Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

KITAB KUNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

BAHASA ARAB KELAS XI AGAMA MA ALI MAKSUM KRAPYAK

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015-2016

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi, begitu pula dengan bahasa Arab.

Bahasa Arab adalah kata yang disampaikan oleh orang Arab untuk

menyampaikan tujuan mereka.1 Dilihat dari fungsinya bahasa Arab adalah

alat komunikasi dan penghubung pergaulan bangsa Arab sehari-hari baik

individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun masyarakat

dengan bangsa tertentu dan mencurahkan suatu perasaan dengan rasa

senang, sedih gembira pada orang lain agar dapat difahami, dimengerti, dan

merasakan yang ia alami.2

Peran bahasa Arab selain sebagai alat komunikasi antar manusia

dengan manusia juga merupakan alat komunikasi antara manusia dengan

Tuhannya yang terwujud dalam bentuk sholat, do’a, dan sebagainya. Oleh

karena itu, mempelajari bahasa Arab sangat penting bagi kaum muslim.

Perlu kita ketahui bersama bahwa buku-buku yang mengkaji tentang agama

islam pada dasarnya ditulis dengan bahasa Arab (tanpa harakat), sementara

itu dalam rangka mengkaji makna yang terkandung di dalamnya bukanlah

1
Musthofa Gholayaini, Jami’u ad-Durusu al-‘Arabiyah, (Kairo: Maktabatu as-Syuruqi
ad-Daulati, 1944), hlm. 3.
2
H. Tayar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Grafindo Persada, 1995), hlm. 187.
hal yang mudah, karena sebelum melakukannya kita dituntut mampu

membaca secara harfiyah serta tahu artinya.

Kemahiran berbahasa Arab merupakan salah satu jenis kemampuan

yang ingin dicapai dalam pengajaran berbahasa Arab, karena bahasa Arab

merupakan sarana utama untuk berkomunikasi dengan orang Arab dan

memahami buku atau kitab yang berbahasa Arab. Maka diperlukan

pengoptimalan belajar dan mengajar bahasa Arab di dalam instansi

pendidikan formal maupun nonformal. Untuknya, upaya-upaya

pengoptimalan kegiatan belajar-mengajar sangat tepat dilakukan demi

meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab.

Pembelajaran bahasa Arab merupakan proses transformasi ilmu, sikap

mental dan prilaku kebahasaan Arab yang diharapkan dapat dilakukan

secara professional dan berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan bahasa

Arab dapat direalisasikan secara efektif jika dilandasi oleh visi, misi dan

orientasi yang jelas terhadap prosedur yang dilakukan berlandaskan strategi,

pendekatan dan metode yang tepat dan relevan yang akhirnya menghasilkan

output yang optimal dan memuaskan baik bagi peserta didik, guru maupun

lembaga pendidikan dan masyarakat luas.3

Untuk itu diperlukan sekali pembelajaran yang efektif yang

merupakan suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan

pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Arab baik dari segi proses maupun

3
Muhbib Abdul Wahab, Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008), hlm. 147-148.

2
hasil. Oleh karena itu peran seorang guru tidak cukup sebagai pengajar saja,

disamping pengajar bahasa Arab seorang guru bahasa Arab harus menjadi

pakar ataupun menguasai perbendaharaan bahasa Arab atau retorikanya. Hal

ini sangat berpengaruh atas kesuksesan peserta didik dan tujuan instansi

pendidikan bahasa. Upaya yang dapat dilakukan berupa pengadaan pusat

pelatihan (Lab Bahasa), media audio visual dan buku-buku karya ilmiah

yang menyajikan bahasa Arab yang mudah dan gampang.4

Berangkat dari asumsi tersebut salah satu lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan kegiatan pendalaman ajaran Islam adalah pesantren.

Dalam dunia pesantren salafi, pembelajaran bahasa Arab lebih berorientasi

pada pembelajaran kitab kuning, hal ini karena kitab-kitab yang diajarkan

ditulis tanpa syakl sehingga untuk dapat membacanya dengan benar

penguasaan ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah, menjadi syarat wajib

untuk dipelajari terlebih dahulu.

Pembelajaran kitab kuning secara tidak langsung juga dapat

meningkatkan pembelajaran bahasa Arab. Misalnya dari segi nahwu, sharaf,

mufrodat, balaghah, karena dalam program ini menggunakan kitab kuning

yang tidak berharokat. Sehingga kaidah-kaidah dalam bahasa Arab mutlak

diperlukan agar siswa dapat memberi harakat, mampu mengetahui

kedudukan setiap kata dan juga mampu memahami kandungan dari kitab

yang digunakan tersebut. Dengan begitu pembelajaran kitab kuning

4
Tayas Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pembelajaran dan Bahasa Arab, (Jakarta:
PT. Grafindo Persada, 1995), hlm. 188-189.

3
memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kemahiran dan

kemampuan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab.

Salah satu madrasah berbasis pesantren yang menerapkan pembelajaran

kitab kuning guna meningkatkan kemampuan berbahasa Arab yaitu MA Ali

Maksum Krapyak Yogyakarta. Karena penerapan ini didasarkan pada

tujuan pengajaran bahasa Arab nahwu, saraf, mufrodat yang lebih

diorientasikan pada penguasaan bahasa sebagai alat untuk memahami

literature berbahasa Arab. Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren

Krapyak Yogyakarta adalah suatu lembaga pendidikan formal berbasis

pesantren yang menerapkan pembelajaran kitab kuning pada kurikulum

pembelajarannya

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa

Arab, tujuan pembelajaran kitab kuning di MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta adalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa

Arab. Sehingga pembelajaran kitab kuning dijadikan sebagai mata pelajaran

di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Tetapi pencapaian tujuan

pembelajaran bahasa Arab tersebut belum dapat terpenuhi secara maksimal

dengan hasil pembelajaran yang belum optimal. Hal tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah bagaimana penguasaan

siswa terhadap pembelajaran kitab kuning. Dalam pembelajaran kitab

kuning ada siswa yang aktif dan pasif, sehingga hal tersebut berpengaruh

terhadap proses pembelajaran bahasa Arab, karena kedua mata pelajaran

tersebut saling berkaitan.

