Mata Kuliah:
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1
Furqanul Aziez & Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 27
MTs Al-Amien Ngasinan, Kediri merupakan Sekolah Menengah Pertama yang
berbasis islam yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan.
Selain mengajarkan ilmu umum, juga mengajarkan pelajaran keagamaan yang tentu di
dalamnya terdapat pelajaran bahasa Arab yang kemudian diharapkan mampu menguasai
keempat kemampuan berbahasa yakni keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan
menulis. Keterampilan berbicara (maharah kalam) dapat dikuasai dengan cara
mempraktikkan mengucapkan apa yang telah diterima oleh pembaca atau pendengar,
kemudian mengembangkannya dengan menggunakan penguasaan mufrodat yang sudah
dipahami. Biasanya, kegiatan berbicara menggunakan bahasa Arab pada MTs Al-Amien
adalah dengan membaca teks maupun bacaan yang ada pada buku pelajaran bahasa Arab.
Kemudian siswa mempraktikkan membacanya kembali.
Pembelajaran bahasa Arab di siswa kelas IX-A MTs Al-Amien Ngasinan
terutama pada kegiatan berbicara menggunakan bahasa Arab masih belum berhasil
mencapai tujuan yang diharapkan, meskipun menggunakan buku pelajaran bahasa Arab
yang terbaru sekalipun. Hal ini terlihat dari penilaian hasil belajar siswa yang masih
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran bahasa Arab. Problema yang
dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab pada MTs Al-Amien ini diantaranya
disebabkan oleh faktor linguistik yang mana pada realitanya menunjukkan bahwa untuk
menguasai pelajaran bahasa Arab tidaklah mudah seperti menguasai bahasa ibu karena
bahasa Arab merupakan bahasa asing. Selain itu, faktor non-linguistik juga berpengaruh
pada pembelajaran. Selama ini, pembelajaran bahasa Arab hanya menggunakan metode
yang sederhana. Berdasarkan teks atau bacaan yang ada pada buku pelajaran bahasa
Arab, kemudian siswa diarahkan untuk membaca ulang dengan suara yang lebih lantang.
Kegiatan seperti ini sebenarnya kegiatan yang menarik, namun bisa menjadi kegiatan
yang tidak menarik dikarenakan tidak adanya peningkatan dalam partisipasi aktif siswa,
suasana, pembelajaran yang bersifat monoton, juga kurangnya variasi metode
pembelajaran yang digunakan guru.
Alhasil, sehingga untuk kemampuan, prestasi serta penguasaan bahasa Arab pada
keterampilan berbicara (maharah kalam) sangat diharapkan adanya peningkatan.
Berdasarkan aspek-aspek maharah kalam, maka ditemukan bahwa metode yang tepat
untuk diterapkan adalah metode yang dapat menstimulasi siswa untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa Arab. Namun, sebelum menerapkan metode tersebut, harus
didahului dengan latihan istima’. Siswa diarahkan untuk menyimak apa yang diterima,
baik dari aspek pendengaran maupun penglihatan siswa tersebut.
Berdasarkan permasalahan dan realita yang dihadapi, maka sangatlah urgen juga
penting untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini, upaya untuk
meningkatkan kemampuan maharah kalam pada siswa kelas IX-A MTs Al-Amien adalah
dengan menggunakan media film guna mengetahui keberhasilan media film sebagai
upaya meningkatkan kemampuan maharah kalam pada siswa kelas IX-A MTs Al-Amien,
Ngasinan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya partisipasi keaktifan siswa
2. Penggunaan metode dan media mengajar yang monton dan kurang menarik bagi
siswa
3. Kurangnya variasi metode yang diggunakan guru pada pembelajaran
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi pembelajaran Bahasa Arab melalui media film untuk
meningkatkan kemampuan maharah kalam?
2. Apakah pembelajaran Bahasa Arab melalui media film dapat meningkatkan
kemampuan maharah kalam?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa Arab melalui media film untuk
meningkatkan kemampuan maharah kalam
2. Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran Bahasa Arab melalui media film
dapat meningkatkan kemampuan maharah kalam
E. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
1. Bagi siswa
Penelitian ini dapat digunakan sebagai opsi strategi pembelajaran bahasa Arab yang
efektif dalam maharah Kalam.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran bahasa arab dan
memberikan alternatif metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan maharah
kalam pada siswa.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk ke depannya dan akan
menambah pengetahuan.
