Anda di halaman 1dari 82

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA


KELAS TIGA PUTRA DI SDIT AL-MADINAH
PONTIANAK TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Oleh :
JOEDY PRABOWO
NIM. 11812037

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam interaksi

sehari-hari antara satu sama lain, dalam masyarakat, dan dalam berdiplomasi

dengan bangsa lain. Karena manusia dapat berbicara maka disebut sebagai

hayyawanun nathiq, yaitu makhluk yang berbicara (Asrori, 2004:4).

Madrasah mengajarkan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing.

Menurut Affandi dalam Hidayat (2021:18), kemampuan berbahasa Arab

sangat penting untuk memahami ajaran Islam, termasuk Alquran, Hadits, dan

literatur Arab tentang studi Islam.

Belajar bahasa Arab sangat penting bagi umat Islam karena bahasa doa

kita adalah bahasa Arab dan teks Islam ditulis dalam bahasa Arab. Akibatnya,

belajar bahasa Arab sangat penting di negara-negara Islam. Selain di lembaga

pemondokan Islam, juga diajarkan di sekolah-sekolah (Yunus, 1991:2)

Sedangkan belajar bahasa Arab adalah proses menata dan mengatur

lingkungan agar siswa dapat memahami bahasa Arab, atau proses

membimbing dan mendampingi siswa dalam proses pembelajaran bahasa

Arab (Arifudin, 2022: 57). Persyaratan paling mendasar bagi pembelajar

bahasa untuk menguasai bahasa asing, termasuk bahasa Arab, adalah

menguasai kosa kata, atau mufradat. Sejalan dengan hal tersebut, menurut

Effendy (2009: 120), kosakata (mufradat) merupakan salah satu unsur bahasa

yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing agar dapat berkomunikasi

secara efektif dalam bahasa sasaran. Materi mufradat selalu diajarkan terlebih

dahulu saat belajar bahasa Arab. Dalam buku teks bahasa Arab siswa terbitan

1
Erlangga dan Kementerian Agama RI, misalnya, kosakata atau mufradat yang

berkaitan dengan topik yang akan diajarkan selalu dicantumkan di awal setiap

pelajaran.

Siswa dengan kosa kata bahasa Arab yang memadai akan dapat

berkomunikasi dan menulis dalam bahasa Arab, yaitu mereka akan dapat

berbicara bahasa Arab secara aktif dan pasif. Dengan demikian, penguasaan

kosa kata dianggap penting baik untuk proses belajar bahasa maupun untuk

pengembangan kemahiran seseorang dalam bahasa yang akan dikuasai.

Kuantitas dan karakter kosakata seseorang menentukan kualitas kemampuan

berbahasanya; semakin kaya kosa kata kita, semakin besar kemungkinan kita

mahir berkomunikasi (Tarigan, 2011: 12).

Pengajaran kosa kata (mufrodat) memerlukan lebih dari sekedar

menyediakan siswa dengan daftar kata untuk dihafal. Akan tetapi siswa

dianggap mampu menguasai mufrodat jika telah mencapai indikator

penguasaan mufrodat, beberapa indikator penguasaan mufrodat dikemukakan

oleh Mustofa dalam Azizah (2018:2) yaitu siswa mampu menerjemahkan

bentuk-bentuk mufrodat dengan baik, siswa mampu mampu melafalkan dan

menulis ulang mufrodat dengan baik dan benar, serta mampu menggunakan

mufrodat dalam angka (kalimat) dengan benar, baik dalam bentuk

Dalam pengajaran mufradat, penekanan sering ditempatkan pada

metode. Seringkali keberhasilan atau kegagalan suatu program pengajaran

mufradat ditentukan oleh metode yang digunakan. Agar proses belajar

mengajar efektif dan efisien, serta memudahkan siswa dalam memahami

2
materi mufrada bahasa Arab yang diajarkan, pengajar harus menggunakan

metode yang tepat. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, setiap

guru akan menggunakan metode pembelajaran mufradat yang sesuai dengan

keadaan siswa; Oleh karena itu, perlu dicari metode yang tepat guna

meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab yang masih dianggap

menantang oleh sebagian siswa.

Metode adalah cara penyampaian materi pelajaran kepada siswa dengan

cara yang memungkinkan mereka menyerap pelajaran dengan mudah, efektif,

dan mudah dicerna. Oleh karena itu, suatu metode pengajaran akan efektif

jika dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan, materi, fasilitas, siswa,

pengajar, dan penilaian itu sendiri. Metode yang paling efektif diperlukan

untuk studi mufradat untuk menghasilkan hasil terbesar. Karena metode

memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan dan dimaksudkan.

Instruktur bahasa Arab dapat menggunakan berbagai pendekatan,

strategi, dan metode saat mengajar siswa di kelas tentang cara memperoleh

kosa kata bahasa Arab. Metode drill merupakan salah satu dari sekian banyak

metode pembelajaran yang masih ada yang menekankan pada pemberian

latihan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan bahasanya dan

mencapai tujuan pembelajarannya.

Metode Drill merupakan salah satu metode pembelajaran yang tersedia

untuk mengajar siswa melalui pelaksanaan kegiatan latihan, dengan tujuan

agar siswa memiliki keterampilan yang lebih maju dari yang telah

3
dipelajarinya (Zuhairi, 1993: 106). Metode drill atau pelatihan digunakan

untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan berdasarkan pengetahuan

yang diperoleh. Penerapan metode drill pada materi mufrada akan sangat

bermanfaat bagi proses pembelajaran mufrada, karena materi mufrada

disampaikan melalui latihan yang berulang-ulang. Setelah menerapkan

metode drill pada materi mufradat bahasa Arab diharapkan penguasaan

mufradat siswa akan meningkat. Akibatnya, menurut Chatibul Umam yang

dikutip oleh Sapri (2008: 3), efektivitas pengajaran bahasa Arab dipengaruhi

oleh penggunaan metode yang melibatkan praktik atau latihan yang luas,

karena bahasa adalah keterampilan atau kemampuan. Kemampuan atau

keterampilan ini tidak dapat diperoleh hanya dengan mengikuti aturan;

diperlukan latihan dan pengulangan.

Observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 September

2022 di SDIT Al-Madinah Pontianak terungkap bahwa siswa laki-laki kelas

III MI pada materi mufradat mata pelajaran bahasa Arab dapat mengikuti

pelajaran dengan baik. Namun ketika ditanyakan secara individu, ternyata

banyak siswa yang belum menguasai mufradat yang telah diajarkan

sebelumnya. Guru menyajikan dengan metode ceramah, menginstruksikan

siswa untuk menghafal kosakata yang tertulis di papan tulis, kemudian

mengarahkan seluruh siswa untuk secara bersama-sama melafalkan kosakata

tersebut. Sebagai konsekuensi dari kecenderungan guru untuk memberikan

sedikit latihan dan pengulangan, siswa mudah lupa kosa kata. Sementara itu,

untuk meningkatkan penguasaan kosakata, pembelajaran harus dilakukan

4
secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan, dengan banyak latihan dan

pengulangan.

Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang diutamakan untuk

diajarkan kepada siswa di Madrasah Ibtidaiyah. Kelas bahasa Arab diadakan

dua kali seminggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Arab

Putra kelas tiga, beliau mengajarkan enam kosakata pada setiap

pertemuannya, dengan target siswa mampu menguasai 48 kosakata per bulan,

berlawanan dengan asumsi sebelumnya yaitu delapan. Hal ini selain untuk

memeriksa hasil penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian

akhir semester. diadakan pertemuan bulanan. Namun, tidak ada evaluasi

khusus tentang kemampuan mufradat oleh guru.

Tujuan penguasaan mufradat yang telah ditetapkan guru bahasa Arab

Madrasah Ibtidaiyah untuk siswa laki-laki kelas III yang mayoritas masih di

bawah standar KKM tidak sepenuhnya terpenuhi, terbukti dari hasil ulangan

harian. Selain itu, ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa setelah

menjelaskan materi mufradat, mayoritas siswa masih membisu dan tampak

bingung karena belum benar-benar menguasai materi mufradat. Karena tidak

menguasai mufradat, siswa juga kurang menguasai empat keterampilan

berbahasa lainnya sesuai dengan tema yang diajarkan.

Dengan masalah ini, tujuan mempelajari bahasa Arab tidak dapat

dipenuhi. Ketidakmampuan siswa dalam mengingat mufradat dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor yang berasal

dari dalam diri siswa, seperti kurangnya minat belajar, pengaruh bahasa ibu

5
siswa, kekurangan daya ingat dan defisit kognitif. Sedangkan faktor eksternal

siswa adalah lingkungan dan interaksi siswa yang berpengaruh signifikan

terhadap penguasaan bahasa asing, strategi guru dalam mengajar mufradat

juga merupakan faktor eksternal yang signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu metode yang menarik yang

dapat membangkitkan minat siswa dan menimbulkan respon positif terhadap

pembelajaran guna meningkatkan pemahaman mereka terhadap bahasa Arab,

khususnya dalam penguasaan mufradat. Karena semakin banyak siswa

menguasai mufradat, maka akan semakin mudah mereka menyampaikannya

dalam bahasa Arab. Metode pembelajaran tidak terbatas pada metode

ceramah dan audiolingual saja. Karena kedua metode tersebut cenderung

monoton, dan karena pengajar lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan

dengan siswa, maka materi yang dikuasai siswa hanya terbatas pada

penjelasan guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran

bahasa Arab yang efektif dan efisien agar siswa dapat dengan mudah

memahami proses pembelajaran dan lebih mudah untuk memperoleh

penguasaan mufradat.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Metode Drill Terhadap Peningkatan Penguasaan Mufradat Bahasa Arab Putra

Kelas III SDIT Al-Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023” Dari

penelitian ini diharapkan adanya mengatasi kesulitan yang dihadapi anak laki-

laki Kelas III dalam mempelajari kosakata bahasa Arab di SDIT Al-Madinah

Pontianak dapat diturunkan.

6
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini ialah “Apakah

terdapat pengaruh penggunaan metode drill terhadap peningkatan penguasaan

mufradat bahasa Arab siswa kelas III Putra SDIT Al Madinah Pontianak

Tahun Ajaran 2022/2023?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitiannya yaitu untuk

mengetahui adakah pengaruh penggunaan metode drill terhadap peningkatan

penguasaan kosakata bahasa arab siswa kelas III Putra SDIT Al Madinah

Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritik

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam dunia pendidikan melalui

model pembelajaran kreatif dan sesuai dengan materi pembelajaran di

dalam proses belajar mengajar.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan

mengenai pembelajaran kosa kata bahasa Arab.

b. Bagi Pendidik

7
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbang pemikiran kepada

pendidik mengenai pentingnya menggunakan metode yang tepat untuk

meningkatkan penguasaan mufradat bahasa Arab siswa.

c. Bagi Pihak Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat membantu

mewujudkan pendidikan lebih berkualitas serta dapat dijadikan bahan

evaluasi dan acuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat

siswa.

E. Kajian Terdahulu

1. Atina Balkis Iza (2018), dalam disertasinya berjudul “Eksperimen Metode

Drill Dalam Pengembangan Keterampilan Qira’ah Dalam Pembelajaran

Bahasa Arab Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2017/2018.” Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk

mengetahui proses pembelajaran keterampilan qira'ah dengan

menggunakan metode drill dan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan hasil belajar bahasa Arab antara kelas eksperimen yang

menggunakan metode drill untuk meningkatkan keterampilan qira'ah

dengan kelas kontrol. itu tidak.Penelitiannya mengungkapkan bahwa ada

perbedaan substansial antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Perbedaan ini terlihat dari nilai rata-rata posttest kelompok

kontrol sebesar 63,66. Kelompok eksperimen memiliki skor 67,88. Nilai

Sig.(2-tailed) sebesar 0,039 0,05 yang diperoleh dari hasil uji t

8
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa

kelas eksperim.Korelasi antara penelitian yang dijelaskan di atas dan

penelitian saat ini adalah keduanya menyelidiki prosedur praktik.

Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya mengukur dampak metode

drill terhadap tingkat kemampuan qira'ah, sedangkan penelitian kali ini

mengukur pengaruh metode drill terhadap tingkat penguasaan mufradat.

2. Lestari Dwi Ariyani (2019), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Metode Drill Terhadap Tingkat Pemahaman dan Daya Ingat

Siswa Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Kelas 2 MI Sabilil

Islam Ketandan Madyun Tahun Pelajaran 2018-2019”, mengkaji dampak

tentang metode drill terhadap pemahaman dan daya ingat siswa saat

pembelajaran kosakata bahasa Arab di kelas 2. Penelitian ini berusaha

untuk menjelaskan: (1) pengaruh penggunaan metode drill terhadap

tingkat pemahaman siswa saat pembelajaran kosakata bahasa Arab di

kelas 2 MI; dan (2) pengaruh penggunaan metode drill terhadap tingkat

pemahaman siswa saat pembelajaran kosakata bahasa Arab di Kelas 3 MI

Sabilil Islam Ketandan Madiun (2) pengaruh teknik drill terhadap

kapasitas memori siswa Kelas 2 dalam perolehan kosakata bahasa Arab

Sabilil Islam Ketandan Madiun, dan (3) pengaruh penggunaan metode

drill terhadap tingkat pemahaman dan daya ingat siswa dalam penguasaan

kosakata bahasa Arab di Kelas 2 MI Sabilil Islam Ketandan Madiun.