4
Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

terhadap Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali

Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pokok bahasan dalam

skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa tinggi tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning

di kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran

2015/2016?

2. Seberapa tinggi tingkat efektivitas pembelajaran bahasa Arab di kelas XI

Agama MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?

3. Adakah pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning

terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali

Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

a.Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning di kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016

b. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat efektivitas pembelajaran

bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016

5
c.Untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab

kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab di kelas XI

Agama MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Kegunaan

a.Kegunaan Teoritis

1) Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan menambah

wawasan dalam bidang Pendidikan Bahasa Arab.

2) Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh keaktifan siswa

dalam pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran

bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi peneliti, untuk memberikan pengalaman dalam melakukan

penelitian tentang permasalahan yang terjadi. Hal ini berkaitan

dengan pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning

terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab.

2) Bagi sekolah, untuk memberi masukan tentang pengaruh keaktifan

siswa dalam pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas

pembelajaran bahasa Arab, sehingga dapat dilakukan usaha untuk

peningkatkan antara keduanya.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan pengamatan perpustakaan yang penulis lakukan,

penelitian penulis yang berjudul pengaruh keaktifan siswa dalam

6
pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab,

belum ada yang mengkajinya. Akan tetapi sebelumnya sudah ada skripsi

yang senada dengan penelitian tersebut diantaranya adalah:

Penelitian pertama dilakukan oleh Niswatun Nisa, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan

Kalijaga dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kitab Kuning Terhadap

Penguasaan Kosakata (Mufrodat) Bahasa Arab Di PP Manba’ul Ulum

Grobogan Tahun Ajaran 20011/2012, hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh signifikan dalam proses pembelajaran kitab kuning di

Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Grobogan, baik kosakata aktif maupun

pasif. Akan tetapi besar pengaruhnya berbeda. Pengaruh pembelajaran kitab

kuning terhadap penguasaan kosakata aktif adalah sebesar 0.047089.

Sedangkan besaran pengaruh pembelajaran kitab kuning terhadap

penguasaan kosakata pasif adalah sebesar 0.206116. Dari hasil pengkajian

secara kuantitatif, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya

pemberlakuan pebelajaran kitab kuning di kalangan pondok pesantren

lainnya.

Penelitian kedua, penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurshiamul

Kamilah jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga tahun 2014 dengan judul “Pengaruh

Hafalan Al-Qur’an Juz 1-4 terhadap Penguasaan Mufrodat Siswa Kelas

VIII Asrama Takhasus Putri MTs Wahid Hasyim Yogyakarta”. Adapun

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: nilai rata-rata tes hafalan Al-

7
Qur’an juz 1-4 siswa kelas VIII termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar

64,31. Sedangkan rata-rata tes tingkat penguasaan mufrodat siswa termasuk

dalam kategori baik, yaitu sebesar 69,94. Kemudian dapat diketahui bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara hafalan Al-Qur’an juz 1-4

dengan penguasaan mufrodat bahasa Arab siswa kelas VIII asrama takhasus

putri MTs Wahid Hasyim Yogyakarta.

Penelitian ketiga, skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemakaian

Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 terhadap Efektivitas Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA Negeri

Yogyakarta”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh antara pemakaian Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 terhadap

efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X

SMA Negeri Yogyakarta, yang ditandai dengan hasil koefisien regresi

variabel pemakaian buku teks K13 (X) sebesar 0,675. Hal ini berarti bahwa

apabila pemakaian buku teks Kurikulum 2013 diterapkan atau bernilai 1,

maka efektivitas pembelajaran akan meningkat sebesar 0,675 dan bernilai

positif atau searah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah peneliti

meneliti tentang pembelajaran kitab kuning dan pembelajaran bahasa Arab

sedangkan fokusnya yaitu meneliti pengaruh penggunaannya terhadap

efektivitas pembelajaran bahasa Arab kelas XI Agama MA Ali Maksum

Yogyakarta, dan merupakan penelitian survey dengan pendekatan

kuantitatif. Skripsi ini diharapkan mampu menjadi penyempurna dan

8
pembanding bagi skripsi-skripsi lainnya yang serupa serta penelitian-

penelitian sebelumnya. Sehingga dapat menambah perbendaharaan dunia

pendidikan dan mampu menambah wawasan bagi pembacanya.

E. Landasan Teori

1. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

a. Pengertian Keaktifan Siswa

Dalam Kamus Bahasa Indonesia keaktifan berarti kegiatan atau

kesibukan.5 Menurut Rasyad Syaleh, keaktifan adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan sadar, sengaja serta mengandung suatu maksud

tertentu.6 Keaktifan ada dua macam yaitu keaktifan rohani dan jasmani,

atau keaktifan jiwa dan keaktifan raga.7

Jadi keaktifan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar

untuk mencapai maksud tertentu. Yang dimaksud dengan keaktifan

siswa dalam pembelajaran kitab kuning dalam penelitian ini yaitu

keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran kitab kuning dengan

maksud tercapainya tujuan pembelajaran kitab kuning.

b. Indikator Keaktifan Siswa

Keaktifan jasmani dan rohani yang dapat dilakukan di sekolah

menurut hasil penelitian yang dilakukan Paul B. Diedrieh yang

5
W.J.S Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
hal. 26.
6
Rosyad Syaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 20.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hal. 35.

9
dikemukakan oleh Ramayulis dalam buku Ilmu Pendidikan Islam

meliputi:

1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,

demontrasi, percobaan dan sebagainya.

2) Oral activities, seperti menerangkan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan

sebagainya.

3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian percakapan,

diskusi, musik, pidato, ceramah, dan sebagainya.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

patron, dan sebagainya.

6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi,

mode, mereparasi, berkebun, bermain, memelihara binatang dan

sebagainya.

7) Mental activities, seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, mengambil keputusan dan sebagainya.

8) Emotional activities, seperti menaruh minat gembira, berani, tenang,

kagum dan sebagainya.8

c. Pengertian Kitab Kuning

8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan…, hal. 35.

10
Kitab kuning adalah buku yang digunakan sebagai pegangan dalam

proses belajar mengajar di pesantren yang menggunakan aksara Arab

yang dihasilkan oleh para ulama dan pemikir muslim lainnya di masa

lampau khususnya yang berasal dari Timur Tengah.9

Kitab kuning juga mempunyai peran yang sangat penting sekali

dalam proses terentuknya kecerdasan intelektual dan moralitas kesalehan

(kualitas keagamaan pada diri sendiri) dari definisi di atas sangatlah

penting dalam belajar bahasa terutama bahasa Arab karena bahasa Arab

adalah bahasa umat Islam. Karena bahasa Arab adalah salah satu bahasa

dari kitab kuning. Sebagaimana yang dikemukakan, bahwa materi kitab

kuning adalah materi berbahasa Arab yang penelitian hurufnya tidak

menggunakan harakat, dan secara praktis seseorang yang ingin mahir

dalam membaca teks Arab gundul dituntut harus memahami qowaidnya

(baca: kaedah-kaedahnya) dan juga dituntut untuk bisa memahami

maksudnya.

d. Karakteristik kitab kuning

Kitab kuning memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1) Pada umumnya merupakan karya abad pertengahan.

2) Struktur kalimatnya banyak dimulai dengan kata kerja.

3) Banyak menggunakan dlomir.

4) Struktur kata yang digunakan dalam bahasanya mengenal isytiqoq

atau perubahan yang terjadi dalam kata itu sendiri.


9
Azyumardi Azra, “Pesantren Kontinuitas dan Perubahan” dalam Nurcholish Madjid,
Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997) , hlm. 111.

11
5) Ukurannya besar, hurufnya kecil-kecil, tidak mengenal titik, koma.

6) Struktur kalimat dalam bahasanya mengenal adanya I’rob atau

perubahan bentuk akhir kata.

7) Penyajiannya sederhana dalam sistematika, pergeseran, dari sub

topik ke sub topik lain tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan

fasal atau kode tatimmah, muhimmah, tanbih, far’un, dan

sebagainya.

8) Pada umumnya disajikan dalam dua komponen, matan syarah, matan

terletak di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah.

9) Pengajian kitab ini biasanya dengan sistem korasan, dimana

lembaran-lembaran dapat dipisahkan sehingga lebih memudahkan

pembaca menggotong semua tubuh kitab yang kadang-kadang

mencapai ratusan halaman.10

e. Metode Pengajaran kitab kuning

Pengajaran kitab kuning (kitabklasik) pada masa lalu merupakan

satu-satunya yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Meskipun

kebanyakan pesantren telah memasukkan pengajaran ilmu umum,

namun pengajaran kitab Islam klasik tetap diberikan sebagai upaya

untuk meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan tersebut yakni

mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap Islam tradisional,

dengan system pengajaran yang lebih aktif dengan manajemen yang apik

dan dikemas dalam satuan tersendiri dan tingkat yang berkelas-kelas dan

10
Dawun Raharjo, Pergaulan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), hlm. 55.

12
dikenal dengan Madrasah Salafiyah. Hal itu bukan berarti meninggalkan

metode pengajaran kitab kuning yang bersifat klasik yakni metode

sorogan, wekton dan bandongan, akan tetapi metode pengajaran tersebut

dijadikan sebagai kegiatan ekstrakulikuler seperti yang terdapat pada

MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.

Metode sorogan adalah aktivitas pengajaran secara individual

dimana seperti santri menghadap secara bergiliran kepada ustadz atau

kyai untuk membaca, menjelaskan atau menghafal pelajaran

sebelumnya, dan bila santri sudah dianggap menguasai maka ustadz

menambahnya dengan materi baru, biasanya dengan membacakan,

mengartikan, menjelaskan dan lain-lain. Lalu santri meninggalkan

tempat tersebut untuk pergi ketempat yang lain guna mengulang atau

merenung kembali apa yang baru saja diberikan kepadanya, sementara

santri lain telah menghadap kepada ustadz untuk melakukan hal yang

sama, demikian seterusnya.11

Metode sorogan ini, yakni pengajaran kitab maupun pelimpahan

nilai-nilai sebagai proses (delivery of culture) di pesantren berlangsung

dengan amat intensif karena metode ini dilakukan seorang demi seorang

dan ada kesempatan untuk Tanya jawab secara langsung.12

Metode wekton disebut juga weton. Istilah weton berasal dari kata

wektu (jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian ini diberikan pada
11
Imam Bawani, Tradisi dalam Pendidikan Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1998), hlm. 95.
12
Marwan Saridjo, dkk. Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta: Dharma Bakti,
1982), hlm. 32.

