Anda di halaman 1dari 10

EXECUTIVE SUMMARY

Sejak dulu jamur merupakan bahan makanan yang banyak digemari oleh kalangan bawah
sampai atas. Banyak jenis jamur yang ada, hanya beberapa jamur yang dapat diolah. Salah
satunya adalah jamur tiram. Selain kandungan gizinya yang tinggi dengan berbagai macam
asam amino esensial yang terkandung di dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-
senyawa lainnya yang penting bagi aspek medis.Jamur merupakan bahan yang bisa dimasak
untuk campuran masakan dan dikenal di negara Jepang, tetapi saat ini jamur tidak hanya
diolah menjadi masakan namun juga menjadi makanan pendamping nasi atau camilan.

Usaha krirpik jamur sudah banyak di kota-kota besar di Indonesia, namun ada satu
kelemahan yaitu ketahanan pada kripik jamur yang hanya tahan beberapa minggu saja, pada
usaha yang didirikan yaitu produk yang dihasilkan adalah krupuk jamur mentah dengan
disertai bumbu, yang diolah secara alami tanpa menggunakan bahan pengawet dan penyedap
rasa. Usaha yang didirikan dapat menjadi sebuah terobosan baru untuk membuat camilan
sehat dan juga bisa sebagai pelengkap saat makan yang bisa dimasak kapan saja. Krupuk
yang dibuat tetap memprioritaskan dengan khas Indonesia, dengan memperhatikan keinginan
konsumen yang memilliki sifat bosan terhadap makanan dengan membuat variasi baru seperti
krupuk dengan rasa balado dan rendang serta juga adanya tepung siap saji didalam kemasan.
Dengan didirikannya usaha krupuk jamur akan mengurangi kelemahan seperti pada kripik
jamur. 

Dengan bermodal Rp. 12.000.000,- dan dengan Harga


Jual Produksi  Rp.2500,-/baglog dan Rp.15.000,-/kg-nya. Kami mempunyai target
penghasilan penjualan sebesar Rp.8.250.000.000,-(bruto) per bulannya. Sehingga jika
dihitung-hitung dalam jangka waktu satu tahun modal sudah dapat kembali dan sudah dapat
merasakan hasil.

Adapun Targetan penjualan barang produksi kami yaitu, pasar dan juga restoran-restoran
yang ada di sekitar kota Medan. Untuk tempat pembudidayaan kami berencana memilih
daerah lembang, karena daerahnya cocok untuk pembudidayaan jamur ini.

Srategi kami dalam proses louncing dan juga promosi adalah dengan cara pameran hasil
panen dan juga hasil olahan dari bahan dasar produksi(jamur) kami. Kami pun berencana
bekerja sama dengan para petani yang ada di daerah sekitar tempat produksi kami untuk
memeriah kan pameran yang kami selenggarakan.
Pendahuluan

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk

memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman,

pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal

pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa

pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial,

kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah

tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan

untuk dana operasional usaha.

Sekilas Tentang Jamur Tiram.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik
untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga
memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari
berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram
mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila
dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0
gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap
sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Selain itu juga jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan yaitu :
dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 %
sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan. Antitumor, antioksidan dan lain lain.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah
satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu,
konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak
diperlukan dalam skala besar.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis
kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20° – 28°C,
dengan kelembaban 80 – 90 %.

Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :

1. Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang
telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya
memasarkan hasil produksi jamur tiram.
2. Merupakan salah satu jenis usaha yang memiliki tingkat kerumitan sederhana dan
membutuhkan modal yang terjangkau.
3. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan
teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan
mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya
sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
4. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
5. Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia
bisnis.

Tujuan dari budidaya jamur tiram ini adalah dapat menghasilkan sebuah produk yang
mempunyai nilai gizi tinggi dan mengandung berbagai manfaat bagi tubuh untuk mencegah
berbagai penyakit.
ANALISIS PASAR

A. Deskripsi Produk

Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :

 Menghasilkan jamur tiram yang berkualitas baik.

B. Prospek Pasar

Budidaya jamur tiram Medan telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani

jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi

jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan

tanaman sayuran lainnya.

1. Dari hasil analisis pemesanan yang dilakukan oleh para pedagang jamur

terhadap petani jamur tiram sangat jelas terlihat prospek yang sangat baik,

petani jamur tiram hanya mampu memnuhi permintaan pasar sekitar 75 % dari

1,25 ton/hari yang dibutuhkan , dengan begitu petani sangat besar kemungkinan

untuk membesarkan usahanya untuk memenuhi permintaan pasar.

2. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan

kesehatan.

3. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola

makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

C. Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar

Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga

kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas

pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.

Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada

secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen
hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’

jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.

Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah

pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu,

jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.

D. Target Pasar

Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik,

‘traditional market’, dan ‘house need’.

Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :

1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke

berbagai wilayah di Medan dan sekitarnya.

2. Medan, permintaan atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk

skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup

melalui pasar induk.

3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan

melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana

telah memadai.

E. Proyeksi Pengembangan Usaha

Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun

usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan

ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam

tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap

industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai

berikut :
1. Tahap Industri Kecil Awal

 Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya

yang kuat dan kokoh.

 Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil

budidaya jamur.

 Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.

 Penambahan tenaga kerja.

 Pencarian investor (guna penambahan modal usaha yang di orientasikan

perkembangan perusahaan).

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri

kecil yang kokoh.

2. Tahap Industri Kecil Lanjut.

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah

kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka

dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan

pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak

tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di

bidang pemasaran, R & D dan administrasi. Tahap industri kecil lanjut ini

merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah yang mampu

menghasilkan jamur tiram hingga 75 % kebutuhan pasar.