Kategori penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah eksperimen.

9
36,2% penggunaan metode latihan berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman siswa pada pembelajaran kosakata bahasa Arab di Kelas 2

MI Sabilil Islam Ketandan Madiun. 2) Metode drill berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman dan daya ingat siswa dalam penguasaan kosakata

bahasa Arab di Kelas 2 MI. Sabilil Islam Ketandan Madiun sebesar

50,8%. Tingkat pemahaman dan daya ingat siswa kelas 2 MI Sabilil Islam

Ketandan Madiun ketika mempelajari kosa kata bahasa Arab meningkat

sebesar 87% ketika menggunakan metode drill.

Penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ariyani karena sama-sama menyelidiki penggunaan

metode drill dan menggunakan metode penelitian kuantitatif

eksperimental. Perbedaan antara tujuan penelitian Ariyani dan penelitian

ini adalah bahwa Ariyani menyelidiki tingkat pemahaman dan memori

siswa kelas 2 MI menggunakan metode drill untuk belajar kosa kata,

sedangkan penelitian ini mengukur tingkat penguasaan kosa kata anak

laki-laki kelas tiga menggunakan metode drill. .

3. Skripsi Ali Busro (2014) yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Siswa

Melalui Metode Drill Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Mansyaul Huda Medan-Medangan-Metatu Kec.

Benjeng Kab. Gresik” berjudul “Meningkatkan Prestasi Siswa Melalui

Metode Drill Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Mansyaul Hud Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (a)

untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berbahasa Arab

10
setelah penerapan metode drill (b) Keinginan untuk mengetahui pengaruh

metode drill terhadap peningkatan prestasi dan motivasi belajar dalam

mata pelajaran yang berhubungan dengan bahasa Arab.Penelitian ini

menggunakan tiga iterasi penelitian tindakan.

Analisis Ali mengungkapkan bahwa prestasi belajar siswa

meningkat dari siklus I ke siklus II, yaitu dari siklus I (85%) ke siklus II

(90%) Penelitian ini menyimpulkan bahwa Metode Drill berpengaruh

positif terhadap motivasi belajar siswa SD Mansyaul Huda di Kec.

Benjeng Gresik untuk tahun pelajaran 2013/2014.

Kedua penelitian tersebut di atas menyelidiki prosedur bor,

sehingga setara. Perbedaannya terletak pada variabel Y dan metodologi

penelitian yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya variabel Y

merepresentasikan prestasi belajar bahasa Arab siswa, sedangkan pada

penelitian ini variabel Y merepresentasikan penguasaan mufradat siswa.

Selain itu, penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya menggunakan

metodologi penelitian tindakan atau (action research), sedangkan

penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen.

11
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Drill

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai metode yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan nyata dan praktis untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Yusuf Aditya, 2016). Menurut Rahmap

(2017), metode dapat diartikan sebagai rencana menyeluruh untuk

penyajian materi linguistik secara teratur.

Menurut Diah Rahmawati (2015), metode pembelajaran adalah

pendekatan atau upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk memperlancar

proses belajar mengajar bagi peserta didik. Mengajar bahasa Arab kepada

penutur non-pribumi sebanding dengan mengajar bahasa lain. Penerapan

metode diatur oleh seperangkat prinsip, aturan, dan prosedur yang

memungkinkan setiap guru untuk menggunakannya sesuai dengan bahasa

dan keadaan masyarakat.

Menurut Sahrani dan Rahnang (2019), metode berfungsi untuk

membangkitkan minat siswa, menumbuhkan fokus mereka, dan

mendorong aktivitas positif, yang dapat menginspirasi mereka untuk

belajar dan berpikir secara bebas, produktif, kreatif, dan inovatif.

12
2. Pengertian Metode Drill

Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa memperoleh suatu

bakat dengan mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Istilah

praktik menunjukkan bahwa sesuatu terus-menerus diulang. Jika

lingkungan belajar diubah untuk membutuhkan respon yang berbeda,

maka keterampilan akan disempurnakan. Umumnya metode latihan juga

digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan

berdasarkan apa yang telah dipelajari. Misalnya, kemampuan kognitif

seperti membaca, bahasa asing, berhitung, menghafal, dll.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Mu’awanah (2011:37) metode drill

adalah suatu metode penyajian isi pelajaran dimana guru memberikan

kegiatan latihan agar siswa lebih memiliki ketangkasan atau keterampilan

atau ditanamkan rutinitas-rutinitas tertentu. Contohnya termasuk

keterampilan bahasa, olahraga dan atletik, keterampilan menulis, dan

latihan praktik keagamaan.

Metode drill adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang melibatkan

melakukan tindakan yang sama secara berulang-ulang dengan tulus

dengan tujuan untuk memperkuat asosiasi atau menyempurnakan

keterampilan secara permanen. Teknik ini dibedakan dengan aktivitasnya

yang terdiri dari pengulangan-pengulangan yang berulang-ulang terhadap

item yang sama (Sudjana, 2003:86).

Pada umumnya pembelajaran melalui metode drill melibatkan pemberian

latihan kepada siswa. Latihan dalam mendengarkan, berbicara, membaca,

13
dan menulis adalah mode metodologi pelatihan yang diberikan kepada

siswa bahasa Arab. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode

drill adalah latihan dengan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang

atau terus menerus/dengan tujuan memperoleh keterampilan praktis dan

ketangkasan mengenai ilmu yang diperoleh. Selain itu, diharapkan

pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh menjadi permanen, stabil,

dan dapat digunakan kapan saja. Harus dipahami bahwa jika metode ini

tidak digunakan dengan tepat, maka akan berakibat negatif; anak akan

menjadi kurang kreatif dan dinamis.

3. Tujuan dan Manfaat Metode Drill

Secara umum, metode drill digunakan agar siswa: (1) memiliki

keterampilan gerak/motorik, seperti menghafal kata, menulis, dan

penggunaan alat: (2) mengembangkan keterampilan intelektual seperti

perkalian, pembagian, dan aritmatika; dan (3) mampu menghubungkan

antar situasi (Fauzan Amin, 2015:87)

Selain itu, menurut Helmiati (2012:75), tujuan metode drill adalah

membantu siswa mengembangkan keterampilan dan membentuk perilaku

atau pola secara otomatis.

4. Kelebihan Metode Drill

Menurut Fauzan (2015:87), berikut adalah beberapa manfaat dari

penggunaan metode pelatihan:

14
1) Bahan pelajaran yang disajikan dalam suasana yang khidmat akan

lebih tertanam dalam ingatan siswa karena semua pikiran, emosi, dan

kehendak tertuju pada siswa yang dilatih.

2) Murid akan dapat memanfaatkan kemampuan kognitif mereka

secara lebih efektif karena mereka akan menjadi lebih terorganisir,

komprehensif, dan berfokus pada ingatan sebagai hasil dari

pengajaran yang efektif.

Guru memberikan pengawasan, bimbingan, dan koreksi segera dan

langsung, memungkinkan siswa untuk segera memperbaiki

kesalahan mereka. Selain menghemat waktu, siswa segera menyadari

prestasi mereka.

5. Kekurangan Metode Drill

Selain kelebihan metode pelatihan tersebut, menurut Fauzan

(2015:89), terdapat beberapa kekurangan yang perlu dibenahi.

1) Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan ketat dan di

lingkungan yang khidmat dapat dengan mudah menyebabkan

kebosanan. Hal ini dapat diatasi melalui penggunaan media dan

lingkungan belajar yang menyenangkan.

2) Menambah beban siswa yang sudah kelelahan atau kesal tidak

akan meningkatkan keinginannya untuk belajar dan akan

menimbulkan kondisi psikologis berupa mogok belajar/praktik. Hal

ini dapat diatasi dengan memberikan sesi latihan yang tidak terlalu

lama dan tidak jarang.

15
3) Pengerahan tenaga fisik yang berlebihan menyebabkan siswa

merasa permusuhan terhadap pelajaran dan instruktur. Hal ini dapat

dicapai dengan menyediakan siswa dengan pemahaman yang

berkelanjutan dan motivasi.

4) Karena latihan selalu diberikan di bawah pengawasan instruktur,

inisiatif dan orisinalitas siswa dapat terhambat. Kreativitas dan

inisiatif siswa dapat ditingkatkan dengan membiarkan mereka

bereksperimen dengan kosa kata yang mereka pilih.

5) Karena tujuan latihan adalah untuk memperkuat asosiasi tertentu,

siswa akan merasa asing dengan semua struktur baru dan

mengembangkan rasa ketidakberdayaan.

Kerentanan yang disebutkan di atas juga dapat dihilangkan dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

1) Guru menginstruksikan siswa untuk merespon secara maksimal

dan tepat.

2) Jika siswa mengalami kesulitan menanggapi atau bereaksi, guru

harus segera menyelidiki penyebab yang mendasarinya.

3) Memberikan penjelasan segera untuk tanggapan atau reaksi yang

tepat dan tidak tepat. Hal ini harus diselesaikan agar siswa dapat

menilai perkembangan praktiknya.

4) Pastikan ketepatan respon siswa mendahului kecepatan respon

mereka.

16
5) Siswa harus memahami konsep dalam bentuk kata dan kalimat

yang digunakan dalam praktik (Fauzan, 2015:91)

6. Pelaksanaan Metode Drill

Dalam mendidik siswa, pengajar harus memperhatikan unsur-unsur

berikut:

1) Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan, seperti bagaimana setelah

selesai siswa dapat mengucapkan kata atau kalimat tertentu dengan

benar.

2) Menentukan dan menjelaskan perilaku, keterampilan berbicara,

dan gerak yang akan dilatihkan, agar siswa sadar akan tanggung

jawabnya.

3) Dengan menggunakan alat bantu visual, arahkan perhatian mereka

pada materi yang akan diajarkan.

4) Variasikan latihan agar tidak monoton dan melelahkan.

5) Instruktur harus mendokumentasikan kesalahan yang sering

terjadi dan mendiagnosa kesulitan siswa. Kesalahan individu

diperbaiki secara individual sementara kesalahan umum diperbaiki

secara klasik.

7. Langkah-Langkah Penerapan Metode Drill

Menurut Hastensi, tahapan teknik pembelajaran drill adalah: (2020:73)

Selama tahap persiapan, tugas-tugas berikut harus diselesaikan: a)

Merumuskan tujuan yang harus dicapai siswa; b) Mendefinisikan dengan

jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan; c) Menentukan

17
rangkaian atau langkah-langkah yang harus dilakukan agar tidak terjadi

kesalahan; d) Melakukan kegiatan pradrill sebelum sepenuhnya

menerapkan metode ini.

2) Tahap Pelaksanaan: a) Langkah Pengenalan: Pada tahap pembukaan,

guru harus melakukan sejumlah tugas, seperti menentukan tujuan dan

metode pelatihan. b) Pada tahap implementasi, mulailah dengan

mempraktekkan tugas-tugas dasar. Ciptakan suasana yang

menyenangkan dan tenang. Ketiga, pastikan setiap siswa antusias untuk

berpartisipasi. Akhirnya, berikan siswa kesempatan latihan tambahan. c)

Tahap akhir, ketika latihan selesai, guru harus terus memotivasi siswa

untuk terus mengerjakan latihan sehingga mereka menjadi lebih lekat,

kompeten, dan terbiasa dengan latihan yang diberikan.

3) Menyimpulkan dengan terlebih dahulu mengoreksi kesalahan yang

dilakukan siswa. Kedua, berikan latihan yang menenangkan.

Menurut Fauzi dan Darmawan (2019:10), tahapan-tahapan berikut

diperlukan untuk melakukan latihan-latihan baik untuk pembelajaran

verbal maupun keterampilan belajar:

1) Instruktur memberikan penjelasan secara ringkas tentang konsep,

prinsip, atau aturan yang menjadi landasan pelaksanaan tugas yang

dilatihkan.

2) Instruktur mendemonstrasikan bagaimana melakukan tugas sesuai

dengan konsep dan prinsip tertentu. Bentuk yang ditunjukkan oleh

pembelajar verbal adalah pengucapan atau penulisan kata atau kalimat.

18
3) Jika pembelajaran dilakukan secara berkelompok atau secara klasikal,

pengajar dapat mengarahkan salah satu siswa untuk menirukan apa yang

dilakukan guru sementara siswa lainnya mengamati.

4) Pelatihan individu dapat dilakukan di bawah pengawasan instruktur

untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.

1. Prinsi-Prinsip Pelaksanaan Metode Drill

Pelaksanaan metode drill ini terkadang terkendala oleh beberapa kendala,

terutama yang berkaitan dengan kesiapsiagaan instruktur dan pengkondisian

kelas. Oleh karena itu, instruktur harus memperhatikan prinsip-prinsip

metode latihan umum berikut:

Sebelum melakukan latihan khusus, perlu untuk memberikan pemahaman

yang komprehensif kepada siswa.

