terdapat 19 pertanyaan (JS1-

JS19). Pertanyaan pada kuesioner ini dikembangkan dari Sunyoto (2012). Unsur

job satisfaction yang akan dinilai adalah:

1. Kepuasan terhadap lingkungan kerja (butir pertanyaan 1-9).

2. Kepuasan terhadap sistem kompensasi (butir pertanyaan 10-15).

3. Kepuasan terhadap pekerjaan (butir pertanyaan 16-19).

4.3.3. Variabel Employee Engagement

Untuk mengukur variabel employee engagement, terdapat 21 pertanyaan

(EE1-EE21). Pertanyaan pada kuesioner ini dikembangkan dari Wang et al. (2017).

Unsur employee engagement yang akan dinilai adalah

1. Vigor (butir pertanyaan 1-5).

2. Dedication (butir pertanyaan 6-13).

3. Absorption (butir pertanyaan 14-21).

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.4. Variabel Workforce Agility

Untuk mengukur variabel workforce agility, terdapat 6 pertanyaan (WA1-

WA6). Pertanyaan pada kuesioner ini dikembangkan dari Sherehiy dan Karwowski

(2014). Unsur workforce agility yang akan dinilai adalah:

1. Perilaku proaktif (butir 1)

2. Adaptif dan (butir 2-4)

3. generatif tenaga kerja (butir 5-6)

4.4. Uji Validitas Konvergen

Validitas konvergen diuji menggunakan kriteria loading indikator di atas

0,5 (Abdilah dan Hartono, 2015). Dalam penelitian ini data diolah dengan software

WarpPLS 6.0. Hasil dari perhitungan loading indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.1. Loading Indicator

JS Een Wag TM
JS1 0,563194 0.067 -0.182 -0.135
JS2 0,608333 0.096 -0.174 -0.168
JS3 0,614583 -0.115 0.062 0.055
JS4 0,605556 -0.013 0.054 0,1125
JS5 0,618056 -0.041 0,099306 -0.042
JS17 0,503472 0.015 0.097 0,098611
EE6 0.094 0,566667 -0.010 -0.187
EE7 -0.006 0,622222 -0.086 0.054
EE8 -0.084 0,600694 -0.082 0,089583
EE9 -0.008 0,610417 -0.001 -0.045
EE10 0.004 0,576389 0,088889 -0.012
EE11 0.074 0,561806 -0.002 0.033
EE12 -0.030 0,576389 0,084722 -0.038
EE13 -0.035 0,580556 -0.057 0.056
WA1 0.018 0,070833 0,536806 0.056
WA2 0,085417 -0.227 0,549306 -0.090
WA3 -0.064 0,118056 0,561111 0,090972
WA4 -0.081 0.078 0,575 0.007
WA5 -0.050 0,1125 0,5625 -0.103
WA6 0.061 -0.298 0,541667 -0.000
TMC11 -0.202 -0.102 0,079167 0,592361
TMC12 0.005 0,084722 -0.149 0,601389
TDEV8 0,145833 -0.022 0.040 0,554167
Sumber: Hasil Perhitungan WarpPLS 6.0 2018

Dalam uji validitas ini hanya terdapat 23 indikator (pertanyaan) variabel yang

memenuhi kriteria validitas, dari total 74 indikator yang terdapat dalam kuesioner.

Sebanyak 51 indikator yang tidak memenuhi uji validitas dihapus (dapat dilihat

pada lampiran 2). Indikator yang memenuhi uji validitas tersebut adalah:

1. Variabel talent management, yaitu: indikator working culture terdapat 2

butir pertanyaan (TMC11 dan TMC12); indikator talent development

practices terdapat 1 butir pertanyaan (TDEV8).

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Variabel job satisfaction, yaitu: indikator kepuasan terhadap lingkungan

kerja terdapat 5 butir pertanyaan (JS1-JS5); dan kepuasan terhadap

pekerjaan terdapat 1 butir pertanyaan (JS17).

3. Variabel employee engagement, yaitu indikator dedication yang terdiri dari

8 butir pertanyaan (EE6-EE13).

4. Variabel workforce agility, semua indikator valid yang terdiri dari 6

pertanyaan (WA1-WA6).

Pada tabel 4.1. yang menunjukkan bahwa hasil semua indikator berada di atas nilai

loading factor 0,5. Dengan demikian variabel telah memenuhi ketentuan validitas

konvergen.

4.5. Uji Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan diukur diukur dengan membandingkan akar Average

variances extracted (AVE) konstruk harus lebih tinggi daripada korelasi antara

variabel laten lainnya dengan melihat pemuatan silang (Solihin dan Ratmono,

2013). Hasil perhitungan WarpPLS 6.0 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Tabel Akar AVE

JS Een WAg TM
JS 0,58681 0,12083 0,19722 0,41111
EEn 0,12083 0,5875 0,40833 0,11181
WAg 0,19722 0,40833 0,55486 0,1125
TM 0,41111 0,11181 0,1125 0,58333
Sumber: Hasil Perhitungan WarpPLS 6.0, 2018

Besarnya nilai akar AVE ditunjukkan secara diagonal pada tabel 4.2. dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa nilai akar AVE telah lebih besar dari pada nilai

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

korelasi antar variabel lain. Dengan demikian maka kriteria validitas diskriminan

telah terpenuhi. Hasil tersebut diperoleh setelah indikator yang tidak valid dihapus.

4.6. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas variabel dapat dianggap memenuhi kriteria reliabilitas jika

memiliki nilai composite reliability dan cronbach alpha di atas 0,50 (Solihin dan

Ratmono, 2013). Hasil perhitungan composite reliability dan cronbach alpha dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Tabel Reliabilitas

Composite Cronbach's Ajusted R-


Variabel reliability alpha squared
coefficients coefficients
TM 0,609722 0,54861
JS 0,650694 0,63819 0.406
EEn 0,6618056 0,654861 0.129
WAg 0,634722 0,61528 0.369
Sumber: Hasil Perhitungan WarpPLS 6.0, 2018
Pada tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa nilai composite reliability dan cronbach

alpha telah di atas 0,50. Dengan demikian, variabel penelitian telah memenuhi uji

reliabilitas.

4.7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada WarpPLS 6.0 adalah dengan menggunakan perbandingan

p-value dengan tingkat aplha sebesar 0,05 atau 5%. Jika nilai p-value lebih kecil

dari 5% maka hipotesis tersebut diterima. Hasil perhitungan uji hipotesis

ditampilkan pada tabel 4.4.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4. Uji Hipotesis

Path P
Hipotesis Kesimpulan
coefficients values
H1 TM-JS 0,640 0.000 Terdukung*
H2 TM-Een 0,101 0.087 Tidak Terdukung
H3 TM-Wag 0.072 0,165 Tidak Terdukung
H4 JS-Een 0,326 0.000 Terdukung*
H5 Een-Wag 0,594 0.000 Terdukung*

Dari tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang terdukung adalah H1,

H4, dan H5, yaitu dengan nilai p adalah 0,000 (sangat signifikan) atau nilai p lebih

kecil dari 0.05. Sedangkan H2 dan H3 tidak terdukung, yaitu masing-masing

dengan nilai p adalah 0,087 dan 0,165. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga

hipotesis tidak terdukung. Hipotesis yang tidak terdukung tersebut mengidikasikan

adanya mediasi. Uji mediasi akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Secara

keseluruhan uji model ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Hasil Uji Model Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 telah terdukung data

dengan nilai p adalah 0,000. Kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan talent

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

management berpengaruh secara positif terhadap job satisfaction. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan talent management dapat meningkatkan job

satisfaction. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lu et al. (2016) yang

menunjukkan bahwa penerapan talent management berpengaruh positif terhadap

peningkatan job satisfaction. Hasil perhitungan WarpPls 6.0. menunjukkan bahwa

adjusted R-squared pada H1 adalah 0,406 atau 40,6%. Nilai tersebut adalah

menunjukkan bahwa variabel job satisfaction dapat dijelaskan oleh variabel talent

management sebesar 40,6%.

Hipotesis 2 dalam penelitian ini tidak terdukung data. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa nilai p pada hubungan ini adalah 0,087 atau lebih dari 0,05.

Kondisi ini menunjukkan bahwa, di RS Panti Rapih, penerapan talent management

tidak berpengaruh terhadap employee engagement secara langsung. Hasil penelitian

ini tidak sesuai dengan penelitian Lu et al. (2016). Dalam penelitian ini, variabel

talent management hanya dapat menjelaskan variabel employee engagement

sebesar 0,129 atau 12,9% (nilai adjusted R-squared adalah 0,129). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa terdapat 87,1% dari variabel employee engagement dijelaskan

melalui variabel lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi peningkatan employee engagement di RS Panti Rapih.

Hipotesis 3 dalam penelitian ini juga tidak terdukung karena nilai p adalah

di atas 0,05, yaitu sebesar 0,118. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan talent

management tidak berpengaruh positif terhadap workforce agility. Kondisi ini

menunjukkan bahwa penerapan talent management tidak meningkatkan workforce

agility secara langsung di RS Panti Rapih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

variabel talent management hanya dapat menjelaskan variabel workforce agility

sebesar 0,37 atau 37% (nilai adjusted R-squared adalah 0,37). Sedangkan

selebihnya, sebesar 63%, dijelaskan oleh variabel selain talent management.

Hipotesis 4 dalam penelitian ini terdukung karena nilai p adalah lebih

rendah dari 0,05, yaitu di bawah 0,001. Hal ini berarti bahwa job satisfaction sangat

berpengaruh secara positif terhadap employee engagement pada perawat di RS

Panti Rapih. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dari Robbins dan Judge

(2013); Karim dan Rehman (2012) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja akan

berdampak positif bagi organisasi, yaitu peningkatan keterikatan karyawan. Dalam

penelitian ini, variabel job satisfaction juga hanya dapat menjelaskan variabel

employee engagement sebesar 0,129 atau 12,9% (nilai adjusted R-squared 0,129).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat 87,1% dari variabel employee

engagement yang tidak dijelaskan oleh variabel talent management dan job

satisfaction.

Hipotesis 5 dalam penelitian ini terdukung karena nilai p adalah lebih kecil

dari 0,05, yaitu di bawah 0,001. Nilai tersebut menunjukkan bahwa employee

engagement berpengaruh secara positif terhadap workforce agility. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa peningkatan keterikatan karyawan akan meningkatkan

kemampuan karyawan dalam bekerja. Karyawan yang memiliki keterikatan yang

semakin tinggi akan semakin terdorong untuk bekerja sebaik mungkin sehingga

berdampak pada peningkatan keterampilan karyawan. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Benitez-amado et al. (2015). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel employee engagement dan talent management hanya

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat menjelaskan variabel workforce agility sebesar 37% karena nilai adjusted R-

squared adalah 0,37.

Hasil perhitungan menggunakan WarpPls 6.0 juga menghasilkan

perhitungan goodness of fit. Nilai goodness of fit akan menunjukkan seberapa baik

model penelitian dibangun. Nilai ini akan menunjukkan seberapa baik model

penelitian dalam memprediksi hubungan antar variabel dalam model yang telah

dibangun. Penilaian goodness of fit dalam WarpPls 6.0 ditentukan melalui nilai p

pada average path coefficient (APC) dan average R-squared (ARS) lebih kecil dari

0,05. Nilai Average block VIF (AVIF) di bawah 5 menunjukkan tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.5. Uji Goodness of Fit

p-values
APC <0,001
ARS <0,001

Hasil tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai p untuk APC dan ARS telah di bawah

0,05, sehingga model telah memenuhi kriteria goodness of fit. Hasil perhitungan

WarpPls 6.0 juga menunjukkan nilai AVIF sebesar 1,59, di bawah 5 yang berarti

tidak terjadi multikolinearitas, sehingga model dapat memenuhi kriteria goodness

of fit.

Uji mediasi dilakukan dengan membandingkan nilai p pada hubungan

langsung antara talent management terhadap workforce agility dengan nilai p pada

model penelitian. Nilai p pada hubungan langsung adalah signifikan dengan nilai p

di bawah 0,01 (di bawah 0.05), dengan nilai koefisien sebesar 0,19.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.2. Uji pengaruh talent management terhadap workforce agility

Nilai tersebut menunjukkan bahwa talent management berpengaruh positif

terhadap workforce agility. Walaupun demikian, dalam pengujian hipotesis 3 secara

simultan pada model penelitian diperoleh hasil bahwa talent management tidak

berpengaruh terhadap workforce agility dengan nilai p = 0.16, atau di atas 0,05.

Dengan demikian hipotesis 6 terdukung. Hal ini berarti terjadi mediasi penuh.

Kondisi ini menunjukkan bahwa talent management akan berpengaruh terhadap

workforce agility hanya melalui job satisfaction dan employee engagement.

Uji mediasi terhadap variabel job satisfaction dilakukan juga dengan cara

menguji pengaruh langsung talent management terhadap employee engagement

kemudian membandingkan nilai p hubungan langsung tersebut dengan nilai p pada

pengaruh talent management terhadap employee engagement melalui job

satisfaction. Nilai pengaruh langsung hubungan talent management terhadap

employee engagement ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Uji pengaruh talent management terhadap employee engagement

Dari hasil uji tersebut (gambar 4.3) dapat diketahui bahwa penerapan talent

management berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan employee

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

engagement. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p dibawah 0,01 atau di bawah 0,05.

Jika hasil tersebut dibandingan dengan pengaruh talent management terhadap

employee engagement dengan adanya variabel job satisfaction (hipotesis 2) yang

tidak terdukung, maka dapat disimpulkan bahwa job satisfaction memediasi penuh

pengaruh talent management terhadap employee management. Dengan demikian

hipotesis 7 terdukung.

4.8. Pembahasan

Talent management merupakan konsep pengembangan sumber daya

manusia dalam organisasi. Sebagai suatu konsep pengembangan SDM, talent

management memiliki aspek atau dimensi yang luas. Secara teknis penerapan talent

management merupakan serangkaian aktivitas di departemen sumber daya manusia

yang meliputi: perencanaan, perekrutan, dan pengembangan. Secara singkat hasil

penerapan talent management akan membantu organisasi untuk mendapatkan orang

yang tepat untuk tempat yang tepat. Dengan demikian dampaknya adalah organisasi

akan dapat merumuskan dan menerapkan kebijakan secara tepat, baik secara

operasional atau strategis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak dari penerapan talent

management di RS Panti Rapih bersifat tidak langsung. Dampak yang diharapkan

dari penerapan talent management adalah peningkatan kemampuan perawat

sehingga untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi (workforce agility)

(Muduli, 2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan talent

management akan berdampak pada peningkatan kemampuan perawat (workforce

agility) melalui job satisfaction dan employee engagement. Kondisi ini ditunjukkan

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan hipotesis 1, 4, 5 yang terdukung. Hasil penelitian ini menunjukkan

keberhasilan RS Panti Rapih dalam menerapkan talent management pada perawat.

Melalui semua proses pengelolaan sumber daya perawat, RS Panti Rapih berhasil

membangun job satisfaction dan employee engagement. Peningkatan kedua faktor

tersebut telah dapat meningkatkan kapasitas kompetensi perawat.

Hasil penelitian ini mendukung konsep bahwa penerapan talent

management merupakan proses yang bersifat berkelanjutan dan dinamis (Lewis dan

Heckman, 2006; Benitez-amado et al., 2015). Hasil jangka pendek dari penerapan

talent management adalah perbaikan atau peningkatan suasana atau situasi kerja

yang ideal. Situasi kerja yang ideal atau nyaman akan mendorong sikap perawat

untuk merasa senang di tempat kerja sehingga perawat memiliki keterikatan dengan

organisasi (Wang et al., 2017; Julia dan Rog, 2008). Situasi kerja yang nyaman

akan membuat perawat bekerja secara maksimal atau tercapainya kualitas kerja

karyawan (Muduli, 2016).

Dampak positif penerapan talent management yang bersifat tidak langsung

juga didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan Hipotesis 2 dan 3 tidak

terbukti. Hasil ini mendukung penelitian Van Zyl et al. (2017) yang menjelaskan

bahwa penerapan talent management merupakan suatu proses yang kompleks.

Penerapan talent management merupakan upaya peningkatan kondisi kerja, budaya

kerja, dan pengembangan bakat atau kemampuan karyawan. Hasil penelitian Van

Zyl et al. (2017) menyatakan akan pencapaian hasil talent management adalah pada

setiap dimensi tersebut yaitu budaya kerja, kondisi kerja, dan pengembangan

kompetensi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, di RS Panti Rapih,

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketangkasan atau workforce agility bukanlah hasil yang dapat dicapai secara

langsung, melainkan melalui ketercapaian dimensi atau unsur dari talent

management tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan talent management

merupakan proses yang panjang. Dalam hal ini RS Panti Rapih telah berhasil

menemukan pola pengelolaan perawat yang tepat, sehingga penerapan talent

management berhasil meningkatkan ketangkasan kerja perawat.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang menunjukkan peran penting

job satisfaction dan employee engagement dalam peningkatan produktivitas

karyawan (Wang et al., 2017). Pekerja yang memiliki job satisfaction dan employee

engagement akan bekerja lebih baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa job

satisfaction dan employee engagement juga merupakan faktor penting peningkatan

produktifitas karyawan pada organisasi non profit. Dalam hal ini, penerapan talent

management akan membantu organisasi untuk dapat meningkatkan job satisfaction

dan employee engagement.

Van Zyl et al. (2017) menunjukkan bahwa hasil atau dampak penerapan dari

talent management mungkin dapat berbeda pada setiap organisasi. Hal ini

dimungkinkan terjadi karena perbedaan definisi dan desain talent management pada

setiap organisasi. Praktik tersebut dapat berbeda karena kemampuan, strategi, nilai,

dan pengalaman organisasi yang berbeda-beda.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dampak

penerapan talent management dalam suatu organisasi. Penelitian terdahulu telah

menunjukkan bahwa penerapan talent management akan berdampak positif,

langsung dan tidak langsung, terhadap peningkatan job satisfaction, employee

engagement, dan workforce agility (Julia dan Rog, 2008; Muduli, 2016; Benedicto,

2017). Secara khusus penelitian ini menilai dampak penerapan talent management

di Rumah Sakit Panti Rapih pada perawat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H1, H4, H5 terdukung. Hal ini

berarti bahwa penerapan talent management tidak berpengaruh langsung terhadap

employee engagement dan workforce agility. Penerapan talent management akan

meningkatkan ketangkasan karyawan melalui terciptanya job satisfaction dan

employee engagement. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lu et al. (2016);

Benitez-amado et al. (2015); Robbins dan Judge (2013); Karim dan Rehman

(2012).

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Beltran-Martin et al. (2008)

dan Stahl et al. (2012) yang menjelaskan bahwa talent management merupakan

dimensi yang luas dan meliputi berbagai aspek untuk meningkatkan peran strategis

sumber daya manusia dalam organisasi melalui terciptanya workforce agility.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa RS Panti Rapih berhasil menerapkan

konsep talent management untuk pengelolaan sumber daya manusia. Keberhasilan

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini ditunjukkan dengan peningkatan terhadap kepuasan perawat, keterikatan

perawat terhadap organisasinya, dan terakhir adalah peningkatan ketangkasan

perawat.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam menghasilkan temuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa

keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini terletak pada banyaknya indikator yang

tidak valid sehingga perlu dihapus. Dalam penelitian ini terdapat 50 indikator

pertanyaan variabel yang dihapus. Hal ini menunjukkan bahwa banyak indikator

yang dibangun berdasarkan teori tidak valid saat digunakan. Beberapa faktor yang

mungkin menyebabkan indikator yang tidak valid adalah tidak dilakukannya pilot

study untuk menguji pertanyaan kuesioner. Pilot study tidak dilakukan dalam

penelitian ini karena keterbatasan waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaan

penelitian pada obyek penelitian.

Masalah lain adalah luasnya konsep talent management. Masalah ini

berakibat pada praktek yang berbeda-beda pada setiap organisasi. Hal ini dapat

membuat responden tidak mudah untuk memahami pertanyaan kuesioner.

5.3. Saran

5.3.1. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini masih terbatas pada satu organisasi yaitu pada RS Panti

Rapih, sehingga hasilnya mungkin belum dapat digeneralisasikan atau

dimungkinkan ada hasil yang berbeda pada Rumah Sakit lain. Perbedaan ini

mungkin terjadi karena setiap organisasi dapat memiliki pola penerapan talent

management yang berbeda. Penelitian selanjutnya dapat melakukan replikasi

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap penelitian ini dan menerapkannya pada rumah sakit yang merupakan

cabang dari RS Panti Rapih untuk menguji konsistensi dari model penelitian ini.

Walaupun demikian, penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pilot study

untuk meminimalkan indikator penelitian yang tidak valid.

Nilai adjusted R-squared pada variabel dependen adalah 0,37 (37%). Nilai

tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain yang dapat menjelaskan

faktor yang mempengaruhi workforce agility yaitu sebesar 0,63 atau 63%.

Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain pada model penelitian ini

untuk dapat menjelaskan faktor yang dapat mempengaruhi workforce agility.

Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel penerapan teknologi informasi

untuk meningkatkan job satisfaction. Penjelasan penelitian Benitez-amando et al.

(2015) mengindikasikan adanya peran teknologi dalam membangun lingkungan

kerja yang kondusif melalui transparansi pengukuran kinerja.

5.3.2. Saran Bagi Manajemen RS Panti Rapih

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan talent management

dapat meningkatkan workforce agility secara tidak langsung (H3 tidak terdukung),

melainkan melalui peningkatan job satisfaction dan employee engagement terlebih

dulu (H1, H4, H5 terdukung). Kondisi ini dimungkinkan karena nilai jawaban

responden terkait dengan penerapan working condition yang rendah, yaitu rata-rata

responden memberikan nilai 2 (tidak setuju) untuk indikator tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam usaha pencapaian working condition pada perawat

belum maksimal. Untuk meningkatkan working condition pada perawat, RS Panti

Rapih dapat melakukan praktek pengembangan kompetensi. Manajemen dapat

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melakukan uji kompetensi untuk mengevaluasi peningkatan kemampuan secara

berkala pada setiap tingkatan keahlian. Evaluasi dilakukan untuk memberikan

penghargaan yang berbeda kepada perawat yang memiliki kompetensi lebih baik

dari yang lain sehingga meningkatkan motivasi perawat. Sistem penghargaan ini

penting karena merupakan salah satu aspek pada penilaian working condition.

Dengan langkah ini, penerapan talent management dapat lebih maksimal.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

REFERENSI

Abdillah, W. & Hartono J. (2015). Partial Least Square (PLS) – Alternatif


Structural Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Andi
Publisher: Yogyakarta Indonesia

Alavi, S., Wahab, D.A., Muhamad, N. & Arbab Shirani, B. (2014). Organic
Structure and Organisational Learning As The Main Antecedents Of
Workforce Agility. International Journal of Production Research, 52(21),
6273-6295.

Benedicto, A. M. (2017). Engaging All Employees In Efforts To Achieve High


Reliability. Frontiers of Health Services Management, 33(4), 33-40.

Beltran-Martin I., Roca-Puig V., Escrig-Tena A, Bou-Llusar J.C. (2008). Human


Resource Flexibility As A Mediating Variable Between High Performance
Work Systems And Performance. Journal of Management, 34(5):1009–1044.

Benitez-amado, J., Llorens-montes, F., & Fernandez-perez, V. (2015). IT Impact


On Talent Management and Operational Environmental Sustainability.
Information Technology and Management, 16(3), 207-220.

CRF Institute. (2012). International HR Best Practice Report 2012: Talent


Management. CRF Institute, pp 1–15. (www.crfinstitute.com).

Dessler, G. (2013). Human Resource Management 13th ed. Pearson: Florida, USA.

Endres, Grace M. & Smoak, Lolita M. (2008). The Human Resource Craze: Human
Performance Improvement and Employee Engagement. Organization
development journal, 26(1), 69.

Field, L.K., & Buitendach, J.H. (2011). Happiness, Work Engagement and
Organisational Commitment Of Support Staff At A Tertiary Education
Institution In South Africa. SA Journal of Industrial Psychology, 37(1), Art.
#946, 10 pages. http://dx.doi.org/10.4102/sajip.v37i1.946

Gibbons, J. (2006). Employee Engagement: A Review of Current Research and Its


Implications. The Conference Board, New York, NY, pp. 1-21.

Hartono, J. (2008). “Metodologi Penelitian Sistem Informasi” (Information System


Research Method). Andi Publiser, Yogyakarta, Indonesia.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hughes, J.C.E.R. (2008). Talent Management, A Strategy For Improving Employee


Recruitment, Retention, and Engagement Within Hospitality Organization.
International Journal Of Contemporary Hospitality Management, 20(7), 743-
757

Jacks, T., & Palvia, P. (2014). Measuring Value Dimensions Of IT Occupational


Culture: An Exploratory Analysis. Information Technolgy and Management,
15(1), 19–35.

Karim, F., & Rehman, O. (2012). Impact Of Job Satisfaction, Perceived


Organizational Justice and Employee Empowerment On Organizational
Commitment In Semi-Government Organizations Of Pakistan. Journal of
Business Studies Quarterly, 3 (4), 92-104

Julia, C. H., & Rog, E. (2008). Talent Management. International Journal of


Contemporary Hospitality Management, 20(7), 743-757.

Lu, L., Lu, A. C. C., Gursoy, D., & Neale, N. R. (2016). Work Engagement, Job
Satisfaction, and Turnover Intentions. International Journal of
Contemporary Hospitality Management, 28(4), 737-761.

Muduli, A. (2016). Exploring The Facilitators And Mediators Of Workforce Agility


An Empirical Study. Management Research Review, 39(12), 1567-1586.

Rees, G., & Smith, P.E. (2014). Strategic Human Resource Management: An
international Perspective. SAGE Publication Ltd, London, Great Britain

Robertson, I.T. & Cooper, C.L. (2010). Full Engagement: The Integration Of
Employee Engagement abd Pshycological Well_Being. Leadership &
Organizational Development Journal, 31(4), 324-336.

Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2013). Organizational Behavior Edition 15ed.
Pearson Education, New Jersey.

Sherehiy, B. & Karwowski, W. (2014). The Relationship Between Work


Organization and Workforce Agility In Small Manufacturing Enterprises.
International Journal of Industrial Ergonomics, 44, 466-473.

Solihin, M. & Ratmono, D. (2013). “Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 Untuk
Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis” (SEM-PLS
Analysis With WarpPLS 3.0 For Non linear Path In The Social and Business
Research). Andi Publisher, Yogyakarta, Indonesia

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stahl, GK., Bjorkman, I., Farndale, E., Morris, SS., Paauwe, J., Stiles, P., Trevor,
J., & Wright, P. (2012). Six Principles Of Effective Global Talent
Management. MIT Sloan Management Rev, 53(2):24–32.

Sunyoto, D. (2012). Teori, Kuesioner, dan Analisis Data: Sumber Daya Manusia
(Praktik Penelitian). CAPS, Yogyakarta.

Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media


Group, Jakarta.

Van Zyl, E.,S., Mathafena, R. B., & Ras, J. (2017). The Development Of A Talent
Management Framework For The Private Sector. SA Journal of Human
Resource Management, 15(0), a820.

Wang, X., Liu, L., Zou, F., Hao, J., & Wu, H. (2017). Associations Of Occupational
Stressors, Perceived Organizational Support, and Psychological Capital With
Work Engagement Among Chinese Female Nurses. BioMed Research
International, doi:http://dx.doi.org/10.1155/2017/5284628

Hppt://www.pantirapih.or.id/index.php/profil/kebijakan-mutu

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Daftar pertanyaan kuesioner penelitian valid

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH TALENT MANAGEMENT TERHADAP WORKFORCE
AGILITY DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN JOB
SATISFACTION SEBAGAI MEDIASI STUDI PADA RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA

Kepada:

Yth. Responden penelitian

Salam,

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan talent management


terhadap workforce agility dengan employee engagement dan job satisfaction
sebagai mediasi studi pada profesi perawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi penerapan talent management
di RS Panti Rapih. Dengan demikian, manajemen RS Panti Rapih dapat
memperbaiki dan mengembangkan pola pengembangan sumber daya manusia di
RS Panti Rapih.

Oleh karena itu kami mohon untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan jujur sesuai
kondisi yang anda alami. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima
kasih.

Yogyakarta, 27 Juli 2018

Salam,

Wahyu Indah Pratamasari

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH TALENT MANAGEMENT TERHADAP WORKFORCE


AGILITY DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN JOB
SATISFACTION SEBAGAI MEDIASI STUDI PADA RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA

Data responden:

1. Posisi Anda saat ini: ............................................


2. Berilah tanda centang pada pilihan yang sesuai dengan kondisi Anda:

Usia: Lama kerja

• Di bawah 25 tahun (..........) • Di bawah 5 tahun (..........)


• 26-30 tahun (..........) • 5 – 10 tahun (..........)
• 31-35 tahun (..........) • 11 – 15 tahun (..........)
• 36-40 tahun (..........) • 16 – 20 tahun (..........)
• 41-45 tahun (..........) • 21 – 25 tahun (..........)
• 46-50 tahun (..........) • Di atas 25 tahun (..........)
• Di atas 50 tahun (..........)

3. Apakah Anda pernah mendapat pelatihan pengembangan terkait dengan pekerjaan


Anda:
Ya (.........) Tidak (...........)

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. TALENT MANAGEMENT
A. Working culture
A.1. Manager’s commitment STS TS N S SS

Organisasi memiliki kriteria kemampuan yang jelas


1. untuk menentukan pimpinan unit/kepala ruang/kepala
bidang

Organisasi berperan dalam mengembangkan


2.
profesionalitas perawat.

B. Talent development practices


B.1. Profesional development

3 Organisasi memiliki perencanaan karier perawat

II. JOB SATISFACTION


A. Kepuasan terhadap pingkungan kerja STS TS N S SS

Pimpinan unit membangun suasana kerja yang


1.
professional.

Pimpinan unit mendiskusikan dengan saya cara


2. menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan saya

Pimpinan unit memberi tahu saya prestasi-prestasi


3.
kerja saya, yang baik maupun buruk

Pimpinan unit memberi tahu saya cara menjalankan


4.
pekerjaan dengan lebih baik

Pimpinan unit memberi tahu saya kualitas pekerjaan


5.
yang saya lakukan

B. Kepuasan terhadap pekerjaan

Hubungan antara bawahan dan atasan selama ini


6.
sudah baik

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

III. EMPLOYEE ENGAGEMENT


A. Dedication STS TS N S SS

1. Saya melakukan pekerjaan saya dengan sepenuh hati

2. Pekerjaan saya memberikan inspirasi bagi saya

3. Pekerjaan saya memiliki arti penting bagi saya

4. Saya merasa bangga dengan hasil kerja saya

5. Saya sangat antusias melakukan pekerjaan saya

6. Saya merasa tertantang dengan pekerjaan saya

7. Saya bekerja dengan totalitas yang tinggi

Saya merasa bahagia ketika saya bekerja dengan


8. sungguh-sungguh

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IV. WORKFORCE AGILITY


STS TS N S SS

Saya merasa nyaman dengan perubahan, ide-ide


1.
baru, dan teknologi baru di organisasi saya bekerja.

Saya fleksibel dari satu tugas ke tugas yang lain, satu


2.
pekerjaan ke pekerjaan lain.

Saya melakukan pemetaan terhadap keterampilan


3. saya, membuat standar untuk penilaian keterampilan
dan mengembangkan keterampilan yang saya miliki.

Saya merasa nyaman bekerja sama dengan unit atau


4.
departemen lain.

Saya sangat memahami dan terampil menggunakan


5.
teknologi medis

Saya cepat mengembangkan keterampilan dan


6.
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Lampiran 2: Hasil olah data WarpPLS 6.0

********************************
* General SEM analysis results *
********************************

General project information


---------------------------

Model fit and quality indices


-----------------------------

Average path coefficient (APC)=0.347, P<0.001


Average R-squared (ARS)=0.308, P<0.001
Average adjusted R-squared (AARS)=0.301, P<0.001
Average block VIF (AVIF)=1.086, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3
Average full collinearity VIF (AFVIF)=1.586, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3
Tenenhaus GoF (GoF)=0.462, small >= 0.1, medium >= 0.25, large >= 0.36
Sympson's paradox ratio (SPR)=1.000, acceptable if >= 0.7, ideally = 1
R-squared contribution ratio (RSCR)=1.000, acceptable if >= 0.9, ideally = 1
Statistical suppression ratio (SSR)=1.000, acceptable if >= 0.7
Nonlinear bivariate causality direction ratio (NLBCDR)=0.800, acceptable if >=
0.7

