Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa asing adalah sebuah pembelajaran yang sangat kompleks
dengan berbagai fenomena yang sangat jarang sehingga tidak mengherankan kalau
hal ini bisa memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orangPembelajaran bahasa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang berkaitan erat dengan perolehan
bahasa asing adalah bahasa pembelajar, faktor eksternal pembelajar, faktor internal
pembelajar dan pembelajar sebagai individu menurut Abdul Wahab Rosyidi (2009:
17).
Dalam pembelajaran bahasa Arab, metode yang digunakan harus teratur dan
memiliki kesinambungan dengan materi yang akan disampaikan. Bahkan tidak boleh
ada sesuatu yang saling bertentangan diantara metode dan materi pembelajaran,
karena jika metode yang digunakan dalam penyampaian tidak sesuai dengan materi
yang diajarkan maka metode tersebut akan menjadi penghambat dalam proses
pembelajaran. Selain metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran pun harus
disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa karena setiap siswa memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, memahami dan mengetahui
karakteristik metode pembelajaran dengan baik dan benar itu sangat diperlukan bagi
setiap pengajar agar pembelajaran di dalam kelas menjadi hidup dan menyenangkan
sehingga tujuan pembelajaran pun bisa tercapai dengan maksimal.
Salah satu lembaga pendidikan yang mengajarkan mata pelajaran Bahasa Arab di
Kabupaten Jembrana adalah Madrasah Aliyah Negeri 3 Jembrana. Madrasah Aliyah
Negeri 3 Jembrana merupakan salah satu lembaga formal yang berada di bawah
naungan Departemen Agama. Karena Madrasah Aliyah merupakan sebuah lembaga
yang bercirikan Islam, maka bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran wajib

1
2

yang harus dipelajari oleh setiap siswanya. Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab
di Madrasah Aliyah Negeri 3 Jembrana adalah yang pertama mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang
mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam),
membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). Yang kedua menumbuhkan kesadaran
tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat
utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
Dan yang ketiga mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara
bahasa budaya lingkungan hidup serta memperluas cakrawala budaya. Dengan
demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan
diri dalam keragaman budaya dan lingkungan alam sekitarnya.
Akan tetapi masih banyak dianatara siswa yang sangat sulit dalam mempelajari
bahasa Arab karena kurangnya penguasaan kosa kata mufrodat bahasa Arab, banyak
juga dianatara siswa yang tidak memperhatikan penjelasann guru dan kurangnya
motivasi guru dalam memperkenalkan suatu bahasa asing terutama dalam
pembelajaran bahasa Arab, mayoritas siswa belum memahami dan masih banyak
melakukan banyak kesalahan tata bahasa (grammatical error). Ketika mereka
menerjemahkan teks. Hal ini di karenakan mereka memiliki konsep tata Bahasa Arab
yang terbatas bahkan selama proses pembelajaran mereka masih tampak kebingungan
untuk menterjemahkan teks bahasa Arab, dan ada juga sebagian siswa masih belom
hafal angaka-angka bahasa Arab.
Dari beberapa faktor penghambat pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah
Negeri 3 Jembrana banyak yang harus perlu di pertimbangkan di anataranya bahasa
Arab termasuk salah satu pelajaran yang sangat sukar sehingga siswa kurang
semangat dalam belajar bahasa Arab, serta banyaknya kosa kata yang siswa lupa
karena metode yang kurang tepat dalam penerepan pembelajaran bahasa Arab.
3

Oleh sebab itu pembelajaran bahasa Arab harus lebih diperhatikan lagi terutama
dalam pembelajaran di kelas yang dimana bahasa Arab termasuk salah satu pealajaran
wajib, yang harus lebih maksimal dalam mempelajarinya agar tujuan pembelajaran
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam pembelajaran
bahasa Arab yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 3 Jembrana. Dengan mewajibkan
para siswa untuk lebih semangat lagi dan mewajibkan siswa untuk menghafal kosa
kata mufrodat setiap hari 3 mufrodat, sehingga dengan diterapkanya metode tersebut
dapat meningkatkan penguasaan bahasa Arab terhadap siswa terlebih lagi dalam
memahami materi tentang isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil,
Dalam pembelajaran bahasa Arab di mulai dengan guru mengajak para siswa
untuk berdialog dengan bahasa Arab, yang bertujuan agar siswa terbiasa mendegar
kosa kata bahasa Arab sehingga dapat membuat siswa lebih semangat dalam
memperlajari bahasa Arab, Selain itu diharapkan untuk mengaktifkan semua panca
indra siswa-siswi, lidah untuk berbicara Bahasa Arab mata dan telinga untuk melihat
dan mendengar bagaimana pengucapan Bahasa Arab yang benar dalam segi kaidah
Bahasa Arab, tangan untuk mengetahui cara penulisan Bahasa Arab yang benar serta
menyebutkan kalimat yang mengandung pengertian dan makna.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, terdapat permasalahan yang harus
dibenahi maka penulis memberikan metode pengajaran yang lebih baiak dalam
pembelajaran bahasa Arab dan menyusun judul: “PENERAPAN METODE
SAM’IYAH SAFAWIYAH DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISIM
DHOMIR MUNFASIL DAN ISIM DHOMIR MUTTASIL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS XI SOSIAL I MAN 3
JEMBRANA.
4

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas maka
rumusan masalah yang akan di bahasa sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Sam’iyah safawiyah dalam meningkatkan
pemahaman isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam pembelajaran
bahasa Arab kelas XI Sosial I MAN 3 Jembrana?
2. Apakah metode sam’iyah safawiyah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas
XI Sosial I tentang isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan
penelitian dalam laporan penelitian Tindakan kelas ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode Sam’iyah safawiyah dalam meningkatkan
pemahaman isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam pembelajaran
bahasa Arab kelas XI Sosial I MAN 3 Jembrana.
2. Untuk membuktikan metode Sam’iyah safawiyah dapat meningkatkan
pemahaman siswa kelas XI Sosial I tentang isim dhomir munfasil dan isim dhomir
muttasil.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi
pembaca agar lebih mudah dalam mengajar bahasa Arab tentang penerapan
metode syawir pada materi isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam
pembelajaran bahasa Arab kelas XI Sosial I di Madrasah Aliyah Negeri 3
Jembrana.
5

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Mampu memberikan kontribusi yang baik mengenai metode metode
pembelajaran yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas dan hasil
pembelajaran di sekolah.
b. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Guru
Mengetahui berbagai metode pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan untuk meningkatkan pemahaman siswa, serta profesionalitas
guru juga akan semakin meningkat.
d. Bagi Siswa
Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan juga siswa mampu
meningkatkan kemampuan pemahaman yang secara otomatis akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Sam’iyah safawiyah
1. Pengertian Metode Sam’iyah safawiyah
Metode merupakan salah satu point penting dalam pendidikan itu sendiri.
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai
dalam dunia pendidikan menurut N. Riance (2015:110). Metode berasal dari
bahasa latin, metodos yang artinya jalan atau cara. Sedangkan dari segi istilah,
metode merupakan cara yang ditempuh oleh seseorang agar mencapai tujuan
yang diinginkan, baik berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau yang lainnya.
Sedangkang pembelajaran menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003,
Bab I Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kemudian apabila
dikaitkan dengan pembelajaran, berarti bahwa metode pembelajaran adalah
cara yang ditempuh yang sesuai untuk menyajikan suatu materi sehingga
tercapainya tujuan pembelajaran menurut N.Ahyat(2017:24-25). Metode
pembelajaran juga merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran guna untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar secara
efektif dan efisien menurut G.Prastowo (2014:748).
Metode Sam’iyyah syafawiyah (Audio-lingual) adalah salah satu metode
yang paling populer yang mendominasi pengajaran bahasa sejak akhirtahun
1950-an hingga pertengahan 1970-an dari abad ke 20 M. Metode ini
merupakan hasil pengadopsian yang dilakukan oleh para ahli bahasa
terapanterhadap pendekatan atau aliran Aural-oral approach.

6
7

Metode Audio-lingual ini termasuk metode terbaik Yang menggambarkan


pendekatan aliran aural-oral approch. Metode ini mencerminkan pertemuan
antara teori aliran behaviorisme dalam psikologi dan teori struktural dalam
linguistik menurut Rifkiyatul Mawadah (2012: 16). Metode ini sebagai respon
bagi dua hal yang penting yaitu: 1) studi bahasa yang dilakukan psikologi dan
ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan 2) perkembangan sarana komunikasi
antar bangsa yang bisa mendekatkan jarak antara pengguna dan adanya
keutuhan mempelajari bahasa asing tidak hanya digunakan untuk membaca
tetapi untuk komunikasi langsing dengan mereka.
Kedua hal ini mendorong untuk melihat kembali fungsi bahasa yang tidak
hanya untuk komunikasi bahasa tulisan atau transfer budaya manusia, akan
tetapi bahasa sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan. Secara
berurutan orang belajar menyimak dan berbicara dan berlanjut komunikasi
tertulis (membaca dan menulis). Pandangan inilah kemudian melahirkan
metode pembelajaran sam’iyah safawiyah (Metode audiolingual). Sebagai
implikasinya metode ini menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu
bahasa yang akan dipelajari dengan memulainya dari sistem bunyi (fonologi),
Metode Sam’iyyah syafawiyah merupakan metode yang berlandaskan
pada pendekatan yang memiliki beberapa asumsi. Diantaranya adalah, bahwa
bahasa adalah ujaran. Oleh karena itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan
memperdengarkan bunyi-bunyibahasa dalam bentuk kata atau kalimat
kemudian mengucapkannya menurut Rifkiyatul Mawadah (2012: 18).
Dalam hal ini tujuan dari metode Sam’iyyah syafawiyah adalah agar siswa
dapat memahami dan mempraktekkan ujaran/percakapan berbahasa Arab.
Baik dalam aktifitas seharihari maupun yang digunakan dalam forum resmi
adalah berbicara dan menulis menurut Ahmad Fuad Effendy (2005: 47).
8

2. Karakteristik metode Sam’iyyah syafawiyah


Berikut Karakteristik Metode As-Sam’iyyah Asy-Syafawiyah ini menurut
Ahmad Fuad Effendy (2005: 47) adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pengajarannya ialah penguasaan empat keterampilan berbahasa
secara seimbang.
2) Urutan penyajiannya adalah menyimak dan berbicara baru kemudian
membaca dan menulis.
3) Model kalimat bahasa asing diberikan dalam bentuk percakapan untuk
dihafalkan.
4) Penguasaan pola kalimat dilakukan dengan latihan-latihan pola (pattern-
practice). Latihan atau drill mengikuti urutan: stimulus > response >
renforcement.
5) Kosa kata dibatasi secara ketat dan selalu dihubungkan dengan konteks
kalimat atau ungkapan, bukan sebagai katakata lepas yang berdiri sendiri.
6) Pengajaran sistem bunyi secara sistematis (berstruktur) agar dapat
digunakan/dipraktekkan oleh pelajar, dengan teknik demonstrasi,
peniruan, komparasi, kontras, dan lain-lain.
7) Pelajaran menulis merupakan representasi dari pelajaran berbicara, dalam
arti pelajaran menulis terdiri dari pola kalimat dan kosa kata yang sudah
dipelajari secara lisan.
8) Penerjemahan dihindari. Pemakaian bahasa ibu apabila sangat diperlukan
untuk penjelasan, diperbolehkan secara terbatas.
9) Gramatika (dalam arti ilmu) tidak diajarkan pada tahap permulaan.
10) Pemilihan materi ditekankan pada unit dan pola yang menunjukkan
adanya perbedaan struktural antara bahasa asing yang diajarkan dan
bahasa ibu pebelajar.
9

11) Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan siswa dalam


memberikan respon harus sungguh-sungguh dihindarkan.
12) Guru menjadi pusat dalam kegiatan kelas, siswa mengikuti (merespon) apa
yang diperintahkan (stimulus) oleh guru.
13) Penggunaan bahan rekaman, laboratorium bahasa dan visual aids sangat
dipentingkan.
3. Langkah-langkah Metode Sam’iyyah Syafawiyah
Sebagaimana nama metode ini, yakni mendengarkan dan berbicara, maka
dalam aplikasinya lebih menekankan pada dua aspek sebelum menuju ke
aspek yang lainnya. Menurut Acep Hermawan (2014: 223) langkah-langkah
yang dianggap cocok. Misalnya sebagai berikut:
1) Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang
akan disajikan baik berupa apersepsi, atau tes awal tentang materi.
2) Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.
3) Peniruan dan penghafalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru
setiap kalimat secara serentak dan menghafalkannya. dalam pengajaran
bahasa, teknik ini dikenal dengan teknik“peniruan-penghafalan”
(mimicry-memorization technique/uslub al-muhakah wal-hifzh).
4) Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang
dianggap sulit, karena terdapat struktur atau ungkapanungkapan yang sulit.
Hal ini bisa dikembangkan dengan drill (dengan teknik ini dilatih struktur
dan kosakata).
4. Indikator metode Sam’iyyah Syafawiyah
1) Para siswa memiliki keterampilan pelafalan yang bagus.
10

2) Para siswa terampil membuat pola-pola kalimat baku yang sudah


dilatihkan.
3) Siswa dapat melakukan komunikasi secara lisan denganbaik karena latihan
menyimak dan berbicara yang intensif.
4) Suasana kelas hidup karena para siswa tidak tinggal diam tetapi harus
terus-menerus merespon stimulus guru.
B. Isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil
1. Pengertian Isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil
Definisi Dhomir adalah lafadz yang menunjukkan arti seseorang (perkara)
yang memiliki keadaan ghoib atau hadir. Isim Dhomir menurut Zakaria
(2004:39) adalah kata ganti, baik kata ganti orang kesatu, kedua, atau ketiga.
Sementara Ni’mah (t.t:113) mendefinisikan isim dhomir sebagai Isim mabni
yang menunjukkan orang pertama (yang berbicara), atau orang kedua (yang
diajak bicara), atau orang ketiga (yang tidak hadir dalam pembicaraan)”. Dari
definisi di atas dapat disimpukan bahwa isim dhomir adalah isim yang
berfungsi sebagai kata ganti orang dalam bahasa Arab. Kata ganti orang
tersebut menunjukkan orang pertama orang dan orang ketiga.
a. Isim Dhomir munfasil
Dhomir munfasil yaitu isim dhomir yang bisa berada di awal kalimat
atau jatuh setelah ‫ اال‬contoh ‫اك‬L‫رايت اال اي‬1. Dhomir munfashil dibagi menjadi
dua macam, yaitu: dhomir rofa‟ munfashil dan dhomir nashob
munfashil.Dhomir Rofa‟ Munfashil Yaitu kata ganti yang berdiri sendiri
dan bermahal rofa‟ berupa mubtada‟ (topic), Contoh ‫َأنَا‬ . Sedangkan
dhomir nashob yaitu kata ganti orang yang dii‟robkan dengan mahal

1
11

nashob berupa maf‟ul bih (obyek). Contoh ‫اياك‬. Menurut M. Sholihuddin


Shofwan (1999:138).
1) Indikator isim Dhomir munfasil
a) Pelajara dapat mengetahui ciri-ciri isim Dhomir munfasil
b) Pelajar dapat mengetahui kalimat isim Dhomir munfasil
c) Pelajar dapat mengetahui bentuk dari isim Dhomir munfasil
d) Pelajar dapat mengetahui kedudukan dari isim Dhomir munfasil
e) Pelajar dapat membuat contoh isim Dhomir munfasil
f) Pelajar dapat mengtahui perubahan kalimat jika berada di awal atau
tengah kalimat
b. Isim Dhomir muttasil
Muttashil yaitu isim dhomir yang tidak bisa berada di awal kalimat
dan tidak dapat jatuh setelah ‫ اال‬kecuali dalam keadaan ikhtiar. Untuk itu
tidak boleh dikatakan ‫ اكرم اال ك‬Menurut M. Sholihuddin Shofwan (2006:11).
1) Indikator Isim Dhomir muttasil
a) Pelajara dapat mengetahui ciri-ciri isim Dhomir munfasil
b) Pelajar dapat mengetahui kalimat isim Dhomir munfasil
c) Pelajar dapat mengetahui bentuk dari isim Dhomir munfasil
d) Pelajar dapat mengetahui kedudukan dari isim Dhomir munfasil
e) Pelajar dapat membuat contoh isim Dhomir munfasil
f) Pelajar dapat mengtahui perubahan kalimat jika berada di awal atau
tengah kalimat.
C. Hipotesa Tindakan
Hepetesa tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dengan menerapakan metode Sam’iyyah Syafawiyah dapat meningkatkan
pemahaman isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil
12

2. Dengan menerapakan metode Sam’iyyah Syafawiyah dapat membedakan


anatara isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam bentuknya cri-
crinya dll.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penlitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk Penelitian
TindakanKelas, atau disebut juga CAR (Classroom Action Research). Kemmis
melalui Sukarno(2009: 2) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan itu dalam melaksanakan tugas,
memperdalam tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi tempat praktik
pembelajaran itu dilakukan. Ada berbagai macam desain model PTK yaitu Kurt
Lewin,Kemmis dan Mc Taggart dan Elliot. Penelitian ini menggunakan desain
model PTKyang diciptakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, karena desain
penelitian ini dianggap mudah dalam prosedur tahapannya.
PTK mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutupraktik pembelajaran
dikelas dan perilaku siswa dikelas. Peneliti mengambil metode pembelajaran ini
karena peneliti melihat adanya masalah yang terdapat di sekolah MAN 3
Jembrana kelas XI Sosial I, banyak di antara siswa yang minim kosa kata bahasa
Arab.
B. Setting Penelitian
1. Tempat dan subjek penelitian
Tempat penelitian ini di MAN 3 Jembrana jl.Nuris Banjar Air Anakan
Banyubiru, Negara Jembrana Bali. MAN 3 Jembrana merupakan salah satu
lembaga formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Adapun
penelitian ini akan fokus kepada peserta didik kelas XI Sosial I pelajaran
bahasa Arab yang melibatkan 36 siswa (8 siswa 28 siswi). Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 10 f`ebruari sampai 10 maret 2022/2023.