F. Batasan Masalah
1. Kemampuan maharah Kalam
2. Siswa kelas IX A MTs Al-Amien Ngasinan
3. Media pembelajaran melalui media film berbahasa Arab dengan tujuan agar siswa
lebih tertarik untuk belajar berbicara dengan berbahasa Arab
G. Hipotesis Tindakan
Menurut Sugiyono (2015: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian kajian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Namun,
masih diperlukannya uji kebenarannya. Berdasarkan beberapa teori pendukung yang telah
disebutkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah media film dapat
meningkatkan kemampuan maharah kalam pada siswa kelas IX-A MTs Al-Amien,
Ngasinan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 15
3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009) hlm.
135
3. Evaluasi Pembelajaran Maharah Kalam
Menurut Suharmi, evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk
mengukur sejauh mana proses pembelajaran tercapai kemudian hasilnya dapat
digunakan sebagai acuan untuk memperbaikinya kembali.4 Evaluasi dilakukan untuk
meningkatkan maharah kalam siswa kelas IX-A MTs Al-Amien. Pelaksanaan evaluasi
maharah kalam bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengenalan tema, tanya
jawab individu maupun kelompok, dan pemaparan materi oleh siswa. Hal ini dapat
menjadikan siswa lebih aktif dan berinisiatif.
Ketercapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat diketahui dengan evaluasi.
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian (Miladya, 2015: 180-181).
Bentuk evaluasi dalam pembelajaran maharah kalam dengan media film ini adalah
dengan tes lisan yang dinilai secara berkelompok. Tes lisan bertujuan untuk mengukur
sejauh mana siswa dapat menangkap dari meyimak film yang telah ditayangkan
kemudian berbicara bahasa Arab dengan baik dan benar sesuai tema film.
4
Suharsimi, Arikunto. (2013).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara) hal. 3
unsur al-aswat (suara), unsur al-hurf (huruf), unsur al-mufrodat (kosa kata), serta unsur
tarkib (jumlah atau kalimat).5
Menurut John M. Lennon, media pembelajaran memiliki peran yang sangat
penting, sebagai media berfungsi untuk membangkitkan motivasi siswa, meningkatkan
pemahaman siswa, memberikan data maupun sumber informasi yang kuat dan terpercaya
serta memadatkan dan memudahkan penafsiran. Pendapat ini menjelaskan bahwa
terdapat banyak keistimewaan media pembelajaran bahasa Arab dan sangat mendukung,
mengefektifkan serta menarik. Sehingga dengan penggunaan media pembelajaran bahasa
Arab akan mengurangi beberapa kesan tanggapan negatif pada pembelajaran bahasa Arab
yang dicap sulit, tidak menarik serta membosankan.6
Untuk memenuhi urgensi media pembelajaran Bahasa Arab diperlukan berbagai
macam jenis media secara garis besar yaitu:
(1) Media elektronik proyeksi
a. Media elektronik proyeksi diam meliputi over head projector (OHP) opaque,
film gelang, dan film strip
b. Media elektrik proyeksi bergerak meliputi film 8mm, film 16mm, televisi,
video, film, Video Compact Dics (VCD) dan Laser Compact Dics (LCD)
(2) Media elektronik nonproteksi
Media ini meliputi radio, tape recorder, piringan hitam, gramophone, radio
vision, dan video compact dics (VCD)
(3) Media non-elektronik
a. Media cetak, meliputi buku, majalah, koran, bulletin, dan jurnal
b. Media grafis, meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik,
kartun, poster, peta/globe, lembaran balik, dan flip chart.7
5
Muhammad Ahmad Salim, al-Wasa’il al-Ta’limiyah fi Ta’limi al-‘Arabiyah Lughah Ajnabiyah, (Mekkah: al-
Mamlakah al-‘Arabiyah al-Su’udiyah, 1978), hlm. 4
6
Maksudin, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Al-‘Arabiyah Vol.2, No. 2 Januari 2006
7
Ibid
C. Media Film
1. Pengertian Media Film
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai tengah, perantara atau pengantar. Namun dalam bahasa Arab, media
diartikan sebagai perantara (wasilah) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Media merupakan suatu alat yang digunakan sebagai saluran untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya.8
Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam sebuah frame
(Kustandi, 2011: 73). Film juga disebut gambar hidup (motion pictures) yaitu
serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan
diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Menurut Hamzah
(1981: 190) film adalah alat audio visual untuk pengajaran, penerangan maupun
penyuluhan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa film
adalah alat audio visual yang berupa gambar-gambar yang diproyeksikan sehingga
menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Media film merupakan salah satu dari banyaknya media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Arab, yang mana dalam hal ini
dikhususkan pada keterampilan berbicara (maharah kalam). Media film adalah jenis
media yang tak hanya mengandung unsur gambar, namun juga mengandung unsur
suara sehingga dianggap menjadi lebih menarik. Dikarenakan mengandung dua
unsur tersebut, maka dengan menggunakan media film dianggap mampu
mempercepat dan meningkatkan kemampuan maharah kalam siswa dalam
pembelajaran bahasa Arab sehingga menjadi lebih menarik dan efektif.
8
Soeparno, Media Pengajaran Bahasa, (Klaten: PT Intan Pariwara, 1988), hlm. 1
2. Jenis-jenis Film
Jenis-jenis film yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sebagai
berikut :
a. Film Dokumenter
Menurut Heinich dkk. Film dokumenter adalah film yang dibuat
berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Pola
penting dalam film ini menurutnya adalah menggambarkan permasalahan
kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia,
etika dan lain sebagainya. Jenis film ini juga dapat menampilkan rekaman
penting dari sejarah manusia. Misalnya, film mengenai sejarah kemerdekaan
Indonesia.
b. Film Cerita Pendek
Film pendek adalah sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi kurang
dari 60 menit. Film ini biasanya banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan
perfilman atau mereka yang sedang menekuni dunia film dan berlatih membuat
film yang baik. contoh dari film pendek misalnya Tilik, Makmum dll.
c. Docudrama
Docudrama yaitu film dokumenter yang memebutuhkan pengadegan.
Kisah-kisah yang terdapat dalam docudrama adalah kisah yang berasal dari kisah
nyata dalam kehidupan, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan Nabi
dan Rasul.
d. Film Drama atau Senidrama
Film drama atau senidrama melukiskan human relation atau hubungan anatar
manusia. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan tidak nyata, yakni dari nilai-
nilai kehidupan yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah cerita. Misalnya
tentang penyesalan orang kafir, azab karena pelit, dan sebagainya.
Jenis film yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah film yang bertema
yaumiyatuna atau kegiatan sehari-hari yang berbentuk animasi film ini dipilih karena
bisa mendukung penelitian yang sesuai kebutuhan peneliti dengan mufrodat dasar
dan percakapan yang ringan sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
Menggunakan media film pada pembelajaran di kelas sangat berguna, terutama
untuk :
a. Membuat peserta didik menjadi lebih tertarik
b. Mengembangkan pemikiran dan pendapat peserta didik
c. Menambah daya ingat
d. Mengembangkan daya fantasi pada peserta didik
e. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar9
9
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 102
e. Jika film itu tentang suatu pelajaran, dapat menyampaikan suara seorang ahli dan
sekaligus memperlihatkan penampilannya.
f. Jika film itu berwarna, dapat menambahkan realita kepada medium yang sudah
realitas.
g. Dapat menggambarkan teori sains dengan teknik animasi.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film dan video sebagai
media belajar adalah sebagai berikut (Kustandi, 2011:74):
a. Film dan video dapat melengkapi pengalamanpengalaman dasar dari siswa ketika
membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain.
b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat
disaksikan secara berulang jika diperlukan.
c. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan
sikap dan segi-segi afektif lainnya.
d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif, dapat mengundang pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa.
e. Film dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau
kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.
f. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan
dalam satu atau dua menit.
Kekurangan media film menurut Hamzah (1981: 192) adalah sebagai berikut :
a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan
selagi film berputar.
b. Tempo film bisa terlalu cepat, sehingga tidak semua orang dapat mengikutinya
dengan baik.
c. Apa yang sudah lewat tidak dapat diulang, ketika ada bagian film yang harus
mendapat perhatian kembali.
d. Biaya pembuatan film tinggi dan peralatannya mahal.
Kekurangan atau keterbatasan menggunakan media film dan video sebagai media
belajar adalah sebagai berikut (Kustandi, 2011: 74):
a. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang
banyak.
b. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak
semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film
tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksanakan pada siswa kelas IX-A MTs Al-Amien Ngasinan. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan pertimbangan bahwa kemampuan siswa yang belum optimal dalam berbicara
pada pembelajaran bahasa Arab. Metode penelitian yang digunakan penulis pada penelitian
ini adalah metode eksperimen, yang mana digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.10
C. Prosedur Tindakan
Penelitian tindakan ini bersifat kolaboratif, maknanya melibatkan mahasiswa
sebagai peneliti dan guru bahasa Arab sebagai kolaborator. Prosedur penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian
model Kemmis dan Mc. Taggart.11 Konsep yang diperkenalkan oleh model penelitian ini
merupakan kompenen tindakan dengan pengamatan disatukan, karena keduanya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain dan dilakukan dalam satu waktu. Model desainnya
berupa suatu siklus spiral, suatu putaran kegiatan yang meliputi tahapan-tahapan
rancangan pada setiap putarannya, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. ALVABETA, 2009), hlm. 3
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 137
(acting), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection).12 Bentuk penelitiannya
divisualisasikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan ini disusun oleh peneliti dan guru bahasa Arab sebagai
kolaborator awal sebelum melaksanakan tindakan. Guru beserta peneliti
melakukan perencanaan seperti : (1) Telaah kurikulum, (2) Menyusun atau
mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (3) Berdiskusi dengan guru
untuk mengamati pembelajaran, dan (4) Mempersiapkan media serta instrumen
yang digunakan dalam penelitian.