13
waktu tertentu, yaitu sebelum ataupun sesudah melakukan sholat fardlu.

Di jawa barat pengajian ini disebut dengan istilah bandongan, yakni

kegiatan pelajaran dimana seorang ustadz atau kyai membaca,

menterjemahkan dan mengupas pengertian kitab tertentu, sementara

santri yang terkadang cukup banyak, mereka bergerombol duduk

mengelilingi ustadz atau kyai atau mereka mengambil tempat agak jauh

selama suara beliau dapat didengar, dan masing-masing orang membawa

kitab yang telah dikaji, sambil jika perlu memberikan syakal dan menulis

penjelasannya di sela-sela kitab tersebut.13

Metode musyawarah, system pengajaran ini sangat berbeda dari

system pengajaran sorogan dan bandongan. Para santri harus

mempelajari sendiri kitab-kitab yang ditunjuk. Kyai atau ustadz

memimpin kelas musyawarah seperti dalam suatu seminar dan lebih

banyak dalam tanyajawab, biasanya hampir seluruhnya diselenggarakan

dalam bahasa Arab, dan merupakan latihan dalam menyadap sumber-

sumber argumentasi dalam kitab-kitab Islam klasik.

Sebelum menghadapi kyai atau ustadz, para santri biasanya

menyelenggarakan diskusi terlebih dahulu antara mereka sendiri dan

menunjuk salah seorang di antara mereka untuk menjadi juru bicara

yang menyampaikan kesimpulan dari masalah yang disodorkan oleh kyai

ataupun ustadz. Setelah itu diikuti dengan diskusi bebas dan bagi mereka

yang akan mengajukan pendapat diminta untuk menyebutkan sumber

13
Imam bawani, Tradisi dalam Pendidikan Islam ……………,hal,98.

14
dasar argumentasi.14 Ciri khas pondok pesantren sebagai pendalaman

pengetahuan-pengetahuan agama Islam adalah pengajaran tradisinya

yang menggunakan system pengajaran kitabkuning. Sistem pengajaran

kitabkuning yang diterapkan di pondok pesantren tergolong unik, karena

“santri harus belajar dari kitab-kitab gundul yang ditulis tanpa huruf

hidup. Itu sebabnya untuk dapat mengenali kata demi kata (kosakata)

dan tata bahasa.”15

2. Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab

a.Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti terjadinya

suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab,

dapat membawa hasil.16

Efektif adalah melakukan sesuatu secara benar (do the right thing)

atau menentukan tujuan secara tepat. Efektivitas dapat diukur melalui

dua cara. Pertama, sebuah tindakan efektif bila mencapai tujuan khusus

yang ditetapkan. Kedua, menjadi berarti melakukan konsentrasi ulang

pada yang menjadi tugas pokok yang seharusnya dilakukan suatu

organisasi dan membuang tugas-tugas sampingan yang tidak perlu.17


14
Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta:
LP3ES, 1994), hlm. 32.
15
Ibid hlm. 29.
16
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
82.
17
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2006), hal. 160-161.

15
Dari uraian di atas dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas

merupakan ketertarikan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan

menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan

hasil yang dicapai.

Efektivitas pembelajaran adalah keberhasilan dari suatu proses

interaksi antara pendidik dan anak didik serta sumber belajar dalam

lingkungan belajar yang ditunjukkan dengan tercapai atau tidaknya

tujuan yang telah ditetapkan sebagai sasaran akhir dari suatu proses

pembelajaran. Efektivitas pembelajaran atau belajar hanya bisa dilihat

dari adanya perubahan pada anak didik dari sebelum dan sesudah terjadi

proses pembelajaran. Perubahan anak didik tersebut meliputi perubahan

baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Sedangkan

yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu keberhasilan tujuan yang

dicapai dengan hasil yang dicapai.

Selain dapat dilihat dari perubahan pada anak didik,

keberhasilan atau efektivitas dalam proses belajar mengajar dapat

ditunjukkan dari pencapaian tujuan intruksional khususnya. Seperti

pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, bahwa suatu proses

belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

apabila tujuan intruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.18

b.Kriteria Efektivitas Pembelajaran

18
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hal. 119.

16
Sudjana mengungkapkan kriteria yang dapat digunakan untuk

menilai keefektifan proses belajar mengajar sebagai berikut :

1) Konsistensi kegiatan belajar mengajar

2) Keterlaksanaan oleh guru, dalam hal ini sejauhmana kegiatan dan

program yang telah direncanakan dapat dilakukan oleh guru tanpa

mengalami hambatan atau kesulitan yang berarti. Dengan demikian

apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana mestinya.

3) Keterlaksanaan oleh siswa dalam hal ini dimulai sejauhmana siswa

melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah

ditentukan tanpa mengalami gambaran dan kesulitan yang berarti.

4) Motivasi belajar siswa, motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa saat melaksanakan kegiatan belajar.

5) Keefektivan para siswa dalam kegiatan belajar, penilaian proses

belajar mengajar terutama adalah sejauhmana keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran.

6) Interaksi guru siswa, berkenaan dengan komunikasi atau hubungan

timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam

melakukan kegiatan belajar mengajar.

7) Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak

keahlian guru yang professional dalam hal penguasaan bahan

pengajaran, komunikasi dengan siswa, penetapan metode mengajar

dan lainnya.