2) Praktik awal harus bersifat diagnostik:

a) Pada awalnya, jangan mengantisipasi reproduksi tanpa cela.

b) Kesulitan-kesulitan yang timbul selama sidang ulang harus ditelaah secara

seksama.

c) Jawaban yang tepat harus ditekankan.

d) Hanya dengan demikian Variasi, Pengembangan Makna, dan Kontrol akan

dilaksanakan.

3) Jangka waktu latihan tidak perlu terlalu lama, tetapi harus sering

dilakukan.

4) Proses penting harus dijalankan selama latihan.

19
5) Pada latihan pertama, akurasi dan kecepatan harus dicapai sebagai satu

kesatuan.

6) Aktivitas fisik harus memiliki arti penting dalam spektrum tindakan

perilaku yang lebih luas:

a) Sebelum melaksanakan latihan, siswa harus memahami tujuannya.

b) Ia harus menyadari bahwa amalan itu bermanfaat di akhirat.

c) Dia harus mengakui bahwa latihan diperlukan untuk meningkatkan

pembelajaran.

Agar metode bor efektif, kondisi berikut harus dipenuhi:

1) Periode latihan harus menarik dan menyenangkan.

a) Minat intrinsik diperlukan agar pelatihan menghasilkan hasil yang

memuaskan.

b) Setiap langkah kemajuan harus transparan.

c) Hasil dari latihan paling efektif yang secara marginal mengalahkan emosi.

2) Latihan hanya untuk kemampuan tindakan naluriah.

3) Kemampuan dan daya tahan mental dan fisik siswa diperhitungkan saat

memberikan pelatihan.

4) Adanya mobilisasi guru dan koreksi diri sehingga siswa tidak dituntut

mengulang jawaban yang salah.

5) Latihan diberikan secara metodis.

Individu harus diberikan latihan karena memfasilitasi arahan dan koreksi.

7) Latihan harus disajikan secara terpisah dengan disiplin ilmu.

20
B. Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah

1. Hakikat Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab

Mata pelajaran bahasa Arab adalah mata pelajaran yang dirancang untuk

mendorong, membimbing, mengembangkan, dan menumbuhkan

keterampilan dan sikap positif terhadap bahasa Arab baik dalam

kapasitas reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif, khususnya

kemampuan untuk memahami pembicaraan dan membaca orang lain.

Kemampuan produktif, khususnya penggunaan bahasa lisan dan tulis

sebagai alat komunikasi (Hijriyah, 2018: 10).

Mufradat disebut sebagai kosa kata dalam bahasa Inggris (jamak: kosa

kata) dan kosa kata dalam bahasa Indonesia. Mufradat adalah kumpulan

kata-kata yang dipahami seseorang atau orang lain, atau daftar kata-kata

yang diketahui dan digunakan seseorang dalam bidang tertentu dan telah

dipersiapkan untuk tujuan tertentu (Mutholib, 2015).

Menurut Hijriyah (2018), kosakata adalah kumpulan kata-kata yang

membentuk bahasa. Kata adalah komponen bahasa otonom terendah.

Mufrodat Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan

kepada siswa oleh seorang guru, yang di dalamnya tercakup kajian dan

struktur bahasa Arab. Mufrodat bahasa Arab adalah kumpulan istilah

yang digunakan untuk membentuk kalimat bahasa Arab agar dapat

dikomunikasikan dan dipahami dalam masyarakat (FItriyah, 2019).

21
Dengan demikian, pemerolehan kosakata adalah proses penyampaian

materi pembelajaran berupa kata-kata atau kosakata sebagai salah satu

komponen pembelajaran bahasa Arab.

Menurut Hijriyah (2018: 33), ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam memperoleh kosa kata:

1) Kajian kosa kata (al-mufradat) tidak mandiri. Al-mufradat erat

kaitannya dengan pembelajaran muthala'ah, istima', insya', dan

muhadatsah dan tidak boleh diajarkan sebagai mata pelajaran yang

berdiri sendiri.

2) Pembatasan makna Mengingat bahwa satu kata dapat memiliki banyak

arti, maka dalam memperoleh kosa kata, maknanya harus dibatasi

berdasarkan konteks kalimat. Lebih disukai untuk mengajari para pemula

arti kata-kata dalam konteks agar tidak kehilangan perhatian dan ingatan

mereka. Sedangkan untuk tingkat lanjutan, penjelasan makna kata yang

dimaksud dapat dikembangkan dengan perspektif dan wawasan

konseptual yang lebih luas.

3) Penggunaan kosakata dalam konteks Beberapa kosakata dalam bahasa

asing (Arab) tidak dapat dipahami tanpa pemahaman penggunaan

kalimatnya. Kosakata ini harus diajarkan secara kontekstual agar tidak

mengaburkan pemahaman siswa.

4) Terjemahan dalam instruksi kosakata. Menguasai kosa kata dengan

menerjemahkan istilah ke dalam bahasa asli merupakan metode yang

paling sederhana, namun memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan

22
tersebut antara lain berkurangnya spontanitas siswa ketika

menggunakannya dalam ekspresi yang melibatkan objek atau objek kata,

ingatan siswa yang buruk, dan fakta bahwa tidak semua kosa kata bahasa

asing memiliki padanan yang tepat dalam bahasa asli. Oleh karena itu,

metode penerjemahan ini direkomendasikan sebagai instrumen terakhir

dalam pemerolehan kosa kata, digunakan untuk kata-kata esoteris atau

kata-kata yang menantang untuk didemonstrasikan untuk mencari

maknanya.

2. Hakikat Penguasaan Kosakata Bahasa Arab

Penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

pemahaman atau kemampuan menggunakan (pengetahuan, akal, dll).

(Setiawan, 2021). Penguasaan makna mufradat atau kosa kata dapat

dipisahkan menjadi penguasaan pasif-reseptif (penerimaan) dan

penguasaan aktif-produktif. Penguasaan tipe pertama terdiri dari

memahami arti kata tanpa kemampuan untuk menggunakannya secara

spontan atau mengetahui arti suatu kata hanya ketika digunakan oleh

orang lain tanpa kemampuan untuk menggunakannya secara spontan

dalam ucapannya sendiri. Penguasaan tipe kedua tidak hanya

membutuhkan pemahaman akan arti kata-kata yang didengar atau dibaca,

tetapi juga kemampuan untuk menggunakannya dalam percakapan untuk

menyampaikan pikiran seseorang (Djiwandono, 2011).

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan

mufrodat bahasa Arab adalah kemahiran dan kemahiran dalam

23
menguasai kosa kata bahasa Arab (mufrodat), baik seseorang hafal dan

paham, mampu menyusun kalimat, dan dapat membedakan kategori kosa

kata.

3. Pembagian Kosakata Bahasa Arab

Kosakata atau istilah bahasa Arab dibagi menjadi tiga kategori berikut:

1) Kata benda, atau kata yang menunjuk entitas atau kata sifat yang tidak

terkait dengan waktu tertentu. antara lain: langit, bumi, dan matahari.

Apa yang menandakan periode tertentu di masa lalu, sekarang, atau masa

depan? Seperti: buka - baca - buka. Dokumen ini terdiri dari tiga bagian:

a) Bentuk lampau: Apa yang menunjukkan makna yang terkait dengan

bentuk lampau, seperti datang.

b) Present tense: Apa yang mengungkapkan hubungan makna dengan

waktu yang membawa kondisi dan persetujuan. Contoh: pergi - kembali.

c) Kata kerja perintah: Apa yang menandakan permintaan ketika kata

kerja mengikuti subjek tanpa kata kerja imperatif, seperti: buka - baca.

3) Huruf, khususnya kata-kata yang memiliki arti jika digabungkan

dengan kata benda dan kata kerja lain. Contoh: fii, min, ila, ala.

4. Tahapan Pembelajaran Kosakata

Hijriyah (2018:40) menguraikan tahapan dan metode pembelajaran kosa

kata (al-Mufradat) atau pengalaman siswa dalam memahami dan

memperoleh makna kata-kata (almufradat) sebagai berikut:

1) Mendengar pesan yang diucapkan. Ini adalah langkah pertama, yang

mencakup pemberian kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan

24
kata-kata yang diucapkan guru atau media lain baik sendiri maupun

dalam kalimat. Jika siswa telah menguasai komponen pendengaran kata,

mereka akan dapat mendengarkan secara akurat.

2) Ucapkan istilah. Pada tahap ini, guru mempersilakan siswa mengulang

kata-kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan

membantu siswa mengingatnya lebih lama.

3) Pelajari definisi kata. Pada tahap ini, guru harus menahan diri dari

menerjemahkan arti kata untuk siswa, karena hal itu akan mencegah

komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari dan menyebabkan

siswa cepat lupa akan arti kata. Guru dapat menghindari penerjemahan

dengan memberikan konteks kalimat, definisi langsung, gambar/foto,

sinonim (muradif), antonim (dlid), menunjukkan benda atau tiruan yang

sebenarnya, dan memperagakan gerakan tubuh. Terjemahan harus

digunakan sebagai upaya terakhir jika sebuah kata harus dipahami oleh

siswa.

4) Baca surat itu. Setelah mendengar, melafalkan, dan memahami arti

dari kata-kata baru (vocabulary), instruktur menuliskannya di papan tulis.

Siswa kemudian diberi kesempatan untuk mengucapkan kata tersebut

secara lisan.

5) Eja kata keluar. Mengingat bahwa karakteristik kata-kata yang baru

dipelajari (dengar, ucapkan, pahami, baca) masih ada dalam pikiran

siswa, mengharuskan mereka untuk menuliskan kata-kata ini akan sangat

membantu dalam penguasaan kosa kata mereka.

25
6) Menyusun kalimat. Langkah terakhir dari latihan membangun kosa

kata adalah menggunakan kata-kata baru dalam kalimat yang sempurna,

baik secara lisan maupun tulisan. Guru Mempelajari definisi istilah. Pada

tahap ini, guru harus menahan diri dari menerjemahkan arti kata untuk

siswa, karena hal itu akan menghalangi komunikasi langsung dalam

bahasa yang sedang dipelajari sambil mempercepat perolehan arti kata.

Diperlukan kreativitas untuk memberikan contoh kalimat yang beragam,

yang diharapkan dapat ditiru oleh siswa. Kalimat-kalimat ini harus

disusun dengan menggunakan bahasa yang produktif dan aktual sehingga

siswa dapat memahami dan menggunakannya sendiri.

5. Tujuan Pembelajaran Mufradat

Tujuan pembelajaran mufradat menurut Al-Fauzani (2011) dalam

Muthalib (2015) adalah sebagai berikut: (1) agar siswa mampu

melafalkan bunyi kata dengan sempurna sesuai dengan makhraj yang

benar; (2) agar siswa memahami arti dari kata yang dipelajari; (3) agar

siswa mampu memahami musytaqat (penurunan kata); (4) agar siswa

mampu menjelaskan makna dalam susunan bahasa yang benar; dan (5)

agar siswa

Sejalan dengan hal tersebut, Abdul Wahab memaparkan tujuan utama

pembelajaran mufradat dalam jurnalnya sebagai berikut: 1)

Memperkenalkan siswa pada kosa kata baru melalui bahan bacaan dan

fahm al-masmu'.

26
2) Mengajarkan siswa bagaimana melafalkan kosa kata dengan benar dan

tepat karena pelafalan yang tepat mengarah pada kemampuan berbicara

dan membaca yang tepat.

3) Memahami makna kosakata, baik secara denotatif, leksikal, maupun

dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal)

4) Mampu mengapresiasi dan menerapkan mufradat dalam ungkapan

lisan (ucapan) dan tulisan (tulisan) dalam konteks yang sesuai.

Tujuan ini menunjukkan integrasi keterampilan kognitif, yaitu

mengetahui, mengetahui, dan menyebutkan. Kompetensi afektif,

khususnya menghargai dan menilai sebagai sesuatu yang bermanfaat.

Aspek psikomotor meliputi artikulasi, pemanfaatan, dan operasi.

6. Indikator Penguasaan Mufradat

Pengajaran kosa kata (mufrodat) memerlukan lebih dari sekedar

menyediakan siswa dengan daftar kata untuk dihafal. Namun, murid

dianggap mampu menguasai mufrodat jika telah mencapai indikator

penguasaan mufrodat, yang Mustofa dalam Azizah (2018:2)

identifikasikan sebagai berikut:

1) Siswa dapat menerjemahkan bentuk mufrodat secara efektif.

2) Mahasiswa mampu melafalkan dan menulis ulang mufrodat dengan

benar.

3) Siswa mampu menggunakan mufrodat dalam angka (kalimat) dengan

benar, baik secara lisan maupun tulisan.

27
Sesuai dengan pendapat sebelumnya, Ali Al-Khuli (2010: 102)

mengemukakan indikator penguasaan mufrodat sebagai berikut:

1) Siswa dapat melafalkan istilah dengan benar.

2) Siswa menerjemahkan kosa kata secara efektif.

Siswa mampu mengeja kata dengan benar saat menulis.

4) Siswa mampu memahami kata secara akurat.

7. Evaluasi dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab

Evaluasi secara umum diartikan sebagai proses menilai suatu subyek atau

gejala berdasarkan kriteria kualitatif, seperti baik-buruk, kuat-lemah,

cukup-kurang, tinggi-rendah, dan sebagainya (Hijriyah, 2018: 44).

Evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pengukuran yang merupakan

komponen integral dari evaluasi, dan penilaian yang merupakan

instrumen untuk menilai sampel pengetahuan yang hasilnya digunakan

sebagai salah satu kriteria evaluasi.

Ada penilaian pemahaman dan tes penggunaan untuk mengevaluasi

akuisisi kosakata. Ujian pemahaman lebih menekankan pada pengukuran

kemampuan siswa untuk memahami arti kosa kata, sedangkan tes

penggunaan lebih menekankan pada pengukuran kemampuan siswa

untuk menggunakan kosa kata dalam konteks. Indikator kompetensi yang

diukur untuk tes pemahaman kosakata dapat berupa makna kosakata,

padanan kata, antonim kata, sinonim kata, makna kata, dan kelompok

kata.

8. Faktor-Faktor Keberhasilan Pembelajaran Bahasa Arab

28
Sebagai bahasa asing, pembelajaran bahasa Arab memiliki

beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh pendidik bahasa Arab. Karena

pembelajaran bahasa asing memiliki karakteristik yang berbeda dari

pembelajaran lainnya. Setidaknya terdapat tiga hal yang dapat

mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran bahasa Arab sebagi

bahasa asing, yaitu: pendekatan, metode dan teknik (Fahrurrozi, 2014)

a. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan adalah sejumlah asumsi yang berkaitan dengan

sifat alami bahasa, sifat alami pengajaran bahasa, dan

pembelajarannya. Pendekatan berbentuk asumsi-asumsi dan konsep

tentang bahasa, pembelajaran bahasa, dan pengajaran bahasa.

b. Metode Pembelajaran

Pendekatan berada pada level teoretis, sementara metode

adalah rencana dari pengajaran bahasa yang konsisten dengan suatu

pendekatan. Metode menjadi kelanjutan pendekatan karena rencana

dari pengajaran bahasa harus dikembangkan dari teoriteori tentang

sifat alami bahasa dan pembelajaran bahasa. Menurut Mackey

dalam Fahrurrozi (2014) semua pengajaran, apakah yang baik atau

jelek, akan melibatkan pemilihan (ikhtiyâr/selection), penjenjangan

(tadarruj/ gradation), penyajian (taqdîm/presentaion), dan

pengulangan (tikrâr/repetition). Pembelajaran melibatkan pemilihan

karena guru bahasa tidak bisa mengajarkan keseluruhan aspek

bahasa. Guru harus memilih bagian yang ingin dia ajar.

29
Pembelajaran juga terkait dengan presentasi karena guru tidak bisa

mengajar bahasa tanpa mengkomunikasikannya kepada siswa; guru

harus menyajikan apa yang telah dia pilih kepada siswa.

c. Teknik Pembelajaran

Mengamati tekniknya, seseorang dapat dengan mudah membedakan

perbedaan antara metodologi. Teknik bersifat implementasi (ditandai

ketika dilakukan). Dengan kata lain, teknik adalah apa yang sebenarnya

terjadi di kelas pembelajaran bahasa atau strategi khusus yang digunakan

untuk mencapai tujuan tertentu. Teknik mencakup keseluruhan kegiatan

kelas bahasa. Teknik bergantung pada imajinasi dan kreativitas instruktur

serta komposisi kelas.

C. Pengaruh Metode Drill Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Arab

Metode pembelajaran bahasa Arab yang ada memiliki efek berbeda yang

tidak diragukan lagi terhadap efektivitas kegiatan pembelajaran. Secara

khusus, teknik drill dengan berbagai manfaatnya mempengaruhi penguasaan

kosa kata bahasa Arab dalam hal-hal berikut:

A. Pengulangan mendengarkan dan mengartikulasikan kosa kata bahasa Arab

akan membiasakan dan menyesuaikan siswa dengan nada dan pengucapan

kosa kata bahasa Arab yang dipelajari.

B. Materi kosa kata yang disajikan dalam suasana khidmat akan lebih

tertanam kuat dalam ingatan siswa, karena semua pikiran, emosi, dan

kehendak akan terfokus pada pelajaran kosa kata yang diajarkan.

30
C. Dengan pengajaran yang efektif, siswa akan menjadi lebih terorganisir dan

komprehensif, dan ingatan mereka akan terpacu untuk menghafal kosakata

bahasa Arab.

D. Karena pengawasan, bimbingan, dan perbaikan segera dan langsung dari

guru, kesalahpahaman makna atau kesalahan dalam pengucapan kosa kata

dapat segera diperbaiki. Selain menghemat waktu, siswa segera menyadari

prestasi mereka.

Mempelajari bahasa asing, seperti bahasa Arab, memerlukan penggunaan

metode dan strategi yang tepat untuk memperoleh keterampilan bahasa Arab

yang diperlukan. Nada dan pelafalan kosakata bahasa Arab bersifat khas,

sehingga pemilihan metode pembelajaran oleh pendidik sangat menentukan

keberhasilan pengajaran. Keterampilan berbahasa memerlukan latihan yang

rutin dan berulang-ulang agar dapat menjadi kebiasaan dan bertahan lama.

Metode drill menekankan pada pengulangan suatu kegiatan sampai siswa

benar-benar menguasai suatu keterampilan.

D. Kerangka Berfikir

Peneliti membentuk kelas eksperimen yang diajar dengan metode

pembelajaran Drill sebagai tahap selanjutnya. Struktur penelitian ini

digambarkan dalam flowchart di bawah ini.

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Penguasaan mufradat
Metode Drill (X)
bahasa Arab (Y)

31
E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2013).

1. Hipotesis Statistik

H0 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode

drill terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas III

Putra SDIT Al Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode

drill terhadap penguasaan mufradat bahasa Arab siswa kelas

III Putra SDIT Al Madinah Pontianak Tahun Ajaran

2022/2023

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan penggunaan metode drill terhadap penguasaan mufradat

bahasa Arab siswa.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatannya

Penelitian kuantitatif yang menggunakan metodologi pra-eksperimental


digunakan untuk penyelidikan ini. Penelitian eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan yang diberikan
secara sengaja dalam kondisi terkendali terhadap orang lain (Ismail, 2018).
Investigasi ini berupaya mengevaluasi dampak intervensi pendidikan terhadap
penguasaan mufradat siswa atau untuk menguji hipotesis mengenai apakah
metode praktik berpengaruh. Tujuan penelitian eksperimen ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode drill terhadap penguasaan mufradat
di kalangan siswa.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-
group pretest-posttest design. Sebelum menerima perawatan dalam desain ini,
pre-test diberikan. Keputusan untuk menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan desain ini didasari oleh sulitnya mengontrol semua variabel eksternal
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Selain itu, peneliti
menginginkan hasil tes yang akurat yaitu pre-test dan post-test.

Tabel 3.1
One Group Pretest-Postest Design

Pre-Test Perlakuan Post-Test


O1 X O2

Keterangan :
O1 : Hasil Pretest
O2 : Hasil Postest
X : Perlakuan metode drill

33
Berdasarkan jenis penelitiannya, siswa Kelas III Putra dalam rancangan

penelitian ini diberikan pre-test sebelum diberi perlakuan untuk mengetahui

tingkat awal penguasaan kosakata bahasa Arab mereka. Kemudian, siswa

akan disuguhi metode drill untuk penguasaan kosakata bahasa Arab. Setelah

mendapat perlakuan atau perlakuan selanjutnya, siswa diminta mengisi

angket postes untuk mengetahui hasil atau nilai penguasaan kosa kata bahasa

Arab mereka setelah mendapat perlakuan guna melihat pengaruh perlakuan

terhadap anak.

B. Variable Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, variabel dipisahkan menjadi variabel bebas

dan variabel terikat. Sebuah variabel yang ada atau datang sebelum

variabel dependen adalah independen. Sedangkan variabel dependen

adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel

independen (Priyono, 2016).

Selain itu, ada variabel kontrol dan variabel yang tidak relevan. Variabel

kontrol (pengontrol) mempengaruhi variabel dependen, tetapi

pengaruhnya dihilangkan atau dikendalikan dengan mengendalikan

(mengisolasi) pengaruhnya. Sejalan dengan hal tersebut, Azwar (1999)

menyatakan bahwa variabel kontrol atau control merupakan variabel

independen yang pengaruhnya terhadap variabel dependen telah

dinetralkan oleh peneliti. Sebaliknya, variabel asing adalah variabel di

luar variabel yang diselidiki yang mempengaruhi variabel dependen

34
tetapi tidak dikontrol atau diperhitungkan, sehingga merupakan

keterbatasan penelitian ini.

a. Variabel Bebas (Independent Variable) atau Variabel X

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode latihan yang

digunakan sebagai modifikator atau penyebab perubahan dalam

kaitannya dengan penguasaan mufrada bahasa Arab siswa.

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel) atau Variabel Y

Variabel terkait penelitian ini adalah kemampuan mufradat bahasa

Arab siswa laki-laki kelas III SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak

tahun ajaran 2022-2023.

c. Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini variabel kontrolnya adalah tingkat kemahiran

berbahasa Arab siswa dan status sosial ekonomi orang tua siswa. Siswa

dengan nilai "Sangat Bagus" pada ujian akhir semester di kelas bahasa

Arab selama semester gasal 2022-2023 tidak akan dimasukkan dalam

sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan variabel

eksternal, seperti bakat di atas rata-rata, yang merupakan sifat bawaan

yang mempengaruhi variabel dependen.

d. Variabel Extrane

Beberapa variabel, antara lain minat dan bakat siswa, latar belakang budaya,

latar belakang pendidikan orang tua, pola asuh, les tambahan/privat di luar

jam sekolah, karakter dan sifat, serta karakteristik fisik, mempengaruhi

35
kemampuan penguasaan kosa kata siswa tetapi tidak dapat dikontrol oleh

peneliti .

C. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-

Madinah yang beralamat di Jalan Danau Sentarum Gang Danau Indah,

Sei. Bangkong Kecamatan Pontianak Kota Kota Pontianak Kalimantan

Barat.

b. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap Tahun Ajaran

2022/2023. Penelitian akan dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya

izin penelitian dalam kurun waktu tiga bulan. Satu bulan adalah

pelaksanaan penelitian dan dua bulan untuk menyusun laporan yang

disajikan dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan.

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti.

Populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dan manusia, di

mana sifati-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati (Syahrum

& Salim, 2012). Populasi pada penelitian kali ini adalah keseluruhan

peserta didik Kelas 3 Putra sekolah dasar islam terpadu (SDIT) Al-

Madinah di Pontianak yang berjumlah 28 orang.

36
b. Sampel

Sampel mencerminkan proporsi dan karakteristik populasi (Sugiyono,

2013). Dapat disimpulkan bahwa sampel terdiri dari anggota populasi dan

selanjutnya dipilih untuk mewakili populasi yang diteliti.

Purposive sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel.

Menurut Sugiyono (2007:117), purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan-pertimbangan

tertentu agar data yang diperoleh lebih representatif dan proses penelitian

di bidangnya kompeten. Kesimpulannya adalah purposeful sampling

adalah purposeful sampling yang sesuai dengan kebutuhan sampel

penulis.

Peneliti harus mempertimbangkan faktor-faktor sebelumnya ketika

menentukan sampel untuk penelitian ini. Untuk meminimalisir pengaruh

variabel lain terhadap hasil penelitian mengenai pengaruh metode

pembelajaran ini, syarat pengambilan sampel mata pelajaran untuk

penelitian ini ditetapkan hanya siswa laki-laki kelas III yang nilai UN

Semester Ganjil bahasa Arabnya antara 60 sampai 80. dari 100 termasuk

dalam kategori kurang dari cukup. Agar variabel Y dipengaruhi oleh

ketangkasan atau kecerdasan siswa di atas rata-rata, perlu untuk

membatalkan efek dari karakteristik bawaan ini.

