Abstract
The scientific approach in learning Arabic istima' aims to make students critical
in thinking so that they are active in applying the concepts of knowledge and listening
skills in Arabic subjects. So, this research refers to the description of what problems
are faced by Arabic language teachers in class X MA NU TBS Kudus in special
learning and what their opinions are in order to anticipate them. For the data
collection method, this research uses a qualitative descriptive research method, which
utilizes qualitative data and is described to analyze what social conditions are like. The
problems faced by teachers are first, the lack of active application of special learning
methods in learning Arabic and second, the lack of teacher innovation in learning so
that students remain interested in following subjects. The problems experienced by
students are the lack of trying to get used to listening to Arabic vocabulary in
communicating with their friends and their lack of motivation in learning istima' in
Arabic subjects.
Keywords: Arabic Learning; Special Learning Problems; Scientific Approach;
Language Learning Environment.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sesuatu yang berbentuk kalimat atau kata yang digunakan
seseorang untuk menumpahkan isi hati dan pikirannya terhadap lawan bicaranya.
Maka, alat utama bagi manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain
dinamakan bahasa. Begitu pentingnya bahasa. Menurut Gulayaini (1994), Bahasa
Arab merupakan kalimat atau kata yang digunakan oleh bangsa Arab dalam
menyampaikan gagasan, ide dan fikiran kepada orang lain.
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek
belajar, ternyata banyak faktor yang memengaruhinya. Dari sekian banyak faktor
yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam dua faktor yaitu
faktor intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor eksternal (dari luar diri)
subjek belajar. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
bahasa Arab misalnya, kita akan mudah memelajarinya. Ingat pepatah: األول صعب
B. Metode
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah MA NU TBS Kudus di
Kajeksan, Kota Kudus, Kudus dan rumah guru mata pelajaran Bahasa Arab Kelas
X MA NU TBS Kudus, Nafi’an Mustika Dawud, Lc di Mejobo, Mejobo, Kudus.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian kualitatif deskriptif, yang
mana memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan untuk menganalisis keadaan
sosialnya seperti apa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Interviu (wawancara) adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Metode wawancara ini digunakan untuk menggali data yang
berhubungan dengan hal-hal yang ingin diketahui dalam tujuan penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, kami memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah
sebagai berikut.
Pembahasan
A. Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa Arab memiliki empat kemahiran berbahasa (maharatul lughah), yaitu
kemahiran menyimak (maharatul istima’), kemahiran berbicara (maharatul kalam),
kemahiran membaca (maharatul qira’ah), dan kemahiran menulis (maharatul
kitabah). Kemahiran tersebut terbagi menjadi reseftif dan produktif, kemahiran reseftif
yaitu kemahiran untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan
(kemahiran mendengar dan membaca), sedangkan kemahiran produktif yaitu
kemahiran menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi lisan maupun tulisan
(kemahiran berbicara dan menulis).1
Dalam memaksimalkan kemahiran berbahasa, khususnya Bahasa Arab, kita akan
terbiasa dengan cara melatih diri agar mudah dalam mendapatkannya. Karena
kosakata-kosakata berbahasa Arab akan mudah dihafal dan diperoleh jika terbiasa
menggunakannya. Terlebih-lebih tidak hanya kosakata yang berbeda, terkadang
dijumpai struktur gramatikapun yang berbeda-beda.
Bahasa Arab bukanlah bahasa merupakan bahasa ibu, namun bahasa asing bagi
orang Indonesia. Ketika pembelajarannya pasti berbeda dengan bahasa indonesia
1
Muhamad Fathoni, “Pembelajaran Maharah Istima’”, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam,
Vol. 1 No. 1 (Juni, 2018), hlm. 200.
makharijul huruf-nya. Seperti pada huruf ظ dan ضketika dilafalkan atau ketika
berharakat. Contoh lain ث dan س ketika berharakat. Cara untuk mengatasinya,
biasanya guru khususnya guru Bahasa Arab MA NU TBS Kudus memberikan materi
untuk dipelajari sesering mungkin. Mungkin dengan membaca (maharah qira’ah)
dapat meningkatkan pemahaman atau tahu atas kosakata-kosakata berbahasa Arab.2
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melatih pendengaran di antaranya:
a. Istima’ al-Ma’lumat au al-Khabar; peserta didik melatih pendengaran lewat
kebiasaan mendengar berbagai berita dan informasi yang disajikan media
elektronik. Dari sajian latihan pendengaran model ini, peserta didik terbiasa
memahami gaya bahasa yang digunakan dan model komunikasi yang dilakukan oleh
Hasil wawancara dengan Bapak Nafi’an, selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA
2
NU TBS Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 pada Ahad, 21 November 2021, pukul 10.00-11.00 WIB.
3
Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 55-57.
C. Pendekatan Saintifik
Dalam model pembelajaran bidang istima’ ini bisa dilakukan dengan salah
satunya adalah melalui pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik atau scientific
approach adalah suatu model pembelajaran yang menggunakaan metode ilmiah dalam
pembelajarannya. Nah, metode ilmiah berarti berdasarkan keilmuan. Pendekatan ini
selain bertujuan untuk meningkatkan keterampilan beripikir yang tinggi, namun tetap
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan kemampuan berpikir
yang sistematis, yang nantinya siswa akan terlatih dan aktif dalam pembelejaran.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif
dalam mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.5
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam suatu pembelajaran meliputi
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyajikan (ATCNS).
1. Mengamati (amati)
Mengamati adalah kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan
alat inderanya secara teliti. Mengamati dapat melatih kesungguhan.6
2. Menanya (tanyakan)
4
Hasil wawancara dengan Bapak Nafi’an, selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA
NU TBS Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 pada Ahad, 21 November 2021, pukul 10.00-11.00 WIB.
5
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media,
2014), hlm. 51.
6
Nur Kholifah. (2019). Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum 2013: Studi Analisis Berdasarkan Paradigma
Positivistik. Cendekia: Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 1-22.
Hasil wawancara dengan Bapak Nafi’an, selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA
7
NU TBS Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 pada Ahad, 21 November 2021, pukul 10.00-11.00 WIB.
Penutup
Dari hasil penelitian ini dan setelah ditulis, dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
a. Bahasa Arab memiliki empat kemahiran berbahasa (maharatul lughah), yaitu
kemahiran menyimak (maharatul istima’), kemahiran berbicara (maharatul kalam),
8
Neli Putri. (2013). Bi’ah ‘Arabiyah. Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1(5), hlm. 409.
makharijul huruf-nya. Seperti pada huruf ظdan ضketika dilafalkan atau ketika