General model elements


----------------------

Missing data imputation algorithm: Arithmetic Mean Imputation


Outer model analysis algorithm: PLS Regression
Default inner model analysis algorithm: Warp3
Multiple inner model analysis algorithms used? No
Resampling method used in the analysis: Stable3
Number of data resamples used: 100
Number of cases (rows) in model data: 177
Number of latent variables in model: 4
Number of indicators used in model: 23
Number of iterations to obtain estimates: 5
Range restriction variable type: None
Range restriction variable: None
Range restriction variable min value: 0.000
Range restriction variable max value: 0.000
Only ranked data used in analysis? No

**********************************

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

* Path coefficients and P values *


**********************************
Path coefficients
-----------------
JS EEn WAg TM
JS 0.640
EEn 0.326 0.101
WAg 0.594 0.072

P values
--------
JS EEn WAg TM
JS <0.001
EEn <0.001 0.087
WAg <0.001 0.165

*****************************************
* Standard errors for path coefficients *
*****************************************
JS EEn WAg TM
JS 0.066
EEn 0.070 0.074
WAg 0.067 0.074

**************************************
* Effect sizes for path coefficients *
**************************************
JS EEn WAg TM
JS 0.410
EEn 0.117 0.021
WAg 0.362 0.014

****************************************
* Combined loadings and cross-loadings *
****************************************
JS EEn WAg TM Type (a SE P value
JS2 0.876 0.096 -0.174 -0.168 Reflect 0.063 <0.001
JS3 0.885 -0.115 0.062 0.055 Reflect 0.063 <0.001
JS4 0.872 -0.013 0.054 0.162 Reflect 0.063 <0.001
JS5 0.890 -0.041 0.143 -0.042 Reflect 0.063 <0.001
JS17 0.725 0.015 0.097 0.142 Reflect 0.065 <0.001
JS1 0.811 0.067 -0.182 -0.135 Reflect 0.064 <0.001

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EE6 0.094 0.816 -0.010 -0.187 Reflect 0.064 <0.001


EE7 -0.006 0.896 -0.086 0.054 Reflect 0.063 <0.001
EE8 -0.084 0.865 -0.082 0.129 Reflect 0.063 <0.001
EE9 -0.008 0.879 -0.001 -0.045 Reflect 0.063 <0.001
EE10 0.004 0.830 0.128 -0.012 Reflect 0.063 <0.001
EE11 0.074 0.809 -0.002 0.033 Reflect 0.064 <0.001
EE12 -0.030 0.830 0.122 -0.038 Reflect 0.063 <0.001
EE13 -0.035 0.836 -0.057 0.056 Reflect 0.063 <0.001
WA1 0.018 0.102 0.773 0.056 Reflect 0.064 <0.001
WA2 0.123 -0.227 0.791 -0.090 Reflect 0.064 <0.001
WA3 -0.064 0.170 0.808 0.131 Reflect 0.064 <0.001
WA4 -0.081 0.078 0.828 0.007 Reflect 0.063 <0.001
WA5 -0.050 0.162 0.810 -0.103 Reflect 0.064 <0.001
WA6 0.061 -0.298 0.780 -0.000 Reflect 0.064 <0.001
TMC11 -0.202 -0.102 0.114 0.853 Reflect 0.063 <0.001
TMC12 0.005 0.122 -0.149 0.866 Reflect 0.063 <0.001
TDEV8 0.210 -0.022 0.040 0.798 Reflect 0.064 <0.001

Notes: Loadings are unrotated and cross-loadings are oblique-rotated. SEs and P
values are for loadings. P values < 0.05 are desirable for reflective indicators.

***************************************************
* Normalized combined loadings and cross-loadings *
***************************************************
JS EEn WAg TM
JS2 0.874 0.092 -0.166 -0.160
JS3 0.824 -0.133 0.071 0.064
JS4 0.787 -0.016 0.070 0.209
JS5 0.816 -0.046 0.161 -0.047
JS17 0.764 0.025 0.155 0.228
JS1 0.873 0.069 -0.187 -0.139
EE6 0.109 0.855 -0.012 -0.217
EE7 -0.006 0.856 -0.091 0.057
EE8 -0.091 0.860 -0.088 0.139
EE9 -0.008 0.855 -0.001 -0.051
EE10 0.005 0.813 0.168 -0.016
EE11 0.093 0.815 -0.003 0.042
EE12 -0.039 0.823 0.156 -0.048
EE13 -0.040 0.857 -0.066 0.064
WA1 0.026 0.146 0.789 0.080
WA2 0.128 -0.236 0.866 -0.094
WA3 -0.088 0.233 0.773 0.179
WA4 -0.101 0.096 0.824 0.008
WA5 -0.065 0.214 0.820 -0.136
WA6 0.061 -0.297 0.875 -0.000

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TMC11 -0.198 -0.100 0.111 0.885


TMC12 0.006 0.136 -0.167 0.850
TDEV8 0.308 -0.033 0.058 0.786

Note: Loadings are unrotated and cross-loadings are oblique-rotated, both after
separate Kaiser normalizations.

***************************************
* Pattern loadings and cross-loadings *
***************************************
JS EEn WAg TM
JS2 1.014 0.096 -0.174 -0.168
JS3 0.855 -0.115 0.062 0.055
JS4 0.756 -0.013 0.054 0.162
JS5 0.879 -0.041 0.143 -0.042
JS17 0.601 0.015 0.097 0.142
JS1 0.942 0.067 -0.182 -0.135
EE6 0.094 0.836 -0.010 -0.187
EE7 -0.006 0.942 -0.086 0.054
EE8 -0.084 0.908 -0.082 0.129
EE9 -0.008 0.888 -0.001 -0.045
EE10 0.004 0.751 0.128 -0.012
EE11 0.074 0.791 -0.002 0.033
EE12 -0.030 0.770 0.122 -0.038
EE13 -0.035 0.870 -0.057 0.056
WA1 0.018 0.102 0.689 0.056
WA2 0.123 -0.227 0.921 -0.090
WA3 -0.064 0.170 0.696 0.131
WA4 -0.081 0.078 0.803 0.007
WA5 -0.050 0.162 0.732 -0.103
WA6 0.061 -0.298 0.957 -0.000
TMC11 -0.202 -0.102 0.114 0.990
TMC12 0.005 0.122 -0.149 0.870
TDEV8 0.210 -0.022 0.040 0.647

Note: Loadings and cross-loadings are oblique-rotated.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

**************************************************
* Normalized pattern loadings and cross-loadings *
**************************************************
JS EEn WAg TM
JS2 0.969 0.092 -0.166 -0.160
JS3 0.986 -0.133 0.071 0.064
JS4 0.975 -0.016 0.070 0.209
JS5 0.985 -0.046 0.161 -0.047
JS17 0.961 0.025 0.155 0.228
JS1 0.970 0.069 -0.187 -0.139
EE6 0.109 0.970 -0.012 -0.217
EE7 -0.006 0.994 -0.091 0.057
EE8 -0.091 0.982 -0.088 0.139
EE9 -0.008 0.999 -0.001 -0.051
EE10 0.005 0.986 0.168 -0.016
EE11 0.093 0.995 -0.003 0.042
EE12 -0.039 0.986 0.156 -0.048
EE13 -0.040 0.995 -0.066 0.064
WA1 0.026 0.146 0.986 0.080
WA2 0.128 -0.236 0.959 -0.094
WA3 -0.088 0.233 0.952 0.179
WA4 -0.101 0.096 0.990 0.008
WA5 -0.065 0.214 0.965 -0.136
WA6 0.061 -0.297 0.953 -0.000
TMC11 -0.198 -0.100 0.111 0.969
TMC12 0.006 0.136 -0.167 0.977
TDEV8 0.308 -0.033 0.058 0.949

Note: Loadings and cross-loadings shown are after oblique rotation and Kaiser
normalization.