13
14

C. Prosedur penelitian
1. Langkah –langkah penelitian
a. Rancangan penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model PTK Kurt

Lewin. Peneliti memilih model penelitian ini karena jika ada kekurangan

pada proses pembelajaran, peneliti bisa mengulang kembali pada siklus

kedua untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus pertama,

siklus bisa kembali diulang atau dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai

tujuan yang diinginkan dapat berhasil.

Berikut ini merupakan rencana tindakan yang diharapkan dapat

terlaksana pada setiap siklusnya.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan yang ada pada siklus 1 dibuat berdasarkan masalah yang

ditemukan pada pembelajaran yang meliputi:

1) Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran isim dhomir

munfasil dan isim dhomir muttasil.


15

2) Mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta perlengkapan

lainnya yang dibutuhkan selama pembelajaran dikelas.

3) Mempersiapkan lembar kerja siswa.

4) Mempersiapkan instrumen penilaian dan lembar observasi keaktifan

siswa, dan kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun instrumen untuk mengumpulkan data baik mengenai

proses maupun hasil tindakan, meliputi pertanyaan-pertanyaan

wawancara, lembar observasi guru dan siswa, serta angket motivasi

belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Setelah menyusun perencanaan, langkah selanjutnya adalah

melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP.

1. Kegiatan awal

Salam, sapa, mengabsen, bersyair bersama-sama dengan bahasa arab,

penjelasan singkat materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyampaikan materi kepada siswa tentang isim dhomir

munfasil dan dhomir muttasil.

b. Guru memberikan contoh cara menyusun kalimat dengan isim

dhomir munfasil dan muttasil.


16

c. Guru mencontohkan cara membaca dan siswa menirukan bersama-

sama.

d. Guru meminta 3 siswa maju ke depan kelas untuk memberikan

contoh pelajaran yang sudah di jelaskan didepan kelas.

e. Siswa dipersilahkan bertanya materi yang belum difahami

f. Guru memberi tugas kepada siswa tentang marteri yang telah di

sampaikan.

3. Penutup

motivasi untuk pembiasaan bercakap dalam Bahasa Arab, bersyair

dengan bahasa arab, menutup pelajaran dengan hamdalah, salam.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan yang ada pada siklus II dibuat berdasarkan masalah

yang ditemukan pada pembelajaran yang meliputi:

1) Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran isim dhomir

munfasil dan isim dhomir muttasil.

2) Mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta perlengkapan

lainnya yang dibutuhkan selama pembelajaran dikelas.


17

3) Mempersiapkan lembar kerja siswa.

4) Mempersiapkan instrumen penilaian dan lembar observasi keaktifan

siswa, dan kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun instrumen untuk mengumpulkan data baik mengenai

proses maupun hasil tindakan, meliputi pertanyaan-pertanyaan

wawancara, lembar observasi guru dan siswa, serta angket motivasi

belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Setelah menyusun perencanaan, langkah selanjutnya adalah

melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP.

1. Kegiatan awal

Salam, sapa, mengabsen, bersyair bersama-sama dengan bahasa arab,

penjelasan singkat materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyampaikan materi kepada siswa tentang isim dhomir

munfasil dan dhomir muttasil.

b. Guru memberikan contoh cara menyusun kalimat dengan isim

dhomir munfasil dan muttasil.

c. Guru mencontohkan cara membaca dan siswa menirukan bersama-

sama.
18

d. Guru meminta 3 siswa maju ke depan kelas untuk memberikan

contoh pelajaran yang sudah di jelaskan didepan kelas.

e. Siswa dipersilahkan bertanya materi yang belum difahami

f. Guru memberi tugas kepada siswa tentang marteri yang telah di

sampaikan.

3. Penutup

motivasi untuk pembiasaan bercakap dalam Bahasa Arab, bersyair

dengan bahasa arab, menutup pelajaran dengan hamdalah, salam.

c. Fokus penelitian
Fokus penelitian pada penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman

tentang isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil kelas XI Sosial I

semester genap tahun ajaran 2022/2023.

d. Instrumen penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan peniliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Data yang

dikumpulkan adalah data yang dapat menguji hipotesis dan dapat menjawab

pertanyaan yang telah dirumuskan. Data inilah yang akan dijadikan sebagai

landasan mengambil kesimpulan.


19

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.


Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun
penggunaannya dalam bentuk tertulis. Jenis tes yang digunakan dalam
penilaian ini adalah menyusun kalimat dengan bentuk yang berbeda dan
membedakan antara isimdhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam
suatu teks bahasa Arab.

Contoh instrumen pengambilan data sebagai berikut:

TABEL 3.1

LEMBAR PENGAMATAN

Guru Pamong :

Mapel :

Tanggal Pengamatan :

Materi Pokok :

N ASPEK PENGAMATAN SKOR

O 1 2 3 4

1 Perencanaan 1. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa


20

3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

4. Guru melakukan apersepsi kepada

siswa

2 Proses 1. Guru menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa

2. Guru bertanya kepada siswa

tentang materi yang telah

diberikan

3. Guru Penyajian dialog/bacaan

pendek yang dibacakan oleh guru

berulang kali

4. Guru menyuruh siswa untuk

menirukan dan penghafalan

dialog/bacaan pendek dengan

teknik meniru setiap kalimat

secara serentak dan

menghafalkannya

5. Guru menyajian pola-pola kalimat


21

yang terdapat dalam

dialog/bacaan yang dianggap sulit

6. Guru meminta setiap murid untuk

menyelesaikan pola-pola dialog

tersebut

3 Evaluasi 1. Membangkitkan semangat siswa

pembelajaran dalam belajar

2. Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

3. Saling menghargai dan

melengkapi pendapat teman

4. Murid dapat menyusun kalimat

dengan baik

Guru pamong

Asmaniah, S.Pd.I
22

Petunjuk checklist lembar pengamatan

Lembar ini diisi oleh guru pamong dan penulis sebagai aktivis untuk menilai
sikap spiritual peserta didik dengan metode sam’iyah samawiyah pada mata
pelajaran bahasa Arab. Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom skor sesuai sikap
spiritual yang ditampilkan dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat Baik, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = Baik, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = Cukup, apabila terkadang melakukan sesuai pernyataan

