Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab pada anak usia
dini dengan teknik bernyanyi. Anak-anak dari segala usia pada dasarnya senang mendengarkan,
bernyanyi, dan belajar dengan lagu. Oleh karena itu, musik secara umum merupakan bagian penting
dari proses belajar-mengajar bagi siswa muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Madrasah
Syamsul Hidayah senang belajar bahasa Arab dengan bernyanyi dan lebih mudah mengingat kosakata
yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik bernyanyi mampu
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab anak khususnya bagi murid madrasah diniyah
syamsul hidayah.
Abstract
This study aims to improve the acquisition of Arabic vocabulary in early childhood with singing
techniques. Children of all ages are basically happy to listen, sing and learn with songs. Therefore, music
in general is an important part of the teaching-learning process for young students. The results showed
that students of the syamsul hidayah Islamic school enjoyed learning Arabic by singing and it was easier
to remember the vocabulary taught by the teacher. Thus, it can be concluded that the singing technique is
able to improve the mastery of Children Arabic vocabulary especially for students of the syamsul hidayah
Islamic school.
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa arab seringkali menjadi salah satu pelajaran yang sangat
menakutkan bagi sebagian besar peserta didik di sekolah maupun madrasah. banyak diantara
mereka yang tidak suka ketika mendapatkan pelajaran bahasa arab. Padahal eksistensi
bahasa arab sangat penting dalam dunia islam. Salah satu factor yang membuat meraka
kesulitan ialah karena mempelajari bahasa arab tidak sama seperti mempelajari mata
pelajaran lainnya. Selain kaidah bahasa, ada empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Diantaranya ialah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Sehingga tidak akan cukup jika hanya mengandalkan teori-teori nya saja tanpa ada
praktik langsung. Sementara dimasa pandemi ini pemerintah mengeluarkan kebijakan
pemebelajaran secara daring padahal bimbingan langsung dari seorang guru professional
dalam upaya menguasai bahasa arab secara kompleks sangatlah dibutuhkan. Kesenjangan
antara standar kompetensi yang harus dicapai siswa dan pembelajaran yang tidak bisa
dilakukan maksimal secara langsung membuat para guru menjadi dilema.
Hambatan bagi peserta didik dalam mempelajari bahasa arab semakin bertambah dengan
adanya fenomena alam pandemic covid-19 ini. kendalanya kini Bukan hanya factor internal
bahasa saja melainkan juga dari factor eksternal bahasa. Peserta didik yang masih kesulitan
mempelajari bahasa arab secara langsung dengan guru karena factor internal bahasa menjadi
lebih tertekan dan frustasi akibat adanya pandemic ini. Maka dari itu sebagian dari mereka
memilih untuk mengikuti pembelajaran tambahan dilembaga nonformal seperti pesantren
atau madrasah diniyah yang ada di sekitar rumahnya. Karena umumnya lembaga nonformal
tidak mengikuti kurikulum pemerintah yang mengharuskan siswa belajar secara daring.
Dalam pembelajaran bahasa arab yang kedudukannya sebagai bahasa asing haruslah
menggunakan metode yang baik dan tepat sasaran. Banyak sekali metode pembelajaran yang
bisa diterapkan, namun kembali lagi pada tujuan dan sasarannya. Jika sasaran yang dituju
adalah anak-anak maka metode qowa’id dan terjemah kurang cocok diterapkan. Begitu
sebaliknya, jika sasarannya merupakan remaja ke atas maka metode bernyanyi biasanya
kurang kondusif untuk diterapkan.
Melihat dari beberapa kendala yang ada diatas. Saya sebagai mahasiswa jurusan
pendidikan bahasa arab yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah tertarik
untuk terjun langsung ke madrasah dan mengajarkan bahasa arab. Selama KKN-DR saya
melaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa arab di madrasah diniyah Syamsul Hidayah.
Beberapa factor yang menjadi hambatan siswa dalam mempelajari bahasa arab mulai terlihat
seiring berjalannya proses pembelajaran. Diantaranya ialah sebagai berikut ;
1. Sebagian dari mereka baru mengenal bahasa arab karena mengenyam pendidikan
di sekolah umum seperti SD/SMP yang mana bahasa arab tidak menjadi mata
pelajaran wajib.