3. Tahap Industri Menengah Nasional.

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai

dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup

kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan dapat menyerap

menyerap tenaga kerja lebih banyak.


ANALISIS OPERASIONAL

A. Lokasi Produksi

Lokasi usaha terletak Jalan tuar medan Amplas.

B. Kapasitas Produksi

Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 3750 baglog. Panen dilakukan

setelah 4 minggu penanaman jamur tiram dan panen dilakukan 3 kali dalam 1 minggu

penanaman tersebut hanya mampu memenuhi 30 % kebutuhan pasar.

C. Proses Produksi

Proses produksi jamur tiram dimulai dari penyiapan infrastruktur produksi sbb:

1. Rumah jamur (Kumbung) kapasitas 5.000 baglog.

2. Peralatan produksi (Rak Jamur Kapasitas 5.000 Baglog, Perangkat Tungku Sterilisasi
(Kap 500 Baglog), Perangkat Pemanas/Steemer, Perangkat Pembuat Baglog, Pengatur
kelembababn dan suhu, serta ruang freezer kapasitas 100 kg.

Lay out peralatan produksi yang sudah ada saat ini masih sangat sederhana, seperti perangkat
peralatan penyediaan media tumbuh (baglog) semuanya masih manual, sehingga masih rawan
kontaminasi bakteri dan bahan-bahan lainnya yang berpotensi mengganggu proses produksi.
Kumbung yang digunakan masih sebatas menggunakan ruang kosong disamping rumah.
Dengan kata lain, bahwa peralatan produksi yang ada hanya sebagai tempat tim kami belajar
membudidayakan jamur tiram.

Layout proses produksi yang ideal, dapat dilihat pada langkah-langkah berikut:

1. Penyediaan, pencampuran semua media tumbuh, dan pengemasannya dalam bentuk


baglog.
2. Pensterilisasian semua media tumbuh Baglog dengan sistem pemasakan selama sekitar 6
jam dengan panas tertentu
3. Penanaman Bibit Jamur Tiram ke dalam baglog
4. Penyimpanan Baglog pada Rak Baglog yang sudah tersedia di dalam kumbung
5. Pemeliharaan, pemantauan suhu/kelembaban udara, dan pengoperasian teknologi
sterilisasi, dan sistem pengaturan suhu dan kelembaban udara dalam rumah kumbung.
6. Pemanenan, penyimpanan dan pengemasan jamur tiram.
7. Pengiriman hasil panen kepada pelanggang pelanggan.

D. Investasi Yang Dibutuhkan.

Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 10 juta rupiah.

E. Rancangan Produksi

Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan

kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi

yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.

F. Profil dan Struktur Kepengurusan.

Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri

rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya

adalah sebagai berikut :

 Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola

perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas

membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan

dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.

 Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur

Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran

produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk

berada dalam kondisi baik.

 Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis

keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus

pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan

manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi

skala produksi secara bertahap.


Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan

kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak

ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat

karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan

direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah

sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.

ANALISIS KEUANGAN

A. Analisis Modal Yang Di Butuhkan (Skala Produksi 5000 baglog)

1. Modal tetap

Sewa Lahan (10 m x 7 m) = Rp. 3.000.000/Tahun

2. Biaya Penyusutan

Biaya pembuatan Gubuk = Rp. 7.000.000

3. Modal kerja (Biaya operasional)

a. Bahan baku untuk 5000 baglog

Biaya 5000 baglog = Rp. 7.500.000

b. Gaji pegawai

Jumlah total per musim = Rp. 2.000.000

c. Operasional = Rp. 500.000

4. Total Modal = Modal tetap + modal Penyusutan + Modal Kerja

= Rp. 3.000.000 + Rp. 7.000.000 + Rp. 2.000.000

= Rp. 12.000.000
B. Perhitungan Pendapatan

1. Hitungan antara modal operasional dan keuntungan per bulan :

Hasil produksi = 600 gr x 5.000 baglog x Rp 15.000,- per kg = Rp

45.000.000,-

Keuntungan bruto per bulan = [ Rp 45.000.000 - Rp 12.000.000,- ] : 4 bulan

= Rp 8.250.000

Kesimpulan

Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat

yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang

yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini

tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan

dan mengembangkan usaha ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adiyuwono, N. 2000.Mengenal Kayu untuk Media Jamur. Jakarta:Trubus. No 362, edisi
Januari. 2000. Th XXXI, hal 36-37.
Ahmad dkk, 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta. Penebar Swadaya.
Arya, 2010.Manfaat Air Beras untuk
Tumbuhan.http://arya78i.blogspot.com/2012/06/manfaat-air-beras-untuk-
tumbuhan.html. Diakses Pada Tanggal 19 April 2014.
Burhani,2011. Mahasiswa Temukan Cucian Beras Suburkan Tanaman. (Online),
(http://www.antaranews.com/berita/ 1319814764/mahasiswa-te-mukan-cucian-
beras-suburkan-tanaman, Diakses Pada tanggal 20 April 2014.

Cahyana, Muchroji dan M. Bachrun. 2001. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.

Campbell,N.A. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Chethana, S.H., Pratap, B., Roy, S., Jaiswal, A., Shruthi, S.D. and Vedamurthy, A.B.2011.
Bioethanol Production From Rice Water Waste: A Low Cost Motor
Fuel.Pharmacologyonline 3: 125-134 (2011).

Siriawiria, 2006. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisus.

Anda mungkin juga menyukai