1 = Kurang, apabila sama sekali tidak melakukan sesuai pernyataan

 Kisi-kisi soal:

1. Menggabungkan kalimat yang kurang dengan teks yang ada di lks

2. Menjelaskan tentang perbedaan antara isim dhomir munfasil dan isim dhomir

muttasil

3. Menyebutkan ciri-ciri dari isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil

4. Menyebutkan perubahan kalimat pada suatu isim

TABEL 3.2

KISI - KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR

PENINGKATAN METODE SAM’IYAH SAMAWIYAH


23

DAN PEMAHAMAN TENTANG ISIM DHOMIR MUNFASIL DAN ISIM

DHOMIR MUTTASIL BAHASA ARAB

Variabel Indikator No. Item

Penelitian Instrumen

Metode 1. Para siswa memiliki keterampilan 3,


pelafalan yang bagus.
Pembelajaran
2. Para siswa terampil membuat pola-pola 2
sam’iyah
kalimat baku yang sudah dilatihkan
samawiyah
3. Siswa dapat melakukan komunikasi 4
secara lisan denganbaik karena latihan
menyimak dan berbicara yang intensif.
4. Suasana kelas hidup karena para siswa 4,5,7
tidak tinggal diam tetapi harus terus-
menerus merespon stimulus guru.
Meningkatkan 1. Pelajara dapat mengetahui ciri-ciri isim 1,10
Dhomir munfasil dan isim dhomir
pemahaman isim
muttasil
dhomir munfsil
2. Pelajar dapat mengetahui kalimat isim 2,8,9
dan isim dhomir Dhomir munfasil dan isim dhomir
muttasil
muttasil
3. Pelajar dapat mengetahui bentuk dari isim 6,9
Dhomir munfasil dan isim dhomir
muttasil
24

4. Pelajar dapat mengetahui kedudukan dari 3,


isim Dhomir munfasil dan isim dhomir
muttasil

5. Pelajar dapat membuat contoh isim 7,


Dhomir munfasil

6. elajar dapat mengtahui perubahan kalimat 9


jika berada di awal atau tengah kalimat.

7. perubahan kalimat jika berada di awal 5,


atau tengah kalimat.

D. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk
mengumpulkan data dengan alat yang cocok untuk digunakan dalam penelitian.
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan harus disesuaikan dengan teknik
pengumpul data menurut . Misalnya teknik observasi langsung dengan alatnya
pedoman observasi, teknik komunikasi langsung dengan alatnya panduan
wawancara, teknik komunikasi tidak langsung dengan alatnya angket, teknik 
pengukuran dengan alatnya tes, teknik studi dokumenter dengan alatnya
dokumen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berfungsi
sebagai landasan refleksi.
Tehnik pengumpulan data Dalam pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis penelitian karena tujuan utama dari penelitian ini adalah
25

mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data penulis tidak


akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan menurut sugiono
(2004: 224).
1. Observasi
Menurut Arifin (2004:104) observasi adalah suatu proses pengamatan
dan pencatatan secara sitematis, logis, objek dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya mauapun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Obsevasi merupakan tehnik pengumpulan data dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek peneliti untuk melihat dari
dekat kegiatan yang di lakukan Pada dasarnya tehnik observasi digunakan
untuk melihatdan mengamati perubahan fenomena-fenomena sosialyang
tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas nilai
tersebut, bagi pelaksana observasi untuk melihat objek momen tertentu
maupun memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan
menurut Margono (2007:159).
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melalaui
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh kedua
belah pihak yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik menurut Kartini Kartono (2004:136).
3. Dokumentasi
26

Metode dokumentasi adalah suatu pengumpulan data yang dilakuakan


dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data melalui hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, rapot, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lenger, agenda dan sebaginya." Menurut Burhan Burgin
(2010:128). Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk data dari dokumen-
dokumen atau arsip yang ada di penelitian.
E. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini diperoleh dua jenis data, yaitu data kuantitatif yang

berasal dari angket, observasi, dan tes hasil belajar serta data kualitatif yang

berupa hasil wawancara. Dengan demikian analisis data dalam penelitian ini

menggunakan deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini memiliki kriteria

analisis data sebagai berikut:

1. 90- 100 = A ( sangat baik )

2. 75 – 89 = B ( baik )

3. 60 – 74 = C ( cukup )

4. 40 – 59 = D ( kurang )

5. < 40 = E ( sangat kurang )

Rumusan persentase
Persentase=(jumlah bagian / jumlah keseluruhan)x100%
F. Evaluasi / Refleksi
27

Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa melalui metode sam’iyah samawiyah di kelas XI Sosial I MAN 3

Jembrana. Adapun jadwal penelitian tindakan kelas ini dari tanggal 10 februari

samapai 10 maret 2023.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari penelitian tindakan kelas dalam memperbaiki atau menyelesaikan

masalah pembelajaran di kelas. Peningkatan motivasi belajar siswa diukur baik

sebelum tindakan maupun sesudah tindakan yang dapat dilihat dari analisis angket,

observasi, dan tes hasil belajar siswa. Berikut indikator kinerja yang ditetaplan

peneliti untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini:

1. Jika nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa antara 90–100 kategori Amat Baik

(A), dinyatakan amat tuntas, maka siklus dihentikan.

2. Jika nilai rata-rata yang diperoleh siswa antara 75–89 kategori Baik (B),

dinyatakan tuntas, maka siklus dihentikan.

3. Jika nilai rata-rata yang diperoleh siswa antara 60 – 74 kategori Cukup (C),

antara 40 – 59 kategori Kurang (K), dan : < 40 Kategori Kurang Sekali (KS),

dinyatakan belum tuntas, maka siklus diteruskan.


28

4. Dari sisi siswa adalah pencapaian nilai rata-rata ujian formatif harus mencapai

nilai minimal 75.

