Anda di halaman 1dari 15

JAMUR TIRAM

“Tiramizain’s AgriCulture Group”

Rencana Bisnis

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Dosen Pengampu : M. Husni Mubarok, SE. MM.

Disusun Oleh:

Ahmad Zaini : 210235

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

SYARI`AH /EKONOMI ISLAM

2011/2012
PENDAHULUAN

Melihat dunia bisnis sekarang, banyak sekali pebisnis-pebisnis baru yang bermunculan. Hampir para
pebisnis tersebut bergelut dalam dunia bisnis sama (misal: warung makan dan toko-toko pakaian),
sehingga persaingan tidak dapat dihindarkan dari para pebisnis tersebut. Berangkat dari hal tersebut,
saya berniat untuk mendalami dunia bisnis yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Maka dengan segenap pertimbangan, kemampuan,
pengalaman, pengetahuan dan berbagai hasil survey serta diskusi atau pun konsultasi, saya ingin
mengembangkan bisnis jamur tiram. Pengembangan bisnis ini dipilih atas beberapa pertimbangan
diantaranya produksi akan jamur yang masih kurang memadai dibanding dengan tingkat konsumsi jamur
yang semakin hari semakin meningkat. Sehingga sangatlah potensial untuk berkembang bisnis ini, selain
itu, biaya investasi yang relatif rendah dalam bisnis ini. Bisnis Jamur Tiram ini dengan nama” Tiramizain’s
AgriCulture Group”.

Sekilas tentang jamur tiram

Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk
dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang
tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19-35% dari berat kering jamur dan karbohidrat
sebanyak 46,6 - 81,8%. Kandungan gizi jamur lumayan lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan
jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam
darah, antitumor, antioksidan, dll.

Budidaya jamur tiram memiliki nilai ekonomi yang baik, selain itu juga tidak terlalu sulit dalam
pembudidayaan dan tidak memerlukan biaya yang sangat tinggi karena bahan bakunya sangat mudah
didapatkan (seperti serbuk gergaji, dedak, juga penggunaan pestisida yang sedikit).

Latar belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh:

1. Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Permintaan pasar akan jamur tiram
yang selalu tinggi, memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram yang
ditambah dengan masih sedikitnya pembudidaya jamur tiram ini, sehingga prospek usaha ini sangatlah
menjanjikan keuntungan dan keberlangsungan.

2. Jamur tiram merupakan salah satu pruduk komersial yang dapat dikembangkan dengan biaya
investasi yang relatif rendah, karena bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan
mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur.

3. Membuka lapangan pekerjaan

4. Menyokong pertumbuhan ekonomi negara

Visi

1. Mengusung visi sebagai penyuplai terbesar jamur untuk memenuhi kebutuhan jamur tiram

Misi

1. Memberi keterampilan pada masyarakat cara budidaya jamur dengan menghasilkan jamur yang
berkualitas baik,

2. Memberi pengetahuan pada masyarakat akan manfaat jamur

3. Mengurangi pengangguran

Deskripsi produk

Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa jamur tiram segar.

Peluang

Peluang pasar untuk produk jamur ini sangatlah besar, melihat ketidakseimbangan antara tingkat
produksi dan konsumsi masyarakat akan jamur. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi dan masih
sedikitnya produksi jamur menjadikan bisnis ini memiliki peluang yang sangat menjanjikan.

Konsumsi sayur masyarakat indonesia pada tahun 2002 tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun.[1] badan
kesehatan dunia (fao) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan
adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat
indonesia belum separuhnya dari rekomendasi fao. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur
konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar.

Dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakatkan untuk mengonsumsi jamur terus meningkat, sebab
kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan,
sehingga terjadi kenaikan sekitar 20%-25%/tahun.[2]
Disisi lain, seluruh produksi jamur baru memenuhi 50% dari permintaan pasar. Padahal tingkat konsumsi
semakin hari semakin meningkat. Ditambah lagi kebutuhan jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan
dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji seperti
keripik atau abon. Belum lagi ditambah juga permintaan pasar luar negeri, seperti singapura, jepang,
korea selatan, china, as dan uni eropa yang sangat tinggi.

Kebutuhan pasar jamur pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 17.500 ton dan saat ini baru terpenuhi
13.825 ton pertahun.[3] jadi, prospek bisnis budidaya jamur kedepannya memiliki peluang yang sangat
besar.

ANALISA LINGKUNGAN

Tingkat persaingan

Melihat situasi kebutuhan jamur yang sangat tinggi yang belum diimbangi dengan produksi sesuai
dengan kebutuhan pasar. Sepertinya, produk jamur ini akan laku keras di pasaran.