12
Rochiati Wiriaatmajda, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 12
b. Tindakan
Pada tahap ini merupakan realisasi atau implementasi dari rencana yang
sudah dirancang sebelumnya, yang mana dilakukan secara sadar serta terkendali.
Tindakan awal yang akan dilakukan adalah menyampaikan apersepsi kepada
siswa mengenai materi yang akan diberi serta memberikan dorongan serta
motivasi belajar pada siswa. Kemudian pada pelaksanaan pemutaran film, sambil
guru bersama peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa, dilanjutkan dengan
praktik berbicara bahasa Arab sesuai tema film guna untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum dan sesudah pemutaran film.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengingat atau merenung kembali suatu
tindakan persis setelah yang dicatat dalam observasi.13 Pada tahap ini, peneliti
dan guru mencatat kelebihan dan kekurangan serta menarik kesimpulan mengenai
kemampuan, keaktifan siswa ketika berinteraksi dengan guru maupun dengan
siswa lainnya, serta kemampuan masing-masing siswa ketika mempraktikkan
berbicara bahasa Arab. Setelah mengetahui hasilnya, maka perlulah
mempertimbangkan langkah selanjutnya. Jika dalam hasil refleksi ini terdapat
aspek yang belum dicapai, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
13
Th. Sumini, Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru, Yogyakarta, hlm. 8
Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II tetap mengikuti urutan atau
prosedur pada siklus I yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Namun lebih memperhatikan aspek yang belum tercapai pada siklus I dan
melakukan perbaikan pada siklus II.
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.14 Diperlukannya teknik pengumpulan data yang tepat
agar tujuan sebuah penelitian dapat tercapai sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan tes.
a. Observasi
Observasi dilaksanakan guna untuk mengetahui proses siswa selama proses
pembelajaran berbicara bahasa Arab berlangsung secara langsung oleh peneliti juga
dibantu oleh guru bidang studi bahasa Arab. Data yang didapatkan dari observasi tak
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 175
hanya mencatat, namun juga mempertimbangkan serta memberikan penilaian ke
dalam skala bertingkat. Untuk memudahkan serta mengefektifkan kegiatan
observasi, peneliti mengamati keadaan siswa dengan memberi tanda centang atau
checklist pada lembar panduan observasi yang telah disiapkan.
b. Wawancara
Pada tahap ini, wawanacara dilakukan kepada siswa yang terkategori berhasil dan
yang belum berhasil dalam berbicara bahasa Arab. Hal ini guna untuk mengetahui
penyebab berhasil dan tidaknya siswa dalam berbicara bahasa Arab. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara fleksibel, seperti di luar jam pelajaran efektif.
c. Tes
Menurut Agung (2014), tes merupakan teknik pengumpulan data melalui suatu
tugas yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk tertulis,
lisan, maupun praktik. Tes merupakan serentetan pertanyaan maupun latihan yang
dapat digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, serta bakat
yang dimiliki individu maupun kelompok.15 Dalam penelitian ini, tes yang diberikan
merupakan tes lisan berbicara bahasa Arab sesuai dengan tema film. Tes ini guna
untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Arab dengan indikator
kelancaran, kosa kata, fonologi (makharijul huruf serta intonasi) maupun
morfologinya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data agar proses penelitiannya lebih mudah juga hasilnya lebih baik
dalam artian lebih cermat, lengkap serta sistematis sehingga data tersebut mudah diolah.
Instrument yang digunakan terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Angket yang berupa kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran
2. Wawancara kepada guru dan siswa
3. Lembar pedoman observasi
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta 2002, hlm. 32
4. Lembar pedoman dokumentasi berupa checklist
A. Angket yang terdiri dari angket kebutuhan guru dan siswa terhadap media
pembelajaran
Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa
Aspek Indikator Nomor Soal
1. Perlu tidaknya media Pernah tidaknya mempelajari 1
film dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa
kemampuan berbicara Arab
Sumber belajar keterampilan 2
pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa arab
Jenis media pembelajaran 7,8