Anda di halaman 1dari 117

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DIVERSEY


BALI

OLEH :

NAMA : I NENGAH BUDI SANJAYA


NIM : 14026112010500
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018

1
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DIVERSEY
BALI

OLEH :

NAMA : I NENGAH BUDI SANJAYA


NIM : 14026112010500
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018

i
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DIVERSEY
BALI

OLEH:

NAMA : I NENGAH BUDI SANJAYA


NIM : 14026112010500
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Denpasar, Juli 2018


Mengetahui/Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Luh Kadek Budi Martini, SE.,MM I Nyoman Mustika, SE., MM.
NIP. 19750322 200501 2 003 NIP. 19581224 198503 1 002

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas anugrah dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Diversey Bali “ tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

dapat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

Penyusunan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa bantuan,

binbingan dan arahan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Drs. Made Sukamerta, M. Pd., selaku Rektor Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

2. Ibu Dr. Putu Kepramareni, SE., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Mahasaraswati Denpasar.

3. Bapak Agus Wahyudi Salasa Gama SE., MM., selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

4. Ibu Dr. Luh Kadek Budi Martini, SE., MM., selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat waktu

5. Bapak I Nyoman Mustika, SE., MM., selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

v
6. Bapak Ibu Dosen di lingkugan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang

dengan sabar telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan bagi penulis.

7. Serta keluarga tercinta, rekan-rekan seperjuangan yang tak dapat penulis

sebutkan namanya satu per satu, yang telah banyak memberikan semangat,

dorongan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa Senantiasa Memberikan rahmat

kepada kita semua.

Karena keterbatasan penulis, skripsi ini mungkin masih banyak

kekurangan oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Akhirnya sebagai penutup kata semoga skripsi

ini ada manfaatnya bagi kita semua dan yang memerlukan.

Denpasar, 19 Juli 2018

vi
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DIVERSEY
BALI

Oleh
I Nengah Budi Sanjaya, NIM. 1402612010500
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Abstrak

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, suatu organisasi perlu


merencanakan suatu strategi dan menciptakan pengelolaan yang baik dan
profesional. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya yang
ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk
sumber daya manusia sebagai faktor utamanya. PT. Diversey Bali merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Chemical untuk hotel, restaurant
yang berada di Bali. Iklim organisasi akan sangat membantu dalam upaya
peningkatan kinerja karyawan, sehingga akan menciptakan suatu tingkat kinerja
yang sangat tinggi bagi karyawan dalam memberikan kemampuan yang ada di
dalam diri setiap karyawan dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan
perusahaan. Selain iklim organisasi, komitmen sangatlah penting untuk
meningkatkan kinerja. Dengan memiliki komitmen, karyawan akan berusaha
meningkatkan kinerjanya agar kelangsungan hidup perusahaan semakin baik..
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk
mengetahui pengaruh iklim organisasi dan komitmen secara simultan dan parsial
terhadap kinerja karyawan PT. Diversey Bali.
Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa pengaruh iklim organisasi dan
komitmen terhadap kinerja karyawan PT. Diversey Bali adalah positif dan
signifikan. Hal ini didasari hasil perhitungan dengan analisis regresi linier
berganda diperoleh persamaan Y = -1,094 + 0,299 X1 + 1,147 X2. Dari hasil
analisis korelasi berganda diperoleh korelasi sebesar 0,971 (korelasi tinggi dan
positif) dan Analisis Determinasi sebesar 98,5%. Dari Uji F, hipotesis pertama
yang diajukan bahwa “ variabel Iklim Organiasi (X1) dan Komitmen (X2) secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat kinerja
karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali dapat diterima. Dan dari uji t dapat
disimpulkan Variabel Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Diversey hal ini
berarti hipotesis yang diajukan terbukti .

Kata Kunci: Iklim Organiasi, Komitmen, Kinerja Karyawan

vii
DAFTAR ISI

Isi Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………..……..... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI …………………………….….. iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... v
ABSTRAKSI ……………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN………....………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …..……………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………...…………………………. 8
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………….. 9
1.4 Manfaat Penelitian …….………………………………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ….……………………………………... 11
2.1.1 Iklim Organisasi .......................................................... 11
2.1.2 Komitmen ................................................................... 22
2.1.3 Kinerja ........................................................................ 28
2.2 Hubungan Antar Variabel .............................................. 35
2.3 Penelitian Terdahulu ....................................................... 38
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Pemikiran ...………………………………… 40
3.2 Hipotesis ………………………………………………. 44
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat Penelitian ……………....……………………… 45
4.2 Objek Penelitian ………………………………………. 45
4.3 Identifikasi Variabel …..………………………………. 45
4.4 Definisi Operasional Variabel …………………………. 45

viii
4.5 Jenis dan Sumber Data .……………………………….. 47
4.6 Populasi dan Sampel ..................................................... 48
4.7 Metode Pengumpulan Data …………………………... 49
4.8 Pengujian Instrumen Penelitian.. ……………………… 50
4.9 Uji Asumsi Klasik ……..……………...……………… 52
4.10 Analisis Data……....……………………………… ..... 53
4.10.1 Analisis Deskriptif..………..……………… ........... 53
4.10.2 Analisis Infrensial .................................................... 54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian …………………. 60
5.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Diversey ……….…………… 60
5.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ................................. 61
5.1.3 Deskripsi Jabatan ….………………………………… 68
5.2 Hasil Analisis dan Pembahasan …..……..……………… 67
5.2.1 Uji Instrumen ............................................................ 67
5.2.2 Kharakteristik Responden ........................................ 69
5.2.3 Deskripsi Variabel Penelitian ..................................... 72
5.2.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................... 76
5.2.5 Analisis Kuantitatif ..................................................... 79
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan………………………………………………. 85
6.2 Saran-saran………………………………………….…. 96

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Data Penjualan Sales PT. Diversey Tahun 2017 .............................. 3
1.2 Jumlah Insentif Yang Diberikan PT. Diversey Tahun 2017.............. 10
5.1 Hasil Pengujuian validitas Instrumen dengan Korelasi
Product Moment Variabel Iklim Organisasi (X1), Komitmen (X2)
dan Kinerja Karyawan (Y) ............................................................. 68
5.2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ................................................... 69
5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..………………… 70
5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ........................................ 70
5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 71
5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................... 72
5.7 Kriteria Penilaian Jawaban Kuisioner Iklim Organisasi (X1),
Komitmen (X2) Kinerja Karyawan (Y) Pada PT. Diversey ............. 73
5.8 Distribusi Tanggapan Responden Pada Variabel
Iklim Organisasi (X1) ........................................................................ 74
5.9 Distribusi Tanggapan Responden Pada Variabel
Komitmen (X2) ................................................................................. 75
5.10 Distribusi Tanggapan Responden Pada Variabel
Kinerja Karyawan (Y) ...................................................................... 76
5.11 Uji Normalitas ................................................................................... 77
5.12 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 78
5.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 80
5.14 Nilai Koefisien Korelasi .................................................................. 81
5.15 Nilai Koefisien Determinasi ............................................................ 82
5.16 Hasil Uji F-Test ............................................................................... 83
5.17 Hasil Uji t-Test ................................................................................ 84

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 44
5.1 Struktur Organisasi Yayasan Anugrah Indah .................................... 62
5.2 Scatter Plot Kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi
Internal .............................................................................................. 79

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Kuisioner Penelitian Untuk Karyawan
2. Data Responden
3. Hasil Uji Intrumen Validitas
4. Hasil Uji Instrumen Reabilitas
5. Uji Asumsi Klasik
6. Uji Regresi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, suatu organisasi perlu

merencanakan suatu strategi dan menciptakan pengelolaan yang baik dan

profesional. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya

yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin,

termasuk sumber daya manusia sebagai faktor utamanya.

Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap

karyawan untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang

diberikan perusahaan kepada karyawan. Dengan kinerja yang baik, maka

setiap karyawan dapat menyelesaikan segala beban perusahaan dengan efektif

dan efisien sehingga masalah yang terjadi pada perusahaan dapat teratasi

dengan baik. Kinerja karyawan juga dapat dilihat dari aspek kuantitas kerja

meliputi ketepatan kerja dan kualitas kerja, tingkat kemampuan dalam

bekerja, kemampuan menganalisis data, dan kemampuan mengevaluasi.

Menurut Manthis dan Jackson (2006:115) ada tiga faktor utama yang

mempengaruhi bagaimana seseorang bekerja antara lain Kemampuan

individual, komponen kemampuan individual terdiri dari bakat, minat, dan

faktor kepribadian individu. Usaha yang dicurahkan; komponen usaha yang

dicurahkan terdiri dari motivasi, etika kerja, komitmen, kehadiran dan

rancangan tugas. Dukungan organisasional; komponen dukungan


2
organisasional terdiri dari pelatihan dan pengembangan, peralatan dan

teknologi, iklim organisasi, standar kinerja, dan manajemen dan rekan kerja.

Menurut Litwin dan Stringer (2002:123) berpendapat bahwa iklim

organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara

relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi

perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik

atau sifat organisasi. Iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi

dalam suatu organisasi. Jika sebuah organisasi ingin berhasil dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuannya secara utuh dan sempurna, maka

dibutuhkan individu-individu yang handal sebagai sumber daya yang akan

memegangkendali tali organisasi. Agar sumber daya manusia di dalam

organisasi dapat bekerja secara optimal dan memiliki loyalitas yang tinggi,

maka organisasi harus dapat menciptakan iklim yang baik dan

menyenangkan. Sehingga sumber daya manusia yang telah terbentuk

kualitasnya dapat terus dipertahankan dan mereka memiliki kinerja yang

tinggi.

Menurut pendapat Kusjanah (2008) iklim organisasi merupakan

lingkungan internal suatu organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya,

mempengaruhi perilaku serta dapat tergambar dalam seperangkat

karakteristik atau atribut khusus dari organisasi. Iklim organisasi juga

berperan sebagai suasana psikologis yang berpengaruh terhadap perilaku

anggota organisasi, terbentuk sebagai hasil tindakan organisasi dan interaksi

diantara organisasi.
3
Iklim organisasi akan sangat membantu dalam upaya peningkatan kinerja

karyawan, sehingga akan menciptakan suatu tingkat kinerja yang sangat

tinggi bagi karyawan dalam memberikan kemampuan yang ada di dalam diri

setiap karyawan dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan perusahaan.

Linkungan kerja yang positif kan menghasilkan suasana lingkungan kerja

yang nyaman, aman dan kondusif serta meningkatkan keunggulan kompetitif

yang dihasilkan dari hasil kerja etiap karyawan sehingga menimbulkan

kepuasan kerja.

PT. Diversey Bali merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

penjualan chemical untuk hotel, restaurant yang berada di Bali. Iklim

organisasi yang ada di PT. Diversey Bali sudah cukup baik. Namun terkadang

terjadi penurunan kinerja yang dapat dilihat dari table penjualan berikut.

Tabel 1.1
Data Penjualan Sales PT. Diversey Bali
Tahun 2017
Penjualan
Bulan
2016
Januari Rp. 1.105.605.887,-
Februari Rp. 1.383.460.092,-
Maret Rp. 1.325.350.756,-
April Rp. 1.298.573.138,-
Mei Rp. 1.407.338.268,-
Juni Rp. 1.830.480.804,-
Juli Rp. 1.238.221.758,-
Agustus Rp. 1.302.156.596,-
September Rp. 1.312.726.047,-
Oktober Rp. 1.296.327.624,-
November Rp. 1.391.444.582,-
Desember Rp. 1.409.115.693,-
Jumlah Rp. 16.300.801.245,-

Dari table tersebut dapat dilihat terjadi penurunan angka penjualan yang

cukup tajam pada bulan Juli. Hal ini dikarenakan kinerja karyawan yang
4
rendah. Selain hal tersebut menurunnya kinerja karyawan dikarenakan iklim

organisasi yang kurang nyaman. Seperti yang terjadi pada PT. Diversey Bali.

Kurang nyamannya hubungan antar karyawan menyebabkan kurang

kerjasama dalam membangun perusahaan. Ini sangat berdampak bagi

pendapatan perusahaan. Jika kekompakan dalam tim tidak terjalin maka

pekerjaan akan terasa lebih berat.

Banyak faktor yang mendukung tercapainya kinerja yang tinggi.

Demikian halnya antara individu dan organisasi mempunyai hubungan timbal

balik. Artinya individu tidak mungkin mencapai tujuannya tanpa melalui

organisasi dan organisasi tidak akan mencapai tujuan dan sasarannya jika

kerja sama antar sekelompok orang sebagai anggota organisasi tidak dikelola

secara baik. Salah satu keberhasilan organisasi adalah tergantung dari

perilaku individu. Untuk dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien,

organisasi harus memperlakukan individu secara manusiawi dengan

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan karyawan seperti menyediakan sarana

yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan primer (sandang, pangan, dan

papan), memberikan jaminan perlindungan, keamanan dan menghindari

tekanan yang berat di tempat kerja untuk mengembangkan potensi dirinya.

Karena bagaimanapun juga, tingkat motivasi dan komitmen pekerja terhadap

organisasi yang baik akan memunculkan komitmen yang kuat dari para

karyawannya, yang selanjutnya akan memperbaiki performansi kerjanya

dalam organisasi perusahaan.

Pada prinsipnya tidak terciptanya komitmen karyawan pada organisasi

adalah ketidakpuasan karyawan pada iklim organisasi perusahaan. Karyawan


5
yang terpuaskan cenderung akan memiliki karyawan yang tinggi terhadap

organisasi, hal ini ditandai dengan adanya loyalitas yang dimiliki karyawan

terhadap perusahaan, mereka lebih termotivasi dan lebih berprestasi di

banding karyawan yang tidak puas dengan iklim organisasi perusahaan.

Sebaliknya karyawan yang tidak terpuaskan pada iklim organisasi perusahaan

mereka akan mengurangi komitmen mereka terhadap perusahaan.

Jadi jelasnya bahwa rendahnya komitmen disebabkan karena kurang

terpuasnya kebutuhan dan iklim organisasi perusahaan yang kurang baik. Jika

karyawan merasa kebutuhan dan iklim organisasi yang baik terpenuhi tentu

akan mempertahankan keanggotaannya, mengidentifikasi serta mengabdikan

diri sepenuhnya pada sasaran dan tujuan organisasi perusahaan. Sehingga

komitmen karyawan terhadap organisasi akan tercipta dengan sendirinya.

Dengan komitmen yang dimilikinya, karyawan akan dapat bekerja dengan

sepenuh hati, melibatkan diri secara aktif dan mengembangkan daya inovatif

serta kreatifitas dalam kegiatan organisasi perusahaan dan pada gilirannya

akan tercipta performansi kerja karyawan yang tinggi yang pada akhirnya

akan tercapai prestasi kerja yang tinggi.

Karyawan yang memahami pentingnya meningkatkan kinerja perusahaan

akan memiliki komitmen yang tinggi pada perusahaan, yang secara langsung

ataupun tidak langsung komitmen tersebut merupakan perwujudan loyalitas

karyawan atau hanya sekedar suatu balas budi karyawan pada perusahaan

sehingga dengan komitmen tersebut karyawan akan berusaha meningkatkan

kinerjanya agar kelangsungan hidup perusahaan semakin baik. Menurut

Mowdey, Porter dan Steers (1982:75), komitmen karyawan dikenal sebagai


6
pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen karyawan memiliki dua

komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku. Sikap mencakup

identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan. organisasi, di mana

penerimaan ini merupakan dasar komitmen karyawan.

Ada 3 (tiga) cara mengukur komitmen kerja seorang pegawai dalam

suatu organisasi, yaitu: keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi,

keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi, dan

penyatuan tujuan dan nilai -nilai perusahaan atau organsasi. Karyawan yang

memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan

tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya dan merasakan adanya

loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

Karyawan dengan komitmen tinggi, ikut memperhatikan nasib organisasi

yang akhirnya menimbulkan suatu kinerja karyawan yang tinggi. Mereka

memiliki kehendak untuk bertingkah laku yaitu kesediaan untuk

menampilkan usaha. Hal ini tampak melalui kesediaan bekerja melebihi apa

yang diharapkan agar organisasi dapat maju. Keinginan juga termasuk

kehendak untuk tetap berada dalam organisasi. Pada karyawan yang

memiliki komitmen tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar dari organisasi

dan berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi.

Untuk meningkatkan komitmen kerja karyawan maka PT. Diversey

memberikan kompensasi berupa gaji dan insentif, uang makan, dan tunjangan

kesehatan. Dari diberikannya kompensasi tersebut, diharapkan komitmen

kerja karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat dan dapat memenuhi


7
target perusahaan. Berikut merupakan tabel kompensasi tahun 2017 dari PT.

Diversey Bali.

Tabel 1.1
Jumlah Insentif yang diberikan oleh
PT. Diversey Bali Tahun 2017
Kompensasi
Bulan Gaji & Uang Tunjangan
Jumlah
Bonus makan Kesehatan
Januari 69.356.000 6.320.000 3.300.000 78.976.000
Februari 74.250.000 6.150.000 3.300.000 83.700.000
Maret 73.050.000 6.320.000 3.300.000 82.670.000
April 70.650.000 6.250.000 3.300.000 80.200.000
Mei 74.850.000 6.320.000 3.300.000 84.470.000
Juni 76.450.000 6.250.000 3.300.000 86.000.000
Juli 71.850.000 6.320.000 3.300.000 81.470.000
Agustus 72.440.000 6.320.000 3.300.000 82.060.000
September 72.250.000 6.180.000 3.300.000 81.730.000
Oktober 70.450.000 6.320.000 3.300.000 80.070.000
November 72.050.000 6.180.000 3.300.000 81.530.000
Desember 75.830.000 6.320.000 3.300.000 85.450.000

Sumber : PT. Diversey Bali

Tunjangan diberikan untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada

karyawan untuk bekerja lebih baik. Di harapkan hal ini memotivasi karyawan

untuk membangun komitmen dalam memajukan perusahaan. Dari table diatas

dapat dilihat ada penurunan dalam pemberian gaji dan bonus. Hal tersebut

disebabkan menurunnya pendapatan perusahaan saat bulan tersebut. In berarti

kurangnya komitmen karyawan dalam mempertahankan dan menaikkan

pendapatan perusahaan. Komitmen yang rendah ini menggambarkan iklim

organisasi di perusahaan ini kurang membuat karyawan termotivasi untuk

meninggkatkan kinerja.

Menurut Wirawan (2008:123) sikap dan perilaku anggota organisasi

mempengaruhi kinerja mereka secara individual dan kelompok yang

kemudian mempengaruhi kinerja organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi


8
produktivitas anggota dan selanjutnya mempengaruhi efektifitas dan efisiensi

organisasi. Dimana terlihat pada bagian umum dengan tingkat ketidakhadiran

yang tinggi maka kinerja yang ingin dicapai tidak akan terealisasi dengan

efektif dan efisien seperti yang diharapkan. Sedangkan Rivai (2006:126)

menyatakan bahwa komitmen merupakan loyalitas dan identifikasi individu

terhadap organisasi.

Mereka yang mempunyai komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan

meningkatnya jumlah penjualan setiap bulannya daripada yang komitmennya

rendah. Dimana terlihat dengan ketidakstabilan penjualan dari tahun ke tahun

menandakan kurangnya keterlibatan dan komitmen karyawan PT. Diversey

Bali untuk meningkatkan kinerjanya sehingga tercapainya tujuan utama PT.

Diversey Bali dapat terhambat dalam realisasinya.

Dari pemaparan di atas maka penulis mengambil latar belakang judul

penelitian “PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA PT. DIVERSEY BALI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh Iklim Organisasi terhadap kinerja karyawan pada

PT. Diversey Bali?

2. Apakah ada pengaruh Komitmen terhadap kinerja karyawan pada PT.

Diversey Bali?

3. Apakah ada pengaruh Iklim Organisasi dan komitmen secara simultan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Diversey Bali?


9
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi secara parsial terhadap

kinerja karyawan pada PT. Diversey Bali.

2. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen secara parsial terhadap kinerja

karyawan pada PT. Diversey Bali.

3. Untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen secara

simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Diversey Bali.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan kesempatan untuk mencoba

mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia

praktis serta untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

Mahasaraswati.

2. Bagi perusahaan, dari hasil penelitian ini bisa disumbangkan pada

perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-

langkah selanjutnya khususnya yang menyangkut kepemimpinan Iklim

Organisasi dan komitmen karyawan dalam hubungannya dengan kinerja

karyawan.

3. Bagi Universitas, adalah merupakan suatu dokumen dan menambah bahan

bacaan di perpustakaan bagi mahasiswa yang berkepentingan yang juga

menulis masalah yang sejenis.


10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Iklim Organisasi

1. Pengertian Iklim Organisasi

Iklim organasi merupakan salah satu aspek kajian dari fungsi MSDM

yakni fungsi pemeliharaan karyawan agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Tujuan dari organisasi yang dapat tercapai bisa dilihat apabila lingkungan

kerja dapat menunjang terhadap kinerja para anggotanya, lingkungan kerja

menyangkut seluruh aspek lingkungan sosial, baik formal maupun

informal yang dirasakan oleh para anggota organisasi, dan lingkungan itu

dapat mempengaruhi pekerjaannya. Suasana lingkungan kerja yang

dirasakan oleh masing-masing individu dalam sebuah organisasi sering

disebut sebagai iklim organisasi.

Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam

menyajikan usahanya. Oleh karena itu, suatu organisasi mempunyai iklim

berbeda dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral

atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung bagian mengaturnya,

karena itu setiap organisasi selalu mempunyai iklim kerja yang unik.

Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang

sesuai dengan iklimnya, sehingga dalam tingkatan tertentu polanya dapat

langgeng.

Iklim atau Climate berasal dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini

tidak hanya memberikan arti yang terbatas pada hal-hal fisik saja seperti

10
11
temperatur atau tekanan, tetapi juga memiliki arti psikologis bahwa orang-

orang yang berada di dalam organisasi menggambarkan tentang

lingkungan internal organisasi tersebut.

Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kali dipakai

oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim

psikologi (psychological climate). Kemudian istilah iklim organisasi

dipakai oleh R. Tagiuri dan G. Litwin. Tiaguri (dalam Wirawan :2007)

mengemukakan sejumlah istilah untuk melukiskan perilaku dalam

hubungan dengan latar atau tempat (setting) dimana perilaku muncul:

lingkungan (environment), lingkungan pergaulan (milieu), budaya

(culture), suasana (atmosphere), situasi (situation), pola lapangan (field

setting), pola perilaku (behaviour setting) dan kondisi (conditions).

Definisi mengenai iklim organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Para

ahli Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim sebagai

suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi dari pada persepsi

individu sendiri. Menurut Lussier (2005:486) mengatakan bahwa iklim

organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal

organisasi yang secara relatif dirasakan oleh anggota organisasi yang

kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya. Kemudian

dikemukakan oleh Simamora (2004:81) bahwa iklim organisasi adalah

lingkungan internal atau psikologi organisasi. iklim organisasi

mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota

organisasi. perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim

organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di


12
dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan

perbedaan tersebut.

Sedangkan menurut Stinger (2002:122) mendefenisikan iklim sebagai

“collection and pattern of environmental determinant of aroused

motivation”, iklim organisasi adalah sebagai suatu koleksi dan pola lingku

ngan yang menentukan motivasi. Wirawan (2008:122) mendefenisikan

iklim secara luas. Ia menjelaskan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang

secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang adaatau

terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi

sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasiyang

kemudian menentukan kinerja organisasi. Dari pendapat diatas maka dapat

dikatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu konsepyang

menggambarkan tentangkualitas lingkungan internal organisasi yang

mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Litwin dan Stringer dalam Fahmi Alaydroes (2010:19) menyatakan

bahwa “Iklim organisasi pada intinya adalah lingkungan di dalam suatu

organisasi yang dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung

oleh individu yang bekerja didalamnya, yang diasumsikan akan

mempengaruhi motivasi dan perilaku mereka”.

Menurut Wirawan (2010:122), Iklim organisasi adalah Persepsi

anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang

secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok,


13
konsumen, konsultan dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau terjadi

di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap

dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian

menentukan kinerja organisasi.

Luthans dalam Simamora (2011:34) menyebutkan bahwa iklim

organisasi adalah Lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim

organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh

anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki

iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang

di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan

perbedaan tersebut.

Iklim merupakan produk akhir dari perilaku sekelompok orang yang

berada dalam suatu organisasi. Iklim organisasi juga dapat dipandang

sebagai kepribadian organisasi karena sifat-sifat lingkungan kerja hanya

dirasakan dan mempengaruhi perilaku para anggota di dalamnya dan iklim

organisasi tersebut terbentuk karena adanya kegiatan-kegiatan di dalam

organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam memahami kondisi

iklim suatu organisasi perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Berkaitan dengan bidang persepsi, karena organisasi tertentu adalah

iklim yang dilihat dan dirasakan oleh para pekerjanya.

b. Adanya hubungan antara ciri dan kegiatan dari organisasi. Maksudnya

adalah bahwa ciri yang unik dari organisasi tertentu bersamaan dengan

kegiatan dan perilaku manajemen yang menentukan iklim organisasi.


14
Iklim yang timbul dalam organisasi merupakan faktor pokok yang

menentukan perilaku para pekerjanya.

c. Variasi yang membentuk susunan iklim adalah ciri penentu yang

membedakan satu lingkungan kerja yang lainnya sebagaimana dilihat

oleh para anggota, juga iklim ini menjadi dasar bagi para individu untuk

menafsirkan dan memahami keadaan sekitar mereka dan menentukan

hubungan imbalan-hukuman.

Berdasarkan penjelasan di atas bila dikaji maka disimpulkan bahwa

iklim organisasi merupakan keadaan atau kondisi lingkungan tempat

bekerja yang dirasakan dalam organisasi, sebagai perwujudan dan

penggabungan dari berbagai perilaku individu dengan komponen serta

lingkungan organisasi sehingga menjadi suatu bentuk kehidupan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Anarogo dan Widiyanti (2012:59) mengemukakan penadangan

bahwa: “faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi adalah etos

kerja, disiplin kerja, kepuasan, komunikasi dan stress serta konflik dalam

organisasi.” Hal ini diperjelas oleh Nia K (2013: 18), bahwasanya untuk

mengukur iklim organisasi dapat dilihat melalui perbedaan antara iklim

yang ada dan iklim yang diharapkan. Ada 7 dimensi yang dilakukan dalam

upaya mengukur iklim organisasi, yaitu sebagai berikut :

a. Konformitas, apabila dalam suatu organisasi banyak sekalli memiliki

aturan yang harus dituruti oleh para pekerja padahal aturan tersebut

tidak ada relevansinya atau hubungannya dengan pelaksanaan

pekerjaan.
15
b. Tanggung jawab, apabila setiap keputusan yang diambil dalam suatu

organisasi dilakukan oleh pimpinan maka organisasi tersebut dikatakan

mempunyai iklim organisasi yang rendah, karena pada dasarnya

bawahan tidak diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam

organisasi.

c. Imbalan, setiap kegiatan yang dilakukan dan mendapatkan hasil atau

prestasi yang baik tidak mendapatkan penghargaan apapun dari pihak

perusahaan sebaliknya jika dilakukan kesalahan maka para karyawan

diberi hukuman yang berat, iklim kerja yang demikian disebut iklim

kerja dengan imbalan yang rendah.

d. Semangat kelompok, apabila dalam organisasi orang-orang saling

mencurigai dan sulit untuk mempercayai dan tidak ada perasaan

kelompok maka iklim kerja yang demikian disebut dengan semangat

kerja yang rendah.

e. Kejelasan, suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang tidak jelas,

orang-orang merasa tidak mengetahui dengan pasti yang mana

tanggungjawab dan wewenangnya.

f. Standar, ketentuan yang ditetapkan tentang mutu dari hasil kerja yang

dikerjakan oleh para anggota.

g. Kepemimpinan, untuk menciptakan suatu organisasi efektif perlu

adanya iklim organisasi yang meliputi harapan pegawai yang tinggi,

sikap yang positif, kurikulum terorganisir dan sistem reward dan

intensif pegawai.
16
Selanjutnnya Streess dalam Winata (2013:32) mengemukakan lima

faktor yang mempengaruhi iklim organisasi, yaitu :

a. Penempatan Personalia

Masalah penempatan personalia atau penempatan sangat penting,

karena apabila terjadi kesalahan dalam penempatan dapat menjadikan

perilaku pegawai menjadi terganggu dan pada akhirnya bisa merusak

iklim organisasi. Dalam penempatan seorang pemimpin hendaknya

melihat berbagai aspek atau kondisi seperti, spesialisasi yang dimiliki,

kegemaran, keterampilan, pengalaman watak.

b. Pembinaan Hubungan Komunikasi

Dalam lingkungan organisasi bahwasanya tidak luput dari proses

komunikasi, dalam kehidupan sehari-hari komunikasi sangat berperan

dan iklim organisasi tercipta karena adanya komunikasi. Hubungan

yang dibangun bersifat formal dan non formal. Komunikasi yang

bersifat formal dapat berlangsung dalam suasana rapat atau kegiatan

formal lainnya. Sedangkan komunikasi yang bersifat informal

berlangsung dalam kegiatan diluar kedinasan, misalnya pada saat

istirahat di luat forum formal. Komunikasi informal tidak bisa diabaikan

oleh pimpinan karena akan membutuhkan keakraban.

c. Pendinasan dan Penyelesaian Konflik

Setiap organisasi akan mengalami perubahan atau perkembangan

dalam setiap aspeknya seiring dengan perubahan lingkungan. Proses

perubahan ini sangatlah penting untuk mengantisipasi supaya tidak

terjadi stagnasi bahkan kemunduran organisasi. Peran pimpinan dalam


17
hal ini yaitu membuat para personil/pegawai menjadi lebih dinamis dan

mampu mendukung kemajuan organisasi. Untuk itu pimpinan perlu

untuk menciptakan suatu kondisi yang dinamis dengan cara memberi

kebebasan pada pegawai untuk mengambangkan kreativitasnya dan

merealisasikan ide-ide nya.

d. Pengumpulan dan Pemanfaatan informasi

Informasi memegang peranan yang penting dalam sebuah

organisasi sebagai penghubung antara berbagai bagian organisasi

sehingga tercipta keutuhan organisasi. Informasi sangat bermanfaat bagi

organisasi terutama dalam penyusunan program kerja organisasi,

mendukung kelancaran penggunaan metode kerja dan sebagai alat

control atau pengawasan.

e. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan kerja sering disebut juga sebagai suasana atau

keadaan dalam kerja. Adapun yang dimaksud hal ini yaitu mencakup

keadaan fasilitas atau sarana yang ada, misalnya ruangan untuk

pimpinan, ruang rapat, lobi, ruang kerja pegawai, ruang tamu dan lain-

lain. Kondisi fasilitas ini sebenarnya tidak langsung mempengaruhi

sehat tidaknya iklim kerja tetapi memberikan efek terhadap suasana hati

pegawai yang ada di dalamnya. Apabila faislitas-fasilitas tersebut cukup

lengkap, tertata rapi dan bersih akan membuat pegawai merasa nyaman

dan potensi dirinya akan berkembang.

Selain faktor internal, faktor eksternal pun perlu diperhatikan seperti

kondisi keamanan dan keadaan di sekeliling kantor. Hal inilah yang


18
mendukung terciptanya iklim kerja yang menyenangkan, dari iklim kerja

yang nyaman akan berakibat pada kinerja pagawai yang baik pula. Jika

kita melihat dalam dunia pendidikan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengelolaan ruang yang baik antara lain :

a. Kondisi fisik, mencakup:

1) Ruang tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar

2) Pengaturan tempat duduk

3) Ventilasi dan pengaturan cahaya

4) Pengaturan penyimpanan barang-barang

b. Kondisi Sosio-Emosional, mencakup:

1) Tipe kepemimpinan

2) Sikap guru

3) Suara guru

4) Dan pembinaan hubungan baik.

c. Kondisi Organisasional

Merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan secara organisasional

baik pada tingkat kelas ataupun tingkat organisasi. Sama halnya dengan

suatu lembaga adanya kondisi organisasional.

Berdasarkan pemaparan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

iklim organisasi dapat disimpulkan bahwasanya iklim yang mempengaruhi

hubungan dengan keadaan yang dirasakan oleh seorang pagawai dalam

organisasi atau tempat ia bekerja sebagai perwujudan bentuk perilaku-

perilaku dari setiap individu. Penciptaan iklim hubungan pegawai dalam

hal keyakinan, kepercayaan dan keterbukaan merupakan perimbangan


19
mendasar dalam memberikan hasil. Iklim organisasi itu dianggap sejalan

dengan produktivitas yang tinggi dan implementasi strategi organisasi

yang efektif.

Iklim organisasi merupakan iklim terbuka dan mendorong karyawan

untuk mengungkapkan dan lebih memberikan ruang kerja untuk

memberikan kreatifitas yang tinggi pada saat melaksanakan pekerjaannya,

maka akan memberikan dampak yang positif dan meningkatkan kinerja

para pegawainya. Oleh karena itu, berdasarkan dari faktor-faktor yang

mempengaruhi iklim organisasi yang telah dijelaskan, maka diambilah

beberpaa faktor yang dapat dijadikan indikator dalam penelitian ini yaitu,

kondisi internal, kondisi eksternal, interaksi dan semangat kelompok.

3. Pengukuran Iklim Organisasi

Manurut Sumantri (2001:143), pengukuran iklim organisasi dalam

beberapa hal sama dengan pengukuran kepribadian individu. Informasi

tingkat pertama diperoleh dari suatu gambaran informal (informal

description). Hal ini mencakup catatan seseorang mengenai aktifitas

organisasi yang dilakukan dengan observasi terhadap rapat, dokumen-

dokumen, surat menyurat, nota peringatan dan bahkan interpretasi yang

didasarkan pada segala sesuatu seperti kotak telepon kantor yang selalu

terkunci. Deskripsi ini memberi bahan untuk mengambil kesimpulan

organisasi misalnya demokratis, otoriter, konservatif ataupun non

komunikatif. Selanjutnya tingkatan yang lain dari informasi, yaitu dengan

melalui orang-orang dalam organisasi. apa yang mungkin diberikan orang-

orang yang mungkin merasakan iklim, berbeda dalam hal bagaimana


20
mereka menerima atau menolak peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah

dan bagaimana mereka memandang lingkungan sosial umumnya.

4. Indikator Iklim Organisasi

Stringer dalam Wirawan (2010:123) menyebutkan bahwa karakteristik

atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota

organisasi untuk berperilaku tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi

yang diperlukan, yaitu:

a. Struktur.

Struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi

dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan

tanggung jawab mereka, terdiri atas: Peran yang jelas dalam pekerjaan

dan Tanggungjawab pekerjaan

b. Standar-standar.

Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat

kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya

dengan baik, terdiri atas: Derajat kebanggaan pada perusahaan dan

pekerjaan dan Refleksi perasaan karyawan

c. Tanggung jawab.

Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi

“pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai

keputusannya dari orang lain, terdiri atas : Kemandirian dalam

menyelesaikan pekerjaan.
21
d. Pengakuan.

Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Indikator pengakuan terdiri

atas : Imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan

pekerjaan.

e. Dukungan.

Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan

saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja, terdiri atas :

Hubungan dengan rekan kerja yang lain dan Hubungan dengan atasan

2.1.2 Komitmen

1. Pengertian Komitmen

Komitmen digambarkan sebagai sikap yang memiliki keinginan kuat

untuk tetap berorganisasi tertentu, berusaha keras sesuai keingainan

organisasi, dan keyakinan terhadap penerimaan nilai dan tujuan organisasi

Luthans (2006:249). Menurut Panggabean (2004:132) komitmen adalah

kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi

tertentu. Dilain pihak komitmen sebagai kecendrungan untuk terikat dalam

garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya

pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja).

Menurut Sunarto (2005:25), komitmen adalah kecintaan dan

kesetiaan, terdiri dari: penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan,

keinginan untuk tetap berada dalam organisasi, dan kesediaan untuk

bekerja keras atas nama organisasi. Menurut Robbins (2008:99) Komitmen


22
karyawan terhadap organisasi organisasi yaitu sampai tingkat mana

seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-

tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

tertentu. komitmen kerja karyawan menentukan berhasil tidaknya tujuan

yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini berarti

apabila setiap anggota organisasi memiliki komitmen yang tinggi maka

besar kemungkinan keberhasilan atau kesuksesan dapat tercapai.

Keberhasilan suatu organisasi akan berdampak baik bagi kelangsungan

hidup organisasi atau perusahaan dan karyawannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan mencakup

unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan

identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Untuk mendapatkan

hasil kinerja yang diinginkan suatu perusahaan atau organisasi harus

mengetahui motif dan tujuan serta keanekaragaman dari perilaku dan

komitmen karyawannya.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mempengaruhi kinerja

seseorang dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu

organisasi, karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan

bersikap profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah

disepakati bersama dalam organisasi, yang fokusnya adalah nilai-nilai dan

sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan. Karena perusahaan meyakini

bahwa tanpa ko mitmen karyawan yang tinggi maka perusahaan tidak akan

sukses.
23
2. Indikator Komitmen

Zurnali (2010) dengan mengacu pada pendapat-pendapat Meyer and

Allen mendefinisikan masing-masing komponen indikator sebagai berikut:

a. Affective commitment atau komitmen afektif

Komitmen afektif adalah perasaan cinta pada organisasi atau

perusahaanyang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan

membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan

organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.

b. Continuance commitment atau komitmen berkelanjutan

Komitmen berkelanjutan adalah perasaan berat untuk

meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan

pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan

yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.

c. Normative Commitment atau komitmen normatif

Komitmen normatif adalah perasaan yang mengharuskan untuk

bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab

terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai, dan

keyakinan karyawan.

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen memiliki tiga

aspek atau komponen yaitu komitmen normatif yang didasarkan perasaan-

perasaan pegawai tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada

organisasi dan tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus

dilakukan. Komitmen berkelanjutan yang didasarkan hasrat yang dimiliki

oleh individu didasarkan pada persepsi tentang kerugian yang akan


24
dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi, sehingga individu merasa

membutuhkan untuk dihubungkan dengan organisasi serta komitmen

afektif, yaitu suatu pendekatan emosional dari individu dalam keterlibatan

dengan organisasi, sehingga individu akan merasa dihubungkan dengan

organisasi, berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan

karyawan didalam suatu organisasi.

3. Jenis-Jenis Komitmen

Jenis - jenis komitmen menurut Robbins (2008:101) adalah:

a. Komitmen afektif yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan

keyakinan dalam nilai-nilainya.

b. Komitmen berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan

dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan

organisasi tersebut.

c. Komitmen normatif yaitu komitmen untuk bertahan dengan organisasi

untuk alasan-alasan moral atau etis.

Jenis komitmen menurut Allen dan Meyer (1997:76) terbagi atas tiga

komponen yaitu:

a. Komitmen afektif (affective commitment)

Berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan

karyawan di dalam suatu organisasi. Komitmen afektif merupakan

proses perilaku dimana melalui hal tersebut seseorang akan berfikir

menge nai hubungan mereka dengan organisasi dalam hal nilai dan

kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan tingkat dimana tujuan

individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang diperkirakan secara


25
langsung mempengaruhi keinginan individu untuk tetap tinggal dalam

organisasi. Sehingga karyawan dengan afektif tinggi masih bergabung

dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi.

b. Komitmen normatif (normative commitment)

Merupakan perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus

diberikan kepada organisasi. Komponen normatif berkembang sebagai

hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan

kewajiban yang dimiliki karyawan.Keinginan karyawan untuk tinggal

dalam organisasi berdasarkan pada tugas, loyalitas, dan kewajiban

moral. Tipe ini mungkin berasal dari kebudayaan individu atau etik

kerja, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk tetap tinggal

dalam organisasi. Perasaan loyalitas dan tugas mendasari komitmen

normatif yang mempengaruhi individu untuk tetap tinggal dalam

organisasi karena itu memang kewajiban mereka. Komitmen ini juga

menimbulkan perasaan kewajiban kepada karyawan untuk memberikan

balasan atas apa yang pernah diterimanya dari organisasi.

c. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

Berarti komponen yang berdasarkan persepsi karyawan tentang

kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi.

Karyawan dengan dasar organisasi tersebut disebabkan karena

karyawan tersebut membutuhkan organisasi. Hal ini juga dapat dilihat

sebagai suatu keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi karena


26
pertimbangan biaya ketika mereka keluar. Biaya tersebut ditunjukkan

dalam dua cara yang berbeda :

1) Sebagai individu memperoleh kedudukan dalam organisasi, seiring

dengan bertambahnya masa jabatan mereka maka mereka telah

memiliki keuntungan, misalnya dalam bentuk rancangan pensiun,

senioritas, spesialisasi keahlian, rasa kesatuan, ikatan kekeluargaan,

dan lain-lain.

2) Individu mungkin merasa mereka seharusnya tetap tinggal pada

pekerjaannya sekarang karena mereka tidak memiliki alternatif

perkerjaan lain.

Kemudian Allen dan Mayer menyimpulkan bahwa karena tidak

adanya pilihan pekerjaan lain, maka karyawan dengan tingkat continuance

commitment yang tinggi akan tinggal dalam organisasi karena mereka

merasa memang seharusnya seperti itu. Karyawan yang memiliki ko

mitmen organisasi dengan dasar afektif memiliki tingkah laku yang

berbeda dengan pegawai dengan dasar continuance. Karyawan yang

memang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk berusaha

yang sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya karyawan yang terpaksa

menjadi anggota organisasi akan menghindari kerugian finansial dan

kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak

maksimal.
27
4. Motif yang Mendasari Komitmen

Menurut Munandar (2004: 79) ada dua motif yang mendasari

seseorang untuk berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya antara

lain:

1. Side-best orientation

Hal ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian yang dialami

atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada organsasi

apabila meninggalkan organisasi tersebut. Dasar pemikiran ini adalah

bahwa meninggalkan organisasi akan merugikan karena takut

kehilangan hasil kerja kerasnya yang tidak bisa diperoleh dari tempat

lain.

2. Goal-congruance orientation

Hal ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian antara tujuan

personal individu dan organisasi sebagai hal yang menentukan

komitmen pada organisasi. Pendekatan ini menyatakan bahwa

komitmen karyawan pada organisasi dengan goal-congruance

orientation akan menghasilkan karyawan yang memiliki penerimaan

atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan untuk membantu

organisasi, keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai

tujuan, serta hasrat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

2.1.3 Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat


28
kesediaan dan tingkat kemempuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seeorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Kinerja merupan perilaku nyata yang ditampilkan setiap

orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan

perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan

perusahaan adalah dengan cara melihat hasil dari penilaian kinerja. Dari

hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh

kinerja karyawan atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil kerja

konkret yang dapat diamati dan dapat diukur, rivai (2004;55).

Menurut maryanti (2001;38), bahwa performance atau kinerja adalah

hasil atau keluaran dari suatu proses. Sedangkan menurut Gorda

(2004;119), kinerja merupakan hasil kerja yang disumbangkan seorang

karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya terhadap

organisasi atau perusahaan yang didasarkan atas kecerdasan spiritual,

intelegensia, emosional, dan kecerdasan mengubah kendala menjadi

peluang serta keterampilan fisik yang diarahkan kepada pemanfaatan

sumber daya yang disediakan oleh organisasi atau perusahaan.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan

manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan

cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi


29
pekerjaan dalam satu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun,

sastrohadiwiryo (2003;44). Sebagai alat ukur untuk menilai kinerja

karyawan yaitu kuantitas dan kualitas terhadap pekerjaan yang ditangani,

kerapian dalam mengerjakan suatu pekerjaan, pengalaman, ketelitian

didalam mengerjakan pekerjaan, kesesuaian dan ketepatan waktu

karyawan dalam melaksanakan suatu perkerjaan atau tugas yang dievaluasi

dengan menggunakan tolak ukur tertentu dengan objektif dan dilakukan

secara berkala. Kegiatan dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-

masing tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan

selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang sesuai dengan

deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan yang berhubungan dengan

masalah ketenagakerjaan lainnya.

Tujuan penilaian kinerja selain dapat digunakan sebagai standar dalam

penentuan tinggi rendahnya kompensasi serta administrasi bagi tenaga

kerja, penilaian kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai :

a. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

b. Nasehat yang perlu disampaikan kepada tenaga kerja dalam perusahaan.

c. Alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan

dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi para

tenaga kerja.

d. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerjaan.


30
e. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketengakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan

ketenagakerjaan lainnya.

Unsur-unsur yang dinilai dalam proses penilaian pada umumnya

adalah :

a. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mantaati,

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan tanggungjawab tersebut

harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang

bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari serta dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja

terhadap perusahaan sangat berhubungan dengan pengabdiannya.

Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang

ikhlas dengan mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan

pribadi.

b. Prestasi Kerja

Yang dimaksud prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh

seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

c. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya sebaik-


31
baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan

yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

d. Ketaatan

Yang dimaksud dengan ketaatan adalah kesanggupan seorang

tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-

undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mantaati peraturan

kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan

untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan

maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

e. Kejujuran

Yang dimaksud kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga

kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk

tidak menyalah gunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

f. Kerja Sama

Kerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja

bersama-sama orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan

pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan

hasil guna yang sebesar-besarnya.

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk

mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu

tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa

menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.


32
h. Kepemimpinan

Yang dimaksud kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki

seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain)

sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakn tugas

pokok. Penilaian unsur kepemimpinan bagi tenaga kerja sebenarnya

khusus diperuntukkan bagi tenaga kerja yang memiliki jabatan seluruh

hirarki dalam perusahaan.

Soemarsono (2001;127), mengemukakan beberapa sifat yang paling

umum diadakan penilaian bagi tenaga kerja dibidang produksi, tenaga

administratif dan tenaga kerja yang memiliki kedudukan sebagai

manajemen dalam perusahaan adalah :

a. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja dibidang

produksi, meliputi :

1) Kualitas kerja (quality of work)

2) Kuantitas kerja (quantity of work)

3) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job)

4) Ketergantungan (dependability)

5) Kerjasama (cooperation)

6) Adaptasi/penyesuaian diri (adaptability)

7) Kehadiran (attendance)

8) Kepandaian yang beragam (versatility)

9) Kesehatan (health)

10) Keamanan (safety)


33
b. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja dibidang

administratif, meliputi :

1) Kuantitas kerja (quantity of work)

2) Ketergantungan (dependability)

3) Kualitas kerja (quality of work)

4) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job)

5) Kerjasama (cooperation)

6) Inisiatif/prakarsa (initiative)

7) Adaptasi/penyesuaian diri (adaptability)

8) Pendapat/pengambilan keputusan (judgement)

9) Kehadiran (attendance)

10) Kesehatan (health)

c. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja dibidang

administratif, meliputi :

1) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job)

2) Kerjasama (cooperation)

3) ketergantungan (dependability)

4) Kualitas kerja (quality of work)

5) Pendapat/pengambilan keputusan (judgement)

6) Inisiatif/prakarsa (initiative)

7) Kuantitas kerja (quantity of work)

8) Kepemimpinan (leadership)

9) Perencanaan dan organisasi (planning and organization )

10) Kesehatan (health)


34
3. Indikator Kinerja

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam

indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

a. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan karyawan.

b. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

d. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan

dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu

tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi

dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

2.2 Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kinerja (X1-Y)

Lingkungan internal suatu organisasi yang dipersepsikan dan

dirasakan oleh para karyawan yang mempunyai hubungan dengan

organisasi mengenai apa yang terjadi di dalam lingkungan suatu organisasi

secara rutin yang dapat memotivasi karyawan yang nantinya


35
mempengaruhi sikap dan prilaku serta kinerja anggota yang akan

menentukan kinerja organisasi. Steers (2000:116), menyatakan bahwa

iklim organisasi mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan dengan

membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari

berbagai tindakan atau dengan kata lain peningkatan iklim organisasi dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja. Popa (2011) juga

mendukung pendapat ini. Berdasarkan kajian yang dilakukannya yang

menghasilkan kesimpulan bahwa iklim organisasi mempengaruhi kinerja

seseorang. Iklim kerja yang baik cenderung menghasilkan persepsi yang

baik sehingga karyawan memahami arah dan tujuan organisasi serta

termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih baik. Individu yang

memiliki kinerja yang tinggi disebabkan oleh persepsi mereka tentang

situasi lingkungan psikologis mereka juga tinggi. Kondisi iklim organisasi

yang baik dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mendorong pegawai

untuk lebih produktif dalam bekerja. Pegawai yang merasakan perusahaan

atau organisasinya bertanggung jawab dalam memfasilitasi pengalaman

yang positif, maka akan meningkatan kinerjanya. Penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Parker (2003), Agusman (2004),

Cahyani (2009), Tobing (2010), Putter (2010), Vashdi, Vigoda_Gadot dan

Shlomi (2012) yang menemukan bahwa iklim organisasi memiliki

hubungan positif yang signifikan kinerja. sehingga semakin baik iklim

organisasi maka akan semakin baik pula kinerja pegawai.


36
2. Hubungan Komitmen dengan Kinerja (X2-Y)

Komitmen merupakan sikap seseorang dalam mengidentifikasikan

dirinya terhadap organisasi beserta nilai-nilai dan tujuannya, serta

keinginan tetap menjadi anggota untuk mencapai tujuan. Jika karyawan

merasa bahwa sikap dan nilai yang dianutnya sejalan dengan nilai-nilai

yang ditetapkan dalam organisasi maka akan mendorong karyawan untuk

mencapai tujuan organisasi, hal ini penting dalam upaya meningkatkan

kinerja. Menurut Robbins (2008:99) komitmen karyawan terhadap

organisasi organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak

pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat

memelihara keanggotaan dalam organisasi tertentu. Dalam mencapai

kinerja yang baik setiap karyawan dalam suatu organisasi harus memiliki

perilaku yang melibatkan rasa loyalitas kepada organisasi tersebut.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mepengaruhi kinerja seseorang

dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu organisasi,

karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap

profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati

bersama dalam organisasi, yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap

(attitude) yang dimiliki oleh karyawan. Dengan demikian komitmen

karyawan mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kinerja

karyawan, jika seorang karyawan memiliki komitmen yang tinggi maka

karyawan tersebut akan bekerja dengan maksimal. Pendapat tersebut

didukung oleh Luthans (2006) menyatakan bahwa baik penelitian masa

lalu maupun penelitian terakhir mendukung adanya pengaruh dari


37
komitmen karyawan terhadap kinerja, serta berpengaruh negatif terhadap

keinginan untuk pindah serta kemangkiran kerja.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya. Penelitian

sebelumnya dilakukan oleh Gabriel Kawas Tarigan, Universitas

Mulawarman, tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi dan

Komitmen Karyawan Terhadap Kedisiplinan Karyawan Pada Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan komitmen organisasi

terhadap kedisiplinan kerja pada karyawan wanita PDAM Tirta Kencana

Samarinda. Data dikumpulkan dengan metode angket dan dianalisis

menggunakan regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dan kemampuan prediksi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Sampel dalam penelitian ini adalah 66 orang karyawan PDAM Tirta Kencana

Samarinda yang didapatkan menggunakan purposive sampling. Hasil analisis

pengaruh iklim organisasi dan komitmen organisasi terhadap kedisiplinan

kerja didapatkan hasil Fhitung = 1.626 > Ftable = 1,15 , R2= 0.049 dan p = 0.010

(p < 0.05) hal ini dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang kuat dan

signifikan antara iklim organisasi dan komitmen organisasi terhadap

kedisiplinan kerja. Iklim organisasi terhadap kedisiplinan kerja dengan

menggunakan analisis regresi didapatkan hasil beta = 0.036, t = 0.280 dan p =

0.021 (p < 0.05) terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan. Kemudian hasil

analisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kedisiplinan kerja didapatkan

hasil beta = 0.209, t Hitung = 1.644 > t Table =0.270 dan p = 0.018. hal ini
38
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara

komitmen organisasi terhadap kedisiplinan kerja. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada tujuan penelitian, objek

penelitian, variabel terikat, dan dimensi waktu.

Penelitian serupa dilakukan oleh Dede Marlina (2012) dari Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatra Utara dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi

dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Umum Pada

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi dan komitmen

karyawan terhadap kinerja karyawan pada Bagian Umum PT Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan. Metode penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana dan analisis

kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data

statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah

42 orang karyawan pada Bagian Umum PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus

yang terdiri dari 42 orang karyawan pada Bagian Umum PT Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara serempak iklim organisasi dan komitmen karyawan terhadap

kinerjakaryawan pada Bagian Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan. Uji parsial menunjukkan bahwa variabe l iklim organisasi yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.


39
BAB III
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berfikir.

Iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan

internal organisasi yang secara relatif dirasakan oleh anggotaorganisasi yang

kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya. Iklim organisasi

yang dirasakan individu secara positif (menyenangkan) akan memberikan

tampilan kerja yang baik dan efektif yang akan mempengaruhi pada

keberhasilan organisasi

a. Struktur

Merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi dengan baik

dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab

mereka.

b. Standar-standar

Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat

kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya

dengan baik.

c. Tanggung jawab

Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “pimpinan

diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya

dari orang lain.

d. Pengakuan.

Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik.

39
40
e. Dukungan.

Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling

mendukung yang berlaku dikelompok kerja.

f. Komitmen.

Merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai anggota

organisasi. Meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin

dicapai oleh perusahaan.

Menurut Robbins (2008:99) komitmen karyawan terhadap organisasi

organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi tertentu. Dalam mencapai kinerja yang baik

setiap karyawan dalam suatu organisasi harus memiliki perilaku yang

melibatkan rasa loyalitas kepada organisasi tersebut. Perilaku dan komitmen

itu sendiri juga mepengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja. Komitmen

dipandang penting dalam suatu organisasi, karena dengan komitmen yang

tinggi seorang karyawan akan bersikap profesional dan menjunjung tinggi

nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam organisasi, yang fokusnya

adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan. Adapun

Indikator komitmen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Affective commitment atau komitmen afektif

Komitmen afektif adalah perasaan cinta pada organisasi atau

perusahaanyang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina

hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi

dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.


41
b. Continuance commitment atau komitmen berkelanjutan

Komitmen berkelanjutan adalah perasaan berat untuk meninggalkan

organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan

biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan

dengan partisipasi di dalam organisasi.

c. Normative Commitment atau komitmen normatif

Komitmen normatif adalah perasaan yang mengharuskan untuk

bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab

terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai, dan

keyakinan karyawan.

Kinerja karyawan merupaka catatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan

yang spesifik atau aktivitas selama periode waktu tertentu (Gomes, 2003: 39).

Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk penelitian ini antara lain:

a. Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan karyawan.

b. Kuantitas.

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu.

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang

dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.


42
d. Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil

dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e. Kemandirian.

Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat

menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat

dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan

tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Gambar 3.1
Kerangka berfikir

Iklim Organisasi (X1)


Indikatornya :
1) Struktur
2) Standar-standar
3) Tanggungjawab
4) Pengakuan
Kinerja karyawan (Y)
5) Dukungan
Indikatornya :
6) Komitmen
1) Kualitas
(Stringer dalam Wirawan : 2010)
2) Kuantitas
3) Ketepatan Waktu
4) Efektivitas
Komitmen (X2) 5) Kemandirian
Indikatornya : (Robbins: 2006)
1) Komitmen afektif
2) Komitmen berkelanjutan
3) Komitmen Normatif
(Zurnali : 2010)

Sumber : Hasil pemikiran peneliti

Keterangan : : Berpengaruh Simultan


: Berpengaruh Parsial
43
3.2 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat disusun hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Diversey Bali.

2. Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

pada PT. Diversey Bali.

3. Iklim organisasi dan komitmen secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Diversey Bali.


44
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Diversey Bali, yang beralamat di Jalan

Tukad Balian Gang Citra No. 3B, Denpasar, Bali.

4.2 Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah iklim organisasi, Komitmen serta kinerja

karyawan pada PT. Diversey Bali.

4.3. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang diteliti yaitu:

1. Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah iklim

organisasi (X1) dan Komitmen (X2).

2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung dengan variabel lain.

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah kinerja

karyawan.

4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional terkait dengan objek penelitian, yaitu :

1. Iklim organisasi (X1)

Merupakan keadaan atau kondisi lingkungan tempat bekerja yang

dirasakan dalam organisasi, sebagai perwujudan dan penggabungan dari

berbagai perilaku individu dengan komponen serta lingkungan organisasi

44
45
sehingga menjadi suatu bentuk kehidupan. Adapun indikator iklim

organisasi antara lain:

f. Struktur. Kemampuan karyawan memiliki peran dan tanggung jawab

dalam struktur organisasi perusahaan

g. Standar-standar. Kemampuan karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai

standar-standar yang ditetapkan perusahaan

h. Tanggung jawab. Kemampuan karyawan untuk bertanggungjawab

penuh atas tugas yang dikerjakan.

i. Pengakuan. Kemampuan karyawan dalam mendapatkan pengakuan dari

atasan apabila menyelesaikan pekerjaan dengan baik

j. Dukungan. Karyawan mendapatkan dukungan dari atasan apabila

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

k. Komitmen. Kemempuan karyawan dalam membangun komitmen yang

tinggi untuk selalu menjadi bagian dari perusahaan ini

2. Komitmen (X2)

Kecintaan dan kesetiaan, terdiri dari: penyatuan dengan tujuan dan

nilai-nilai perusahaan, keinginan untuk tetap berada dalam organisasi, dan

kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi. Adapun Indikator

komitmen antara lain:

d. Affective commitment atau komitmen afektif: Komitmen karyawan

untuk bekerja selama mungkin di perusahaan ini karena hubungan

dengan perusahaan dan karyawan lainnya sudah terjalin dengan baik.

e. Continuance commitment atau komitmen berkelanjutan. Komitmen

karyawan untuk bertahan di perusahaan karena factor-faktor ekonomi.


46
f. Normative Commitment atau komitmen normatif

Saya merasa memiliki komitmen untuk bertahan karena kewajiban dan

tanggung jawab terhadap perusahaan.

3. Kinerja (Y)

Merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemempuan tertentu. Adapun indikator kinerja yang

digunakan untuk penelitian ini antara lain:

f. Kualitas. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan

dengan kualitas kerja yang baik.

g. Kuantitas. Kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai

kuantitas yang ditetapkan perusahaan.

h. Ketepatan waktu. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

i. Efektivitas. Penempatan karyawan sesuai kemampuan untuk

mengefektivitaskan kinerja perusahaan.

j. Kemandirian. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas saya

secara mandiri/individual.

4.5 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan

menjadi dua yaitu sebagai berikut :


47
a. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinyatakan dengan angka-angka

dan dapat dihitung seperti jumlah karyawan, peringkat penilaian kerja,

bobot penilaian, katagori peringkat kinerja dan hasil penilaian kinerja

karyawan.

b. Data kualitatif adalah data-data yang tidak dapat dinyatakan dengan

angka-angka seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi.

2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan

menjadi dua yaitu:

1. Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya

oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah

data hasil kuesioner yang dikumpulkan dari karyawan, mengenai iklim

organisasi , Komitmen karyawandan kinerja karyawan.

2. Sumber data sekunder adalah data yang terlebih dahulu dikumpulkan

dan dilaporkan oleh orang lain diluar peneliti sendiri. Data ini dapat

berupa data dan informasi yang diperoleh dari sumber data internal,

seperti: stuktur organisasi dan sejarah perusahaan.

4.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek dan subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan ukuran populasi adalah

banyaknya objek psikologis yang menjadi anggota sebuah populasi.


48
Atas pemahaman tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan di PT. Diversey Bali yang berjumlah 33 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:91) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sedangkan

ukuran sampel adalah banyaknya objek psikologis yang merupakan

anggota sampel, pada umumnya populasi yang besarnya dibawah 100

sebaiknya diambil seluruhnya sebagai sampel sedangkan jumlah

populasi yang lebih besar dari 100 dapat diambil 10%-20% atau 20%-

30%. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini adalah hanya 33

orang maka dengan sendirinya semua anggota populasi digunakan

sebagai responden dengan kata lain penelitian ini adalah penelitian

sensus.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

langsung dengan pimpinan perusahan dan karyawan.

2. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan

pencatatan dokumen perusahan seperti sejarah perusahan, struktur

organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab karyawan.

3. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

pertanyaan yang diisi oleh karyawan. Setiap pertanyaan memiliki 5

kriteria jawaban sabagai berikut.


49
Keterangan untuk jawaban:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

CS : Cukup Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Jawaban mempunyai skor nilai sebagai berikut:

1) Jawaban sangat setuju, mendapat skor 5

2) Jawaban setuju, mendapat skor 4

3) Jawaban cukup setuju, mendapat skor 3

4) Jawaban tidak setuju, mendapat skor 2

5) jawaban sangat tidak setuju, mendapat skor 1

4.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010), Instrumen penelitian adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya. Secara umum terdapat dua jenis Instrumen yaitu

instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan instrumen yang sudah

terstandar (Arikunto, 2005:164). Penelitian yang menggunakan instrument

terstandar tidak terlalu dituntut untuk melakukan uji coba kembali.

Sedangkan penelitian yang disusun sendiri mempunyai kewajiban untuk

menguji kembali instrumennya agar data yang terkumpul benar-benar data

yang andal (Arikunto, 2010:165). Berdasarkan hal tersebut penting dilakukan


50
pengujian untuk memastikan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen-

instrumen penelitian sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan

1. Uji Validitas

Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner (Ghozali, 2007). Kesahihan / kevalidan itu perlu

sebab prosesing data yang tidak sah/valid atau bias akan menghasilkan

kesimpulan bukan dari obyek pengukuran (Indriantoro dan Supomo,

2008). Suatu instrumen dapat dinyatakan valid, jika instrumen tersebut

mampu mengukur apa yang hendak diungkapkannya dalam penelitian.

Dengan demikian, uji validitas ini diharapkan dapat menggambarkan

konsistensi internal, Dalam penelitian ini, validitas diuji menggunakan

analisis factor, suatu item dinyatakan valid jika mempunyai loading faktor

lebih besar dari 0,3, dan juga mempunyai kecukupan sample lebih besar

dari 0,5 (Ghozali, 2007). Untuk mengolah data penelitian tersebut

digunakan alat bantu yaitu program SPSS for Windows.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat uji untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2007). Apabila suatu alat ukur

memberikan hasil yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Hasil

ukur itu diterjemahkan dengan koefisien keandalan yaitu derajat

kemampuan alat ukur mengukur perbedaan-perbedaan individu yang ada.

Keandalan itu perlu, sebab data yang tidak andal atau bias tidak dapat
51
diolah lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias.

Pengukuran dilakukan sekali dan reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha. Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Nunnaly (1967) seperti

yang diungkapkan oleh Ghozali (2007:47) bahwa kaidah pengambilan

keputusan reliabilitas sebagai berikut: Jika reliabilitas Cronbach Alpha

melebihi angka 0,6 rnaka item pertanyaan variabel tersebut berstatus

reliabel. Sedangkan jika reliabilitas Cronbach Alpha kurang dari angka 0,6

maka item pertanyaan variabel tersebut berstatus tidak reliabel.

4.9. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam data, variabel

terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi

normal atau tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Data yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas

dilakukan dengan Uji One Sample Komogorov-Smirnov dengan

menggunakan tarif signifikan 0,05 dimana data dikatakan berdistribusi

normal apabila signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Nugroho,

2007:61).

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas..
52
Multikolinieritas dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai tolerance dan

variance inflatin factor (VIF), jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau

jika memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak mempunyai

persoalan multikolinieritas (Imam Ghozali, 2007:57).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan

variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang

lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan

studentized delete residual nilai tersebut (Nugroho, 2005:62).

4.10 Analisis Data

Dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis

dalam penelitian ini, maka digunakan metode analisis dengan menggunakan

pendekatan statistik. Adapun langkah-langkah dalam analisis dapat

disampaikan sebagai berikut:

4.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat keputusan yang bersifat umum.

Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data

melalui table, grafik, diagram, pengukuran tendensi sentral (modus,

median dan mean), perhitungan penyebaran data (perhitungan rata-

rata dan standard deviasi) dan perhitungan presentase (Sugiyono,

2007:66). Pada penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk


53
menggambarkan karakteristik responden dan variabel-variabel

penelitian.

4.10.2 Analisis Infrensial

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk penelitian ini, pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat tercemin pada persamaan dibawah ini (Gujarati,

1999).

Y= 0 + 0X1+ 2X2+ 3x3 + 4x4 + u.

Keterangan :

Y = Kinerja

0 = Konstanta

0, 2, 3, 4 = Koefisien Regresi

X1 = Iklim Organisasi

X2 = Komitmen

u = Variabel Pengganggu

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda

karena analisis ini mampu menginterpretasikan dan menjelaskan

variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat

dan menjelaskan hubungan linier antara Iklim Organisasi dan

Komitmen terhadap Kinerja karyawan.

2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan

hubungan antara Iklim Organisasi dan Komitmen terhadap Kinerja

karyawan (Sugiyono, 2007:272).


54
Kolerasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi

negatif sempurna r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = artinya

korelasinya sangat kuat.

Kretiria yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan

yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Korelasi yang sangat rendah

0.200 – 0,399 Korelasi yang rendah

0,400 – 0,599 Korelasi yang sedang

0,600 – 0,799 Korelasi yang tinggi

0,800 – 1,000 Korelasi yang sangat tinggi

Sumber; Sugiyono (2002 : 184)

3. Analisis Determinasi

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variasi/ perubahan

Kinerja karyawan yang mampu dijelaskan oleh variabel Iklim

Organisasi dan Komitmen secara bersama-sama yang dinyatakan

dalam bentuk persentase (Sugiyono, 2007:283

4. Uji F (F-test)

Menurut Wirawan (2002 : 304), analisis uji F ini digunakan

untuk menguji antara variabel bebas secara bersamaan mempunyai


55
pengaruh yang nyata (signifikant) terhadap variabel terikat. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

R 2 /k  1
F
(1  R 2 )/(n  k - 1)

Keterangan :

F = F garis Regresi

n = Jumlah observasi

k = Jumlah variabel

R2 = Koefisien determinasi

Untuk memudahkan perhitungannya digunakan bantuan alat

analisis statistik SPSS / windows versi 21.0. Menurut Rafiudin (2009 :

86), adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

a) Menentukan formulasi hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah variabel Iklim Organisasi dan

Komitmen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

karyawan pada PT. Diversey Bali Sesuai dengan hipotesis tersebut,

maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut :

Ho : b1,2 = 0, berarti secara simultan tidak ada pengaruh yang

signifikan antara Iklim Organisasi (X1), Komitmen (X2)

dan terhadap Kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey

Bali.

Hi : b1,2 > 0, berarti secara simultan ada pengaruh yang signifikan

antara Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) terhadap

Kinerja karyawan (Y). pada PT. Diversey Bali.


56
b) Pengujian hipotesis mempergunakan level of signifikan 0,05

c) Kriteria pengujian

Ho diterima apabila sig F ≥ α (0,05)

Ho ditolak bila sig F < α (0,05)

d) Penarikan kesimpulan :

Jika Signifikansi F < α (0,05) secara simultan ada pengaruh yang

signifikan antara Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen

(X2) terhadap Kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey

Bali. .

Jika Signifikansi F ≥ α (0,05) secara simultan tidak ada pengaruh

yang signifikan antara Iklim Organisasi (X1) dan

Komitmen (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y) pada

PT. Diversey Bali. .

5. Uji t (t-test)

Menurut Wirawan (2002:304), Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh masing-masing koefisien

regresi dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel

terikat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

bi  β i
ti =
Sb

Keterangan :

t i = besarnya nilai t-hitung

b i = koefisien regresi parsial yang ke-i dari regresi sampel


57
β i = koefisien parsial yang ke-i dari regresi populasi

Sb = kesalahan standar (standar eror) koefisien regresi

Langkah-langkah pengujian.

a) Formulasi Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah variabel Iklim Organisasi

(X1) dan Komitmen (X2) secara parsial berpengaruh terhadap

Kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali. Sesuai dengan

hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya

sebagai berikut :

Ho : b1,2 = 0, berarti tidak ada pengaruh siginifikan antara

Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) secara

parsial terhadap Kinerja karyawan (Y) pada PT.

Diversey Bali.

Hi : b1,2 ≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan antara Iklim

Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) secara parsial

terhadap Kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey

Bali.

b). Ketentuan pengujian

Dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% atau

tingkat kesalahan 5% ( = 5%).

c). Kriteria Pengujian

Ho diterima apabila sig t ≥ α (0,05)

Ho ditolak bila sig t < α (0,05)


58
d). Penarikan Kesimpulan

Jika Signifikansi t < α (0,05) secara parsial ada

pengaruh yang signifikan antara Iklim Organisasi (X1) dan

Komitmen (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y).

Jika Signifikansi t ≥ α (0,05) secara parsial tidak ada

pengaruh yang signifikan antara Iklim Organisasi (X1) dan

Komitmen (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y).


59
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran umum lokasi penelitian

5.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Diversey Bali

PT. Diversey Bali adalah perusahaan global yang memimpin dalam

bidang cleaning komersial, sanitasi dan solusi higienis dengan melayani

pelanggan-pelanggan di perhotelan,pelayanan makanan (food service), retail

,rumah sakit, industri pemrosesan makanan dan minuman, serta sektor-

sektor lainnya, seperti jasa pemeliharaan gedung di seluruh dunia. Diversey

dibentuk pada bulan Mei 2002 ketika Jhonson Wax Professional membeli

Diversey Lever dari Unilever, konglomerat global di bidang makanan,

membuat sebuah perusahaan baru sebagai pemimpin global di dalam

institusi dan industry cleaning dan higienis bisnis. Nama perusahaan

tersebut adalah Diversey, mencerminkan kekuatan dari dua perusahaan yang

memimpin di dalam industry cleaning and higienis di seluruh dunia.

Diversey fokus di dalam menyederhanakan kehidupan pelanggannya dengan

menyediakan produk-produk, solusi-solusi dan keahlian untuk membuat

fasilitas pelanggan menjadi fasilitas yang paling aman dan bersih di dunia.

Kesempurnaan kami dalam pelayanan, bahan kimia yang berkualitas tinggi,

sistem penakaran yang terkini, sistem kontrol dan aplikasi membuat anda

mersakan kedamaian dan nyaman untuk semua keperluan pembersihan dan

sanitasi.

Kategori produk dan program Diversey meliputi :

59
60
1. Pemeliharaan Gedung
2. Food Safty/Food Service
3. Pemeliharaan Toilet
4. Pembersih,Disenfektan
5. Laundry
6. Chemical Management System

PT. Diversey sudah banyak di percaya oleh hotel-hotel di bali untuk

melakukan kontrak kerjasama.

5.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Tujuan dari organisasi dalam hal ini adalah untuk memberi wewenang

kepada bagian-bagian tertentu dalam melaksanakan kegiatan usaha pada

suatu perusahaan. Maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah organisasi itu sendiri. Dengan organisasi yang

baik maka suatu perusahaan akan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Organisasi yang dipakai pada PT. Diversey Bali ini adalah organisasi

dalam bentuk garis, artinya pendelegasian dari atasan langsung kepada

bawahannya. Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling

sederhana. Dalam organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian

dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan (line authority)

langsung dari pimpinan kepada bawahan. Bentuk organisasi diciptakan oleh

Henry Fayol. Struktur Organisasi PT. Diversey Bali dapat dilihat pada

gambar 5.1.
61
Gambar 5.1
Struktur Organisasi PT. Diversey Bali
Sales Director

Regional Sales Manager

HRD Admin dan Accounting

TCS (Technical TAM (Territory Account BDM (Business Development


Customer Service) Manager Manager)

Technician

Helper

Driver

Sumber: PT. Diversey

5.1.3 Deskripsi Jabatan

1. Sales Director

a) Bertanggung Jawab atas semua kegiatan Pemasaran Perusahaan

b) Wajib berkoordinasi dengan tim Operasional dan Finance untuk

menjamin operasional yang tanpa hambatan bagi kemajuan

perusahaan, serta memastikan komunikasi yang berkesinambungan

dengan CEO perusahaan/Direksi.


62
c) Menentukan harga jual, produk (layanan) yang akan di launching,

jadwal kunjungan serta system promosi untuk memastikan

tercapainya target.

d) Memonitor perolehan order di semua cabang serta mengatur

forecast untuk memastikan target permintaan terpeuhi secara

optimal.

e) Menganalisa serta mengembangkan strategi marketing untuk

meningkatkan jumlah pelanggan dan layanan sesuai dengan target

yang ditentukan.

f) Menganalisa dan memberikan arah pengemangan pelayanan untuk

memastikan pengembangan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

konsumen.

g) Mengawasi pemilihan, pelatihan dan pengawasan terhadap staf.

h) Memastikan terpenuhinya standar K3 sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

2. Regional Sales Manager

a) Bertanggung jawab kepada Sales Director / Direksi Perusahaan

b) Mengatur Territory Account Manager dan Business Development

Manager

c) Mengelola semua aktivitas tim sales dan tim marketing perusahaan

untuk mencapai tujuan bersama dan memastikan pencapaian target

perusahaan di cabang masing-masing.


63
d) Memastikan semua prosedur standar perusahaan dipatuhi oleh

semua anggota tim sales & marketing, sesuai dengan kode etik dan

perundangan / hukum yang berlaku di Indonesia.

e) Melakukan kunjungan yang teratur ke dealer/customer perusahaan,

membina hubungan baik dengan principal / supplier dan

dealer/customer kunci perusahaan.

f) Wajib melakukan pengembangan diri sendiri tentang pengetahuan

produk, intelijen pasar, kemampuan leadership.

3. HRD

a) Bertanggung jawab di dalam pengelolaan dan pengembangan

Sumber Daya Manusia, yaitu dalam hal perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan kegiatan sumber daya manusia, termasuk

pengembangan kualitasnya dengan berpedoman pada

kebijaksanaan dan prosedur yang berlaku di perusahaan.

b) Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan-kegiatan pembinaan government & industrial serta

mempunyai kewajiban memelihara dan menjaga citra perusahaan.

c) Menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi anggaran

biaya kegiatan secara efektif dan efisien serta bertanggung jawab

terhadap setiap pengeluaran hasil kegiatan

d) Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengawasan dan

melaksanakan evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan.


64
e) Melaksanakan seleksi, promosi, transfering, demosi terhadap

karyawan yang dianggap perlu.

f) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan dan

kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan mental,

keterampilan dan pengetahuan karyawan sesuain dengan standard

perusahaan.

g) Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan

rekapitulasi absensi karyawan, perhitungan gaji, tunjangan dan

bonus.

4. Accounting

a) Bertanggung jawab atas kas kecil perusahaan.

b) Menyiapkan dan mencetak faktur penjualan harian

c) Membuat dan memeriksa laporan keuangan harian

d) Melakukan cetak kontrak bon setiap awal bulan

e) Menyiapkan surat jalan dan cetak faktur kepada customer untuk

penagihan

f) Melakukan administrasi yang berhubungan dengan Accounting

g) Melakukan input data ke system & membantu proses admin kantor

h) Membuat laporan pembayaran

i) Memastikan seluruh data sesuai dan benar

j) Mengurus inbound dan outbond

k) Mengurus Stock barang

5. TCS (Technical Customer Service)

a) Menanggapi keluhan yang diajukan oleh pelanggan.


65
b) Memberikan bantuan dan jawaban atas masalah teknis pelanggan

melalui identifikasi masalah itu sendiri,

c) Konsesi masalah pelanggan dengan rekomendasi produk, layanan

atau prosedur

d) Evaluasi masalah sistem untuk merekomendasikan peningkatan

pelayanan

e) Memberikan instruksi dan pembagian tugas kepada teknisi, helper

dan driver sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

1) Teknisi : Servicing ke customer dan Instalasi ke customer

2) Helper : Picking barang yang akan di kirim ke cutomer dan

bertanggung jawab atas keluar masuk barang.

3) Driver / ekspedisi : Mengirim barang yang dibutuhkan oleh

customers.

6. TAM (Territory Account Manager)

a) Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan

b) Mempertahankan hubungan yang telah dibangun dengan pelanggan

c) Mencari customer

d) Maintenace customer

e) Menetapkan dan memenuhi jumlah target agar meningkatkan

pendapatan perusahaan

f) Menemukan cara untuk memastikan efisiensi operasi penjualan

7. BDM (Bussiness Development Manager

a) Business Development Manager Bekerja sama dengan TM Untuk

mendapatkan cust corporate.


66
b) Memberikan training ke customer

c) Melakukan riset untuk mengidentifikasi pelanggan baru dan pasar

baru yang potensial

d) Menghubungi klien potensial melalui email atau telepon untuk

menjalin hubungan dan mengatur pertemuan

e) Merencanakan dan mengawasi inisiatif pemasaran baru

f) Menghadiri konferensi, pertemuan, dan acara industry

g) Mempersiapkan presentasi PowerPoint dan sales display

h) Menghubungi klien tentang perkembangan baru dalam produk

perusahaan

i) Membuat kebutuhan proposal

j) Mengembangkan tujuan-tujuan penjualan untuk tim dan

memastikannya terpenuhi

k) Melatih personil dan membantu anggota tim mengembangkan

keterampilan

5.2 Hasil Analisis dan Pembahasan

5.2.1 Uji Instrumen

Uji validitas dan reabilitas terhadap data yang diperoleh dari instrumen

penelitian dilakukan sebelum menganalisis data. Pengujian ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian dapat diandalkan untuk

mengukur secara kosnsiten variable yang seharusnya diukur serta sejauh

mana pengukuran suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang

terhadap subjek dalam kondisi yang sama. Jika instrumen penelitian secara
67
staristik dinyatakan valid dan reliable berarti instrumen layak digunakan

sehingga mampu mengukur variabel sebagaimana mestinya.

1. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan hasil analisis validitas dengan program SPSS dapat dilihat

pada Lampiran 3, karena seluruh uji validitas instrumen dengan Korelasi

Product Moment yang semuanya signifikan serta berada di atas nilai R

Product Moment, sesuai dengan yang ditampilkan pada Tabel 5.1 bahwa alat

pengambil data berupa kuesioner hasilnya adalah valid.

Tabel 5.1
Hasil Pengujian Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment
Variabel Iklim Organisasi (X1), Komitmen (X2), dan Kinerja Karyawan (Y)

R Product
Pertanyaan Koefisien
Sig. Moment Keterangan
Korelasi
(r-tabel)
Iklim Organisasi (X1)
Struktur (X1.1) 0,763 0,000 0,333 Valid
Standar-standar (X1.2) 0,820 0,000 0,333 Valid
TanggungJawab (X1.3) 0,731 0,000 0,333 Valid
Pengakuan (X1.4) 0,840 0,000 0,333 Valid
Dukungan (X1.5) 0,820 0,000 0,333 Valid
Komitmen (X1.6) 0,714 0,000 0,333 Valid
Komitmen (X2)
Komitmen Aktif (X2.1) 0,855 0,000 0,333 Valid
Komitmen Berkelanjutan (X2.2) 0,920 0,000 0,333 Valid
Komitmen Normatif (X2.3) 0,860 0,000 0,333 Valid
Kinerja Karyawan (Y)
Kualitas (Y.1) 0,546 0,000 0,333 Valid
Kuantitas (Y.2) 0,520 0,000 0,333 Valid
Ketepatan Waktu (Y.3) 0,505 0,000 0,333 Valid
Efektivitas (Y.4) 0,410 0,000 0,333 Valid
Kemandirian (Y.5) 0,707 0,000 0,333 Valid
Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji

validitas variabel Iklim Organisasi (X1), Komitmen (X2) dan kinerja

karyawan (Y) dengan korelasi product moment menunjukkan seluruh butir


68
pernyataan adalah valid, karena terlihat dari nilai sig. < 0,05 atau dilihat dari

r hitung > r Tabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data telah

memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan sebagai alat ukur.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas atau kehandalan instrument dilakukan terhadap

variabel pengukur Iklim Organisasi, Komitmen, dan kinerja pegawai pada

PT. Diversey Bali. Adapun reliability analysis-scale (alpha) seperti pada

Tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha 0,333 Keterangan


Iklim Organisasi (X1) 0,863 Reliabel
Komitmen (X2) 0,845 Reliabel
Kinerja karyawan (Y) 0,891 Reliabel
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa variabel Iklim Organisasi,

Komitmen dan kinerja karyawan masing-masing memiliki Cronbach Alpha=

0,863 (X1), 0,845 (X2) dan 0,891 (Y) dimana nilai tersebut lebih besar dari

0,333. Ini berarti semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

reliabel dan penelitian bisa dilanjutkan.

5.2.2 Karakteristik Responden

Responden dari penelitian ini adalah karyawan PT. Diversey Bali

dengan karyawan sebanyak 33 orang sebagai sampel. Karakteristik

responden yang berusaha diungkap dalam penelitian ini meliputi: Iklim


69
Organisasi, Komitmen dan Kinerja Karyawan. Secara ringkas karakteristik

responden dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Jenis Kelamin

Distribusi responden jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah
Indeks Jenis kelamin Persentase (%)
karyawan(Orang)
1 Laki-laki 15 45,5
2 Perempuan 18 54,5
Total 33 100
Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dari 33 responden yang berpartisipasi

dalam penelitian ini yaitu 45,5% (15 orang) berjenis kelamin laki-laki dan

54,5% (18 orang) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa

PT. Diversey Bali lebih mengutamakan perempuan dalam menjalankan

fungsi secara operasional.

b. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 5.4

berikut ini :

Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Indeks Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)


karyawan(Orang)
1 20 – 30 14 42,4
2 31 – 40 15 45,5
3 41 – 50 4 12,1
Total 33 100
70
Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat ternyata responden dengan umur

31-40 tahun merupakan responden terbanyak dibandingkan dengan

kelompok lainnya yaitu sebanyak 45,5% (15 orang).Berdasarkan

karakteristik responden dapat diketahui bahwa karyawan PT. Diversey Bali

merupakan kelompok umur dewasa yang memiliki kedewasaan berpikir dan

merupakan kelompok umur produktif.

c. Tingkat Pendidikan

Distribusi responden jika tinjau berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Indeks Tingkat Jumlah (Orang) Persentase (%)


Pendidikan
1 SMP 4 12,1
2 SMA/SMK 18 54,5
3 Diploma 7 21,3
4 Sarjana 4 12,1
Total 33 100
Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa seluruh pendidikan

responden adalah kelompok SMA/Sederjat Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa PT. Diversey Bali menyerap tenaga SMA/Sederajat.

d. Masa Kerja

Distribusi responden jika tinjau berdasarkan masa kerja dapat dilihat

pada Tabel 5.6 berikut ini:


71
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Indeks Jumlah
Masa Kerja Persentase ( %)
(Orang)
1 <0-2 tahun 10 30,3
2 3-5 tahun 15 45,5
3 6-10 tahun 4 12,1
4 >10 tahun 4 12,1
Total 33 100
Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat terlihat bahwa responden dengan masa

kerja kurang dari 3-5 tahun sebanyak 45,5% (15 orang) yang merupakan

responden terbanyak.

5.2.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini pada PT.

Diversey Bali sebanyak 33 karyawan. Penelitian dilakukan dengan

mengajukan kuesioner dimana variabel Iklim Organisasi terdiri dari 6

pernyataan, Komitmen dengan 3 pernyataan dan kinerja karyawan terdiri

dari 5 pernyataan.

Penilaian secara kualitatif menggunakan skala interval dengan

menginterpretasikan rata-rata skor menurut kategori penilaiannya.

(Range)
Rumus (Interval Kelas) =
K (Jumlah Klasifikasi)
Diketahui :

R = Selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah 5 – 1 = 4

K = Jumlah klasifikasi = 5

Perhitungan :
72
4
C (Interval Kelas) = = 0,8
5

Untuk mengetahui penilaian secara kualitatif dipergunakan skor rata-

rata jawaban reponden dengan kriteria dan kategori penilaian jawaban

kuisioner sperti Tabel 5.7 sebagai berikut ini :

Tabel 5.7
Kriteria Penilaian Jawaban Kuisioner Iklim Organisasi (X1),
Komitmen (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) Pada
PT. Diversey Bali

Kriteria Kategori Penilaian


1,00-1,80 Sangat tidaksetuju
1,81-2,60 Tidaksetuju
2,61-3,40 Ragu-ragu
3,41-4,20 Setuju
4,21-5,00 Sangat setuju
Sumber :Sugiyono, (2010:93)

Adapun persepsi variabel Iklim Organisasi, Komitmen dan kinerja

karyawan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel Iklim Organisasi (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran hasil kuisioner terhadap variable Iklim

Organisasi (X1) kepada 33 orang responden pada PT. Diversey Bali

diperoleh jawaban responden karyawan mengenai variabel Iklim

Organisasi seperti yang disajikan pada Tabel 5.8 sebagai berikut :


73
Tabel 5.8
Deskripsi Persepsi Responden Pada
Variabel Iklim Organisasi (X1)

No Pernyataan Jawaban Responden Total Rata- Keterangan


SS S KS TS STS Skor Rata
1 Struktur (X1.1) 17 15 1 0 0 148 4.48 Sangat setuju
2 Standar-standar 14 10 9 0 0 137 4.15 Setuju
(X1.2)
3 TanggungJawab 18 4 11 0 0 139 4.21 Sangat setuju
(X1.3)
4 Pengakuan 16 13 4 0 0 144 4.36 Sangat setuju
(X1.4)
5 Dukungan (X1.5) 14 10 9 0 0 137 4.15 Sangat setuju
6 Komitmen (X1.6) 16 16 1 0 0 147 4.45 Sangat setuju
Rata-rata 4,30 Sangat
setuju
Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 5.8 tersebut, terlihat bahwa rata-rata skor dari 6

pertanyaan mengenai Iklim Organisasi adalah sebesar 4,30 yang berada

pada rentang kriteria 4,21 – 5,00 yang berarti sangat setuju. Hal ini

menggambarkan bahwa karyawan pada PT. Diversey menilai Iklim

Organisasi dengan sangat baik.

2. Variabel Komitmen (X2)

Berdasarkan hasil penyebaran hasil kuisioner terhadap variabel

Komitmen, pada 33 orang responden pada PT. Diversey Bali diperoleh

jawaban responden karyawan mengenai variabel Komitmen, seperti yang

disajikan pada Tabel 5.9 sebagai berikut :


74
Tabel 5.9
Deskripsi Persepsi Responden Pada Variabel
Komitmen (X2)

Jawaban Responden Total Rata-


No Pernyataan Keterangan
SS S KS TS STS Skor Rata
Komitmen Aktif
1 Setuju
(X2.1) 13 11 9 0 0 136 4.12
Komitmen
2 Berkelanjutan Sangat Setuju
(X2.2) 20 3 10 0 0 142 4,30
Komitmen Normatif
3 Sangat Setuju
(X2.3) 18 13 3 0 0 147 4.45
Rata-rata 4.29 Sangat Setuju
Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 5.9 tersebut, terlihat bahwa rata-rata skor dari 3

pertanyaan mengenai Komitmen adalah sebesar 4,29 yang berada pada

rentang kriteria 4,21 – 5,00 yang berarti sangat setuju. Hal ini

menggambarkan bahwa karyawan pada PT. Diversey Bali menilai

Komitmen dengan sangat baik.

3. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil penyebaran hasil kuisioner tentang variabel

kinerja karyawan (Y) kepada 33 orang reponden pada PT. Diversey Bali

diperoleh jawaban responden karyawan mengenai variabel kinerja

seperti yang disajikan pada Tabel 5.10 sebagai berikut :


75
Tabel 5.10
Deskripsi Persepsi Responden Pada Variabel
Kinerja Karyawan (Y)

Jawaban Responden Total Rata-


No Pernyataan Keterangan
SS S KS TS STS Skor Rata
Kualitas
1 0 0 Sangat setuju
(Y.1) 16 13 4 144 4.80
Kuantitas
2 0 0 Sangat setuju
(Y.2) 14 10 9 137 4.56
Ketepatan
3 0 0 Sangat setuju
Waktu (Y.3) 13 11 9 136 4.53
Efektivitas
4 0 0 Sangat setuju
(Y.4) 20 3 10 142 4.73
Kemandirian Sangat
5 0 0
(Y.5) 18 12 3 147 4.90 Setuju
Rata-rata 4,70 Sangat setuju
Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 5.10 tersebut, terlihat bahwa rata-rata skor dari 5

pertanyaan mengenai kinerja karyawan adalah sebesar 4,70 yang berada

pada rentang kriteria 4,21 – 5,00 yang berarti sangat setuju. Hal ini

menggambarkan bahwa karyawan pada PT. Diversey Bali menilai

kinerja karyawan dengan sangat baik.

5.2.4 Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas

dilakukan dengan uji one sample komogorov-smirnov dengan

menggunakan taraf signifikan 0,05 dimana data dikatakan berdistribusi

normal apabila signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. (Nugroho,


76
2007 : 61). Nilai unstandard residual 0,481, yang lebih besar dari 0,05

dengan demikian dapat dikatakan variabel – variable dalam penelitian

ini berdistribusi normal. Hasil uji normalitas tersebut terlihat seperti

Tabel 5.11 berikut :

Tabel 5.11
Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 5

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Pedoman bahwa suatu model regresi yang bebas

multikolinearitas yaitu dengan melihat koefisien VIF (varian influence

factor) jika VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas. Nilai VIF untuk masing-masing variabel

dapat dilihat pada Tabel 5.12 sebagai berikut:

Tabel 5.12
Uji Multikolinearitas
Dimensi Variabel Bebas Tolerance Variance
InflationFactor(VIF)
1. Iklim Organisasi 0,431 2,320
2. Komitmen 0,431 2,320
Sumber : lampiran 5
77
Dari Tabel 5.12 diatas terlihat bahwa semua bariabel bebas

mempunyai koefisien VIF lebih kecil dari 10 dan tolerance lebih besar

dari 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel

bebas dalam penelitian adalah bebas dari gejala multikolinearitas.

3. Hasil Uji Heteroskedasitas

Gejala heteroskedatisitas dapat dilihat dengan mendeteksi apakah

ada tidaknya pola tertentu pada grafik (scatter plot) yang dihasilkan, di

mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dari

grafik yang dihasilkan pada lampiran 5, terlihat titik-titik menyebar

secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini

berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi dari Iklim

Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) sehingga model regresi ini layak

dipakai untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen

terhadap kinerja karyawan.

Gambar 5.2
Scatter plot Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2)
78

Sumber : lampiran 5

5.2.5 Analisis Kuantitatif

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda dengan menggunakan program komputer SPSS

version21 for window. Model regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas Iklim Organisasi (X1),

Komitmen, (X2) dan variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y). Hasil

analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 5.13 sebagai

berikut:
79
Tabel 5.13
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardiz Standardize t Sig. Collinearity
ed d Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Beta Tolera VIF
Error nce
- ,555 -1,972 ,058
(Constant)
1,094
1 IklimOrganisa ,299 ,032 ,314 9,257 ,000 ,431 2,320
si
Komitmen 1,147 ,053 ,734 21,682 ,000 ,431 2,320
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.13 maka dapat disusun persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = -1,094 + 0,299 X1 + 1,147 X2

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan a = -1,094


X1 = Iklim Organisasi (X1) b1 = 0,299
X2 = Komitmen (X2) b2 = 1,147

Arti dari koefisen regresi linier berganda tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Nilai koefisien b1 sebesar 0,299 menunjukan apabila nilai Iklim

Organisasi (X1) ditingkatkan, maka rata-rata nilai kinerja

karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali akan meningkat sebesar

0,299 dengan syarat nilai Komitmen (X2) nol atau bernilai


80
konstan. Ini berarti bahwa Iklim Organisasi (X1) berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan (Y).

b. Nilai koefisien b2 sebesar 1,147 menunjukan apabila Komitmen

(X2) ditingkatkan, maka rata-rata nilai kinerja karyawan (Y) pada

PT. Diversey Bali akan meningkat sebesar 1,147 dengan syarat

nilai Iklim Organisasi (X1) nol atau bernilai konstan. Ini berarti

bahwa Komitmen (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja (Y).

2. Analisis korelasi berganda

Dari hasil analisis menggunakan SPSS diperoleh nilai korelasi (R)

sebesar 0,971. Nilai korelasi ini berada pada rentang 0,91 – 1,00, ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan positif

antara Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) terhadap kinerja

karyawan (Y) pada PT. Diversey. Angka positif ini menunjukan

bahwa semakin baik Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2),

maka akan diikuti oleh naiknya kinerja karyawan (Y) dan

sebaliknya. Nilai koefisien korelasi tersebut secara jelas terlihat

dalam tabel berikut.

Tabel 5.14
Nilai Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,985 ,971 ,969 ,716
a. Predictors: (Constant), Komitmen, IklimOrganisasi
b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Lampiran 6
81
3. Analisis determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) terhadap

kinerja karwayan (Y). Besarnya koefisien determinasi dapat dilihat

pada nilai adjusted R square dan dinyatakan dalam persentase.Dari

hasil uji menggunakan SPSS diperoleh data pada tabel berikut.

Tabel 5.15
Nilai Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of
l Square the Estimate
1 ,985a ,971 ,969 ,716
a. Predictors: (Constant), Komitmen, Iklim Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan analisis koefisien determinasi, dapat dilihat bahwa

nilai adjusted R square sebesar 0,985, dengan demikian berarti

koefisien determinasinya adalah 98,5%. Hal ini menunjukkan

bahwa 98,5% kinerja karyawan pada PT. Diversey Bali (Y)

dipengaruhi oleh Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2),

kemudian sisanya sebesar 1,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini.

4. Analisis F-test

Analisis F-test dilakukan untuk menguji faktor Iklim Organisasi

(X1) dan Komitmen (X2) secara bersama-sama berpengauruh


82
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali.

Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.16 sebagai berikut

Tabel 5.16
Hasil Uji F- test
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F. Sig.
1 Regression 344,688 2 172,343 995,812 ,000b
5,192
Residual 30 ,173
349,879
Total 32
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Komitmen, Iklim Organisasi
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 5.16, hasil uji F menunjukan nilai signifikan

FChange = 0,000 < 0,05. Artinya Ho ditolak dan Hi diterima.Ini

menunjukan bahwa variabel Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen

(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT.

Diversey Bali, maka dengan demikian hipotesisnya terbukti.

5. Uji t ( t-test)

Uji regresi t-test dilakukan untuk menguji pengaruh Iklim

Organisasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) dan menguji

pengaruh Komitmen (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT.

Diversey Bali. Pengujian signifikan pengaruh masing-masing

variabel bebas dapat dilakukan sebagai berikut dan dapat dilihat

pada Tabel 5.17.


83
Tabel 5.17
Hasil Uji t-test
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) -1,094 ,555 -1,972 ,058
1 IklimOrganisasi ,299 ,032 ,314 9,257 ,000
2 Komitmen 1,147 ,053 ,734 21,682 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.17 diperoleh signifikan t hitung untuk

Iklim Organisasi (X1) adalah 0,000< 0,05 / level of significant 5%,

ini berarti Iklim Organisasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y) dan hipotesis awal dapat diterima

(terbukti). Sedangkan signifikan t hitung untuk Komitmen adalah

0,000< 0,05 / level of significant 5%, ini menunjukan bahwa

Komitmen (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

(Y).

Jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya,

hasil dari penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan

oleh Afifahetal (2015) yang menemukan bahwa Iklim Organisasi

memiliki hubungan positif terhadap kinerja. Selain itu, hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andika Dharma Chrisandi, Wiji Utami, M Syaharudin (2014) yang

menemukan bahwa Komitmen memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai.


84
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis statistik yang dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:.

1. Variabel Iklim Organisasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali. Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji t menunjukan signifikan t hitung untuk iklim Organisasi (X1)

adalah 0,000< 0,05 / level of significant 5%, iniberartiefikasidiri (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT.

Diversey dan hipotesis dapat diterima (terbukti).

2. Variabel Komitmen (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali. Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji t menunjukan signifikan t hitung untuk iklim organisasi adalah

0,000< 0,05 / level of significant 5%, ini menunjukan bahwa komitmen

(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT.

Diversey Bali dan hipotesis dapat diterima (terbukti).

3. Variabel Iklim Organisasi (X1) dan Komitmen (X2) secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable terikat kinerja

karyawan (Y) pada PT. Diversey Bali. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F

menunjukan nilai signifikan FChange = 0,000 < 0,05. Artinya Ho ditolak

dan Hi diterima. Dengan ini menunjukan bahwa Variabel iklim organisasi

(X1) dan komitmen (X2) secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variable terikat kinerja karyawan (Y) pada PT.


85
Diversey Bali.

6.2 Saran

Dari hasil analisis uji F diperoleh bahwa iklim organisasi dan komitmen

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Diversey Bali, maka

dalam hal ini peneliti menyarankan :

1. Untuk dapat meningkatkan Kinerja karyawan maka pihak perusahaan

hendaknya dapat mempertahankan serta meningkatkan iklim organisasi

dan komitmen yang selama ini telah diterapkan pada karyawan. Dari

indikator-indikator tiap variable ada yang nilainya paling tinggi. Ini berarti

indicator tersebut perlulah di perhatikan. Pada variable iklim organisasi

strukturlah yang memiliki pengaruh paling besar. Untuk variable

Komitmen yang memiliki pengaruh paling besar adalah komiten normatif.

Sedangkan untuk variable kinerja indiktor yang paling mempengaruhi

adalah Kemandirian.

2. Mengingat Kinerja karyawan tidak saja dipengaruhi oleh iklim organisasi

dan komitmen sebaiknya juga perusahaan memperhatikan variabel-

variabel lain yang dapat lebih meningkatkan Kinerja karyawan PT.

Diversey Bali.
86
DAFTAR PUSTAKA

Adoe, H. Maryanti. (2002). Pengaruh Karakterisrik Tujuan Anggaran terhadap


Perilaku Sikap, dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Tesis. Program PascasarjanaUGM. Yogyakarta.

Alaydroes, Fahmi. Liputan Media.http://www.pks-anz.org/pkspedia/index.php,


diaksesJum’at 6/2/2018.

Allen, N. J. & J. P. Meyer. 1997. Commitment in The Workplace Theory


Research and Application. Calirotnia: Sage Publications.

Anoraga, P. danWidiyanti, N. 2004. Psikologidalam Perusahaan. Jakarta:


RinekaCipta.

Arikunto. 2007. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Aksara.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.

Bilson, Simamora. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Utama.

Bilson, Simamora. 2011. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan


Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gorda, I GustiNgurah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua.


Denpasar : Astabarata Bali.

Ghozali, Imam. 2007. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan


Empat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Kusjainah, 2008. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Karyawan,


KOMPAK, Nomor 12, September-Desember 454-476.

Litwin& Stinger. 2008. Leadership and Organizational Climate: The Clouds


Chamber Effect, Upper Sadle River: NJ.

Lussier, N Robert. 2005. Human Relations in Organization Applications and skill


Building. New York: McGraw Hill.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh, PT. Andi: Yogyakarta.
87
Mathis, R.L.& J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: SalembaEmpat.

Mowday, R., Steers , R., Porter, L., 1982, Employee Organization Linkages. New
York Academic Press.

Munandar, A.S, 2004. Peranan Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Untuk


Kerja Perusahaan. Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas
Psikologi. Jakarta: UI

Nugroho, Buwono Agung. 2007. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
Dengan SPSS.Andi: Yogyakarta.

Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen. 2006. “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi ke sepuluh


Sabar dini, 2006, “Peningkatan Kinerja Melalui Perilaku Kerja
Berdasarkan Kecerdasan Emosional”. Telaah Bisnis, Vol.7, No.1.

Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Dua belas. Jakarta:
PenerbitSalembaEmpat.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,


Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2.


Jakarta, PT. Bumi Aksara,

Soemarso S. R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku satu.Edisilima. Jakata:


Salemba Empat.

Stringer, Robert. 2002. Leadership and Organizational Climate. New Jersey:


Prentice Hall.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumantri, suryana. 2001. Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas Padjajaran

Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta :Salemba Empat.

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemb aEmpat

Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori. Aplikasi, dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Humanika.
88
Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik Inferensia)
Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Denpasar: Keramat Emas.

Zurnali, Cut. 2010. Knowledge Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber


Daya Manusia Masa Depan. Bandung : Penerbit Unpad Press
89
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Iklim Organisasi danKomitmenTerhadap
Kinerja KaryawanPada PT. Diversey Bali

KepadaYth,
Saudara./i
Di tempat
Dengan hormat,
Saat ini, saya sedang melakukan penelitian dalam rangk amenyelesaikan
Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana. Untuk menunjang keberhasilan
penelitian ini, saya mohon kesediaan Saudara./i untuk mengisi kuesioner ini.
Semuainformasi yang terkumpulmelaluikuesionerinihanyaakan kami gunakan
untuk kepetingan akademis dan akan kami jaga kerahasiaannya. Data yang
terkumpul nantinya akan di analisis dan disajikan dalam bentuk agregat, sehingga
data yang telah Saudara/i berikanakan tersaji secara keseluruhan (bukan
individual).
Demikian permohonan ini saya ajukan. Atas kesediaan, partisipasi, dan
kerjasamanya untuk mengisi kuesioner ini saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

( )
90
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : (Boleh tidak diisi)
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Lama Bekerja :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda dengan
cara member tanda (x) pada kolom yang tersedia.
Keterangan untuk jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju

A. IKLIM ORGANISASI

NO. PERNYATAAN SS S R TS STS


SRUKTUR
Saya merasa memiliki peran dan
1 tanggung jawab dalam struktur
organisasi perusahaan

STANDAR-STANDAR
Saya selalu melaksanakan pekerjaan
2 sesuai standar-standar yang ditetapkan
perusahaan

TANGGUNG JAWAB
3 Saya memiliki tanggungjawab penuh
atas tugas yang saya kerjakan.

PENGAKUAN
Saya mendapatkan pengakuan dari
4 atasan apabila menyelesaikan
pekerjaan dengan baik

DUKUNGAN
Dalam menyelesaikan tugas saya
5 selalu mendapat dukungan dari atasan
maupun team work
91
NO. PERNYATAAN SS S R TS STS
KOMITMEN
Saya memiliki komitmen yang tinggi
6 untuk selalu menjadi bagian dari
perusahaan ini

B. KOMITMEN
NO. PERNYATAAN SS S R TS STS
KOMITMEN AFEKTIF
Saya berkomitmen untuk bekerja
selama mungkin di perusahaan ini
1 karena hubungan dengan perusahaan
dan karyawan lainnya sudah terjalin
dengan baik.
KOMITMEN BERKELANJUTAN
Saya merasa sulit untuk meninggalkan
2 perusahaan karena faktor-faktor
ekonomi.
KOMITMEN NORMATIF
Saya merasa memiliki komitmen
3 untuk bertahan karena kewajiban dan
tanggung jawab terhadap perusahaan.

C. KINERJA KARYAWAN
NO. PERNYATAAN SS S R TS STS
KUALITAS
Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan
1
kualitas kerja yang baik.
KUANTITAS

Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai kuantitas


2
yang ditetapkan perusahaan.

KETEPATAN WAKTU

3 Saya selelu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

EFEKTIVITAS
Untuk Efektivitas perusahaan saya di tempatkan
4
pada posisi yang sesuai dengan kemampuan
KEMANDIRIAN
Saya dapat menyelesaikan tugas saya secara
5
mandiri/individual.
92
LAMPIRAN 2 : Hasil Tabulasi (X1)
SKOR RATA-RATA DAN KATAGORI PENILAIAN
VARIABELIKLIM ORGANISASI (X1) MENURUT 33 RESPONDEN
PADA PT. DIVERSEY Bali
IKLIM ORGANISASI (X2)
NO. RESP TOTAL
1 2 3 4 5 6
1 5 5 5 5 5 4 29
2 4 4 5 5 4 4 26
3 5 5 5 5 5 5 30
4 4 4 3 4 4 4 23
5 5 5 5 5 5 5 30
6 4 3 5 4 3 4 23
7 4 4 3 4 4 4 23
8 5 3 5 4 3 5 25
9 5 3 3 4 3 5 23
10 5 5 4 5 5 5 29
11 4 4 4 4 4 4 24
12 5 5 5 5 5 5 30
13 4 4 3 3 4 4 22
14 4 4 3 4 4 4 23
15 5 5 5 5 5 5 30
16 4 3 5 4 3 4 23
17 4 3 3 4 3 4 21
18 5 5 5 5 5 5 30
19 5 3 5 5 3 5 26
20 4 4 3 3 4 4 22
21 5 4 5 5 4 5 28
22 5 5 4 5 5 5 29
23 5 5 5 5 5 5 30
24 3 3 3 4 3 3 19
25 5 5 5 5 5 5 30
26 4 4 3 3 4 4 22
27 4 3 5 4 3 4 23
28 5 5 4 4 5 5 28
29 4 5 5 5 5 4 28
30 4 5 5 5 5 4 28
31 5 3 3 4 3 5 23
32 4 4 3 3 4 4 22
33 5 5 5 5 5 5 30
Jumlah 148 137 139 144 137 147 852
Rata-rata 4.48 4.12 4.21 4.467 4.36 4.45 25,81
SS 17 14 18 16 14 16 95
S 15 10 4 13 10 16 68
KS 1 9 11 4 9 1 35
TS 0 0 0 0 0 0 0
STS 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Jawaban Kuisioner Iklim Organisasi (X1) (Data Diolah)
93
Lanjutan Lampiran2 : Hasil Tabulasi (X2)
SKOR RATA-RATA DAN KATAGORI PENILAIAN VARIABEL
KOMITMEN (X2) MENURUT 33 RESPONDEN PADA
PT. DIVERSEY Bali
KOMITMEN (X2)
NO. RESP TOTAL
X2.1 X2.2 X2.3
1 5 5 5 15
2 4 5 5 14
3 5 5 5 15
4 4 3 4 11
5 5 5 5 15
6 3 5 4 12
7 4 3 4 11
8 3 4 5 12
9 3 3 4 10
10 5 5 5 15
11 4 3 4 11
12 5 5 5 15
13 4 3 3 10
14 4 5 4 13
15 5 5 5 15
16 3 3 4 10
17 3 4 4 11
18 5 5 5 15
19 3 3 3 9
20 4 5 5 14
21 4 5 5 14
22 5 5 5 15
23 5 5 5 15
24 3 4 5 12
25 5 5 5 15
26 4 5 5 14
27 3 3 3 9
28 5 5 4 14
29 5 5 5 15
30 4 5 4 13
31 3 3 4 10
32 4 3 4 11
33 5 5 5 15
Jumlah 136 142 147 425
Rata-rata 4.12 4.30 4.45 12.87
SS 13 20 18 51
S 11 3 13 27
KS 9 10 3 22
TS 0 0 0 0
STS 0 0 0 0
Sumber : Jawaban Kuisioner Komitmen (X2) Data Diolah
94
Lanjutan Lampiran2 : Hasil Tabulasi (Y)
SKOR RATA-RATA DAN KATAGORI PENILAIAN VARIABEL
KINERJA KARYAWAN (Y) MENURUT 33 RESPONDEN PADA
PT. DIVERSEY
KINERJA KARYAWAN (Y) TOTAL
NO. RESP
1 2 3 4 5
1 5 5 5 5 5 30
2 5 4 4 5 5 27
3 5 5 5 5 5 30
4 4 4 4 3 4 23
5 5 5 5 5 5 30
6 4 3 3 5 4 22
7 4 4 4 3 4 23
8 4 3 3 4 5 22
9 4 3 3 3 4 20
10 5 5 5 5 5 30
11 4 4 4 3 4 23
12 5 5 5 5 5 30
13 3 4 4 3 3 21
14 4 4 4 5 4 25
15 5 5 5 5 5 30
16 4 3 3 3 4 20
17 4 3 3 4 4 21
18 5 5 5 5 5 30
19 5 3 3 3 3 20
20 3 4 4 5 5 25
21 5 4 4 5 5 27
22 5 5 5 5 5 30
23 5 5 5 5 5 30
24 4 3 3 4 5 22
25 5 5 5 5 5 30
26 3 4 4 5 5 25
27 4 3 3 3 3 19
28 4 5 5 5 4 28
29 5 5 5 5 5 30
30 5 5 4 5 4 28
31 4 3 3 3 4 20
32 3 4 4 3 4 22
33 5 5 5 5 5 30
Jumlah 144 137 136 142 147 843
Rata-rata 4.80 4.56 4.53 4.73 4.90 28.10
SS 16 14 13 20 18 95
S 13 10 11 3 12 59
KS 4 9 9 10 3 44
TS 0 0 0 0 0 0
STS 0 0 0 0 0 0
Sumber : Jawaban Kuisioner Kinerja Karyawan (Y) (Data Diolah)
95
Lampiran 3 :Hasil Uji Instrumen Validitas

HASIL UJI VALIDITAS IKLIM ORGANISASI(X1)


CORRELATION
VARIABEL = X1.1, X1.2 , X1.3,X1.4, X1.5, X1.6
96

Lanjutan Lampiran 3 : Hasil Uji Instrumen Validitas


HASIL UJI VALIDITASI KOMITMEN(X2)
CORRELATION
VARIABEL =X2.1,X2.2,X2.3
97

Lanjutan Lampiran 3 : Hasil Uji Instrumen Validitas


HASIL UJI VALIDITASKINERJA KARYAWAN (Y)
CORRELATION
VARIABEL =Y.1,Y.2,Y.3,Y.4,Y.5
98

Lampiran 4 :Uji Instrumen Reliabilitas

1. HASIL UJI RELIABILITAS


a. EfikasiDiri (X1)

b. IklimOrganisasi (X2)
99

LanjutanLampiran 4

c. KinerjaKaryawan (Y)
100

Lampiran 5 :Uji Asumsi Klasik

2. HASIL UJI ASUMSI KLASIK


a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedastisitas
101

Lanjutan Lampiran 5 :Uji Asumsi Klasik

c. Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Toleran VIF


Error ce

(Constant) -1,094 ,555 -1,972 ,058

1 IklimOrganisasi ,299 ,032 ,314 9,257 ,000 ,431 2,320

Komitmen 1,147 ,053 ,734 21,682 ,000 ,431 2,320

a. Dependent Variable: Kinerja


102

Lampiran6 :Uji Regresi

3. HASIL UJI REGRESI LINIER BERGANDA

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,985 ,971 ,969 ,716

a. Predictors: (Constant), Komitmen, IklimOrganisasi


b. Dependent Variable: Kinerja
103
a
ANOVA

Mean
Model Sum of Squares Df Square F. Sig.

1 Regression 344,688 2 172,343 995,812 ,000b


Residual 5,192 30 ,173

Total 349,879 32

c. Dependent Variable: Kinerja


d. Predictors: (Constant), Komitmen, IklimOrganisasi

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Toleran VIF


Error ce
(Constant) -1,094 ,555 -1,972 ,058

1 IklimOrganisasi ,299 ,032 ,314 9,257 ,000 ,431 2,320

2 Komitmen 1,147 ,053 ,734 21,682 ,000 ,431 2,320

a. Dependent Variable: Kinerja


104

Lampiran 7. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

2. Umur

3. Pendidikan

4. Lama Kerja

Anda mungkin juga menyukai