Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS METODE DRIL AND PRACTICE

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MENGUASAI KOSA KATA BAHASA ARAB (STUDI
EXPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII MTS.
ZAINUL MUSTOFA SIAK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dan Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Menurut paham Behavioristik
pemerolehan bahasa atau penguasaan bahasa terjadi melalui dua cara yaitu secara
tidak sadar dan secara sadar. Penguasaan bahasa secara tidak sadar yaitu seperti
penguasaan bahasa pertama atau bahasa ibu yang terjadi pada masa kanak-kanak.
Sedangkan penguasaan bahasa secara sadar yaitu berupa belajar bahasa kedua atau
bahasa asing yang pada umumnya dilakukan oleh siapa saja, baik orang dewasa,
remaja maupun anak-anak.

Dengan bahasa, manusia juga bisa mengungkapkan semua perasaannya, baik


dalam bentuk ujaran maupun tulisan, meskipun tingkah laku, gerak gerik dan mimik
juga berperan. Menurut Kinneavy sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Chaer yaitu
fungsi ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan entertaimen.

Fungsi ekspresi adalah ungkapan rasa senang, benci, kagum, marah, jengkel,
sedih dan kecewa. Fungsi informasi adalah fungsi untuk menyampaikan pesan atau
amanat kepada orang lain. Fungsi eksplorasi adalah penggunaan bahasa untuk
menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan. Fungsi persuasi adalah penggunaan
bahasa yang bersifat mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu secara baik-baik. Fungsi entertaimen adalah penggunaan
bahasa dengan maksud menghibur, menyenangkan atau memuaskan perasaan batin.

Bahasa Arab merupakan bahasa umat Islam karena Al-Qur’an sebagai


pedoman hidup diturunkan dengan bahasa Arab. Tidak hanya itu dalam ritual
keagamaanpun bahasa Arab tetap digunakan oleh orang Islam seperti dalam shalat
dan berdoa. Sehingga sudah selayaknya kita sebagai umat Islam untuk mempelajari
bahasa Arab yang merupakan bahasa Agama kita.
Bagi bangsa Indonesia, bahasa Arab merupakan bahasa asing karena kita
semua tahu bahwa bahasa nasional bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Mempelajari bahasa Asing seperti bahasa Arab di sekolah atau madrasah, pesantren,
akademik atau perguruan tinggi merupakan kepandaian khusus. Proses mempelajari
bahasa Arab sebagai bahasa Asing bagi orang Indonesia merupakan usaha untuk
membentuk dan membina kebiasaan baru secara sadar. Sedangkan ketika
mempelajari bahasa ibu proses belajar itu berlangsung secara tidak disadari.

Kendala-kendala pengajaran bahasa Arab secara garis besar dapat dibagi


menjadi tiga faktor yaitu: faktor linguistik, faktor sosiokultural dan faktor
metodologis. Problem linguistik baik yang terkait dengan aspek gramatik, sintaksis,
semantik, etimologis, leksikal dan morfologis sering menimbulkan interperensi
(kerancuan) dalam berbahasa. Sedangkan problem sosiokultural dapat menimbulkan
beban psikologis pelajaran karena setiap bahasa lahir dan berkembang dalam
pranata sosial dan kultur yang berbeda.

Problem metodologis biasanya sangat terkait dengan banyaknya metode


pengajaran yang masing-masing cenderung mengetengahkan keunggulannya.
Secara berlebihan dan menafikkan metode yang lain dengan tanpa melihat secara
objektif realitas pelajar dan kondisi sosiokultural berlangsungnya proses belajar
mengajar bahasa tersebut.

` Adapun faktor lain adalah karena basic (dasar) dari siswa. Mayoritas siswa
yang belajar bahasa Arab terutama di MTs. Zainul Musthofa Siak memiliki dasar
yang minim tentang bahasa Arab. Akibatnya, ketika siswa dihadapkan dengan
materi bahasa Arab, siswa akan mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.

