PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keripik tempe merupakan salah satu makanan yang paling dikenal dan
disukai oleh kalangan masyarakat. Keripik tempe yang populer biasanya dijadikan
cemilan maupun lauk pauk masyarakat kalangan menengah bawah dan kalangan
menengah keatas. Hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu
berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai
tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negaranya, akan tetapi
banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang
lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain,
kelompok lain dan bahkan bangsa dan negara lainnya.
Perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, ditambah
dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil maka guna menambah
pendapatan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari ide untuk membuat home
industri keripik tempe menjadi salah satu minat produk unggulan yang memiliki
nilai ekonomi cukup tinggi serta mampu mengembangkan usaha kecil mikro dan
menengah di bidang usaha pembuatan aneka keripik.
Memuaskan konsumen dalam menikmati hasil produksi home industri, maka
perusahaan akan melaksanakan evaluasi produk yang diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar. Indonesia banyak terdapat Industri pengolahan hasil
pertanian, salah satunya adalah industri pengolahan kedelai. Kedelai mempunyai
peranan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Ini dapat dilihat dari
adanya kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat tidak dapat melepaskan diri
dari bahan makanan yang berbahan baku kedelai.
B. Legalitas Usaha
Sesuai dengan Undang-Undang No.18 tahun 2012 mengenai ketahanan,
kedalautan dan kemandiran pangan, Produk kami dalam kemasannya akan kami
berikan beberapa atribut atau informasi bagi para konsumen mulai dari nama produk
kita (merk), komposisi, isi/berat produk kita, alamat perusahaan, tanggal pembuatan
serta tanggal kadaluarsa produk kami.
Untuk masalah perizinan karena usaha yang kami rintis masih tergolong kecil,
sehingga untuk saat ini untuk memenuhi aspek legalitas usaha kami akan mengurus
perizinan berupa izin pangan industri rumah tangga (PIRT) ke dinas kesehatan
seempat. Namun untuk kedepannya apabila usaha kita mulai merambah menjadi
industri yang besar kami akan mendaftarkan usaha kami ini ke BPOM MD untuk
medapatkan izin edar usaha, selain itu kami juga berencana akan mengajukan
sertifikakasi Halal dari MUI.
C. Organisasi
Struktur organisasi pada Home industri kami, pemilik adalah orang yang
memiliki usaha tersebut, pemilik juga berfungsi sebagai direktur pada usaha ini.
Manajemen pemasaran dan SDM adalah karyawan yang bertugas dalam
melaksanakan pemasaran produk ke konsumen dan kegiatan perekrutan dan
pengembangan produk.
Manajemen produksi adalah karyawan yang mengurusi kegiatan produksi
dimulai dari kegiatan pencarian bahan baku pembuatan produksi sampai proses
packing dan quality control produk.
Manajemen kuangan adalah karyawan yang mengurusi kegiatan keauangan
perusahaan seperti pembuatan laporan keuangan dan laporan rugi laba yang
digunakan untuk evalusi perusahaan apakah kinerjanya sudah optimal.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
C. Analisis Persaingan
D. Program Pemasaran
Dalam pemasaran produk keripik tempe krenyes kami menerapkan beberapa
metode, yaitu:
1. Survei Lokasi
Survei dilakukan pada tempat usaha dan peluang usaha untuk mengetahui
respon masyarakat demi kemajuan usaha.
2. Survei Pasar
Kami melakukan survei guna mengetahui peluang pasar di daerah wilayah
kami, serta melihat pesaing yang ada.
3. Persiapan
Proses ini dimulai setelah selesainya survei lokasi usaha serta pasar. Dalam
persiapan ini kami menyiapkan tempat serta produk-produk yang akan kami
jual.
4. Pembuatan Sampel
Memproduksi dalam jumlah terbatas dengan tujuan untuk memperkenalkan
produk sebelum siap dipasarkan ke masyarakat.
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
A. Rencana Pengembangan
Dalam memproduksi keripik tempe diperlukan beberapa tahapan produksi
mulai dari persiapan bahan-bahan mentah sampai produk jadi. Bahan baku keripik
bayam utamanya adalah kacang kedelai, garam, air dan tepung terigu. Di samping
bahan utama, juga ada beberapa bahan pendukung yaitu bawang putih, ketumbar,
cabai, kemiri dan minyak goreng.
1. Pada bulan I produk “Tempe Krispy” target dapat terjual sebanyak 400 bungkus.
Dengan penjualan sebanyak 100 bungkus setiap minggunya.
2. Pada tahap awal target warung atau toko yang dititipi atau dijual adalah 25
warung, toko atau rumah makan. dengan masing-masing akan dititipi sebanyak 5
bungkus produk pada tahap awal ini.
Anggaran :
Modal lancar = Rp.500.000 per hari dalam 1 Bulan memproduksi 20, jadi
modal 1 Bulan adalah Rp.500.000 × 20 = 10.000.000
Modal investasi Peralatan produksi Rp.1.000.000
Biaya produksi Harga 1 kg talas = Rp.4.000 ,dan Harga 1 kg minyak goreng =
Rp.12.000
Penyedap rasa :
1 pak atom = Rp.7.500,1 set aida = Rp.10.000 ,1 pak balado = Rp.8.000
Biaya pengepakan
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
A. Penambahan Devisa
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi kelayakan pada usaha pengolahan
tempe menggunakan beberapa aspek. Aspek hukum yang merupakan dasar bagi
suatu usaha dapat menjalankan usahanya atau tidak, dalam usaha ini belum ada izin
yang sah dari pemerintah pusat, kemudian aspek produksi yang meliputi tenaga
kerja perlu dievaluasi dengan melihat tingginya jumlah permintaan olahan tempe
tiap minggu sehingga usaha ini perlu merekrut tenaga kerja tambahan. Selain itu,
aspek keuangan yang merupakan aspek terpenting dalam suatu usaha perlu dikelola
lebih rinci pengeluaran, penerimaan, dan keuntungan. Usaha ini dianggap layak
untuk dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan investasi
dengan usaha ini layak untuk dilanjutkan karena telah memenuhi kriteria dari
analisis tersebut.
B. SARAN
Bagi pemilik usaha, untuk tetap meningkatkan produksi dari usaha ini,
manajemen keuangan dan pemeliharaan pengolahan tempe perlu dikelola dengan
baik lagi karena prospek usaha dari komoditi kripik tempe sangat menguntungkan di
Sulawesi Utara dilihat dari jumlah produksi dan permintaan.Bagi pemerintah, untuk
lebih memperhatikan keberadaan usaha rumah tangga dengan mengurus perizinan
yang sah sehingga nantinya apabila usaha ini akan meminjam modal pada suatu
instansi terkait bisa dengan mudah didapatkan