Dari data nilai ujian Ujian Akhir Semester Ganjil mata pelajaran Bahasa

Arab siswa laki-laki kelas III Tahun Pelajaran 2022/2023, ditetapkan

tujuh orang yang memiliki nilai dalam kategori sangat tinggi (90-100). ,

37
sedangkan siswa yang tersisa memiliki rentang nilai yang lebih luas,

seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2
Nilai Tes Penilaiaan Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Bahasa
Arab Kelas 3 Putra Tahun Ajaran 2022/2023

Nilai
NO NAMA SISWA Keterangan Kesimpulan
PAT

1 Abimanyu Eidzar Fuadi 66 Kurang Diperhatikan


2 Akhdan Luthfi Abdurrazzaq 90 Baik Diperhatikan
3 Alfian Alfarizi Rizki 71 Kurang Diperhatikan
4 Arif Budi Wijak Sono 69 Kurang Diperhatikan
5 Ariik Ahza Utama 83 Cukup Diperhatikan
6 Daffa Arya Rianto 73 Kurang Diperhatikan
7 Desta Zhafran Aqila 86 Baik Diperhatikan
8 Ganesha Bima Meganagara 74 Kurang Diperhatikan
9 Hariz Ibrahim 100 Sangat Baik Diabaikan
10 Ikram Al Hasyir 71 Kurang Diperhatikan
11 Luthfi Sakhi Zidane 71 Kurang Diperhatikan
12 Malik Yusuf Al Hadi 73 Kurang Diperhatikan
Muhammad Akhtar
13 Kurang Diperhatikan
Abdillah 73
14 Muhammad Alif Dihyah 100 Sangat Baik Diabaikan
15 Muhammad Evaldo Noah 57 Kurang Diperhatikan
Muhammad Haekal
16 Sangat Baik Diabaikan
Mustaqim 100
17 Muhammad Ikhsan 83 Cukup Diperhatikan
18 Muhammad Mirza Hilmi 69 Kurang Diperhatikan
19 Muhammad Zacky 73 Kurang Diperhatikan

38
Syadiidan
20 Muhammad Zikri Alvaro 56 Kurang Diperhatikan
21 Naufal Ryan Athillah 68 Kurang Diperhatikan
22 Raffi Ananda 73 Kurang Diperhatikan
23 Rona Athallah Muyassar 71 Kurang Diperhatikan
24 Shiraz Aydin Safaraz 71 Kurang Diperhatikan
25 Umar Al Faruq 73 Kurang Diperhatikan
26 Uwais Akmal Abdurrahman 73 Kurang Diperhatikan
27 Yahya Uwais Alqorni 81 Cukup Diperhatikan
28 Akma Abiyyu Diguna 81 Cukup Diperhatikan
29 Abdullah Yazid 96 Sangat Baik Diabaikan
30 Aufar Abhimanyu 73 Kurang Diperhatikan
(Sumber: Arsip Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahas Arab
Kelas 3 Putra Tahun Ajaran 2022/2023)

Tabel 3.3
Frekuensi Sebaran Nilai Tes Penilaiaan Akhir Semester Ganjil Mata
Pelajaran Bahasa Arab Kelas 3 Putra Tahun Ajaran 2022/2023

No Interval Predikat Frekuensi Persentase


1 0 – 74 Kurang 20 67%
2 75 – 83 Cukup 4 13%
3 84 – 92 Baik 2 7%
4 93 – 100 Sangat Baik 4 13%
Jumlah 30 100%

Berdasarakan tabel data frekuensi nilai di atas maka peneliti

mengabaikan peserta didik dengan predikat nilai “Baik” dan “Sangat

39
Baik” yang berjumlah 6 orang peserta didik. Sedangkan 24 peserta didik

yang lainnya akan peneliti jadikan sampel dalam penelitian kali ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini

yaitu:

a. Observasi

Pengamatan digunakan untuk mengukur perilaku individu dan

proses dimana aktivitas yang dapat diamati terjadi, baik dalam

pengaturan alami maupun buatan. Data observasi yang dikumpulkan

untuk penelitian ini berkaitan dengan kegiatan yang terjadi selama

penerapan metode drill dalam proses pembelajaran.

b. Tes

Keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat

individu atau kelompok diukur dengan serangkaian pertanyaan, latihan,

dan instrumen lain yang berupa tes (Arikunto, 2014). Nantinya, tes ini

digunakan untuk mengevaluasi penguasaan mufradat bahasa Arab siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan dalam metodologi penelitian

sosial untuk mengumpulkan data. Dokumentasi sangat berharga sebagai alat

bukti yang sah dan menunjang kegiatan pembelajaran, dengan isi berkas yang

berisi data atau informasi tentang kronologis kegiatan yang dilakukan

terhadap anak. Dokumentasi, termasuk buku dan file yang relevan, peraturan,

40
dan foto, digunakan untuk mengumpulkan data langsung dari tempat

penelitian pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian untuk mengukur fenomena

yang diamati dengan data yang akan dikumpulkan. Semua fenomena

tersebut disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2013). Dalam

penyelidikan ini, catatan harian observasi dan penilaian digunakan

sebagai instrumen.

a. Observasi

Pada tahap awal dilakukan observasi yang meliputi pengumpulan data

yang diperlukan untuk proses penelitian, memperoleh informasi tentang

kondisi sekolah, kondisi tenaga pengajar, dan kondisi siswa, atau dengan

kata lain memperoleh informasi tentang warga sekolah SDIT Al Madinah

Pontianak. Selain itu, observasi digunakan untuk menentukan kegiatan

pembelajaran dan pembelajaran selama pembelajaran berbasis drill.

Peneliti merekrut instruktur bahasa Arab sebagai pengamat. Selain itu,

observasi digunakan untuk menentukan alat dan bahan apa saja yang

diperlukan untuk proses penelitian, seperti alat bantu pembelajaran,

instrumen penelitian, dan lain-lain.

b. Tes

Ujian ini diberikan dua kali, sebagai pretest dan posttest. Pretest

mengukur penguasaan bahasa Arab siswa sebelum diajar dengan

menggunakan metode drill, sedangkan posttest mengukur penguasaan

41
bahasa Arab siswa setelah diajar dengan menggunakan metode drill.

Nantinya, hasil dari kedua penilaian tersebut akan dianalisis untuk

mengetahui dampak metode drill terhadap penguasaan mufrada bahasa

Arab siswa. Tes tersebut merupakan ujian formatif dengan 25 soal

pilihan ganda dan skor KKM 70 dari skala 1 sampai 100.

Tabel 3.4
Kriteria Hasil Tes Berdasarkan Nilai KKM Pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah
Pontianak

Interval Nilai Predikat


0 – 74 Kurang
75 – 83 Cukup
84 – 92 Baik
93 – 100 Sangat Baik
(Dibuat berdasarkan nilai KKM 75)

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum menggunakan alat ukur untuk pengumpulan data dalam

penelitian yang sebenarnya, perlu dilakukan uji coba untuk memastikan

bahwa alat tersebut benar-benar sesuai. Uji validitas, uji reliabilitas, dan

tingkat pembedaan termasuk dalam evaluasi instrumen. Instrumen

pengujian yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan

untuk reliabilitas dan validitas.

1) Validitas Instrumen

Validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur relatif terhadap konsep

yang diukur, sehingga dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, jenis validitas

42
isi instrumen tes ditentukan dengan merancang instrumen tes

menggunakan kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator variabel yang

diselidiki, yang kemudian diberikan kepada validator untuk divalidasi.

Dokumen validasi diisi dengan menggunakan tanda () dan skala Likert

mulai dari 1 sampai dengan 4. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap

fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

Tabel 3.5
Skala Likert

Skor Keterangan
1 Tidak Baik
2 Kurang Baik
3 Cukup Baik
4 Baik
5 Sangat Baik

Setelah validator menyelesaikan dokumen validasi, nilai yang diberikan

oleh validator dijumlahkan kemudian dikontraskan menggunakan

interpretasi di bawah ini. Isi item dianggap memuaskan jika nilainya pada

skala interval melebihi 45-70.

Tabel 3.6
Interpretasi Validitas Isi
Skala Interval Interprestasi
1 – 14 Sangat Tidak Valid
15 – 29 Tidak Valid
30 – 44 Kurang Valid
45 – 69 Valid
70 Sangat Valid
Instrumen tersebut kemudian dievaluasi untuk memastikan

validitas empirisnya. Evaluasi dilakukan terhadap 30 siswa di

lembaga yang sama, SDIT Al-Madinah Pontianak, untuk

43
memastikan validitas dan reliabilitas instrumen. Suatu item valid jika

r hitung lebih besar dari r tabel, dan tidak valid jika r hitung lebih

kecil dari r tabel. r tabel dihitung dengan menggunakan rumus (df:n

– 2) dan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Untuk tujuan pengumpulan

data dalam penelitian ini, item dengan kriteria yang sah digunakan,

yaitu kueri dengan kategori yang tidak valid dihilangkan. Untuk

memudahkan mengevaluasi keabsahan data yang ada, peneliti

menggunakan SPSS Versi 26 untuk melakukan perhitungan.

Pengajuan peneliti kepada ahli untuk validasi komponen

instrumen tes menghasilkan skor 49. Berdasarkan tabel interpretasi

validitas isi, skor 49 diberikan pada kategori nilai 4 dengan

deskriptor “Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa isi instrumen sesuai

dengan indikator yang akan diukur dan dapat diuji. Lampiran

formulir validasi konten terletak di bagian lampiran.

Peneliti kemudian memberikan pre-test dan post-test kepada

tiga puluh siswa kelas empat untuk memastikan validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian yang akan digunakannya. Peneliti

mengolah hasil data uji coba pre dan post test dengan menggunakan

aplikasi pengolah data SPSS Versi 26; butir soal dianggap valid dan

dapat digunakan jika r hitung (Output SPSS Versi 26) > r tabel

Df=N-2 5%.

44
Tabel 3.7
Validitas Item Soal Pilihan Ganda Pretest dan Posttest

No.
r hitung (Output r table Df= N-2
Item Keterangan
SPS) α 5%
Soal
1 0,388 0,374 Valid
2 0,484 0,374 Valid
3 0,479 0,374 Valid
4 0,628 0,374 Valid
5 0,595 0,374 Valid
6 0,415 0,374 Valid
7 0,371 0,374 Valid
8 0,531 0,374 Valid
9 0,556 0,374 Valid
10 0,550 0,374 Valid
11 0,536 0,374 Valid
12 0,533 0,374 Valid
13 0,445 0,374 Valid
14 0,362 0,374 Valid
15 0,390 0,374 Valid
16 0,465 0,374 Valid
17 0,398 0,374 Valid
18 0,267 0,374 Tidak Valid
19 0,366 0,374 Valid
20 0,207 0,374 Tidak Valid
21 0,407 0,374 Valid
22 0,393 0,374 Valid
23 0,582 0,374 Valid
24 0,241 0,374 Tidak Valid

45
25 0,401 0,374 Valid
26 0,563 0,374 Valid
27 0,574 0,374 Valid
28 0,365 0,374 Valid
29 0,191 0,374 Tidak Valid
30 0,030 0,374 Tidak Valid
(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Version 26)

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal dari 30 butir soal yang

diujikan pada 30 responden, ditetapkan 5 butir soal yang tidak valid (r

hitung 0,374), khusus butir soal 18, 20, 24, 29, dan 30. 25 item sisanya

dianggap sah (rhitung > 0,374). Berdasarkan kriteria validitas item

pertanyaan yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, item 18, 20,

24, 29, dan 30 dibuang karena tidak dapat mengukur apa yang akan

diukur sehingga tidak dapat dinilai pada sampel penelitian.

2) Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2013:221), Reliabilitas merupakan instrumen

yang dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data,

karena merupakan instrumen yang efektif. Jika data akurat menurut fakta,

berapa kali dikumpulkan tetap tidak berubah. Karena instrumen penelitian

berupa kuesioner, digunakan rumus Cronbach Alpha untuk menentukan

reliabilitasnya. Untuk menentukan apakah instrumen yang dapat

diandalkan dapat menggunakan batas kurang dari 0,6 yaitu tidak

memuaskan, 0,7 yaitu dapat diterima, dan di atas 0,8 yaitu memuaskan,

Priyanto (2011:69). Membandingkan r hitung dan r tabel juga dapat

46
membantu memastikan perbedaannya. Jika r1 lebih besar dari r pada

tabel, maka instrumen dieksekusi.

Ada 25 instrumen yang valid di antara pertanyaan pretest dan

posttest. Dalam upaya untuk menentukan apakah item pertanyaan ini

dapat diterapkan kembali, peneliti melakukan uji reliabilitas terhadap 25

item pertanyaan dengan menggunakan SPSS Versi 26 dan diperoleh

Cronbach's Alpha = 0,82. Setelah diperoleh koefisien Alpha, ambang

reliabilitas untuk interpretasi adalah 0,700, dan interpretasi tersebut

reliabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa 25 item tersebut dapat

dipercaya. Sebagai sarana untuk memudahkan pengujian keabsahan data

yang ada, peneliti menggunakan perhitungan SPSS Versi 26.

3) Tingkat Kesukaran

Menurut Azwar (2006) dalam Hanifah (2014:46), tingkat kesukaran

suatu soal adalah perbandingan jawaban benar terhadap jumlah

keseluruhan responden tes. Kueri yang bagus tidak terlalu sederhana atau

terlalu rumit. Peneliti memanfaatkan aplikasi SPSS Versi 26 untuk

memudahkan perhitungan tingkat kesukaran tes.

Tabel 3.9
Interprestasi Tingkat Kesukaran

Skala Interval Interprestasi


0,81- 1,00 Mudah sekali
0,61 – 0,80 Mudah
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Sukar
0,00 – 0,20 Sukar Sekali
(Wayan Nurkanca, 2002:161)

47
Dengan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS Versi 26,

peneliti mengevaluasi tingkat kesulitan dari 25 item soal. Ada 21 soal

"Sederhana", 3 soal "Sedang", dan 1 soal "Sangat Mudah" pada ujian

tersebut.

Berikut adalah representasi tabel dari hasil analisis tingkat kesulitan

kueri.

Tabel 3.10
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Mean Kriteria
No Tingkat
(Output Pengambilan
Soal Kesukaran
SPSS) Keputusan
1 0,70 Konsultasikan Mudah
dengan Tabel
2 0.60 Sedang
3.5
3 0,70 Interprestasi Mudah
Tingkat
4 0,63 Kesukaran Mudah
5 0,70 Mudah
6 0,67 Mudah
7 0,67 Mudah
8 0,70 Mudah
9 0,70 Mudah
10 0,73 Mudah
11 0,73 Mudah
12 0,77 Mudah
13 0,80 Mudah
14 0,80 Mudah
15 0,80 Mudah
16 0,67 Mudah
17 0,67 Mudah

48
Mudah
19 0,87
Sekali
21 0,77 Mudah
22 0,77 Mudah
23 0,70 Mudah
25 0,70 Mudah
26 0,73 Mudah
27 0,57 Sedang
28 0,57 Sedang
(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Versi 26)

4) Uji Beda
Daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara kelompok peserta tes yang tinggi dan rendah.

Semakin besar daya pembeda butir soal, semakin banyak peserta dari

kelompok tinggi yang dapat menjawab soal dengan benar dan semakin

sedikit peserta tes dari kelompok rendah yang dapat menjawab soal

dengan benar (Dali S. Naga, 2002:67 ). Peneliti memanfaatkan SPSS

versi 26 sebagai aplikasi pengolah data untuk memudahkan perhitungan

daya pembeda.

Tabel 3.11
Klasifikasi Daya Beda

Indeks Daya Beda Kategori


tidak baik (soal dibuang)
<0.00 (negative)

0.00 - 0.19 Jelek

0.20 – 0.39 Cukup

49
0.40 – 0.70 Baik

0.70 – 1.00 Baik Sekali


(Hanifah, 2014:47)

Peneliti menggunakan bantuan aplikasi pengolah data SPSS Versi

26 untuk menghitung daya beda tiap butir soal. Terdapat 8 butir soal

dengan kriteria “Cukup” dan 17 butir soal dengan kriteria “Baik”.

Tabel 3.12
Daya Beda Soal

Corrected Kriteria
No
Item-Total Pengambilan Kategori
Soal
Correlation Keputusan
Soal_1 0,302 Konsultasikan Cukup
dengan Tabel
Soal_2 0,399 Cukup
3.6 Klasifikasi
Soal_3 0,479 Daya Beda Baik
Soal_4 0,612 Baik
Soal_5 0,563 Baik
Soal_6 0,403 Baik
Soal_7 0,403 Baik
Soal_8 0,452 Baik
Soal_9 0,465 Baik
Soal_1
0,521 Baik
0
Soal_1
0,521 Baik
1
Soal_1
0,482 Baik
2
Soal_1
0,414 Baik
3
Soal_1 0,414 Baik

50
4
Soal_1
0,414 Baik
5
Soal_1
0,377 Cukup
6
Soal_1
0,377 Cukup
7
Soal_1
0,340 Cukup
9
Soal_2
0,393 Cukup
1
Soal_2
0,378 Cukup
2
Soal_2
0,549 Baik
3
Soal_2
0,356 Cukup
5
Soal_2
0,464 Baik
6
Soal_2
0,530 Baik
7
Soal_2
0,530 Baik
8
(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Versi 26)

H. Teknik Analisis Data

Analisis instrumen tes dan analisis temuan penelitian merupakan dua

metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Analisis Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

51
1) Analisis Statistik Deskriptif

Karakteristik narasumber dicirikan melalui penggunaan statistik

deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase, rata-rata, median,

modus, dan standar deviasi. Aplikasi yang dikenal dengan SPSS

Versi 26 digunakan untuk melakukan perhitungan agar proses

penghitungan data statistik deskriptif menjadi lebih mudah.

Setelah menentukan kategori hasil ujian berdasarkan

rentang nilai yang telah ditetapkan, kemudian skor individu siswa

dibagi menjadi beberapa kategori yang berbeda. Berikut adalah

bagan yang memberikan berbagai interpretasi tentang klasifikasi

nilai ujian siswa:

Tabel 3.13
Interpretasi Kategori Nilai Pre-test dan Post-test

Nilai Kategori
0 – 59 Sangat Kurang
60 – 69 Kurang
70 – 79 Cukup
80 – 89 Tinggi
90 – 100 Sangat Tinggi

2) Analisis Statistika Inferensial

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data yang didasarkan pada temuan pre-test dan

post-test yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk

menentukan apakah data yang diselidiki berasal dari populasi

yang terdistribusi secara teratur atau tidak. Karena hanya ada

satu kelompok sampel dalam penelitian ini, maka peneliti

52
memutuskan untuk menerapkan algoritma One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Hal ini dilakukan karena penelitian

ini hanya memiliki satu kelompok peserta. Peneliti

memanfaatkan aplikasi SPSS Versi 26 agar uji normalitas dapat

dihitung dengan lebih cepat dan mudah dalam penelitian ini.

Dikatakan bahwa data mengikuti distribusi normal, tetapi

kesimpulan ini tidak dapat ditarik dari hasil Asymp.Sig (2-

tailed).

Menurut Saifuddin, A (2009:28), dasar pengambilan keputusan

dalam uji normalitas adalah jika Asymp.Sig (2-tailed) kurang

dari 0,05, maka data tidak terdistribusi secara teratur. Ini adalah

kesimpulan yang dapat ditarik dari temuan uji normalitas. Data

berdistribusi normal jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar

dari 0,05.

b) Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Temuan pengamatan yang dilakukan sebelum dan sesudah

pengobatan yang diberikan kepada balita dibandingkan sebagai

bagian dari proyek penelitian ini. Analisis statistik yang

dilakukan meliputi penggunaan rumus Paired Sample t Test dan

analisis data eksperimen dengan model pre-test dan post-test.

Untuk memverifikasi validitas proposisi, investigasi ini

menggunakan program pengolah data SPSS 26. Berikut ini

53
harus dipertimbangkan sebelum menggunakan SPSS untuk

pengujian apa pun:

Jika nilai signifikansi (2-tailed) lebih rendah dari ambang batas,

maka hipotesis nol H0 dibuang.

Jika nilai signifikansi uji dua sisi lebih besar dari, maka

hipotesis nol H0 disetujui.

Hipotesis berikut akan diuji dalam penyelidikan ini:

1) Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada metode

pembelajaran Drill terhadap penguasaan kosakata bahasa

Arab peserta didik kelas 3 Putra Sekolah Dasar Islam

Terpadu Al Madinah Pontianak Tahun Pelajaran 2022/2023.

2) Ho : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan pada

metode pembelajaran Drill terhadap penguasaan kosakata

bahasa Arab peserta didik kelas 3 Putra Sekolah Dasar

Islam Terpadu Al Madinah Pontianak Tahun Pelajaran

2022/2023.

54
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SDIT Al-Madinah Pontianak

SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak adalah sekolah yang

mengintegrasikan nilai-nilai agama dan Islam serta kehidupan ke dalam

proses akademik siswa, dan lingkungan sekolah akan berfungsi sebagai

tempat siswa untuk mengamati dan memperoleh pemahaman tentang

kehidupan ini. Nama sekolah ini diambil karena merupakan sekolah Islam

yang terintegrasi di Pontianak. Di bawah naungan Lembaga Pendidikan

Al Madinah, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Madinah

merupakan sekolah dasar Islam terpadu yang baru didirikan pada tahun

2014 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. SDIT singkatan dari

akronim sekolah: Sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, SD Islam Terpadu

Al Madinah di Pontianak berupaya mengajarkan prinsip-prinsip agama di

setiap kelasnya. Tujuan akhir pesantren adalah mencetak generasi muslim

yang cerdas, berkualitas, dan berilmu yang juga bertakwa dan suci.

Di SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak, program pendidikannya

tidak hanya menekankan pada penguasaan materi ilmu pengetahuan dan

teknologi, tetapi juga pada penanaman nilai-nilai moral yang bersumber

dari Al Quran dan As Sunnah. Ini yang sangat kami tekankan. Santri

senantiasa diingatkan untuk shalat berjamaah, membaca hadits-hadits

akhlak, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, menahan diri

55
untuk tidak memungut barang yang terjatuh, serta mendengarkan nasehat-

nasehat pendek yang selalu diucapkan. diberikan setelah shalat

berjamaah. Semua itu dilakukan dalam upaya menghasilkan generasi

manusia yang berkarakter keteladanan.

Pada kesempatan kali ini Bapak Saiful Islam, S.Pd.I. menjabat sebagai

pengurus organisasi. Agar memiliki nilai lebih dalam menuntut ilmu di

SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak dan memiliki daya saing dalam

berprestasi di lingkungan Kota Pontianak dan sekitarnya, maka SD Islam

Terpadu Al Madinah Pontianak melakukan upaya peningkatan mutu

pendidikan dan pengajaran serta berusaha untuk menarik minat publik.

Salah satu upaya tersebut adalah pengajaran bahasa Arab.

Bahasa Arab merupakan mata pelajaran prioritas yang diajarkan di SDIT

Al-Madinah Pontianak, dan merupakan mata pelajaran wajib yang

diajarkan di sana. Bahasa Arab telah diajarkan sejak kelas satu, dan

diajarkan dua kali seminggu. Pelajaran diambil dari sebuah teks yang

disebut Madrasah Ibtidaiyah, yang ditulis dalam bahasa Arab dan

diterbitkan oleh Elangga. Selain kelas reguler, SDIT Al-Madinah

Pontianak juga menawarkan program pelatihan bahasa Arab bagi siswa

setelah hari sekolah reguler berakhir.

Di SDIT Al-Madinah Pontianak, pengajar bahasa Arab ada dua orang.

Nama mereka adalah Bapak Habeb Haddad, S.Pd. dan Ibu Maspupah,

S.Pd.. Kedua orang ini sangat mumpuni di bidangnya. Keduanya lulusan

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di lingkungan Sekolah Tinggi Tarbiyah

56
dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Pontianak. Bahasa Arab

diajarkan oleh Ustadz Habeb kepada siswa di Kelas 3 Putra, Kelas 4 Putra

dan Putri, Kelas 5 Putra dan Putri, dan Kelas 6 Putra dan Putri. Putra dan

putri Kelas 1, Putra dan Putri Kelas 2, dan Putri Kelas 3 semuanya diajari

bahasa Arab oleh Ustadzah Maspupah yang lebih sering disebut dengan

Ummu Efa.

2. Profil SDIT Al-Madinah Pontianak

Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-

Madinah Pontianak

Status Sekolah : Swasta

Mulai Operasional : 2014

Waktu Belajar : Pagi-Siang

Akreditasi :B

Program Unggulan : Tahfizhul Quran dan Bahasa Arab

Alamat : Gg. Danau Indah, Jl. Danau Sentarum

Kelurahan : Sungai Bangkong

Kecamatan : Pontianak Kota

Kabupaten/Kota : Pontianak

No Telepon : 089694154242

Luas Tanah : Lebar 20 Meter, Panjang 50 Meter

Status : Wakaf

Bangungan Gedung : Permanen

Website : https://sditalmadinahpontianak.sch.id/

57
3. Visi dan Misi

a. Visi

“Berakhlak Mulia, Terampil, Mandiri, serta Cinta Lingkungan”

b. Misi

1) Menciptakan iklim dan budaya sekolah yang Islami

2) Mengintegrasikan pendidikan adab dan akhlak ke dalam

pengetahuan umum.

3) Membentuk pribadi yang pembelajar, adaptif, inovatif, solutif,

partisipatif, dan mandiri sesuai perkembangan teknologi dan

informasi.

4) Meningkatkan kepedulian dalam menjaga dan mengelola

lingkungan.

5) Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

c. Tujuan

1) Menghasilkan peserta didik yang berbudi luhur sesuai dengan

nilai-nilai keislaman.

2) Mengembangkan Kurikulum Nasional yang berciri khas pada

nilai-nilai keislaman.

3) Menyelenggarakan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan.

4) Menghasilkan peserta didik yang siap dan mampu menghadapi

tantangan zaman.

5) Menghasilkan peserta didik yang mampu menjaga kebersihan

lingkungan.

58
4. Informasi Keadaan atau Kualifikasi Pendidik dan Karyawan

Data Pendidik dan Karyawan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-

Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Data Pendidik dan Karyawan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023

No Nama L/ Jabatan
. P
Syaiful Islam,
1. L Kepala Sekolah
S.Pd.I
Giri Yuda
2. L Staff Manajemen
Prabowo, S.Pd.
Teja Lesmana,
3. L Kepala Tata Usaha & Guru Kelas
S.Sos
4. Lutpiana, S.Pd.I P Bendahara Sekolah
Bendahara Bantuan Operasional
Abdul Muttaqin,
5. L Sekolah (BOS) & Guru Aqidah
S.Pd.I
Akhlak
Wakil Kepala Sekolah Bidang
6. Maspupah, S.Pd.I P
Kesiswaan & Guru Bahasa Arab
Eko Sarwono, Wakil Kepala Sekolah Bidang
7. L
S.Pd Kurikulum & Guru Matematika
8. Hardyantie, S.Pd P Guru Kelas
Anni Syafitri,
9. P Guru Kelas
S.Pd
Nurul Larifah,
10. P Guru Kelas
S.Pd
Siti Maimunah,
11. P Guru Kelas
S.Pd
12. Nur Anita, S.Pd P Guru Kelas
Andhika
13. L Guru Kelas
Diyatmoko, M.Pd
Eka Fitriansyah,
14. L Guru Kelas
S.Pd
Etty Mustika,
15. P Guru Kelas
S.Pd
Tuti Kurniati,
16. P Guru Kelas
S.Pd
Oktiviana
17. P Guru Kelas
Sukowati, S.Pd
18. Sutia, S.Pd P Guru Kelas
19. Putri Hazarianti, P Guru Kelas

59
S.Pd
Guru Mata Pelajaran Pendidikan
20. Setiawati, S.Hut P
Agama Islam dan Tahfizhul Quran
Ariyo Nanda,
21. L Guru Olahraga dan Tahfizhul Quran
S.Pd
Habeb Haddad,
22. L Guru Bahasa Arab
S.Pd
Guru Mata Pelajaran Pendidikan
23. Lilis Umami, S.Pd P
Agama Islam
24. Erawati, SE P Guru Pendamping
Titania
25. P Guru Pendamping
Ramadhani, S.Pd
(Sumber: Arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah Pontianak)

5. Sarana dan Prasarana

Data sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-

Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Data Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023

No Sarana / Prasarana Jumlah Keterangan


1 Kantor 2 Baik
2 Ruang Majelis guru -
3 Lab.Komputer -
4 Lab.Bahasa -
5 Lab.Sain -
6 Lab.Internet -
7 Ruang belajar 15 Baik
8 Ruang Perpustakaan 1 Baik
9 Mesjid / Musholla 1 Baik
10 UKS -
11 MCK 10 Baik
12 Gudang 1 Baik

60
13 Tempat Wudhu’ 10 Baik
(Sumber: Arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah Pontianak)

6. Data Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah Pontianak

Data siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah Pontianak

Tahun Ajaran 2022/2023 sebagai berikut:

Tabel 4.3
Data Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah Pontianak
Tahun Ajaran 2022/2023

Jumlah Siswa
No. Kelas Rombel Laki-
Perempuan Jumlah
Laki
1. I 4 55 63 118
2. II 2 33 31 64
3. III 2 30 33 63
4. IV 2 31 32 63
5. V 2 26 31 57
6. VI 2 31 27 58
Jumlah 206 217 -
Jumlah Keseluruhan 423
(Sumber: Arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Madinah
Pontianak)

7. Prestasi Akademik Sekolah

Tabel 4.4
Prestasi Akademik Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah
Pontianak
Mata Pelajaran
Bahasa Rata-
No Tahun Matematik Jumlah
Indonesi IPA rata
a
a
2014 /
1 8,24 6,65 7,36 22,25 7,41
2015
2015 /
2 8,27 6,75 7,40 22,42 7,47
2016
2016 /
3 8,02 6,79 7,22 22,03 7,34
2017
2017 /
4 8,20 6,82 7,30 22,32 7,44
2018 61
(Sumber: Arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah Pontianak)

8. Potensi dan Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah

Pontianak

Partisipasi orang tua dalam mendampingi proses belajar anaknya di rumah, saran

dan saran konstruktif dari berbagai pihak, kerjasama dengan berbagai lembaga

pendidikan untuk menciptakan standar ideal dalam proses pendidikan, dan

dukungan merupakan beberapa potensi yang dipandang mampu memberikan

partisipasi yang besar dalam membangun SDIT Al Madinah. Potensi lainnya

adalah keikutsertaan anak dalam proses pembelajaran. Kami melihat partisipasi

penuh orang tua siswa yang berlatar belakang dosen dan pendidik sebagai

kemungkinan yang sangat besar dalam mencapai proses pendidikan yang

sempurna. Hal ini karena kami memandang orang tua mahasiswa memiliki

landasan pada dosen dan pendidik. Keistimewaan program bahasa Arab di SDIT

Al-Madinah merupakan salah satu dari sekian banyak potensi dan karakteristik

yang juga menjadi ciri khas lembaga ini.

Meskipun merupakan topik prioritas utama dan salah satu program yang paling

sukses, topik bahasa Arab masih menghadapi sejumlah tantangan dalam

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkannya sendiri. Siswa memiliki

62
kecenderungan untuk cepat melupakan terminologi bahasa Arab yang mereka

peroleh sebelumnya, yang merupakan salah satu masalahnya. Siswa benar-benar

harus dapat menghafal terminologi untuk waktu yang lama, karena ini adalah

keterampilan penting yang harus mereka pelajari. Karena kosakata pembelajar

bahasa Arab adalah sumber daya terpenting yang mereka butuhkan untuk

memperoleh kemampuan bahasa Arab yang lebih maju. Hal ini tentu saja

dipengaruhi oleh berbagai variabel yang berbeda, termasuk variabel internal dan

eksternal, serta faktor linguistik dan non-linguistik.

Akibatnya, tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki dampak

penggunaan teknik Drill terhadap jumlah terminologi bahasa Arab yang dapat

diingat oleh siswa. Metode ini menekankan pada latihan dan pengulangan yang

serius agar kemampuan siswa dapat terhubung lebih aman dan bertahan lebih

lama. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada metode

pembelajaran Drill, metode ini menekankan pada latihan yang serius dan

pengulangan. Temuan penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang

dilakukan oleh spesialis akan ditampilkan di sini dalam penelitian ini.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Temuan penelitian ini memberikan solusi atas rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya, yang dapat digunakan untuk memperkuat dugaan atau

memberikan tanggapan sementara. Pengaruh penggunaan metode Drill

terhadap kemampuan penguasaan mufradat bahasa Arab dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen oneg group pre-test and

63
post-test. Metode ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap suatu variabel dan

membandingkannya dengan variabel lain yang mempunyai perlakuan

berbeda. Metode Drill merupakan salah satu perlakuan yang digunakan. Data

yang dikumpulkan berupa hasil belajar siswa setelah diberikan instrumen tes,

yaitu pre-test dan post-test.

Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki yang bersekolah

di kelas III SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak. Total ada 30 anak laki-

laki yang ikut. Kelas eksperimen ini diberikan pembelajaran berupa

pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab melalui penggunaan teknik Drill.

Sebelum memulai proses pembelajaran yang sebenarnya, siswa kelompok

eksperimen diberikan pre-test tertulis berupa soal pilihan ganda. Ini dilakukan

untuk mengukur kemampuan awal mereka. Pre-test adalah tes yang dilakukan

sebelum proses pembelajaran yang sebenarnya dilaksanakan, dan tujuan dari

tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami

materi yang akan diajarkan.

Setelah pemberian pre-test, kelas eksperimen menjalani dua sesi pengajaran

bahasa Arab dengan menggunakan teknik Drill. Sesi-sesi ini dipisahkan oleh

satu pertemuan. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, kelas eksperimen

diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam

memahami materi mufradat yang telah diajarkan dengan menggunakan

metode drill. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

64
Berikut adalah temuan-temuan yang muncul dari penelitian sebagai akibat

langsung dari peneliti melakukan penelitian.

Temuan dari rumusan masalah dan tujuan penelitian memandu pengumpulan

data yang digunakan untuk mengetahui dampak penerapan metode

pembelajaran Drill terhadap tingkat penguasaan kosa kata bahasa Arab yang

dimiliki siswa laki-laki kelas III Al-Madinah. SD Islam Terpadu Pontianak.

Siswa kelas III yang semuanya berjenis kelamin laki-laki mengikuti kegiatan

pendataan ini sebanyak dua kali: pertama, sebelum mendapat perlakuan, dan

kedua setelah mendapat perlakuan. Total ada 30 peserta. Temuan dari pretest

dan posttest digunakan untuk menyusun data penelitian yang dikumpulkan.

Baik pretest maupun posttest memiliki pertanyaan perkembangan dalam

bentuk tes pilihan ganda. Ada total 25 pertanyaan, dan hasil kurang dari 70

menunjukkan bahwa tes tersebut tidak mencukupi.

Karena terdapat beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi hasil temuan

penelitian ini, maka peneliti berupaya untuk mempertahankan kontrol

terhadap aspek-aspek lingkungan percobaan yang dapat dikelola. Siswa yang

memiliki kemampuan berbahasa Arab di atas rata-rata tidak akan dijadikan

sampel dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari nilai tes Penilaian Akhir

Mata Pelajaran Bahasa Arab Semester Ganjil 2022/2023. Hal ini

memungkinkan para peneliti untuk mengontrol variabel eksternal yang

mungkin berpengaruh pada temuan mereka. Terlepas dari kenyataan bahwa

mereka berpartisipasi dalam pre-test maupun post-test, skor tes mereka tidak

65
dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam analisis atau diabaikan sama

sekali.

C. Paparan Data

1. Hasil Pretest

Pada tanggal 9 Januari 2022, sebelum siswa di kelas tiga laki-laki

diberikan treatment atau perlakuan, diberikan pretest pada kelas tersebut.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) angka 75 digunakan untuk

menentukan tuntas atau tidaknya temuan pretes yang dilakukan siswa.

Bagan terlampir memberikan ringkasan hasil pretest yang harus

diselesaikan oleh siswa di kelas eksperimen untuk menunjukkan

kemahiran mereka dalam bahasa Arab.

Tabel 4.11
Hasil Pretest Siswa Kelas 3 Putra

N
NAMA SISWA Nilai Pretest
O

1 Abimanyu Eidzar Fuadi 48


2 Alfian Alfarizi Rizki 72
3 Arif Budi Wijak Sono 48
4 Ariik Ahza Utama 72
5 Daffa Arya Rianto 44
6 Ganesha Bima Meganagara 40
7 Ikram Al Hasyir 56
8 Luthfi Sakhi Zidane 52
9 Malik Yusuf Al Hadi 56
Muhammad Akhtar
10 40
Abdillah

66
12 Muhammad Evaldo Noah 52
12 Muhammad Ikhsan 44
13 Muhammad Mirza Hilmi 52
Muhammad Zacky
14 48
Syadiidan
15 Muhammad Zikri Alvaro 44
16 Naufal Ryan Athillah 52
17 Raffi Ananda 52
18 Rona Athallah Muyassar 40
19 Shiraz Aydin Safaraz 52
20 Umar Al Faruq 56
21 Uwais Akmal Abdurrahman 60
22 Yahya Uwais Alqorni 64
23 Akma Abiyyu Diguna 48
24 Aufar Abhimanyu 56

Hasil data penelitian secara detail mengenai jumlah data, nilai

maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, frekuensi sebaran data, dan

standar deviasi dapat diperoleh dari analisis deskriptif yang dilakukan

dengan perhitungan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS Versi

26. Analisis ini dapat membantu mengetahui hasil data penelitian secara

detail mengenai jumlah data, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata,

dan frekuensi sebaran data. Kesimpulan berikut dapat ditarik berdasarkan

perhitungan yang dilakukan pada data observasi:

Tabel 4.12

67
Data Statistik Deskriptif Pre-Test
Peserta Didik Kelas 3 Putra SDIT Al-Madinah Pontianak

No Interval Frekuensi Persentase


1 0 – 74 24 100%
2 75 – 83 0 0%
3 84 – 92 0 0%
4 93 – 100 0 0%
Jumlah 24 -
Rata-Rata 52
Median 52
Minimal 40
Maximal 72
Modus 52
Tuntas 0
Tidak Tuntas 24
Standar Deviasi 8,748
Varian 76,522
(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Version 26)

Perhitungan data statistik deskriptif pretes siswa Kelas 3 Putra

ditunjukkan pada tabel 4.12 di atas. Tabel ini menunjukkan bahwa rata-

rata nilai pretest siswa Kelas 3 Putra adalah 52, nilai terendah 40, dan

nilai tertinggi 72. Nilai yang paling banyak keluar adalah 52. Banyaknya

siswa yang menyelesaikan pretest tes adalah 0 (nol) yang berarti tidak

ada, dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 orang. Berdasarkan

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa laki-laki yang

mempelajari mata pelajaran bahasa Arab “Taman” di kelas III tidak

68
memenuhi Standar Kecakapan Minimal dalam hal kemampuan mereka

untuk memahami terminologi mata pelajaran (KKM).

2. Hasil Posttest

Pada 16 Januari 2023, siswa kelas 3 diberikan posttest untuk

diselesaikan. Setelah menerima perlakuan selama dua sesi, anak laki-laki

di kelas 3 diberikan posttest. Ada peningkatan dalam tingkat penguasaan

bahasa Arab anak laki-laki yang diukur dengan temuan posttest mereka.

Bagan berikut berisi skor yang diperoleh siswa pada posttest yang

didasarkan pada topik bahasa Arab.

Tabel 4.13
Hasil Posttest Peserta Didik Kelas 3 Putra

N
NAMA SISWA Nilai Pretest
O

1 Abimanyu Eidzar Fuadi 80


2 Alfian Alfarizi Rizki 84
3 Arif Budi Wijak Sono 76
4 Ariik Ahza Utama 76
5 Daffa Arya Rianto 84
6 Ganesha Bima Meganagara 88
7 Ikram Al Hasyir 88
8 Luthfi Sakhi Zidane 92
9 Malik Yusuf Al Hadi 84
Muhammad Akhtar
10 88
Abdillah
12 Muhammad Evaldo Noah 84
12 Muhammad Ikhsan 92

69
13 Muhammad Mirza Hilmi 96
Muhammad Zacky
14 92
Syadiidan
15 Muhammad Zikri Alvaro 92
16 Naufal Ryan Athillah 88
17 Raffi Ananda 84
18 Rona Athallah Muyassar 88
19 Shiraz Aydin Safaraz 100
20 Umar Al Faruq 100
21 Uwais Akmal Abdurrahman 96
22 Yahya Uwais Alqorni 100
23 Akma Abiyyu Diguna 88
24 Aufar Abhimanyu 88

Analisis deskriptif data yang dilakukan dengan melakukan

perhitungan dengan aplikasi pengolah data SPSS Versi 26 dapat

dimanfaatkan untuk memperoleh informasi mengenai temuan penelitian

yang meliputi jumlah data, nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-

rata, frekuensi distribusi data, dan standar deviasi. Informasi ini dapat

digunakan untuk mengetahui kekhususan hasil penelitian. Temuan berikut

diperoleh setelah melakukan perhitungan pada data komprehensif.

Tabel 4.14
Data Statistik Deskriptif Post-Test
Peserta Didik Kelas 3 Putra SDIT Al-Madinah Pontianak

No Interval Frekuensi Persentase

1 0 – 74 0 0%

2 75 – 83 3 13%

70
3 84 – 92 16 67%
4 93 – 100 5 21%
Jumlah 24 -
Rata-Rata 88,7
Median 88
Terendah 76
Tertinggi 100
Modus 88
Tuntas 24
Tidak Tuntas 0
Standar Deviasi 6,742
Varian 45,449
(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Version 26)

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik deskriptif post-test yang

disajikan pada tabel 4.14 di atas untuk siswa kelas 3 yang berjenis

kelamin laki-laki terlihat adanya peningkatan. Siswa di Kelas 3 Putra

memperoleh nilai postes rata-rata 88,7. Nilai terendah adalah 76, dan nilai

tertinggi adalah 100. Nilai yang paling banyak diterima adalah 88. Jumlah

siswa yang menyelesaikan pre-test ini adalah 24, dan jumlah siswa yang

tidak menyelesaikan adalah nol.

3. Rekapitulasi Data Hasil Pretes dan Posttes

Berikut rangkuman informasi yang diperoleh dari temuan pre-test

dan post-test yang diperoleh dari total 24 individu yang merupakan siswa

kelas III SDIT Al Madinah Pontianak:

71
Tabel 4.15
Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest
Peserta Didik Kelas 3 Putra

Pemusatan Data
Posttes
dan Penyebaran Pretest
t
Data
Rata-Rata 52 88,7
Median 52 88
Minimal 40 76
Maximal 72 100
Modus 52 88
Tuntas 0 24
Tidak Tuntas 24 0
Standar Deviasi 8,748 6,742
Varian 76,522 45,449

Berdasarkan bagan yang merangkum hasil tes di atas, tingkat pengetahuan

siswa tentang terminologi bahasa Arab telah menghasilkan peningkatan nilai

rata-rata pada tes tersebut. Nilai rata-rata pada pre-test adalah 52, dan nilai

rata-rata pada post-test adalah 88,7; ini menunjukkan bahwa skor meningkat

sebesar 36,7 poin. Di sisi lain, skor terendah yang berhasil diperoleh siswa

mana pun selama pretest adalah 40, tetapi selama posttest, skor itu naik

menjadi 76. Angka yang dianggap terbaik juga naik, dari 72 pada ujian awal

hingga 100 pada ujian berikutnya. Setelah itu terjadi peningkatan jumlah

siswa yang berhasil mencapai nilai lebih tinggi dari KKM. Pada awalnya,

tidak ada siswa yang berhasil lulus pretest. Namun setelah mengalami

72
perbedaan yang cukup besar pada posttest, semua siswa mampu memperoleh

hasil tes yang lebih tinggi dari KKM. Setelah itu, hasil dari data awal akan

diproses dan diselidiki lebih lanjut. Perhitungan dampak teknik praktikum

akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengolah data, khususnya

SPSS Versi 26, setelah ujian prasyarat selesai. Ini akan memastikan bahwa

temuan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan akurat.

D. Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Untuk memastikan apakah populasi data mengikuti distribusi

normal atau tidak dengan menggunakan uji normalitas. Untuk memenuhi

prasyarat pertama untuk menetapkan pengujian hipotesis yang akan

dilakukan, pengujian ini harus diselesaikan. The One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test adalah algoritma yang digunakan dalam uji

keseragaman data. Peneliti memanfaatkan aplikasi SPSS Versi 26 agar

uji normalitas dapat dihitung dengan lebih cepat dan mudah dalam

penelitian ini. Angka-angka pada kolom Asymp.Sig (2-tailed), yang

disajikan pada tabel hasil perhitungan otomatis, mendukung kesimpulan

bahwa data mengikuti distribusi normal. Atau, kesimpulan ini tidak dapat

didukung oleh data.

Menurut Saifuddin, A (2009:28), dasar pengambilan keputusan

dalam uji normalitas adalah data tidak terdistribusi secara teratur jika

angka pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) kurang dari 0,05. Hal ini

73
dinyatakan dalam konteks uji normalitas. Data dianggap berdistribusi

normal jika angka pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 24
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 8,74219134
Deviation
Most Extreme Absolute ,143
Differences
Positive ,143
Negative -,084
Test Statistic ,143
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Version 26)

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas di atas, dapat disimpulkan

bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal, dikarenakan nilai

pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05.

74
E. Analisis Data

1. Uji Hipotesis Pengaruh Penggunaan Metode Drill Terhadap

Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Peserta Didik

Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Drill terhadap

penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas III SD Islam

Terpadu Al Madinah Pontianak tahun ajaran 2022/2023, khususnya

dengan menerapkan rumus Paired Sample t Test dan melakukan uji

analisis data eksperimen menggunakan model pre-test dan post-

test.

Untuk memverifikasi validitas proposisi, investigasi ini

menggunakan program pengolah data SPSS 26. Berikut ini harus

dipertimbangkan sebelum menggunakan SPSS untuk pengujian apa

pun:

Jika nilai signifikansi dengan dua ekor lebih kecil dari, maka

hipotesis nol H0 dibuang, dan hipotesis alternatif Ha disetujui.

Jika nilai signifikansi uji dua sisi lebih besar dari, maka hipotesis

nol H0 disetujui.

Hipotesis berikut akan diuji dalam penyelidikan ini:

3) Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode

Drill terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab peserta didik

kelas 3 Putra Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah Pontianak

Tahun Pelajaran 2022/2023.

75
4) Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan

metode Drill terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab peserta

didik kelas 3 Putra Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah

Pontianak Tahun Pelajaran 2022/2023.

Berikut merupakan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan

aplikasi pengolah da6ta SPSS 26.

Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Sig. (2-
Interval of the t df
Mean Devia Error tailed)
Difference
tion Mean
Lower Upper
Pai Prete -36,667 11,23 2,293 -41,409 - - 23 ,000
r 1 st - 1 31,924 15,993
Postt
es

(Sumber: Pengolahan data IBM SPSS Statistik Version 26)

76
Nilai signifikansi untuk Sig dua sisi. tes ditampilkan menjadi 0,000
pada grafik yang terletak di atas yang satu ini. Jelas bahwa tingkat
signifikansi lebih rendah dari 0,05. Oleh karena itu, hipotesis adanya
pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Drill
terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas 3 SD Islam
Terpadu Al Madinah Pontianak Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat
diterima, dan hipotesis tersebut dinyatakan positif. mungkin untuk
menarik kesimpulan bahwa ada pengaruh seperti itu.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan metode

pembelajaran Drill terhadap kemampuan siswa kelas 3 SD Islam Terpadu Al

Madinah Pontianak Tahun Ajaran 2022/2023 dalam penguasaan bahasa Arab.

kosakata. Studi eksperimen ini hanya melibatkan satu kelompok peserta yang

terdiri dari siswa laki-laki yang duduk di bangku kelas III SD Islam Terpadu Al

Madinah Pontianak selama tahun pelajaran 2022/2023. Siswa kelas 3 yang

berjenis kelamin laki-laki diinstruksikan untuk menguasai terminologi bahasa

Arab untuk topik “Taman” melalui penggunaan teknik pembelajaran Praktek.

Temuan investigasi ini menunjukkan, berdasarkan data dari hasil analisis statistik

dan analisis diferensial, bahwa ada peningkatan yang terlihat pada tingkat

pemahaman kosa kata yang dimiliki siswa kelas 3 yang berjenis kelamin laki-laki.

Hal ini terbukti ketika melihat perbedaan hasil rata-rata siswa pada pre-test dan

post-test untuk Kelas 3 Putra. Nilai rata-rata pada post-test lebih tinggi dari nilai

rata-rata pada ujian sebelumnya (88,7 lebih tinggi). Dengan demikian terlihat

adanya perubahan hasil belajar antara periode waktu sebelum menggunakan

metode pembelajaran Drill dengan periode waktu setelah menggunakan metode

pembelajaran Drill. Selain itu, jumlah siswa yang memperoleh KKM lebih tinggi

setelah mendapat pengobatan adalah 24 siswa yang merupakan keseluruhan siswa.

77
Mengingat temuan uji hipotesis, kami menyadari bahwa nilai t adalah 15,993, dan

Sig. (2-tailed) adalah 0,000, dengan taraf signifikan 0,05. Hasil perhitungan

tersebut menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05

(5%) maka Ha diterima yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penerapan metode pembelajaran Drill terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab

siswa kelas 3 Putra SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak Tahun Pelajaran

2022/2023. Atas dasar penjelasan ini, dapat ditarik kesimpulan yang masuk akal

bahwa pengajaran kosa kata kepada siswa di Kelas 3 Putra melalui penggunaan

teknik Drill memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan siswa untuk

memperoleh kosa kata.

Teknik drill adalah suatu pendekatan pendidikan dimana siswa diajar dengan

mengadakan latihan berulang-ulang atas pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya untuk menyempurnakan suatu kemampuan tertentu. Istilah "latihan"

menunjukkan bahwa sesuatu dilakukan berulang-ulang dengan niat penuh. Karena

semua pikiran, emosi, kehendak, dan keinginan dipusatkan pada siswa yang

dilatih, maka kegiatan pembelajaran kosakata bahasa Arab yang dilakukan dalam

suasana yang khidmat akan membuat kosakata bahasa Arab lebih mantap

tertanam dalam ingatan siswa.

Telah dibuktikan bahwa teknik pembelajaran yang dikenal sebagai praktik dapat

berdampak pada kemampuan siswa untuk memperluas kosa kata mereka. Metode

pembelajaran drill dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran

kosa kata dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam bidang

studi bahasa Arab. Hal ini dikarenakan penguasaan kosakata siswa setelah

78
menggunakan metode drill lebih baik daripada penguasaan kosakata siswa

sebelum menggunakan metode drill.

79
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Siswa kelas 3 SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak selama Tahun

Pelajaran 2022/2023 diberikan latihan sebagai cara untuk meningkatkan

penguasaan kosakata. Data dari penelitian yang dilakukan dianalisis, dan

ditetapkan bahwa penggunaan metode drill berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penguasaan kosa kata siswa tersebut. Nilai t hitung setelah uji T

sampel berpasangan ditemukan sebesar 15,993, sesuai dengan temuan

perhitungan data yang dilakukan dengan bantuan aplikasi pengolah data yang

dikenal dengan SPSS 26. Menurut kriteria pengambilan keputusan mendasar,

“jika nilai Sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (5%), maka Ho ditolak dan Ha

diterima”, dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 0,05 (5%), maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Pernyataan yang meringkas hipotesis adalah sebagai

berikut: “Terdapat pengaruh yang substansial penggunaan teknik

pembelajaran Drill terhadap pemahaman kosakata bahasa Arab siswa kelas 3

SD Islam Terpadu Al Madinah Pontianak Tahun Pelajaran 2022/2023.”

Hal ini sejalan dengan anggapan bahwa teknik latihan dapat mengajarkan

ingatan dan ingatan, dan bahwa informasi atau keterampilan yang diperoleh

siswa menjadi permanen, aman, dan dapat digunakan oleh siswa setiap saat.

B. Saran

80
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya peneliti memberikan

beberapa saran yang berguna dan dapat dijadikan pertimbangan dalam

meningkatkan kemampuan menguasai mufradat siswa, diantaranya:

1. Bagi sekolah sekolah disarankan agar melengkapi fasilitas belajar, sarana

dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung guru dalam

proses pembelajaran, selain menerapkan model pembelajaran ceramah.

2. Bagi guru, guru diharapkan sering melakukan hal-hal baru dalam proses

pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan tetap tertarik dengan

materi yang akan disampaikan.

3. Bagi siswa, siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses

pembelajaran di kelas serta selalu belajar dan berlatih dengan lebih giat

lagi.

4. Bagi peneliti, peneliti diharapkan terus belajar, menambah pengalaman

dan pengetahuan agar dapat terus memberikan kontriburi yang positif

dalam dunia pendidikan.

5. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi

dan juga dapat menjadi bahan koreksi bagi penyempurnaan penyusunan

penelitian selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

81

Anda mungkin juga menyukai