5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan gejala yang aktif, baik dalam

mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan guru dan atau siswa

lainnya. Dengan ketentuan jika terdapat minimal 4 anak yang mau mengajukan

pertanyaan dan 3 anak yang mampu menjawab pertanyaan guru maka aktivitas

belajar siswa dipandang cukup baik dan pembelajaran dinyatakan berhasil,

namun jika hanya terdapat 1-3 siswa yang aktif dalam pembelajaran klasikal

maka pembelajaran dinyatakan belum berhasil atau tuntas, sehingga

memerlukan perbaikan melalui perencanaan tindakan pembelajaran berikutnya

(siklus lanjutan). Persentase motivasi belajar siswa kategori motivasi tinggi dan

sangat tinggi minimal mencapai ≥ 61%.Nilai persentase ketuntasan hasil belajar

siswa keseluruhan minimal ≥ 76%.


29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mempermudah kerja analisis, evaluasi atau refleksi maka berikut

diketengahkan deskripsi data hasil penelitian.

1. Studi Awal

Deskripsi data pada temuan awal dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Temuan Awal

No Subjek Data Studi Awal

1. Ade Nuraini 55

2. Ahmad Azmi Maulana 50

3. Ahmad Najib Kurniawan 50

4. Alma Safitri 50

5. Amanda Aulia Putri 55

6. Anis Safitri 50

7. Aulia Siska 65

8. Ayunda Sausan Ramadanti 50

9. Dian Karisma Danti 50

30
31

10. Eka Nur Jannah 55

11. Firda Silviana 50

12. Hilda Safira 60

13. Ilan Umnia 50

14. Intan Nur Aini 60

15. Ismaulida Safitri 55

16. Kt. Nada Harni Maulidia 50

17. Kholida Andini 40

18. Luluk Mahmuda 55

19. M. Maulana Lutfil Hakim 60

20. Maulita Apriliana 50

21. M. Abdi Ardiyansyah 60

22. M. Risky Firdaus 40

23. M. Zakra Basuki 60

24. Nabila Sakib 55

25. Naila Zahrah 55

26. Nisa Badiaturodiyah 60

27. Niswatu Asmaniyah 55


32

28. Novita Intan Aulia 50

29. Rida Mawar Andini 70

30. Rizka Septia Anantha 50

31. Rizky Firda Aulia 65

32. Romi Ahmadi 50

33. Shall Sabila Mazayati 50

34. Soraya Putri Hamdani 60

35. Zidan Zazilul Ihtirom 55

36. Izza Afkarina 75

Jumlah 1.970

Rata-rata 54,72

Kategori KS

Ketuntasan Belum Tuntas

% Ketentuan 1 orang

Nilai > 75 9,72 %

Aktivitas Belajar siswa 2 orang aktif

mengajukan pertanyaan

Sumber Data : Hasil tes dan observasi yang diolah


33

Berdasarkan data temuan awal pada tabel 4.1 tentang kemampuan siswa

dalam memahami isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dari 36 siswa

kelas XI Sosial I , rata-rata kelas yang diperoleh siswa = 54,72 dengan

persentase ketuntasan sebesar 9,72%. Hal ini dapat dianalisis bahwa pada data

temuan awal sebelum adanya tindakan ’Kemampuan siswa dalam memahami

isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil berkategori kurang sekali dengan

persentase ketuntasan sebesar 9,72%, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

terdapat 2 orang yang aktif.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dievaluasi atau direfleksikan

berikut :

a. Nilai rata-rata awal data temuan awal = 54,72 < 75 dinyatakan belum tuntas.

b. Jika dibandingkan dengan SKBM bahasa Arab yang sebesar nilai 75, nilai

rata-rata kelas data temuan awal kurang 21 nilai.

c. Tingkat ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 9,72% < 75%

d. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran klasikal tergolong rendah

dengan bukti hanya ada 2 siswa yang memiliki partisipasi aktif dalam

mengajukan pertanyaan dan tidak ada satupun siswa yang mau menjawab

pertanyaan guru, hal ini berarti pencapaian aktivitas belajar belum

terpenuhi.
34

e. Dengan hasil di atas, maka berdasarkan kriteria nilai ketuntasan yang telah

ditetapkan dan indikator kinerja pembelajaran dinyatakan belum tuntas atau

belum berhasil, maka perlu adanya tindakan siklus 1 sebagai langkah

perbaikan.

1. Siklus I

Berdasarkan hasil refleksi di atas maka untuk mencapai indikator

keberhasilan diperlukan perencanaan tindakan perbaikan pada siklus 1, yang

akan dilaksanakan pada tanggal . Adapun rencana perbaikan yang akan

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk do’a

bersama.

2) Guru mengecek kesiapan dengan mengisi lembar kehadiran.

3) Guru mengajak bersyair bersama-sama menggunakan bahasa Arab.

4) Guru menginformasikan secara singkat kepada siswa materi yang akan

dipelajari hari ini.

b. Kegiatan inti

1) Guru menyampaikan materi kepada siswa tentang isim dhomir munfasil

dan dhomir muttasil.


35

2) Guru memberikan contoh cara menyusun kalimat dengan isim dhomir

munfasil dan muttasil.

3) Guru mencontohkan cara membaca dan siswa menirukan bersama-sama.

4) Guru meminta 3 siswa maju ke depan kelas untuk memberikan contoh

pelajaran yang sudah di jelaskan didepan kelas.

5) Siswa dipersilahkan bertanya materi yang belum difahami

6) Guru memberi tugas kepada siswa tentang marteri yang telah di

sampaikan.

c. Penutup

1) Guru memberikan motivasi untuk pembiasaan bercakap dalam Bahasa

Arab,

2) Mengajak siswa brsyair dengan bahasa arab

3) Guru memberi penguatan kembali tentang materi yang telah dibahas.

4) Mengajak semua siswa untuk berdo’a dan membaca hamdalah bersama

sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.2

Deskripsi Data Siklus I

No Subjek Data siklus I

1. Ade Nuraini 70
36

2. Ahmad Azmi Maulana 70

3. Ahmad Najib Kurniawan 75

4. Alma Safitri 65

5. Amanda Aulia Putri 70

6. Anis Safitri 75

7. Aulia Siska 75

8. Ayunda Sausan Ramadanti 65

9. Dian Karisma Danti 65

10. Eka Nur Jannah 70

11. Firda Silviana 75

12. Hilda Safira 80

13. Ilan Umnia 65

14. Intan Nur Aini 70

15. Ismaulida Safitri 65

16. Kt. Nada Harni Maulidia 75

17. Kholida Andini 60

18. Luluk Mahmuda 80

19. M. Maulana Lutfil Hakim 75

20. Maulita Apriliana 65


37

21. M. Abdi Ardiyansyah 75

22. M. Risky Firdaus 60

23. M. Zakra Basuki 75

24. Nabila Sakib 80

25. Naila Zahrah 75

26. Nisa Badiaturodiyah 70

27. Niswatu Asmaniyah 65

28. Novita Intan Aulia 70

29. Rida Mawar Andini 89

30. Rizka Septia Anantha 80

31. Rizky Firda Aulia 80

32. Romi Ahmadi 75

33. Shall Sabila Mazayati 70

34. Soraya Putri Hamdani 75

35. Zidan Zazilul Ihtirom 75

36. Izza Afkarina 95

Jumlah 2.619

Rata-rata 72,75

Kategori C
38

Ketuntasan Belum Tuntas

% Ketentuan 19orang

Nilai > 75 52,7 %

Aktivitas Belajar siswa 22 orang aktif

mengajukan

pertanyaan

Sumber Data : Hasil tes dan observasi yang diolah

Berdasarkan data temuan awal pada tabel 4.2 tentang kemampuan siswa

dalam memahami isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dari 36 siswa

kelas XI Sosial I , rata-rata kelas yang diperoleh siswa = 72,75 dengan

persentase ketuntasan sebesar 52,7%. Hal ini dapat dianalisis bahwa pada siklus

I sebelum adanya tindakan siklus II ’Kemampuan siswa dalam memahami isim

dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil berkategori cukup dengan persentase

ketuntasan sebesar 52,7%, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran terdapat 22

orang yang aktif.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dievaluasi atau direfleksikan

berikut :

a. Nilai rata-rata awal data temuan awal = 72,75 < 75 dinyatakan belum tuntas.
39

b. Jika dibandingkan dengan SKBM bahasa Arab yang sebesar nilai 75, nilai

rata-rata kelas siklus I kurang 3 nilai.

c. Tingkat ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 52,7% < 75%

d. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran klasikal tergolong cukup

dengan bukti hanya ada 22 siswa yang memiliki partisipasi aktif dalam

mengajukan pertanyaan dan tidak ada satupun siswa yang mau menjawab

pertanyaan guru, hal ini berarti pencapaian aktivitas belajar belum

terpenuhi.

e. Dengan hasil di atas, maka berdasarkan kriteria nilai ketuntasan yang telah

ditetapkan dan indikator kinerja pembelajaran dinyatakan belum tuntas atau

belum berhasil, maka perlu adanya tindakan siklus II sebagai langkah

perbaikan.

2. Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi di atas maka untuk mencapai indikator

keberhasilan diperlukan perencanaan tindakan perbaikan pada siklus II, yang

akan dilaksanakan pada tanggal . Adapun rencana perbaikan yang akan

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk do’a bersama.

2) Guru mengecek kesiapan dengan mengisi lembar kehadiran.


40

3) Guru mengajak bersyair bersama-sama menggunakan bahasa Arab.

4) Guru menginformasikan secara singkat kepada siswa materi yang akan

dipelajari hari ini.

b. Kegiatan inti

1) Guru menyampaikan materi kepada siswa tentang isim dhomir munfasil

dan dhomir muttasil.

2) Guru memberikan contoh cara menyusun kalimat dengan isim dhomir

munfasil dan muttasil.

3) Guru mencontohkan cara membaca dan siswa menirukan bersama-sama.

4) Guru meminta 3 siswa maju ke depan kelas untuk memberikan contoh

pelajaran yang sudah di jelaskan didepan kelas.

5) Siswa dipersilahkan bertanya materi yang belum difahami

6) Guru memberi tugas kepada siswa tentang marteri yang telah di

sampaikan.

c. Penutup

1) Guru memberikan motivasi untuk pembiasaan bercakap dalam Bahasa

Arab,

2) Mengajak siswa brsyair dengan bahasa arab

3) Guru memberi penguatan kembali tentang materi yang telah dibahas.


41

4) Mengajak semua siswa untuk berdo’a dan membaca hamdalah bersama

sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.3

Deskripsi Data Siklus II

No Subjek Data siklus II

1. Ade Nuraini 85

2. Ahmad Azmi Maulana 85

3. Ahmad Najib Kurniawan 90

4. Alma Safitri 80

5. Amanda Aulia Putri 85

6. Anis Safitri 90

7. Aulia Siska 90

8. Ayunda Sausan Ramadanti 75

9. Dian Karisma Danti 80

10. Eka Nur Jannah 75

11. Firda Silviana 75

12. Hilda Safira 80

13. Ilan Umnia 85

14. Intan Nur Aini 75


42

15. Ismaulida Safitri 80

16. Kt. Nada Harni Maulidia 75

17. Kholida Andini 80

18. Luluk Mahmuda 80

19. M. Maulana Lutfil Hakim 90

20. Maulita Apriliana 80

21. M. Abdi Ardiyansyah 90

22. M. Risky Firdaus 70

23. M. Zakra Basuki 75

24. Nabila Sakib 80

25. Naila Zahrah 90

26. Nisa Badiaturodiyah 80

27. Niswatu Asmaniyah 70

28. Novita Intan Aulia 90

29. Rida Mawar Andini 95

30. Rizka Septia Anantha 85

31. Rizky Firda Aulia 80

32. Romi Ahmadi 75


43

33. Shall Sabila Mazayati 80

34. Soraya Putri Hamdani 75

35. Zidan Zazilul Ihtirom 75

36. Izza Afkarina 100

Jumlah 2.945

Rata-rata 86,61

Kategori A

Ketuntasan Tuntas

% Ketentuan 34orang

Nilai > 75 94,4 %

Aktivitas Belajar siswa 34 orang aktif

mengajukan

pertanyaan

Sumber Data : Hasil tes dan observasi yang diolah

Berdasarkan data temuan awal pada tabel 4.3 tentang kemampuan siswa

dalam memahami isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dari 36 siswa

kelas XI Sosial I , rata-rata kelas yang diperoleh siswa = 86,61 dengan

persentase ketuntasan sebesar 94,4%. Hal ini dapat dianalisis bahwa pada siklus

II ’Kemampuan siswa dalam memahami isim dhomir munfasil dan isim dhomir
44

muttasil berkategori sangat baik dengan persentase ketuntasan sebesar 94,4%,

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran terdapat 34 orang yang aktif.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dievaluasi atau direfleksikan

berikut :

a. Nilai rata-rata awal data temuan awal = 86,61 > 75 dinyatakan belum tuntas.