2. Metode yang kurang tepat dalam penyampaian materi membuat mereka jenuh
mempelajari bahasa arab terutama kesulitan dalam menghafal mufrodat.
Dalam pembelajaran bahasa asing, kosakata adalah hal penting dari semua aspek bahasa
asing yang harus dipahami peserta didik. Penguasaan serta pemahaman kosakata (mufradat)
memiliki faedah yang sangat penting sekali, karena penguasaan kosakata bermanfaat bagi
yang ingin menulis serta belajar tentang bahasa Arab (Khulli, 1986). Seiring dengan
perkembangan zaman, peserta didik tidak hanya dituntut pandai dalam berbahasa Indonesia
akan tetapi perlu dikenalkan dengan bahasa asing seperti bahasa Arab.
Karena begitu pentingnya aspek kosakata dalam pembelajaran bahasa asing maka
dalam pengajarannya perlu menggunakan metode dan strategi tertentu agar dapat mencapai
hasil belajar yang diinginkan. Metode akan dianggap efektif apabila metode tersebut
menghasilkan minat dan kemampuan peserta didik. Penggunaan metode yang tepat akan
menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (Mulyana, 2002).
Oleh karena itu hendaknya guru dimadrasah menerapkan pembelajaran kosakata bahasa
Arab dengan teknik bernyanyi. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih lagu adalah
dengan tema lagu yang sesuai dengan dunia anak dan lagu tidak terlalu panjang agar anak-
anak mudah mengingatnya khususnya bagi pemula.
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Metode
pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan
aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang tujuannya mempermudah dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pendapat lain mengatakan bahwa metode pembelajaran ialah
suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik
dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, dan menguasai bahan pelajaran tertentu
(Fadhillah, 2012).
Menurut Bonnie dan John (dalam Prasetya, 2010) terdapat manfaat dari metode
menyanyi yaitu membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya pikir,
membantu menyalurkan emosi seperti senang atau sedih melalui isi syair lagu/nyanyian, dan
membantu menambah perbendaharaan kata baru melalui syair lagu/ nyanyian. Berikut
adalah beberapa manfaat yang bisa diambil dari anak bernyanyi antara lain:
Selain memiliki manfaat yang penting bagi anak didik, metode bernyanyi ini juga memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode menyanyi yaitu mampu membantu anak
untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif atau pengenalan. Disamping itu, metode menyanyi dapat membangkitkan
semangat kegairahan belajar, memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berkembang
dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing, serta mampu mengarahkan cara
belajar anak, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat (Masykur,
2004).
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada akan terlihat jelas bahwa tulisan dalam penelitian
ini lebih mengarah pada variasi metode bernyanyi dalam penerapan teknik bernyanyi untuk
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab anak-anak di madrasah diniyah syamsul
hidayah.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling banyak menyandang atribut. Selain
merupakan bahasa kitab suci alQur’an dan Hadis Nabi Muhammad Saw., bahasa Arab adalah
bahasa agama dan umat Islam, bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahasa
nasional lebih dari 22 negara di kawasan Timur Tengah, lughat al-dhat, dan bahasa warisan
sosial budaya (lughat at-turats).(Ridlo, 2015)
Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan
benar kepada sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan
pembelajaran bahasa Arab adalah untuk menguasai ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa
arab, seperti muthala‟ah, muhadatsah, insya‟, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh
kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: kemahiran menyimak,
kemahiran membaca, kemahiran menulis, dan kemahiran berbicara (Mustari, 2014).
Pembelajaran bahasa Arab sangat penting dalam ajaran agama Islam. Tujuan umum
pembelajaran bahasa Arab adalah: 1). Untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai
sumber hukum ajaran islam, 2) Untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan
islam yang ditulis dalam bahasa Arab, 3) Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa
(Rahmat Rahardjo, 2010).
