Sejak dulu jamur merupakan bahan makanan yang banyak digemari oleh kalangan bawah
sampai atas. Banyak jenis jamur yang ada, hanya beberapa jamur yang dapat diolah. Salah
satunya adalah jamur tiram. Selain kandungan gizinya yang tinggi dengan berbagai macam
asam amino esensial yang terkandung di dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-
senyawa lainnya yang penting bagi aspek medis.Jamur merupakan bahan yang bisa dimasak
untuk campuran masakan dan dikenal di negara Jepang, tetapi saat ini jamur tidak hanya
diolah menjadi masakan namun juga menjadi makanan pendamping nasi atau camilan.
Usaha krirpik jamur sudah banyak di kota-kota besar di Indonesia, namun ada satu
kelemahan yaitu ketahanan pada kripik jamur yang hanya tahan beberapa minggu saja, pada
usaha yang didirikan yaitu produk yang dihasilkan adalah krupuk jamur mentah dengan
disertai bumbu, yang diolah secara alami tanpa menggunakan bahan pengawet dan penyedap
rasa. Usaha yang didirikan dapat menjadi sebuah terobosan baru untuk membuat camilan
sehat dan juga bisa sebagai pelengkap saat makan yang bisa dimasak kapan saja. Krupuk
yang dibuat tetap memprioritaskan dengan khas Indonesia, dengan memperhatikan keinginan
konsumen yang memilliki sifat bosan terhadap makanan dengan membuat variasi baru seperti
krupuk dengan rasa balado dan rendang serta juga adanya tepung siap saji didalam kemasan.
Dengan didirikannya usaha krupuk jamur akan mengurangi kelemahan seperti pada kripik
jamur.
Adapun Targetan penjualan barang produksi kami yaitu, pasar dan juga restoran-restoran
yang ada di sekitar kota Medan. Untuk tempat pembudidayaan kami berencana memilih
daerah lembang, karena daerahnya cocok untuk pembudidayaan jamur ini.
Srategi kami dalam proses louncing dan juga promosi adalah dengan cara pameran hasil
panen dan juga hasil olahan dari bahan dasar produksi(jamur) kami. Kami pun berencana
bekerja sama dengan para petani yang ada di daerah sekitar tempat produksi kami untuk
memeriah kan pameran yang kami selenggarakan.
Pendahuluan
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk
memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman,
pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal
pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa
pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial,
kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah
tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik
untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga
memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari
berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram
mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila
dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0
gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap
sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Selain itu juga jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan yaitu :
dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 %
sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan. Antitumor, antioksidan dan lain lain.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah
satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu,
konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak
diperlukan dalam skala besar.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis
kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20° – 28°C,
dengan kelembaban 80 – 90 %.
1. Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang
telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya
memasarkan hasil produksi jamur tiram.
2. Merupakan salah satu jenis usaha yang memiliki tingkat kerumitan sederhana dan
membutuhkan modal yang terjangkau.
3. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan
teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan
mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya
sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
4. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
5. Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia
bisnis.
Tujuan dari budidaya jamur tiram ini adalah dapat menghasilkan sebuah produk yang
mempunyai nilai gizi tinggi dan mengandung berbagai manfaat bagi tubuh untuk mencegah
berbagai penyakit.
ANALISIS PASAR
A. Deskripsi Produk
B. Prospek Pasar
Budidaya jamur tiram Medan telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani
jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi
jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan
1. Dari hasil analisis pemesanan yang dilakukan oleh para pedagang jamur
terhadap petani jamur tiram sangat jelas terlihat prospek yang sangat baik,
petani jamur tiram hanya mampu memnuhi permintaan pasar sekitar 75 % dari
1,25 ton/hari yang dibutuhkan , dengan begitu petani sangat besar kemungkinan
kesehatan.
3. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola
Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga
kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas
pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada
secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen
hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah
pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu,
jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
D. Target Pasar
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke
2. Medan, permintaan atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk
skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup
melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana
telah memadai.
Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun
usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan
ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam
tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap
industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Industri Kecil Awal
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya
budidaya jamur.
perkembangan perusahaan).
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah
kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka
dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan
tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di
bidang pemasaran, R & D dan administrasi. Tahap industri kecil lanjut ini
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai
A. Lokasi Produksi
B. Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 3750 baglog. Panen dilakukan
setelah 4 minggu penanaman jamur tiram dan panen dilakukan 3 kali dalam 1 minggu
C. Proses Produksi
Proses produksi jamur tiram dimulai dari penyiapan infrastruktur produksi sbb:
2. Peralatan produksi (Rak Jamur Kapasitas 5.000 Baglog, Perangkat Tungku Sterilisasi
(Kap 500 Baglog), Perangkat Pemanas/Steemer, Perangkat Pembuat Baglog, Pengatur
kelembababn dan suhu, serta ruang freezer kapasitas 100 kg.
Lay out peralatan produksi yang sudah ada saat ini masih sangat sederhana, seperti perangkat
peralatan penyediaan media tumbuh (baglog) semuanya masih manual, sehingga masih rawan
kontaminasi bakteri dan bahan-bahan lainnya yang berpotensi mengganggu proses produksi.
Kumbung yang digunakan masih sebatas menggunakan ruang kosong disamping rumah.
Dengan kata lain, bahwa peralatan produksi yang ada hanya sebagai tempat tim kami belajar
membudidayakan jamur tiram.
Layout proses produksi yang ideal, dapat dilihat pada langkah-langkah berikut:
E. Rancangan Produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan
ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat
karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan
direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah
ANALISIS KEUANGAN
1. Modal tetap
2. Biaya Penyusutan
b. Gaji pegawai
= Rp. 12.000.000
B. Perhitungan Pendapatan
45.000.000,-
= Rp 8.250.000
Kesimpulan
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat
yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang
yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini
tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan
DAFTAR PUSTAKA
Adiyuwono, N. 2000.Mengenal Kayu untuk Media Jamur. Jakarta:Trubus. No 362, edisi
Januari. 2000. Th XXXI, hal 36-37.
Ahmad dkk, 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta. Penebar Swadaya.
Arya, 2010.Manfaat Air Beras untuk
Tumbuhan.http://arya78i.blogspot.com/2012/06/manfaat-air-beras-untuk-
tumbuhan.html. Diakses Pada Tanggal 19 April 2014.
Burhani,2011. Mahasiswa Temukan Cucian Beras Suburkan Tanaman. (Online),
(http://www.antaranews.com/berita/ 1319814764/mahasiswa-te-mukan-cucian-
beras-suburkan-tanaman, Diakses Pada tanggal 20 April 2014.
Cahyana, Muchroji dan M. Bachrun. 2001. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.
Chethana, S.H., Pratap, B., Roy, S., Jaiswal, A., Shruthi, S.D. and Vedamurthy, A.B.2011.
Bioethanol Production From Rice Water Waste: A Low Cost Motor
Fuel.Pharmacologyonline 3: 125-134 (2011).