*****************************************
* Structure loadings and cross-loadings *
*****************************************
JS EEn WAg TM
JS2 0.876 0.139 0.157 0.440
JS3 0.885 0.084 0.242 0.552
JS4 0.872 0.180 0.280 0.597
JS5 0.890 0.191 0.352 0.487
JS17 0.725 0.196 0.291 0.501
JS1 0.811 0.099 0.120 0.426
EE6 0.123 0.816 0.478 0.023
EE7 0.169 0.896 0.482 0.179
EE8 0.129 0.865 0.454 0.199
EE9 0.119 0.879 0.510 0.100
EE10 0.162 0.830 0.556 0.130

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EE11 0.221 0.809 0.490 0.203


EE12 0.118 0.830 0.553 0.095
EE13 0.136 0.836 0.458 0.153
WA1 0.268 0.508 0.773 0.180
WA2 0.283 0.343 0.791 0.102
WA3 0.245 0.576 0.808 0.219
WA4 0.169 0.533 0.828 0.104
WA5 0.133 0.550 0.810 0.026
WA6 0.271 0.300 0.780 0.150
TMC11 0.412 0.093 0.151 0.853
TMC12 0.503 0.168 0.076 0.866
TDEV8 0.582 0.144 0.186 0.798

Note: Loadings and cross-loadings are unrotated.

****************************************************
* Normalized structure loadings and cross-loadings *
****************************************************
JS EEn WAg TM
JS2 0.874 0.139 0.157 0.439
JS3 0.824 0.078 0.225 0.514
JS4 0.787 0.162 0.253 0.538
JS5 0.816 0.175 0.323 0.446
JS17 0.764 0.206 0.307 0.528
JS1 0.873 0.106 0.129 0.459
EE6 0.129 0.855 0.501 0.024
EE7 0.162 0.856 0.460 0.171
EE8 0.129 0.860 0.452 0.198
EE9 0.116 0.855 0.496 0.097
EE10 0.159 0.813 0.545 0.128
EE11 0.223 0.815 0.494 0.204
EE12 0.117 0.823 0.548 0.095
EE13 0.139 0.857 0.470 0.157
WA1 0.274 0.519 0.789 0.184
WA2 0.310 0.376 0.866 0.112
WA3 0.234 0.551 0.773 0.210
WA4 0.168 0.530 0.824 0.103
WA5 0.134 0.556 0.820 0.027
WA6 0.304 0.336 0.875 0.168
TMC11 0.427 0.096 0.156 0.885
TMC12 0.494 0.165 0.075 0.850
TDEV8 0.573 0.141 0.184 0.786

Note: Loadings and cross-loadings shown are unrotated and after Kaiser
normalization.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

*********************
* Indicator weights *
*********************
JS EEn WAg TM Type (a SE P valueVIF WLS
ES
JS2 0.204 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.072 0.003 3.330 1 0.179
JS3 0.206 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.072 0.002 3.357 1 0.183
JS4 0.203 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.072 0.003 3.628 1 0.177
JS5 0.208 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.072 0.002 3.889 1 0.185
JS17 0.169 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.010 1.674 1 0.123
JS1 0.189 0.000 0.000 0.000 Reflect 0.072 0.005 2.558 1 0.154
EE6 0.000 0.143 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.026 2.445 1 0.116
EE7 0.000 0.157 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.016 4.341 1 0.140
EE8 0.000 0.151 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.020 3.537 1 0.131
EE9 0.000 0.154 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.018 3.434 1 0.135
EE10 0.000 0.145 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.024 2.743 1 0.120
EE11 0.000 0.141 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.027 2.449 1 0.114
EE12 0.000 0.145 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.024 2.577 1 0.121
EE13 0.000 0.146 0.000 0.000 Reflect 0.073 0.023 2.668 1 0.122
WA1 0.000 0.000 0.202 0.000 Reflect 0.072 0.003 2.023 1 0.156
WA2 0.000 0.000 0.207 0.000 Reflect 0.072 0.002 2.574 1 0.164
WA3 0.000 0.000 0.211 0.000 Reflect 0.072 0.002 2.312 1 0.171
WA4 0.000 0.000 0.216 0.000 Reflect 0.072 0.002 2.364 1 0.179
WA5 0.000 0.000 0.212 0.000 Reflect 0.072 0.002 2.358 1 0.172
WA6 0.000 0.000 0.204 0.000 Reflect 0.072 0.003 2.457 1 0.159
TMC110.000 0.000 0.000 0.403 Reflect 0.069 <0.001 1.791 1 0.344
TMC120.000 0.000 0.000 0.409 Reflect 0.069 <0.001 1.863 1 0.355
TDEV80.000 0.000 0.000 0.378 Reflect 0.070 <0.001 1.490 1 0.301

Notes: P values < 0.05 and VIFs < 2.5 are desirable for formative indicators; VIF =
indicator variance inflation factor;
WLS = indicator weight-loading sign (-1 = Simpson's paradox in l.v.); ES =
indicator effect size.