b. Jika dibandingkan dengan SKBM bahasa Arab yang sebesar nilai 75, nilai

rata-rata kelas data siklus II lebih 11 nilai.

c. Tingkat ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 94,4% < 75%

d. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran klasikal tergolong sangat

baik dengan bukti hanya ada 34 siswa yang memiliki partisipasi aktif dalam

mengajukan pertanyaan dan siswa mampu menjawab pertanyaan guru, hal

ini berarti pencapaian aktivitas belajar tuntas.

e. Dengan hasil di atas, maka berdasarkan kriteria nilai ketuntasan yang telah

ditetapkan dan indikator kinerja pembelajaran dinyatakan tuntas atau

berhasil,maka siklus diberhentikan .

B. Perbandingan hasil studi awal dengan hasil persiklusan


Perbandingan antar hasil studi awal dengan hasil persiklusan antara laian
sebagai berikut:
Tabel 4.4
PERBANDINGAN HASIL STUDI AWAL DAN HASIL PERSIKLUSAN
45

ASPEK Data studi Siklus I Siklus II Peningkatan


awal hasil nilai rata-
rata studi awal
ke siklus I dan
ke siklus II
Rata-rata 54,72 72,75 86,61 (18,03 nilai
sampai 13,86)

Jumlah siswa 1 Siswa 19 siswa 34 siswa 18 siswa sampai


tuntas 15 siswa
Prosentase 9,72% 52,7% 94,4% (43 % - 41,7%)
ketuntasan
Aktivitas 2 siswa 22siswa 34 siswa 20 siswa sampai
siswa 12 siswa
Pendekatan konvensional Sam’iyah Sam’iyah -
pembelajaran samawiyah samawiyah
Sumber data : hasil oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka dapat di interpretasikan sebagai berikut

1. Pemahaman tentang isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil dalam
pemebelajaran bahasa Arab siswa dari studi awal siklus I hingga siklus II
menunjukan peningkatan yang berarti. Hasil yang menunjukan bahwa melalui
pembelajaran melalaui dengan metode Sam’iyah samawiyah terdapat peningkatan
rata-rata dari studi awal, siklus I hingga siklus II (18,03 nilai sampai 13,86), hal
ini perencanaan pembelajaran melalui metode Sam’iyah samawiyah yang di
laksanakan dinyatakan berhasil.
46

2. Jumlah siswa tuntas dari data temuan awal, siklus I hingga siklus II menunjukan
peningkatan yang berarti. Hasil akhir menunujukan bahwa melalui dengan
penerapan metode Sam’iyah samawiyah jumlah siswa tuntas atau berhasil dari
studi awal, siklus I hingga siklus II 1 siswa 18 siswa hingga 15 siswa.
3. Porsentase ketuntasan dari data temuan awal, siklus I hingga siklus II menunjukan
peningkatan yang berarti. Hasil akhir menunjukan bahwa peningkatan porsentase
ketuntasan dari studi awal, siklus I hingga siklus II (43 % - 41,7%) hal ini berarti
penerapan pembelajaran dengan metode Sam’iyah samawiyah telah mampu
mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran dinyatakan
berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan hasil

belajar mata pelajaran bahasa arab materi isim dhomir munfasil dan isim dhomir

muttasil dengan menggunakan metode sam;iyah samawiyah dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunkan metode sam;iyah samawiyah

dapat meningkatkan pemahaman bahasa Arab dalam materi isim dhomir munfasil

dan isim dhomir muttasil siswa kelas XI Sosial I MAN 3 Jembrana. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan hasil tes sebelum tindakan dengan nilai rata-rata yaitu 54,72 dan

jumlah siswa yang tuntas hanya 1 siswa dari 36 siswa dengan persentase ketuntasan

9,72% perolehan. rata-rata nilai pada siklus 1 yaitu 72,75 meningkat dari kondisi

awal dan hasil dari persentase ketuntasan rata-rata siswa 52,7% dengan jumlah 36

siswa yang tuntas dari 19 siswa. rata-rata nilai pada siklus II yaitu 86,61 meningkat

dari kondisi awal dan hasil dari persentase ketuntasan rata-rata siswa 94,4% dengan

jumlah 36 siswa yang tuntas dari 34 siswa

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

sam’iyah samawiyah dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran

47
48

bahasa Arab materi isim dhomir munfasil dan isim dhomir muttasil pada kelas XI

Sosial I MAN 3 Jembrana.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis

memberikan saran untuk memperbaiki kualitas belajar siswa antara lain:

1. Guru harus lebih sabar lagi menghadapi tingkah laku siswa dengan cara

memberikan motifasi setiap pembelajaran agar siswa lebih semangat lagi dalam

belajar.

2. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat

menerapkan metode pembelajaran sam’iyah samawiya sebagai upaya untuk

meningkatkan pemahaman dalam proses belajar pada siswa


49

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Rosyid, Media Pembelajaran Bahasa Arab.UIN Malang Press. Malang

N.Riance, Pendekatan Dan Metode Pendidikan Islam. Jurnal Menejemen Pendidikan

Islam. Bandung

G.Prastowo,Pengaruh Metode Pembelajaran Part Partice Hasil Belajar Shooting

Bola Basket. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan. Bekasi

Mawadah Rifkiyatul, Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Metode Sam’iyah

Safawiyah. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta

Hermawan Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.PT Remaja Rosdakarya.

Bandung

Dzatul Alifah,Khulasoh Nurul Yakin. Analisis Sintaksi. Semarang

Sholahudin Muhammad Sofwan, Mabadi’ Anahwiyah. Jombang

Anda mungkin juga menyukai