Dalam bahasa Asing yaitu bahasa Arab, kosa kata merupakan sesuatu yang
penting. Karena merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh
pembelajar bahasa Asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi
dengan bahasa tersebut.
Berdasarkan pada metode pengajaran bahasa Arab yang digunakan di MTs.
Zainul Musthofa Siak tidak dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar
bahasa Arab terutama dalam penguasaan kosa kata dan basic (dasar) dari mayoritas
siswa MTs Zainul Musthofa Siak, yang minim akan pengetahuan tentang bahasa
Arab terutama kosa kata menyebabkan penulis mencoba melakukan penelitian
tindakan dengan mengambil judul Penerapan Metode Drill dalam Peningkatan
Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII Mts. Zainul Musthofa
Siak. Dari sini diharapkan dengan diterapkannya metode Drill (latihan) akan dapat
meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab serta menumbuhkan keaktifan
siswa dalam belajar bahasa Arab sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak


dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana pelaksanaan metode drill dalam peningkatkan penguasaan kosa


kata bahasa Arab pada siswa kelas VIII A di MTs. Zainul Musthofa Siak?
2) Seberapa efektif metode drill dalam peningkatkan penguasaan kosa kata
bahasa Arab siswa kelas VIII A di MTs. Zainul Musthofa Siak?

C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui apakah metode drill and pracktic bisa meningkatkan
kemampuan kosa kata siswa atau tidak.
2) Untuk mengetahui cara kerja atau proses penggunaan metode drill and
prackticyang efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kosa kata
siswa
D. Kegunaan Penelitian

Metode penelitian ini (Drill and Pracktic)memiliki kegunaan agar :

1) Siwa dapat memiliki kemampuan motoric/gerak, seperti menghafalkan


kosa kata, menulis, percakapan, atau mempergunakan alat.
2) Siswa dapat mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan,
membagi, atau emnjumlahkan
3) Siswa dapat memiliki kemampuan menghubungkan antara satu dengan
yang lainnya.
E. Pengertian

Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui


tentang metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru
memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran
berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Oleh
karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata
lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan  siswa. Dalam interaksi ini
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana
guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang
mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian
bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan
oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

F. Metodologi Penelitian
a) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kegiatan pembelajaran serta mengetahui efektivitas dalam menguasai kosa
kata bahasa Arab.
Menurut T. Raka Joni dalam F.X Soedarsono penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta
memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut
dilakukan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada spiral PTK menurut
Hopkins (1993) yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning),
penerapan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observation), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

1. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini seorang guru mempersiapkan kegiatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Membuat instrumen penelitian


b) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran

2. Tindakan (action)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan
langkahlangkah yang telah dirancang. Melaksanakan tindakan di kelas dan
lingkungan dimana siswa melakukan kegiatan.

3. Pengamatan (Observing)
Melakukan rekaman kegiatan dengan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung mengunakan lembar observasi. Observasi ini
merekam semua kejadian dan fakta yang terjadi selama pembelajaran
kemudian dicatat dalam lembar observasi yang selanjutnya disusun ke dalam
lembar harian.

4. Refleksi (reflecting)
Melakukan peninjauan kembali kegiatan dengan memahami proses,
masalah atau kendala dalam kegiatan tindakan.

Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,


sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan proses serta hasil tindakan
tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat
perhatian, sehingga pada giliranya perlu perencanaan ulang, tindakan ulang,
serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahap kegiatan ini
terus berulang, sampai sesuatu permasalahan dianggap teratasi, untuk
kemudian dibiasakan diikuti kemunculan permasalahan lain yang juga harus
diperlakukan serupa.
DAFTAR PUSTAKA

Nazri Syakur, proses psikologi dalam pemerolahan dan belajar bahasa


(Seri psikologiustik), (Yogyakarta: UIN SUKA,2018), hlm,20.

Ahmad Abu, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Bandung CV.


Amrico,1986), hlm,

Abdul Mujib Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung,


Trigeda Karya, 1993), hlm, 226.

Soedarsono, F.X, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Departemen


Pendidikan Nasional, hlm, 2.

Roestiyah NK, Strategi Belajar, hlm. 125

Anda mungkin juga menyukai