********************************
* Latent variable coefficients *
********************************
R-squared coefficients
----------------------
JS EEn WAg TM
0.410 0.138 0.376

Adjusted R-squared coefficients


-------------------------------
JS EEn WAg TM
0.406 0.129 0.369

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Composite reliability coefficients


----------------------------------
JS EEn WAg TM
0.937 0.953 0.914 0.878

Cronbach's alpha coefficients


---------------------------
JS EEn WAg TM
0.919 0.943 0.886 0.790

Average variances extracted


---------------------------
JS EEn WAg TM
0.714 0.715 0.638 0.705

Full collinearity VIFs


----------------------
JS EEn WAg TM
1.634 1.542 1.618 1.553

Q-squared coefficients
----------------------
JS EEn WAg TM
0.410 0.141 0.379

Minimum and maximum values


--------------------------
JS EEn WAg TM
-3.796 -2.645 -2.593 -3.514
2.120 2.110 2.832 2.358

Medians (top) and modes (bottom)


--------------------------------
JS EEn WAg TM
0.271 -0.007 0.302 0.400
0.271 -0.007 0.655 0.400

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skewness (top) and exc. kurtosis (bottom) coefficients


------------------------------------------------------
JS EEn WAg TM
-0.741 0.131 0.069 -0.934
1.366 0.549 0.493 1.708

Tests of unimodality: Rohatgi-Székely (top) and Klaassen-Mokveld-van Es


(bottom)
--------------------------------------------------------------------------------
JS EEn WAg TM
Yes Yes Yes Yes
Yes Yes Yes Yes

Tests of normality: Jarque–Bera (top) and robust Jarque–Bera (bottom)


---------------------------------------------------------------------
JS EEn WAg TM
No Yes Yes No
No No Yes No

***************************************************
* Correlations among latent variables and errors *
***************************************************

Correlations among l.vs. with sq. rts. of AVEs


----------------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.845 0.174 0.284 0.592
EEn 0.174 0.846 0.588 0.161
WAg 0.284 0.588 0.799 0.162
TM 0.592 0.161 0.162 0.840

Note: Square roots of average variances extracted (AVEs) shown on diagonal.

P values for correlations


-------------------------
JS EEn WAg TM
JS 1.000 0.021 <0.001 <0.001
EEn 0.021 1.000 <0.001 0.033
WAg <0.001 <0.001 1.000 0.031
TM <0.001 0.033 0.031 1.000

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Correlations among l.v. error terms with VIFs


---------------------------------------------
(e)JS (e)EEn (e)WAg
(e)JS 1.036 0.003 0.187
(e)EEn 0.003 1.003 -0.050
(e)WAg 0.187 -0.050 1.039

Notes: Variance inflation factors (VIFs) shown on diagonal. Error terms included
(a.k.a. residuals) are for endogenous l.vs.

P values for correlations


-------------------------
(e)JS (e)EEn (e)WAg
(e)JS 1.000 0.972 0.013
(e)EEn 0.972 1.000 0.506
(e)WAg 0.013 0.506 1.000

************************************
* Block variance inflation factors *
************************************
JS EEn WAg TM

EEn 1.128 1.128


WAg 1.044 1.044

Note: These VIFs are for the latent variables on each column (predictors), with
reference to the latent variables on each row (criteria).

******************************
* Indirect and total effects *
******************************

Indirect effects for paths with 2 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM

EEn 0.209
WAg 0.194 0.060

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Number of paths with 2 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM

EEn 1
WAg 1 1

P values of indirect effects for paths with 2 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM

EEn <0.001
WAg <0.001 0.128

Standard errors of indirect effects for paths with 2 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM

EEn 0.051
WAg 0.051 0.053

Effect sizes of indirect effects for paths with 2 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM

EEn 0.044
WAg 0.055 0.012

Indirect effects for paths with 3 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM
WAg 0.124

Number of paths with 3 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM
WAg 1

P values of indirect effects for paths with 3 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM
WAg 0.002

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Standard errors of indirect effects for paths with 3 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM
WAg 0.042

Effect sizes of indirect effects for paths with 3 segments


------------------------------
JS EEn WAg TM
WAg 0.024

Sums of indirect effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
EEn 0.209
WAg 0.194 0.184

Number of paths for indirect effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
EEn 1
WAg 1 2

P values for sums of indirect effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
EEn <0.001
WAg <0.001 <0.001

Standard errors for sums of indirect effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
EEn 0.051
WAg 0.051 0.051

Effect sizes for sums of indirect effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
EEn 0.044
WAg 0.055 0.036

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Total effects
------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.640
EEn 0.326 0.309
WAg 0.194 0.594 0.256

Number of paths for total effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 1
EEn 1 2
WAg 1 1 3

P values for total effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
JS <0.001
EEn <0.001 <0.001
WAg <0.001 <0.001 <0.001

Standard errors for total effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.066
EEn 0.070 0.071
WAg 0.051 0.067 0.071

Effect sizes for total effects


------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.410
EEn 0.117 0.065
WAg 0.055 0.362 0.050

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

*************************************
* Causality assessment coefficients *
*************************************
Path-correlation signs
----------------------
JS EEn WAg TM
JS 1
EEn 1 1
WAg 1 1

Notes: path-correlation signs; negative sign (i.e., -1) = Simpson's paradox.

R-squared contributions
-----------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.410
EEn 0.117 0.021
WAg 0.362 0.014

Notes: R-squared contributions of predictor lat. vars.; columns = predictor lat. vars.;
rows = criteria lat. vars.; negative sign = reduction in R-squared.

Path-correlation ratios
-----------------------
JS EEn WAg TM
JS 1.000
EEn 0.906 0.478
WAg 0.976 0.373

Notes: absolute path-correlation ratios; ratio > 1 indicates statistical suppression; 1


< ratio <= 1.3: weak suppression; 1.3 < ratio <= 1.7: medium; 1.7 < ratio: strong.

Path-correlation differences
----------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.000
EEn 0.034 0.110
WAg 0.015 0.122
Note: absolute path-correlation differences.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P values for path-correlation differences


-----------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 1.000
EEn 0.325 0.069
WAg 0.422 0.049

Note: P values for absolute path-correlation differences.

Warp2 bivariate causal direction ratios


---------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.983
EEn 0.732 1.411
WAg 0.973 0.917

Notes: Warp2 bivariate causal direction ratios; ratio > 1 supports reversed link; 1 <
ratio <= 1.3: weak support; 1.3 < ratio <= 1.7: medium; 1.7 < ratio: strong.

Warp2 bivariate causal direction differences


--------------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.010
EEn 0.095 0.073
WAg 0.016 0.016

Note: absolute Warp2 bivariate causal direction differences.

P values for Warp2 bivariate causal direction differences


---------------------------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.447
EEn 0.099 0.163
WAg 0.413 0.415

Note: P values for absolute Warp2 bivariate causal direction differences.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Warp3 bivariate causal direction ratios


---------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.946
EEn 0.763 1.406
WAg 1.011 1.264

Notes: Warp3 bivariate causal direction ratios; ratio > 1 supports reversed link; 1 <
ratio <= 1.3: weak support; 1.3 < ratio <= 1.7: medium; 1.7 < ratio: strong.

Warp3 bivariate causal direction differences


--------------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.034
EEn 0.085 0.085
WAg 0.007 0.051

Note: absolute Warp3 bivariate causal direction differences.

P values for Warp3 bivariate causal direction differences


---------------------------------------------------------
JS EEn WAg TM
JS 0.323
EEn 0.125 0.125
WAg 0.463 0.245

Note: P values for absolute Warp3 bivariate causal direction differences.

73

Anda mungkin juga menyukai