17
8) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.19

c. Ukuran Efektivitas

Menurut Kemp yang dikutip oleh Drs. Mudlofir dalam bukunya

“Teknologi Instruksional” mengatakan bahwa ukuran efektif dapat diukur

dari beberapa jumlah siswa yang berhasil mencapai tujuan belajar dalam

waktu yang telah ditentukan.20

Spesifikasi jumlah tersebut dinyatakan dalam prosentase. Mengenai

berapa besar prosentasi dikatakan efektif tergantung pada standar

keberhasilan yang telah ditentukan oleh pengajar yang bersangkutan.

Di dalam dunia pendidikan, efektivitas ini dapat ditinjau dari

dua segi, yaitu:

1) Efektivitas mengajar guru, terutama menyangkut sejauhmana jenis-

jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan, dapat

dilaksanakan dengan baik.

2) Efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauhmana

tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai

melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh21

19
Zamakhsyari, Efektivitas Pembelajaran di Pesantren Mahasiswa (Studi Kasus di
Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin) Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Yogyakarta, 1999, hal:17-18.
20
Mudlofir, Teknologi Instruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990 : Hal: 145-
146.
21
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hal.126.

18
Dengan mengemukakan bahwa keefektivan pembelajaran harus

dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 22

Dalam mengukur suatu program pembelajaran harus diakui bahwa ada

hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah pembelajaran

terakhir (instructional effect) yang salah satunya dengan melalui nilai

belajar dan ada hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif

(nurturant effect) dengan indicator terjadinya peningkatan perilaku

(grading behavior) siswa baik peningkatan pengetahuan, pemahaman

maupun sikap.23

Pembelajaran efektif merupakan tolok ukur keberhasilan guru

dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif

apabila peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun

sosialnya. Sebab dalam proses pembelajaran aktivitas yang menonjol

ada pada peserta didik.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar (75%) peserta

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam

proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar

yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan percaya pada diri

sendiri. sedangkan dari segi hasil, Mulyasa menyatakan bahwa proses


22
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,
(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001) hal. 274-275.
23
Umi Fatimah “Efektivitas Pembelajaran PAI Pada Program Kelas Akselerasi di
Sekolah Menengah Umum Negeri 8 Yogyakarta”, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
(Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2003), hal.27-28.

19
pembelajaran dikatakan efektif atau berhasil apabila terjadi perubahan

perilaku positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-

tidaknya sebagian besar (75%).24

3.Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

terhadap Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran kitab kuning adalah pembelajaran dengan

mengajarkan kitab atau buku yang menggunakan aksara Arab yang

dihasilkan oleh para ulama dan pemikir muslim lainnya di masa lampau

khususnya yang berasal dari Timur Tengah. Efektivitas pembelajaran

bahasa Arab yaitu tercapaianya tujuan pembelajaran dan hasil yang

diharapkan terpenuhi secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Niswatun Nisa,

dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kitab Kuning Terhadap

Penguasaan Kosakata (Mufrodat) Bahasa Arab Di PP Manba’ul Ulum

Grobogan Tahun Ajaran 20011/2012, hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan dalam proses pembelajaran kitab

kuning di Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Grobogan, baik kosakata

aktif maupun pasif. Penelitian tersebut sejenis dengan penelitian ini,

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran

kitab kuning terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran

kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab.

24
E. Mulyasa, Implementasi kurikulum 2004;Panduan Pembelajaran KBK, hal.131.

20
F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo ( belum tentu benar) dan tesis

(kesimpulan). Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis

diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang

dapat diuji. Hiotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian.25

Berdasarkan kajian teoritik maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis

adanya pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning terhadap

efektivitas pembelajaran bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali Maksum

Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Menurut jenisnya penelitian ini jika dikaitkan dengan

pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian

lapangan yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya dilakukan di

lapangan, seperti organisasi masyarakat, lembaga pendidikan baik formal


26
maupun non formal dan lingkungan masyarakat. Penelitian ini

mengumpulkan data di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun

Ajaran 2015/2016.

Apabila dikaitkan dengan datanya, penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif. Penelitian ini kuantitatif mempergunakan data yang


25
Juliansyah, Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2013), hal.79.
26
Sarjono, dkk, Panduan Penulisan Skripsi, (Yogyakarta : Jur PAI Fak. TY, UIN Sunan
Kalijaga, 2 008), hal. 21

21
dinyatakan dengan skor angka ( data verbal dikuantitatifikasikan ke dalam

skor angka berdasarkan definisi operasional) dengan berbagai klasifikasi.27

Dalam hal ini data tentang keadaan keaktifan mengikuti pembelajaran

kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arabakan diubah

menjadi data skor angka. Kemudian dilakukan perhitungan tentang

keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas

pembelajaran bahasa Arab.

Hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan bivariate.

Hubungan bivariate adalah hubungan antara satu variable bebas

(independen) adalah merupakan variable yang memengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent dengan

satu variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adaya variabel bebas.

2. Variabel Penelitian

Variabel penilitian adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.

Variabel juga bisa diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua

atribut atau lebih.28

Dalam variabel penelitian ini, dibagi menjadi dua yaitu:(a) variabel

independen dan (b) variabel dependen. Variabel independen yaitu variabel

yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel terikat yang

dipandang atau diduga sebagai akibatnya. Sedangkan yang dimaksud

27
Ibid, hal. 24
28
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 133.

22
dengan variabel dependen identik dengan variabel terikat, atau variabel

akibat yang dipradugakan.29

Variabel independen yang dimaksud dalam penelitian ini

adalahkeaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning. Varaibel

dependen yang dimaksud dalam penelitian ini adalahefektivitas

pembelajaran bahasa Arab .

3. Definisi Operasional

1. Pengertian Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

Keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning dalam penelitian

ini yaitu keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran kitab kuning

dengan maksud tercapainya tujuan pembelajaran kitab kuning.

2. Indikator Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

a) Visual activities

b) Oral activities

c) Listening activities

d) Writing activities

e) Drawing activities

f) Motor activities

g) Mental activities

h) Emotional activities

3. Pengertian Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab

29
Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral , (Yoyakarta: Press UGM, 2006),
hal. 58.

23
Efektivitas pembelajaran bahasa Arab yaitu keberhasilan tujuan

yang dicapai dengan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran.

4. Indikator Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab

a) Konsistensi kegiatan belajar mengajar

b) Keterlaksanaan oleh guru, dalam hal ini sejauhmana kegiatan dan

program yang telah direncanakan dapat dilakukan oleh guru tanpa

mengalami hambatan atau kesulitan yang berarti. Dengan demikian

apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana mestinya.

c) Keterlaksanaan oleh siswa dalam hal ini dimulai sejauhmana siswa

melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah

ditentukan tanpa mengalami gambaran dan kesulitan yang berarti.

d) Motivasi belajar siswa, motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa saat melaksanakan kegiatan belajar.

e) Keefektivan para siswa dalam kegiatan belajar, penilaian proses

belajar mengajar terutama adalah sejauhmana keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran.

f) Interaksi guru siswa, berkenaan dengan komunikasi atau hubungan

timbale balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam

melakukan kegiatan belajar mengajar.

g) Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak

keahlian guru yang professional dalam hal penguasaan bahan

pengajaran, komunikasi dengan siswa, penetapan metode mengajar

dan lainnya.

24
h) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.

b. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016.

5. Subyek Penelitian

a. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah :siswa, sedangkan

sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,

pegawai bagian tata usaha MA Ali Maksum Krapyak Yogyakartatahun

ajaran 2015/ 2016.

b. Populasi dan Teknik

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.30Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

siswa kelas XI MA Ali Maksum Krapyak Yogyakartatahun ajaran

2015/2016 yang berjumlah 53 siswa dengan perincian sebagai

berikut:

Tabel.1.

30
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Afabeta, 2006), hal.90

25
Daftar Populasi Kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/201631

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 XI A 26 0 26

2 XI B 0 27 27

Jumlah 26 27 53

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.32 Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini dengan menggunakan teknik Disproportionate

Stratified Random Sampling teknik ini digunakan untuk menentukan

jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional

karena jumlahnya sedikit sehingga semua digunakan menjadi sampel

penelitian.

Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI sebanyak 53

siswa. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto:”

Bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya

31
Hasil observasi, wawancara, dokumentasi kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016, tanggal 16 Maret 2016, pukul 11.30-13.30 WIB.
32
Ibid, hal.91.

26
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat

diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.”33

6. Metode Pengumpulan Data

a. Metode angket

Angket adalah suatu daftar yang berisi daftar pertanyaan

yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau siswa yang

hendak diteliti. Daftar pertanyaan adalah formulir tertulis untuk

mengumpulkan informasi. Pertanyaan –pertanyaan disiapkan

secara cermat dan disesuaikan dengan tujuan penelitian., kemudian

ditulis atau dicetak dengan berbagai cara dan dikirimkan kepada

responden ( si penjawab).34

Adapun jenis metode angket yang penulis gunakan adalah

angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara

memberi tanda silang ( x) atau (v). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran

kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Arab di

kelas XI MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta tahun ajaran

2015/2016. Angket ini akan diisi oleh siswa, baik itu variabel

keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning ataupun variabel

efektivitas pembelajaran bahasa Arab.


33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 134.
34
Moekijat, Metode Riset dalam Penelitian, ( Bandung: PT. Mandar Maju, 1994), hal. 26.

27
b. Metode observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian. Pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat

terjadinya atau berlangsungnya peristiwa dalam melakukan

observasi penelitian dituntut memiliki keahlian dan penguasaan

kompetensi tertentu. 35

Sedangkan yang dimaksud observasi disini adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan pencatatan serta pengindraan.

Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi

partisipan, maksudnya bahwa penelitian merupakan bagian dari

kelompok yang ditelitinya dan terjun langsung ke lapangan untuk

mengamati objek penelitian secara langsung. Penggunaan metode

ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang geografis, sarana-

prasarana pendidikan yang tersedia, proses pembelajaran di MA

Ali Maksum Krapyak Yogyakartatahun ajaran 2015/2016.

c. Metode wawancara

Interview atau wawancara merupakan alat pengumpul

informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utamanya adalah adanya

35
Nurul Zuhriah, Metode Penelitian Social dan Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara,
2006), hal. 173.

28
interaksi langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan

sumber informasi.36

Dalam metode ini peneliti menggunakan pertanyaan

dimana muatannya, runtutannya dan rumusan kata-katanya sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu dengan Interview. Wawancara ini

digunakan untuk memperoleh informasi keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning dan efektivitas pembelajaran bahasa

Arab, hal- hal mengenai latar belakang sekolah, serta hal- hal yang

belum terungkap oleh instrumen penelitian lain.