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Menurut Oemar Hamalik, tujuan penting dalam
rangka sistem pembelajaran yakni merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang
menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang afektif. Adapun tujuan khusus dalam
pembelajaran bahasa Arab adalah : 1) Untuk memahami dan memahamkan ajaran Islam, 2)
Untuk memahami ilmu dan ketrampilan Bahasa, 3). Sebagai alat untuk mempelajari dan
memperdalam pengetahuan Islam, seperti sejarah masa lalu, berita-berita, naskah-naskah tua
guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan dan adat istiadat serta
perkembangan bahasa itu sendiri, 4) Untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari,
dalam forum ilmiyah, maupun dalam forum-forum resmi.
Bahasa Arab sangat berkaitan erat dengan sumber hukum Islam yaitu Alqur’an dan
hadits. Pentingnya Bahasa Arab tercantum dalam al-Qur’an surat Yusuf 12: 2.
SebagaimanaAllah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa
Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada.
Kedudukan istimewa yang dimiliki bahasa arab diantara bahasa-bahasa lain di dunia
karena berfungsi sebagai bahasa al-Qur‟an dan al-Hadits serta kitab-kitab lainnya. Itulah
sebabnya, maka di dalam kitab Faid Al-Qadar Syarh Al-Jami Al-Sagir susunan al-manawiy
(1976:178), disebutkan bahwa dari ibnu abbas dengan riwayat muslim.
Bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, dan agama.
Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang
berbahasa Arab dan tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur‟an serta hadits-hadits
Rasulullah. Berbeda dengan orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali
dengan ilmu agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang
jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari
kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak maudiapun harus mempelajari cara
pengucapan dan percakapan yang benar melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa
Inggrisnya.
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an. Seseorang tidak akan
dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa
Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap
permasalahan agama.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah (Meleong 2013).
Segala bentuk cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam
sebuah penelitian. Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu
berupa observasi partisipasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini diperlukan adanya objek penelitian secara langsung yang akan
diteliti. Peneliti akan mendapat informasi tentang pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Diniyah Syamsul Hidayah melalui terjun langsung dalam pembelajaran bahasa arab dengan
menerapkan metode bernyanyi. Selain itu juga peneliti akan membutuhkan informasi
pendukung dari Subjek penelitian yakni ustadz/guru yang biasa mengajar atau kepala
madrasah diniyah syamsul hidayah.
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi Partisipai
Observasi atau pengamatan biasanya digunakan dalam penelitian deskriptif. Selain itu
juga digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu
yang dapat diamati, baik dalam situasi alami atau buatan (Nana Sudjana, 1989). Observasi
partisipasi dilakukan untuk terlibat dan mengamati secara langsung aktivitas meliputi
kegiatan-kegatan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Diniyah Syamsul Hudayah.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data untuk mengetahui informasi secara mendalam yang dilakukan baik
dengan cara bertatap muka secara langsung maupun dengan telepon.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dengan dokumen tertulis, gambar, maupun
elektronik (Nana Saodih, 2009). Metode ini digunakan untuk mencari dokumen tentang
profil, visi, misi, serta tujuan Madrasah Diniyah Syamsul Hidayah, data ustadz/ustadzah,
data murid, program kerja kegiatan di madrasah, dan dokumen lain yang relevan dan
berpengaruh terhadap pembelajaran di Madrasah Diniyah Syamsul Hudayah.
Teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi, yaitu menggabungkan beberapa teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Djam’an Satori (2012:170).
Metode triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Adapun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber data.
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data harus dilakukan pada waktu yang
bersamaan dengan pengumpulan data. Dan apabila hal itu tidak dilakukan maka akibatnya
peneliti akan banyak meghadapi kesulitan karena banyaknya data yang berupa diskripsi
kalimat. Dalam penelitian ini, model analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.
Observasi partisipasi merupakan langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini melalui eksperimen (percobaan). Observasi partisipasi adalah instrument yang
sering digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan secara langsung. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran. Observasi
akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah
laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti terlibat langsung
dan mengamati proses belajar, cara melafalkan dan penguasaan kosakata selama
pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lagu untuk pembelajaran antara lain
berikut ini:
Dalam pembelajaran kali ini peneliti akan mengajarkan tentang nama-nam jari. Langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Ridlo, U. (2015). Bahasa Arab Dalam Pusaran Arus Globalisasi: Antara Pesismisme Dan
Optimisme. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah.