Anda di halaman 1dari 12

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI UIN PROF. K.H.

SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO BAGI MAHASISWA NON PENDIDIKAN


BAHASA ARAB
Wahyu Awal Saputra
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto
224110403045@mhs.uinsaizu.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran bahasa asing berupa bahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menganalisis dan mengetahui problematika-problematika yang dihadapi mahasiswa non-Pendidikan Bahasa Arab
(non-PBA) di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (UIN SAIZU) dalam mempelajari
Bahasa Arab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara terstruktur menggunakan link g-form dan grup diskusi terfokus.
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa non Pendidikan Bahasa
Arab di UIN Prof. K. H. Saifuddin Purwokerto mengalami dua pokok problematika dalam mempelajari bahasa
Arab. Yang pertama yakni problematika non linguistik yang meliputi: (1) motivasi dan minat belajar rendah; (2)
latar belakang pendidikan dan prioritas UIN Saizu sebagai kampus yang dituju; (3) kompetensi pengajar berupa
profesionalisme dia dalam mengajar serta metode dan media yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran,
serta lingkungan yakni lingkaran pertemanan mahasiswa. Dan yang kedua ialah problematika linguistik yang
meliputi: (1) problematika menulis yakni tidak mengetahui kaidah nahwu sharaf dan tidak dapat menulis dengan
indah, cepat, dan tepat; (2) problematika membaca yakni tidak mengetahui arti, informasi, dan gagasan utama pada
teks yang disajikan; (3) problematika berbicara yang meliputi sulitnya pelafalan kosa kata bahasa Arab, kurangnya
perbendaharaan kata, dan malu untuk memulai serta membiasakan komunikasi menggunakan bahasa Arab; (4)
problematika mendengarkan yaitu tidak memahami makna bahasa yang dituturkan, tidak terbiasa mendengar tuturan
bahasa Arab dan adanya perbedaan aksen dalam penuturan bahasa Arab oleh dosen lokal dan dosen asing.

Kata kunci: Problematika Pembelajaran Bahasa Arab, Problematika Kebahasaan, Problematika Non Kebahasaan

ABSTRACT
This research focuses on learning foreign languages in the form of Arabic. The purpose of this study is to analyze
and find out the problems faced by non-Arabic Language Education (non-PBA) students at Prof. K.H. Saifuddin
Zuhri Purwokerto State Islamic University (UIN SAIZU) in learning Arabic. The method used in this study is
qualitative-descriptive. The data collection techniques used are structured interviews using g-form links and
focused discussion groups. Itcan be concludedfrom the results of the research obtained that non-Arabic Language
Education students at UIN Prof. K. H. Saifuddin Purwokerto experience two main problems in learning Arabic. The
first is non-linguistic problems which include: (1) low motivation and interest in learning; (2) the educational
background and priorities of UIN Saizu as the intended campus; (3) Teacher competence in the form of
professionalism in teaching and the methods and media needed in carrying out learning, as well as the environment,
namely the circle of student friends. And the second is linguistic problems which include: (1) writing problems,
namely not knowing the rules of nahwu sharaf and not being able to write beautifully, quickly, and precisely; (2)
reading problems, namely not knowing the meaning, information, and main ideas in the text presented; (3) speech
problems which include difficulty pronouncing Arabic vocabulary, lack of vocabulary, and embarrassment to start
and familiarize communication using Arabic; (4) listening problems are not understanding the meaning of the
language spoken, not accustomed to hearing Arabic speech and there are differences in accents in Arabic speech by
local lecturers and foreign lecturers.
Keywords: Arabic Learning Problems, Language Problems, Non-Language Problems

LATAR BELAKANG

Syaiful Mustafa (2017) mengemukakan bahwa bahasa adalah sarana interaksi yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya baik yang dituturkan melalui lisan atau tulisan.
Oleh sebab itu, pembelajaran mengenai bahasa sangat diperlukan bagi setiap orang, baik bahasa
ibu, maupun bahasa asing. Tujuan dari adanya pembelajaran bahasa ibu ialah seseorang
diharapkan mampu menggunakan penuturan bahasa yang baik dan benar, menjaga kelestarian
bahasa, mengetahui pengguanaan tata bahasa yang sesuai kaidah norma yang berlaku di
masyarakat, serta untuk memudahkan ia dalam mengembangkan kemampuan belajarnya melalui
interaksi yang baik dengan lingkungannya. Sedangkan tujuan dalam pembelajaran bahasa asing
ialah untuk mempermudah komunikasi antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Dengan
mudahnya komunikasi atau interaksi yang dilakukan diharapkan bangsa-bangsa atau negara-
negara tersebut dapat menjalin kerja sama untuk bertukar informasi mengenai aspek pendidikan,
aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek politik, aspek sosial budaya, dan lain sebagainya yang
dapat dijadikan contoh atau acuan dalam mengembangkan bangsanya.
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran bahasa asing berupa bahasa Arab. Bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa yang dituturkan oleh banyak negara serta menjadi salah satu bahasa
internasional. Jumlah kosakata bahasa Arab mencapai 12.302.912 (Ainul Yaqin, 2022). Menurut
Wahyudin dan Ilyas (2022) pembelajaran bahasa Arab diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada pelajar beberapa keterampilan berbahasa (maharah lughawiyah) seperti:
keterampilan menulis (maharah al-kitabah), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah),
keterampilan berbicara (maharah al-kalam), dan keterampilan mendengar (maharah al-istima’).
Tentunya untuk memperoleh keterampilan-keterampilan tersebut pelajar harus membiasakan
praktik berbahasa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan gaya dan cara orang Arab
berbahasa. Selain itu kompetensi pendidik dan metode pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan materi pun menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran bahasa Arab.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri Purwokerto, peneliti sangat tertarik dengan problematika-problematika yang
terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab di kampus. Tentunya sebagai salah satu Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bahasa Arab merupakan salah satu mata kuliah yang
diwajibkan terhadap setiap mahasiswa UIN. Yang menjadi problem di sini ialah tidak semua
mahasiswa UIN merupakan lulusan Pondok Pesantren. Di mana mereka tidak memiliki basic
yang cukup dalam pelajaran bahasa Arab. Terlebih jika mereka bukan mahasiswa yang memilih
program studi Pendidikan Bahasa Arab. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menganalisis dan mengetahui problematika-problematika yang dihadapi mahasiswa non-
Pendidikan Bahasa Arab (non-PBA) di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto (UIN SAIZU) dalam mempelajari Bahasa Arab.
LANDASAN TEORI
Dalam setiap pembelajaran tentunya terdapat problematika-problematika yang menghambat
perkembangan hasil belajar mahasiswa. Problematika pembelajaran bahasa Arab secara umum
terbagi menjadi dua, yaitu problematika yang berkenaan dengan linguistik (kebahasaan) dan
problematika yang berkenaan dengan non linguistik (non kebahasaan). Menurut Wa Muna
(2011) problem linguistik yang dialami siswa Indonesia dalam mempelajari bahasa Arab
disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dengan bahasa ibu (bahasa Indonesia). Di
antaranya ialah:
a. Tulisan
Problematika terjadi karena adanya perbedaan dalam mengawali tulisan. Dalam bahasa
Arab tulisan dimulai dari sisi kanan ke kiri bukan dari sisi kiri ke kanan seperti dalam
menulis bahasa Ibu. Selain itu perbedaan bentuk huruf yang terletak di awal, tengah dan
akhir kata juga menjadi salah satu problemnya.
b. Sistem bunyi
Problem yang terjadi di sini diakibatkan adanya beberapa bunyi huruf yang jarang
dijumpai dalam bahasa Indonesia, di antaranya ialah: tsa’, ha’, kha’, dzal, shad, dlad,
tha’, zha’, ‘ain, dan ghain’.
c. Kosa Kata
Problem dalam kosakata terjadi pada proses turunan kata, di mana dalam bahasa
Indonesia kata turunan diawali kata dasar yang kemudian memperoleh imbuhan
sedangkan dalam bahasa Arab perlu adanya pemahaman mengenai tasrif.
d. Struktur Kalimat
Problem yang terjadi diakibatkan karena adanya ketentuan yang mengikat yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan sebuah kalimat dalam bahasa Arab. Ketentuan-ketentuan
tersebut didasarkan pada jenis kata tunggal, dua dan jamak, yang berakal dan tidak
berakal, nakirah makrifah, jumlah ismiyah atau fi’liyah, ketepatan i’rab dan lain
sebagainya.
Kemudian problematika berikutnya ialah problematika non linguistik. Problematika non
linguistik ialah problematika yang tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur kebahasaan. Menurut
Takdir (2020) yang meliputi problematika non kebahasaan ialah:
1. Motivasi dan Minat Belajar
Dalam KBBI motivasi ialah dorongan yang timbul dalam diri seseorang baik secara sadar
atau pun tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan maksud tertentu. Sedangkan
minat merupakan kecenderungan hati yang kuat terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi (dorongan) pendidik dan minat
(rasa ingin tahu) mahasiswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya
pendidik sebagai motivator harus mampu memberikan motivasi yang baik bagi
mahasiswa.
2. Sarana Belajar
Dengan adanya suasana kelas yang kondusif dan nyaman tentunya akan berdampak baik
pada proses pelaksannan dan hasil belajar mahasiswa. Namun jika suasana kelas tidak
kondusif dan nyaman akan memberikan dampak yang negatif pada proses pelaksanaan
dan hasil belajar mahasiswa.
3. Kompetensi Guru
Guru atau tenaga pendidik yang kurang berpengalaman, tidak kompeten dan belum
mampu mengoordinasikan pembelajaran bahasa Arab yang baik juga berakibat fatal pada
proses pembelajaran. Oleh karenanya pendidik yang kompeten dan profesional sangat
diperlukan dalam memberikan pengajaran bahasa Arab terhadap mahasiswa.
Selain itu ada juga problematika linguistik berupa latar belakang pendidikan mahasiswa, kondisi
psikologi mahasiswa, serta alokasi waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Menurut Ibnu, et all
dalam Moh. Ainin (2016) penelitian kualitatif ialah teknik pengumpulan data yang disajikan
dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa melibatkan teknik statistik. Sedangkan pendekatan
deskriptif ialah proses analisis data yang dibatasi pada pendeskripsian variabel. Metode ini
dipilih karena peneliti ingin mendeskripsikan problematika problematika yang terjadi dalam
bentuk verbal serta memberikan batasan yang tertuju hanya pada pendeskripsian variabel. Selain
itu, metode ini dinilai dapat memberikan informasi yang lebih mudah untuk dijabarkan dan
memberikan penjabaran yang lebih jelas.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara terstruktur menggunakan
link g-form dan grup diskusi terfokus. Teknik pengumpulan data ini dipilih karena dinilai dapat
memberikan keefektifan dan efisiensi waktu dalam mengumpulkan data penelitian. Hal ini
dikarenakan peneliti dan partisipan dapat berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa harus
bertatap muka.

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. Problematika yang Bersifat non Kebahasaan (non Linguistic Problem)
Problematika non linguistik merupakan problem yang diakibatkan oleh kondisi psikologi
siswa, kompetensi guru, dan keadaan lingkungan yang tidak mendukung dalam
mengembangkan pembelajaran Bahasa Arab. Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat
mahasiswa non PBA di UIN SAIZU mengalami beberapa problematika non lingusitik
sebagai berikut:
1. Motivasi dan minat belajar

Dari data yang diperoleh rendahnya motivasi dan minat belajar mahasiswa non
Pendidikan Bahasa Arab dalam memepelajari bahasa Arab. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya mahasiswa yang memberikan jawaban terpaksa mempelajari bahasa Arab
karena itu adalah salah satu mata kuliah wajib di Universitas. Bahkan, ada salah satu
mahasiswa yang menmberikan jawaban biasa saja.

2. Latar belakang pendidikan dan prioritas UIN SAIZU sebagai kampus yang dituju
Poin pembahasan ini ditambahkan karena memiliki dampak dan relevansi pada motivasi
dan minat belajar mahasiswa dalam mempelajari bahasa Arab. Hal terbukti meski
sebagian besar mahasiswa merupakan lulusan Madrasah Aliyah baik yang dinaungi
pondok pesentren ataupun tidak namun masuk UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
bukan pilihan prioritas dalam melanjutkan pendidikan. Sehingga sebagian besar dari
mereka merasa salah masuk kampus yang pada akhirnya berdampak pada tingkat semangat
mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran terlebih pada mata kuliah Bahasa Arab.
Berikut data yang diperoleh melalui g-form:
3. Kompetensi Pengajar
Kompetensi pengajar atau dosen sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan. Di sini problematika yang terjadi dibagi menjadi dua
pokok permasalahan, yaitu:
a) Profesionalisme
Profesionalisme pengajar dalam meilih strategi, metode dan media yang digunakan
dalam menyampaikan materi pembelajaran berperan penting dalam mensuksesan
pembelajaran. Pada bagian ini ada beberapa dosen yang pasif dalam memberikan
pembelajaran, bahkan ada juga salah satu mahasiswa yang menjawab bahwa dosen
hanya memberikan tugas lewat handphone tanpa menjelaskan materi terlebih dahulu.
b) Metode

Dari wawancara yang dilakukan dengan teman-teman mahasiswa non PBA mayoritas
dosen hanya menggunakan metode klasikal dalam memberikan pengajaran. Di mana
dosen membacakan materi yang ada kemudian mahasiswa diperintahkan untuk
mengulang apa yang telah dosen bacakan. Selain itu, dalam metode ini kurang
memberikan adanya peran aktif mahasiswa dalam melakukan pembelajaran sehingga
menyebabkan materi yang diajarkan tidak sepenuhnya dapat dipahami.

c) Media Pembelajaran

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar dosen dalam menyampaikan
materi pembelajaran hanya berpusat pada buku ajar yang dicetak dan dikeluarkan oleh
UPT Bahasa tanpa mau memberikan pengajaran lebih menggunakan media digital.
Penggunaan bahan ajar yang kurang menarik dapat memicu terjadinya penurunan
minat dan motivasi belajar mahasiswa dalam belajar. Selain itu, dosen juga belum
memanfaatkan fasilitas yang ada seperti proyektor yang dapat digunakan sebagai salah
satu media dalam menyampaikan pembelajaran.

4. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud dalam poin ini merupakan kelompok pertemanan mahasiswa
nonPBA. Meskipun sebagian besar mereka merupakan lulusan MA namun dalam
kemahiran tata bahasa dan berbicara menggunakan bahasa Arab kemampuan mereka
masih tergolong rendah sehingga tidak memungkinkan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran bahasa Arab yang aktif, efektif, dan kondusif.

B. Problematika yang Bersifat Kebahasaan (Linguistic Problem)


Problematika linguistik merupakan permasalahan yang disebabkan oleh kesulitan yang
dihadapi dalam mempelajari empat kemahiran berbahasa Arab, yakni: kemahiran menulis
(maharah al-kitabah), kemahiran membaca (maharah al-qira’ah), kemahiran berbicara
(maharah al-kalam), dan kemahiran mendengar (maharah al-istima’). Berikut perolehan data
mengenai problematika kebahasan yang dialami mahasiswa non-PBA di UIN Saizu:

1. Problematika Kemahiran Menulis (Musykilat Maharah Al-Kitabah)


Problematika kemahiran menulis yang dialami oleh mahasiswa non-PBA UIN Saizu
terbagi menjadi beberapa pokok permasalahan, diantaranya ialah:
a) Kurangnya pemahaman mengenai kaidah nahwu sharaf dalam kepenulisan teks
berbahasa Arab
Dalam menulis teks berbahasa Arab sebenarnya ada beberapa kaidah kepenulisan
yang perlu diperhatikan. Hal ini merupakan salah satu dari keunikan bahasa Arab,
sebagai contoh ketika menulis hamzah washal, hamzah qath’i, dan alif zaidah harus
benar-benar sesuai dengan kaidah kepenulisan untuk mencegah terjajidnya kesalahan
dalam menggabungkan kata ketika membaca. Selain itu, kurangnya pemahaman
mahasiswa terhadap kaidah nahwu sharaf yang menjadi landasan dalam berbahasa
Arab yang baik dan benar juga menjadi problem yang tak bisa dianggap remeh karena
ketika kalimat yang ditulis susunannya tidak tepat maka arti dan tujuan yang dihasilkan
akan berbeda.
b) Tidak dapat menulis dengan indah, cepat, dan tepat
Menulis bahasa Arab memang tidak dapat dikatakan mudah jika tidak terbiasa
dan dilatih terus menerus. Meski sebagian besar mahasiswa yang memberikan jawaban
merupakan lulusan Madrasah Aliyah namun tidak menutup kemungkinan akan
lambatnya dan tidaktepatnya mereka dalam menulis huruf hiajiyah dikarenakan adanya
dormansi dalam menulis teks berbahasa Arab.
Hal ini memang terkesan remeh namun pada dasarnya keindahan dan kecepatan
serta ketepatan dalam menulis huruf hijaiyah sangat penting. Dengan mahirnya
mahasiswa dalam menulis huruf hijaiyah yang indah, cepat, dan tepat akan
memudahkan ia dan lawan bicaranya dalam berkomunikasi melalui tulisan.
Ketidaktepatan kepenulisan bahasa Arab dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
dalam berkomunikasi. Berikut data yang diperoleh:

2. Problematika Kemahiran Membaca (Musykilat Maharah Al-Qira’ah)


Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar problematika kemahiran membaca
yang dialami oleh mahasiswa non-PBA UIN Saizu ialah tidak mengetahui arti, informasi,
dan gagasan utama dalam teks yang disajikan. Hal ini, merupakan problematika yang
umum terjadi dalam mempelajari kemahiran berbahasa Arab. Kurangnya perbendaharaan
kata yang dimiliki mahasiswa memberikan kesulitan pada mereka dalam menerjemahkan
teks yang disajikan. Ketika tidak dapat menrjemahkan teks yang disajikan dengan baik
dan benar maka mereka pun tidak akan dapat mengetahui informasi dan gagasan utama
yang sedang dibahas. Sehingga hal ini menimbulkan masalah dalam perkembangan
pembelajaran bahasa Arab bagi mereka.

3. Problematika Kemahiran Berbicara (Musykilat Maharah Al-Kalam)

Problematika kemahiran berbicara merupakan problematika yang paling fatal dalam


praktik pembelajaran bahasa Arab. Hal ini disebabkan tidak adanya perhatian khusus
dosen kepada mahasiswa untuk menguasai keahlian berbicara menggunakan bahasa
Arab. Berikut beberapa permasalahan dominan yang dihadapi mahasiswa dalam
kemahiran berbicara sesuai dengan data yang tersaji, yaitu:
a) Tidak terbiasa menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi
Lingkungan kampus yang membiasakan percakapan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa daerah tidak dapat memfasilitasi pembelajaran bahasa Arab
dalam kemahiran berbicara. Hal ini dikarenakan seseorang akan cepat menangkap dan
mempraktikkan apa yang ia pelajari dan kuasai ketika lingkiungannya mendukung
progres tersebut. Sebagai contoh mayoritas mahasiswa di UIN saizu merupakan
masyarakat asli Banyumas. Di mana bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari ialah bahasa ngapak (bahasa penginyongan) sehingga mahasiswa dari luar
Banyumas pun lama kelamaan akan dapat beradaptasi dan mahir dalam berbahasa
ngapak. Sedangkan dalam menekankan percakapan berbahasa Arab di lingkungan
kampus sangat minim. Selain itu, rasa malu dalam memulai komunikasi menggunakan
bahasa Arab juga menjadi faktor yang sangat krusial dalam melatih kemahiran
berbahasa Arab.
b) Sulitnya Pelafalan Kosakata Bahasa Arab
Problematika ini didasarkan pada perbedaan bunyi huruf dan aturan pelafalan
yang ada pada bahasa ibu dan bahasa Arab. Sebagai contoh dalam bahasa Arab ada
kaidah makharijul huruf yakni tempat keluarnya bunyi-bunyi huruf yang harus
dilafalkan, namun dalam bahasa ibu tidak ada.
c) Kurangnya perbendaharaan kata
Perbendaharaan kata merupakan faktor penting dalam melakukan suatu
percakapan. Dengan banyaknya perbendaharaan kata yang dimiliki maka semakin luas
tema percakapan bahasa Arab yang dapat dipahami. Sebaliknya semakin sedikit
perbendaharaan kata yang dimiliki maka semakin sempit tema percakapan yang dapat
dilakukan. Selain itu, dengan sedikitnya perbendaharaan kata yang dimiliki tentu akan
memberikan kesulitan ketika akan melakukan sutu percakapan, sehingga akan
memberikan kesan meraba-raba dalam melakukan percakapan. Permasalahan ini
diakibatkan oleh kurangnya motivasi diri dan penekanan dari pihak pengajar untuk
memperbanyak perbendaharaan kata bahasa Arab yang perlu dimiliki mahasiswa.

4. Problematika Kemahiran Mendengar (Musykilat Maharah Al-istima’)

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa dominansi problematika yang terjadi
pada kemahiran mendengar yang dialami mahasiswa non PBA di UIN SAIZU mayoritas
disebabkan karena ketidaktahuan mereka terhadap arti bahasa Arab yan dituturkan dan
tidak terbiasa mendengar tuturan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
sulitnya mahasiswa menganalisis kata yang diucapkan karena sulitnya membedakan
bunyi huruf hijaiyah yang sama makhraj maupun jenisnya. Kemudian cepatnya penutur
dalam menuturkan bahasa Arab juga menjadi salah satu problem yang ada. Padahal tidak
semua mahasiswa dapat memahami dan menangkap maksud tuturan dengan cepat dan
tepat. Hal ini dapat disaksikan dengan adanya perbedaan yang signifikan ketika dosen
lokal dan dosen asing dalam menuturkan bahasa Arab. Di mana dosen asing terkesan
lebih cepat dan berbeda dalam memberikan aksen berbicara dan pelafalan huruf yang
dituturkan.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa non
Pendidikan Bahasa Arab di UIN Prof. K. H. Saifuddin Purwokerto mengalami dua pokok
problematika dalam mempelajari bahasa Arab. Yang pertama yakni problematika non linguistik
yang meliputi: (1) motivasi dan minat belajar rendah; (2) latar belakang pendidikan dan prioritas
UIN Saizu sebagai kampus yang dituju; (3) kompetensi pengajar berupa profesionalisme dia
dalam mengajar serta metode dan media yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran,
serta lingkungan yakni lingkaran pertemanan mahasiswa. Dan yang kedua ialah problematika
linguistik yang meliputi: (1) problematika menulis yakni tidak mengetahui kaidah nahwu sharaf
dan tidak dapat menulis dengan indah, cepat, dan tepat; (2) problematika membaca yakni tidak
mengetahui arti, informasi, dan gagasan utama pada teks yang disajikan; (3) problematika
berbicara yang meliputi sulitnya pelafalan kosa kata bahasa Arab, kurangnya perbendaharaan
kata, dan malu untuk memulai serta membiasakan komunikasi menggunakan bahasa Arab; (4)
problematika mendengarkan yaitu tidak memahami makna bahasa yang dituturkan, tidak terbiasa
mendengar tuturan bahasa Arab dan adanya perbedaan aksen dalam penuturan bahasa Arab oleh
dosen lokal dan dosen asing.

DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-Maliki Press,
2017
Wa Muna. METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Yogyakarta: Teras, 2011.
Ainin, Mohammad. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang: Bintang Sejahtera, 2016.
Yakin, A. PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASAARAB DI INDONESIA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA ARAB.
Dirosat: Journal of Islamic Studies, 7.1 (2022): 57-67.
Wahyudin, W., & Thahir, I. Problematika Pembelajaran Mata Kuliah Berbahasa Arab Via
Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA-FAI)
UMI Makassar. Educationand Learning Journal, 3.2 (2022): 68-75.
Takdir, T. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan Dan
Bahasa Arab, 2.1 (2020): 40-58.
Ilmiani, A.M., Ahmadi, A., Rahman, N.F., &Rahmah, Y. Multimedia interaktif untuk
Mengatasi problematika pembelajaran Bahasa Arab. Al-Ta’rib Jurnal Ilmiah Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab, 8.1 (2020): 17-32.
Corinna, D. F., Rembulan, I., & Hendra, F. Problematika pembelajaran Bahasa Arab secara
daring studi kasus: mahasiswa program studi Bahasa dan Kebudayaan Arab Universitas Al-
Azhar Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab VI, 6 (2020): 569-578.
Setiyawan, A. Problematika Keragaman Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa dan
Kebijakan Program Pembelajaran Bahasa Arab. Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
dan Kebahasaaraban, 5.2 (2018): 195-213.
Tungkagi, F. M., Ali, I., & Kasan, Y. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada
Mahasiswa Lulusan Non-Madrasah di Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Sultan Amai
Gorontalo. Al-Fakkaar, 3. 1 (2022): 1-16.
Sumiarni, Nanin. "Pembelajaran Bahasa Arab bagi Mahasiswa Pemula di Pusat Bahasa dan
Budaya (PBB) IAIN Syekh Nurjati Cirebon (Problematika dan Solusinya)." Holistik 15.1
(2016).
Norhidayah, Norhidayah, Aulia Mustika Ilmiani, and Nor Anisa Siska. "The Problems of
Learning Arabic at Madrasah Ibtidayyah." Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa
Arab 5.1 (2023): 43-48.

Anda mungkin juga menyukai