36
Ibid, hal. 179.

29
d. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan


37
untuk menulusuri data historis. Penulis menggunakan metode ni

untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya dan

perkembangan sekolah, jumlah siswa, guru dan karyawan, sarana

dan prasarana sekolah di MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakartatahun ajaran 2015/2016 serta hal- hal yang tekait

dengan penelitian ini.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Instrumen Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kitab Kuning

Instrumen keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab

kuningmenggunakan angket. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini bersifat tertutup, yaitu responden tinggal memilih

jawaban- jawaban yang telah tersedia dalam angket

tersebut.Adapun kisi-kisi angket tersebut sebagaimana dijelaskan

berikut:

Tabel.2.

Kisi- kisi instrumen penelitian keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning.

No Indikator Nomor Soal


37
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial, ( Jakarta : Kencana, 2008), hal. 115

30
1. Visual activities 1, 9*, 17, 25*

2. Oral activities 2*, 10, 18*, 26

3. Listening activities 3, 11*, 19, 27*

4. Writing activities 4*, 12, 20*, 28

5. Drawing activities 5, 13*, 21, 29*

6. Motor activities 6*, 14, 22*, 30

7. Mental activities 7, 15*, 23, 31*

8. Emotional activities 8*, 16, 24*, 32

*pernyataan negatif

2) Instrumen Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab

Tabel. 3.

Kisi-kisi instrumen penelitian efektivitas pembelajaran

bahasa Arab

No Indikator Nomor Soal

1. Konsistensi kegiatan belajar 1, 9*, 17, 25*

mengajar

2. Keterlaksanaan oleh guru, dalam 2*, 10, 18*, 26

hal ini sejauhmana kegiatan dan

program yang telah direncanakan

dapat dilakukan oleh guru tanpa

mengalami hambatan atau

kesulitan yang berarti. Dengan

demikian apa yang direncanakan

31
dapat diwujudkan sebagaimana

mestinya.

3. Keterlaksanaan oleh siswa dalam 3, 11*, 19, 27*

hal ini dimulai sejauhmana siswa

melakukan kegiatan belajar sesuai

dengan program yang telah

ditentukan tanpa mengalami

gambaran dan kesulitan yang

berarti.

4. Motivasi belajar siswa, motivasi 4*, 12, 20*, 28

belajar siswa sangat

mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa saat melaksanakan

kegiatan belajar.

5. Keefektivan para siswa dalam 5, 13*, 21, 29*

kegiatan belajar, penilaian proses

belajar mengajar terutama adalah

sejauhmana keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran.

6. Interaksi guru siswa, berkenaan 6*, 14, 22*, 30

dengan komunikasi atau hubungan

timbale balik antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa dalam

32
melakukan kegiatan belajar

mengajar.

7. Kemampuan atau keterampilan 7, 15*, 23, 31*

guru mengajar merupakan puncak

keahlian guru yang professional

dalam hal penguasaan bahan

pengajaran, komunikasi dengan

siswa, penetapan metode mengajar

dan lainnya.

8. Kualitas hasil belajar yang 8*, 16, 24*, 32

dicapaioleh para siswa

*pernyataan negatif

Pernyataan-pernyataan dalam angket tersebut

berdasarkan skala likert. Setiap pernyataan dari masing-

masing item memiliki empat alternatif jawaban dengan

bobot 1 s/d 4. Skor setiap alternatif jawaban pada

pernyataan positif dan pernyataan negatif adalah sebaga

berikut :

Tabel. 4. Skala penilaian

Jawaban Skor item pertanyaan

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

33
Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

Untuk menentukan skor dari masing-masing kategori

dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

1) Menentukan jumlah kelas (K)

2) Menentukan Range ( R) = Nilai Maksimum- Nilai

Minimum

3) Menentukan Interval (I) = R/K

4) Kemudian menentukan nilai dasar interval dan

membangun tabel distribusi.

8. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen pada dasarnya untuk mengetahui

tingkat kesahihan (validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas)

instrumen sebelum digunakan untuk penelitian.

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

yang sahih mempunyai validitas tinggi dan instrumen yang

kurang valid memiliki validitas rendah. Untuk menguji

34
kesahihan dan keandalan soal digunakan teknik Korelasi

Product Moment dengan bantuan spss. Rumus yang kita

pergunakan adalah :38

NΣ XY −(ΣX )( ΣY )
r 1 .2 =
√( NΣX 2−( ΣX )2 )( NΣY 2−( ΣY )2 )
Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah subyek yang diteliti

∑XY: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑ : Jumlah seluruh skor Y

Kriteria keputusan:

rhitung ≥ r tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan valid.

rhitung ≤ rtabel maka butir soal yang diuji dinyatakan tidak valid.

2) Uji reliabilitas

Apabila instrumen dinyatakan sudah valid, maka tahap

berikutnya adalah menguji reliabilitas instrument untuk

menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Rumus yang

digunakan adalah rumus alpha. Rumus alpha adalah sebagai

berikut:

CA =
[ ][
k
k−1
σ
1− b
σt 2
2

]
38
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada ), hal.
206

35
Keterangan :

r : koefisien reliabilitas instrument ( croncbach alfa)

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑σb2 :
total varians butir

Σ t2 :
total varians

Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau

soal untuk uraian.

b. Uji Normalitas

Teknik pengujian normalitas data menggunakan program

spss 17.0 for windows. Uji normalitas dimaksudkan untuk

mengetahui apakah data dari dua variabel tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan rumus Chi

Quadrat. Rumus Chi Quadrat adalah seperti rumus berikut :39

Keterangan :

X2 : Chi Quadrat

fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel


:
fh frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai

cerminan dari frekuensi yang diharapkan dari

39
Sugiyono, Statisik untuk Penelitian……………………, hal. 107

36
populasi.

Harga chi kuadrat hasil perhitungan data kemudian

dikonsultasikan dengan tabel nilai chi kuadrat dengan taraf

signifikansi 5%. Apabila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari

harga chi kuadrat tabel, berarti data tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah

hubungan variabel bebas dan variabel terikat berbentuk garis

lurus ( linear) atau tidak. rumusnya adalah sebagai berikut :

s 2 tc
F: (F hitung)40
s2T

Ho : Regresi Linear

Ha : Regresi non-linear

9. Metode Analisis Data

a. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran

kitab kuningmaka digunakan statistik deskriptif. Tujuan

analisis deskriptif ini untuk membuat gambaran secara

sistematis data yang faktual dan akurat mengenai tingkat

keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab kuning. Teknik

analisis deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah

menggunakan tabel konversi skala 5 dengan cara mencari

40
Ibid, hal 273

37
besarnya Mean dan Standar Deviasi. Dengan tabel sebagai

berikut :41

Standarisasi Interpretasi

M+ 1,5SD s/d atas Sangat baik

M+ 0,5 SD s/d M+1,5SD Baik

M-0,5SD s/d M+0,5SD Cukup baik

M-1,5SD s/d M-0,5SD Kurang baik

M-1,5SD s/d ke bawah Sangat kurang baik

b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran bahasa

Arabmaka digunakan statistik deskriptif. Tujuan analisis

deskriptif ini untuk membuat gambaran secara sistematis data

yang faktual dan akurat mengenai tingkat efektivitas

pembelajaran bahasa Arab. Teknik analisis deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan tabel

konversi skala 5 dengan cara mencari besarnya Mean dan

Standar Deviasi. Dengan tabel sebagai berikut :42

Standarisasi Interpretasi

M+ 1,5SD s/d atas Sangat baik

M+ 0,5 SD s/d M+1,5SD Baik

M-0,5SD s/d M+0,5SD Cukup baik

41
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada :
2005) hal. 70
42
Ibid,

38
M-1,5SD s/d M-0,5SD Kurang baik

M-1,5SD s/d ke bawah Sangat kurang baik

c.Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, langkah selanjutnya

menganalisis data yang telah diperoleh di lapangan. Analisis

untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat menggunakan analisis bivariate yaitu analisis untuk

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang

diajukan adalah dengan menggunakan analisis korelasi

sedehana yaitu product moment. Rumus yang kita pergunakan

adalah :43

NΣ XY −(ΣX )( ΣY )
r 1 .2 =
√( NΣX 2−( ΣX )2 )( NΣY 2−( ΣY )2 )
Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

N : Jumlah subyek yang diteliti

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑ : Jumlah seluruh skor Y

43
ibid………………., hal. 206.

39
Setelah indeks korelasi antara variabel X dan

variabel Y diketahui, kemudian dilakukan interpretasi data

dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment.

Setelah indeks korelasi antara variabel X dan

variabel Y diketahui, kemudian dilakukan interpretasi data

dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment.

Rumus Regresi :

Y’ : a + b X
Y’ : a + b X

Keterangan :

Y’ = Nilai yang diprediksikan

A = konstanta atau bila harga X = 0

B = koefisien regresi

X = Nilai variabel independen44

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan didalam penelitian ini terdiri dari

tiga bagian. Tiga bagian itu adalah bagian awal, bagian utama dan

bagian akhir. Ketiga bagian tersebut saling berkaitan antara satu

dngan yang lainnya.

Bagian awal berisi halaman judul, halaman surat

pernyataan, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata


44
Sugiyono, Metode Penelitian..........., hal. 219.

40
pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, dan dafta lampiran. Bagian ini berupa bagian persyaratan

administrasi dalam sebuah laporan penelitian atau skripsi.

Bagian utama merupaan isi dari skripsi ini. Pada bagian ini

terdiri dari empat bab. Bab I pendahuluan, bab II gambaran umum

MA Ali Maksum Krapyak Yogyakartatahun ajaran 2015/2016, bab

III analisis pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran kitab

kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahas Arab di kelas XI

Agama MA Ali Maksum Krapyak Yogyakartatahun ajaran

2015/2016, bab IV penutup.

Bab I adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian

pustaka yang terdiri dari telaah pustaka dan landasan teori, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II membahas tentang letak geografis, sejarah berdiri

dan proses perkembangan, dasar dan tujuan pendidikan, struktur

organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta keadaan

sarana dan prasarana yang ada di MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta. Berbagai gambaran tersebut Diuraikan terlebih dahulu

sebelum membahas tentang pengaruh keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran bahas

Arab pada bagian selanjutnya.

41
Bab III analisis pengaruh keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas pembelajaran

bahasa Arab di kelas XI Agama MA Ali Maksum Krapyak

Yogyakartatahun ajaran 2015/2016. Pada bagian ini dijelaskan

tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan. Untuk

mempermudah dalam penyajian, bagian ini terbagi dalam empat

bagian. Bagian pertama adalah keaktifan siswa dalam

pembelajaran kitab kuning, bagian kedua adalah efektivitas

pembelajaran bahasa Arab, bagian ketiga pengaruh keaktifan siswa

dalam pembelajaran kitab kuning terhadap efektivitas

pembelajaran bahas Arab di kelas XI Agama MA Ali Maksum

Krapyak Yogyakartatahun ajaran 2015/2016, dan bagian keempat

adalah pembahasan.

Bab IV adalah penutup yang meliputi : kesimpulan, saran,

dan kata penutup.

Bagian akhir tentang perlengkapan dalam skripsi ini. Pada

bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran

42

Anda mungkin juga menyukai