Selain itu, pembudidaya jamur dalam skala besar masih sedikit, kebanyakan hanya dalam skala rumah
tangga, sehingga menjadikan bisnis ini memiliki peluang yang besar di pasar.

Untuk disekitar lokasi budidaya jamur sendiri, sedikit sekali bahkan bisa dikatakan tidak ada pebisnis
yang memproduksi atau berbudidaya jamur ini. Sehingga tidak ada seorang atau para kompetitor dalam
bisnis ini, maka prospek ke depan usaha ini sangatlah besar.

Akan tetapi, jika merambah ketingkat provinsi atau bahkan tingkat nasional. Pebisnis jamur bisa
dikatakan banyak, sehingga bisa dikatakan memiliki kompetitor yang cukup banyak. Tetapi, pebisnis
jamur ini kebanyakan masih dalam tingkat produksi skala rumah tangga, dan untuk pebisnis yang
memproduksi jamur dalam skala produksi besar masih sangat sedikit. Dari hal tersebut, peluang bisnis
ini memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.

Kecenderungan pasar

Kecenderungan pasar usaha ini adalah konsumen jamur rumah tangga. Selain itu juga para pengusaha
seperti kripik jamur, restaurant, super market, pasar dan hotel.

Target pasar

Produk jamur segar yang dihasilkan akan di pasarkan ke/oleh:

1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil,

2. Para pengusaha dengan berbagai jenis produk yang berbahan baku jamur,

3. Pasar tradisional,

4. Super market, restaurant dan hotel.


Analisis SWOT

1. Strengths (kekuatan)

§ Proses pembuatannya mudah dan sederhana

§ Harga jual lebih murah

§ Memanfaatkan internet sebagai media promosi

§ Kualitas produk terjamin

2. Weaknesses (kelemahan)

§ Manejemen perusahaan masih sederhana

§ Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui kandungan gizi jamur

3. Opportunities (peluang )

§ pertumbuhan pasar dimungkinkan meningkat

§ Peluang pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan

§ Keterbukaan untuk menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan besar
dibidang produksi khususnya.

4. Threats (ancaman)

§ Munculnya banyak pesaing baru

§ Cuaca panas yang mengancam kualitas jamur.

RENCANA STRATEGI

Produk

Startegi mengenai bagaimana produk usaha jamur tiram ini dapat menarik hati para konsumen untuk
membelinya. Produk yang ditawarkan berupa produk jamur tiram segar yang memiliki kualitas baik
dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat obat.

Harga

Strategi mengenai bagaimana produk saya agar dapat menarik konsumen dari segi harga dibandingkan
pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.
Dalam menentukan harga jamur tiram ini, saya memilih harga yang tepat antara pembeli dan produsen
agar memiliki ikatan yang erat diantara keduanya. Strategi harga produk dibawah harga pasar. Jika harga
pasar 5.500/kg, maka harga yang saya pilih 5.300/kg di bawah harga pasar dengan selisih 200/kg.

Promosi

Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara:

1. Menawarkan langsung kepada konsumen disertai pemberian pemahaman konsumen terhadap


manfaat-manfaat jamur.

2. Melalui media internet sebagai sarana bisnis. Untuk promosi melalui internet akan dipromosikan
lewat facebook, twitter, dan blog.

Distribusi

Cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen dilakukan secara langsung
ke agen-agen, swalayan, hotel dan restaurant. Selain itu juga lewat pemesanan situs online.

RENCANA PRODUKSI

Lokasi produksi

Produksi akan dilakukan di desa lambangan undaan kudus. Dalam proses produksi menggunakan
kumbung terbuat dari bilah bambu (gedek/bilik). Pertimbangannya adalah biaya pembuatannya murah.
Tapi yang terpenting adalah kumbung dari bilah bambu ini ideal untuk pertumbuhan jamur karena mirip
dengan habitat aslinya di hutan, yaitu intensitas matahari rendah dengan kelembaban yang tinggi.

Atap kumbung menggunakan genting. Dan disekeliling lokasi budidaya jamur akan ditanami pohon agar
tidak terlalu panas. Karena jika cuaca terlalu panas maka diperlukan perawatan yang ekstra keras agar
pertumbuhan jamur tetap baik.

Kapasitas produksi

Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan sekitar 58 hari
dengan masa panen dua kali.

Proses produksi

Rantai budidaya jamur tiram dimulai dari; serbuk gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi,
inokulasi, inkubasi, growing, dan pemanenan.

Media tanam jamur tiram dapat berupa serbuk kayu (gergajian), jerami padi, alang-alang, limbah kertas,
ampas tebu dan lainnya.
Pada bisnis saya, bibit dan baglog didapatkan dengan cara pembelian. Sehingga proses pengayakan,
pencampuran, sterilisasi, inokulasi dan inkubasi tidak dilakukan. Jadi langsung pada proses growing (7-14
hari) dan setelah penyobekan baglog (7-30 hari) maka tubuh buah akan semakin besar hingga mencapai
pertumbuhan optimal yang siap dipanen.

Pada umumnya, rantai budidaya jamur dimulai dari pencampuran serbuk gergaji dengan bahan-bahan
lain berupa bekatul (dedak) dan kapur pertanian dengan perbandingan 80:15: 5. Media dimasukkan
dalam plastik polypropilen dan dipadatkan kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara memanaskan baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada
suhu ± 95 °c. Setelah sterilisasi selesai, baglog didinginkan dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk
menghindari kontaminasi baglog.

Tahapan selanjutnya adalah proses inokulasi. Inokulasi adalah proses penularan miselium dari bibit ke
media tanam. Proses ini dilakukan dengan steril dan dalam ruang inokulasi.

Proses lanjutan yakni masa inkubasi yakni tahap penumbuhan miselia jamur. Proses ini memerlukan
waktu kurang lebih 40 - 60 hari sampai baglog berwarna putih. Suhu ruang inkubasi harus dijaga dalam
kondisi yang stabil dan rendah cahaya 22- 28 °c dengan kelembaban 70 – 90 %.setelah baglog berwarna
putih merata, kemudian dipindahkan ke kumbung. Biasanya, umur baglog yang dipindahkan telah
mencapai 40 hari.

Proses penumbuhan tubuh buah diawali dengan membuka ujung baglog untuk memberikan oksigen
pada tubuh buah jamur. Biasanya 7 -14 hari kemudian, tubuh buah akan tumbuh.

Setelah 7-30 hari sejak penyobekan baglog akan tumbuh tubuh buah yang terus mernbesar hingga
mencapai pertumbuhan optimal yang siap dipanen.

Selama masa pemeliharaan suhu dan kelembaban udara harus dijaga dengan baik pada kisaran suhu 20
- 22 °c dan kelembaban 95 - 100 %, dengan cara pengembunan kumbung.

Panen pertama 30 hari sejak penyobekan baglog, sedangkan pemanenan berikutnya setiap 10-14 hari.
Hasil panen kemudian akan dikemas dengan kantong plastik dan siap untuk dijual.

RENCANA SDM

Hal lain yang diperlukan direncanakan dalam membudidayakan jamur tiram ini adalah sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang saya pilih sebagai tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang
andal, rajin, dan mempunyai pengetahuan serta pengalaman mengenai budidaya jamur. Pengambilan
sumber daya manusia bisa diambil dari universitas, yakni mahasiswa fakultas agrobisnis.

Struktur Organisasi
direktur utama/pemilik

manajer pemasaran manajer keuangan manajer produksi/operasional

2 pembantu produksi dan 2 sopir

§ Direktur utama/pemilik, bertanggung jawab atas kelancaran keseluruhan proses produksi, pemasaran,
selain itu juga menciptakan sistem produksi dan pemasaran serta menetapkan kebijakan-kebijakan yang
dibantu para manajernya. Direktur utama/pemilik mendapatkan gaji sebesar 1.750.000,00/bulan.

§ Manajer pemasaran, bertanggung jawab atas pemasaran produk yang dihasilkan beserta
pendistribusiannya hingga sampai pada konsumen tujuan tanpa masalah. Manajer pemasaran
mendapatkan gaji sebesar 1.300.000,00/bulan.

§ Manajer keuangan, bertanggung jawab untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggung
jawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan. Manajer
keuangan mendapatkan gaji sebesar 1.300.000,00/bulan.

§ Manajer operasional harian merangkap manager produksi, manajer operasional dan manajer
produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan dan memastikan produk
berada dalam kondisi baik. Manajer operasional harian dengan merangkap manager produksi
mendapatkan gaji sebesar 1.500.000,00/bulan.

§ Dua orang pembantu produksi, merupakan pekerja yang membantu dalam proses produksi. Meliputi
penanaman, penyiraman, penyemprotan, pemanenan, pengemasan hingga pemasaran. Dua orang
pembantu produksi masing-masing mendapatkan gaji sebesar 850.000,00/bulan.

§ Dua orang sopir, merupakan pekerja yang bertugas mengemudikan kendaraan saat pembelian bibit,
pendistribusian, dan bertanggung jawab terhadap perawatan kendaraan. Dua orang sopir masing-
masing mendapatkan gaji sebesar 850.000,00/bulan.

Jadi total pembayaran tenaga kerja per bulan adalah 9.250.000,00/bulan.

Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan
disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi
akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga
kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah
sesuai dengan kapasitas produksi berjalan

RENCANA PENGEMBANGAN

Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil awal. Namun, pengembangan bisnis ini kedepannya akan
selalu dikembangkan lagi. Hingga menjadi usaha kecil lanjut, dan usaha menengah nasional.

1. Tahap industri kecil awal

Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh,
selain itu juga menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur,
serta penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi
yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah
dengan kapasias produksi kurang dari 100.000 baglog.

2. Tahap industri kecil lanjut

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi,
dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk
memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan
menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya
100.000 baglog produksi per musim dengan investasi yang berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.

3. Tahap industri menengah nasional

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas
produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Pada
tahap industri menengah nasional ditergetkan bisa membuat bibit dan baglog sendiri.

RENCANA KEUANGAN

Asumsi
Analisa peluang bisnis budidaya jamur tiram dengan media baglog luas lahan 300 m2. Bibit dan media
baglog langsung saya beli dari perusahaan penghasil bibit dan media baglog jamur ( MDS Agribisnis,
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia) yang berkualitas baik sehingga tingkat kegagalannya sangat rendah.
Sedangkan lahan untuk sementara menyewa (2tahun). Rantai budidaya jamur dimulai dari serbuk
gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi (10-17 hari), inokulasi (30-40 hari), inkubasi, growing dan
pemanenan. Karena bibit dan media tanam dengan cara membeli, maka proses serbuk gergaji sampai
inkubasi tidak dilakukan, langsung pada proses membuka ujung baglog ujung baglog (7 -14hari). Setelah
7-30 hari sejak penyobekan baglog akan tumbuh tubuh buah yang terus mernbesar hingga mencapai
pertumbuhan optimal yang siap dipanen. Pemanenan pertama selama 30 hari setelah penyobekan dan
pemanenan selanjutnya 10-14 hari. Jadi, selama sekitar 58 hari (7-14 hari ditambah 7-30 hari ditambah
10-14 hari) proses pemanenan terjadi 2 kali. Atau bisa dikatakan pemanenan satu kali selama sebulan.

Biaya (skala produksi 20.000 baglog)

1. biaya tetap

No.

Uraian

Harga (Rp)

Masa Pakai (th)

Penyusutan (bln)

tanah 300m2

3.000.000

125.000

kumbung rak

5.000.000

138.888

3
kayu

1.000.000

27.777

bambu

400.000

11.111

genting

500.000

8.333

gerobak dorong

1.500.000

62.500

peralatan:

-cangkul

-tong air

-penyemprot

-sekop
-botol

-centong

-sendok bibit

-karet

2.000.000

83.333

Total

13.400.000

456.942

2. biaya variabel

No

Uraian

Harga (Rp)

bibit (beli 1 botol isi 25)

800 botol X Rp. 20.000,00

16.000.000

Baglog

20.000X Rp. 1.250,00

25.000.000
3

pestisida organic

500.000

kemasan (kantong plastik)

350.000

tenaga kerja

9.250.000

Total

51.100.000

3. biaya lain-lain

No

Uraian

Harga (Rp)

transportasi

500.000

listrik

150.000

Total

650.000
Total biaya = biaya tetap (penyusutan/bln) + biaya variabel + biaya lain-lain

= 456.942 + 51.100.0 00 + 650.000

=52.206.942

Sumber dana

Sumber pendanaan pertama dari uang sendiri dan dengan cara meminjam uang pada bank dengan
bunga 1%/bulan.

Total modal= modal sendiri + pinjaman bank

= 15.000.000 + 50.000.000

= 65.000.000

Pendapatan

Asumsi tiap baglog = 0.6 kg. Harga @/kg rp. 5.300,00

1 baglog = 0.6 kg x 20.000 baglog = 12.000 kg

Pendapatan = 12.000 kg x 5.300 = 63.600.000

Laba

Laba (per bulan) = total pendapatan – total biaya

= 63.600.000 + 52.206.942

= 11.393.058

R/c ratio = total pendapatan : total biaya

= 63.600.000 : 52.206.942

= 1.21

Berdasarkan hasil penghitungan diatas dapat dilihat bahwa bisnis yang dipilih layak untuk dilakukan
karena pelaku usaha dapat meraup keuntungan dari usaha yang dilakukan (r/c ratio > 1).
Pembagian keuntungan

Pembagian keuntungan direncanakan sebagai berikut:

§ Pengembangan usaha = 45%

§ Pengelola = 15%

§ Pengembalian pinjaman bank beserta bunga = 30%

§ Karyawan = 10%

PENUTUP

Demikian rencana bisnis pengembangan usaha jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis
mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram
ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai